Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2
Ali Usmar, “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan Belajar”, An-Nahdhah,
Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
3
Rizqon Halal Syah Aji, 2020, “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”, Sosial & Budaya Syar-i, Vol 7 No.5, 2020.
media yang digunakan agar tidak ada peserta didik yang tidak mampu
mengakses dan menggunakan media tersebut.
5. Minimnya kontrol dari orang tua karena kesibukan masing-masing. Dalam
pembelajaran Bahasa Arab terbilang cukup sulit bagi sebagian orang dan
pastinya hal ini membuat anak tidak bersemangat ketika belajar. Apalagi dalam
proses pembelajaran daring ini lebih banyak tugas yang diberikan kepada murid.
Jadi disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk membantu dan
membangkitkan semangat anak dalam belajar.
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi satuan
pendidikan untuk menentukan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
peserta didik. Dalam hal ini sekolah dapat memilih salah satu kurikulum dari tiga opsi
yang ditawarkan:
a. Tetap mengacu pada kurikulum nasional
b. Menggunakan kurikulum darurat, atau
c. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.4
Kurikulum sebagai jantung pendidikan harus berperan sebagaimana mestinya dan
juga dinamis dalam merespons adanya pandemi saat ini. Maka dari itu harus ada
formulasi penyesuaian atau rekayasa kurikulum.
1. Penyesuaian Kurikulum.
Dalam penyesuaian kurikulum diperlukan kerja sama secara menyeluruh dari
semua pihak untuk kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19:
a) Orang tua.
Peran orang tua disini sangat dibutuhkan untuk ikut mendampingi anaknya
dalam kegiatan proses belajar mengajar di rumah. Karena dengan adanya
pendampingan orang tua, hasil dari proses pembelajaran nanti akan berjalan
secara maksimal.5
b) Guru.
Peran guru kini sangatlah penting, mengingat proses pembelajaran sudah tidak
bisa tatap muka lagi. Guru harus benar-benar berupaya semaksimal mungkin
4
Pengelola web kemdikbud, “Kemdikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus” Agustus 07, 2020. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-
terbitkan-kurikulum-darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus
5
Nika Cahyati, Rita Kusumah, 2020, “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Pembelajaran di Rumah
Saat Pandemi Covid-19”, Golden Age, Vol. 04 No. 1, Juni 2020.
agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara online. Guru juga
di tuntut untuk kreatif dalam mengaplikasikan media. Waktu belajar di
sesuiaikan dengan proses pembelajaran saat offline. Materi yang disampaikan
pun tidak perlu yang berat-berat, yang penting siswa paham dulu materinya.
c) Sekolah
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran.
2) Memfasilitasi media.
3) Menyusun panduan pembelajaran.
d) Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama menyusun dan menerapkan kebijakan
yang berpihak pada anak.
e) Layanan kesehatan memantau dan mengevaluasi risiko di daerah demi
mengutamakan kesehatan anak.
f) Lembaga sosial dan masyarakat bersama-sama membantu mendukung kegiatan
anak.
2. Langkah-Langkah Rekayasa dalam Mengembangkan Kurikulum.
Menurut George A. Beuchamp, dalam proses pengembangan kurikulum meliputi
lima tahap yaitu:
a. Menentukan area atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum.
Penentuan tahap ini ditentukan pemegang wewenang yang dimiliki pengambil
kebijakan dibidang kurikulum.
b. Menetapkan personalia.
Tahap ini menentukan siapa saja orang yang akan terlibat dalam pengembangan
kurikulum. Ada empat kategori orang yang sebaiknya dilibatkan, yaitu: para ahli
pendidikan atau kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan ahli
bidang studi; para ahli pendididkan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
terpilih; para professional dalam bidang pendidikan; professional lain dan tokoh
masyarakat.
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan prosedur dalam merumuskan tujuan umum dan
tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, juga
dalam menentukan desain kurikulum secara keseluruhan.
d. Implementasi kurikulum.
Tahap ini yaitu pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan oleh tim
pengembang. Dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan kesiapan guru, siswa,
fasilitas, biaya, manajerial dan kepemimpinan sekolah.
e. Evaluasi kurikulum.
Hal-hal penting yang dievaluasi yaitu: pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru,
desain kurikulumnya, hasil belajar siswa, keseluruhan dari sistem kurikulum.6
C. Implementasi Hasil Rekayasa Kurikulum Bahasa Arab dalam Masa Pandemi.
Contoh hasil rekayasa kurikulum bahasa Arab selama masa pandemi adalah
sebagai berikut:
نزول القران,العيدان
6
Ali Usmar, “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan Belajar”, An-Nahdhah,
Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
kalimat bahasa Arab, tentang tema
Tahun Baru Islam.
5. Mengidentifikasi makna dari kata, frasa
dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan
dengan tema Tahun Baru Islam.
6. Mengidentifikasi Makna atau gagasan
dari kata, frasa dan kalimat bahasa Arab
yang berkaitan dengan tema Tahun baru
Islam.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan materi kepada Siswa tentang Materi Tahun Baru Islam
Melalui Wa.
2. Guru membagikan rekaman audio kepada Siswa tentang materi Tahun Baru Islam
melalui Wa.
3. Guru meminta siswa untuk membuat rekaman video yang merekam siswa
membaca bunyi, kata frasa dan kalimat bahasa Arab sesuai materi yang diajarkan.
Penilaian.
1. TERAMPIL
2. SIKAP
3. PENGETAHUAN
Mengetahui,
Kepala MTs Alkhairaat Pusat Palu Guru Mata Pelajaran
BAB III
7
Aminah Zen, “RPP Bahasa Arab MTs Kelas 9 Darurat COVID-19” Juni 25, 2020.
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-darurat-covid-19-6/
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Rekayasa kurikulum adalah semua proses dan kegiatan yang diperlukan untuk
memelihara dan menyempurnakan sitem kurikulum yang mencakup
kepemimpinan oleh orang-orang yang menduduki jabatan seperti pengawas
sekolah, kepala sekolah dan pengembang kurikulum atau yang dikenal sebagai
otorita yang berwenang mengambil keputusan dan menetapkan tindakan-tindakan
operasional.
Dalam teori Beucham terdapat 5 langkah dalam proses merekayasa kurikulum
bahasa Arab selama pandemi, yaitu: menentukan area atau wilayah yang akan
dicakup oleh kurikulum, menetapkan personalia, organisasi dan prosedur
pengembangan kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Dalam penyesuaian kurikulum yang ada semua pihak yang berhubungan
dengan peserta didik turut terlibat untuk ikut serta mewujudkan tujuan
pembelajaran yang ada, sekalipun dengan keadaan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Zen, Aminah. “RPP Bahasa Arab MTs Kelas 9 Darurat COVID-19” Juni 25, 2020.
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-darurat-
covid-19-6/
Usmar, Ali. “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan
Belajar”.An-Nahdhah. Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
https://kbbi.web.id/rekayasa
Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”. Sosial & Budaya Syar-i. Vol 7
No.5. 2020.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan-kurikulum-
darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus
Cahyati, Nika dan Rita Kusumah. 2020. “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan
Pembelajaran di Rumah Saat Pandemi Covid-19”. Golden Age. Vol. 04 No. 1. Juni
2020.