4573 7037 1 SM
4573 7037 1 SM
Naskah masuk: 24 Agustus 2015, Review 1: 27 Agustus 2015, Review 2: 27 Agustus 2015, Naskah layak terbit: 6 Oktober 2015
ABSTRAK
Latar Belakang: Full Time Equivalent (FTE) merupakan salah satu dari banyak metode yang dapat digunakan
untuk memperhitungkan jumlah kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit. FTE dinyatakan sebagai metode yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, kepuasan masyarakat dan petugas (perawat). Hal ini mendorong Rumah
Sakit Adi Husada Undaan Wetan (RSAH UW) Surabaya yang menggunakan metode Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (Depkes RI) 2005, mempertimbangkan FTE untuk menentukan jumlah perawat di ruang rawat inap. Pada
penggunaan metode FTE, RSAH UW Surabaya menemui beberapa kendala, dan tujuan penelitian ini adalah memaparkan
kendala pada metode FTE dan menentukan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang sesuai dengan RSAH
UW. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah menghitung jumlah perawat di rawat inap RSAH UW menggunakan
metode FTE, kemudian melakukan perbandingan dengan jumlah perawat yang ditentukan dengan metode Depkes RI 2005.
Hasil: Penelitian menunjukkan jumlah perawat dengan metode FTE lebih sedikit dibanding Metode Depkes RI 2005, hal
ini terjadi karena kurangnya data mengenai rata-rata jam perawatan dan proyeksi jumlah hari rawat pasien di unit rawat
inap. Hal lain yang harus diperhatikan adalah metode FTE belum memperhitungkan keterampilan dan pengalaman kerja
setiap perawat. Kesimpulan: Meskipun metode FTE dapat meningkatkan kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat dan
perawat, tetapi terdapat kendala dalam pelaksanaan perhitungan, sehingga dapat disimpulkan metode FTE tidak selalu
menjadi pilihan untuk menentukan jumlah perawat. Saran: Metode yang digunakan rumah sakit harus disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan rumah sakit.
Kata kunci: Full Time Equivalent, Jumlah Perawat, Unit Rawat Inap, Rumah sakit
ABSTRACT
Background: Full Time Equivalent (FTE) is one among many methods used to calculate number of hospital nursing
staff needs. FTE expressed as a method that can improve the quality of health services, community satisfaction and
personnel (nurses). This prompted Adi Husada Undaan Wetan (RSAH UW) Hospital whichusing Indonesian Ministry of
Health (MOH) 2005, considering FTE to determine the number of nurses in the inpatient unit. On the use of FTE, RSAH
UW Hospital meetsseveral obstacles, and objectives of this research is to reveal the obstacles on the FTE method and
determine the compatible method for RSAH UW Hospital. Methods: The method used in this research is calculate the
number of nurses using FTE method, then do a comparison with number of nurses that were determined by MOH 2005
method. Result: The outcome showed that FTE method’s resultis less than MOH 2005 method, this occurs because lack
of data on the average hours of care and the projected number of days for patients in inpatient unit. FTE method also
doesn’t consider the skills and work experience of each nurse. Conclusion: Even though the FTE method can improve
1. Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus C Universitas Airlangga
Mulyorejo, Surabaya, 60115, Jawa Timur, Indonesia, E-mail: rimbarasusilo@yahoo.com
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus C Universitas Airlangga Mulyorejo, Surabaya, 60115, Jawa Timur, Indonesia,
E-mail:titoyustiawan@fkm.unair.ac.id
399
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 4 Oktober 2015: 399–406
the quality of service, community satisfaction and nurses, but there are obstacles in the implementation of the calculation,
so it can be concluded FTE method is not always an option. Recommendation: The method that hospital used must be
adapted to the conditions and needs of the hospital.
Key words: Full Time Equivalent, nursing staff number, inpatient unit, hospital
400
Perhitungan Tenaga Keperawatan dengan Metode Full Time Equivalent (Rimbara Susilo dan Tito Yustiawan)
tenaga keperawatan dengan menggunakan metode Data yang digunakan adalah data yang didapatkan
FTE dengan metode Depkes RI 2005. dari laporan Manajer Keperawatan RSAH UW. Data
tersebut merupakan tingkat klasifikasi pasien, rerata
METODE jam perawatan dalam 24 jam, proyeksi jumlah hari
rawat pasien, jumlah tempat tidur dan bed occupancy
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian rate (BOR) Rawat Inap RSAH UW.
observasional dengan pendekatan deskriptif analitik. Metode Perhitungan yang akan dibandingkan
Penelitian ini dilakukan di Rawat inap RSAH UW di penelitian ini adalah metode FTE dan Depkes RI
pada tanggal 8 September 2013 sampai 8 November 2005, sebagai berikut:
2013.Sampel penelitian ini adalah rawat inap penyakit
dalam, anak, bedah serta obstetri dan ginekologi. Metode FTE
Sampel ditentukan dengan metode purposive 3
W= (PDi x ACHi)
sampling. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: ∑
1, 2, 3 dan seterusnya. Keterangan:
Penelitian ini akan membandingkan jumlah W = Beban kerja, Pdi = Proyeksi jumlah hari perawatan
tenaga perawat rawat inap RSAH UW Surabaya, pasien, ∑ = Jumlah tingkat klasifikasi pasien, ACHi =
yang menggunakan metode perhitungan Depkes Rerata jumlah jam kerja perawat, 3 = Konstanta sesuai
RI 2005 yang disesuaikan kondisi rawat inap RSAH tingkat klasifikasi pasien (minimal, parsial dan total)
UW, dengan jumlah tenaga perawat yang ditentukan
dengan menggunakan metode FTE. Penelitian ini Metode Depkes RI 2005
dilaksanakan di empat rawat inap, yaitu penyakit dalam ∑ jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x ∑ TT x BOR
+ koreksi 25% = W
(Ruang D2), bedah (Ruang D3), anak (Ruang ZD2) 40 minggu x 40 jam
serta obstetri dan ginekologi (Ruang H2). Pemilihan
empat ruangan ini didasarkan pada pertimbangan Keterangan:
bahwa empat ruangan tersebut bisa mewakili ruangan W: Jumlah Kebutuhan Perawat, TT: Tempat Tidur,
lain karena memiliki jumlah tempat tidur dan pasien BOR: Bed Occupancy Rate
yang cukup banyak serta telah mewakili empat bidang
besar ilmu kedokteran.
Tabel 1. Tingkat Klasifikasi Pasien, Rerata Jam Perawatan dan Proyeksi Jumlah hari Rawat, Jumlah tempat
Tidur dan BOR RSAH UW, Tahun 2013
Tingkat Klasifikasi Rerata Jam Perawatan Proyeksi Jumlah Hari Jumlah
Ruang BOR (%)
Pasien dalam 24 jam Rawat Pasien Tempat Tidur
D2 Minimal 4,5 788
Parsial 4,5 788 30 84,41
Total 4,5 788
D3 Minimal 4 567
Parsial 4 567 30 60,97
Total 4 567
ZD2 Minimal 5,5 432
Parsial 5,5 432 23 59,05
Total 5,5 432
H2 Minimal 4.5 222
Parsial 4.5 222 34 54,51
Total 4.5 222
Sumber: Departemen Keperawatan RSAH UW, Oktober 2013 (Keperawatan, 2013).
401
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 4 Oktober 2015: 399–406
402
Perhitungan Tenaga Keperawatan dengan Metode Full Time Equivalent (Rimbara Susilo dan Tito Yustiawan)
Tabel 3. Hasil Perhitungan Metode FTE di Rawat inap RSAH UW, Tahun 2013
Jumlah Tenaga
Ruang Shift
RN LPN NA Total
D2 Pagi 2 1 1 4
Siang 2 1 1 4
Malam 1 1 1 3
Total 11
D3 Pagi 1 1 1 3
Siang 1 1 1 3
Malam 1 1 1 3
Total 9
ZD2 Pagi 1 1 1 3
Siang 1 1 1 3
Malam 1 1 1 3
Total 9
H2 Pagi 1 1 1 3
Siang 1 1 1 3
Malam 1 1 1 3
Total 9
RN: Registered Nurse LPN: Licensed Practical Nurse NA: Nurse Assistants
Berikut adalah perhitungan kebutuhan tenaga perawat ruang D2 dengan menggunakan metode Depkes RI
2005:
4,5 x 52 x 7 x 30 x 84,41%
+ koreksi 25% = 25,92 + 6,48 = 32,4 ~ 33 orang
40 x 40
403
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 4 Oktober 2015: 399–406
perawat dengan kriteria: usia minimal 18 tahun, rerata jam perawatan 24 jam didapatkan dari Manajer
lulusan Sekolah Menengah Atas atau sekolah setara Keperawatan RSAH UW. Data mengenai proyeksi
SMA, bebas narkoba, tidak memiliki catatan kriminal, jumlah hari rawat pasien berasal dari jumlah hari rawat
menyelesaikan program pendidikan keperawatan yang pasien selama bulan Oktober 2013 dibagi 3, tidak
dilaksanakan selama satu tahun. Nurse Assistants terdapat data jumlah hari rawat pasien berdasarkan
(NA) adalah perawat yang menyelesaikan program tingkat ketergantungan pasien, sehingga didapatkan
Nurse Assistants yang terakreditasi. Persyaratan angka yang sama antara pasien dengan tingkat
lain adalah pendidikan minimal Sekolah Menengah ketergantungan minimal, parsial dan total.
Atas (United States Bureau of Labor Statistic, 2012) Hasil perhitungan kebutuhan tenaga di Rawat
(Licensed Practical Nurse, 2013). Inap RSAH UW tampak bahwa hasil metode FTE
RSAH UW membagi jenjang perawat menjadi lebih kecil dibanding metode Depkes RI 2005.
enam, dengan kriteria yang telah ditentukan dengan Jumlah tenaga perawat dengan metode Depkes RI
SK Direktur RSAH UW No.031/KPTS-RSAH/111/99 2005 pada setiap Rawat Inap RSAH UW Surabaya,
mengenai jenjang tenaga keperawatan dan kompetensi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hari yang
perawat RSAH UW Surabaya yaitu 1) Perawat Klinik sangat sibuk karena banyak pasien dengan tingkat
1 memiliki kualifikasi pendidikan: D3 Keperawatan ketergantungan parsial dan total sehingga perawat
atau D3 Kebidanan dengan 2 tahun pengalaman kerja kesulitan dalam membagi waktu untuk memberikan
atau S1 Keperawatan Ners dengan pengalaman kerja pelayanan kepada pasien, walaupun pelayanan
kurang dari satu tahun; 2) Perawat Klinik 2 memiliki kepada pasien tetap dapat diberikan dengan baik.
kualifikasi pendidikan: D3 Keperawatan atau D3 Pada saat tidak banyak pasien dengan ketergantungan
Kebidanan dengan 5 tahun pengalaman kerja atau S1 parsial dan total, maka jumlah perawat yang bertugas
Keperawatan Ners dengan 3 tahun pengalaman kerja; mencukupi kebutuhan tenaga dalam memberikan
3) Perawat Klinik 3 memiliki kualifikasi pendidikan: pelayanan kepada pasien.
D3 Keperawatan atau D3 Kebidanan dengan 9 tahun Implementasi hasil perhitungan FTE ke setiap
pengalaman kerja atau S1 Keperawatan Ners dengan ruangan akan membuat beban kerja perawat menjadi
6 tahun pengalaman kerja; 4) Perawat Klinik 3A lebih besar sehingga semakin sulit untuk mengatur
memiliki kualifikasi pendidikan: D3 Keperawatan waktu dalam memberikan pelayanan kepada pasien
atau D3 Kebidanan dengan 13 tahun pengalaman dan akan menurunkan kepuasan pasien maupun
kerja atau S1 Keperawatan Ners dengan 9 tahun perawat. Hasil perhitungan menjadi lebih kecil karena
pengalaman kerja; 5) Perawat Klinik 3B memiliki kurangnya data mengenai rerata jam perawatan
kualifikasi pendidikan: D3 Keperawatan atau D3 dalam 24 jam dan proyeksi jumlah hari rawat pasien,
Kebidanan dengan 13 tahun pengalaman kerja atau S1 di mana data yang didapatkan tidak berupa data untuk
Keperawatan Ners dengan 9 tahun pengalaman kerja; setiap tingkat klasifikasi pasien, akan tetapi berupa
6) Perawat Klinik 4 memiliki kualifikasi pendidikan: rata-rata dari data yang melingkupi semua kriteria
D3 Keperawatan/D3 Kebidanan dengan pengalaman klasifikasi pasien sehingga didapatkan hasil yang
kerja 21 tahun atau S1 Keperawatan Ns dengan tampak pada tabel 3.
pengalaman kerja 11 tahun atau S2 Keperawatan Data mengenai rerata jam perawatan dalam 24 jam
Spesialis dengan pengalaman kerja kurang dari satu sulit didapatkan karena memerlukan time and motion
tahun. study atau daily log. Time and motion study adalah
Penyesuaian dengan kriteria RN, LPN, NA, maka teknik efisiensi bisnis yang menggabungkan time
seluruh perawat RSAH UW sesuai dengan kriteria study work Frederick Winslow Taylor dengan motion
RN dan Pembantu Perawat sesuai dengan kriteria study work Frank dan Lillian Gilbreth. Pada awalnya,
LPN. Penyesuaian ini kemudian digunakan pada time study dikembangkan ke arah pembentukan
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan standar waktu, sedangkan motion study berkembang
metode FTE dan didapatkan hasil seperti yang menjadi teknik untuk meningkatkan metode kerja.
tampak pada tabel 3. Selanjutnya dua teknik tersebut berintegrasi dan
Tingkat klasifikasi pasien di ruang D2, D3, ZD2 disempurnakan menjadi metode yang diterima secara
dan H2 terbagi menjadi minimal, parsial dan total. Data luas dan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
404
Perhitungan Tenaga Keperawatan dengan Metode Full Time Equivalent (Rimbara Susilo dan Tito Yustiawan)
sistem kerja. Penggabungan dan penyempurnaan FTE juga belum memperhitungkan keterampilan
kedua teknik ini meningkatkan dan memperbaiki dan pengalaman setiap perawat yang tentunya
sistem kerja, yang kemudian dikenal sebagai methods berbeda dan akan mempengaruhi kualitas pemberian
engineering dan saat ini metode tersebut banyak pelayanan kesehatan, terutama untuk pasien dengan
diterapkan untuk organisasi, termasuk rumah sakit ketergantungan parsial dan total.
(Krenn, M, 2011). Jumlah pengamat memiliki peran penting
Time study adalah observasi langsung dan terus penentuan beban kerja yang dibutuhkan pada metode
menerus dari pelaksanaan suatu tugas, menggunakan FTE, semakin banyak jumlah pengamat semakin besar
perangkat ketepatan waktu (stopwatch desimal, biaya, semakin sedikit jumlah pengamat semakin lama
stopwatch elektronik dengan bantuan komputer, dan waktu yang dibutuhkan. Waktu dan biaya yang cukup
rekaman video kamera) untuk merekam waktu yang besar untuk melaksanakan metode perhitungan FTE
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan sering akan membuat rumah sakit cenderung tidak ingin
digunakan pada saat ada siklus pekerjaan yang untuk melakukan pembaharuan secara rutin, di mana
berulang, dengan durasi pendek maupun panjang, untuk mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan
jenis pekerjaan yang bervariasi, atau elemen kontrol yang baik memerlukan pembaharuan perhitungan
proses merupakan bagian dari siklus. Prosedur yang jumlah tenaga perawat yang rutin.
dikembangkan oleh Mikell Groover untuk direct time
study dilaksanakan dengan cara: menetapkan dan KESIMPULAN DAN SARAN
mendokumentasikan metode standar, membagi tugas
menjadi beberapa elemen kerja, memperhitungkan Kesimpulan
waktu yang dibutuhkan untuk setiap elemen kerja Penelitian ini membandingkan metode FTE dengan
untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan untuk metode Depkes RI 2005 untuk menentukan metode
suatu pekerjaan, mengevaluasi kecepatan relatif yang dapat memberikan jumlah kebutuhan tenaga
pekerja terhadap standar kinerja, untuk menentukan perawat yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan
waktu normal, menambahkan waktu luang untuk kesehatan dan meningkatkan kepuasan masyarakat
waktu normal saat menghitung standar waktu (Krenn, dan petugas. Hasil perbandingan menunjukkan
M, 2011). jumlah kebutuhan perawat dengan metode FTE lebih
Kesalahan dapat terjadi pada time and motion kecil daripada Depkes RI 2005 dan pada pelaksanaan
study karena pada pelaksanaannya pengamat pelayanan kesehatan di Rawat Inap RSAH UW
yang mengikuti perawat dalam bertugas belum yang menggunakan jumlah kebutuhan perawat yang
tentu dapat memantau kegiatan perawat tersebut ditentukan dengan metode Depkes RI 2005, dapat
secara keseluruhan karena pengamat itu sendiri berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa
membutuhkan waktu untuk keperluan pribadi seperti waktu yang membuat perawat sangat sibuk.
makan atau ke kamar mandi. Waktu dan tenaga Jika jumlah kebutuhan perawat yang ditentukan
yang dibutuhkan pengamat juga cukup besar karena dengan metode FTE digunakan pada Rawat Inap
harus menilai sendiri setiap kegiatan perawat. Daily RSAH UW, maka akan membuat beban kerja perawat
log sangat membutuhkan kerjasama dan kejujuran menjadi lebih besar sehingga semakin sulit untuk
perawat yang diamati untuk mendapatkan hasil yang mengatur waktu dalam memberikan pelayanan
sebenarnya, karena penilaian dilakukan oleh perawat kesehatan kepada pasien dan akan menurunkan
yang bersangkutan dan perawat tersebut akan kepuasan pasien maupun perawat.
cenderung memberikan hasil baik pada pencatatan
kegiatan untuk dirinya sendiri. Saran
Kendala lain yang ditemui adalah pencatatan hari Pelaksanaan perhitungan dengan menggunakan
rawat pasien yang tidak membedakan pasien dari metode FTE untuk menentukan jumlah kebutuhan
tingkat ketergantungannya meskipun dilaksanakan perawat Rawat Inap RSAH UW menemui kendala:
dengan rutin, sehingga hasil catatan tersebut tidak 1) Kurangnya data mengenai rerata jam perawatan
dapat menunjukkan perbedaan hari rawat antara dalam 24 jam dan proyeksi jumlah hari rawat pasien;
pasien dengan tingkat ketergantungan yang berbeda. 2) FTE belum memperhitungkan keterampilan dan
405
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 4 Oktober 2015: 399–406
pengalaman setiap perawat yang tentunya akan Indonesia. Undang- undang, Peraturan dsb. 2005. Keputusan
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan RI No. 1555/Menkes/Sk/X/2005.
terutama untuk pasien dengan ketergantungan partial Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Krenn, M, 2011. From Scientific Management to
dan total
Homemaking: Lilian Gilberth’s Constributions to The
Kebutuhan tenaga perawat sebaiknya
Development of Management Thought. Management
diperhitungkan dengan metode perhitungan yang and Organisational History, 6 (2), pp. 145-61.
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan rumah sakit, Licensed Practical Nurse, 2013. LPN Requierment.
dalam hal ini RSAH UW Surabaya lebih sesuai [ O n l i n e ] Av a i l a b l e a t : h t t p : / / w w w.
menggunakan metode perhitungan Depkes RI 2005 licensedpracticalnurse.net/lpn-requirements/
dibanding dengan metode FTE. [Accessed 18 December 2013].
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional. 3rd ed. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Salemba Medika.
Erlin K, Nyoman Anita Damayanti, Nursalam, 2011. FTE RS Adi Husada Undaan Wetan. 2013. Data Jam Perawatan,
Modification of Nursing Staff Calculating Formula Tempat Tidur, dan BOR Rawat inap RSAH UW.
with Team Professional Nursing Care Model. Jurnal Surabaya.
Ners, 6, pp. 17-18. Sue Smith, Ann Casey, Keith Hurst, Katherine Fenton,
Harisson J, 2004. Addressing Increasing Patient Acuity and Hillary Scholefield, 2009. Developing, Testing,
Workload. Nursing Management, 4 (11), pp. 20-25. and Applying Instruments for Measuring Rising
Hendrich, Ann Chow, Marylin, Skierczynski, Boguslaw A, & Dependency-Acuity’s Impact on Ward Staffing and
Lu Zhenqiang, 2008. Hospital Time and Motion Study: quality. International Journal of Healthcare Quality
How Do Medical Surgical Nurses Spend Their Time?. Assurance, 1(22), pp. 30-39.
The Permanente Journal. United States Bureau of Labor Statistic, 2012. Occupational
Hurst K, 2008. UK Ward Design, Patient Dependency, Nursing Outlook Handbook. [Online] Available at: http://
Workload, Staffing and Quality - an Observational www.bls.gov/ooh/Healthcare/Registered-nurses.
Study. International Journal of Nursing Study, 45, htm[Accessed 18 December 2013].
pp. 370- 81.
406