Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

K DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI
RENDAH DI DESA JATILUHUR KARANGANYAR KEBUMEN

Disusun Oleh :

Siti Nur Faikoh A32020101


Sari Restu Utami A32020095
Rizma Dwi Rahayu A32020090
Ika Zulkaida A32020051
Kukuh Nurrohman A32020057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.K DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI
RENDAH DI DESA JATILUHUR KARANGANYAR KEBUMEN

Disusun Oleh :
Siti Nur Faikoh A32020101
Sari Restu Utami A32020095
Rizma Dwi Rahayu A32020090
Ika Zulkaida A32020051
Kukuh Nurrohman A32020057

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Triyono, Amd. Kep) (Ike Mardianti, M,kep. Skep, Sp.Jw)

i
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................
........................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ....................................................................................................1
........................................................................................................................
........................................................................................................................
B. Jenis..............................................................................................................1
C. Tanda dan Gejala..........................................................................................1
D. Penyebab......................................................................................................2
E. Pohon Masalah.............................................................................................3
F. Diagnosa Keperawatan.................................................................................3
G. Fokus Intervensi...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian....................................................................................................4
B. Analisis Data..............................................................................................10
C. Rencana Keperawatan................................................................................11
D. Implementasi Keperawatan........................................................................13
E. Evaluasi Keperawatan................................................................................15
F. SP 1 Afirmasi Positif..................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Nurarif, 2015).
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara
berfikir yang negatif dan saat dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya (Keliat, 2007 dalam Nurarif 2015).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
Kesimpulan : Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan
tingkah laku dan cita-cita.
B. Rentan Respons
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


diri positif rendah indentitas

C. Jenis HDR
Gangguan harga diri adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2007 dalam Nurarif 2015). Gangguan diri yang
disebut harga diri rendah terdapat 2 jenis antara lain:
1. Harga diri rendah situasioanl adalah terjadi trauma tiba-tiba, misalnya
harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
2. Harga diri rendah kronik yaitu perasaan negative terhadap diri yang telah
berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara
berfikir yang negative. Kejadian sakit atau dirawat dapat menambah

1
persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon
yang maladaptive yang biasanya ditemukan oleh klien dengan gangguan
fisik yang kronis atau pasien gangguan jiwa.
D. Tanda dan Gejala
1. Tanda Subjektif
Pasien mengatakan merasa malu untuk berteman dengan orang lain.
2. Tanda Objektif
Menurut Stuart (2007) dalam Nurarif (2015) tanda-tanda pasien dengan
harga diri rendah yaitu :
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri dan kurang percaya diri.
b. Merendahkan martabat dan mencederai diri.
c. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri.
d. Mengejek dan mengkritik diri sendiri.
e. Merasa khawatir dan menolak diri.
f. Menunda keputusan dan merasa tidak mampu.
g. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
h. Tidak menerima pujian dan tidak berani menatap lawan bicara.
i. Berpakaian tidak rapi dan lebih banyak menunduk.
j. Nada bicara lemah dan selera makan berkurang.
E. Penyebab
1. Factor Predisposisi
Perkembangan individu
a. Adanya penolakan dari orang tua sehingga anak merasa kurang dicintai
b. Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orangnya atau
orang tuanya
c. Sikap orang tua over protectif, anak merasa tidak berguna, orang tua
atau orang terdekat sering mengkritik secara merevidasikan individu
d. Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa
rendah diri
Ideal diri

a. Individu selalu dituntut untuk berhasil


b. Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah
c. Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri

2
2. Factor Presipitasi
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri
b. Pengalaman traumatic berulang, seperti penganiyaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,
aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan. Respon
terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma dan koping
menjadi represi dan denial (Yusuf et al, 2015).
F. Pohon Masalah
Resiko isolasi social: menarik diri Akibat

Gangguan konsep diri: HDR Core Problem

Koping tidak efektif Penyebab


G. Fokus Pengkajian
1. Factor predisposisi
a. Penolakan
b. Kurang penghargaan
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu
dituntut
d. Persaingan antara keluarga
e. Kesalahan dan kegagalan berulang
f. Tidak mampu mencapai standar
2. Factor presipitasi
a. Trauma
b. Ketegangan peran
c. Transisi peran perkembangan
d. Transisi peran situasi
e. Transisi peran sehat-sakit
H. Diagnosis Keperawatan Utama
Gangguan konsep diri: HDR
I. Fokus Intervensi

3
Tindakan Keperawatan pada Pasien
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
2. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya
keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
b. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif.
c. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan
kemampuan.
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga,
dan aktivitas yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien.
d. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.

4
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
2) Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang
akan dilakukan pasien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
e. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan.
2) Memberikan pujian dan membuat daftar kegiatan lain
Tindakan Keperawatan pada Keluarga

1. Tujuan
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
latihan yang dilakukan.
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
b. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang
dimiliki.
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan
yang sudah dilatihkan pasien dengan perawat.
d. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku
pasien

5
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. JUDUL
Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.K Dengan Masalah Keperawatan Utama
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Di Desa Jatiluhur Karanganyar
Kebumen

B. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny K
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jatiluhur RT 03 RW 01, Karanganyar, Kebumen
Status : belum menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jatiluhur, RT 03 RW 01 Karanganyar, Kebumen
Pedidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hubungan dg klien : Ibu kandung
3. Alasan Masuk
Ny K Menyatakan kadang-kadang kepalanya pusing, merasa bingung,
merasa muda dan kadang kadang sering menangis. Ibu klien menyatakan
anaknya kurang percaya diri dan sering menyendiri serta jarang
mengobrol dengan ibu dan kakaknya. Ny. K tampak murung, kontak
matanya kurang, sering menundudukan kepalanya dan sering melamun
4. Faktor Presdiposisi
Ny. K menyatakan pernah dirawat dipuskesmas karanganyar. Ny. K
menyatakan dulu pernah kuliah namun tidak selesai hanya bertahan satu
semester saja karena jurusan yang dipilh tidak sesuai dengan yang
diinginkannya. Ibu klien menyatakan Ny. K kurang percaya diri.
5. Faktor Presipitasi
Jika ditanyakan tentang kondisi nya Ny. K selalu merasa bingung apa
yang dirasakan, dan jika mempunyai permasalahan Ny. K selalu
dipendam sendiri serta melamun dan tiba tiba menangis
6. Pengkajian Fisik :
a) Keadaan Umum
Baik
b) Vital sign
TD = 110/70 mmHg
S = 36,1 oC
RR = 20x/menit
N = 89x/menit
c) Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Mesocepal, jejas (-), rambut hitam, tidak ada masalah khusus
dikepala
2. Mata
Konjungtiva anemis
3. Hidung
Penciuman berfungsi dengan normal, riwayat pendarahan (-)
4. Telinga
Pendengaran baik, pendarahan telinga (-)
5. Mulut
Mukosa bibir kering, bibir kering
6. Leher
Tidak ada jejas, tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
7. Dada
1) Jantung
I ; ictus cordis tampak di ICS V
P ; ictus cordis teraba di line axilaris anterior sinistra setinggi
ICS V
P ; tidak terdapat kardiomegali
A ; tidak ditemukan murmur atau gallop
2) Paru
I ; tidak ada retraksi dinding dada, terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan, lesi(-),secret kental dan banyak berwarna
putih di jalan nafas,
P ; pergerakan dada simetris
P ; redup di kedua basal paru
A;
8. Abdomen
I ; simetris
A : bising usus 15x/menit
P : pembesaran hepar (-)
P ; sonor
9. Ekstremitas
Atas :
Normal, tidak ada kelemahan dikedua ekstremitas 5 | 5

Bawah :
Normal, tiidak ada kelemahan dikedua ekstremitas 5 | 5
1 0 . Genitalia :
Bersih dan tidak ada gangguan direpoduksinya
7. Pengkajian Psikososial :
a) Genogram

Keterangan
: Laki Laki
: Perempuan

: Klien
: Meninggal
: Tiinggal Serumah
Penjelasan :
Selama berada dirumah, klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan
Ibu dan kakaknya karena berkomunikasi berujung percecokan

b) Konsep diri
Gambaran diri : Ny. K menyatakan tidak ada bagian tubuh yang
tidak disukai, Ny. K juga menyatakan tubuhnya
sehat
Identitas diri : Ny. K menyatakan berusia 45 tahun belum
menikah berjenis kelamin perempuan, pendidikan
terkakhir SMA, berasal dari karanganyar, serta
kadang menyesal keadaan seperti ini
Peran : Ny. K menyatakan jika anak terakhir nya dari 6
bersaudara . Ny. K sebagai perempuan peran tugas
rumah tangga seperti menyuci, menyapu
Ideal diri : Ny. K menyatakan untuk saat ini tidak
membutuhkan hal hal yang lain dank klien hanya
menginginkan kesembuhannya
Harga diri : Ibu klien menyatakan bahwa anaknya sering
merasa tidak percaya diri dan Ny. K menyatakan
malu ketika disuruh mengikuti kegiatan
dimasyarakat
c) Hubungan social
Ny. K menyatakan jarang ngobrol dengan ibu dan kakaknya karena
takut jika mengobrol akan timbul permasalahan. Ny. K menyatakan
dirinya malu jadi jarang pergi keluar rumah untuk ngobrol dengan
tetangganya ataupaun orang yang belum kenal serta keluar rumah
hanya untuk membeli makanan ringan
d) Nilai, keyakinan dan spiritual
Ny. K menyatakan beragama islam namun Ny. K mengakui tidak
pernah sholat 5 waktu dan ngaji karena alasanya tidak bisa
e) Status Mental
a) Penampilan Umum
Berpaikaian rapi, kuku dan gigi bersih dan dapat berpaikan diri
sendiri.
b) Pembicaraan
Nada intonasi nya pelan dan suaranya pelan tetapi kadang
suaranya agak keras serta menjawab pertanyakan yang diajukan
c) Aktivitas motorik
Ny. K menyatakan dapat membantu ibunya melakukan aktivitas
seperti menyapu, mengepel, dan mencuci piring
d) Alam perasaan
Ny. K menyatakan bahwa dirinya senang
e) Afek
Sesuai dan mampu merespon pembicaraan saat dilakukn
wawancara
f) Interaksi selama wawancara
Ny. K selama wawancara Nampak mempertahankan kontak mata
namun sesekali kearah yang lain, koperatif dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan namun tidak lengkap
g) Persepsi
Ds : Ny. K menyatakan merasa malu, Ny. K menyatakan sering
tiba tiba menangis disebabkan kegagalannya saat sendirian. Ibu
klien menyatakan anaknya kurang percaya diri
Do : klien tampak murung
Klien mata kurang saat diwawancarai
Klien tampak bingung
h) Proses piker
Bloking,, pembicaraan tiba tiba berhenti dan dilanjutkan lagi
i) Isi piker
Klien mengatakan bahwa dirinya berusaha untuk berkomunikasi
dengan orang lain tetap saja merasa malu dan kadang kadang
matanya seperti orang yang marah makanya klien jarang keluar
rumah. Klien juga merasa ada penyesalan dengan kondisi nya bias
seperti ini
j) Tingkat kesadaran dan orientasi
Ny. K sadar tentang kondisinya saat ini dan mampu menyebutkan
tanggal hari dan tempat
k) Memori
Ny. K masih mengingat jika dulu pernah kuliah namun tidak
selesai namun Ny. K tidak mengingat tentang kejadian penting
yang dialaminya
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Ny. K tampak masih bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa
berhitung
m) Kemampuan penilaian –
n) Daya tilik diri
Ny. K mengakui bahwa dirinya mengalami sakit kejiwaan
h. Kebutuhan Persiapan Pulang
a) Makan
Ny. K mengatakan makan 2-3x sehari dan sering makan jajan
diwarung dan mampu makan sendiri dan minum sendiri
b) BAK / BAK
Ny. K mengatakan BAB dan BAK tidak mengalami ganggun
Tidak ada kendala BAB dan BAK
c) Mandi
Klien mengatakan mandi kadang sehari 1x sehari atau 2x sehari
d) Berpakaian
Ny. K mengatakan pakaian yang digunakan bersih dan mampu
berpakaian sendiri
e) Istirahat dan Tidur
Ny. K mengatakan waktu tidurya dari jam 18.00 sampai pagi
f) Penggunaan obat
Ny. K mengatakan rutin meminum obat yang didapatkan dari
puskesmas 1x sehari
g) Pemeliharaan kesehatan
Ny. K ketika sakit akan memeriksakan ke puskesmas dan mampu
menjaga kesehatan tubuhnya dari virus dengan memakai masker
ketika keluar rumah
h) Aktivitas didalam dan di luar rumah
Saat didalam rumah Ny. K mengerjakan pekerjaan rumah seperti
menyapu, mencuci piring, dll. Appabila sudah selesai Ny. K akan
istirahat dikamarnya
i) Mekanisme Koping
Ketika Ny. K merasa malu dan kurang percaya diri sehingga
menyendiri dan jarang berkomunikasi
j) Masalah psikososial dan lingkungan
Ny. K mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar
k) Pengetahuan kurang tentang
Ny. K mengatakan kurang paham tentang cara mengatasi yang
dialaminya
l) Aspek Medis
1. Diagnosa medis
Gangguan konsep diri, harga diri rendah kronik
2. Terapi yang diberikan (obat ditulis lengkap termasuk dosis dan
tidak boleh disingkat).
Clozapine antipsikotik 50 mg

A. ANALISA DATA
Tgl / Jam Data Fokus Masalah Paraf
Rabu, DS : Keperawatan
27-01-2021 - Pasien mengatakan merasa malu Gangguan Konsup
13.00 WIB - Pasien mengatakan kadang tiba- Diri Harga Diri
tiba nangis saat sendirian Rendah Kronik
- Ibu klien mengatakan anaknya
kurang percaya diri
- Ibu klien mengatakan dulu klien
pernah kuliah, namun tidak
selesai hanya sampai semester
satu, karena jurun yang dipilih
tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan Ny. K juga
mengatakan seperti yang
dikatakan oleh ibunya.
DO :
- Pasien tampak murung
- Kontak mata kurang saat
diwwancarai
- Klien tampak bingung

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsup Diri Harga Diri Rendah Kronik
C. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl / Rencana Keperawatan


Diagnosis
Jam Tujuan Tindakan Rasional

Rabu, Gangguan Konsep Setelah dilakukan tindakan SP 1 Pasien : 1. Mengidentifikasi masalah


27-01- diri Harga diri keperawatan selama 3x24 jam 1. Mengenal masalah harga diri harga diri rendah dan
2021 rendah kronik diharapkan masalah keperawatan rendah dan mendiskusikan mendiskusikan kemampuan
13.00 Gangguan Konsep diri Harga kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
WIB diri rendah kronik dapat teratasi yang dimiliki pasien
dengan kriteria : SP 2 Pasien:
2. Membantu klien memulai
1.Klien mampu mengenal
2. Membantu pasien menilai dari bebrapa kemampuan
masalah harga diri rendah
kemampuan yang masih dapat yang dimiliki klien
kronik
digunakan
2.Klien mampu mengidentifikasi
SP 3 Pasien
dan aspek positif yang dimiliki
3. Membantu memilih/ 3. Membantu klien memilih
pasien
3. Klien mampu memiliki kemampuan / kegiatan
menetapkan kemampuan yang
kemampuan yang dapat harian yang dapat dilatih
dilatih
digunakan
4. Klien mampu SP 4 pasien:
4. Melatih kemampuan /
menetapkan memilih
kegiatan yang sesuai 4. Melatih pasien melakukan kegiatan yang sudah dipilih
kemampuan kegiatan yang telah dipilih dan dimasukkan di kegiatan
harian
STRATEGI PELAKSANAAN SP 1 PADA PASIEN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HDR

Pertemuan ke: 1
a. Kondisi Pasien
DS :
- Pasien mengatakan merasa malu
- Pasien mengatakan jarang ngobrol dengan kakak dan ibunya
- Ibu pasien mengatakan anaknya kurang percaya diri
DO :

- Pasien tampak murung


- Kontak mata kurang saat diajak bicara
- Pasien tampak bingung
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : HDR
c. Tujuan
Tujuan Umum : Mengenal masalah harga diri rendah
Tujuan Khusus :

1) Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki pasien.


2) Menyebutkan aspek positif yang dimiliki pasien.
d. Rencana Tindakan
SP 1 Pasien: Mengenal HDR, mengkaji aspek positif dan membuat daftar
kemampuan
e. Strategi Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
“Assalamualaikum mba. Perkenalkan saya perawat Rizma yang bertugas pada
pagi hari ini. Dengan mba namanya siapa? Senangnya dipanggilnya siapa?”
b) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mba saat ini? “Kegiatan apa yang sudah mba lakukan
untuk menghilangkan perasaan mba?”
c) Kontrak
“Baik lah, hari kita akan berbincang-bincang terkait dengan perasaan yang
dialami mba”.“Kira-kira kita akan berbincang-bincang berapa lama mba?
“Tempatnya mau dimana mba?”
2) Fase Kerja
“Saya lihat ibu tadi menyendiri, aktivitas menurun, murung dan menghindar dari
orang lain mba?” “Apa yang menyebabkan mba seperti ini ?” Baik, mba
mengatakan mba merasa tidak mampu, malu dan tidak berguna”. Apa yang terjadi
pada mba sebelum sampai seperti ini?” “Apakah mba sudah tau akibat dari
perasaan mba saat ini ?”.
Baiklah mba, jadi yang mba rasakan hari adalah tanda gejala dari harga diri
rendah, mba harus mampu mengatasi masalah harga diri rendah, nanti akan saya
bantu ya mba. Apakah mba setuju ? baiklah mba sekarang sebutkan apa saja
kemampuan yang dimiliki ? bagus apa lagi ? saya buat daftarnya ya mba? Wah
hebat ya mba jadi ada 5 kemampuan yang mba miliki”. Dari ke 5 kemampuan
mba, mana yang paling mba sukai? Wahh mba sukanya nyuci piring ya,
bagaimana kalo kegiatan nyuci piring kita masukan ke jadwal harian ya mba?
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
“Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang pada pagi hari ini?”.
“sekarang mba sebutkan lagi kemampuan yang mba miliki”
b) Rencana tindak lanjut
Ini ada jadwal kegiatan, mba bisa memasukkan ke dalam jadwal harian mba
ya? mau berapa kali mba melakukan kemampuan yang mba miliki ?”
c) Kontrak yang akan datang “Baik lah besok kita akan bertemu lagi. Kita akan
berbincang-bincang untuk mengevalusi hari ini dan menilai kemampuan yang
ibu miliki ya mba ?”. Waktunya besok mau jam berapa yah mba ? dimana
mba ?”. baik mba kalau begitu saya permisi dulu mba.... selamat pagi mba....
Assalamu’alaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN SP 2 PADA PASIEN


GANGGUAN KONSEP DIRI: HDR

Pertemuan ke: 2 & 3


a. Kondisi Pasien
DS :
- Pasien mengatakan merasa malu
- Pasien mengatakan jarang ngobrol dengan kakak dan ibunya
- Ibu pasien mengatakan anaknya kurang percaya diri
DO :
- Pasien tampak murung
- Kontak mata kurang saat diajak bicara
- Pasien tampak bingung
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : HDR
c. Tujuan
Tujuan Umum : Membantu pasien menilai kemampuan
Tujuan Khusus : Melatih pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
d. Rencana Tindakan
SP 2 Pasien: Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
e. Strategi Pelaksanaan
Orientasi :
“Assalamualaikum,mba.., Bagaimana perasaannya hari ini mba? Baik
sekarang kita liat kondisi mba, apakah sudah ada penurunan tanda gejala harga
diri rendah? Baik saya liat mba masih menyendiri, saat diajak bicara kontak mata
kurang, jalan menunduk. Aktivitasnya bagaimana mba?...sudah mulai tidak
murung lagi sekarang, sudah mulai berteman? Apakah masih ragu saat melakukan
kegiatan ? masih ada rasa tidak mampu, malu tidak berguna?. Apa mba sudah
mengidentifikasi kemampuan lain yang dimiliki? Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya?....waahh bagus sudah mulai melakukan kegiatan-kegiatannya ya mba.
Baiklah kalau begitu kita akan menilai kegiatan mana yang sering dapat mba
lakukan,tujuannya mba mampu menilai kemampuan yang mba miliki. Baik mba
dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Untuk waktunya bagaimana
kalau 20 menit?”

Kerja :
“ Baiklah mba, dari lima kegiatan/kemampuan yang mba miliki ini, mana yang
masih dapat dikerjakan dirumah ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua…sampai lima kegiatan (misalnya ada 3 kegiatan yang masih bisa
dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan mba dirumah.
Coba mba buat dan beri tanda dijadwal harian tentang kemampuan yang masih
dapat dilakukan dirumah dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak
melakukan).”
Terminasi
“ Bagaimana perasaan mba setelah kita bercakap-cakap tentang menilai
kemampuan yang masih dapat digunakan dirumah. Coba mba sebutkan lagi
kemampuan yang masih bisa dilakukan dirumah. Sekarang, mari kita masukan
pada jadwal harian yang mba miliki bisa ditambahkan dan dinilai apakah
kemampuan itu bisa dilakukan dirumah . besok kita akan menilai dan menetapkan
kemampuan yang akan dilatih mba, kalau begitu kita akan bertemu besok ya mba
untuk jam dan tempatnya dimana terserah mba. Assalamualaikum..
Daftar Pustaka

Fajariyah, N. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri


Rendah.Jakarta : CV. Trans Info Media.
Keliat, B.A., Akemat, Helena, N.C.D., dan Nurhaeni, H. 2007. Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Courese). Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi 2. Jogjakarta: MediAction.
Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Yusuf, Ah., Fitryasari, R., Nihayati, H. K. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai