c. Diagnosis dini serta pengobatan segera atau adekuat (early diagnosis and prompt
treatment).
Usaha ini dilakukan dengan semakin rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, sehingga sering kesulitan untuk
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat. Bahkan ada
beberapa masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini
yang menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Bentuk usaha tersebut dapat dilakukan dengan:
penanganan kasus secara dini ( early case finding)
pemeriksaan umum lengkap (general chek up)
pemeriksaan masal (mass screening)
survei terhadap kontak, sekolah dan rumah ( contact survei, school survei,
housebold survei)
penanganan kasus (case holding) dan pengobatan adekuat ( adecuate
treatment)
d. Pembatasan kecelakaan (disability limitation).
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit
sering membuat masyarakat tidak melanjutkan pengobatan secara tuntas. Mereka
tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang menyeluruh terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan tuntas dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan
kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini. Bentuk pendidikan kesehatan antara
lain:
penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan
pencegahan komplikasi
perbaikan fasilitas kesehatan
penurunan beban sosial penderita dan lainnya
e. Rehabilitasi (rehabilitation).
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang orang menjadi cacata. Untuk
memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan tertentu. Oleh karena itu,
kurangnya pengertian dan kesadaran membuat masyarakat tidak mau atau segan
melakukan latiahan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat karena suatu
penyakit kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Masyarakat sering tidak mau
menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu,
pendidikan kesehatan diperlukan tidak hanya untuk orang yang cacat tapi juga
untuk masyarakat. (Mubarak, 2009, hal. 360-361)
4. Metode cetak
Penyajian materi disampaikan secara tulisan. (Marliana, 2019, pp. 27-29)
Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Atmojo, 2012, hal. 292-293):
Booklet
Merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai media penyalur, alat bantu,
sarana dan sumberdaya pendukung penyampaian pesan harus menyesuaikan
dengan isi materi yang akan disampaikan. Menurut Kemm dan Close dalam
(Aini, 2010, hal. 49-54)booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Dapat dipelajari setiap saat, karena informasi berbentuk buku.
Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster.
Menurut Ewles dalam (Aini, 2010, hal. 49-54)media booklet memiliki keunggulan
sebagai berikut:
Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri.
Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.
Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.
Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah untuk
disesuaikan.
Mengurangi kebutuhan mencatat.
Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.
Awet
Daya tampung lebih luas
Dapat diarahkan pada segmen tertentu.
Manfaat booklet sebagai media pendidikan kesehatan adalah :
Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
Membantu di dalam mengatasi banyak hambatan.
Mempermudah sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
Merangsang sasaran pendidikan untuk dapat meneruskan pesan yang
diterima kepada orang lain.
Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.
Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.
Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, mendalami dan akhirnya
mendapatkan pengertian yang lebih baik dari sebelumnya.
Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. (Aini, 2010, pp. 49-
54)
b. Media Elektronik
Video dan film strip
Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah dapat memberikan realita
yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat
memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang
jumlahnya relatif penting dan bisa diulang kembali, mudah digunakan dan tidak
memerlukan ruangan yang gelap. Dan kelemahan media ini yaitu memerlukan
sambungan listrik, peralatannya beresiko untuk rusak, perlu adanya kesesuaian
antara kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar
mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan
banyak biaya.
Slide
Keunggulan media ini yaitu dapat memberikan berbagai realita walaupun
terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan pembuatannya
relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan. Media
ini memiliki kekurangan yaitu memerlukan sambungan listrik, peralatannya
mudah rusak dan memerlukan sedikit ruangan gelap.
Media Papan
Papan/ bill board yang dipasang di tempat umum dapat dipakai dan diisi
dengan pesan atau informasi tentang kesehatan. Media papan di sini juga
mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran yang ditempel pada
kendaraan umum (bus/taksi). (Atmojo, 2012, pp. 292-293)
G. Langkah-Langkah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sembilan Langkah dalam Perencanaan Penyuluhan Pomosi Kesehatan:
1. Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah.
Tindakan yang dilakukan pertama kali oleh penyuluh adalah melakukan pengumpulan
data tentang berbagai hal yang diperlukan, baik untuk kepentingan perencanaan
maupun data awal sebagai pembanding penilaian.
a. Mengenal masalah
Untuk dapat mengenal masalah, kegiatan yang dilakukan diantaranya :
Mengenal program yang akan ditunjang dengan penyuluhan
Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut.
Misalnya pada pengenalan dini gejala penyakit DHF seperti demam,
kepala pusing, sendi, terasa ngilu dan lemas, masalah yang akan
ditanggulangi sepertKebutuhan gizi pada program penanggulangan
kekurangan vitamin A, masalah yang ditangani adalah xeftalmia yang
mengakibatkan kebutaan jika tidak di tangani.
Dasar-dasar pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan
masalah yang akan dipecahkan. Pendapat pimpinan dan para ahli
terhadap masalah tersebut, apakah masalah tersebut merupakan
prioritas masalah sehingga perlu untuk segera ditanggulangi, bagaimana
pandangan masyarakat terhadap masalah, apakah masyarakat
menganggap masalah tersebut sebagai masalah utama dan apakah
masalah tersebut dapat dipecahkan atau di atasi, serta apakah dengan
penyuluhan masalah sudah bisa diatasi.
Pelajari masalah tersebut serta kenali dari segi perilakunya. Pelajarilah
pengertian, sikap, dan tindakan apa dari individu, kelompok atau
masyarakat yang menyebabkan masalah tersebut.
b. Mengenal Masyarakat
Program penyuluhan ini adalah untuk masyarakat, maka pada tahap
perencanaan penyuluhan yang harus sudah terkaji pada masyarakat adalah
sebagai berikut :
Jumlah penduduk, berapa jumlah penduduknya, bagaimana dengan
kelompok-kelompok khusus yang berisiko seperti ibu hamil, ibu
menyusui, balita, lansia, dan lainnya.
Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, bagaimana dengan
tingkat pendidikan masyarakat (apakah masih ada yang tak bisa baca
tulis), norma masyarakat setempat, adakah pantangan sehubungan
dengan perilaku yang diharapkan, pola kepemimpinan yang diterapkan
adakah kelompok-kelompok yang berpengaruh, hubungan pemuka satu
dengan lainnya ( siapa yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
dimasyarakat termasuk dikeluarga), pola partisipasi masyarakat setempat
dan organisasi sosial yang ada, serta tingkat ekonomi masyarakat
setempat ( apa mata pencaharian mereka).
Pola komunikasi di masyarakat, bagaimana informasi disebarluaskan
dimasyarakat, siapa sebagai sumber informasi, dimana pusat-pusat
penyebaran informasi ( warung, arisan, jamaah-jamaah yasinan, tahlil,
atau yang lainnya) serta saluran komunikasi yang ada di masyarakat
( radio, surat kabar, pengeras suara, dan lainnya).
Sumber Daya yang Ada :
Sarana apa saja yang dimiliki masyarakat, secara individu maupun
masyarakat secara keseluruhan yang bisa digunakan oleh mereka
untuk perubahan perilaku yang diharapkan.
Sarana apa saja yang ada, baik pada insitusi pemerintah maupun
non pemerintah yang bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk
mengubah perilaku. Informasi tentang DHF bisa ke unit P2M di
puskesmas dan informasi tentang adanya klinik gizi.
Sarana apa saja yang ada, dari institusi pemerintah maupun
swasta dan juga masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan, seperti pengeras
suara, ruang pertemuan balai RW/ kelurahan, sekolah/ madrasah,
masjid, dan tempat lainnya.
Sumber daya tenaga yang tersedia, melibatkan tenagakesehatan
yang biasa digunakan, tugas pokok masing- masing tenaga, latihan
yang pernah diperoleh dibidang penyuluhan kesehatan,
bimbingan yang diterima dibidang penyuluhan oleh masing-
masing petugas, hambatan dalam melibatkan petugas kesehatan
dalam melakukan program penyuluhan, apakah ada petugas lain
yang dapat membantu, serta apakah tenaga yang ada di
masyarakat yang bisa membantu.
Pengalaman masyarakat pada program-program sebelumnya,
sikap mereka terhadap pelayanan yang diberikan, terhadap para
petugas, dan lainnya. Sikap ini mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap penyuluhan yang akan direncanakan,
apakah dari progran tersebut ada yang memberikan pengalaman
yang kurang menyenangkan.
Pengalaman masyarakat di masa lalu sehubungan dengan
program penanggulangan penyakit DHF atau penanganan gizi
buruk yang pernah dilaksanakan didaerah tersebut. Apakah
berkesan atau malah mengecewakan masyarakat.
c. Mengenal Wilayah
Program bisa dilaksanakan dengan baik jika yang melaksanakan program
tersebut menegtahui benar situasi lapangan. Berikut ini dua hal pengkajian yang
perlu dilakukan dalam mengenal wilayah :
Lokasinya, apakah terpencil ( tidak berbatasan dengan desa lain ), apakah
daerahnya datar/pegunungan, apakah ada jalur transpor umum, dan
lainnya.
Sifatnya, kapan waktu musim hujan, kemarau panjang, daerah kering
atau gersang dan cukup sumber air, apakah sering banjir, pasang surut,
apakah daerah perbatasan, dan lainnya
2. Menentukan prioritas
Prioritas dalam melakukan penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah sesuai
program yang ditunjang, hindari penyuluhan menentukan prioritas sendiri sebab dapat
menyebabkan program belanja sendiri-sendiri. Misalnya pada program penanggulangan
penyakit DHF, maka penyuluhan harus mengambil masalah resiko syok yang berakibat
pada ancaman kematian pada pasien sebagai masalah prioritas dan mengembangkan
segi penyuluhannya.jika nanti dalam upaya menanggulanggi resiko syok dengan
memanfaatkan penekanan gejala dini dari penyakit DHF seperti : demam, kepala pusing,
sendi terasa ngilu, dan lemas merupakan intervensi yang di priotaskan, maka
penyuluhan harus di tunjang dengan intervensi yang di prioritaskan. Penentuan prioritas
bisa berdasarkan berbagai pertimbangan :
Berdasarkan akibat yang di timbulkan oleh masalah tersebut., sehingga perlu di
prioritaskan upaya penanggulanya
Perkembangn politis, yaitu menyangkut nama baik negara.
Berdasarkan sumber daya yang ada
H. Komponen SAP
No Komponen Penjelajasan
Kelas/laboratorium/tempat lain
5. Tempat