Anda di halaman 1dari 13

B.

UJI KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE

STRENGTH TEST)

1. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kekuatan tekan

bebas suatu jenis tanah yang bersifat kohesif dalam keadaan asli

(undisturbed) atau dalam keadaan buatan/dibentuk kembali (remoulded).

2. Alat dan Bahan

Cetakan Extruder

Kontainer Pisau Pemotong

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Palu Karet

Mesin Tekan

Bebas

Sampel Tanah Timbangan

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Stopwatch Penggaris

Gambar 2.B.1 Alat dan bahan uji kuat tekan bebas

3. Prosedur Percobaan

a. Mengukur diameter dan tinggi tabung cetakan.

Gambar 2.B.2 Mengukur Tabung Cetakan

b. Menimbang berat tabung cetakan.

Gambar 2.B.3 Menimbang Tabung Cetakan

c. Mengolesi tabung cetakan dengan oli.

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Gambar 2.B.4 Mengolesi Tabung Cetakan dengan Oli

d. Memasukkan sampel tanah ke dalam cetakan sambil menekannya.

Gambar 2.B.5 Memasukkan Sampel Tanah

e. Memadatkan sampel tanah dalam cetakan dan jika tanah sudah penuh

ratakan kedua permukaan tanah dengan pisau pemotong.

Gambar 2.B.6 Memadatkan Sampel Tanah

f. Meratakan sampel tanah yang sudah dipadatkan dengan pisau pemotong.

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Gambar 2.B.7 Meratakan Sampel Tanah

g. Menimbang sampel tanah yang akan digunakan untuk menentukan berat

volume.

Gambar 2.B.8 Menimbang Sampel Tanah

h. Mengeluarkan sampel tanah yang sudah dipadatkan dari cetakan.

Gambar 2.B.9 Mengeluarkan Sampel Tanah

i. Menimbang kembali sampel tanah yang sudah di keluarkan dari cetakan.

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Gambar 2.B.10 Menimbang Sampel Tanah

j. Meletakkan sampel tanah di atas plat penekan bawah dan mengatur

ketinggian plat atas agar tepat menyentuh permukaan atas sampel tanah.

Gambar 2.B.11 Mengatur Ketinggian Plat

k. Menghidupkan mesin (cara electrical). Kecepatan regangan diambil ½ %

- 2% per menit dari tinggi sampel tanah.

Gambar 2.B.12 Menghidupkan Mesin

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
l. Mencatat hasil pembacaan dial pada regangan 0,5%, 1%, 2% dan

seterusnya sampai tanah mengalami keruntuhan.

Gambar 2.B.13 Sampel yang Mengalami Keruntuhan

m. Menggambarkan pola retak pada sampel tanah.

Gambar 2.B.14 Pola Retak pada Sampel

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
4. Data Hasil Percobaan

a. Diameter sampel (D) = 3,5 cm

b. Tinggi sampel (H) = 6,5 cm

c. Berat sampel (W) = 137,83 gram

d. Faktor kalibrasi = 0,464

e. Berat tanah basah (Wcs) = 122,97 gram

f. Berat tanah kering (Wds) = 91,53 gram

Tabel 2.B.1 Data Hasil Percobaan

Regangan
No. Dial Beban
Dial %

1 0 0 0

2 0,35 0,5 2,58

3 0,7 1 3,58

4 1,4 2 7,58

5 2,1 3 11,558

6 2,8 4 17,58

7 3,5 5 23,558

8 4,2 6 31,58

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
9 4,9 7 38,558

10 5,6 8 43,558

11 6,3 9 46,58
12 7,00 10 48,58

13 7,70 11 48,58

5. Perhitungan

a. Luas sampel (A)

1
A= π D2
4

1
= π 3,5 2
4

= 9,6211 cm2

b. Volume (V)

V=AxH

= 9,6211 x 6,5

= 62,5372 cm3

c. Beban

Pada regangan n = dial x kalibrasi

1. Regangan 0 = 0 x 0,464 = 0 kg

2. Regangan 0,35 = 2,58 x 0,464 = 1,1971 kg

3. Regangan 0,7 = 3,58 x 0,464 = 1,6611 kg

4. Regangan 1,4 = 7,58 x 0,464 = 3,5171 kg

5. Regangan 2,1 = 11,558 x 0,464 = 5,3629 kg

6. Regangan 2,8 = 17,58 x 0,464 = 8,1571 kg

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
7. Regangan 3,5 = 23,558 x 0,464 = 10,9309 kg

8. Regangan 4,2 = 31,58 x 0,464 = 14,6531 kg

9. Regangan 4,9 = 38,558 x 0,464 = 17,8909 kg

10. Regangan 5,6 = 43,558 x 0,464 = 20,2109 kg

11. Regangan 6,3 = 46,58 x 0,464 = 21,6131 kg

12. Regangan 7,0 = 48,58 x 0,464 = 22,5411 kg

13. Regangan 7,70 = 48,58 x 0,464 = 22,5411 kg

Tegangan

Beban
τ = Luas

1. Tegangan 0 τ = 0 / 9,6211= 0 kg/cm2

2. Tegangan 0,35  τ = 1,1971/ 9,6211 = 0,1244 kg/cm2

3. Tegangan 0,7 τ = 1,6611/ 9,6211 = 0,1726 kg/cm2

4. Tegangan 1,4  τ = 3,5171/9,6211 = 0,3655 kg/cm2

5. Tegangan 2,1 τ = 5,3629/9,6211 = 0,5574 kg/cm2

6. Tegangan 2,8 τ = 8,1571/9,6211 = 0,8478 kg/cm2

7. Tegangan 3,5 τ = 10,9309/9,6211= 1,1361 kg/cm2

8. Tegangan 4,2 τ = 14,6531/9,6211= 1,5230 kg/cm2

9. Tegangan 4,9 τ = 17,8909/9,6211= 1,8595 kg/cm2

10. Tegangan 5,6 τ = 20,2109/9,6211= 2,1006 kg/cm2

11. Tegangan 6,3 τ = 21,6131/9,6211= 2,2464 kg/cm2

12. Tegangan 7,0 τ = 22,5411/9,6211= 2,3428 kg/cm2

13. Tegangan 7,7 τ = 22,5411/9,6211= 2,3428 kg/cm2

d. Kadar air

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
Wcs−Wds
ω = Wds
x 100%

122,97−91,53
= x 100%
91,53

= 34,3494 %

Keterangan :

Wcs = Berat sampel sebelum di oven (gram)

Wds = Berat sampel sesudah di oven (gram)

Tabel 2.B.2 Data hasil perhitungan uji kuat tekan bebas

Regangan Beban Luas Tegangan


No
Dial % Dial Beban (cm2) (kg/cm2)

1 0 0 0 0 9,6211 0

2 0,35 0,5 2,58 1,1971 9,6211 0,1244

3 0,7 1 3,58 1,6611 9,6211 0,1726

4 1,4 2 7,58 3,5171 9,6211 0,3655

5 2,1 3 11,558 5,3629 9,6211 0,5571

6 2,8 4 17,58 8,1571 9,6211 0,8478

7 3,5 5 23,558 10,9309 9,6211 1,1361

8 4,2 6 31,58 14,6531 9,6211 1,5230

9 4,9 7 38,558 17,8909 9,6211 1,8595

10 5,6 8 43,558 20,2109 9,6211 2,1006

11 6,3 9 46,58 21,6131 9,6211 2,2464


12 7,00 10 48,58
22,5411 9,6211 2,3428

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
13 7,70 11 48,58
22,5411 9,6211 2,3428

6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1) Keruntuhan sampel tanah terjadi pada saat regangan sebesar 10%

dan tegangan maksimum sebesar 2,3428 kg/cm2.

2) Sampel tanah yang diuji tersebut memiliki nilai kadar air yang

cukup besar yakni sebesar 34,3494 %.

3) Berdasarkan nilai qu sebesar 2,3428 kg/cm2, maka dapat

disimpulkan bahwa tanah yang diuji tersebut tergolong tanah shift,

karena nilai qu berada pada nilai 1 - 4 ( kg/cm2 )

4) Klasifikasi jenis tanah berdasarkan nilai qu ( kg/cm2 ) ( tegangan

maksimum )

Tabel 3.F.3 Data hasil klasifikasi jenis tanah uji kuat tekan bebas

Jenis Tanah Klasifikasi

Very Soft 0,25

Soft 0,25 – 0,5

Firm 0,5 – 1

Shift 1– 4

Hard >4

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058
5) Besar nilai dial berbanding lurus dengan beban

b. Saran

1) Untuk praktikan agar dapat datang tepat waktu dan lebih serius

dalam menjalani praktikum dan memperhatikan dengan baik semua

prosedur percobaan, lebih teliti dalam melaksanakan praktikum,

juga dapat menjaga alat – alat praktikum dengan baik.

2) Untuk pihak laboratorium dapat menjaga kelengkapan alat – alat

praktikum dengan baik.

3) Pihak laboratorium sebaiknya menata dengan baik alat-alat yang

ada agar terlihat rapi dan mudah dicari.

4) Pihak laboratorium, asisten dan praktikan, hendaknya menjaga

kebersihan laboratorium, sebelum dan sesudah praktikum

dilaksanakan.

5) Pihak laboratorium sebaiknya membersihkan alat secara rutin agar

alat tidak cepat rusak.

M.RIFKY FESSA VANDHE


21115058

Anda mungkin juga menyukai