Laporan Askep
Laporan Askep
T DI RUANGAN
EDELWEIS II RSUP PROF. DR. R.D KANDOU
CT : Ns. Musfira Ahmad, M.Kep
CI : Ns. Vanny Mokalu, S.Kep, M.Pd
B. Etiologi
Penyakit pasti dari hepatoma masih belum diketahui tetapi terdapat data penting
predisposisi penyebab utama dari hepatoma ,yaitu serosi hepatis. Kondisi sirosis hepatis
biasanya berhubungan dengan hepatitis B,hepatitis C,hemokromatosis aflatoxin,dan
penyebab lain.
Secara umum,setiap etiologi sirosis merupakan faktor resiko utama untuk hepatocellilar
carcinoma. Sekitar 80% dari pasien denga hepatocellular carcinoma baru didiagnosis
sirosis telah ada sebelumnya. Penyebab utama sirosis diamerika serikat disebabkan
infeksi hepatitis C,alkohol dan infeksi hepatitis B (El-serag 2004).
1. Sirosis hati (pengerasan hati)
Secara umum, sirosis manapun adalah faktor risiko utama untuk kanker hati. Sekitar
80 persen pasien dengan kanker hati sebelumnya telah didiagnosis sirosis hati
2. Virus Hepatitis B
Hepatisis B merupakan penyebab paling umum kanker hati di seluruh dunia. Virus
hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati karena adanya kombinasi peradangan
kronis dan integrasi genom virus ke dalam DNA pasien. Pasien hapatitis B dapat
meningkatkan kasus kanker hari hingga 1000 kali lipat.
3. Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C telah menjadi penyebab paling umum kanker hati di Jepang dan
Eropa, dan juga bertanggung jawab atas meningkatnya kejadian kanker hati baru-baru
ini di Amerika Serikat.
Risiko kanker hati seumur hidup dari pasien hepatitis C adalah 5 persen, dan terjadi
setelah 30 tahun terinfeksi. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan
antiviral infeksi hepatitis C kronis dapat mengurangi risiko kanker hati secara
signifikan.
4. Alkohol
Di Amerika Serikat, sekitar 30 persen kasus kanker hati dianggap berhubungan
dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Pecinta alkohol yang minum lebih dari 80
g/d atau elbih dari 6 sampai 7 gelas per hari, dapat meningkatkan risiko kanker hati
hingga 5 kali lipat.Risiko kanker hati lebih besar terjadi setelah pasien berhenti
minum alkohol, karena peminum berat tidak bertahan cukup lama untuk
mengembangkan kanker
5. Aftaloksin
Karsinogen hati ini adalah hasil dari kontaminasi jamur pada bahan makanan di
Afrika dan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi gen
p53. Biasanya aflatoksin terdapat pada kacang - kacangan atau makanan yang
disimpan dalam waktu lama
6. Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan
adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Pasien dengan
hemochromatosis, meningkatkan risiko kanker hati sebesar 30 persen
7. Komplikasi penyakit lain
Adanya komplikasi seperti sirosis empedu primer, steroid androgenik, kolangitis
sclerosing primer, dan kontrasepsi oral dapat meningkat risiko kanker hati.
7. Asites timbul setelah nodul tersebut menyumbat vena portal atau bila jaringan
tumor tertanam dalam rongga peritoneal
8. Kulit dan matanya kelihatan kuning
9. Gejala ikterus hanya tejadi jika sluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan
nodul malignan dalam hilus hati.
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan terhadap pasien Hepatoma terdiri dari pembedahan, kemoterapi, terapi
radiasi. (Suratun, 2010).
1. Pembedahan
Pembedahan adalah satu-satunya penanganan kuratif potensial untuk pasien kanker
hati. sayangnya hanya 25% pasien yang memenuhi kriteria untuk reseksi hati. Reseksi
hepatik melibatkan subkostal bilateral maupun insisi torakoabdominal. Setelah insisi,
terdapat empat teknik reseksi yang diketahui yaitu lobektomi kanan dan kiri,
trisegmenteknomi dan segmentektomi lateral, segmen-segmen lateral meliputi
pengangkatan bagian luar lobus kiri. Trisegmentektomi adalah pengangkatan lobus
kanan dan bagian dalam lobus kiri.
Terdapat tiga macam terapi bedah, yaitu:
a. Hepatektomi Parsial.
Di Amerika Serikat, resksi mungkin hanya 5% dari pasien. Secara umum,
Hepatocellular carcinoma memiliki lesi soliter pada sebagian lobus hati sehingga
dengan intervensi hepatektomi parsial pada sebagian lobus hati memberikan hasil
terbaik untuk optimalisasi fungsi hati yang tersisa (Poon,2001).
b. Transplantasi.
Banyak pasien tidak dicalonkan pada hepaktetomi parsial karena luasnya penyakit
hati. Beberapa pasien ini baik kandidat untuk transplantasi hati karena memiliki
potensi untuk menghilangkan kanker, menyembuhkan penyakit hati yang
mendasari (Bruix,2005).
2. Kemoterapi
Kemoterapi regional meliputi penginfusan agens yang sangat dimetabolisasi oleh hari
melalui arteri hepatik.Ini sangat meningkatkan dosis obat yang diberikan ke tumor,
tetapi meminimalkan efek samping sisterik. Kemoterapi intra arterial dapat diberikan
melalui kateter sementara yang dipasang ke dalam arteri aksilaatau femoralis.
Komplikasi metode ini meliputi trombosis hepatik dan arteri intraabdomenlain,
perubahan posisi kateter, sepsis dan hemoragi. Obat juga dapat diberikan melalui
pompa yang dapat ditanam, yang memberikan keuntungan dengan membuat pasien
tetap dapat berjalan dan menurunkan komplikasi terkait kateter. Agens yang
digunakan paling sering untuk kemoterapi intraarterial adalah flokuridin (FUDR) dan
5-FU. Obat lain yang digunakan meliputi sisplatin, doksorubisin, mitomisin-C, dan
diklorometotrekstat.
3. Terapi Radiasi
Meskipun kanker hati diyakini sebagai tumor tumor radiosensitive, penggunaan terapi
radiasi dibatasi oleh intoleransi relative parenkim normal. Semua hati akan
metoleransi 3000cGy. Pada dosis ini insidensi hepatitis radiasi adalah 5% sampai
10%. Pengobatan atau remisi jangka panjang kanker hati memerlukan dosis lebih
tinggi secara signifikan.
F. Pathway
G. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggu
sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat
disamping itu disertai nyeri abdomen.
1) Riwayat Penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau dengan klien
itu sendiri.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit yang
pernah diderita oleh klien.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit yang
pernah dialami ol eh anggota keluarga.
b. Pemeriksaan Fisik: Data Fokus
Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan hepatoma menurut Suratun (2010)
sebagai berikut:
1) Kaji adanya keluhan kelemahan, kelelahan, dan malaise.
2) Kaji riwayat mengkonsumsi alkohol, jika ya tanyakan berapa banyak dalam sehari
dan sudah berapa lama.
3) Kaji riwayat penggunaan obat-obatan yang kemungkinan
dapat mempengaruhi fungsi hati.
4) Kaji riwayat penyakit hepatitis, penyakit empedu,
trauma hati, perdarahan gastrointestinal.
5) Kaji adanya ketidaknyamanan; nyeri tekan abdomen pada kanan atas dan
menyebar ke skapula.
6) Kaji status nutrisi klien; anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, edema,
ikterik.
7) Kaji kebutuhan cairan; klien mengalami muntah, kulit kering, turgor kulit buruk,
diare, dan terjadi asite.
8) Kaji eliminasi klien; klien sering mengalami diare.
H. Diagnosa
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan cairan ekstraseluler di paru
– paru yang disebabkan oleh gangguan metabolism protein
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan cepat lelah, kelemahan fisik umum sekunder
dari perubahan metabolism sistemik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang adekuat.
4. Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan terapi
deuratik, muntah, hypokalemia, penurunan intake cairan oral.
I. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC :
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak Respiratory status : Ventilation Airway Management
adekuat Respiratory status : Airway patency Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
Vital sign Status atau jaw thrust bila perlu
Batasan karakteristik : Posisikan pasien untuk memaksimalkan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan ventilasi
- Penurunan pertukaran udara per menit selama..............pasien menunjukkan Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
- Menggunakan otot pernafasan tambahan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria jalan nafas buatan
- Nasal flaring hasil: Pasang mayo bila perlu
- Dyspnea Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Orthopnea nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Perubahan penyimpangan dada dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
- Nafas pendek mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed tambahan
- Assumption of 3-point position lips) Lakukan suction pada mayo
- Pernafasan pursed-lip Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien Berikan bronkodilator bila perlu
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Peningkatan diameter anterior-posterior pernafasan dalam rentang normal, tidak ada Lembab
- Pernafasan rata-rata/minimal suara nafas abnormal) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Bayi : < 25 atau > 60 Tanda Tanda vital dalam rentang normal keseimbangan.
Usia 1-4 : < 20 atau > Monitor respirasi dan status O2
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
30
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 Terapi Oksigen
Usia > 14 : < 11 atau > 24 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
- Kedalaman Pertahankan jalan nafas yang paten
pernafasan
Atur peralatan oksigenasi
Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat Bayi
Monitor aliran oksigen
volume tidalnya 6-8 ml/Kg
- Timing rasio Pertahankan posisi pasien
- Penurunan kapasitas vital Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
Faktor yang berhubungan : terhadap oksigenasi
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Kelainan bentuk dinding dada
DS:
Nyeri abdomen
Muntah
Kejang perut
Rasa penuh tiba-tiba setelah makan
DO:
Diare
Rontok rambut yang berlebih
Kurang nafsu makan
Bising usus berlebih
Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah
J. Daftar Pustaka
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Herdman, Heather. (2010). NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC.
Alrosa,N. (2014). Makalah hepatoma, diakses Februari, 21 , 2017
dari http://www.academia.edu/
Mutaqin, A., Sari, K. (2011). Gangguan gastro intestinal :aplikasi keperawatan
medikal bedah. Salemba Medika : Jakarta.
Nurarif, A.H., Kusuma, H. (2013). Panduan penyusunan asuhan keperawatan
professional. Media Action Publishing : Yogyakarta.
Suratun, Lusianah. (2010). asuhan keperawatan klien gangguan system
gastrointestinal.
Trans Info Media : Jakarta.
Ns. Sam. (2011). Panduan Penulisan Dx Kep, NOC-NIC. Diakses Februari, 21, 2017
dari
https://docs.google.com/document/d/1ZdV_OyAqRvKub8Z3tVv32WSGCuYO
- 8oWodh6dFCBjv4/edit.
Nurkasim, Ismail. (2015). Kumpulan Diagnosa, tujuan&Intervensi Keperawatan
NANDA NIC NOC. Diakses Februari, 21, 2017 dari
https://www.academia.edu/11550151/Kumpulan_Diagnosa_tujuan_and_Interve
nsi_Ke perawatan_NANDA_NIC_NOC
Autoanamnese : √ Alloanamnese: √
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama Initial : Tn.J.T
Umur : 65 Tahun 8 bulan 3 hari
Status perkawinan : Kawin
Jumlah anak : 2
Agama/ suku : Kristen Protestan
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan Bahasa Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat rumah : Aer Madidi Atas Ling 4
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.T.R
Umur : 70 Tahun
Alamat rumah : Aer Madidi Atas Ling 4
Hubungan dengan pasien : Istri
Alasan : Sedang
TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Skala Coma Glasgow
a. Respon Motorik : 6
b. Respon Bicara : 5
c. Respon Membuka Mata : 4
Jumlah : 15
Klien dengan kesadaran penuh, bergerak dengan
spontan, merespon bicara dengan baik dan
Kesimpulan :
membuka mata dengan spontan tanpa harus
menggunakan rangsangan nyeri.
2. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
MAP : 86.6 mmHg
Kesimpulan : Tekanan darah klien dalam batas normal
3. Nadi : 96 x/menit
Irama : √ Teratur Tachycardi Bradicardi
√ Kuat Lemah
o
4. Suhu : 36.2 C √ Dahi Axilla
5. Pernafasan : 24 x/mnt
Teratur Kusmaul Cheynes-
Irama : √
Stokes
Jenis : √ Dada Perut
B. PENGUKURAN
Tinggi Badan : 182 CM
: 50 Kg
Berat badan
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 15
Kesimpulan : IMT klien di bawah normal
C. GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal (Laki-laki)
: Meninggal (Perempuan)
Oma dan Opa dari klien sudah meninggal, begitu juga dengan ibu dan ayah klien sudah lama
meninggal, klien anak ke 4 dari 7 bersaudara dan menikah dengan istri klien yang jumlah
saudaranya hanya 3, klien dan istri klien tinggal bersama, klien sudah tidak tinggal dengan anak-
anak klien karena anak pertama kerja di luar kota dan anak kedua sudah menikah dan tidak
tinggal lagi bersama dengan klien dan istrinya.
F. POLA ELIMINASI
Klien mengatakan biasa BAB dan BAK normal, BAB 2 hari sekali
1. Keadaan Sebelum sakit :
dan BAK sehari 3 kali
Klien mengatakan BAB dan BAK lancar, dan klien sangat tidak
2. Keadaan sejak sakit :
nyaman terlalu lama menggunakan pampers
3. Pemeriksaan Fisik
a. Peristaltik usus : 18 x/menit
b. Palpasi kandung : Ascites Full blast Normal
kemih
c. Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif (Tidak di kaji)
d Anus : Klien mengatakan tidak ada masalah di anus
n. Lesi
Peradangan : Tidak ada peradangan
Hemorroid : Tidak Ada Hemoroid
4. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium : Ureum Darah (57 mg/dL), Albumin (1.59 g/dL)
USG : Tidak ada pemeriksaan USG
5. Therapy : Human Albumin 20%/24jam per IV
HASIL LABORATORIUM :
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
.
1. (D.0022) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan di tandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas ektremitas atas tetapi untuk
ektremitas bawah tidak bisa seperti biasa karena kaki terasa berat
- klien juga mengatakan tidak bisa beraktivitas bebas karena kaki bengkak
DO :
- TTV : TD (120/70 mmHg), Nadi (96 x/menit), SB (36.2oC), RR (24 x/menit)
- Albumin (1.59 g/dL)
- Hemoglobin (8.7 g/dL)
- Hematokrit (23.6%)
- Ureum Darah (57 mg/dL)
- Terdapat edema pada kedua tungkai kaki klien
- Klien tidak menurunkan kaki dari tempat tidur karena akan semakin bengkak
- Balance Cairan :
Input/8jam :
Oral : 300 ml/8jam
NaCl 400 ml/8jam
Aminofusion Hepar 167 ml/8jam
Albumin 100 ml/jam
= 967 ml
Output/8jam :
Urine 110 ml/8jam
IWL = 15 x 50 = 750
Balance Cairan : Input – (Output + IWL)
= 967 – (110 + 750)
= 967 – 860 = 107 cc/ml
2. (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik di tandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada luka post reseksi di bagian kuadran kanan atas
- Klien mengatakan nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas gerak berpindah
tempat atau duduk
- Klien mengatakan nyeri dirasakan 1-2 menit kemudian hilang
- Klien Mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- Klien mengatakan nyeri dirasakan dengan skala 5
DO :
- Klien Tampak meringis ketika ingin duduk
INTERVENSI KEPERAWATAN