Kadek Suhardita,S.Pd.,M.Pd_1
( kadeksuhardita8@gmail.com)
IKIP PGRI Bali
Dra. Made Wery Dartiningsih,M.Pd.,Kons_2
(mdartiningsih@gmail.com
IKIP PGRI Bali
Drs.I Ketut Sapta, M.Si_3
(saptaketut@yahoo.com)
IKIP PGRI Bali
Ni Komang Sri Yuliastini, S.Pd.,M.Pd_4
(yuliastini_nks@gmail.com)
IKIP PGRI Bali
ABSTRAK
Perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi gaya hidup warga masyarakat, apabila perubahan itu
sulit diprediksi, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya
stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan
lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya:
pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat social, refolusi
teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari
agraris ke industri. Oleh karena itu dalam operasionalisasinya, guru BK melakukan berbagai kegiatan
pelayanan, dimana salah satu bentuk pelayanan tersebut yang sekaligus menjadi ujung tombak dari
keseluruhan kegiatan bimbingan adalah kegiatan konseling. Berkenaan dengan hal tersebut, Peraturan
Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 secara tegas mengemukakan bahwa: “Sekolah berkewajiban memberikan
Bimbingan dan Konseling kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan”. Dengan adanya kata “kewajiban”, maka setiap sekolah mutlak harus
menyelenggarakan Bimbingan Konseling.
Perubahan paradigma dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dari waktu ke waktu
menunjukkan bahwa profesi bimbingan dan konseling bersifat dinamis. Kemampuan mensiasati dan memilih
stetegi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan akan menjadi amunisi yang ampuh untuk
mampu menghadapi berbagai dinamika dan perubahan yang dihadapi. Untuk itu, pemahaman mengenai
beberapa peran guru bimbingan dan konseling (konselor) perlu diperhatikan dengan baik serta keberhasilan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terlihat dari bagaimana konselor mampu memanajemen setiap
layanan yang ada.
89
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam konseling dapat mengacu kepada fungsi – fungsi
kehidupan keseharian dan masa depan. 2) Misi pokok manajemen yaitu Planning, Organizing,
pengembangan, yaitu memfasilitasi Directing dan Controlling (PODC).
pengembangan potensi dan kompetensi peserta 1) Planning atau Perencanaan.
didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan Dalam proses perencanaan, pertama kali
masyarakat. 3) Misi pengentasan masalah, yaitu harus menetapkan tujuan dan target pelaksanaan
memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik layanan bimbingan konseling tersebut, setelah
mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari. penentuan dan penetapan target, maka selanjutnya
Untuk mencapai visi dan misi bimbingan merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan
konseling tersebut maka penyelengaraan target pelayanan bimbingan konseling.
bimbingan konseling di sekolah perlu dikelola Selanjutnya menentukan sumber-sumber daya
dengan baik, efektif dan efisien. yang diperlukan untuk menunjang proses
pelayanan, lalu menetapkan standar atau indikator
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
2. FENOMENOLOGI pelaksanaan layanan bimbingan konseling
2.1 Konsep Dasar Manajemen dan tersebut
Aplikasinya dalam Bimbingan
Konseling 2) Organizing atau Pengorganisasian.
Menurut definisinya manajemen adalah suatu Pada tahap ini dalam pengaplikasiannya
proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu proses layanan bimbingan konseling, yang
dilaksanakan dan diawasi. Menurut (Uman pertama adalah mengalokasikan sumber daya,
Suherman, 2010:12), pengertian manajemen yaitu merumuskan dan menetapkan tugas dan
pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih menetapkan prosedur yang diperlukan untuk
dahulu dengan melalui kegiatan orang lain. proses pelayanan Bimbingan dan konseling.
Menurutnya, Manajemen merupakan sebuah Selanjutnya menetapkan struktur organisasi yang
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan- menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, tanggung jawab pada pelaksanaan pelayanan
Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan tersebut, selanjutnya Kegiatan penempatan SDM
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran pada posisi yang tepat.
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber 3) Directing atau pengarahan/
lainnya. Pengertian lain manajemen adalah pengimplementasian.
sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan Pada tahap ini, adalah kegiatan
tujuan organisasi melalui serangkaian kegiatan mengimplementasikan proses kepemimpinan,
berupa perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan dan pemberian motivasi kepada
pengarahan dan pengendalian orang-orang serta Guru BK agar dapat bekerja secara efektif dan
sumber daya organisasi lainnya. efisien melayani konseli dalam pencapaian tujuan
Pada intinya, manajemen merupakan untuk memandirikan konseli. Selanjutnya
serangkaian pengaturan atau pengorganisasian memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan kata proses pelaksanaan pelayanan agar sesuai dengan
lain bahwa manajemen merupakan serangkaian tujuan yang ingin dicapai, dan menjelaskan
kegiatan dimana diperlukan proses perencanaan, kebijakan yang ditetapkan.
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
demi tercapainya satu tujuan tertentu. 4) Controlling atau pengawasan,
Dalam pengaplikasiannya terhadap kegiatan pada fungsi pengawasan ini langkah yang
bimbingan konseling, maka dapat diambil suatu dilakukan adalah mengevaluasi keberhasilan
dasar pengelolaan layanan bimbingan konseling dalam pencapaian tujuan dan target pelayanan
yang merujuk pada konsep dasar dan fungsi – sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan,
fungsi manajemen agar layanan bimbingan dan kemudian mengambil langkah klarifikasi dan
konseling tertata dan berjalan dengan rapi demi koreksi atas penyimpangan yang mungkin
mencapai suatu tujuan yaitu mengoptimalkan ditemukan dalam proses pelayanan bimbingan
peserta didik agar dapat mengarahkan, mengatur, konseling, juga melakukan berbagai alternatif
serta memahami akan dirinya juga dapat solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
mengambil keputusan secara mandiri namun pencapaian tujuan dan target pelayanan tersebut.
terarah dan tepat. Kesimpulannya, proses pelayanan bimbingan
Pengelolaan layanan bimbingan konseling konseling yang mengacu kepada konsep dasar
berbasis manajemen, sangatlah diperlukan dalam manajemen akan menjadi suatu track atau alur
pengaplikasiannya, layanan Bimbingan dan yang teratur demi mencapai tujuan dari pelayanan
90
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019
guru mata pelajaran dalam bimbingan dan khususnya di kelas yang menjadi
konseling, Sofyan S. Willis (2004:29) tanggung jawabnya;
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran 3) Membantu memberikan kesempatan dan
dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus kemudahan bagi siswa, khususnya
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, dikelas yang menjadi tanggung
mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami jawabnya, untuk mengikuti/menjalani
dan menghargai tanpa syarat. Prayitno (1995:86) layanan dan/atau kegiatan bimbingan
memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru- dan konseling;
guru mata pelajaran dalam bimbingan dan 4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
konseling adalah : khusus bimbingan dan konseling, seperti
1) Membantu memasyarakatkan pelayanan konferensi kasus; dan
bimbingan dan konseling kepada siswa 5) Mengalihtangankan siswa yang
2) Membantu guru bimbingan konseling memerlukan layanan bimbingan dan
mengidentifikasi siswa-siswa yang konseling kepada guru bimbingan
memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
konseling, serta pengumpulan data 2.6.4 Tugas Guru Bimbingan dan
tentang siswa-siswa tersebut. Konseling/Konselor
3) Mengalihtangankan siswa yang Guru bimbingan dan konseling memiliki
memerlukan pelayanan bimbingan dan tugas, tanggung jawab, wewenang dalam
konseling kepada guru bimbingan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling konseling antara lain :
4) Menerima siswa alih tangan dari guru 1) Melakukan studi kelayakan dan
bimbingan konseling, yaitu siswa yang need assessment pelayanan
menuntut guru bimbingan konseling bimbingan konseling,
memerlukan pelayanan pengajar /latihan 2) Merencanakan program
khusus (seperti pengajaran/ latihan bimbingan konseling (tahunan,
perbaikan, program pengayaan). bulanan, mingguan dan harian)
5) Membantu mengembangkan suasana 3) Melaksanakan program pelayanan
kelas, hubungan guru-siswa dan bimbingan konseling
hubungan siswa-siswa yang menunjang 4) Menilai proses dan hasil
pelaksanaan pelayanan pembimbingan pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling. dan konseling
6) Memberikan kesempatan dan 5) Menganalisis hasil penilaian
kemudahan kepada siswa yang pelayanan bimbingan konseling,
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan 6) Melaksanakan tindak lanjut
dan konseling untuk mengikuti berdasarkan hasil penilaian
/menjalani layanan/kegiatan yang pelayanan bimbingan konseling
dimaksudkan itu. 7) Mengadministrasikan kegiatan
7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus pelayanan bimbingan konseling,
penanganan masalah siswa, seperti 8) Mempertanggungjawabkan
konferensi kasus. pelaksanaan tugas pelayanan
8) Membantu pengumpulan informasi yang bimbingan konseling kepada
diperlukan dalam rangka penilaian Kepala Sekolah,
pelayanan bimbingan dan konseling serta 9) Mempersiapkan diri, menerima
upaya tindak lanjutnya. dan berpartisipasi aktif dalam
kepengawasan oleh pengawas
2.6.3 Peran Wali Kelas BK,
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam 10) Berkolaborasi dengan Guru Mata
pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas Pelajaran, wali kelas serta pihak
berperan : terkait dalam pelaksanaan
1) Membantu guru bimbingan konseling program bimbingan konseling.
melaksanakan tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi Tugas guru bimbingan konseling terkait
tanggung jawabnya; dengan pengembangan diri peserta didik yang
2) Membantu Guru Mata Pelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
melaksanakan peranannya dalam dan kepribadian peserta didik di sekolah yaitu
pelayanan bimbingan dan konseling, membantu peserta didik dalam:
94
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019
6. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk melibatkan 4 pihak (guru BK, wali kelas,
memindahkan penanganan masalah wasbimri, dan orangtua/wali siswa), yang menjadi
peserta didik ke pihak lain sesuai sasaran pembinaan adalah siswa.
keahlian dan kewenangannya. Secara umum tujuan yang diharafkan
Beban kerja guru bimbingan mengarah pada 2 (dua) target yaitu: (1)
dan konseling/Konselor adalah mengampu Pembinaan untuk meminimalkan pelanggaran tata
bimbingan dan konseling paling sedikit kepada tertib bersekolah, dan (2) pembinaan untuk
150 (seratus lima puluh) konseli dan paling mengaktifkan proses pembelajaran agar kondusif.
banyak 250 (dua ratus lima puluh) per tahun pada 1) Pembinaan terhadap pelanggaran tata tertib
satu atau lebih satuan pendidikan yang sekolah. yaitu pembinaan yang ditujukan
dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam
terjadwal di kelas untuk layanan klasikal dan/atau rangka memenuhi hak dan kewajibannya
di luar kelas untuk layanan perorangan atau sebagai individu yang menyatu dalam wadah
kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang keluarga/ organisasi sekolah.
memerlukan. Sedangkan beban kerja guru yang 2) Pembinaan proses pembelajaran, yaitu
diberi tugas tambahan sebagai kepala pembinaan yang ditujukan untuk
sekolah/madrasah membimbing 40 (empat puluh) meningkatkan kesadaran siswa dalam rangka
konseli dan guru yang diberi tugas tambahan memenuhi kewajibannya sebagai pebelajar
sebagai wakil kepala sekolah membimbing 80 (peserta didik).
(delapan puluh) konseli. Model pembinaan siswa terpadu ini
diterapkan dengan mekanisme yang dapat
digambarkan dalam bentuk alur sebagaimana pola
2.6.5 Tugas Pengawas Bimbingan dan di bawah ini:
konseling
Lingkup kerja pengawas bimbingan dan
konseling untuk melaksanakan tugas pokok diatur
sebagai berikut:
1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas
bimbingan dan konseling terhadap 24
(dua puluh empat) jam tatap muka
menggunakan pendekatan jumlah guru
yang dibina di satu atau beberapa
sekolah pada jenjang pendidikan yang
sama atau jenjang pendidikan yang
berbeda.
2. Jumlah guru yang harus dibina untuk
pengawas bimbingan dan konseling
paling sedikit 40 (empat puluh) dan
paling banyak 60 guru BK.
3. Uraian lingkup kerja pengawas
bimbingan dan konseling adalah sebagai 2.7 Kegiatan Penyelengaraan Bimbingan
berikut. Konseling di SMA
a. Penyusunan Program Pengawasan Syamsu Yusuf (2009:72)) menjelaskan
Bimbingan dan konseling penyelengaraan bimbingan konseling di SMA
b. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan secara garis besar dapat dikelpmpokkan dalam
dan Penilaian tiga kelompok kegiatan yaitu : (1) Perencanaan,
c. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program (2) Pelaksanaan dan (3) Laporan/Evaluasi
Pengawasan Kegiatan.
d. Melaksanakan pembimbingan dan sebagai contoh kegiatan yang dapat
pelatihan profesionalitas guru BK. dilakukan Guru BK adalah sebagai berikut:
2.7.1 Perencanaan Bimbingan Konseling
2.6.6 Peran Wasbimri (Pengawasan kegiatan yang dilakukan dalam
Pembinaan Harian) perencanaan antara lain:
Model pembinaan yang dilakukan adalah a. Menyiapkan dan menetapkan Struktur
pembinaan siswa terpadu yang diarahkan untuk Organisasi Bimbingan Konseling
mengoptimalkan hak dan kewajiban siswa yang b. Mengadministrasikan SK Tugas
tercantum dalam peraturan tata tertib siswa Mengajar/Bimbingan Konseling
disekolah. Implementasi model pembinaan ini c. Menyiapkan Kalender Pendidikan
96
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019
2. Pelayanan Langsung
a. Melaksanakan layanan Orientasi
b. Melaksanakan layanan Informasi
c. Melaksanakan layanan Penempatan dan
Penyaluran 2.8 Tugas Guru BK/Konselor dalam
d. Melaksanakan layanan Penguasaan Kurikulum 2013
Konten Guru BK/Konselor melaksanakan tugas
e. Melaksanakan layanan Bimbingan profesi bimbingan dan konseling secara utuh
Kelompok sesuai dengan konsep bimbingan dan konseling.
97
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019
Dalam kurikulum 2013 dan kaitannya dengan 5) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran
program peminatan peserta didik, Guru dan pendidik lainnya, melakukan
BK/Konselor mempunyai tugas : pembinaan dan pengembangan serta
1) Menyelenggarakan layanan pemilihan penyaluran potensi peserta didk secara
dan penetapan peminatan yang sesuai optimal.
dengan potensi peserta didik dan
kesempatan yang ada pada satuan 3. PENUTUP
pendidikan, dengan uraian tugas sebagai Manajemen merupakan serangkaian
berikut : pengaturan atau pengorganisasian untuk mencapai
a) Menetapkan komponen peminatan suatu tujuan tertentu, dengan kata lain bahwa
peserta didik manajemen merupakan serangkaian kegiatan
b) Menyiapkan kriteria peminatan dimana diperlukan proses perencanaan,
peserta didik pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
c) Menetapkan cara dalam menetapkan demi tercapainya satu tujuan tertentu. Dalam
peminatan peserta didik pengaplikasiannya terhadap kegiatan bimbingan
d) Menyiapkan instrumen (non test) konseling, maka dapat diambil suatu dasar
untuk mengungkap peminatan pengelolaan layanan bimbingan konseling yang
peserta didik dan dukungan orang merujuk pada konsep dasar dan fungsi – fungsi
tua manajemen agar layanan bimbingan konseling
e) Menyiapkan dan menyampaikan tertata dan berjalan dengan rapi demi mencapai
informasi peminatan peserta didik suatu tujuan yaitu mengoptimalkan peserta didik
meliputi kuota, macam peminatan, agar dapat mengarahkan, mengatur, serta
cara, komponen dan kriteria dalam memahami dirinya juga dapat mengambil
penetapan pilihan peminatan kepada keputusan secara mandiri namun terarah dan
calon peserta didik baru atau tepat. Manajemen Bimbingan dan konseling
masyarakat luas. mencakup tiga kegiatan utama, yaitu : 1.
f) Mengumpulkan data peminatan perencanaan; 2. pelaksanaan, dan 3.
peserta didik penilaian/evaluasi. Dalam Kurikulum 2013 Guru
g) Menganalisis data peminatan peserta BK/Konselor melaksanakan tugas profesi
didik bimbingan dan konseling secara utuh sesuai
h) Menetapkan peminatan dan dengan konsep bimbingan dan konseling. Dalam
pengelompokkan belajar peserta kurikulum 2013 dan kaitannya dengan program
didik peminatan peserta didik, Guru BK/Konselor
i) Memberikan layanan konsultasi mempunyai tugas : Menyelenggarakan layanan
kepada orang tua atau peserta didik pemilihan dan penetapan peminatan yang sesuai
yang memerlukan atau tidak sesuai dengan potensi peserta didik dan kesempatan
dengan antara penetapan dari yang ada pada satuan pendidikan.
sekolah dengan peminatan pilihan
diri peserta didik dan/atau orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
2) Menyelenggarakan pendampingan dalam
pembelajaran sesuai dengan peminatan Suherman, Uman. (2010). Konsep dan Aplikasi
peserta didik dengan cara memberikan Bimbingan dan Konseling. Jurusan PPB UPI
layanan konseling individual, konseling Sofyan S. Willis. (2004). Konseling Individu,
kelompok, bimbingan kelompok, dan Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
bimbingan klasikal. Syamsu, Yusuf. (2009). Program Bimbingan dan
3) Menyelenggarakan pengembangan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Rizqi.
penyaluran potensi peserta didik dengan Bandung
cara melakukan kegiatan praktik dan Prayitno, (1995). Bimbingan dan Penyuluhan di
atau magang bekerjasama dengan dunia Sekolah. Badung: Remaja Rosda Karya.
usaha dan dunia usaha serta lembaga Winkel W.S. dan M.M. Sri Hastuti. (2004).
terkait. Bimbingan dan Konseling di Instritusi
4) Menyelenggarakan evaluasi Pendidikan. Media Abadi : Yogyakarta.
penyelengaraan program peminatan dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
pengembangan potensi peserta didik
dengan memperhatikan kesempatan yang
ada.
98