Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : ERNAWATI
Prodi/Kelas : PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS/2C
A. ISTIDROJ ............................................................................................1
B. HUKUMAN YANG DISEGERAKAN ..............................................6
C. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW ...................................8
D. NAHI MUNKAR .................................................................................11
E. FITNAH AKHIR ZAMAN .................................................................22
Daftar pustaka ..................................................................................................32
i
A. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
االستدراج هو كمون المحنة في عين المنة وهو مأخوذ من درج الصبي أى أخذ فى المشى شيئا ً بعد شىء
Pengertian Istidraj
Istidraj adalah bagian yang digunakan agar seseorang memiliki derajat lebih
tinggi jika mampu melewatinya. Tentu saja, bukan di mata manusia, tetapi lebih
ke arah bagaimana derajat seseorang tinggi di mata Allah. Hal itu dilakukan
dengan memberi nikmat yang banyak.
Jika lupa, maka neraka menjadi balasan. Jika ingat, tentu nikmat tersebut
menjadi penambah seseorang untuk lebih dekat kepada Allah.
Penjelasan ini ada pada lanjutan teks definisi istidraj di bagian atas artikel ini.
Daroja memiliki makna tangga untuk naik ke atas. Akhirnya, istidraj menjadi
tangga itu untuk bisa lebih mendekat kepada Allah. Atau malah sebaliknya,
istidraj menjadi tipudaya yang menjadikan seseorang tersesat jalan.
ومنه الدرج الذي يرتقي عليه إلى العلو كذلك المستدرج هو الذي تؤخذ منه النعمة شيئا ً بعد شيء وهو ال
يشعر
Terkait hal ini, ada satu ayat yang menjelaskan tentang tipu daya Allah terhadap
orang-orang yang mendustakan ayat Allah. Tipu daya itu disebutkan dengan
kata istidraj di dalam Quran.
[182/]األعراف
Ini tentu menarik. Istilah istidraj menjadi semacam hal yang membuat seseorang
harus bertanya kembali kepada dirinya. Jika nikmat yang diberikan Allah
banyak, sedang di sisi lain nikmat tersebut membuat seseorang cenderung
bermaksiat, maka inilah istidraj.
Sebaliknya, jika seseorang cenderung lebih mendekat kepada Allah, maka itu
pula yang disebut dengan istidraj yang akan menjadikan derajat seseorang lebih
tinggi. Ibaratnya, setiap kenikmatan yang diberikan kepada seseorang adalah
pisau yang bisa digunakan untuk kebaikan, dan bisa juga digunakan untuk
menjauhkan diri dari Allah.
[103/]النساء
Tentu saja, bukan orang lain yang bisa menyebut yang demikian sebagai istidraj
atau bukan. Sebab, yang lebih tahu hal itu adalah diri orang yang mendapat
nikmat dan meninggalkan kewajiban shalat.
Tapi begitu, tetap saja banyak orang cenderung merasa hal itu memberatkan.
Akhirnya, puasa tidak dilakukan. Bahkan, jika pun ada sesuatu yang
menghalangi seseorang melakukan puasa pada Bulan Ramadlan, dia tidak
menqadla’ puasanya di lain waktu.
2
Sedang begitu, bukan Allah menegur dengan memberi orang tersebut masalah
hidup. Allah juga tidak mengangkat nikmat-nikmat yang sudah diberikan kepada
orang tersebut. Dan di sinilah sebenarnya Allah menguji orang tersebut.
Anggapan demikian ini lah yang justru menggiring seseorang pada rasa
meremehkan maksiat yang sudah dilakukan. Dari meremehkan inilah, dosa kecil
menumpuk hingga akhirnya menggunung.
Ini adalah bagian dari istidraj. Ini merupakan bagian dari tipudaya syaitan.
Seseorang ditipu dengan menyebut dosa yang dilakukan hanya dosa kecil
sehingga tidak perlu sesal jika dilakukan. Atau tipu dayanya adalah, menyebut
rahmat Allah begitu besar sehingga bebas bermaksiat kapan saja tanpa rasa
sesal. Padahal tidak sepatutnya karena rahmat Allah amat luas, seorang hamba
bebas bermaksiat, bukan?.
Dalam ruangan yang sama, yang tertutup atau tidak memungkinkan orang lain
melihat aurat, membuka aurat dihukumi makruh jika tanpa ada hajat tertentu.
Dengan demikian, hukum apa yang dikenakan jika aurat dibuka di tempat umum
atau tempat yang memungkinkan orang lain untuk melihatnya.
3
Ciri Istidraj
Istidraj adalah hal yang sebenarnya harus diteliti sendiri oleh seseorang. Sebab,
yang paling bisa merasakan hal itu adalah diri si orang yang mendapat nikmat
tersebut. Dengan demikian, orang lain tidak bisa seenaknya menunjuk bahwa
yang terjadi pada seseorang adalah istidraj.
Berikut ini adalah beberapa patokan ciri yang mungkin bisa membantu untuk
mengenali istidraj. Tapi begitu, sekali lagi, ciri ini bukan untuk menunjuk hal
yang terjadi pada orang lain, sebaliknya hanya untuk introspeksi diri.
Sehingga apa-apa yang didapat dalam hidup haruslah dilarikan pada ibadah. Jika
hal yang terjadi adalah sebaliknya, tentu inilah yang dimaksud dengan istidraj.
178. Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang
waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya
tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka
semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.
4
ۡ َاب ُك ِّل َش ۡى ٍء ؕ َح ٰتّٓى اِ َذا فَرح ُۡوا بِ َم ۤا اُ ۡوتُ ۤۡوا ا
َخَذ ٰنهُمۡ بَ ۡغتَةً فَا ِ َذا هُمۡ ُّم ۡبلِس ُۡون َ فَلَ َّما نَس ُۡوا َما ُذ ِّكر ُۡوا بِ ٖه فَت َۡحنَا َعلَ ۡي ِهمۡ اَ ۡب َو
ِ
Falammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli shai'in
hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhaznaahum baghtatan fa izaa hum
mmublisuun
Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga
ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.
5
B. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
Dalil hadits qudsi Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT pernah berfirman yang
artinya: “Jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku turunkan ujian
(kesulitan dan kesempitan) kepadanya. Hal itu agar ia memohon kepadaKu (agar
ujian dapat diangkat darinya melalui doa-doa yang dipanjatkan).”
Terjemahan dan penjelasanHal yang harus diingat, setiap ujian atau cobaan yang
diberikan Allah kepada hambaNya selalu diselipkan solusi. Solusi tersebut
umumnya disesuaikan dengan kadar tingkatan manusia itu sendiri, Hal ini
ditegaskan Allah dalam surat Al-Baqarah 286: “Allah tidak membebani
seseorang, kecuali sesuai dengan kesanggupannya.”
Tahukah Anda bahwa selain dibalas di akhirat, ada beberapa dosa yang
balasannya disegerakan oleh Allah di dunia. Dosa apa saja?
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia secara sadar dan tidak sadar
sering melakukan kesalahan yang mengakibatkan dosa kita semakin bertumpuk
setiap harinya.
Dosa-dosa tersebut nantinya tentu harus kita pertanggungjawabkan di akhirat
nanti.Namun tahukah Anda bahwa selain dibalas di akhirat, ada beberapa dosa
yang balasannya disegerakan oleh Allah di dunia. Dosa apa saja? Berikut
ulasannya.
1.Mengurangi Takaran Timbangan
6
Meskipun berdagang ialah salah satu pekerjaan yang dianjurkan dalam Islam
dan Rasul sendiri adalah seorang pedagang, namun bukan berarti kita bisa
berdagang secara bebas tanpa aturan. Bahkan mempraktikkan ketidakjujuran.
Seperti contohnya mengurangi takaran timbangan. Pada saat ini banyak yang
beralih menjadi pedagang dan pengusaha karena tergiur dengan keuntungan
yang berlipat ganda sehingga banyak yang rela melakukan perbuatan kotor
seperti ini.
Padahal kesalahan mengurangi takaran timbangan ini akan membuat Allah
menyegerakan balasannya di akhir zaman nanti. Sementara di dunia para
pengurang takaran timbangan ini akan mengalami paceklik yang panjang,
kesempitan hidup dan kezaliman yang dilakukan para penguasa.
Rasulullah SAW bersabda: " Barangsiapa menjadikan akhir zaman sebagai
orientasi hidupnya maka Allah akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Allah
himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak
menginginkannya, Dan sebaliknya barang siapa menjadikan dunia sebagai cita-
citanya, Allah jadikan ke kamu kefakiran ada di depan matanya, Allah cerai
beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah
Allah takdirkan untuknya. (HR. Tirmizdi)
b.Berbuat Zina
Dream - Berzina juga termasuk dalam perbuatan yang dibenci oleh Allah. Allah
segerakan balasannya di dunia. Perbuatan ini termasuk ke dalam golongan dosa
besar.
Dalam hukum islam seseorang yang melakukan zina akan dihukum cambuk dan
diasingkan ketempat yang jauh dari pemukiman. dan balasan didunia bagi orang
yang berzina akan tertular penyakit berbahaya. inilah hukum Allah yang
diberlakukan bagi orang yang berbuat zina.
َب اِ ْذ ن َٰادى َرب ٗ َّٓه اَنِّ ْي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َواَ ْنتَ اَرْ َح ُم الرَّا ِح ِم ْين
َ ْۚ َواَيُّو
7
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, '(Ya
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang
Maha Penyayang dari semua yang penyayang.'
أَلَ ْم، ُ فَنَادَاهُ َربُّهُ يَا أَيُّوب، فَ َج َع َل أَيُّوبُ يَحْ تَثِى فِى ثَوْ بِ ِه، ب
ٍ َبَ ْينَا أَيُّوبُ يَ ْغت َِس ُل عُرْ يَانًا فَ َخ َّر َعلَ ْي ِه َج َرا ٌد ِم ْن َذه
َ ِك َع َّما تَ َرى قَا َل بَلَى َو ِع َّزتِكَ َولَ ِك ْن الَ ِغنَى بِى ع َْن بَ َر َكت
ك َ ُأَ ُك ْن أَ ْغنَ ْيت
"Di saat (Nabi) Ayub mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba jatuhlah seekor
belalang dari emas. Lalu (Nabi) Ayub 'alaihis salam mengantonginya di bajunya,
maka Allah berfirman, 'Bukankah aku telah mencukupimu dari apa yang engkau
lihat?' Ayub 'alaihis salam menjawab, 'Betul, wahai Rabbku. Akan tetapi aku
tidak akan merasa cukup dari berkah-Mu.'
1.Agama hindu
termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya namun
dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:
pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-
2000 SM)
kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM)
Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)
Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang
Islam.
8
Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di
India yang juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu
bukunya berjudul "Kalky Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung)
yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan
kalangan intelektual Hindu.
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para
penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani
risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya
Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok
pembaharu spiritual.
Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar
kaum Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah
menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan
mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di
dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu
(Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama persis dengan ciri-ciri yang
dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah.
Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari
kitab Veda (Weda), kitab suci agama Hindu.
Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa
Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh
dunia. Itu hanya terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan
Hindu, 'Kalki autar' akan lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah
Arab yang dikenal sebagai 'jazeeratul Arab'.
Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu
Bhagat" dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu'
berarti Allah (swt) dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak,
dalam bahasa Arab berarti "Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam
bahasa Arab berarti Abdullah (hamba Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam
bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan tentram yang dalam bahasa Arab
berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui bahwa ayah Nabi Muhammad
bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum
yang dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi
Muhammad (saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.
Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh
Bhagwan melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi
Muhammad Saw dalam gua Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan
mengajarkannya tentang wahyu Islam pertama kali.
9
dunia dan tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj
Nabi Muhammad Saw.
Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh
Bhagwan. Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat
oleh Allah (SWT) melalui malaikat-Nya dalam perang Badar.
2. Kitab Yahudi
Kaum Yahudi di juga telah mengetahui akan adanya kedatangan Nabi
Muhammad. Dari Ubay bin Ka'ab, dia berkata, "Pada saat Tubba' tiba di
Madinah, dia singgah di Qanah dan mengirim surat kepada para pendeta
Yahudi dan berkata, "Aku akan menghancurkan negeri ini sehingga tak
seorang Yahudi pun yang tersisa, sehingga bangsa Arab akan kembali pada
agama aslinya."
Samuk Al-Yahudi berkata dan dia adalah yang paling alim di antara mereka
"Wahai Raja, negeri ini akan didatangi seorang yang berhijrah yaitu seorang
nabi dari keturunan Ismail.
10
berkata, "Aku tidak punya jalan pada negeri ini dan kedua tanganku tidak dapat
menghancurkannya."
Dia pun pergi menuju ke Yaman. Abdullah bin Salam berkata, "Tubba'belum
meninggal sehingga ia membenarkan Nabi Muhammad terhaddap apa yang
diberitakan oleh orang Yahudi Yastrib tadi, Tubba' meninggal dalam keadaan
Islam."n Ratna Ajeng Tejomukti
3. Kristen
Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai
pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidzi, Kitab-
ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin
Malik).
Banyak alasan yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir
dan tidak ada lagi nabi sesudahnya. Tanda-tanda kenabian dan kerasulan
Muhammad SAW juga diungkapkan Waraqah bin Naufal, saudara sepupu
Khadijah RA, Waraqah adalah pemeluk beragama Nasrani.
Tapi, pengakuan Waraqah tentang kenabian Nabi SAW perlu dilihat dengan
kritis. Setelah berbicara tentang sosok Jibril yang datang kepada Nabi SAW di
Gua Hira’, Waraqah menyatakan: ''Jika itu benar wahai Khadijah, berarti
Muhammad adalah 'Nabi umatini'. Dan aku sudah tahu bahwa dia adalah
seorang nabi yang ditunggu-tunggu (nabiyyun yuntazhar) oleh umat ini. Ini
adalah masanya.'' (Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, 1988, 1: 228).
Bahkan, dia menambahkan, ''Seandainya aku ketika itu saat Nabi SAW
dimusuhi oleh kaumnya dan dikeluarkan dari Makkah dalam keadaan kuat (sehat
dan kokoh) dan masih hidup, niscaya aku akan menolongmu sekuat tenagaku.''
(Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, 1998, 3: 6).
Kenabian Rasulullah SAW tercatat di dalam kitab-kitab lain selain al-quran.
Seperti di dalam kitab Injil Yahya disebutkan ayat yang mengarah pada akan
kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi,
"Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab
namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan
mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu." "Maka
sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi
kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).
11
menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semampunya, sedangkan
hasilnya Allahlah yang menentukannya. Sehingga ketika ia telah melaksanakan
kewajiban, maka di akhirat ia tidak akan dituntut lagi.
Dalam kisah ‘Ashhabussabt’ yaitu orang-orang dari bani Israel yang melanggar
perintah Allah untuk beribadah di hari Sabtu dan meninggalkan kegiatan
duniawi, orang-orang shaleh diantara mereka menasehati mereka walaupun
mereka tahu bahwa bani israel sangat sulit dianasehati, namun mereka ingin
melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah ta’ala :
َت أُ َّمةٌ ِم ْنهُ ْم لِ َم تَ ِعظُونَ قَوْ ًما هَّللا ُ ُم ْهلِ ُكهُ ْم أَوْ ُم َع ِّذبُهُ ْم َع َذابًا َش ِديدًا قَالُوا َم ْع ِذ َرةً إِلَى َربِّ ُك ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَّقُون
ْ ََوإِ ْذ قَال
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab
mereka dengan azab yang Amat keras?” mereka menjawab: “Agar Kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya
mereka bertakwa.” (QS. Al-A’raf : 164)
Amar ma’ruf nahi munkar adalah bentuk syukur seorang hamba kepada Allah
subhanahu wata’ala atas segala nikmatnya khususnya nikmat sehat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
،ٌص َدقَة
َ َو ُكلُّ تَ ْهلِ ْيلَ ٍة،ٌص َدقَة
َ َو ُكلُّ تَحْ ِم ْي َد ٍة،ٌص َدقَة
َ فَ ُكلُّ تَ ْسبِي َْح ٍة:ٌص َدقَة َ يُصْ بِ ُح َعلَى ُك ِّل ُسالَ َمى ِم ْن أَ َح ِد ُك ْم
َ َونَ ْه ٌي َع ِن ْال ُم ْن َك ِر،ٌص َدقَة
ٌص َدقَة َ ف ِ ْ َوأَ ْم ٌر بِاْل َم ْعرُو،ٌص َدقَة
َ َو ُكلُّ تَ ْكبِي َْر ٍة
12
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS.
Ibrahim: 7)
Diantara sebab turunnya rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah amar ma’ruf
nahi munkar. Karena dengannyalah masyarakat menjadi terkontrol,
dengannyalah mereka terdorong melakukan kebaikan walaupun sedikit, dan
dengannyalah api kemungkaran bisa padam. Sehingga dengan adanya amar
ma’ruf nahu munkar penduduk suatu negeri akan menjadi orang-orang yang
bertakwa.
Allah berfirman :
ض َولَ ِك ْن َك َّذبُوا فَأَخ َْذنَاهُ ْم بِ َما َكانُوا ٍ َولَوْ أَ َّن أَ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُوا َواتَّقَوْ ا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َر َكا
ِ ْت ِمنَ ال َّس َما ِء َواألر
َيَ ْك ِسبُون
4.Dihapusnya Dosa
5.Dikabulkannya Do’a
13
َ ُوف َوا ْنهَوْ ا ع َْن ْال ُم ْن َك ِر قَب َْل أَ ْن تَ ْدعُوا فَالَ يُ ْستَ َج
اب لَ ُك ْم ِ ُمرُوا بِ ْال َم ْعر
ُوف َوالنَّاهُونَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ِ التَّائِبُونَ ْال َعابِ ُدونَ ْال َحا ِم ُدونَ السَّائِحُونَ الرَّا ِكعُونَ السَّا ِج ُدونَ اآل ِمرُونَ بِ ْال َم ْعر
ََو ْال َحافِظُونَ ِل ُحدُو ِد هَّللا ِ َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمنِين
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji,
yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At-Taubah : 112)
Allah berfirman:
ِ َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر
َ ُِوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئ
َك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)1. Gugurnya
Kewajiban
Jika seseorang telah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar maka gugurlah
kewajibannya, berhasil ataupun tidak berhasil. Karena tugasnya hanyalah
menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semampunya, sedangkan
hasilnya Allahlah yang menentukannya. Sehingga ketika ia telah melaksanakan
kewajiban, maka di akhirat ia tidak akan dituntut lagi.
Dalam kisah ‘Ashhabussabt’ yaitu orang-orang dari bani Israel yang melanggar
perintah Allah untuk beribadah di hari Sabtu dan meninggalkan kegiatan
duniawi, orang-orang shaleh diantara mereka menasehati mereka walaupun
14
mereka tahu bahwa bani israel sangat sulit dianasehati, namun mereka ingin
melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah ta’ala :
َت أُ َّمةٌ ِم ْنهُ ْم لِ َم تَ ِعظُونَ قَوْ ًما هَّللا ُ ُم ْهلِ ُكهُ ْم أَوْ ُم َع ِّذبُهُ ْم َع َذابًا َش ِديدًا قَالُوا َم ْع ِذ َرةً إِلَى َربِّ ُك ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَّقُون
ْ ََوإِ ْذ قَال
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab
mereka dengan azab yang Amat keras?” mereka menjawab: “Agar Kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya
mereka bertakwa.” (QS. Al-A’raf : 164)
Amar ma’ruf nahi munkar adalah bentuk syukur seorang hamba kepada Allah
subhanahu wata’ala atas segala nikmatnya khususnya nikmat sehat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
،ٌص َدقَة
َ َو ُكلُّ تَ ْهلِ ْيلَ ٍة،ٌص َدقَة
َ َو ُكلُّ تَحْ ِم ْي َد ٍة،ٌص َدقَة َ يُصْ بِ ُح َعلَى ُك ِّل ُسالَ َمى ِم ْن أَ َح ِد ُك ْم
َ فَ ُكلُّ تَ ْسبِي َْح ٍة:ٌص َدقَة
َ َونَ ْه ٌي َع ِن ْال ُم ْن َك ِر،ٌص َدقَة
ٌص َدقَة ِ ْ َوأَ ْم ٌر بِاْل َم ْعرُو،ٌص َدقَة
َ ف َ َو ُكلُّ تَ ْكبِي َْر ٍة
15
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS.
Ibrahim: 7)
Diantara sebab turunnya rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah amar ma’ruf
nahi munkar. Karena dengannyalah masyarakat menjadi terkontrol,
dengannyalah mereka terdorong melakukan kebaikan walaupun sedikit, dan
dengannyalah api kemungkaran bisa padam. Sehingga dengan adanya amar
ma’ruf nahu munkar penduduk suatu negeri akan menjadi orang-orang yang
bertakwa.
Allah berfirman :
ض َولَ ِك ْن َك َّذبُوا فَأَخ َْذنَاهُ ْم بِ َما َكانُوا ٍ َولَوْ أَ َّن أَ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُوا َواتَّقَوْ ا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم بَ َر َكا
ِ ْت ِمنَ ال َّس َما ِء َواألر
َيَ ْك ِسبُون
4.Dihapusnya Dosa
16
5.Dikabulkannya Do’a
َ ُوف َوا ْنهَوْ ا ع َْن ْال ُم ْن َك ِر قَب َْل أَ ْن تَ ْدعُوا فَالَ يُ ْستَ َج
اب لَ ُك ْم ِ ُمرُوا بِ ْال َم ْعر
ُوف َوالنَّاهُونَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ِ التَّائِبُونَ ْال َعابِ ُدونَ ْال َحا ِم ُدونَ السَّائِحُونَ الرَّا ِكعُونَ السَّا ِج ُدونَ اآل ِمرُونَ بِ ْال َم ْعر
ََو ْال َحافِظُونَ لِ ُحدُو ِد هَّللا ِ َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمنِين
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji,
yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At-Taubah : 112)
Allah berfirman:
ِ َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر
َ ُِوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئ
َك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)
[13:55, 6/7/2021] Elwani PBI 20: Secara spesifik amar ma’ruf nahi munkar
ditekankan untuk mengantisipasi maupun menghilangkan kemunkaran dengan
17
tujuan utama menjauhkan semua hal negatif di tengah masyarakat, tanpa
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Amar ma’ruf nahi munkar
adalah upaya menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah-tengah umat.
Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pun harus mengerti betul
terhadap masalah yang akan ia tindak, agar tidak salah dan keliru dalam
bersikap.
Amar ma’ruf nahi munkar termasuk fardlu kifayah. Amar ma’ruf nahi munkar
tidak boleh dilakukan kecuali oleh orang yang tahu betul keadaan dan siasat
bermasyarakat agar ia tidak tambah menjerumuskan orang yang diperintah atau
orang yang dilarang dalam perbuatan dosa yang lebih parah. Karena
sesungguhnya orang yang bodoh terkadang malah mengajak kepada perkara
yang batil, memerintahkan perkara yang munkar, melarang perkara yang ma’ruf,
terkadang bersikap keras di tempat yang seharusnya bersikap halus dan bersikap
halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap keras.
18
ِ ك أَضْ َعفُ اإْل ِ ْي َم
ان َ َِم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِّد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل
(HR. Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah seseorang yang melihat kemunkaran dan ia
mampu menghilangkan dengan tangan, maka ia tidak boleh berhenti dengan
mengingatkan lewat lisan saja. Sedangkan dengan lisan, jika kemungkaran dapat
berhenti dengan lisan dan orang tersebut mampu menumpas kemunkaran dengan
lisan, maka ia tidak boleh berhenti hanya dengan hati.
Dalam proses amar ma’ruf nahi munkar, tetap harus mendahulukan tindakan
yang paling ringan sebelum bertindak yang lebih berat. Seseorang harus lebih
arif dan bijak karena terkadang dalam menghasilkan tujuan amar ma’ruf nahi
mungkar, seseorang harus menghilangkannya sedikit demi sedikit, bukan malah
memaksakan harus hilang seluruhnya dalam waktu seketika itu.
Dari serangkaian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar bukan hanya soal niat untuk memberantas kebathilan, tetapi juga harus
memerhatikan kearifan serta cara dalam menegakkan kebaikan. Hal ini tentu
agar amar ma’ruf nahi munkar yang diusahakan dapat diikuti oleh banyak orang
dan menjadikan manfaat seperti tujuannya
[13:55, 6/7/2021] Elwani PBI 20: Amar makruf nahi mungkar (bahasa Arab:
األمر بالمعروف والنهي عن المنكر, al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-nahy ʿani-l-munkar) adalah
sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah menegakkan yang benar
dan melarang yang salah. Dalam ilmu fikih klasik, perintah ini dianggap wajib
bagi kaum Muslim. "Amar makruf nahi mungkar" telah dilembagakan di
beberapa negara, contohnya adalah di Arab Saudi yang memiliki Komite Amar
Makruf Nahi Mungkar (Haiʾat al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-nahy ʿani-l-munkar). Di
kekhalifahan-kekhalifahan sebelumnya, orang yang ditugaskan menjalankan
19
perintah ini disebut muhtasib. Sementara itu, di Barat, orang-orang yang
mencoba melakukan amar makruf nahi mungkar disebut polisi syariah.
Dalil amar ma'ruf nahi munkar adalah pada surah Luqman, yang berbunyi
sebagai berikut:
“Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
laranglah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman 17) ”Amar ma'ruf nahi munkar
dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah
penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati
atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya
iman seorang.
Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu
orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-
baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu
Dzar).
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar,
karena perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan
bagi pelakunya. Allah SWT berfirman:
20
ِ يل يَأْ ُم ُرهُم بِ ْٱل َم ْعر
ُوف ِ نج ِ ِ ى ٱلَّ ِذى يَ ِجدُونَ ۥهُ َم ْكتُوبًا ِعن َدهُ ْم فِى ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوٱإْل َّ ى ٱأْل ُ ِّم ³َ ٱلَّ ِذينَ يَتَّبِع
َّ ُِون ٱل َّرسُو َل ٱلنَّب
َتْ ض ُع َع ْنهُ ْم إِصْ َرهُ ْم َوٱأْل َ ْغ ٰلَ َل ٱلَّتِى َكان َ َث َوي َ ِت َويُ َح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْٱل َخ ٰبَٓئ
ِ ََويَ ْنهَ ٰىهُ ْم ع َِن ْٱل ُمن َك ِر َويُ ِحلُّ لَهُ ُم ٱلطَّيِّ ٰب
ٓ
َ ِنز َل َم َع ٓۥهُ ۙ أُ ۟و ٰلَئ
َك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون ِ ىأ
ُ ٓ ور ٱلَّ ِذ ۟ صرُوهُ َوٱتَّبَع
َ ُُّوا ٱلن َ َوا بِ ِهۦ َو َع َّزرُوهُ َون ۟ َُعلَ ْي ِه ْم ۚ فَٱلَّ ِذينَ َءامن
َ
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka
itulah orang-orang yang beruntung." (QS al-A'raaf: 157).
Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah
satunya adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:
"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)
dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).
Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra,
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku,
kecuali memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka
mengambil sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian, datang generasi-
generasi setelahnya yang mengatakan hal yang tidak mereka ketahui dan tidak
diperintahkan. Maka, barang siapa memerangi mereka dengan tangannya maka
ia adalah mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan lisannya maka
ia adalah mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan hatinya maka
ia adalah mukmin. Dan, tidak pernah ada di belakang itu semua keimanan
sebesar biji atom."
21
,Amar ma'ruf nahi munkar (األمر بالمعروف والنهي عن المنكر, al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-
nahy ʿani-l-munkar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah
untuk menegakkan yang benar serta menjauhi yang salah.
Pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar sudah menjadi perhatian yang cukup
serius di kalangan umat Muslim. Hal ini dibuktikan dari beberapa negara yang
sudah melembagakan perintah ini. Contohnya Arab Saudi yang memiliki
Komite Amar Ma'ruf Nahi Munkar (Haiʾat al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-nahy ʿani-l-
munkar). Saat zaman kekhalifahan, orang yang ditugaskan melaksanakan amar
ma'ruf nahi munkar disebut muhtasib. Sementara di negara bagian Barat, orang-
orang yang mencoba merealisasikan amar ma'ruf nahi munkar disebut polisi
syariah.
Dalil ttg fitnah akhir zamanTgk Umar lalu mengutip hadis yang diriwayatkan
Abu Hurairah RA. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda yang
artinya: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan.
Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur didustakan.
Sejumlah tanda mengenai akhir zaman telah banyak dijabarkan dan ditemui
melalui hadits-hadits Nabi. Ciri-ciri akhir zaman pun ditandai dengan ciri kecil
(sugra) dan ciri besar (kubra). Salah satu tanda akhir zaman yakni tersebarnya
fitnah dan kejahatan yang semakin semarak.
Di antara hadits yang menunjukkan itu yakni penegasan manusia yang
cenderung mencintai dunia, pekerja yang malang, kurangnya ilmu, tersebarnya
kejahatan, dan lain sebagainya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat
Abu Hurairah RA:
ٌ
زمان ما يُبَالِي الناس
ِ (يأتي على:عن أبي هريرة ـ رضي هللا عنه قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
حرام
ٍ أو لٍ حال ن م ؟
ِ َالمال الرج ُل من أين أصاب
22
Yang artinya: “Akan tiba masanya muncul orang-orang yang tidak peduli
mempertanyakan, dari mana kekayaan yang dihimpun bersumber? Apakah itu
halal ataukah haram.”
Di dalam hadits lain, Rasulullah juga mengingatkan tentang perkara akhir zaman
dan pertanda yang menyertainya. Ini sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah
RA:
Arab: ب اِاَّل لَي ُْؤ ِمن ََّن بِ ٖه قَب َْل َموْ تِ ٖه ۚ َويَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة يَ ُكوْ نُ َعلَ ْي ِه ْم َش ِه ْيد ًۚا
ِ َواِ ْن ِّم ْن اَ ْه ِل ْال ِك ٰت
Latin: wa im min ahlil-kitābi illā layu`minanna bihī qabla mautih, wa yaumal-
qiyāmati yakụnu 'alaihim syahīdā
23
Artinya: Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman
kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan
menjadi saksi mereka.
4. Ya'juj dan Ma'juj
Dalam Quran surat Al Kahfi ayat 94, Allah SWT berfirman mengenai Ya'juj dan
Ma'juj, yakni kaum yang menjadi perusak di bumi.
Artinya: Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak
jelas,
8. Munculnya Api
Berdasarkan hadits riwayat Muslim, kemunculan api menjadi tanda tanda
kiamat. Bahkan, api tersebut membawa manusia menuju tempat berkumpul.
"Dan yang terakhirnya adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia
ke tempat mereka berkumpul."
24
9. Terjadinya Gempa
Gempa di muka bumi saat hari kiamat dijelaskan dalam Al Quran surat Al Hajj
ayat 1 yang berbunyi
ِ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ۚ ْم اِ َّن ز َْلزَ لَةَ السَّا َع ِة َش ْي ٌء ع
Arab: َظ ْي ٌم
Latin: yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakum, inna zalzalatas-sā'ati syai`un 'aẓīm
Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan
(hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar.
Pengertian Fitnah
Kata fitnah berarti musibah, cobaan, dan ujian. Kata ini disebutkan secara
berulang di dalam al-Qur’an pada hampir 70 ayat (lihat al-Mu’jam al-Mufahras),
dan seluruh maknanya berkisar pada ketiga makna di atas. Kata fitnah bisa juga
bermakna sesuatu yang mengantarkan kepada adzab Allah, seperti firman-Nya:
“Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah…” (QS. at-
Taubah: 49)
Di sisi lain, kata fitnah bermakna ujian, sebab keduanya bisa digunakan dalam
konteks kesulitan maupun kesenangan yang diterima seseorang. Hanya saja,
makna “kesulitan” lebih sering digunakan. Allah berfirman (yang artinya): “Dan
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya)…” (QS. al-Anbiyaa’: 35)
(Mufradat Alfazh al-Qur’an al-Karim karya ar-Raghib al-Ashfahani)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pengertian fitnah adalah hal-
haldan kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya
sebagai ujian dan cobaan yang mengandung hikmah. Biasanya fitnah terjadi
secara umum, namun ada juga fitnah yang terjadi secara khusus. Pada akhirnya,
berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat sehingga meninggalkan dampak yang
baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang beriman,sebaliknya
meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan
tidak beriman. Wallaahu a’lam. (Fitnah Akhir Zaman/al-Fitnah wa Mauqif al-
Muslim minhaa”, Dr.
Muhammad al-‘Aqil)
25
1). Fitnah dalam agama, yaitu dengan mudahnya manusia berpindah dari agama
Islam.Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan: “Cepat-cepatlah
kalian beramal shalih sebelum datang fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang
pada pagi harinya dalam keadaan mukmin, kemudian pada sore harinya menjadi
kafir. Pada sore harinya dalam keadaan mukmin, pada pagi harinya menjadi
kafir; dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.” (HR. Muslim)
2). Fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan dengan dicabutnya ilmu agama
dari hati manusia.Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Zaman
semakin dekat, ilmu dicabut,muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-
kebakhilan, banyak terjadi al-haraj. Para sahabat bertanya, ‘Apakah al-haraj itu,
ya Rasulullah?” beliau menjawab, ‘Pembunuhan.’”
(Muttafaqun ‘alaih)
Ilmu akan dicabut dari hati manusia dengan cara diwafatkannya para ulama’ ahli
ilmu agama. Maka setelah itu akan terjadilah kebodohan dimana-mana dan akan
ada muncul da’i-da’I yang menyeru ke dalam neraka jahanam.
Hal tersebut telah muncul di zaman ini seperti yang bisa kita amati seksama,
yaitubanyaknya para pemimpin yang tidak melaksanakan amanahnya dengan
baik. Mereka malahmenyelewengkan amanah itu untuk kepentingan dirinya
sendiri dan keluarganya seperti halnyakorupsi yang telah merajalela dimana-
mana. Hal itu termasuk bentuk penyelewengan amanah yang seharusnya
disampaikan kepada rakyat.
26
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara tanda hari kiamat ialah; diangkat ilmu (agama),
tersebar kejahilan(terhadap agama), arak diminum (secara leluasa), dan zahirnya
zina (secara terang-terangan)”.
(HR. al-Bukhari no. 78 dan Muslim no. 4824)
Maka kita semua harus berhati-hati pada fitnah-fitnah tersebut, karena hal
tersebut akan menghancurkan semua umat. Sebagaimana firman Allah
subhanahu wa ta’ala: “Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa
orang yang zhalim di antara kalian semata dan ketahuilah, bahwa Allah memiliki
adzab yang sangat pedih.” (QS. al-Anfal: 25)
27
(Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi makhluk) yang dilangit dan dibumi,
tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad),
“sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya””
Baca Juga: Berkendara Tanpa SIM atau Menyuap Untuk Membuat SIM?
َما ْال َم ْس ُؤوْ ُل َع ْنهَا بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ السَّائِ ِل
Dari dua dalil ini menunjukkan bahwa tidak seorangpun yang mengetahui kapan
terjadinya hari kiamat, meskipun sampai ada yang membuat metodologi dengan
mencocokkan keadaan yang satu dengan yang lainnya sehingga diambil
kesimpulan bahwa hari kiamat akan terjadi pada tanggal sekian, maka ini adalah
suatu kedustaan dan sudah dipastikan prediksinya tentang hari kiamat meleset
dan tidak terjadi, karena Allah sudah katakan pada ayat diatas
Lalu ketika hari kiamat itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, apakah
ada tanda-tandanya yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits Rosulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.
28
Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-
tanda sebelumnya.’
Rasulullah menyebut dukhon (asap), Dajjal, ad-dābbah (binatang yang keluar
dari perut bumi), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam ‘alaihis
salam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan
gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman
menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.
(H.R Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Inilah sepuluh tanda-tanda hari kiamat kubro (besar) yang disebutkan dalam
hadits diatas, jika tanda-tanda ini muncul maka sebentar lagi hari kiamat akan
datang.
Akhir zaman atau hari kiamat memang belum datang dan belum juga muncul
tanda-tandanya, akan tetapi fitnah akhir zaman sudah ada dan banyak sekali di
zaman sekarang ini, dan fitnah yang dimaksud disini adalah ujian-ujian.
Diantara fitnah-fitnah itu adalah fitnah harta. Kenapa harta termasuk fitnah atau
ujian?
Karena seseorang akan sibuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya
sehingga kesibukan ini melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allah ‘azza
wajalla, Rosulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda
Artinya : “sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnanya, dan fitnah bagi
umatku adalah harta.”
(H.R. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Diantara fitnah lainnya yang sangat mengkhawatirkan pada zaman ini adalah
fitnah wanita, dimana sebagian wanita di zaman ini berpakaian tapi seakan-akan
tidak berpakaian atau bahkan mereka mempertontonkan auratnya didepan umum
hanya karena ingin mendapatkan keuntungan yang sebenarnya kecil
dibandingkan pengorbanannya yang sangat besar yaitu dengan mengorbankan
agama dan jiwanya, na’udzubillah min dzalik.
29
wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, merebaknya perzinaan,
dihalalkannya sutra, alat musik dan minuman keras.
Dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir dari Alquran Al Karim dijelaskan tentang
munculnya Dajjal. Rasulullah SAW bersabda: ق أَ ْكبَ ُر
ٌ ق آ َد َم إِلَى قِيَ ِام السَّا َع ِة خَ ْل
ِ َما بَ ْينَ خَ ْل
ِ ِمنَ ال َّدج
َّال
“Tidak ada perkara yang lebih besar antara penciptaan Adam sampai hari
kiamat melebihi (fitnah) Dajjal.” (HR Muslim).
Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Adam yang keluar pada akhir
zaman. Di antaranya kedua matanya tertulis ka-fa-ra yang bisa dibaca setiap
orang yang beriman.
Mata kanannya buta dan biji matanya bagaikan buah anggur yang mengapung.
Saat pertama kali keluar, dia mengaku sebagai orang saleh. Lalu mengaku
sebagai nabi, kemudian mengaku sebagai tuhan.
Dia mendatangi suatu kaum dan mengajak mereka pada ajarannya. Namun,
mereka mendustakan dan menolak perkataannya. Lalu dia meninggalkan
mereka. Lantas harta-harta mereka mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak
memiliki apa-apa.
Kemudian dia mendatangi kaum lain, lalu dia mengajak mereka kepada
ajarannya dan mereka menerima sekaligus percaya kepadanya. Dia
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan.
Pun memerintah bumi untuk menumbuhkan, maka tumbuhlah tanaman. Dia
mendatangi manusia dengan membawa air dan api. Api yang dibawanya adalah
air yang dingin sedangkan air yang dibawanya adalah api.
Sudah sepantasnya setiap orang yang beriman untuk berlindung kepada Allah
dari fitnah Dajjal ini pada setiap penghujung sholat, membaca beberapa ayat dari
awal surat Al-Kahfi jika bertemu dengannya. Juga berusaha menjauhi pertemuan
dengannya karena dikhawatirkan akan terpedaya olehnya.
30
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa saja mendengar tentang Dajjal, maka
menjaulah darinya. Demi Allah, sesungguhnya seseorang mendatanginya dan
mengira bahwa dia adalah orang yang beriman, lantas dia mengikutinya
disebabkan syubahat yang dibawanya.” (HR Abu Dawud dari Imran bin
Hushain).
Dajjal berada di muka bumi selama 40 hari. Di antaranya ada sehari bagaikan
setahun, ada sehari bagaikan sebulan, ada sehari bagaikan sepekan, dan sisa hari-
harinya seperti hari-hari kita di sini. Dia tidak akan meninggalkan suatu negeri
atau permukaan bumi kecuali dimasukinya, Makkah dan Madinah. Kemudian
Nabi Isa AS turun lalu membunuhnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://duniapesantren.com/pengertian-istidraj/
https://umroh.com/blog/perhatikan-ayat-tentang-istidraj-jangan-sampai-terbuai/
https://islamqa.info/id/answers/27232/apa-alamat-cinta-allah-kepada-hamba
https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah-
diramalkan-dalam-kitab-weda
https://islampedia.id/ketika-yahudi-menguji-kerasulan-nabi-muhammad-
a702919bba1b
https://www.republika.co.id/berita/q60ebv320/pengakuan-yahudi-tentang-
kedatangan-nabi-muhammad-saw
https://almanhaj.or.id/690-waktu-dan-tempat-keluarnya-dajjal.html
https://bimbinganislam.com/pengertian-akhir-zaman-beserta-tanda-dan-
kejadiannya-di-masa-kini/
32