Pada hari ini, Senin tanggal dua bulan Maret tahun Dua ribu dua puluh (2-3-2020) bertempat
di Jakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
II. PT. KRIDA KENCANA SUKSESTAMA, Perusahaan yang berkedudukan dan beralamat
di Rukan Victorian Bintaro Utama Sektor 3A, didirikan berdasarkan Hukum Indonesia
dengan Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan yang dibuat dihadapan Notaris
BUDIONO.SH Nomor 4, tanggal 7 Oktober 2019, yang telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keterangan Nomor : 249/KNB/III/1995 Tahun 1995 tanggal 4 Februari 1995 yang telah
diubah terakhir kali dengan Akta Nomor 02, tanggal 07.03.2018 yang dibuat dihadapan
Notaris APRILLIYANI,S.H,M.Kn yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor: AHU-AH.01.03-
0343771 tanggal 10 Oktober 2019 (“Perseroan”), Dalam hal ini diwakili sah oleh SARWI
dalam jabatannya selaku Direktur Utama untuk selanjutnya dalam hal ini disebut
"PIHAK KEDUA”.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama sama disebut PARA PIHAK dan
secara sendiri-sendiri disebut PIHAK.
a. PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Logistik terpadu dengan
ruang lingkup meliputi: Clearance dokumen, angkutan melalui darat, laut dan udara,
pengiriman dan distribusi barang, mengakomodir pengiriman barang, penyimpanan dan
konsolidasi kargo, jasa persewaan, termasuk jasa kurir dan pengelolaan gudang terbuka
dan tertutup, menyelenggarakan dan mengusahakan logistik terintegrasi untuk limbah
industry dan limbah B3 atau BGR Waste Integrated Solution (BGR WIS), dan usaha
lainnya.
b. PIHAK KEDUA adalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa outsourcing (Human
Resources and Security Provider Solution)
c. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk membutuhkan jasa tenaga kerja
pengamanan (Satpam) dari PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyetujui untuk
menyediakan tenaga kerja pengamanan sesuai dengan ketentuan dalma perjanjian ini.
PARA PIHAK telah menuangkan poin-poin kesepakatan pada Berita Acara Negosiasi
Nomor 019/BAN/KU/I/2020 tanggal 6 Februari 2020
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian
Kerjasama Penyediaan Tenaga Kerja Satuan Pengamanan (untuk selanjutnya disebut
dengan “PERJANJIAN”), dengan syarat dan ketentuan yang diatur sebagai berikut:
PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
(1) PIHAK KEDUA akan menempatkan tenaga kerja satuan pengamanan sebanyak 7
(tujuh) orang terdiri dari 1 (satu) orang komandan regu dan 6 (enam) orang anggota
(selanjutnya disebut sebagai “Satpam”)
(2) Satpam yang disediakan PIHAK KEDUA akan melakukan tugas pengamanan di
wilayah kantor pusat milik PIHAK PERTAMA (selanjutnya disebut “wilayah Kantor
Pusat”) dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/kawasan kerja kantor A
kantor Pusat PIHAK PERTAMA khususnya pengamanan fisik (Physical Security),
meliputi:
i. Melaksanakan Pengamanan secara menyeluruh di wilayah Kantor Pusat
ii. Melaksanakan tugas dan fungsi sesusai dengan penempatan di lokasi
masing-masing
iii. Melakukan pemeriksaan pada tamu/pemilik yang akan memasuki area kerja
iv. Menahan KTP/ SIM setiap tamu yang akan memasuki area kerja
v. Memeriksa setiap mobil/motor yang masuk atau keluar
vi. Melaporkan setiap saat melalui HT mengenai kondisi di wilayah Kantor
Pusat
vii. Pintu pagar/gerbang haru selalu tertutup dan anggota hars stand-by
ditempat
viii. Menjaga dan memelihara Asset dan Inventaris milik PIHAK PERTAMA
ix. Menertibkan parkir mobil dan motor di kawasan parkir wilayah Kantor Pusat
x. Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan selain tamu dari PIHAK
PERTAMA di wilayah Kantor Pusat
xi. Membukakan pintu gerbang pada saat ada kendaraan yang akan masuk
atau keluar dari wilayah Kantor Pusat
xii. Anggota bertanggung jawab atas tugas dan fungsinya selama
melaksanakan tugas
b. Melindungi dan mengamankan wilayah Kantor Pusat
c. Menegakkan tata tertib yang berlaku di lingkungan wilayah Kantor Pusat,
khususunyayag menyangkut kemanan dan keteribtan atau tugas lain yang diberikan
oleh pimpinan PIHAK PERTAMA meliputi:
i. Pengaturan tanda penenal tamu dan penerimaan tamu serta pakir
kendaraan
ii. Mengawasi dan mencatat nama-nama staff PIHAK PERTAMA yang masuk
dan keluar di wilayah Kantor Pusat
iii. Mencatat nomor dan nama kendaraan serta memeriksa barang/dokumen
yang masuk ke wilayah Kantor Pusat
iv. Melakukan tindakan darurat pengamanan apabila terjadi konseleting listrik,
kerusakan alat mesin genset dan lift yang menyebabkan kebakaran
d. Melakukan perondaan keliling di wilayah Kantor Pusat menurut rute dan waktu yang
sudah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan maksud mengadakan penelitian
dan pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak pada
tempatnya yang dapat atau diperkirakan menimbulkan ancaman dan gangguan
serta mengatur kelancaran lalu lintas di luar kawasan atau sekitar wilayah Kantor
Pusat
e. Melakukan pemeriksaan (check) terhadap semura ruangan Kantor Pusat (lantai 1,2
dan lantai 3) setiap 1 (satu) jam pada malam hari, mematikan semua lampu dan
komputer yang masih hidup dan menutup jendela yang masih terbuka pada sat
karyawan PIHAK PERTAMA sudah pulang
f. Menegur atau mengingatkan kepada pengguna kendaraan bermotor (Staff PIHAK
PERTAMA) yang tidak membawa dan menggunakan peralatan keselmatan helm
kecuali tamu PIHAK PERTAMA
g. Mengkoordinir penggunanan radio komunikasi untuk pemnaggilan supir Direktur
PIHAK PERTAMA dan antar petugas satpam apabila terdapat Direktur PIHAK
PERTAMA yang akan masuk dan keluar wilayah Kantor Pusat
h. Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat melalui alat-alat alarm dan
kode-kode isyarat tertentu bila terjadi peristiwa force majeure atau kejadian lain
yang membahayakan jiwa, badan, harta benda dan orang banyak disekitar wilayah
Kantor Pusat serta memberikan pertolongan dan bantuan penyelamatan
(3) Dalam melakukan pekerjaanya Satpam wajib mengenakan seragam kerja yang rapi dan
sopan, bercelana panjang warna hitam dan bersepatu.
(4) Seragam dan perlatan kerja satpam beserta biayanya akan disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
PASAL 2
JANGKA WAKTU
(1) Jangka waktu Perjanjian ini adalah selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal
satu bulan Maret tahun dua ribu dua puluh [1-3-2020], dan berakhir pada tanggal tiga
puluh satu bulan Desember tahun Dua ribu dua puluh [31-12-2020].
(2) Apabila dipandang perlu, atas kesepakatan PARA PIHAK, jangka waktu pelaksanaan
sebagaimana tersebut pada Pasal 7 ayat (1) diatas dapat diperpanjang dengan syarat-
syarat dan ketentuan yang disepakati oleh PARA PIHAK.
(3) Perpanjangan kerjasamna sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) di atas, dituangkan
dalam addendum Perjanjian yang dibuat dan ditandatangani PARA PIHAK yang
merupakan satu kesatuan yang terpisahkan dengan Perjanjian ini.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
PASAL 6
PENYEDIAAN SATPAM
(1) PIHAK KEDUA wajib menyediakan Satpam sebanyak 7 (tujuh) orang kepada PIHAK
PERTAMA pada:
Hari :
Tanggal :
(2) Penyediaan Satpam sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) diatas, dilakukan dengan
membuat Berita Acara Penerimaan Satpam yang ditandatangani oleh PIHAK KEDUA
dengan PIHAK PERTAMA atau yang ditunjuk.
(3) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalneder terhitung sejak hari dan tanggal
sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) diatas, PIHAK KEDUA belum/tidak
menyediakan Satpam kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dianggap tidak
mampu untuk menyediakan Satpam, dan PIHAK PERTAMA berhak untuk memutuskan
Perjanjian secara sepihak tanpa tuntutan, gugatan, dan ganti rugi apapun dari PIHAK
KEDUA.
PASAL 7
HARI KERJA DAN JAM KERJA
(1) Satpam yang telah disediakan oleh PIHAK KEDUA akan melaksanakan Pekerjaan
dengan jadwal kerja sebagai berikut:
PASAL 8
HUBUNGAN PARA PIHAK
(1) Perjanjian yang diadakan oleh Para Pihak merupakan Perjanjian yang setara dan
seimbang, perjanjian ini tidak boleh dan tidak akan menciptakan hubungan PIHAK
PERTAMA dengan PIHAK KEDUA menjadi hubungan atasan dengan bawahan atau
hubungan antara Pemberi Kerja dan Pekerja. Dalam perjanjian ini hubungan kerja
hanya terjadi antara PIHAK KEDUA dengan Satpam berdasarkan Perjanjian Kerja
(2) Perjanjian Kerja antara PIHAK KEDUA dengan Satpam wajib memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Waktu Kerja dan Istirahat Kerja
b. Besaran upah pokok setiap bulannya berdasarkan UMP DKI Jakarta dan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Jaminan kelangsungan bekerja, yaitu pengalihan hubungan kerja Satpam dari
PIHAK KEDUA kepada Pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dengan
runag lingkup pekerjaan yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
perjanjian ini
d. Jaminan terpenuhinya hak-hak Satpam yang melaksanakan Pekerjaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perjanjiannya
(3) PIHAK KEDUA wajib mengadakan Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) diatas dengan Satpam serta menyerahkan salinan Perjajian Kerja yang
sudah ditandatangani antara PIHAK KEDUA dengan Satpam paling lambat 10
(sepuluh) hari kalender sebelum tanggal penyediaan Satpam
PASAL 9
BIAYA IMBALAN JASA
(1) Para Pihak sepakat bahwa biaya jasa penyediaan Satpam sebanyak (9) sembilan orang
untuk PIHAK PERTAMA adalah sebesar Rp ……………………. (-terbilang-) per bulan
dan sudah termasuk PPh 2% dengan perhitungan sebagai berikut:
JABATAN JUMLAH UPAH POKOK TERBILANG
Komandan Regu 1 orang Rp …………………….
Anggota 8 orang Rp ………………………
Tunjangan BPJS
Kesehatan
Tunjangan
Jamsostek
Tunjangan Hari
Raya (THR)
Tunjangan
lainnya
Total Rp …………………………….. (-terbilang-)
(2) Biaya imbalan jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) diatas sudah
termasuk pembayaran upah pokok Satpam beserta tunjangan lainnya dan biaya
penyediaan seragam Satpam.
(3) Biaya imbalasn jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) diatas, wajib
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah PIHAK KEDUA mengajukan tagihan kepada PIHAK PERTAMA dengan
melampirkan dokumen tagihan secara lengkap dan benar yaitu:
a. Copy Perjanjian
b. Tagihan / Kwitansi Asli
c. Faktur Pajak
d. Copy KTP
e. Copy NPWP
f. Laporan Bulanan
g. Legalitas Terkait Perjanjian.
(4) Biaya sewa Gudang sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1) dibayarkan kepada
PIHAK KEDUA, dengan cara mentransfer ke PIHAK KEDUA, pada:
(5) Pembayaran melalui transfer ke rekening mlik PIHAK KEDUA dan biaya transfer
ditanggung oleh PIHAK KEDUA (selain rekening Mandiri) yang akan di perhitungkan
dengan nilai tagihan.
PASAL 10
TUNJANGAN HARI RAYA
(1) Tunjangan Hari Raya (THR) keagaamaan akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA
kepada Satpam melalui PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih
diberikan THR dengan perhitungan sebagai berikut:
THR = upah x 100%
Keterangan:
Upah = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap
b. Mempunyai masa kerja 1 (satu bulan) tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan secara
terus menerus, diberikan secara proporsional dengan perhitungan sebagai berikut:
MK
THR =(
12 X upah ) x 100%
Keterangan:
MK= Masa Kerja
Upah = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap
(2) Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan akan diberikan kepada Satpam sebanyak 1
(satu) kali paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum Hari Raya Idul Fitri
(3) Khusus untuk Satpam yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
dikarenakan pengunduran diri, meninggal dunia dan pelanggaran berat tidak berhak
atas THR keagamaan
PASAL 11
DENDA
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak menyerahkan Gudang sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan pada Pasal 7 Perjanjian, maka PIHAK KEDUA bersedia untuk menerima
denda keterlambatan sebesar 10/00 (satu Permil) dari total nilai sewa dengan maksimum
keterlambatan 7 (tujuh) hari kalender.
(2) Denda sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1), akan diperhitungkan pada
pembayaran sewa Gudang.
PASAL 12
SANKSI-SANKSI
(1) Apabila salah satu PIHAK dalam pelaksanaan Perjanjian ini tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dengan baik, maka PIHAK yang dirugikan dapat melakukan peringatan
secara tertulis maksimum 3 (tiga) kali yang dibuat dengan jangka waktu 7 (tujuh) hari
kerja, diantara masing-masing peringatan.
(2) Surat peringatan dapat diberikan berturut-turut ataupun langsung, ditentukan oleh bobot
kesalahan yang dilakukan, apabila sampai peringatan ketiga pihak yang diberi surat
peringatan masih melalaikan kewajibanya, maka pihak yang dirugikan tidak akan
melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu selama kewajiban pihak lainnya belum
terpenuhi.
(3) Apabila akibat kesalahan salah satu PIHAK berdampak besar terhadap kelangsungan
usaha PIHAK lainnya maka PIHAK lainnya tersebut dapat memberikan Surat
Peringatan terberat langsung dan seketika dapat memutus Perjanjian sepihak dengan
pemberitahuan.
(4) Dalam hal terjadi pemutusan, PARA PIHAK sepakat untuk melunasi segala
kewajibannya.
(5) Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk
mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUHP Perdata.
PASAL 13
JAMINAN KEABSAHAN ATAS DOKUMEN
(1) PIHAK KEDUA menjamin semua dokumen/informasi yang diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA termasuk namun tidak terbatas pada Dokumen Pendirian dan Kegiatan
Usaha Perusahaan, serta Dokumen lainnya adalah dokumen asli dan tidak cacat
hukum.
(2) Apabila dokumen/informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dikemudian
hari baik dalam proses penyusunan Perjanjian dan selama Perjanjian ini masih
berlangsung maupun telah berkahir ditemukan atau dapat dibuktikan atau ada tuntutan
dari Pihak lain, bahwa didalamnya terdapat cacat hukum/pemalsuan, maka PIHAK
PERTAMA berhak memutus Perjanjian ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA
bertanggung jawab sepenuhnya secara hukum dan bersedia membayar ganti rugi atau
digugat/dituntut berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
(3) Membebaskan PIHAK PERTAMA dari tanggung jawab, akan tetapi tidak terbatas pada
akibat hukum atas pengakhiran Perjanjian terkait dengan hak dan kewajiban PIHAK
KEDUA dan/atau Pihak lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
PASAL 14
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(1) Masing-masing pihak menjamin kepada pihak lainnya bahwa pihaknya akan
melaksanakan perjanjian ini dengan itikad baik dan secara jujur.
(2) PARA PIHAK menjamin bahwa masing-masing PIHAK adalah PIHAK yang berwenang
untuk membuat dan mendatangani perjanjian ini.
(3) Bahwa tidak satupun dan atau penafsiran atas ketentuan dalam perjanjian ini atau
ketidakjelasan dalam perjanjian ini akan digunakan oleh salah satu pihak untuk
mengambil keuntungan secara tidak wajar dan mengakibatkan kerugian bagi pihak
lainnya, dan tidak satupun ketentuan dalam perjanjian ini dimaksudkan untuk
memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada salah satu pihak.
(4) Perjanjian dan segala hal yang berkaitan dengan perjanjian ini tidak dapat dijadikan
jaminan kepada lembaga keuangan Bank dan Non Bank dan/atau kepada pihak lainnya
oleh PARA PIHAK.
(5) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan dengan sebenarnya sebagai pemilik yang sah
secara hukum, dan memiliki semua perijinan sesuai ketentuan hukum untuk
menyediakan Satpam bagi PIHAK PERTAMA.
(6) Apabila pernyataan PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (1) di atas
tidak benar sehingga menyebabkan kerugian PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bersedia untuk mengganti kerugian PIHAK PERTAMA.
(7) Apabila ternyata ada tuntutan dari pihak lain, maka hal itu menjadi tanggungjawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA dan oleh karena itu PIHAK KEDUA dengan ini
membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan berupa apapun dan dari pihak
manapun.
PASAL 15
INSOLVENSI
(1) PIHAK KEDUA menjamin tidak sedang digugat secara perdata dari Pihak Lainnya yang
berhubungan dengan Perjanjian ini dan/atau gugatan pailit oleh Pihak lainnya yang
berhubungan dengan Perjanjian ini dan/atau gugatan pailit yang berkekuatan hukum
tetap.
(2) Apabila di kemudian hari selama Perjanjian ini belum berakhir, PIHAK KEDUA
mengalami gugatan atau putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, PIHAK
PERTAMA berhak melakukan pemutusan secara sepihak dengan pemberitahuan 7
(tujuh) hari sebelumnya kepada PIHAK KEDUA akan tetapi tidak melepaskan hak yang
melekat pada PIHAK PERTAMA untuk tetap dipenuhi oleh PIHAK KEDUA dan hak
PIHAK KEDUA untuk tetap dipenuhi oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 16
PEMBERITAHUAN DAN SURAT MENYURAT
(1) Pemberitahuan dan atau surat menyurat berkaitan dengan Perjanjian Kerjasama ini
dialamatkan kepada:
(2) Apabila terjadi perubahan alamat PARA PIHAK sebagaimana dimaksud pada Pasal 15
ayat (1), maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
lainnya selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum perubahan alamat
dimaksud berlaku efektif
(3) Apabila perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) tidak
diberitahukan, maka surat-menyurat atau pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dianggap telah diberikan sebagaimana mestinya dengan pengiriman yang
ditujukan ke alamat di atas atau alamat terakhir yang diketahui/tercatat pada masing-
masing PIHAK.
PASAL 17
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
(1) Di dalam Perjanjian Sewa Gudang ini, Force Majeure berarti suatu peristiwa apapun
yang berada diluar kemampuan PARA PIHAK yang menyebabkan pelaksanaan
Perjanjian menjadi terhalang atau tertunda, baik secara langsung atau tak langsung,
termasuk tetapi tidak terbatas pada peristiwa-peristiwa di luar kekuasaan manusia
(act of God), kebakaran, ledakan atau bencana lain, angin topan, blockade, perang,
pemogokan atau gangguan tindakan industrial lain yang mempengaruhi pelaksanaan
Perjanjian, kerusuhan atau kegaduhan masyarakat yang tidak disebabkan oleh
kelalaian dari salah satu PIHAK dan/atau PIHAK yang menuntut suatu keuntungan dari
Pasal ini, Peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah atau karena undang-undang,
atau oleh suatu sebab yang berada di luar kekuasaan PIHAK yang terkena, baik
keadaan yang serupa atau tidak, dengan sebab-sebab tertentu.
(2) PIHAK yang mengalami Force Majeure harus segera menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung
mulai terjadinya Force Majeure disertai dengan bukti terjadinya Force Majeure.
(3) PIHAK yang tertimpa Force Majeure sedapat mungkin untuk berusaha memperbaiki
keadaan yang menjadi penyebab kegagalan atau penundaan pemenuhan kewajiban
dan akan melanjutkan pemenuhan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini, selanjutnya
dalam waktu 14 (Empat Belas) hari kerja sejak disetujuinya Force Majeure oleh PIHAK
lainnya PARA PIHAK segera berunding untuk menentukan penyelesaian selanjutnya
yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan
bagian tak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian yang diderita oleh salah satu PIHAK akibat terjadinya Force Majeur
bukan merupakan tanggung jawab PIHAK lainnya.
PASAL 18
WANPRESTASI
Salah satu Pihak akan dinyatakan wanprestasi berdasarkan Perjanjian ini apabila dirinya
gagal untuk memenuhi ketentuan Perjanjian ini dan kegagalan tersebut tidak dipulihkan
dalam jangka waktu 30 (Tiga Puluh) hari setelah diterimanya pemberitahuan tertulis dari
Pihak lainnya mengenai kegagalan tersebut. Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal adanya
Force Majeure.
PASAL 19
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PASAL 20
PERSELISIHAN
(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat dari adanya Perjanjian ini akan diselesaikan
dengan cara musyawarah untuk mufakat, dengan iktikad PARA PIHAK .
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai kesepakatan,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di Pengadilan
Negeri Jakarta Barat.
PASAL 21
KETERPISAHAN (SEVERABILITY)
(1) Dalam hal suatu ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak sah
atau tidak dapat diberlakukan secara hukum, baik secara keseluruhan maupun
sebagian, maka ketidaksahan atau ketidakberlakuan tersebut hanya berkaitan pada
ketentuan itu atau sebagian dari padanya, sedangkan ketentuan lainnya dari Perjanjian
ini akan tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum secara penuh.
(2) PARA PIHAK setuju bahwa terhadap ketentuan yang tidak sah atau tidak dapat
diberlakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diganti dengan ketentuan yang
sah menurut hukum dan sejauh serta sedapat mungkin mencerminkan maksud dan
tujuan dibuatnya ketentuan tersebut oleh PARA PIHAK.
PASAL 22
KERAHASIAAN
PARA PIHAK sepakat untuk memperlakukan Perjanjian ini dan seluruh informasi yang
saling dipertukarkan diantara keduanya sebagai sesuatu yang rahasia, oleh karena itu dan
bagaimanapun juga tidak akan membocorkan informasi tersebut kepada siapapun, baik
sebagian maupun seluruhnya, kecuali hal tersebut diperbolehkan oleh ketentuan dalam
Perjanjian ini atau diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
PASAL 23
LAIN-LAIN
(1) Lampiran-lampiran dari perjanjian ini merupakan bagian dari yang tidak dapat
dipisahkan serta mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seprti halnya
pasal-pasal perjanjian ini.
(2) Hal-hal yang belum cukup diatur dan perubahan-perubahannya dalam Perjanjian ini
akan diatur lebih lanjut atas dasar permufakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan
dalam bentuk Addendum Perjanjian, yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 24
PENUTUP
(1) Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani Perjanjian oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila suatu ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku, maka hal
tersebut tidak membatalkan keseluruhan Perjanjian ini, namun hanya bagian yang
dinyatakan tidak berlaku tersebut saja.
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK, dibuat dalam rangkap
2 (dua) bermaterai cukup, dan keduanya berlaku sebagai lembar asli dan memiliki kekuatan
hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
PT. BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) PT. KRIDA KENCANA SUKSESTA