Makalah Ners Islami Fiks
Makalah Ners Islami Fiks
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian gangguan jiwa ?
2. Bagaimana kesehatan jiwa dalam islam ?
3. Bagaimana gangguan jiwa dalam Al-Qur’an ?
4. Bagaimana aspek spiritual gangguan jiwa ?
5. Bagaimana hukum kepala keluarga gangguan jiwa dalam islam ?
6. Bagaimana motivasi pada pasien gangguan jiwa dalam islam ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan mampu
melakukan motivasi dan kekuatan pada pasien penderita
Gangguan Jiwa.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian gangguan jiwa
2. Mengetahui kesehatan jiwa dalam islam
3. Mengetahui gangguan jiwa dalam Al-Qur’an
4. Mengetahui aspek spiritual gangguan jiwa
5. Mengetahui hukum kepala keluarga gangguan jiwa dalam
islam
6. Mengetahui motivasi pada pasien gangguan jiwa dalam islam
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu menambah ilmu dan pengetahuan tentang cara untuk
menguatkan dan bisa memberi motivasi bagi pasien gangguan jiwa.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
untuk menjelaskan kesehatan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb
al-Qalb. Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula
sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan
ketidakseimbangan.Ketidakseimbangn dalam tubuh dapat menyebabkan
demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan,
ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan,
kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan
kejiwaan lainnya (Ariadi, 2013)
Kesehatan mental (kesehatan jiwa) merupakan dua kata yang dialih
bahasakan dari istilah Mental Hygiene, yaitu suatu disiplin ilmu yang
membahas kesehatan mental atau kesehatan jiwa, yang dalam bahasa arab
disebut alSihhah al-Nafsiyah
Di dalam pandangan Islam, kesehatan mental atau kesehatan jiwa
merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik
(biologic), intelektual (rasio/cognitive), emosional (affective) dan spiritual
(agama) yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan keadaan orang lain. Islam sebagai agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhamad Saw
sangat sarat nilai dan bukan hanya mengenai satu segi, namun mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia, sebagaimana yang terkandung di
dalam al-Qur’an. Quraish Shihab menyebutkan bahwa Islam mempunyai
aturan-aturan atau syariat yang melindungi agama, jiwa, keturunan, akal,
jasmani dan harta benda. Tiga dari keenam hal tersebut yakni jiwa,
jasmani dan akal sangat berkaitan erat dengan kesehatan, oleh karena itu
ajaran Islam sangat sarat dengan tuntutan bagaimana memelihara
kesehatan (suhaimi, 2015).
4
berfungsi mendorong manusia untuk bertingkah laku. Firman Allah dalam
surat Asy-Syams (91: 7-10).
)10( ) َوقَ ْد َخ َاب َمنْ َد َّساهَا9( ) قَ ْد أَ ْفلَ َح َمنْ زَ َّكاهَا8( ) فَأَ ْل َه َم َها فُ ُجو َرهَا َوتَ ْق َواهَا7( س َو َما َس َّواهَا
ٍ َونَ ْف
5
terapis. Selain dampak psikis, wudhu juga memiliki
pengaruh fisiologis, sebab dengan dibasuhnya bagian
tubuh sebanyak lima kali sehari, lebih-lebih ditambah,
maka akan membantu mengistirahatkan organ-organ
tubuh dan meredakan ketegangan fisik dan psikis. Secara
etimologi kata shalat berarti doa memohon kebaikan.
Sholat memiliki pengaruh yang sangat efektif untuk
mengobati rasa sedih dan gundah yang menghimpit
manusia. Saat sholat didirikan dengan menyempurnakan
wudhu, niat yang ikhlas, adab-adab seperti tuma’ninah (
tenang sejenak), gerakan tidak terlalu cepat, memahami
bacaan sholat maka akan mendatangkan kekhusukan dan
menjadi terapi tersendiri bagi jiwa. Dengan kata lain,
jiwa akan tenang jika shalat dilakukan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW. Melalui shalat, kepribadian
seseorang akan terbimbing dalam menyikapi berbagai
persoalan kehidupan. Tidak mudah putus asa bila
mengalami kegagalan.
2. Dzikir
Firman Allah swt surat ar-Ra’ad: 28.“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”
Alquran menjelaskan begitu penting melakukan
dzikrullah untuk menentramkan hati hamba-Nya yang
beriman. Rasulullah saw. pernah bersabda: “Tidaklah
suatu kelompok yang duduk berzikir melainkan mereka
akan dikelilingi oleh para malaikat. Mereka mendapat
limpahan rahmat dan mencapai ketenangan. Dan Allah
swt akan mengingat mereka dari seseorang yang
diterima di sisi-Nya” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
3. Membaca Al-Qur’an
6
Di beberapa tempat telah dibuka pusat-pusat
pengobatan ruhani atau pengobatan yang menggunakan
Alquran. Pengobatan tersebut biasa dikenal dengan istilah
ruqyah syar’iah. Namun, secara umum sebagian
masyarakat memandang ruqyah sebagai bentuk terapi atau
pengobatan alternatif guna membantu kesembuhan dari
penyakit yang disebabkan gangguan jin atau roh jahat di
dalam tubuh manusia. Paradigma tersebut keliru dalam
memahami Alquran sebagai petunjuk bagi umat
manusia. Alquran adalah kalamullah yang suci, diturunkan
oleh Allah dengan sebagai petunjuk bagi manusia yang
membedakan antara hak dan bathil. Membaca Alquran
disertai mentadabburi setiap bacaan ayat dapat
membimbing jiwa agar ikhlas beramal dan tawadhu dalam
bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Alquran.
4. Puasa
Ibadah puasa mengandung beberapa manfaat yang
besar, di antaranya menguatkan kemauan dan
menumbuhkan kemampuan jiwa manusia dalam
mengontrol nafsu syahwatnya. Puasa merupakan sarana
latihan untuk menguasai dan mengontrol motivasi atau
dorongan emosi, serta menguatkan keinginan untuk
mengalahkan hawa nafsu dan syahwat. Rasulullah Saw
menganjurkan kepada para pemuda yang belum mampu
menikah untuk berpuasa agar dapat membantu mereka
mengontrol seksualnya. Selain itu, kesabaran menahan
rasa lapar dan dahaga membuat seseorang yang berpuasa
merasakan penderitaan orang lain yang serba kekurangan.
Sehingga muncul rasa kasih saying terhadap sesame dan
mendorong untuk membantu fakir miskin. Perasaan dan
7
sikap peka secara sosial di masyarakat inilah yang dapat
melahirkan rasa kedamaian dan kelapangan jiwa.
8
Dasar dan tujuan memotivasi kesembuhan pasien Dapat dinyatakan bahwa
motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu
yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan
motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi
tertentudibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi
yang sama. Bahkan seseoarang akan menunjukkan dorongan tertentu
dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan
pula.
9
Semula, fromm menyatakan bahwa terdapat lima kebutuhan eksistensial.
Kebutuhan itu meliputi kebutuhan untuk berhubungan (need for
relatedness), kebutuhan transedental (need for transcendence), kebutuhan
akan keterakaran (need for rootedness), kebutuhan akan identitas (need for
identity), kebutuhan akan kerangka orientasi (need for identity), Fromm
kemudian menambahkan kebutuhan keenam, yaitu kebutuhan akan
kegairahan dan rangsangan (need for excitation and stimuli) yang
membuat manusia bertindak kreatif dalam kehidupannya.
Artinya : dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allahlah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya
kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.
Iman kepada Allah merupakan hal utama dan terpenting bagi
keseimbangan spiritualnya. Hanya keimanan kepada Allah yang dapat
memberikan kedamaian dan ketenangan sejati yang penting dalam
kesehatan manusia. Al-qur’an juga menggambarkan, dalam berbagai ayat,
tentang kedamaian dan ketenangan yang didapat dari kepercayaan
terhadap Allah. Dengan demikian Al-qur’an memberi pedoman
pentingnya keimanan untuk mencapai kehidupan yang berkualitas.
10
Segala sesuatu untuk mencapai sebuah harapan seharusnya
memiliki sebuah dasar sebagai pedoman dan pegangan dalam proses
motivasi kesembuhan pasien. Dalam peran pendidikan agama Islam yaitu
Al-qur’an dan Al-hadits. Allah SWT berfirman dalam surat Al–Baqoroh
ayat 155-156:
11
dalam surat Yunus ayat 57 bahwa pendidikan agama Islam membantu
memotivasi dalam kesembuhan pasien.
12
dibandingkan dengan psikoterapi psikiatrik, karena ia mengandung
tekanan spiritual yang membangkitkan kepercayaan diri (self confident)
dan optimisme, merupakan dua hal yang sangat esensial bagi
penyembuhan penyakit disamping obat–obat dan tindakan medis yang
diberikan, Doa adalah obat yang sangat manjur bagi pasien yang sedang
menderita sakit. Jika seseorang sedang mengalami sakit tentu ia akan
merasakan seolah–olah merasakan dekat dengan sang kholiknya dan
mempunyai harapan bahwa dari Tuhan yang akan memberikan
kesembuhan dan pertolongan, bahkan bagi yang telah mempunyai stadium
lanjut kadang menunggu keajaiban dari Allah SWT.
Oleh karena itu setiap orang yang menderita sakit terutama apabila
dia memerlukan perawatan dari rumah sakit (rawat inap), selalu akan
timbul goncangan dalam jiwanya, baik pada dirinya maupun pada
keluarganya. Hal itu bisa dimaklumi dari keadaan mereka yang harus
meninggalkan kehangatan keluarganya dan berganti menghadapi penyakit
dengan pengharapan sembuh atau tidak, penyakitnya akan berlangsung
lama atau sebentar. Hal tersebut ditegaskan juga oleh H.M.Barien Isham
bahwa: “disamping pasien butuh perawatan dan pengobatan medis,
seorang pasien juga membutuhkan sentuhan rohani ,karena betapapun
ringan penyakit yang dideritanya sedikit banyak pasti akan mempengaruhi
keadaan rohaninya“.
Berkaitan dengan perawatan tersebut dalam surat Al-balad 17
Artinya:
Dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Dalam upaya dibidang kerohanian membantu penyembuhan pasien
ada beberapa teknik yang yang hampir sama dengan metode terapi
keagamaan yang ditonjolkan oleh pesantren.
a. Dengan Lisan
13
Dengan lisan ini di sampaikan dengan metode tatap muka face to face
kepada pasien, ini dilakukan dengan cara mendatangi pasien atau satu
persatu kekamar atau keruangan pasien dalam suasana yang tidak terlalau
formal dan penuh keakraban, karena penderita sangat heterogen, santunan
spiritual cara seperti ini sangat efektif , disamping itu penderita yang
dilarang berjalan dapat juga didatangi.
Kita sadar bahwa segala sesuatu didunia ini milik Allah SWT ,
begitu juga sakit atau kesusahannya juga. Dalam firman Allah Q.S. Asy
Syu’ara’ ayat 80.
Artinya:
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa bukan berarti Allah SWT
yang langsung memberikan obat pil atau suntikan, tetapi dengan
perantaraan orang ahli, maka SWT akan menyembuhkan Seperti dalam
Hadits Nabi SAW:
Berdoalah kalian, maka sesungguhnya Allah SWT tidak
mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya, kecuali
penyakit tua. (H.R. Tirmidzi).
Selain berdo’a Allah SWT memberikan kepada hambanya untuk
memohon kepadaNya yang berkaitan dengan hajat hidupnya. Misal jika
dalam kesusahan atau dirundung sakit, maka ia memohon kepada Allah
SWT untuk kesembuhan penyakitnya. Hal ini diperintahkan oleh Allah
SWT. Dalam Q.S. Almu’minuun ayat 60 sebagai berikut :
14
Alah SWT memerintahkan kepada hambaNya untuk selalu
memohon do’a kepadaNya seperti didalam Qur’an Surat
Al-Mu’min: 60
15
bertemakan kesehatan. Selain itu juga menerbitkan buku tuntunan agama
untuk orang sakit, menyelenggarakan perpustakaan yang dilengkapi
dengan buku-buku, yang bernafaskan Islami.
Buku tuntunan doa-doa keseharian bulletin Islami dan buku
tuntunan ibadah juga sangat membantu bagi pasien yang sedang menjalani
perawatan. Karena tidak semua mengetahui amalan–amalan apa yang yang
dapat ia lakukan selama ia sakit dan dalam perawatan. Maka dengan
diterbitkannya buku untuk tuntunan rohani ini sangat membantu pasien
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mengetahui.
disamping itu akan mebantu pasien untuk selalu ingat kepada Allah SWT
dan akan selalu sabar dalam mengahadapi cobaan yang diberikan Allah
SWT.
seperti firman Allah SWT Q.S Luqman Ayat 17 :
16
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam Keadaan hina dina".
Buku ini didalamnya memuat doa doa yang biasa diamalkan setiap
hari yang erat hubungannya dengan kebutuhan pasien, petunjuk untuk
bertoharoh (bersuci) dan hukumnya berpuasa bagi orang sakit.
17
Pakem. Karena mereka merasa terpanggil dengan firman Allah SWT.
Dalam QS,An- nahl ayat 125:
18
BAB 3
PEMBAHASAN JURNAL
3.1 Jurnal 1
Judul : KOMETENSI PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
GANGGUAN JIWA
Penulis : Ah. Yusuf
Tahun : 2016
Jurnal : Ners Vol.11: 2 Oktober 2016
Hasil : Presepsi perawat tentang kompetensi perawat dalam merawata
pasien gangguan jiwa adalah melaksanakan asuhan keperawatan,
melaksanakan standart prosedur operasional (SOP) diruangan dan
melaksakan terapi modalitas perawatan jiwa. Dalam
mengaplisikasikan kompetensi sebagai perawat jiwa.
3.2 Jurnal 2
Tahun : 2018
19
Hasil : Mayoritas responden berumur 41-50 tahun, berjenis kelamin laki-
laki berpendidikan SMA, mempunyai dukungan baik, melakukan perawatan
diri baik. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perawatan diri
pasien
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya
emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca
indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita
(dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,
agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh
kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos
yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan
jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat
guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang
salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap
gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat
(Notosoedirjo, 2005).
4.2 Saran
20
keperawatan jiwa serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses
keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2010. Agama, kesehatan dan keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Pokja, tim SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Pokja, tim SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Pokja, tim SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/334970082_Kesehatan_Mental_dalam_Pers
pektif_Islam
https://www.researchgate.net/publication/313531193_KESEHATAN_JIWA_MENURUT_P
ARADIGMA_ISLAM_KAJIAN_BERDASARKAN_Al_QURAN_DAN_HADIST
https://www.academia.edu/28063321/Pendidikan_Agama_Islam_Kesehatan_Jiwa_Dala
m_Perspektif_Islam?auto=download
21
22