Anda di halaman 1dari 57

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Konsep Teori Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu Leadership yang

berasal dari kata lead yang berarti “Pergi”. Secara umum, pemimpin memiliki

gambaran kemana akan “pergi”, suatu arah dengan adanya seseorang yang

dipengaruhi untuk mengikuti. ( Arsad, 2018)

Menurut (Tappen,1995) dalam (Arsad,2018) menyatakan

kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain untuk bekerja sama

secara produktif dan dalam kondisi yang menyenangkan.

Menurut (Kuntoro,2010) dalam (Arsad,2018) menyatakan bahwa

kepemimpinan adalah suatu seni dan proses untuk memengaruhi dan

mengarahkan orang lain agar mereka termotivasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dalam situasi tertentu.

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling memengaruhi

antara pemimpin dan pengikutnya.

2. Kegiatan Kepemimpinan

Bronsten, hayman, dan naylor (1979) dalam Arsad (2018) menyatakan

bahkan kegiatan kepemimpinan paling sedikit mencakup empat hal yang

terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

motivasi dan pengendalian. Sementara itu, Gillies (1996) menyatakan bahwa

Page 1
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal antara lain

mengarahkan, memberi petunjuk, melakukan supervisi, mengawasi tindakan

bawahan, mengoordinasikan kegiatan yang sedang akan dilakukan, serta

mempersatukan individu dengan beragam karakteristiknya. Dari kegiatan-

kegiatan kepemimpinan tersebut kemudian dijabarkan melalui 4 fungsi

manajemen sebagai berikut :

a. Perencanaan, yaitu kepemimpinan diarahkan untuk pengenalan masalah

yang terjadi dilingkungan hingga pada penetapan tujuan perencanaan

masalah, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Pengorganisasian, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara

melibatkan semua sumber daya yang ada dalam satu sistem untuk

mencapai tujuan organisasi

c. Motivasi, merupakan kegiatan yang membutuhkan kemapuan seorang

pemimpin untuk memotivasi karyawannya secara benar dengan

menggunakan pengetahuan yang cukup tentang teori motivasi sebagai

dasarnya.

d. Pengendalian, sebagai komponen terakhir yang merupakan kegiatan

mengumpulkan umpan balik dan hasil-hasil secara periodik untuk

dilakukan perencaaan tidak lanjut.

Page 2
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
B. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan

1. Pengertian Manajemen Keperawatan

Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno “management”,

yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen merupakan suatu

pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan

yang diorganisasi. Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis

yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk menghasilkan suatu

keuntungan (Nursalam, 2012).

Menurut Gillies (1986) dalam Nursalam (2012), manajemen

didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui

orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja

melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan

secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,

mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang

tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan

seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.

Pengertian Manajemen Keperawatan menurut Harsey dan Blanchard

(1977) dalam Suyanto (2008: 2), pengertian manajemen adalah suatu proses

melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerja sama dengan

orang lain.

Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu

pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan

Page 3
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit

maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (Asmuji, 2012).

2. Tugas dan Tingkatan Manajemen Keperawatan

Tugas tingkat manajemen keperawatan adalah bagaimana peran

menejer keperawatan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, untuk

mengarahkan staf perawat dalam penerapan asuhan keperawatan yang

berkualitas pada model praktik keperawatan profesional. Tingkat manajemen

keperawatan yang dimaksud adalah manajer keperawatan pada tingkat

manajer unit yang terdiri Dari Kepala Ruangan (KARU), Perawat Primer

(PP), Dan Ketua TIM, sedangkan staf perawat adalah perawat pelaksana atau

perawat Asosiatif (PA). Manajer Keperawatn diharapkan dapat berkoordinasi

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara terintegrasi dan

komprehensif, sehingga pemunuhan kebutuhan dasar klien dapat tercapai

melalui penerapan asuhan keperawatan . sitorus dan panjaitan (2011) dalam

Arsad (2018) menyatakan bahwa tugas manajemer keperawatan adalah

melakukan koordinasi dan integrasi sumber-sumber yang tersedia melalui

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, sehingga lebih

efektif memberi asuhan keperawatan bagi klien dan keluarganya.

Agar tugas-tugas manajemen keperawatan dapat terlaksana dengan

baik, harus ada orang-orang tertentu yang menjalankan peran-peran tertentu

pula. Secara faktual dapat dijelaskan bahwa agar proses manajemen dapat

Page 4
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
terlakasana dengan baik, harus dilakukan tugas-tugas pada tingkat manajemen

secara keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa orang yang menjalankan tugas

dan kerja adalah sekelompok orang yang harus melakukan perilaku atau

tindakan tertentu, sehingga tugas-tugas itu dpat terwujud. Hal ini dimaknai

dalam manajemen keperawatan bahwa orang yang menjalaskan tugas dan

kerja adalah sekelompok perawat yang melakukan asuhan keperawatan secara

komprehensif, untuk mewujudkan tugas-tugas manajerial yang telah

ditetapkan.

Dengan demikian, sangat diperlukan suatu planning yang matang

tentang pelaksanaan tugas sehingga setiap kali hasil kerja individu atau

kelompok dari perangkat manajemen dapat terukur tingkat capaiannya. Hal

ini tentu berkaitan dengan pembagian peran masing-masing agar tugas yang

dibebankan pada mereka dapat terselesaikan dengan baik. Jika sebaliknya

maka hasilnya pun tidak jadi maksimal. Sebagai perumpamaan, jika suatu

manajemen keperawatan memiliki Planning yang salah atau lemah, individu-

individu sebagi perawat pelaksanaan pun akan tidak akan sempurna

menjalankan perannya. Dengan begitu, kesalahan dalam manjemen pasti

diikuti oleh kesalahan dalam tugas.

Peran-peran perilaku dalam tindakan keperawatan yang terus menerus

dan berkesinambungansetiap hari untuk pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Sebenarnya, bila dikaitkan dengan peran perawat, sudah sangat jelas perannya

sebagaimana perawat pendidik atau perawat peneliti, namun yang spesifik

dengan penerapan manajemen asuhan keperawatan. Dalam hal ini, peran yang

Page 5
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
dimaksud dapat berupa peran penugasan, peran pembuat keputusan, dan

peran perilaku sosial.

a. Peran Penugasan

Peran penugasan menggambarkan bagaiman kemampuan

manajerial keperawatan untuk melakukan pembagian tugas yang jelas dan

terarah kepada setiap individu atau perawat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan. Hal ini akan jelas terlihat paada penerapan Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP), baik keperawatan fungsional, model

tim atau model primer.

Sebagi contoh, pada model keperawatan tim dalam penerapan

asuhan keperawatan secara menyeluruh. Dalam hal ini, setiap anggota tim

pasti mendapatkan satu tugas tindakan keperawatan untuk pemenuhan

kebutuhan dasar klien yang dilakukan bersama-sama dalam satu waktu,

seperti oral hygiene, memandikan klien, menyisir rambut dan sebagainya.

b. Peran Pengambil Keputusan

Seorang manajemer keperawatan harus mampu mebuat keputusan-

keputusan yang baik dan benar. Untuk itu, diperlukan informasi-

informasiyang akurat dan adapat dipertanggungjawabkan, terutama

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan keselamatan klien (Patient

Safety). Informasi tersebut diperoleh melalui proses pengkajian, dalam

melakukannya diperlukan data-data yang dikumpulkan dan di analisi

dengan mengaitkan satu sama lain sebelum mengambil kesimpulan.

Page 6
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Dalam penerapan asuhan keperawatan, langkah-langkah proses

keperawatan sudah tentu menjadi acuannya, namun jika diaplikasikan

dalam penerapan manajemen keperawatan harus dipahami betul oleh

manaje keperawatan. Hal ini bertujun agar keputusan yang ditetapkan

menggunakan semua pihak atau aspek manajemennya.

c. Peran Perilaku Sosial

Peran perilaku sosial sungguh erat hubungannya dengan tugas dan

tanggung jawab perawat. Sebagai menjalankan tugas utamanya sebagai

pemberi asuhan keperawatan, profesi perawat juga dituntut agar peka

budaya dan peka sosial. Dalam hal ini, perawat sebagai tenaga kesehatan

terdepann yang paling sering berinteraksi dengan klien yang datang

dengan beragam latar belakang, watak, suku dan agama serta berbagai

kebutuhan. Disinlah peran perilaku sosial perawat dibutuhkan dengan tetap

mengedepankan etika profesi dan menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaannya.

Sebagai contoh, ketika menghadapi klien dengan masalah

psikologis dan kurang tidur akibat memikirkan biaya perawatan dan

pengobatan selama di rumah sakit, dibutuhkan pendekatan perawat secara

profesional melalui komunikasi terapeutik. Dengan demikian, masalah

klien ini akan teratasi dengan solusi terbaik, misalnya dengan

menggunakan jaminan kesehatan.

Page 7
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan

Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya

untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi

yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi

manajemen pertama sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu

perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther

Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen fayol menjadi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan

(directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan

pembiayaan (budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Akhirnya,

fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan,

pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut G.R.

Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan

menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing,

motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).

4. Lingkup Manajemen Keperawatan

Menurut (Kuntoro, 2010) dalam Arsad (2018) Pelayanan kesehatan

menjadi hak yang paling dasar bagi semua orang. Dalam hal ini, memberikan

pelayan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan sistem

secara menyeluruh. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian

besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang ada didalamnya. Manajer

Page 8
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
keperawatan yang efektif seyogiannya memahami hal ini dan menfasilitasi

pekerjaan atau kegiatan perawat pelaksana meliputi :

a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan.

b. Melaksanakan intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan

doagnosa.

c. Menerima akontabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh

perawat .

d. Menerima akuntabilitas hasil kegiatan keperawatan.

e. Mengendalikan lingkungan praktik keperawatan.

Seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut, senantiasa diinisiasi oleh para

manajer. Keperawatan melalui partisipasi dalam proses manaejemen

keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan

gambaran di atas, lingkup manajemen keperawatan diuraikan sebagai berikut.

a. Manajemer Operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang

keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu :

1) Manajaemen Puncak

2) Manajemen Menengah

3) Manajemen Bawah

Setiap orang yang memiliki kedudukan dalam manejemen, tidak

selalu berhasil dalam kegiatannya. Terdapat beberapa faktor yang perlu

dimiliki oleh orang-orang tersbut agar penatalaksanaannya berhasil, yaitu :

1) Kemampuan menerapkan pengetahuan

Page 9
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
2) Keterampilan kepemimpinan

3) Kemampuan mejalankan peran sebagi pemimpin

4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.

b. Manjemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan

menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep –

konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian atau evaluasi.

5. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan

untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000) menyatakan

bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:

a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan

b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif

c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan

d. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer

perawat

e. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan

sosial

f. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian

g. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat

sosial, disiplin, dan bidang studi

h. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari

Page 10
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi

i. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan

j. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin

k. Manajemen keperawatan memotivasi

l. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif

m. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.

6. Kerangka Konsep dan Tujuan Pealayan keperawatan

Kuntoro (2010) menyatakan bahawa kerangka konsep, keyakinan

dasar manajemen keperawatan, dan tujuan dapat menjadi landasan pelaksaan

kegaiatan keperawatan, pedoman untuk pengambilan keputusan, dan dasar

dalam evaluasi keberhasilan upaya yang telah ditetapkan.

a. Kerangka Konsep Manjemen Keperawatan

Kerangka dasar manajemen keperawatan adalah manajemen

partisipatif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri

atas manusia, perawat atau keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.

Manusia, dalam managemen partisipatif adalah individu,

keluarga/masyarakat yang diberikan pelayanan keperawatan melelui

pelaksanaan tugas keperawatan yang terorgaisasi, terarah, terkoordinasi

dan terintregasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.

Perawat/keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat

managerial puncak, menengah, maupun bawah dan para pelaksana

keperawatan yang berada dalam rentang komunikasi untuk bekerja sama

Page 11
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktik

keperawatan.

Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang

berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga

dan masyarakat melalui upaya mencegah, mempertahankan, meningkatkan

dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan

tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi

pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

b. Tujuan pelayanan keperawatan

Tujuan pelayanan keperawatan merupakan pernyataan konkret dan

spesifik tentang pelayanan keperawatan. Hal ini ditetapkan untuk

meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit, serta

meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.

C. Konsep Dasar Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Pengertian MPKP

Sedangkan MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-

nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur

pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut

diberikan. (Ratna Sitorus & Yulia (2006).

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem

(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat

Page 12
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan

tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna sitorus & Yulia, 2006).

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem

(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk

menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).

2. Manfaat MPKP

Model praktik keperawatan vokasional adalah metode penugasan

keperawatan fungsional. Namun, dalam perkembangan ilmu keperawatan,

moddel praktik keperawatan ini tidak sesuai lagi dan terus berubah sesuai

dengan tuntutan profesionalitas pelayanan keperawatan, salah satunya adalah

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

Menurut (Hoffart dan Woods, 1996) dalam Arsad (2018)

menyatakan bahwa penerapan MPKP dikembangkan berdasarkan kegiatab

keperawatan yang terdiri darilima pilae utama, yaitu management approach,

compensatory reward, profesional relationship, profesional value, dan

patient care delivey system. Pemanfaatan MPKP melalui pendekatan lima

pilar tersebut akan mampu mendukung pengaturan dan keteraturan pelayanan

keperawatan yang tepat, mencakup empat aspek. Pertama, bermanfaat bagi

orang yang mendalami ilmu keperawatan dengan bertambahnya pengetahuan,

pemahaman dan kesadaran atas realita pelayanan keperawatan. Kedua,

bermanfaat bagi ilmu keperawatan itu sendiri. Ketiga, bermanfaat bagi skala

Page 13
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
ruang yang lebih luas untuk masyarakat. Keempat, bermanfaat bagi skala

waktu yang lebih panjang.

Pada dasarnya MPKP bermanfaat untuk memperbaiki mutu

pelayanan keperawatan. Hal ini tidak terlepas dari nilai etika, estetika, dan

moral para praktisi keperawatan dalam memperkirakan kemungkinan-

kemungkinan yang dapat terjadi, serta hal-hal yang akan terjadi bila

pengaturan dan keteraturan pelayanan keperawatan tidak diperbaiki dan

dikembangkan. Adapun beberapa komponen penting yang perlu diperbaiki

dan dikembangkan untuk menunjang keteraturan pelayanan keperawatan

yang berkualitas antara lain :

a. Mutu asuhan keperawatan

b. Manajemen SDM keperawatan

c. Tersdia lingkungan mendidik tenaga keperawatan

d. Daya tarik untuk bekerja secara profesional

e. Pemanfaatan tenaga keperawatan

3. Peran dan Fungsi Perawat pada MPKP

Pada MPKP tugas dan tanggung jawab di dalam melaksanakan asuhan

keperawatan dibedakan atas tugas tugas dan tanggung jawab Kepala

Ruangan, Clinical Care Manager (CCM), PP dan PA. (Ratna Sitorus dan

Rumondang Panjaitan, 2011).

a. Kepala Ruangan
Pada ruang rawat dengan MPKP tingkat Iditingkatkan menjadi

MPKP tingkat II, kepala ruangan adalah perawat dengan kemampuan SKp/

Ners dengan pengalaman tingkat I adalah. Kepala ruangan bertugas sesuai


Page 14
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
jam kerja yaitu dinas pagi. Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat

adalah:

1. Tugas pokok

a. Membuat laporan jumlah kunjungan pasien.

b. Membuat laporan persediaan obat dan alat kesehatan

c. Mengamprah obat dan alat kesehatan untuk menunjang dalam

pelayanan keperawatan.

d. Mengamprah perbaikan atau penggantian peralatan medis dan

ruangan.

e. Memelihara dan mencatat alat-alat medis dan inventaris lainnya.

f.Membantu menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran

pelayanan perawatan.

g. Memberi peran serta dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya

dalam meningkatkan mutu pelayanan dan membantu dalam pelayanan

perawatan dalam keadaan khusus.

2. Fungsi

a. Harian

1) Melakukan asuhan keperawatan di IGD ‘

2) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan

IGD.

3) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat-alat/obat-

obat agar selalu dalam keadaan siap pakai.

4) Mendampingi dokter dalam pemeriksaan dan tindakan pasien.

Page 15
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
5) Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman

terlindungi selama pelayan berlangsung.

6) Memelihara dan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaoran.

b. Mingguan

1) Menyusun jadwal dinas

c. Bulanan

1) Pertemuan rutin dengan bidan perawatan, kepala pelayanan

keperawatan, kepala ruangan dan dokter kepala IGD

d. Tahunan

1) Merencanakan jumlah tenaga perawat dan tenaga lain sesuai

dengan kebutuhan.

3. Wewenang

a. Mengatur dan membina bawahan

b. Menetapkan standar asuhan keperawatan.

c. Menyusun usulan kebutuhan tenaga dan alat keperawatan.

d. Melakukan SOP keperawatan.

4. Tanggung jawab

a. Bertanggung jawab dan berwenang dalam memberikan pelayanan

keperawatan diruang gawat darurat.

b. Bertanggung jawab memegang teguh rahasia dari segala

keterangan yang diketahui dalam tugasnya sebagai pegawai RS.

c. Beranggung jawab atas menjaga kesehatan sendiri.

d. Bertanggung jawab atas kebutuhan kesiapan peralatan.

Page 16
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
e. Bertanggung jawab dalam kelancaran proses kerja.

f. Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan proses kerja.

b. Perawat Primer (PP)/PJ Shift Ruangan IGD

Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, PP pemula adalah

perawat dengan kemampuan SKp/Ners dengan pengalaman dan pada

MPKP tingkat I. PP dapat bertugas pada pagi, sore, atau malam hari,

namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau sore saja. Tugas dan

tanggung jawab PP adalah sebagai berikut:

1. Tugas Pokok

a. Melaksanakan asuhan keperatan di unit gawat darurat dan layanan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan gawat darurat.

2. Fungsi

a. Bersama kepala ruangan melakukan serah terima tugas pada setiap

pergantian dinas.

b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan di timnya.

c. Melaksanakan asuhan keperawatan.

d. Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut.

e. Membuat laporan.

f. Mengawasi kinerja perawat anggota pada timnya.

g. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan rapi.

h. Menciptakan kerjasama serta koordinasi yang harmonis antara

sesama perawat dan tim kesehatan lain.

i. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.

Page 17
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
j. Merencanakan/menyusun dan mengajukan kebutuhan logistik IGD

yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan IGD.

k. Mengawasi jalannya pelaksanaan K3 di unit gawat darurat

l. Merencanakan kebutuhan alat dan obat harian IGD.

m. Merencanakan kebutuhan alat dan obat untuk kegiatan keluar rumah

sakit P3K.

n. Menyimpan dan mengelompokkan alat dan obat sesuai jenis dan

klaisifikasi alat dan obat.

3. Wewenang

Berwewenang mengetahui sekelompok tenaga kesehatan

dalam memberikan asuhan keperawatan dan kepada pasien di unit

gawat darurat.

4. Tanggung jawab

Ketua tim perawat bertanggung jawab dan berwenang mengetaui

sekelompok tenaga keperawatan dalam memberi asuhan keperawatan dan

kepada pasien di unit gawat darurat, dan bertanggung jawab kepada kepala

ruangan.

c. Perawat Asosiet (PA)/Perawat Pelaksana

Kemampuan PA pada MPKP pemula atau MPKP tingkat I,

sebaiknya perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan. namun pada

beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan tambahan

pada beberapa MPKP Yang dikembangkan. Tugas dan tanggung jawab

PA/Perawat Pelaksana adalah sebagai berikut :

Page 18
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
1. Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan di unit gawat darurat.
2. Fungsi
a. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan unit darurat untuk kelancaran
pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
c. Melaksanakan perawatan pelayanan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
d. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang unti t gawat
darurat dan lingkungannya, peraturan tatatertib yang berlaku,
fasilitas yang ada dan cara pengguanaannya.
e. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarganya maupun sesama petugas
f. Mengakaji keadaan pasien (vital, kesadaran, keadaan mental,dan
keluhan utama)
g. Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan
mental,dan keluhan utama)
h. Melaksanakan anamnesa.
i. Menyusun rencana keperawatan sesuai batas kemampuannya.
j. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kebutuhan.
k. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
3. Wewanang
Melaksanakan asuhan keperawatan dan memberi informasi dan
meminta petunjuk dari kepala ruangan.

4. Tanggung jawab
Perawat pelaksana IGD dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada kepala ruangan IGD.
5. Pendekatan Pilar Manajemen Keperawatan

Page 19
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk

menyikapi posisis masing-masing sehingga diperlukan fungsi masing-masing

yang jelas mengenai manajemen.

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilakasanakan oleh pengelolah keperawatan untuk merencanakan,

mengoorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi sumber-sumber yang ada,

baik sumber daya maupun sumber dana, sehingga dapat memberikan

pelayanan keperawatan yang efektig baik kepada klien, keluarga maupun

masyarakat.

Manajemen keperawatan tersebut mnegacu pada pilar utama yaitu

pendekatan manajemen, Compensatory Reward, hubungan profesional dan

asuhan keperawatan (Basuki. D,2018).

a. Pilar I (Pendekatan Manajemen)

Pilar I merupakan pendekatan manajemen yang meliputi lima

fungsi yaitu fungsi perencanaan, fungsi Pengoorganisasian, Fungsi

Ketenagaan, Fungsi Pengarahan dan Fungsi Pengendalian.

1) Fungsi Perencanaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai fungsi

perencanaan meliputi perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan

pernecanaan di ruang rawat yakni rencana jangka harian,bulanan,dan

tahunan.

a) Filosofi

Page 20
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Menurut (Gillies, 1996) dalam Arsad (2018) Filosofi adalah

keyakinan yang dimiliki individu atau kelompok yanng

mengarahkan setiap pelaksanaan kegiatan individu atau kelompok

kepada pencapaian tujuan bersama.

Filosofi manajemen keperawatan merupakan keyakinan yang

dimiliki oleh kelompok keperawatan yang bertujuan untuk

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meliputi

pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi.

b) Visi

Menurut (Wijono, 1999) dalam Arsad (2018) menyatakan

bahwa visi adalah suatu hal yang terlihat dalam mimpi. Dalam hal

ini, visi memberikan informasi tentang bentuk dan gambaran suatu

hal pada masa yang akan datang, tentunya yang dapat bermanfaat

bagi organisasi dan orang yang bekerja di dalamnya.

Contoh Visi di Ruang IGD RSUD Polewali Mandar

“Menjadikan IGD pusat pelayanan Gawat Darurat terbaik”.

c) Misi

Menurut (Sitorus dan Panjaitan, 2011) dalam Arsad (2018)

menyatakan bahwa misi suatu organisasi menggambarkan manfaat

keberadaan organisasi tersebut. Dalam hal ini, misi bagi organisasi

merupakan suatu cara untuk mengarahkan individu dalam organisasi

untuk berperan secara produktif.

Page 21
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Contoh Misi di Ruang IGD RSUD Polewali Mandar

“Memberikan Pelayanan gawat darurat dengan cepat, tepat, dan

aman. Menyediakan sumber daya manusia yang profesional dan

berkualitas. Menggunakan Teknologi kesehatan yang modern”.

d) Perencanaan Di ruang Perawat

Perencanaan adalah fungsi dari manajemen. Perencanaan

adalah fungsi dari koordinasi dan Integrasi sumber daya keperawatan

dengan menerapkan proses keperawatan untuk mencapai asuhan

keperawatan dan tujuan layanan keperawatan.

Menurut (Sitorus dan Panjaitan, 2011) dalam Arsad (2018)

menyatakan bahwa perencanaan di ruang rawat dibagi menjadi 3

bagian yakni perencanaan jangka pendek (rencana harian),

perencanaan jangka menengah (rencana bulanan) dan perencanaan

jangka panjang (rencana tahunan).

(1) Rencanaan Jangka Pendek (Rencana Harian)

Rencana Jangka Pendek (Rencana Harian) adalah

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan

perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi

kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana

harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada

saat operan dan preconference.

RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN

Page 22
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Tanggal :
Nama Perawat :
Ruangan :
Jumlah pasien :
Jumlah perawat :

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM
dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang
memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan Supervisi Pada Ketua Tim/Perawat Pelaksana
Perawat 1 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai tingkat
ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan
Sumber : Arsad (2018)

RENCANA HARIAN PJ SHIFT

Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:

Page 23
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Nama pasien:
1. ________________ 4.
______________
2. ________________ 5.
______________
3. ________________ 6.
______________

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3…………………………..(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10.00 Memimpin pelaksanaan tidakan keperawatan kepada klien (misalnya
perawatan luka)
11.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)
12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan
Sumber : Arsad (2018)

RENCANA HARIAN PERAWAT PELAKSANA

Page 24
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:
Nama pasien:
1. ________________ 4.
______________
2. ________________ 5.
______________
3. ________________ 6.
______________

Waktu Kegiatan Ket


07.0 14.00 21.00 Operan
0 Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas
pagi)
08.0 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
0 Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
09.0 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
0 Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
10.0 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
0 Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
11.0 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
0 Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
12.0 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
0 Istirahat
13.0 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan
0 dokumentasi askep
14.0 21.00 07.00 Operan
0
Sumber : Arsad (2018)

(2) Rencana bulanan

Page 25
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat

oleh kepala ruangan dan ketua tim.

(a) Rencana bulanan kepala ruangan

Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan

evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan

berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan

membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan

kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan

karu adalah:

 Membuat jadwal dan memimpin case conference

 Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan

kelompok keluarga

 Membuat jadwal dinas

 Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat

 Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

 Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua

tim dan perawat pelaksana

 Melakukan audit dokumentasi

 Membuat laporan bulanan

(b) Rencana bulanan ketua Tim

Page 26
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi

tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya.

Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim

adalah:

 Mempresentasikan kasus dalam case conference

 Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

 Melakukan supervisi perawat pelaksana.

(c) Rencana Tahunan

Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan

evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan

sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan

rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan

mencakup:

 Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja

MPKP baik proses kegiatan (aktifitas yang sudah

dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta

evaluasi mutu pelayanan.

 Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota

masing-masing tim.

 Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang

masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan

mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP

bahkan meningkatkannya dimasa mendatang.

Page 27
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
 Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi

peningkatan jenjang karier perawat (pelaksana menjadi

katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk

melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan.

2) Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Beberapa hal

yang diperhatikan dalam fungsi pengorganisasian yaitu menyusun

stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk

mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan,

menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik

vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai

tujuan organisasi.

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP

menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi Keperawatan

Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat

pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.

Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:

a) Struktur Organisasi

Page 28
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen

dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur

organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan

bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda

diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga

menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem

penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh

Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua

Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat

Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

kepada sekelompok pasien.

KARU

ADMIN

PJ SHIFT I (PP) PJ SHIFT II (PP) PJ SHIFT III (PP)

PA PA PA

Klp. Klien Klp. Klien Klp. Klien

Gambar 2.1 contoh struktur organisasi MPKP

b) Tim tugas dalam pelayanan keperawatan

Page 29
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
(1) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan

tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang

terpilih melalui suatu uji.

(2) Kepala ruangan bekerja sama dengan masing-masing PJ Shift

mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)

(3) Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.

(4) Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana

karena kondisi tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan

Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami

kekurangan anggota.

(5) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam,

dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang

tidak bertugas. Oleh sebab, itu yang dipilih adalah perawat yang

paling kompeten dari perawat yang ada.

(6) Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Pj Shift, sedangkan

jika PJ Shift berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim

(perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota

tim.

(7) Pj Shift menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing

pasien.

(8) Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh

Perawat Pelaksana anggota Timnya.

Page 30
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
(9) Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua

Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas

maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling

kompeten yang ada di dalam Tim.

(10) Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.

(11) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada

pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

c) Jadwal Dinas Ruangan

Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas,

penanggung jawab dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan

Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui

dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan

jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari

terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang

selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai

anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas

dari dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.

3) Fungsi Pengarahan

Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dalam hal ini manajer

berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja

sama dan negosiasi. Pengarahn juuga berfungsi memantau dan

menyusaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien

dalam mencapai tujuan.

Page 31
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan

dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan

adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan

pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah

direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).

Dalam pengarahan meliputi format pendelegasian tugas dan

format supervisi.

a) Format Pendelegasian

Pendelegasian adalah suatu tindakan melakukan pekerjaan

melalui rang lain yang bertujuan agar aktifitas organisasi tetap

berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk

delegasi antara lain kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada

ketua tim atau penanggung jawab shift, sedangkan katim

mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana. Prinsip dalam

melakukan pendelgasian antara lain terancam dengan menggunakan

format pendelegasian tugas, kompeten serta uraian tugas harus jelas

dan rinci. Baik lisan maupun tulisan.

Dalam prosesnya, pejabat mengatur pendelegasian wajib

memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila terdapat

kesulitan. Setelah pendelegasian selesai dilakukan, lalu serah terima

tugas yang telah dilaksanakan beserta hasilnya. Berikut contoh surat

pendelegasian

Page 32
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini :


Nama :

Page 33
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan
:
Unit Kerja :
Menyerahkan Tugas sebagai PLT Kepala Ruangan ...............................mulai tanggal,
.................s/d ......... selama Kepala Ruangan cuti.
Demi Kelancaran Pelaksanaan Tugas Tersebut, Saya Mendelegasikan Pelaksanaan
Tugas Beserta Kewenangannya Kepada :
Kepada
Nama :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan
:
Unit Kerja :

Demikian Surat Pendelegasian tugas ini dibuat untuk menjadi pedoman Pelaksana
Tugas sebagai mestinya.

Polewali,

..........................,......................2020
Mengetahui,
Kasi.Keperawatan
Kepala Ruangan

(...........................................................) (..............................................................)
b) Supervisi

(1) Pengertian Supervisi

Page 34
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan

kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan

cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan

dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki

kemempuan yang mumpuni dalam bidang yang disupervisi.

Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya dilakukan oleh

atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana.

Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan

keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau

mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif

yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau

hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk

hal yang masih kurang agar meningkat. Dengan demikian

bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi

dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.

(2) Penerapan Supervisi di MPKP

Page 35
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal

untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan

standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi

dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam

manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar-

pilar professional yang diterapkan di MPKP. Untuk itu

pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :

 Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan

pengawasan terhadap Kepala Ruangan.

 Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan

terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.

 Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat

Pelaksana.

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan

uraian tugas dari masing-masing staf  perawat yang disupervisi.

Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan

manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua

Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di

timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan

perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan

asuahan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak

menjadi momok bagi staf maka disusun standar penampilan

Page 36
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami

oleh staf dan jadwal supervisi.

(3) Evaluasi Aktivitas Supervisi

Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan

Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan menggunakan

instrumen/kuisioner dengan cara self evaluasi

Alur Supervisi

Kepala Bidang Perawatan

Page 37
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Kepala Seksi Perawatan
Kepala Ruang Paviliun Shofa

Menciptakan Kegiatan dan Tujuan serta instrumen/alat ukur

PP 1 PP 2

Menilai Kinerja Perawat

PA PA

supervisi
PEMBINAAN (3 f) Kinerja Perawat dan Kualitas Pelayanan Meningkat
Penyampaian penilaian (fair)
Feed Back
Follow up, pemecahan masalah dan reward

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

RENCANA SUPERVISI KEPALA RUANGAN

Ruangan :

Page 38
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
N
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
NAMA
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Catatan tentang masalah yang akan di supervisi

Keterangan:
a. Disesuaikan dengan jadwal dinas staf
b. Supervisi dilakukan pada saat dinas pagi
Polewali, …………………,20…

Mengetahui, Kepala Ruanagan


Atasan Langsung

(………………………………..) (………………………………..)
INSTRUMEN EVALUASI SUPERVISI
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA LANGSUNG
Nama Perawat : …………………………………….
Ruangan : …………………………………….
Hari/tanggal : …………………………………….
Tidak
No Aspek Yang Dinilai Dilakukan
Dilakukan
A. Pengkajian
1 Membuat kontrak dengan klien
2 Melkukan pengkajian
3 Menetapkan masalah

Page 39
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
4 Merumuskan diagnosa keperawatan
5 Menentukan prioritas diagnose keperawatan
6 Mendokumentasikan hasil pengkajian
B.Perencanaan
7 Memberikan pendidikan kesehatan
8 Menciptakan lingkungan terapeutik
9 Melakukan tindakan mandari keperawatan sesuai dengan
standar
10 Melakukan tindakan kolaboratif
11 Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan
C. Tindakan/ Implementasi
12 Menjalin hubungan terapeutik (sikap dan tehnik terapeutik)
13 Metode pemberian tindakan keprawatan
14 Peran serta klien (terkait dengan rencana tindakan)
15 Mendokumentasikan tindakan keperawatan
D. Evaluasi
16 Menila kemampuan/respon klien yang dicapai
17 Memodifikasi rencana tindakan
18 Membuat kontrak yang akan dating
19 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
Total Score

Keterangan Aspek Positif :……………………………...


1 : Dilakukan Aspek Negatif :……………………………...
0 : Tidak Dilakukan Kesimpulan :……………………………...
Nilai Tanggapan yang disupervisi :……………………………...
A : Sangat Baik (16-19) Pengarahan langsung :……………………………...
B : Baik (11-15) Saran Tindak lanjut :……………………………...
C : Cukup (6-10) :……………………………...
D : Kurang (1-5) :……………………………...
Polewali,………………….,20

Atasan Supervisor, Supervie, Supervisor,

(………………………..) (………………………..) (………………………..)


INSTRUMEN SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA

Hari/Tanggal : Supervisor :
Yang di Supervisi : Ruangan :

Aspek Dilakukan
Parameter Bobot Ket.
Penilaian Ya Tidak

Page 40
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Persiapan A. Menyiapkan alat steril
1. Kapas steril 1
2. Bak injeksi 1
3. Spuit sesuai kebutuhan 1
B. Menyiapkan alat non steril
1. sarung tangan 1
2. alcohol 70% 1
3. Pengalas 1
4. Bengkok 1
5. alat tulis 1
6. buku injeksi 1
7. jam tangan dengan detikan 1
C. Menyiapkan bahan-bahan
1. Obat 3
D. Menyiapkna klien
1. memebri penjelasan kepada klien 2
tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. mengatur posisi yang nyaman 1
Pelaksanaan Pelaksanaan injeksi intravena
1. mencuci tangan kemudian 3
menggunakan sarung tangan
2. memasukkan obat kedalam spoit 3
3. pastikan infuse dalam keadaan 2
menetes lancar tidak ada tanda-tanda
plebitis kemudian klem
4. pengatur tetesan dimatikan
5. melakukan desinfektan dengan alcohol 3
70% pada daerah yang akan di injeksi
6. obat dimasukkan 3
7. lihat ekspresi wajah klien 2
8. Pengatur tetesan dibuka kembali, 2
kemudian tetesan diatur sesuai dengan
kebutuhan yang sudah ditentukan
9. klien dirapikan, alat-alat dibereskan 1
10. melepas sarung tangan dan cuci tangan 1
11. mencatat dan member tanda pada 2
format pemberian injeksi dan buku
injeksi
Sikap Sikap perawat pada waktu injeksi
Komunikasi 1
Kesja sama 1
Tanggung jawab 3
Kewaspadaan 3
Evaluasi Evaluasi :

Page 41
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Mengevaluasi lokasi penyuntikand dan 2
kelancaran tetesan
Mengevaluasi kenyamana posisi 1
Mengobservasi kemungkinan plebitis 1
Total nilai 40

Kriteria :
baik : Jika Nilai 35-40
cukup : Jika Nilai 30-35
kurang : Jika Nilai <30

Polewali,……………………..,20….
Kepala Ruangan/PP

(………………………………

…..)

FORMAT LAPORAN SUPERVISI

Aspek Penilaian Masalah Yang Ditemukan Rekomendasi/Saran

Page 42
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Polewali,……………………..,20….
Kepala Ruangan/PP

(………………………………

…..)

4) Fungsi Pengendalian

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau

pengontrolan. Fayol mendefinisikan kontrol sebagai ”Pemeriksaan

apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah

disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang

ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan

kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi”. Pengontrolan

Page 43
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
penting dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika

muncul isue dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.

Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau

standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar

memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian

difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada

output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan

dokter. Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, ALOS,

TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah keperawatan

diperlukan untuk rencana yang akan datang.

Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan

tentang semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan MPKP. Data

tentang indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim rumah sakit atau

ruangan membuat sendiri.

Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan

bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan

dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian

penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

pengendalian/pengontrolan meliputi :

a) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi

kerja

b) Melakukan pengukuran prestasi kerja

c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

Page 44
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
d) Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan

untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit

merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat tiga

kategori audit keperawatan yaitu :

a) Audit struktur

Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia;

lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi,

kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik; pelanggan.

b) Audit proses

Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan

keperawatan untuk menentukan apakah standar keperawatan

tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat retropektif, concurrent, atau

peer review. Retropektif adalah audit dengan menelaah dokumen

pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi

asuhan keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan

keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan balik

sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

c) Audit hasil

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa

kondisi pasien, kondisi SDM, dan indikator mutu.

(1) Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan,

yaitu:

Page 45
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
 Audit dokumentasi asuhan keperawatan

 Survey masalah baru

 Kepuasan pasien dan keluarga

(2) Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta

kepuasan, yaitu

 Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter

 Penilaian kinerja perawat

(3) Indikator mutu umum yaitu:

 Prosentasi pemakaian tempat tidur (BOR)

 Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)

 Tempat tidur tidak terisi (TOI)

 Angka infeksi nasokomial (NI)

 Angka dekubitus dan sebagainya.

b. Pilar II Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik

keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja

orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan

sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan

baru.

Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan

manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia

Page 46
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
(SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah

pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan

tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang

mempunyai kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya

pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional apabila

perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf

yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya

teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan

jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien sesuai yang diharapkan.

Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses

rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan

pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka

ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.

c. Pilar III: Hubungan Profesional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata

(tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan

keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara interal

artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan

misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan

dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah

hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

Page 47
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
d. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan

keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP

tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah

asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.

Dalam hal ini, minimal ruangan memiliki daftar 10 masalah

keperawatan yang muncul, serta dilengkapi dengan standar operasional

prosedur (SOP). Untuk mengidentifikasi 10 masalah keperawatan

tersebut , harus diawali dengan merilis kasus-kasus penyakit yang

tergolong 10 besar diagnosis penyakit pada tiap ruangan. Misalnya, 10

besar kasus penyakit di ruang rawat interna dalam satu tahun terakhir, jelas

berbeda dengan kasus yang ada di ruang perawatan bedah atau anak.

4. Proses Manajemen Keperawatan

Proses mananjemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem

terbuka. Dalam hal ini, tiap-tiap komponen saling berhubungan dan

berinteraksi, serta dipengaruhi oleh lingkungan. Pada umumnya suatu sistem

dicirikan oleh 5 elemen, yaitu masukan (input), proses, keluaran (output),

control dan mekanisme umpan balik.

a. Input. Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa

informasi, personel, peralatan dan fasilitas.

b. Proses. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat

pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang

mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,

Page 48
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan

pelayanan keperawatan.

c. Output. Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran

yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan

keperawatan dan pengembangan serta kegiatan penelitian untuk

menindaklanjuti hasil atau keluaran.

d. Control. Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan

melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan

kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.

e. Umpan balik. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk

menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme

umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit

keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.

Pendekatan manajemen keperawatan yang efektif

mengharuskan kemampuan manajerial memanfaatkan proses manajaemen

dalam mencapai suatu tujuan dengan melibatkan usaha orang lain atau staf.

Tujuan akhir dari proses manajemen keperawatan adalah bagaiaman

penerapan asuhan keperawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua

kelompok klien dengan tetap menegakkan asas kemanusiannya.

Adapun langkah-langkah proses manajemen keperawatan menurut

Gillies (1996) diuraiakan sebagai berikut :

a. Pengkajian

Page 49
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Pada tahap ini, seorang manajer dituntut tidak hanya

mengumpulkan informasi tentang keadaan klien, tetapi juga mengenai

institusi(rumah sakit), tenaga keperawatan, administrasi, dan hal lain yang

mendukung.manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan

proses manajemen dalam rangka pencapaian tujuan manajemen

keperawatan.

Dengan menggunakan data input, proses, output dari aspek

manajemen keperawatan yang akan dikaji pada tahap orientasi umum,

identifikasi masalah dapat dilakukan bersama staf rumah sakit. Teknik

identifikasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan Problem

Solving Cycle atau Fish Bone Analysis (Gillies,1996). Selanjutnya,

disebutkan bahwa dalam melakukan identifikasi masalah harus

mempertimbangkan waktu, keterbatasan sumber daya, dan kewenangan

atau kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan demikian,

masalah yang akan diatasi adalah masalah yang termasuk dua prioritas

utama. Prioritas masalah dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek

kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut terjadi (magnitude),

besarnya kerugian yang ditimbulkan (saferity), kemungkinan untuk

dipecahkan (Manageability), dan ketersediaan sumber daya (Affordability.

b. Planning (Perencanaan)

Perencanaan bertujuan untuk menyusun strategi dalam upaya

mencapai tujuan penerapan keperawatan yang telah ditetapkan. Sebuah

proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan

Page 50
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya.

Melalui perencanaan akan dapat ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan

tugas – tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk

melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang

dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.

c. Pelaksananaan

Manajemen keperawatan memerlukan orang lain dalam bekerja.

Dengan demikian, tahap pelaksanaan dalam proses manajemen

keperawatan adalah tahap bagaimana memimpin staf perawat untuk

melakasanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.

d. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses manajerial. Pada tahap

ini, evaluasi dilakukan pada seluruh kegiatan yang telah dilakasanakan.

Evaluasi bertujuan menilai seberapa jauh staf perawatan mampu

melaksanakan perannya sesuai yang telah ditetapkan. Selain itu, evaluasi

juuga dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat

dan mendukung dalam pelaksanaan.

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Pengumpula
Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan
n Data

Gambar. 2.2

Page 51
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Proses manajemen keperawatan mendukung proses keperawatan

D. Perencanaan Dan Pengembangan Tenaga Keperawatan

Upaya untuk pemenuhan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap

kualiatas pelayanan keperawatan harus didukung oleh tenaga perawat yang

profesional. Selain itu, perlu juga ada kesesuaian jumlah perawat dan jumlah

klien dengan tingkat ketergantungan yang berbeda saat dalam perawatan di

rumah sakit. Jumlah kebutuhan perawat di suatu ruangan rawat inap dapat

diperhitungkan dengan menggunakan berabagai metode, namun metode yang

akan dibahas yaitu metode Douglas.

1. Pedoman Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan kebutuhan

tenaga keperawatan diuraikan sebagai berikut :

a. Pengelompokan unit kerja

Pengelompokam unit kerja dirumah sakit sebagai berikut :

1). Rawat Inap dewasa

2). Rawat inap anak/perinatal

3). Rawat inap intensif

4) Gawat darurat (IGD)

5). Kamar bersalin

6). Kamar Operasi

7). Rawat jalan

Pengelompokan unit kerja di IGD terdiri dari :

1) Non Urgent (Zona Hijau)

Page 52
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
2) Urgent (Zona Kuning)

3) Emergency (Zona Merah)

4) Ruang Tindakan

5) Isolasi

b. Model pendekatan perhitungan tenaga keperawatan

Terdapat beberapa model pendekatan yang dapat digunakan untuk

menghitung kebutuhan tenaga keperawatan. Salah datu dari model tersebut

adalah dengan cara perhitungan berdasarkan klasifikasi klien, yaitu :

1) Tingkat ketergantungan klien berdasarkan jenis kasus

2) Rata-rata klien perhari

3) Jam perawatan yang diperlukan per hati per klien

4) Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari

5) Jam efektif setiap perawat adalah 7 jam per hari.

2. Perhitungan tenaga perawat menurut metode Douglas

Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung

berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shiftnya.

Penerapan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap

keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam, dengan kriteria:

1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2) Makan, minum dilakukan sendiri

3) Ambulasi dengan pengawasan

Page 53
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift

5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil

6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

b. Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, dengan

kriteria:

1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

4) Folley catheter, intake output dicatat

5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan

prosedur.

c. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24 jam

dengan kriteria:

1) Segalanya diberikan/dibantu

2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena

4) Pemakaian suction

5) Gelisah/disorientasi

Nilai standar jumlah perawat per shift menurut douglas berdasarkan

klasifikasi klien sebagaimana pada tabel berikut.

Page 54
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Tabel 2.1
Niali standar jumlah perawat per shift Menurut Dougla s

Waktu Kebutuhan perawat


Pagi Sore Malam
klasifikasi
Minimal 0.17 0.14 0.17
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
Sumber : Nursalam, 2011.

3. Indikator Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Depkes RI menyatakan bahwa berbagai indikator pelayanan kesehatan

rumah sakit dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, kualitas

dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Pada umumnya, indikator-indikator

tersebut bersumber dari sensus harian rawat inap yang meliputi tingkat

pemanfaatan saranan pelayanan (BOR), Mutu Pelayanan (GDR,NDR), dan

tingkat efisiensi pelayanan (ALOS, TOI, BTO).

1. Tingkat pemanfaatan sarana pelayanan (BOR)

Tingkat pemanfaatan sarana pelayanan dapat diiukur dengan

menggunakan angka penggunanaan tempat tidur atau Bad Occupancy

Ratio (BOR). Menurut (Keliat Dan Akemat, 2010) dalam Arsad (2018)

menyatakan bahwa BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur

dalam satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

tingkat pemanfaatan temapt tidur rumah sakit. Standar internasional BOR

yang dianggap baik adalah 80-90%, sedangkan standar nasional yang

dianggap baik adalah 70-80%. Rumus perhitungan BOR menurut keliat

dan akemat, 2010) dalam Arsad (2018) sebagai berikut :

Page 55
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
Jumlah hari perawatan rumah sakit
BOR =

x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari persatuan waktu
2. Tingkat Efisiensi Pelayanan (ALOS, TOI, dan BTO)

Tingkat efisiensi pelayanan dapat diukur dengan menggunakan

Average Length Of Stay (ALOS), Turn Over Interval (TOI), dan Bed

Turn Over (BTO), Berikut penjelasannya :

a. Average Length Of Stay (ALOS)

Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat

seorang klien. Selain menggambarkan tingkat efisensial, indikator ini

juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan

pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan

leih lanjut. Secara umum, nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari.

Jumlah Lama Di Rawat


ALOS =
x 100%
Jumlah
Klien Keluar (Hidup+Mati)

b. Turn Over Interval (TOI)

Menurut (Keliat Dan Akemat, 2010) dalam Arsad (2018)

menyatakan bahwa Turn Over Interval (TOI) atau tenggang

perputaran adalah rata-rata hari ketika teampat tidur tidak ditempati

dari saat diisi hingga saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan

Page 56
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020
gambaran tingkat efisisensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat

tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus perhitungan

TOI Menurut (Keliat Dan Akemat, 2010) dalam Arsad (2018) sebagai

berikut :

(Jumlah Tempat Tidur x Hari) – Hari Perawatan


TOI =
x 100%
Jumlah Klien Keluar (Hidup+Mati)

c. Bed Turn Over (BTO)

Bed Turn Over (BTO) atau angka perputaran tempat tidur

adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, yakni

berapa kali tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu.

Idealnya, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali dalam satu tahun.

Rumus perhitungan BTO dalam Depkes RI (2015) Sebagai berikut :

Jumlah Klien Keluar (Hidup+Mati)


BTO =
x 100%
Jumlah Tempat Tidur

Page 57
STIKes Bina Generasi Polewali Mandar
Program studi profesi ners
Tahun 2020/2020

Anda mungkin juga menyukai