Anda di halaman 1dari 9

PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Vol. 2 No. 4, Agustus 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU


PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KARADENAN
KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018

Maya Rahmayati Matondang1), T Abdul Madjid2), Indira Chotimah3)


1)
Konsentrasi Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. K.H Sholeh Iskandar Raya Km. 2, Kedung Badak, Bogor 16161, Jawa Barat.
Email: mayarm28@gmail.com
2)
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. K.H Sholeh
Iskandar Raya Km. 2, Kedung Badak, Bogor 16161, Jawa Barat.
Email: abd.madjid@uika-bogor.ac.id
3)
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. K.H Sholeh
Iskandar Raya Km. 2, Kedung Badak, Bogor 16161, Jawa Barat.
Email: indira@uika-bogor.ac.id

Abstrak
Service quality yang tinggi merupakan faktor terpenting agar tercapainya mutu pelayanan
kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan adalah faktor tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
karadenan kecamatan cibinong kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 2.449
pasien. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden dengan teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Cara yang digunakan
dalam menganalisa data menggunakan perangkat lunak aplikasi statistik. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa faktor tangibles (p-value = 0,372), faktor reliability (p-value = 0,176), dan
faktor responsiveness(p-value = 0,594) tidak terdapat hubungan dengan mutu pelayanan kesehatan
di puskesmas karadenan. Sedangkan faktor assurance (p-value = 0,001), dan faktor emphaty (p-
value = 0,001) terdapat hubungan dengan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas karadenan.
Simpulan dalam penelitian ini yaitu pada variabel faktor tangibles, faktor reliability, dan faktor
responsiveness tidak terdapat hubungan dengan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan pada
variabel faktor assurance dan faktor emphaty terdapat hubungan dengan mutu pelayanan kesehatan
di puskesmas karadenan.

Kata kunci: Mutu Pelayanan, Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty

Pendahuluan
Menurut Undang-Undang Republik memelihara dan meningkatkan derajat
Indonesia No. 36 tahun 2014, Pelayanan kesehatan masyarakat dalam bentuk
Kesehatan adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
yang diselenggarakan secara terpadu, pengobatan penyakit, dan pemulihan
terintegrasi, dan berkesinambungan untuk kesehatan oleh pemerintah dan atau

276
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR
masyarakat. Sedangkan menurut Notoatmodjo mencapai 20.486.
(2017), Pelayanan kesehatan adalah sub Wilayah kerja Puskesmas Karadenan
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan berada di tengah tengah kota Kabupaten
utamanya adalah pelayanan preventif Bogor. Secara administratif wilayah kerja
(pencegahan) dan promotif (peningkatan Puskesmas Karadenan terdiri dari 3 (tiga)
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Kelurahan yaitu, Kelurahan Karadenan,
Masalah utama pelayanan kesehatan Kelurahan Sukahati, dan Kelurahan
adalah kualitas yang belum memuaskan Nanggewer. Ketiga Kelurahan tersebut terdiri
sehingga walaupun cakupan pelayanan sudah dari 52 RW dan 354 RT. Wilayah kerja
baik tetapi dampak terhadap status kesehatan Puskesmas Karadean pada umumnya mudah
masyarakat belum optimal (Syaibani, 2010 ). dijangkau dengan berjalan kaki maupun roda
Mutu pelayanan erat hubungannya dengan dua dan empat.
kepuasan pelanggan oleh karena itu semakin Menurut Laporan tahunan Puskesmas
baik mutu pelayanan maka semakin puas pula Karadenan pada tahun 2015 sampai dengan
pelanggan begitu juga sebaliknya (Muninjaya, 2017 angka kunjungan semakin menurun.
2013). Pada tahun 2015 terdapat 41.882 pasien
Kinerja dan service quality yang tinggi dengan kunjungan rata-rata perhari 145
merupakan faktor terpenting agar tercapainya pasien. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah
kualitas pelayanan kesehatan. Service quality kunjungan menurun yaitu terdapat 37.682
merupakan konsep dari suatu pengukuran pasien dengan jumlah kunjungan rata-rata
kualitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari perhari 126 pasien. Pada tahun 2017 jumlah
kehandalan (reliability), ketanggapan kunjungan semakin menurun yaitu terdapat
(responsiveness), keyakinan atau jaminan 34.446. Dari penjabaran latar belakang
(assurance), perhatian (emphaty), dan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
tampilan fisik atau berwujud (tangibles). meneliti faktor-faktor yang berhubungan
Berdasarkan lima dimensi tersebut akan dengan mutu pelayanan kesehatan di
diketahui terjadi atau tidak gap (kesenjangan), Puskesmas Karadenan Kecamatan Cibinong
ada tidaknya pengaruh dari lima dimensi Kabupaten Bogor.
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien Adapun tujuan penelitian ini adalah
dan juga dapat diketahui dimensi kualitas mengetahui hubungan faktor tangibles dengan
pelayanan yang paling dominan mutu pelayanan kesehatan, hubungan faktor
mempengaruhi kepuasan pasien (Tjiptono, reliability dengan mutu pelayanan kesehatan,
2013 dalam Cahyaningrum, 2012). faktor responsiveness dengan mutu pelayanan
Dalam Profil Kesehatan Kabupaten kesehatan, faktor assurance dengan mutu
Bogor tahun 2015, dilihat dari grafik di atas pelayanan kesehatan, dan faktor emphaty
nampak bahwa jumlah kunjungan pasien dengan mutu pelayanan kesehatan di
rawat jalan puskesmas selama lima tahun puskesmas karadenan tahun 2018.
terakhir cenderung berfluktuasi, pada tahun Ruang lingkup penelitian ini yaitu
2011 sebesar 3.072.456 kunjungan menjadi dilakukan untuk mengetahui mutu pelayanan
3.051.970 kunjungan pada tahun 2015, kesehatan di puskesmas karadenan. Penelitian
dengan rata-rata jumlah kunjungan/hari ini dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018,
sebesar 10.576 kunjungan. Sehingga dapat dan dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas
dilihat bahwa penurunan angka kunjungan karadenan kecamatan cibinong kabupaten
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 Bogor. Populasi penelitian ini adalah

277
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas menggunakan data primer dan data sekunder.
karadenan tahun 2017 pada bulan Desember Sampel penelitian ini sebanyak 96 orang.
yang berjumlah 2.499. Metode penelitian ini
adalah kuantitatif. Penelitian ini

Metode
Desain penelitian yang digunakan memanfaatkan rawat jalan di Puskesmas
dalam penelitian ini adalah cross sectional. Karadenan Kecamatan Cibinong
Alasan menggunakan desain cross sectional Kabupaten Bogor dan pasien belum
karena pada penelitian ini peneliti lupaakan mutu pelayanan rawat jalan di
mempelajari faktor-faktor yang Puskesmas Karadenan.
mempengaruhi kunjungan pasien rawat jalan b. Sedangkan kriteria eksklusi dalam
di Puskesmas Karadenan, Kecamatan penelitian ini adalah pasien yang
Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini berkunjung di Puskesmas Karadenan dan
menggunakan jenis data penelitian primer dan tidak bersedia untuk mengisi kuesioner
sekunder dengan metode penelitian kuantitatif dengan baik, pasien yang berkunjung
deskriptif. memiliki masalah kejiwaan, dan pasien
Populasi pada penelitian ini adalah yang berusia < 17 tahun.
daftar pengunjung puskesmas selama 1 (satu) Sumber data pada penelitian ini berasal
bulan pada bulan Desember tahun 2017 yaitu dari data primer dan sekunder. Data primer
sebanyak 2.499. Sampel pada penelitian ini diperoleh langsung dari kuesioner yang diisi
sebanyak 96 responden. Salah satu metode responden, sedangkan data sekunder
yang digunakan untuk menentukan jumlah diperoleh dari dokumen laporan tahunan di
sampel adalah menggunakan rumus Slovin Puskesmas Karadenan, dan bahan pustaka
(Firdaus, 2012). Dengan dibutuhkan batas terkait.
toleransi kesalahan 10 %. Teknik Instrumen penelitian yang digunakan
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu angket/kuesioner. Kuesioner tersebut
menggunakan teknik purposive sampling berisi tentang tangibles (ketampakan fisik),
berdasarkan 2 (dua) kriteria yaitu : reliability (kehandalan), responsiveness (daya
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini tangkap), assurance (jaminan) dan emphaty
adalah pasien yang berkunjung ke (empati). Analisa data dengan menggunakan
Puskesmas Karadenan dan bersedia untuk analisis Univariat dan analisis Bivariat yang
mengisi kuesioner dengan baik, dilakukan menggunakan aplikasi statistika.

Hasil
Hasil penelitian didapatkan dari berada di Puskesmas Karadenan terdapat 33
pengolahan data yang menggunakan aplikasi responden dengan presentase 34,4% yang
statistik. Berikut adalah hasil dari pengolahan memberikan jawab baik. Sedangkan 64
data tersebut. responden dengan presentase 65,6%
Berdasarkan analisis univariat hasil memberikan jawaban kurang baik.
distribusi frekuensi mutu pelayanan kesehatan Kemudian hasil distribusi frekuensi
responden di Puskesmas Karadenan faktor tangibles responden di Puskesmas
menunjukan bahwa dari 96 responden yang Karadenan menunjukan bahwa dari 96

278
responden yang berada di Puskesmas baik. Sedangkan 64 pelayanan kesehatan (p-
Karadenan terdapat 42 responden dengan value = 0,594) tidak terdapat hubungan yang
presentase 43,8% yang memberikan jawab signifikan.
baik. Sedangkan 54 responden dengan Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
presentase 56,3% memberikan jawaban faktor emphaty responden di Puskesmas
kurang baik. Karadenan menunjukan bahwa dari 96
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi responden yang berada di Puskesmas
faktor reliability responden di Puskesmas Karadenan terdapat 28 responden dengan
Karadenan menunjukan bahwa dari 96 presentase 29,2% yang memberikan jawab
responden yang berada di Puskesmas baik. Sedangkan 68 responden dengan
Karadenan terdapat 39 responden dengan presentase 70,8% memberikan jawaban
presentase 40,6% yang memberikan jawab kurang baik.
baik. Sedangkan 57 responden dengan Selain analisis univariat terdapat
presentase 59,4% memberikan jawaban analisis bivariat untuk menguji hubungan
kurang baik. antara variabel dependen dan variabel
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi independen. Dari hasil analisis bivariat yang
faktor responsiveness responden di dilakukan dengan uji chi-square dapat
Puskesmas Karadenan menunjukan bahwa diketahui bahwa variabel assurance dengan
dari 96 responden yang berada di Puskesmas mutu pelayanan kesehatan terdapat hubungan
Karadenan terdapat 34 responden dengan dengan nilai p-value = 0,001 dan variabel
presentase 35,4% yang memberikan jawab emphaty dengan mutu pelayanan terdapat
baik. Sedangkan 62 responden dengan hubungan dengan nilai p-value = 0,001.
presentase 64,6% memberikan jawaban Sedangkan variabel tangibles dengan mutu
kurang baik. pelayanan kesehatan (p-value = 0,372),
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi variabel reliability dengan mutu pelayanan
faktor assurance responden di Puskesmas kesehatan (p-value = 0,176), dan variabel
Karadenan menunjukan bahwa dari 96 responsiveness dengan mutu pelayanan
responden yang berada di Puskesmas kesehatan (p-value = 0,594) tidak terdapat
Karadenan terdapat 23 responden dengan hubungan yang signifikan.
presentase 24,0% yang memberikan jawab

Tabel 1. Hubungan Antara Faktor Tangibles (Kenampakan Fisik) dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Karadenan.
Tangibles Mutu Pelayanan
(Kenampakan Kesehatan
Total
Fisik) Baik Kurang OR P-Value
Baik
N % N % N %
Baik 17 40,5 25 59,5 42 100,0 1,615 0,372
Kurang Baik 16 29,6 38 70,4 54 100,0 0,691-
3,775
Jumlah 33 34,4 63 65,6 96 100,0

279
Tabel 2. Hubungan antara Faktor Reliability (Kehandalan) dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Karadenan.
Reliability Mutu Pelayanan
(Kehandalan) Kesehatan
Total
Baik Kurang OR P-Value
Baik
N % N % N %
Baik 17 43,6 22 56,4 39 100,0 1,980 0,176
Kurang Baik 16 28,1 41 71,9 57 100,0 840-
4,665
Jumlah 33 34,4 63 65,6 96 100,0

Tabel 3. Hubungan Antara Faktor Responsiveness (daya tanggap) dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Karadenan.
Responsiveness Mutu Pelayanan
(Daya Kesehatan
Total
Tanggap) Baik Kurang OR P-Value
Baik
N % N % N %
Baik 10 29,4 24 70,6 34 100,0 0,707 0,594
Kurang Baik 23 37,1 39 62,9 62 100,0 0,287-
2,737
Jumlah 33 34,4 63 65,6 96 100,0

Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Assurance (Jaminan) dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Karadenan.
Assurance Mutu Pelayanan
(Jaminan) Kesehatan
Total
Baik Kurang OR P-Value
Baik
N % N % N %
Baik 15 65,2 8 34,8 23 100,0 5,729 0,001
Kurang Baik 18 24,7 55 75,3 73 100,0 2,087-
15,726
Jumlah 33 34,4 63 65,6 96 100,0

280
Tabel 5. Hubungan Antara Faktor Emphaty (Empati) dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Karadenan.
Emphaty Mutu Pelayanan
(empati) Kesehatan
Total
Baik Kurang OR P-Value
Baik
N % N % N %
Baik 17 60,7 11 39,3 28 100,0 5,023 0,001
Kurang Baik 16 23,5 52 76,5 68 100,0 1,956-
12,896
Jumlah 33 34,4 63 65,6 96 100,0

Pembahasan
Berdasarkan tabel 1. Dapat dilihat pelayanan kesehatan yang kurang baik
bahwa hasil uji statistik Chi Square sebanyak 71,9%. Hal ini disebabkan oleh 41
diperoleh nilai p-value = 0,372 (p>0,05) dari 96 responden merasakan bahwa
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pelayanan yang diberikan oleh dokter tidak
yang signifikan antara faktor tangibles teliti dan bersungguh-sungguh. Sehingga hal
dengan mutu pelayanan kesehatan di tersebut perlu diperhatikan kembali. Dengan
puskesmas karadenan. Penelitian yang kata lain, kehandalan berarti sejauh mana jasa
dilakukan pada Puskesmas Karadenan pasien mampu memberikan apa yang telah dijanjikan
memberikan nilai bahwa faktor tangibles kepada pasiennya dengan memuaskan.
yang diberikan kurang baik dengan mutu Selanjutnya berdasarkan tabel 3. dapat
pelayanan kesehatan yang kurang baik terlihat bahwa hasil uji statistik Chi Square
sebanyak 70,4%. Hal tersebut disebabkan diperoleh nilai p-value = 0,594 (p>0,05)
oleh fasilitas fisik seperti ruang tunggu, dan maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
peralatan yang digunakan. Ruang tunggu yang signifikan antara faktor responsiveness
yang digunakan oleh pasien tidak dapat dengan mutu pelayanan kesehatan di
menampung seluruh pasien yang sedang puskesmas karadenan. Hasil penelitian ini
menunggu antrian. Sehingga mengakibatkan sesuai dengan pendapat Azwar dan
terjadinya kurang nyaman yang dirasakan Parasuraman et al dalam Trimuthy (2008)
oleh pasien. Selain itu peralatan yang yang menyatakan bahwa penilaian jasa
digunakan kurang memadai. pelayanan kesehatan lebih terkait pada
Kemudian berdasarkan tabel 2.dapat ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan
terlihat bahwa hasil uji statistik Chi Square pasien, kelancaran komunikasi petugas
diperoleh nilai p-value = 0,176 (p>0,05) dengan pasien, empati dan keramah tamahan
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan petugas dalam melayani pasien dalam
yang signifikan antara faktor reliability kesembuhan penyakit yang diderita oleh
dengan mutu pelayanan kesehatan di pasien serta kemampuan untuk memberikan
puskesmas karadenan. Penelitian yang pelayanan yang sesuai dengan janji yang
dilakukan di Puskesmas Karadenan pasien ditawarkan.
memberikan nilai bahwa faktor reliability Berdasarkan tabel 4. dapat terlihat hasil
yang diberikan nilai kurang baik dengan mutu uji statistik Chi Square diperoleh nilai p-value

281
= 0,001 (p<0,05) maka dapat disimpulkan faktor assurance kurang baik.
terdapat hubungan yang signifikan antara Kemudian berdasarkan tabel 5. dapat
faktor assurance dengan mutu pelayanan terlihat bahwa hasil uji statistik Chi Square
kesehatan di puskesmas karadenan. Dalam diperoleh nilai p-value = 0,001 (p<0,05)
penelitian ini petugas kesehatan yang terdapat maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
di Puskesmas Karadenan mampu memberikan yang signifikan antara faktor emphaty dengan
pelayanan keamanan di dalam memanfaatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
jasa yang ditawarkan, dan petugas mampu karadenan. Menurut Parasuraman et al. dalam
menanamkan kepercayaan pasien terhadap Ojah (2012), emphaty (empati) adalah
Puskesmas. Sehingga pasien merasa aman perhatian yang diberikan oleh penyelenggara
dan tenang dalam melakukan pelayanan di pelayanan kepada pelanggan. Berdasarkan
Puskesmas Karadenan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan nilai Odds Ratio (OR) sebesar
didapakan nilai Odds Ration (OR) sebesar 5,023 artinya pasien yang menyatakan faktor
5,729 artinya responden yang menyatakan emphaty dipuskesmas baik mempunyai
faktor assurance dipuskesmas baik peluang 5,023 kali lebih tinggi menilai mutu
mempunyai peluang 5,729 kali lebih tinggi pelayanan kesehatan puskesmas baik dengan
menilai mutu pelayanan kesehatan puskesmas responden yang menyatakan faktor emphaty
baik dengan responden yang menyatakan kurang baik.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Tidak terdapat hubungan antara faktor
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tangibles (p-value= 0,372), reliability (p-
faktor assurance (p-value= 0,001) dengan value = 0,176), dan responsiveness (p-value
mutu pelayanan kesehatan dan faktor emphaty = 0,594) dengan mutu pelayanan kesehatan di
(p-value = 0,001) di Puskesmas Karadenan. Puskesmas Karadenan

282
Referensi
[1] Amna, Zul. (2012). Faktor-Faktor Yang [12] Hastono, Sutanto Priyo. (2016). Analisis
Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta:
Kesehatan Pada Poli KIA RSUD Kota PT Rajagrafindo Persada
Sabang Tahun 2012. Banda Aceh. Jurnal [13] Kementrian Indonesia. (2015). Profil
[2] Azwar, Azrul. (2010). Pengantar Kesehatan Indonesia. Jakarta Kemenkes
Administrasi Kesehatan. Tangerang: [14] Kementrian Indonesia. (2016). Profil
Bina Rupa Aksara Publisher. Kesehatan Indonesia. Jakarta Kemenkes
[3] Bustami, MS. (2011). Penjaminan Mutu [15] Kementrian Keseharan.
Pelayanan Kesehatan & (2004).Permenkes RI Nomor 75
Akseptabilitasnya. Jakarta : Penerbit Tahun 2014.Tentang Pusat Kesehatan
Erlangga Masyarakat.Jakarta: Kementrian
[4] Cahyaningrum, Ika. (2012). Pengaruh Kesehatan
Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap [16] Kementrian Kesehatan.
Kepuasan pasien Rawat Jalan Poliklinik (2004).Kepmenkes RI
Umum Peserta PKMS (Pemeliharaan Nomor128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kesehatan Masyarakat Surakarta) Di Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
RSUD Kota Surakarta. Surakarta: Masyarakat Menteri Kesehatan
Naskah Publikasi. Universitas Republik Indonesia. Jakarta : Kemenkes
Muhammadiyah Surakarta [17] Kementrian Sekretariat Negara RI.
[5] Departemen Keseharan RI. (2014). Undang-undang Republik
(2009).Departemen Kesehatan Indonesia Nomor 36 Tahun 2014.
RepublikIndonesia Tahun 2009. Jakarta: Jakarta : Kementerian Sekretariat
Depkes RI Negara RI
[6] Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. [18] Machmud, Rizanda. (2008). Manajemen
(2015) Profil Kesehatan Kabupaten Mutu Pelayanan Kesehatan.Padang :
Bogor Tahun 2015. Bogor: Dinkes Jurnal. UNAND
Kabupaten Bogor [19] Madunde, Kristian. J., Pelealu, Frans. J.,
[7] Ede Surya Darmawan dan Amal Chalik Kawatu, Paul. (2012). Faktor-faktor
Sjaaf . (2016). Administrasi Kesehatan Yang Berhubungan Dengan
Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di
Persada Puskesmas KemenmKema Kecamatan
[9] Farich, Achmad. (2012). Manajemen Kema Kabupaten Minahasa Utara.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Manado: Jurnal. Universitas Sam
Yogyakarta: Gosyen Publishing. Ratulangi Manado
[10] Firdaus, M. Azis. (2012). Metodologi [20] Maulidian, Fadhillah. (2017). Faktor-
Penelitian. Tangerang Selatan: Jelajah faktor Yang Berhubungan Dengan
Nusa Persepsi Pasien Terhadap Mutu
[11] Halimatusa’diah. (2015). Hubungan Pelayanan Kesehatan Di Unit Rawat
Persepsi Pasien Terhadap Mutu Jalan UPT Puskesmas Cigudeg
Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.
Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Bogor: Skripsi, FIKES UIKA
Ciputat Timur Tahun 2015. Jakarta: [21] Munawaroh. (2015). Nilai Kepuasan
Skripsi. UIN Pasien Rawat Jalan Tentang Pelayanan

283
Di Puskesmas Cibungbulang Pada Era Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
BPJS Tahun 2015. Bogor : Skripsi, Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
FIKES UIKA Di Puskesmas Halmahera Kota
[22] Muninjaya, A. A. Gde. (2013). Semarang Tahun 2014. Semarang:
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Skripsi. UNNES
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran [29] Riyadi, Riezky. (2015). Mutu
EGC. Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan
[23] Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Kesehatan Nasional Di Puskesmas
Promosi Kesheatan Teori dan Aplikasi. Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Jakarta: Rineka Cipta Jakarta : Skripsi. UIN
[24] Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). [30] Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Metodologi Penelitian Kesehatan. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Rineka Cipta Bandung: Penerbit Alfabeta
[25] Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). [31] Syaibani, Achmat. (2010). Kualitas
Metodologi Penelitian Kesehatan. Pelayanan Pasien Rawat Jalan di
Jakarta: Rineka Cipta Puskesmas Grogol Kabupaten
[26] Ojah. (2017). Faktor-Faktor Yang Sukoharjo. Surakarta: Tesis. Universitas
Berhubungan dengan Kualitas Sebelas Maret Surakarta
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas [32] Trimurthy, IGA. (2008). Analisis
Puraseda Kecamatan Leuwiliang Hubungan Persepsi Pasien Tentang
Kabupaten Bogor Tahun 2017. Bogor : Mutu Pelayanan Dengan Minat
Skripsi, FIKES UIKA Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat
[27] Oktaviani, Vidia Cahya. (2017). Jalan Puskesmas Pandanaran Kota
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Semarang. Tesis. Semarang : UNDIP
Pasien terhadap Praktik Jaminan [33] Zaniarti, Dwi. (2011). Hubungan
Kesehatan Nasional (JKN) di Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan
Puskesmas Pasir Mulya Kota Bogor Kepuasan Pasien Rawat Inap
Tahun 2017. Bogor: Skripsi. FIKES JAMKESMAS Di RSUD Salatiga.
UIKA Semarang : Skripsi. UNS
[28] Respati, Shinta Ayu. (2015). Hubungan

284

Anda mungkin juga menyukai