Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA KURIKULUM BAHASA ARAB DI MASA PANDEMI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab

Dosen Pengampu: Tri Pujiati, M.Pd.I

Disusun oleh:

1. Oktavian Ulil Albab (1810210118)


2. Nur ‘Aini (1810210133)
3. Uswatun Nadhifah (1810210135)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Kurikulum merupakan dasar pokok dilakukannya kegiatan belajar mengajar di
suatu instansi sekolah. Kurikulum yang ada dapat dikembangkan sewaktu-waktu baik
oleh guru ataupun tim pengembang. Hal tersebut dilakukan sebab adanya evaluasi
atas kurikulum yang telah diimplementasikan di sekolah.
Cara mengajar materi yang terdapat dalam kurikulum dapat disesuaikan oleh
guru masing-masing. Termasuk ketika masa pandemi seperti ini, kurikulum yang ada
dapat dilakukan penyesuaian atau rekayasa guna tetap melaksanakan kegiatan belajar
mengajar menyesuaikan media dan kondisi yang ada. Kurikulum tersebut dapat
direkayasa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran materi agar tetap
tercapai segala maksudnya meski tanpa tatap muka atau tidak seperti kondisi
biasanya.
Dalam proses penyesuaian kurikulum selama masa pandemi ini terdapat
beberapa langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Oleh karenanya, makalah ini
akan membahas mengenai rekayasa atau penyesuaian kurikulum Bahasa Arab selama
masa pandemi yang akan memuat beberapa langkah rekayasa dan hal-hal lain yang
berkaitan dengannya.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana rekayasa kurikulum Bahasa Arab selama masa pandemi?
2. Bagaimana langkah-langkah merekayasa kurikulum Bahasa Arab selama masa
pandemi?
3. Bagaimana implementasi dari hasil rekayasa kurikulum Bahasa Arab selama
masa pandemi?
C. Tujuan Rumusan.
1. Untuk mengetahui maksud dari rekayasa kurikulum Bahasa Arab selama masa
pandemi.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penyesuaian atau perekayasaan
kurikulum Bahasa Arab selama masa pandemi.
3. Untuk mengetahui contoh praktek atau implementasi dari adanya rekayasa
kurikulum Bahasa Arab selama masa pandemi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Kurikulum.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekayasa adalah rencana jahat atau
persekongkolan untuk merugikan pihak lain. Selain itu, rekayasa juga dapat diartikan
sebagai penerapan kaidah-kaidah ilmu dalam pelaksanaan (seperti perancangan,
pembuatan konstruksi, serta pengoperasian kerangka, peralatan, dan sistem yang
ekonomis dan efisien).1
Sedangkan yang dimaksud rekayasa kurikulum adalah semua proses dan kegiatan
yang diperlukan untuk memelihara dan menyempurnakan sitem kurikulum yang
mencakup kepemimpinan oleh orang-orang yang menduduki jabatan seperti pengawas
sekolah, kepala sekolah dan pengembang kurikulum atau yang dikenal sebagai otorita
yang berwenang mengambil keputusan dan menetapkan tindakan-tindakan
operasional.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan
kurikulum di sekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum
agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. Pengelola keurikulum di sekolah
terdiri atas para pengawas / penilik dan kepala sekolah, sedangkan pada tingkat pusat
adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit /
Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Dengan menerima pelimpahan wewenang
dari Menteri atau Dirjen, para pejabat pusat tersebut merancang, mengembangkan,
dan mengadakan penyempurnaan kurikulum. Juga mereka memberi tugas dan
tanggun jawab menyusun dan mengembangkan berbagai bentuk pedoman dan
petunjuk pelakasanaan kurikulum.
Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal,
yaitu:
1) Arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa kurikulum
2) Keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum
3) Tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum
4) Tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum
5) Tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum.2
B. Langkah-langkah Merekayasa Kurikulum Bahasa Arab Selama Masa Pandemi
1
https://kbbi.web.id/rekayasa
Di masa pandemi Covid-19 ini dunia pendidikan termasuk pendidikan bahasa
arab harus menghadapi tantangan dengan berbagai perubahan yang ada. Ketika
pembelajaran dialihkan dari tatap muka menjadi daring/online yang dilaksanakan di
rumah masing-masing ini masih memiliki banyak kendala. Adapun beberapa kendala
dalam pembelajaran bahasa arab selama masa pandemi Covid-19:
1. Keterbatasan penguasaan teknologi. Mahir dan mampu menguasai serta dapat
memanfaatkan teknologi informasi adalah faktor utama yang paling penting saat
ini untuk mendukung berjalannya pembelajaran dengan baik. Tetapi pada
kenyatanya hal tersebut sulit untuk diwujudkan. Dengan sistem pembelajaran
daring yang masih terkesan asing menjadi kesulitan sendiri bagi seorang
pendidik maupun peserta didik. Minimnya penguasaan teknologi menjadi
hambatan bagi pendidik untuk meberikan materi-materi pembelajaran kepada
peserta didik.3
2. Karena keterbatasan ekonomi, siwa kesuliatan membeli HP. Ada juga siswa
yang sudah memiliki HP, tetapi masih jadul (jaman dulu) alias tidak bisa
support dengan aplikasi yang berbasis jaringan, keterbatasan kuota iternet.
Akses jaringan internet yang sulit masih sering dirasakan oleh masyarakat
pedesaan atau desa pelosok. Karena koneksi internet yang kadang tidak stabil
yang menjadi faktor kurang efektifnya pembelajaran
3. Materi pembelajaran Bahasa Arab yang tidak sesuai sering kali menjadi salah
satu masalah yang dihadapi peserta didik. Ketidakrelevanan materi ajar dengan
kebutuhan peserta didik memicu kurangnya semangat dalam mempelajari materi
bahasa tersebut.
4. Media pembelajaran yang salah akan berdampak kepada penyampaian materi
yang diberikan, sebaliknya media pembelajaran online yang tepat akan
mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi ajar yang diberikan.
media daring yang digunakan pun berbagai macam bentuknya seperti Class
Room, What's App, Zoom dan media lainnya. Disamping itu, seorang pendidik
juga harus mampu menyesuaikan materi pembelajaran Bahasa Arab dengan

2
Ali Usmar, “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan Belajar”, An-Nahdhah,
Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
3
Rizqon Halal Syah Aji, 2020, “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”, Sosial & Budaya Syar-i, Vol 7 No.5, 2020.
media yang digunakan agar tidak ada peserta didik yang tidak mampu
mengakses dan menggunakan media tersebut.
5. Minimnya kontrol dari orang tua karena kesibukan masing-masing. Dalam
pembelajaran Bahasa Arab terbilang cukup sulit bagi sebagian orang dan
pastinya hal ini membuat anak tidak bersemangat ketika belajar. Apalagi dalam
proses pembelajaran daring ini lebih banyak tugas yang diberikan kepada murid.
Jadi disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk membantu dan
membangkitkan semangat anak dalam belajar.
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi satuan
pendidikan untuk menentukan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
peserta didik. Dalam hal ini sekolah dapat memilih salah satu kurikulum dari tiga opsi
yang ditawarkan:
a. Tetap mengacu pada kurikulum nasional
b. Menggunakan kurikulum darurat, atau
c. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.4
Kurikulum sebagai jantung pendidikan harus berperan sebagaimana mestinya dan
juga dinamis dalam merespons adanya pandemi saat ini. Maka dari itu harus ada
formulasi penyesuaian atau rekayasa kurikulum.
1. Penyesuaian Kurikulum.
Dalam penyesuaian kurikulum diperlukan kerja sama secara menyeluruh dari
semua pihak untuk kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19:
a) Orang tua.
Peran orang tua disini sangat dibutuhkan untuk ikut mendampingi anaknya
dalam kegiatan proses belajar mengajar di rumah. Karena dengan adanya
pendampingan orang tua, hasil dari proses pembelajaran nanti akan berjalan
secara maksimal.5
b) Guru.
Peran guru kini sangatlah penting, mengingat proses pembelajaran sudah tidak
bisa tatap muka lagi. Guru harus benar-benar berupaya semaksimal mungkin

4
Pengelola web kemdikbud, “Kemdikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus” Agustus 07, 2020. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-
terbitkan-kurikulum-darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus
5
Nika Cahyati, Rita Kusumah, 2020, “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Pembelajaran di Rumah
Saat Pandemi Covid-19”, Golden Age, Vol. 04 No. 1, Juni 2020.
agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara online. Guru juga
di tuntut untuk kreatif dalam mengaplikasikan media. Waktu belajar di
sesuiaikan dengan proses pembelajaran saat offline. Materi yang disampaikan
pun tidak perlu yang berat-berat, yang penting siswa paham dulu materinya.
c) Sekolah
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran.
2) Memfasilitasi media.
3) Menyusun panduan pembelajaran.
d) Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama menyusun dan menerapkan kebijakan
yang berpihak pada anak.
e) Layanan kesehatan memantau dan mengevaluasi risiko di daerah demi
mengutamakan kesehatan anak.
f) Lembaga sosial dan masyarakat bersama-sama membantu mendukung kegiatan
anak.
2. Langkah-Langkah Rekayasa dalam Mengembangkan Kurikulum.
Menurut George A. Beuchamp, dalam proses pengembangan kurikulum meliputi
lima tahap yaitu:
a. Menentukan area atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum.
Penentuan tahap ini ditentukan pemegang wewenang yang dimiliki pengambil
kebijakan dibidang kurikulum.
b. Menetapkan personalia.
Tahap ini menentukan siapa saja orang yang akan terlibat dalam pengembangan
kurikulum. Ada empat kategori orang yang sebaiknya dilibatkan, yaitu: para ahli
pendidikan atau kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan ahli
bidang studi; para ahli pendididkan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
terpilih; para professional dalam bidang pendidikan; professional lain dan tokoh
masyarakat.
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan prosedur dalam merumuskan tujuan umum dan
tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, juga
dalam menentukan desain kurikulum secara keseluruhan.

d. Implementasi kurikulum.
Tahap ini yaitu pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan oleh tim
pengembang. Dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan kesiapan guru, siswa,
fasilitas, biaya, manajerial dan kepemimpinan sekolah.
e. Evaluasi kurikulum.
Hal-hal penting yang dievaluasi yaitu: pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru,
desain kurikulumnya, hasil belajar siswa, keseluruhan dari sistem kurikulum.6
C. Implementasi Hasil Rekayasa Kurikulum Bahasa Arab dalam Masa Pandemi.
Contoh hasil rekayasa kurikulum bahasa Arab selama masa pandemi adalah
sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


DARURAT COVID 19
Sekolah: MTs Al-Khairaat Pusat Palu
Materi: ‫راس السنة الهجرية‬

Alokasi waktu: 3 x 45 menit


Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi bunyi, kata, frase, dan
kalimat bahasa Arab yang berkaitan
dengan , ‫ الحفل بمولد الرسول‬,‫راس السنة الهجرية‬

‫ نزول القران‬,‫العيدان‬

2. Memahami lafal, bunyi huruf, kata,


frasa,dan kalimat bahasa Arab yang
berkaitan dengan ‫ الحفل بمولد‬,‫راس السنة الهجرية‬

‫ نزول القران‬,‫ العيدان‬,‫الرسول‬

3. Menemukan makna atau gagasan dari kata,


frasa, dan kalimat bahasa Arab yang
berkaitan dengan ‫ الحفل بمولد‬,‫راس السنة الهجرية‬

‫ نزول القران‬,‫ العيدان‬,‫الرسول‬

4. Menjelaskan bunyi, kata, frasa dan

6
Ali Usmar, “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan Belajar”, An-Nahdhah,
Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
kalimat bahasa Arab, tentang tema
Tahun Baru Islam.
5. Mengidentifikasi makna dari kata, frasa
dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan
dengan tema Tahun Baru Islam.
6. Mengidentifikasi Makna atau gagasan
dari kata, frasa dan kalimat bahasa Arab
yang berkaitan dengan tema Tahun baru
Islam.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan materi kepada Siswa tentang Materi Tahun Baru Islam
Melalui Wa.
2. Guru membagikan rekaman audio kepada Siswa tentang materi Tahun Baru Islam
melalui Wa.
3. Guru meminta siswa untuk membuat rekaman video yang merekam siswa
membaca bunyi, kata frasa dan kalimat bahasa Arab sesuai materi yang diajarkan.
Penilaian.
1. TERAMPIL
2. SIKAP
3. PENGETAHUAN

Mengetahui,
Kepala MTs Alkhairaat Pusat Palu Guru Mata Pelajaran

Dra.Hj.Saihun Aldjufrie, M.Pd.I Aminah Zen, SHI7

BAB III

7
Aminah Zen, “RPP Bahasa Arab MTs Kelas 9 Darurat COVID-19” Juni 25, 2020.
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-darurat-covid-19-6/
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Rekayasa kurikulum adalah semua proses dan kegiatan yang diperlukan untuk
memelihara dan menyempurnakan sitem kurikulum yang mencakup
kepemimpinan oleh orang-orang yang menduduki jabatan seperti pengawas
sekolah, kepala sekolah dan pengembang kurikulum atau yang dikenal sebagai
otorita yang berwenang mengambil keputusan dan menetapkan tindakan-tindakan
operasional.
Dalam teori Beucham terdapat 5 langkah dalam proses merekayasa kurikulum
bahasa Arab selama pandemi, yaitu: menentukan area atau wilayah yang akan
dicakup oleh kurikulum, menetapkan personalia, organisasi dan prosedur
pengembangan kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Dalam penyesuaian kurikulum yang ada semua pihak yang berhubungan
dengan peserta didik turut terlibat untuk ikut serta mewujudkan tujuan
pembelajaran yang ada, sekalipun dengan keadaan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Zen, Aminah. “RPP Bahasa Arab MTs Kelas 9 Darurat COVID-19” Juni 25, 2020.
https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/rpp/rencana-pelaksanaan-pembelajaran-darurat-
covid-19-6/
Usmar, Ali. “Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan
Belajar”.An-Nahdhah. Vol. 11 No. 2 Juli – Desember 2017.
https://kbbi.web.id/rekayasa
Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:
Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”. Sosial & Budaya Syar-i. Vol 7
No.5. 2020.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan-kurikulum-
darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus
Cahyati, Nika dan Rita Kusumah. 2020. “Peran Orang Tua Dalam Menerapkan
Pembelajaran di Rumah Saat Pandemi Covid-19”. Golden Age. Vol. 04 No. 1. Juni
2020.

Anda mungkin juga menyukai