D DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA PASIEN PNEMONIA DI RUANG
INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Disusun Oleh:
KUKUH NURROHMAN
A32020057
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Kukuh Nurrohman
NIM: A32020057
Muayanah, S.Kep
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh. (SDKI,
2016).Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi. Hipertermia
biasanya disebabkan oleh kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk
mendinginkan tubuh. Suhu tubuh yang terlalu tinggi akan menyebabkan
munculnya beragam gangguan, mulai dari kram otot hingga gangguan pada
otak dan sistem saraf. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu
tubuh di atas 38,50C. Kondisi ini terjadi akibat ketidakmampuan tubuh
untuk menyeimbangkan suhu tubuh (Roland, J. Healtline, 2017).
B. ETIOLOGI
Menurut SDKI (2016), etiologi pada hipertermi disebabkan oleh:
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
.
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) 2016 sebagai
berikut :
1. Gejala dan tanda mayor
a. Subjektif (tidak tersedia)
b. Objektif
1) Suhu tubuh diatas nilai normal
2. Gejala dan Tanda Minor
a. Subjektif (tidak tersedia)
b. Objektif
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
5) Kulit terasa hangat
PATHWAY
F. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada(Hidayat, 2007).Menurut
Barbara (2010) pengkajian fokus pada hipertermia pada tahapawitan
(tahap dingin atau meriang) dapat dilakukan pengkajian meliputi :
1. Adanya peningkatan denyut jantung
2. Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
3. Badan terasa menggigil
4. Kulit dingin dan pucat
5. Adanya keluhan kedinginan
6. Dasar kuku terdapat adanya sianosis
7. Kulit terlihat merinding
8. Adanya penurunan produksi keringat
Pada tahap rangkaian proses dari hipertermia dapat dikaji meliputi :
1. Tidak ada meriang
2. Kulit terasa hangat/panas
3. Sensitif terhadap cahaya
4. Mata tampak berkaca-kaca
5. Adanya peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan
6. Adanya rasa haus yang meningkat
7. Adanya dihidrasi sedang sampai berat
8. Mengantuk, gelisah, delirium, atau kejang
9. Lesi kemerahan seperti herpes pada mulut
10. Penurunan nafsu makan (apabila demam berkepanjangan)
11. Malaise, kelemahan, dan nyeri otot.
TINJAUAN KASUS
B. Data subyektif
1. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 27 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Pandak 5/1 Sumpiuh
No. RM : 416xxx
Diagnosa medis : pneumonia e.c Sindrom Nefrotik
2. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan badan panas
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong pada
tanggal 25 Maret 2021 jam 10.00 WIB dengan keluhan mual dan
muntah sejak 2 hari yang lalu serta badan menggigil. Pasien
dipindahkan ke ruang perawatan inayah pada tanggan 25 Desember
2021 pukul 13.00.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit sindrom nefrotik
yang sudah diderita ketika berumur 10 tahun
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan HIV atau AIDS.
4. Pola pemenuhan kebutuhan dasar virginia henderson
a. Kebutuhan bernafas dengan normal
Pasien bernafas spontan menggunakan otot bantu pernafasan
dengan RR 20×/menit.
b. Kebutuhan makan minum adekuat
Pasien makan 3×sehari dengan porsi yang disiapkan dari RS dan
tidak dapat mencerna makanan dengan baik dikarenakan mual dan
muntah
c. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan tidak ada kendala dalam BAK dan BAB.
d. Kebutuhan bergerak dan membertahankan postur
Pasien hanya terbaring di tempat tidur selama mendapat perawatan
di RS.
e. Kebutuhan tidur dan istirahat
Pasien tidur kurang lebih 8jam/hari dan mendapatkan istirahat yang
cukup tetapi jika pasien terbangun ingin BAK maka rasa nyeri
timbul lagi.
f. Kebutuhan berpakaian
Pasien dalam berpakaian dibantu oleh keluarganya.
g. Kebutuhan kebersihan diri
Pasien dibantu seka pagi dan sore dibantu oleh keluarganya.
h. Kebutuhan menghindari bahaya
Pasien terpasang pembatas tempat tidur untuk menghindari jatuh.
i. Kebutuhan komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
j. Kebutuhan mempercayai keimanan
Pasien berdoa agar cepat sembuh dari sakitnya serta menjalankan
solat 5 waktu tetapi pasien merasa khawatir dengan solatnya sah
atau tidaknya karena menggunakan kateter.
k. Kebutuhan pekerjaan dan penghargaan
Pasien tidak bisa bekerja selama sakit
l. Kebutuhan hiburan dan rekreasi
Pasien tidak berekreasi selama sakit dan hanya dirumah saja.
m. Kebutuhan belajar
Pasien tampak mengerti dengan penyakit dan kondisinya saat ini
daan cara pengobatanya dari tenaga kesehatan.
C. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum (ku) : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tekanan darah : 100/70 mmHg
d. Nadi : 72×/menit
e. Suhu : 38,2°C
f. Pernafasan : 20×/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada jejas, bentuk mesochepal, rambut
beruban
b. Wajah : simetris, tidak ada jejas
c. Mata : sklera anikterik, pupil isokor ,reflek pupil 2/2,
reflek cahaya +/+.
d. Hidung : bersih, tidak ada serumen, tidak ada sumbatan.
e. Mulut : mukosa bibir lembab, dan tidak ada lesi
f. Telinga : bersih, tidak ada jejas, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
g. Leher : tidak ada jejas, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
h. Dada
Paru-paru : I : tidak ada jejas, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
P : tidak ada retraksi dinding dada
P : terdengar bunyi sonor
A : suara nafas vesikuler dikedua paru
Jantung : I : tidak ada jejas
P : ictus cordis tidak teraba
P : bunyi pekak
A : S1/S2 normal
i. Abdomen : I : tidak ada jejas
A : bising usus normal
P : suara timpani
P : tidak ada pembesaran hati dan limfe, distensi
abdomen
j. Ekstermitas : Atas : tidak ada jejas, tidak ada oedema, kekuatan
otot 5/5, CRT < 2 detik, terpasang IVFD RL 20 tpm di tangan
kanan
Bawah : tidak ada jejas, tidak ada oedema
Kekuatan otot
kanan kiri
5 5
5 5
k. Kulit : membran kulit lembab, tidak ada kerusakan
jaringan
l. Genetalia : tidak terpasang dc.
1. EKG :-
2. Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 30 maret 2021
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Satuan
1 Hemoglobin 13.2-17.3 15,2 Gr/dl
2 Hematocrit 40 – 52 49,1 %
3 MCV 80 – 100 87,3 fL
4 MCH 26 – 34 27,0 Pg
5 MCHC 32 – 36 30,9 g/dl
6 Leukosit 3.8 – 10.6 11.96 Rb/ul
7 Eritrosit 4.4 – 5.9 5.62 Juta/L
8 Trombosit 150 - 440 101 Rb/ul
3. Pemeriksaan rontgen thorax 27 Maret 2020
Deskripsi: Pnemonia
Terapi
D. Analisa data
E. Intervensi
No Dx Keperawatan Intervensi
1 Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipertermia (l.15506)
keperawatan selama 3X8 jam a. Identifikasi penyebab
diharapkan masalah hipertermia
keperawatan hipertermi dapat b. Monitor suhu tubuh
teratasi dengan kriteria hasil: c. Monitor haluaran urine
Termoregulasi Membaik (L.080 d. Longgarkan atau lepaskan
66)
Indikator A T
pakaian
e. Berikan cairan oral
Suhu Tubuh 2 5
f. Ganti linen setiap hari atau
Suhu Kulit 2 5
lebih sering jika mengalami
Tekanan 2 5
hiperhidrolisis
Darah
g. Lakukan pendinginan
eksternal
Keterangan :
h. Kolaborasi pemberian cairan
1: Memburuk dan elektrolit intravena, jika
2: Cukup Memburuk perlu
3: Sedang
4: Cukup Membaik
5: Membaik
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
H. EVALUASI
PEMBAHASAN
Perawatan di rumah sakit pada penderita Nefrotik Sindrom penting
dengan tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet,
penanggulangan edema, memulai pengobatan steroid dan edukasi orang tua.
a. Edukasi kepada pasien dan orang tua mengenai penyakit ini dan prosedur
apa yang dilakukan. Penjelasan mengenai penyakit Nefrotik Sindrom bisa
sembuh namun juga dapat kambuh lagi perlu disampaikan dengan baik
agar tidak tejadi kesalah pahaman.
b. Restriksi cairan dianjurkan selama edema berat. biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasikan
dengan spironalokton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
11mg/BBkg/hari. Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu
perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium)
c. Medikamentosa
Kortikosteroid sudah dipakai sebagai terapi lini pertama Nefrotik Sindrom
karena diyakini efektif dalam menyembuhkan penyakit ini. Kortikosteroid
merupakan terapi pilihan utama Nefrotik Sindromidiopatik pada anak
kecuali jika ada kontraindikasi. Steroid yang diberikan adalah jenis
prednison dan prednisolon. Pengobatan imunosupresif ini dapat
menimbulkan remisi proteinuria dan melindungi fungsi ginjal untuk
beberapa jenis glomerulonefritis primer(DR.Trihono, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Hardi,Wahid Iqbal dan Dimas. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.