Anda di halaman 1dari 57

KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
rahmat dan kebaikan-Nya sehingga kelompok bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kurikulum”.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
ini, yang telah memberikan tugas makalah kepada kelompok. Adapun penulisan
makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Pada makalah ini akan dimulai dengan pembahasan mengenai
Kelompok menyadari dan mengakui bahwa makalah yang kelompok kerjakan
ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, dengan rendah hati kelompok
meminta kritik dan saran yang membangun yang dapat menjadikan makalah ini lebih
baik lagi. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi
kita semua.

Medan, 20 Februari 2020

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan dan manfaat penulisan........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Kurikulum, Tema, dan TFP..............................................................................4
2.2 Prinsip-prinsip kurikulum tema dan TFP.......................................................................6
2.3 Cara mengembangkan kurikulum tema dan TFP............................................................7
2.4 Tujuan dan manfaat penggunaan kurikulum tema dan TFP...........................................7
2.5 Konsep Kurikuler Yang Diakui Saat Ini.......................................................................14
2.6 Perencanaan Kurikulum...............................................................................................30
2.7 Format Dasar untuk Perencanaan.................................................................................35
BAB III..................................................................................................................................53
4.1 Kasus............................................................................................................................53
4.2 Analisa.........................................................................................................................53
BAB IV..................................................................................................................................55
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................55
4.2 Saran............................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................56

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum menjadi dasar untuk berlangsungnya proses yang berlaku di dunia
pendidikan. Menurut Ronald Doll, kurikulum meliputi semua pengalaman yang
disajikan kepada murid dibawah bantuan atau bimbingan sekolah. Sedangkan
menurut Horald Spears memberi batasan kurikulum bahwa, kurikulum tersusun dari
semua pengalaman murid yang bersifat aktual dibawah bimbingan sekolah, mata
pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari program kurikulum.Dalam dunia
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kurikulum ini memberikan implikasi pada
program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan
pengalaman belajar. Sumua kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan didalam kelas
maupun diluar kelas. Kurikulum harus mempunyai kerangka yang jelas untuk
mencapai tujuan pendidikan. Maka dari itu, kurikulum harus memberikan implikasi
pada program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat
memberikan pengalaman belajar dan memberi pengaruh, baik secara fisik maupun
non fisik terhadap pertumbuhan dan perkembangan murid.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dan manfaat dari kurikulum?
2. Bagaimana penerapan kurikulum dalam pendidikan anak usia dini?

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan


Untuk mengetahui apa itu kurikulum dan manfaatnya serta penerapan kurikulum
di dalam dunia pendidikan anak usia dini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum, Tema, dan TFP


Menurut KBBI, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan, sedangkan tema adalah pokok pikiran. Menurut Departemen
Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Pada pendidikan anak usia dini, kurikulm yang digunakan adalah berbentuk tema,
namun dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan tentang pembelajaran anak
usia dini, kita mulai mengenal isilah TFP (term, fact, and principle). TFP adalah
serangkaian atau kumpulan materi yang akan disampaikan pada anak untuk
membangun pikiran mereka sesuai tujuan yang telah direncanakan.

Tema adalah sebuah pokok pikiran yang disampaikan melalui aliran TFP. Term
merupakan informasi umum yang bisa didapatkan anak melalui pengalaman, orang
dewasa/guru, dan teman. Informasi yang diberikan merupakan keadaan yang nyata
atau benar-benar terjadi (Fact), dan sesuatu yang benar dan menjadi pokok dasar
berpikir atau bertindak (Principle).

Tema merupakan bingkai dari rencana pembelajaran yang lebih terarah. Artinya,
tema ini akan menjaga agar seluruh materi yang telah disusun tidak ada yang tececer
pada waktu pelaksanaan. Kegiatan tanpa tema akan membuat pembelajaran menjadi
bias dan tidak fokus. Untuk itu maka di setiap kegiatan yang dilakukan akan
membuat anak menggunakan kemampuan mentalnya sebagai berikut :

4
 Attending
 Listening
 Observing
 Remembering
 Recalling

Tema pembelajaran hendaklah berhubungan dengan 8 domain akan yang


dikembangkan, yaitu :

 Estetik
 Afeksi
 Kognisi
 Bahasa
 Fisik
 Sosial
 Pembangunan
 Bermain pura-pura

Metode pengajaran tema mengikuti serangkaian urutan, yaitu :

1. Menyediakan pengalaman belajar anak baik lisan maupun pengalaman


langsung
2. Membantu anak-anak untuk memproses informasi-informasi baru melalui
taksonomi pertanyaan, serta mendukung anak untuk mendapatkan
pemahaman lebih lanjut melalui interaksi guru dengan anak maupun interaksi
anak dengan anak lainnya.
3. Anak mempresentasikan pengetahuan melalui permainan dalam symbol
(melukis) dan dalam tanda (tertulis)

5
2.2 Prinsip-prinsip kurikulum tema dan TFP
- Tema

Dalam menentukan sebuah tema yang akan dikembangkan, diperlukan


beberapa prinsip yang harus diketahui oleh guru yang bertanggung jawab :

 Tema harus berhubungan langsung dengan pengalaman hidup yang


sesungguhnya
 Setiap tema harus merepresentasikan konsep-konsep untuk anak
 Didukung oleh sumber yang akurat dan banyak
 Setiap tema harus berintegrasi dan “interwoven” dalam proses belajar
 Kegiatan main anak di sentra
 Kegiatan-kegiatan yang diberikan harus ditujukan pada semua konsep
melalui macam-macam kegiatan
 Setiap tema dapat dikembangkan sesuai dengan tampilan pemahaman dan
ketertarikan anak.
- TFP
 Guru mendiskusikan bersama dengan guru yang lain
 Guru mencari sumber informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tema dan topik yang akan dipelajari anak
 Berdasarkan sumber yang akurat
 Ditulis dalam bentuk kalimat tunggal
 Setiap guru akan mempelajari TFP dengan guru yang lain
 Guru memilih dan menentukan pengalaman main yang “intentional”
 Menuliskan TFP dengan bahasa yang sederhana

6
2.3 Cara mengembangkan kurikulum tema dan TFP
A. Susunan tema
 Pilihan pertama
Memberikan anak dengan gambaran umum tentang “tema” selama 2
sampai 3 minggu
 Pilihan kedua
Minggu pertama : memberikan pengenalan umum tentang “tema”
Minggu kedua sampai minggu keempat : fokus pada bagian khusus
Contoh : “Tema Tanaman”
 Minggu pertama, pengenalan umum tentang tanaman
 Minggu kedua, fokus pada akar dan batang
 Minggu ketiga, fokus pada daun
 Minggu keempat, fokus pada bunga dan biji

B. Penulisan TFP
 Informasi umum tentang tanaman
 Lalu mulai kebagian tanaman
 Kemudian kearah spesifik (akar, batang, daun) hingga ke bagian paling
kecil.

2.4 Tujuan dan manfaat penggunaan kurikulum tema dan TFP


Kurikulum dan TFP dapat mengembangkan delapan domain (curricular domain,
yaitu:

1. Estetik (Aesthetics)
Estetik adalah hal yang menyangkut apresiasi keindahan; seperti keindahan
alam, seni, dan sastra. Fokus Perkembangan :
 Mendapatkan kesenangan dari sesuatu
 Kecakapan untuk memahami sesuatu

7
 Stimulasi
 Kepuasan

Tujuan Utama :

Agar anak-anak dapat mengintegrasikan antara perasaan, pikiran, dan tindakan di


dalam seni, music dan pengalaman sensoriklainnya untuk memiliki kemampuan
menikmati hal yang menyenangkan, pada akhirnya menjadi kepribadian yang berarti.

Objektif :

 Meningkatkan pengetahuan mereka melalui macam-macam bentuk seni dan


music.
 Mengembangkan pengetahuan melalui unsur-unsur dasar dari seni (garis,
bentuk, warna, tekstur. Ruang dan komposisi)
 Mengembangkan pengenalan dengan unsur-unsur dasar dari musik (bunyi-
bunyi musik, melodi, irama, volume, ritme, tempo dan harmoni)
 Menggunakan alat dan teknik-teknik yang berhubungan dengan seni dan
music untuk mendapatkan efek dari estetik tersebut.
 Memberi kontribusi terhadap lingkungan estetik di sekolah.

2. Afeksi (Affective Development)

Afeksi artinya kasih sayang. Fokus Perkembangan :

 Rasa Percaya
 Autonomy/kemandirian
 Inisiatif/arahan diri
 Industri (Kerja keras, tekun dan rajin dalam pekerjaan)
 Konsep diri
 Self-esteem

8
Tujuan Utama :

Agar anak merasakan bahwa mereka disayang, mempunyai arti/makna dan


pribadi yang mempunyai kemampuan.

Objektif :

 Belajar bahwa sekolah itu aman, dapat diprediksi, menarik dan


menyenangkan.
 Terlibat dalam hubungan-hubungan kasih sayang lebih jauh tentang
keluarga.
 Mengidentifikasi karakter dan kualitas yang membuat setiap dari mereka
sebagai individu yang unik.
 Eksplorasi persamaan dan perbedaan di antara orang-orang untuk dapat
memahami diri mereka.
 Mulai tidak bergantung kepada orang lain dalam melakukan sebuah tugas.

3. Kognisi (Cognition)

Kognisi adalah kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan (termasuk


kesadaran atau perasaan) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
Fokus Perkembangan :

 Persepsi (daya tangkap)


 Physical Knowledge
 Logical-mathematical knowledge
 Representational Knowledge
 Critical thinking skills
 Conventional social knowledge

9
Tujuan Utama :

Agar anak dapat menginterpretasikan antara pengetahuan dan pengalaman pada


saat mereka membangun konsep-konsep baru maupun meningkatkannya lebih luas.

Objektif :

 Memusatkan perhatian pada stimulus sensorik tertentu sementara


mengabaikan stimulus dari luar yang tidak ada hubungannya.
 Mengembangkan derajat sensorik yang lebih tinggi
 Mengoordinasi sense dari indra yang mereka gunakan
 Belajar tentang ciri-ciri, sifat, tanda dari benda-benda.
 Mengembangkan konsep-konsep yang berhubungan dengan benda dan
kejadian-kejadian.

4. Bahasa (Language)

Bahasa adalah kata/kalimat yang digunakan untuk menghubungkan bagian ujaran.

 Fokus Perkembangan :
 Keterampilan mendengar
 Receptive language
 Expressive language
 Menulis
 Membaca

Tujuan Utama :

Agar anak dapat menginterpretasikan secara akurat saat komunikasi dengan orang
lain seakurat dengan berkomunikasi dengan diri sendiri.

10
Objektif :

 Belajar bagaimana menggunakan dan menafsirkan pesan-pesan nonverbal


secara akurat.
 Belajar untuk menafsirkan pesan-pesan verbal antar orang lain dengan tepat.
 Memperbaiki keterampilan mengingat yang berhubungan dengan pesan-pesan
nonverbal, oral maupun tertulis.
 Meningkatkan strategi pengulangan dari kata-kata mereka.
 Mengenal dan menggunakan humor sebagai salah satu komunikasi.

5. Fisik (Physical)

Fisik adalah jasmani, badan, jasmaniah, badaniah.Fokus Perkembangan :

- Perkembangan fisik :
 Kesadaran penuh pada tubuh
 Perkembangan motorik kasar
 Perkembangan motorik halus
- Kesehatan fisik

Tujuan Utama :

Agar anak-anak dapat menguasai lingkungan melalui peningkatan dari control


tubuh dan dan pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan perilaku-perilaku
yang berhubungan dalam memelihara, menghormati dan melindungi tubuh mereka.

Objektif :

 Dapat menggunakan tubuh mereka dengan penuh percaya diri.


Mengembangkan kesadaran tentang lokasi dari bagian-bagian tubuh mereka
sendiri.
 Mengembangkan kesadaran terhadap ruang (memahami ruang dari diri dan
umum serta arah).

11
 Terlibat dalam macam-macam kegiatan yang membutuhkan keseimabangan.
 Terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan gerakan-gerakan koordinasi.
 Mempertahankan aktivitas motoric badan terus-menerus untuk dapat
mengembangkan daya tahan tubuh.

6. Sosial

Sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Fokus Perkembangan :

 Keterampilan-keterampilan sosial.
 Sosialisasi.

Tujuan Utama :

Supaya anak dapat mengembangkan pola-pola dari interaksi social secara sukses
sebagaimana dapat mengembangkan internal control dan nilai-nilai social.

Objektif :

 Mengembangkan keterampilan bermain


 Mengembangkan keterampilan mengadakan persahabatan
 Belajar bagaimana cara untuk melakukan negoisasi konflik-konflik dengan
cara demokratis.
 Mengembangkan rasa empati untuk oranglain

7. Pembangunan (Construction)

Pembangunan adalah proses atau cara. Fokus perkembangan :

- Iconic representation

12
Tujuan Utama :

Agar anak dapat menerjemahkan gambaran pikirannya ke dalam hasil-hasil nyata


yang merepresentasikan interpretasi/penafsiran mereka sendiri dari sebuah benda atau
kejadian.

Objektif :

 Terlibat dalam berbagai macam pengalaman di mana mereka dapat


menggambarkan interpretasi mereka.
 Menafsirkan kejadian-kejadian dan membangun kembali kejadian-kejadian.
 Merepresentasikan sebuah benda atau kejadian dengan menggunakan bahan-
bahan atau teknik-teknik yang berbeda.
 Merepresentasikan benda atau kejadian yang berbeda dengan menggunakan
satu bahan atau satu teknik.
 Berinteraksi dengan teman sekelasnya untuk bekerja sama membangun
sebuah pengertian dari suatu benda.

8. Bermain Pura-Pura (Pretend Play)

Fokus Perkembangan :

 Meniru
 Main peran
 Main simbolik
 Drama

Tujuan utama :

Agar anak-anak mengintegrasikan makna yang diperoleh dari pengalaman-


pengalaman mereka dengan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan dari seluruh
domain perkembangan ketika mereka menciptakan pera-peran atau skenario.

13
Objektif :

 Meniru dalam perilaku main yang telah mereka lihat atau alami.
 Menggunakan tubuh mereka untuk merepresentasikan benda atau kejadian
yang nyata ataupun khayalan.
 Membuat tema-tema main.
 Bereaksi dan berinteraksi dengan anak lain dalam situasi-situasi main peran.
 Memainkan peran orang atau benda dan memerankan penafsirannya terhadap
peran tersebut.
 Menetapkan makna simbolik pada benda-benda nyata atau khayalan dengan
menggunakan bahasa atau gerak tubuh.
 Mengintegrasikan bangunan-bangunan ke dalam episode-episode (gambaran
dari suatu peristiwa dalam serangkaian kejadian) saat bermain pura-pura.

2.5 Konsep Kurikuler Yang Diakui Saat Ini


Dalam pekerjaan kursus Anda dan di pusat-pusat dan sekolah, Anda akan bertemu
dengan berbagai istilah yang berkaitan dengan keputusan kurikulum untuk
pembelajaran awal. Beberapa di antaranya mewakili konsep yang saat ini diterima
oleh spesialis anak usia dini, dan beberapa di antaranya dinyatakan tidak pantas,
meskipun mungkin populer. Istilah kurikuler utama dalam pendidikan awal Amerika
hari ini meliputi yang berikut ini.

2.5.1 Kurikulum Terpadu

Ketika mata pelajaran akademik disatukan untuk membuat pengalaman belajar


yang lebih bermakna, artinya adalah kurikulum telah terintegrasi. Untuk kursus
sekolah menengah dan perguruan tinggi, ini bisa berarti bergabung dengan dua kelas
dalam upaya pengajaran tim. Pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, di mana
kursus formal bukan norma, integrasi sering terjadi sebagai bagian dari kurikulum

14
yang muncul atau pembelajaran berbasis tema, yang keduanya dijelaskan dalam
bagian selanjutnya.

A. Perencanaan Kurikulum Terpadu.


1. Mendefinisikan Sebuah Kurikulum Terpadu.
Di dalam sebuah kurikulum terpadu banyak dari kegiatan yang diikuti anak-anak
berhubungan dengan tema atau topic khusus. Sejumlah istilah seperti, proyek,
tematis, investigasi, dan unit belajar digunakan untuk menggambarkan kurikulum
terpadu.

1) Unit, proyek, dan belajar tematis memiliki kesamaan.


Belajar tematis, proyek, investigasi, dan unit saling berhubungan karena masing-
masing berdasar kuat pada teori-teori belajar yang sama. Karena setiap pendekatan
didasarkan pada teori belajar yang sama, yakni belajar terjadi lewat proses menyusun
pengetahuan lewat kegiatan fisik, sosial, dan mental. Proyek, belajar secara tematis
dan unit masing-masing bardampak sebagai berikut:
 Menyediakan pendekatan yang terpadu untuk kurikulum.
 Memenuhi tuntutan-tuntutan standar belajar
 Memberi anak-anak kesempatan untuk mengembangkan rasa bermasyarakat,
dan berkerja secara kooperatif bersama orang lain.
 Mengajar dan belajar lewat Tanya jawab minat dan pengalaman anak-anak

2) Unit, proyek, dan belajar secara tematis memiliki perbedaan yang tipis.
a. Pendekatan proyek.
Bagian kunci dari pendekatan proyek ialah berfokus pada menjawab
pertanyaan mengenai sebuah topik yang dikemukakan entah oleh anak, guru, atau
guru berkerja sama dengan anak.

15
b. Belajar Tematis.
Belajar tematis mencakup perencanaan seputar sebuah tema. Jika para guru
merencankana sebuah tema, maka anak-anak bisa mulai mengajukan pertanyaan
tentang topic yang mereka minati dan meneliti pertanyaan itu.
c. Unit-Unit
Sebuah unit direncanakan dan dikembangkan terlebih dahulu oleh guru dan
dirancang untuk berlangsung selama jangka waktu tertentu.

2. Menciptakan Kurikulum Terpadu.


Setiap sekolah akan merinci baik rencana belajar jangka panjang atau rencana
belajar jangka pendek. Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek mencakup
hal-hal berikut:
- Merinci tujuan dan sasaran
- Memilih topik atau tema
- Menerjemahkan tujuan dan sasaran teoritis kedalam pelaksanaan
- Mengenali kegiatan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengajarkan isi
- Menentukan bagaimana pelajaraan, unit, atau tema dievaluasi
a) Memilih Tema atau Topik
Tema atau topik untuk pelajaran bisa dipilih untuk menopang minat dan
pengetahuan yang ada dari anak-anak dan juga untuk memperluas pengetahuan
mereka dalam bidang baru. Terdapat kriteria dalam memilih topic untuk belajar
secara tematis, proyek, atau unit :
 Memeriksa tujuan sistem sekolah dan sasaran
 Mengamati anak-anak untuk menetapkan minat, kebutuhan, dan pengetahuan
atau pemahaman aktual tentang topik
 Menempatkan sumber dalam ruang kelas, sekolah, dan lingkungan
masyarakat
 Menentukan apakah topik sesuai dengan usia

16
 Memeriksa relevansi budaya dari topik
b) Mendefinisikan Sasaran
Begitu topik sudah dipilih, guru kemudian mencari tahu apa yang akan dipelajari,
dan dilakukan anak setelah proyek. Lalu Tanya kepada anak-anak apa yang mereka
ketahui dan yang ingin dipelajari mengenai topic yang ada. Hal ini memberi
pengalaman kepada anak-anak dalam menetapkan tujuan dan sasaran dan mengajar
mereka bagaimana membua rencana.

c) Mengorganissasikan sasaran
Begitu sasaran ditetapkan, entah oleh guru atau lewat kerja sama dengan anak-
anak, guru kemudian mengoranisasikan sasaran yang ada menjadi sasaran tematis dan
sasaran keterampilan.
1) Sasaran Tematis.
Sasaran tema mengarahkan bagaimana informasi akan diorganisasikan dan
disampaikan, dan bagaimana pengalaman dievaluasi. Sasaran hendaknya berpusat
pada informasi, konsep yang diidentifikasi oleh standar-standar, atau muatan yang
dikehendaki sistem sekolah untuk dipelajari.
2) Sasaran keterampilan
Sasaran keterampilan berguna dalam menuntun pemilihan keterampilan.
Keterampilan adalah kegiatan-kegiatan yang diarahkan ke suatu tujuan yang
menuntut kemampuan tertentu untuk melakukannya. Berikut beberapa contoh
keterampilan:
a. Mengklasifikasi
b. Menggambarkan
c. Mengikuti petunjuk-petunjuk
d. Mendengarkan
e. Mencocokkan
f. Memprediksi

17
g. Mengurutkan

Dan berikut keterampilan yang lebih spsifik:

 Pengenalan huruf
 Pengenalan nama
 Pengenalan angka
 Menghitung

3) Sasaran menulis

Setelah menentukan apa yang akan dipelajari anak-anak, maka kita harus
sangat rinci mendefinisikan pengetahuan, isi, dan keterampilan yang kita inginkan
dipelajari anak–anak. Supaya efektif, sasaran harus dinyatakan dalam cara–cara
yang bisa diduga.

Dalam menyampaikan sasaran–sasaran jangan menggunakan kata tahu,


mengerti, menambah pengetahuan tentang, atau mencari pengetahuan tentang.
Sasaran tersebut akan lebih baik jika menggunakan kata menggambarkan,
membandingkan, membedakan, menggolongkan, atau medefinisikan.

Sebuah kurikulum terpadu:

a. Sasaran-sasaran tema
Belajar tentang anjing dan kucing
- Mengembangkan pengetahuan tentang keragaman dari kucing dan anjing
- Belajar bagaimana memelihara dan bertanggung jawab untuk kucing dan
anjing
- Mampu menggambarkan perbedaan dan kesamaan antara kucing dan
anjing
b. Sasaran-sasaran keterampilan
Standar-standar prestasi sekolah:

18
1. Membaca
a. Mengembangkan pembendaharaan kata
b. Belajar nama-nama dari tiga kucing yang berbeda dan tiga anjing yang
berbeda
c. Mengenali huruf-huruf awal dari nama kucing-kucing dan anjing yang
sama seperti huruf awal nama-nama anak
2. Menulis
a. Mengungkap gagasan, perasaan, dan harapan-harapan tentang kucing dan
anjing lewat gambar, lukisan dan menulis menggunakan pengejaan yang
di karang-karang.
b. Bergabung dalam kelompok yang menulis/mendikte kegiatan-kegiatan
untuk berkomunikasi dengan orang lain atau untuk maksud-maksud
khusus
3. Matematika
a. Membuat, membaca, dan menggunakan grafik
b. Membuat urutan binatang-binatang berdasarkan ukuran
c. Menggunakan koresponden satu lawan satu dalam menghitung kucing-
kucing dan anjing-anjing
4. Ilmu kehidupan / biologi
a. Mengamati kesamaan dan perbedaan fisik pada anatomi kucing dan anjing
b. Belajar memelihara kucing dan anjing
5. Musik/gerak
a. Mengamati bagaimana kucing dan anjing bergerak
b. Mengembangkan penguasaan atas otot-oto besar
6. Seni visual
a. Untuk mengungkapkan gagasan lewat lambang-lambang
b. Menggunakan alat-alat penyambung dan bahan-bahan untuk menciptakan
patung kucing atau anjing

19
7. Ilmu-ilmu sosial
a. Mengembangkan pengetahuan tentang karier dengan binatang-binatang
b. Mengerti bahwa para dokter hewan, seperti orang lain dalam pelayanan
profesi, dibayar untuk pelayanan mereka

3. Mengidentifikasi isi yang sesuai dengan perkembangan

Isi atau muatan terdiri dari informasi atau pengetahuan yang akan dipresentasikan.
Kegiatan – kegiatan dipilih berdasarkan konsep – konsep yang ingin diajarkan,
tujuan-tujuan, dan kebutuhan – kebutuhan dan minat anak – anak. Kegiatan –
kegiatan, proyek, perjalanan wisata dipilih berdasarkan tema dan konsep – konsep
yang dipresentasikan. Isi harus mengandung hal – hal berikut :

1. Cukup menantang untuk menjaga anak tetap berminat dan mampu menunjang
belajar
2. Bisa diimplementasikan di ruang kelas
3. Dipilih untuk memenuhi sasaran belajar, kecakapan, atau sikap
4. Berasal dari sebuah konsep pokok bagi disiplin dengan isi khusus atau
pelajaran yang dipelajari

Pengalaman-pengalaman belajar

Pengalaman-pengalaman belajar adalah inti dari tema, unit, atau proyek.


Merencanakan pengalaman-pengalaman belajar :

1. Menetapkan tujuan-tujuan pengalaman


2. Menentukan sasaran- sasaran pelajaran
3. Membuat daftar bahan-bahan yang diperlukan
4. Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan anak-anak dan yang kita
lakukan

20
5. Membuat daftar kegiatan-kegiatan untuk memperluas kegiatan-kegiatan
belajar
6. Menetapkan bagaimana pengalaman belajar akan dievaluasi

4. Mengimplementasikan kurikulum terpadu

Sesudah sebuah topik atau sebuah tema ditentukan dan kegiatan-kegiatan telah
direncanakan, maka kita perlu merencanakan bagaiamana kegiatan – kegiatan itu
dalam pengalaman anak dari hari ke hari.

1. Mengembankan kerangka kerja atau jadwal

Sebelum memulai sebuah unit, ada baiknya kita memikirkan banyaknya waktu
yang dipakai untuk setiap kegiatan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu mengembangkan kerangka kerja umum atau mengembangkan jadwal. Sebuah
kerangka kerja umum menerangkan secara singkat apa yang ingin kita selesaikan
selama hari itu dan jenis – jenis kegiatan yang telah direncanakan untuk anak – anak.
Sedangkan jika kita menggunakan pendekatan jadwal, kita menentukan susunan dan
banyaknya waktu bagi sebuah kegiatan.

Tujuan dari kedua metode ini adalah membangun apa yang sedang berlangsung di
ruang kelas pada hari tertentu. Perencanaan adalah kunci bagi organisani ruang kelas
yang baik.

2. Memperkenalkan tema, unit, atau proyek

Ada banyak cara untuk memperkenalkan unit baru. Tujuan dari memperkenalkan
unit baru adalah membangkitkan ingin tahu anak – anak dengan merangsang minat
mereka terhadap sebuah topik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan :

- Sebuah pertanyaan dari guru


- Sebuah buku dengan topik khusus

21
- Sebuah perjalanan wisata
- Sebuah pengalaman yang terencana

3. Peralihan dari satu unit ke unit lain

Dalam dunia anak-anak, apa yang terjadi pada hari ini tidak terpisah dengan apa
yang terjadi besok. Asalah satu peran guru ialah membantu anak – anak membuat
kaitan – kaitannya. Anak – anak akan lebih mudah beralih dari satu unit tentang ikan
ke sebuah unit tentang air. Tantangan mucul bila unit atau topic berikunya tidak
langsung berhubungan dengan topic sebelumnya. Dalam hal ini, ada baiknya
melakukan hal berikut :

- Jelaskan kepada anak – anak bahwa anda sedang bergerak dari satu topic
ke toik lain
- Adakan kegiatan puncak untuk menandai selesainya sebuah unit
- Usahakan membuat kaitan – kaitan yang serasi sedapat mungkin

4. Mengevaluasi tema, proyek, atau unit

Tahap akhir dari pelaksanaan unit harus ditetapkan apakah :

- Tujuan – tujuan dan sasaran unit sudah terpenuhi


- Kegiatan – kegiatan sudah sesuai dengan perkembangan
- Keterampilan – keterampilan yang disajikan terpadu dalam unit itu
- Anak – anak mendapat pelajaran yang menyenangkan

2.5.2 Kurikulum Muncul

Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Elizabeth (Betty) Jones dalam sebuah
publikasi dari Asosiasi Nasional untuk Pendidikan Anak-Anak Muda (NAEYC) dan
sejak itu telah memasukkan kosakata semua pendidik awal yang menghargai

22
pembelajaran yang berasal dari dan ditentukan oleh kehidupan sehari-hari anak-anak
kecil dan pengasuh serta guru mereka. Berdebat dengan kurikulum formula dan paket
komersial yang tampaknya menjanjikan hasil ajaib, Jones dan John Nimmo
mengatakan bahwa "tidak ada sihir kecuali yang kita ciptakan untuk diri kita sendiri."
Adalah anak-anak yang "adalah ahli sihir, yang mengundang kita untuk bergabung
dengan mereka dalam pembuatan sihir mereka". Namun, Jones menunjukkan bahwa
kurikulum yang muncul “menakutkan bagi beberapa guru. Bagi mereka yang belum
belajar cara merencanakan dengan baik, mungkin terlalu banyak untuk dilakukan. "
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa "bagi mereka yang berlatih mengamati dan
merefleksikan perilaku anak, itu merupakan tantangan yang tepat waktu dalam
menangani kepentingan anak-anak dengan serius dan menjadi pemain bersama
dengan mereka". Saat ini ada dua model kurikulum emergent yang terkenal. Model
pertama adalah dari Amerika Serikat dan disebut pendekatan proyek di mana guru
dan anak-anak sekolah dasar bernegosiasi, merencanakan, dan berpartisipasi dalam
studi mendalam pilihan mereka.

Studi semacam itu dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan
berbulan-bulan. Model kedua dapat ditemukan di prasekolah kota Reggio Emilia,
Italia. Di sini juga, anak-anak dan guru menegosiasikan pilihan, perencanaan, dan
pembelajaran mereka. Karena anak-anak pada umumnya terlalu muda untuk
mengkomunikasikan pembelajaran dan temuan penelitian mereka melalui kata-kata
tertulis, mereka didorong untuk mengeksplorasi dan membagikan ide-ide mereka
melalui seni.

2.5.3 Pembelajaran Berbasis Tema atau Kurikulum Tematik

Tema atau ide sentral dipilih oleh guru, dan kegiatan pembelajaran terkait
kemudian dirancang dan diajarkan. Para pendukung pengajaran tema berpendapat
bahwa pendekatan ini membantu anak-anak membuat makna dari pengalaman belajar
mereka karena mereka “membentuk koneksi di antara informasi individu. Seperti

23
dalam pembelajaran proyek atau sekolah Reggio Emilia, tema memungkinkan anak-
anak untuk berfokus secara mendalam pada satu topik tunggal selama periode waktu
tertentu. Selain itu, tema yang dikembangkan dalam menanggapi minat anak
membuat mereka bersemangat belajar. Pengajaran tematik memiliki bahaya di mana
guru dapat membuat kegiatan yang hubungannya dengan tema dibuat-buat, atau
dikhususkan untuk bersenang-senang dan permainan, situasi yang dapat mengarah
pada pembelajaran yang dangkal atau salah arah. Tema yang efektif, menurut
Kostelnik dan rekan adalah yang berhubungan dengan pengalaman hidup anak-anak,
mewakili konsep, didukung oleh isi yang faktual, dan meminjamkan diri untuk
pengembangan yang mungkin sebagai proyek.

2.5.4 Kurikulum Berbasis Mata Pelajaran, Berbasis Disiplin, atau Tradisional

Mendasarkan kurikulum pada disiplin ilmu atau mata pelajaran seperti membaca,
seni bahasa, matematika, sains, studi sosial, seni, musik, dan pendidikan jasmani
mengarah pada pengalaman belajar yang dibuat dan dikendalikan terutama oleh orang
dewasa. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat menyenangkan dan menarik bagi
anak-anak. Namun, hal itu menempatkan sebagian besar kekuatan pengambilan
keputusan di tangan para pendidik, dengan sedikit ruang untuk masukan dari mereka
yang melakukan pembelajaran yang sebenarnya. Pendekatan ini mungkin tepat dalam
masyarakat dengan kekuatan top-down, tetapi kurang membantu dalam masyarakat
yang berusaha untuk meningkatkan warga negara untuk demokrasi. Pada tingkat anak
usia dini, salah satu cara untuk mengarahkan anak-anak menuju demokrasi adalah
dengan memberi mereka pilihan dalam pembelajaran mereka. Selain itu, membagi
kurikulum berdasarkan bidang mata pelajaran dapat membingungkan bagi anak-anak
kecil yang baru saja berkenalan dengan dunia dan semua yang ada di dalamnya.

Membantu anak belajar membaca adalah, bagi sebagian besar, inti penting dari
kurikulum. Isi bacaan anak-anak sering dibagi sesuai dengan buku teks yang telah
ditentukan di bidang akademik tertentu. Sejauh diperlukan untuk membantu anak-

24
anak dalam memahami konten ini sesuai dengan kurikulum yang ditentukan, guru
harus mematuhi.

2.5.5 Kurikulum yang Ditentukan secara filosofis

Sepanjang sejarah pendidikan awal, ada sejumlah filsuf, pendidik, dan ahli teori
yang telah mengamati anak-anak muda, kemudian menetapkan kurikulum yang
mereka anggap paling tepat. Secara umum, pendekatan-pendekatan ini merupakan
peningkatan pada pendidikan awal pada zaman mereka, telah bertahan sampai
perbaikan-perbaikan berikutnya muncul, dan kemudian menghilang dari pandangan,
mungkin meninggalkan satu atau dua yang tersisa. Salah satu contoh kurikulum
semacam itu adalah yang dikembangkan oleh Friedrich Froebel, orang Jerman abad
ke-19 yang menciptakan dan menamai Kindergarten (bahasa Jerman untuk taman
anak-anak). Anak-anak antara usia 3 dan 6 menghabiskan hari-hari mereka bekerja di
taman yang ditata identik, berpartisipasi dalam permainan menyanyi yang
dikomposisikan secara khusus, dan berinteraksi dengan materi yang dirancang untuk
mengajarkan serangkaian keterampilan khusus.

Meskipun kita tidak lagi melihat taman kanak-kanak yang terlihat seperti Froebel,
pengaruhnya tetap ada dalam kegiatan seperti menenun dengan kertas konstruksi
berwarna, menjahit dengan benang pada karton, dan dalam permainan lingkaran
wholeclass. Contoh kedua, adalah kurikulum yang dikembangkan oleh Maria
Montessori, seorang dokter Italia yang terinspirasi, sebagian, oleh bahan-bahan
Froebel. Mengamati dan bekerja dengan anak-anak usia yang sama, ia fokus pada
pembuatan kurikulum yang memungkinkan anak-anak untuk maju dalam
pembelajaran mereka sejauh mungkin.

2.5.6 Kurikulum Pushed-Down dan Watered-Down

Pendekatan terhadap kurikulum anak usia dini ini adalah dua sisi dari mata uang
yang sama. Mereka tampaknya muncul ketika orang tua, sistem sekolah, legislator,
dan orang dewasa lainnya yang berharap untuk meningkatkan kinerja pendidikan

25
anak-anak bersikeras pada kurikulum yang tidak pantas untuk mereka. Sangat
mungkin bahwa anak-anak tersebut dapat belajar lebih banyak, tetapi orang dewasa
yang tidak memiliki latar belakang dalam perkembangan dan pendidikan anak
cenderung percaya bahwa respons yang sesuai adalah dengan mendorong ke bawah
kelompok usia yang lebih awal kurikulum anak-anak yang lebih tua. Kemudian,
ketika menjadi jelas bahwa anak-anak mengalami kesulitan mengatasi, kurikulum
baru dipermudah ke tingkat dasar (biasanya mematikan). Jika anak-anak masih
mengalami kesulitan dalam mengatasinya, maka kesalahannya dibebankan pada
mereka atau guru mereka atau keduanya, bukan pada kurikulum yang tidak sesuai
yang telah mengisi hari-hari mereka.

Tentang mempermudah kurikulum, sejumlah peneliti dan penulis telah mencatat


bahwa:

Kurikulum yang miskin secara intelektual seperti itu meremehkan kompetensi


sebenarnya dari anak-anak, yang telah ditunjukkan jauh lebih tinggi daripada yang
sering diasumsikan. Kurikulum yang dipermudah dan terlalu disederhanakan
membuat banyak anak tidak tertantang, bosan, tidak tertarik, atau tidak termotivasi.
Dalam situasi seperti itu, pengalaman anak-anak ditandai oleh banyaknya kesempatan
yang hilang untuk belajar.

Kurikulum yang ditekan, di sisi lain, menciptakan masalah lain:

Ketika ekspektasi tingkat lanjut dari penguasaan keterampilan dasar secara rutin
didorong ke kelas sebelumnya dan seluruh kelompok dan pengajaran yang dipimpin
guru adalah strategi pengajaran yang dominan, anak-anak yang tidak bisa duduk diam
dan menghadiri kuliah guru atau yang bosan dan tidak tertandingi atau frustrasi
dengan melakukan halaman buku kerja untuk waktu yang lama disalahartikan sebagai
tidak matang, mengganggu, atau tidak siap untuk sekolah.

26
2.5.7 Paket Pendidikan Individual

Anak-anak prasekolah dan anak-anak sekolah dasar yang memenuhi syarat untuk
layanan pendidikan khusus memiliki sebagian dari kurikulum mereka yang
diidentifikasi oleh Rencana Pendidikan Individual (IEP). IEP berisi tujuan dan
sasaran yang dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan belajar individu dari setiap
anak yang memenuhi syarat. IEP biasanya membahas tujuan kurikulum yang lebih
spesifik di bidang konten yang sama dengan kurikulum kelas reguler. Tujuan dan
sasaran IEP untuk anak-anak prasekolah biasanya ditulis dalam bidang perkembangan
spesifik seperti motor, kognitif, bahasa, dan domain sosial. Anak usia sekolah lebih
cenderung memiliki tujuan dan sasaran untuk bidang studi tertentu. Tujuan dan
sasaran IEP yang paling umum adalah di bidang kognisi dan komunikasi untuk anak-
anak prasekolah dan dalam membaca untuk siswa sekolah dasar. Rencana Layanan
Keluarga Individual (IFSP) digunakan untuk bayi dan balita yang memenuhi syarat
untuk layanan intervensi dini dan mencakup tujuan perkembangan untuk anak-anak
serta tujuan yang berpusat pada keluarga. Distrik sekolah yang melayani bayi dan
balita dalam program pendidikan khusus umumnya hanya membahas tujuan
perkembangan untuk anak-anak di IFSP.

2.5.8 Beberapa Pendekatan Kurikulum yang Harus Dihindari

Jones dan Nimmo (1994) menggambarkan beberapa hal yang bisa salah dengan
kurikulum anak usia dini:

• The canned curriculum. Ini sering berasal dari kabupaten atau negara bagian dan
dirancang untuk menjadi bukti guru. Sayangnya, itu tidak mungkin cocok untuk
setiap anak, dan perubahan bukanlah suatu pilihan.

• The embalmed curriculum. Guru yang telah mengajar bertahun-tahun bisa bersalah
karena menggunakan kurikulum ini. Bahan-bahannya sudah tua, mungkin pudar dan
compang-camping, dan praktis bisa diajarkan dalam tidur seseorang. Tidak ada
perhatian terhadap fakta bahwa anak-anak tahun ini mungkin sangat berbeda dari

27
tahun-tahun sebelumnya, bahwa konten baru mungkin tersedia, atau bahwa mengajar
dalam tidur seseorang mungkin tidak menguntungkan baik bagi guru maupun anak-
anak.

• The accidental or unidentified curriculum. Bagi guru yang puas hanya untuk
bergaul dengan anak-anak, berharap bahwa pembelajaran akan dihasilkan dari
permainan bebas, dan tidak ada waktu atau energi untuk perencanaan, ini adalah
kurikulum yang dihasilkan. Biasanya, ada banyak titik awal yang baik, bahkan
kegiatan yang menarik, tetapi mereka tidak pernah pergi ke mana pun atau memiliki
identitas tertentu.

2.5.9 Penilaian Berbasis Kurikulum

Juga disebut penilaian berbasis kelas, penilaian berbasis kurikulum mengacu pada
prosedur yang digunakan guru untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran kurikulum
(penilaian) dan untuk memantau kemajuan menuju tujuan pembelajaran setelah
pengajaran terjadi (evaluasi). Penilaian berbasis kurikulum terkait langsung dengan
isi kurikulum kelas dan merupakan komponen penting dari upaya reformasi
pendidikan yang telah menghasilkan standar pembelajaran tingkat kelas tertentu.
Standar untuk setiap tingkat kelas membentuk kerangka kerja untuk konten
kurikulum, dan penilaian dan evaluasi berbasis kelas menyediakan mekanisme untuk
akuntabilitas bahwa siswa memenuhi (atau tidak) memenuhi standar akademik yang
ditetapkan. Penilaian berbasis kurikulum tidak boleh disamakan dengan pengujian
prestasi atau pengujian standar. Penilaian berbasis kurikulum mengevaluasi
pembelajaran anak terhadap kurikulum kelas, sedangkan pengujian standar
membandingkan kinerja anak dengan kinerja rata-rata dari sekelompok besar teman
sebaya.

2.5.10 Pedoman Kurikulum NAEYC

Asosiasi Nasional untuk Pendidikan Anak-Anak Muda telah mencurahkan banyak


energinya untuk menentukan kurikulum yang tepat untuk pembelajaran anak-anak

28
sejak lahir hingga usia 8 tahun. Mulai tahun 1987, mereka menerbitkan pernyataan
posisi sebagai tanggapan atas keprihatinan mereka dengan tren yang meluas secara
nasional ke arah dorongan kurikulum pushed-down and watered-down. Banyak
kemajuan telah dibuat di tahun-tahun sejak itu, tetapi masalah tetap ada, karena
kurikulum yang tidak sesuai terus dituntut oleh legislatif, diminta oleh orang tua, dan
dipraktikkan oleh beberapa pengasuh dan guru. Ada tema mendasar yang mendasari
posisi NAEYC pada penciptaan kurikulum, dan itu mencerminkan pendapat saat ini,
observasi, dan penelitian. Itu adalah bahwa "dalam beberapa hal, strategi kurikulum
banyak guru saat ini tidak cukup menuntut anak-anak dan dengan cara lain menuntut
terlalu banyak hal yang salah" (Bredecamp & Copple, 1997, hal. 20). Dengan kata
lain, kami telah menemukan dalam beberapa tahun terakhir bahwa anak-anak muda
mampu melakukan lebih dari yang pernah kita pikirkan (misalnya, pengarahan diri
sendiri, penelitian menggunakan metode ilmiah), tetapi kita sering menempatkan
secara tidak tepat ekspektasi orang dewasa pada mereka (jam yang dihabiskan
sendirian di meja, tumpukan lembar kerja). Kemudia ada 9 pedoman tema:

1. Pastikan untuk menyediakan semua bagian dari seluruh anak: "fisik, emosi,
sosial, bahasa, estetika, kognitif."
2. Sertakan konten yang "relevan secara sosial, menarik secara intelektual, dan
bermakna secara pribadi bagi anak-anak."
3. Bangun "apa yang sudah diketahui dan dapat dilakukan anak-anak," karena ini
mengonsolidasikan pembelajaran mereka dan mendorong "perolehan konsep
dan keterampilan baru."
4. Bantu anak-anak membuat koneksi yang bermakna dengan memberikan
pembelajaran lintas disiplin. Kadang-kadang, fokus pada satu subjek juga
tepat.
5. Mengembangkan kurikulum yang mempromosikan pengetahuan, pemahaman,
proses, keterampilan, dan disposisi untuk melanjutkan pembelajaran.

29
6. Mengembangkan kurikulum yang memiliki integritas intelektual dan
mengajar anak-anak untuk menggunakan "alat penyelidikan disiplin yang
diakui dengan cara yang dapat diakses dan dicapai untuk anak-anak muda."
7. Pastikan untuk mendukung budaya dan bahasa rumah anak-anak Anda serta
membantu mereka memahami dan berpartisipasi dalam budaya program Anda
dan komunitas yang lebih besar.
8. Pastikan bahwa tujuan kurikulum Anda “realistis dan dapat dicapai untuk
sebagian besar anak dalam rentang usia yang telah ditentukan untuk tujuan
itu.”
9. Jika Anda menggunakan teknologi, pastikan itu "terintegrasi secara fisik dan
filosofis dalam kurikulum dan pengajaran di kelas." (Bredecamp & Copple,
1997, hlm. 20–21)

Dasar dari semua desain kurikulum adalah anak-anak dan hak mereka untuk
tumbuh di semua domain yaitu; intelektual, emosional, sosial, dan fisik.

2.6 Perencanaan Kurikulum


2.6.1 Perencanaan pembelajaran dan kegiatan

Meskipun banyak orang menggunakan istilah tersebut secara bergantian, ada


perbedaan antara pelajaran dan kegiatan (Price & Nelson, 1999). Pelajaran lebih
formal, membutuhkan guru (bahkan jika guru itu adalah anak lain), memiliki tujuan
terukur yang ingin dicapai oleh anak-anak pada akhir pelajaran, dan memberikan
instruksi tentang keterampilan dan pengetahuan yang penting. Kegiatan, di sisi lain,
membiarkan anak-anak sendirian untuk mengeksplorasi, berlatih, memanipulasi, dan
menemukan.

Karena pengalaman belajar diarahkan oleh guru, memiliki tujuan yang harus
dipenuhi pada akhir pengalaman, dan memberikan pengetahuan khusus, itu dapat
didefinisikan sebagai pelajaran. Namun, pada akhir pelajaran adalah arahan akhir

30
yang menempatkan materi pelajaran ke dalam pusat kegiatan tindak lanjut. Dengan
demikian, kegiatan ini akan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk
memperkuat pembelajaran mereka dengan eksplorasi dan eksperimen independen.
Pelajaran bekerja paling baik ketika mereka direncanakan dan diatur dengan cermat.
Kegiatan bekerja paling baik ketika direncanakan untuk satu blok waktu di mana
anak-anak dapat memilih dari antara materi dan pengalaman, bekerja dengan teman-
teman atau memilih untuk mandiri, dan mencoba hal-hal baru atau mengunjungi
kembali yang lama. Beberapa bahan dan kegiatan, seperti pusat atau tabel air, akan
tetap tersedia untuk waktu yang lama, mungkin sepanjang tahun ajaran.

Taman kanak-kanak sering kali adalah masa ketika transisi mulai dibuat menuju
lebih banyak pengalaman dengan pelajaran, meskipun ini juga merupakan saat ketika
pendidik yang ambisius terkadang memaksakan terlalu banyak formalitas terlalu
cepat. Bahkan di kelas dasar, harus ada keseimbangan yang baik antara keduanya.
Bagaimanapun, Anda harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas apakah Anda
menggunakan kegiatan atau pelajaran.

2.6.2 Adaptasi dan Modifikasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Anak-anak di ruang kelas Anda selalu akan memiliki keterampilan dan


kemampuan yang mencakup jangkauan di setiap domain perkembangan dan setiap
bidang studi. Beberapa siswa akan berjuang dengan keterampilan sosial dan menjadi
yang terdepan dalam kelompok di bidang akademik, yang lain akan terampil dalam
matematika tetapi ditantang dengan membaca, dan yang lain akan memenuhi syarat
untuk layanan khusus. Pekerjaan Anda sebagai guru anak-anak kecil harus sekreatif
mungkin dalam mengajarkan kurikulum kepada anak-anak apa pun yang Anda miliki
di kelas. Biasanya ini berarti memiliki berbagai strategi untuk menyampaikan konten
kurikulum. Berikut adalah beberapa prinsip umum yang harus menyediakan kerangka
kerja untuk adaptasi, akomodasi, dan modifikasi dalam kurikulum untuk anak-anak
yang belajar lebih cepat atau lebih lambat daripada anggota kelompok lainnya.

31
2.6.3 Pertahankan Tanggung Jawab untuk Hasil Pembelajaran dari Setiap
Anak

Sangatlah menggoda untuk merujuk anak-anak ke pendidikan khusus atau


program-program berbakat dan berbakat dan membiarkan spesialis mengambil
tanggung jawab utama untuk pengajaran dan pembelajaran siswa yang memenuhi
syarat. Namun, kurikulum reguler hampir selalu menjadi fokus instruksi khusus, dan
semua anak perlu merasakan rasa memiliki dengan teman sebayanya. Spesialis dapat
memberikan pekerjaan tutorial individual untuk melengkapi instruksi kelas,
menawarkan dukungan selama penyampaian kurikulum reguler, dan berfungsi
sebagai konsultan saat anda beradaptasi dan memodifikasi kurikulum untuk siswa
dengan kebutuhan khusus, tetapi anda harus terus melihat diri Anda sebagai guru
untuk semua anak di kelasmu. Sungguh tragis ketika seorang guru kelas reguler
bahkan tidak menyadari tujuan IEP untuk siswa di kelas, karena kemungkinan besar
banyak peluang yang muncul pada setiap hari untuk instruksi mengenai tujuan
tersebut. Tidak semua anak yang berjuang secara akademis atau sosial atau keduanya
akan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan layanan khusus, jadi juga
menguntungkan Anda jika memiliki strategi untuk mengadaptasi kurikulum untuk
sejumlah siswa.

Beberapa siswa akan sangat maju atau tertunda dibandingkan dengan rekan-rekan
mereka sehingga tujuan kurikulum yang berbeda akan sesuai; Namun, membuat
modifikasi aktual dalam konten kurikulum tidak boleh dilakukan dengan enteng.
Misalnya, siswa sekolah dasar dengan disabilitas perkembangan harus beralih ke
kurikulum akademik "fungsional", seperti belajar kata-kata penglihatan alih-alih
membaca, hanya setelah semua strategi pembelajaran yang tersedia telah habis dan
konsekuensi dari meninggalkan kurikulum akademik reguler telah dipertimbangkan.

32
Demikian pula, mengirim siswa kelas dua ke kelas lima selama waktu matematika
harus dipertimbangkan hanya jika semua cara lain untuk memberikan instruksi
matematika yang sesuai di kelas reguler telah dicoba. Memodifikasi kurikulum
reguler kadang-kadang dapat dicapai dengan memprioritaskan tujuan untuk unit studi.

2.6.4 Periksa Keterampilan Prasyarat

Terkadang anak-anak mengalami kesulitan mempelajari keterampilan baru dan


memperoleh pengetahuan baru jika mereka memiliki kesenjangan dalam
pembelajaran mereka sebelumnya. Ini adalah praktik yang baik untuk
mengidentifikasi keterampilan penting yang diperlukan siswa untuk menguasai
pembelajaran baru dan memeriksa untuk melihat apakah semua siswa sebenarnya
memiliki informasi prasyarat. Dalam kurikulum terpadu, ini berarti memeriksa
seluruh domain perkembangan dan bidang studi. Jika Anda merancang kegiatan
grafik sebagai bagian dari pelajaran IPS tentang keluarga, misalnya, anak-anak perlu
mengetahui konsep dan keterampilan matematika dasar serta konsep dan istilah
tentang keluarga agar mendapat manfaat dari pengajaran. Anak-anak yang tidak
memiliki keterampilan prasyarat perlu instruksi tentang keterampilan tersebut
sebelum melanjutkan dengan informasi baru.

Siswa berbakat yang menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang


terkandung dalam tujuan pelajaran sebelum pengajaran juga akan membutuhkan
akomodasi khusus untuk belajar apa pun dari pelajaran. Personel layanan khusus
adalah sumber daya yang baik untuk memberikan instruksi tambahan tentang
keterampilan prasyarat dan mengidentifikasi strategi untuk memperluas tujuan
pembelajaran.

2.6.5 Pecahkan Tujuan Kurikulum Menjadi Langkah Lebih Kecil

Untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar, sering kali membantu memecah
tujuan pelajaran menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan memberikan petunjuk
dan isyarat tambahan.

33
2.6.6 Berikan Pengulangan

Anak-anak dengan kebutuhan belajar khusus sering kali mendapat manfaat dari
latihan berulang, karena itu membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari
sesuatu yang baru. Memastikan bahwa ruang kelas menyediakan banyak kesempatan
untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru dalam sejumlah kegiatan
dan pusat dapat memfasilitasi perolehan keterampilan baru.

2.6.7 Rencana untuk Generalisasi

Diperlukan generalisasi kapan saja anak-anak diharapkan untuk menerapkan


keterampilan di luar lingkungan tempat pengajaran terjadi. Anak-anak dengan
keterlambatan kognitif mungkin mengalami kesulitan tertentu dengan generalisasi,
sering menunjukkan bahwa mereka telah belajar sesuatu yang baru di kelas tetapi
mengalami kesulitan menggunakan keterampilan baru di pusat-pusat atau di taman
bermain. Sementara sebagian besar anak-anak dapat menerapkan apa yang mereka
pelajari tentang antrean untuk makan siang hingga antrean bus, beberapa anak muda
mungkin memerlukan instruksi tambahan di setiap pengaturan baru. Anda dapat
berharap bahwa mereka akan belajar lebih cepat di setiap pengaturan baru. Salah satu
keuntungan utama dari kurikulum yang muncul dan terintegrasi dalam prasekolah dan
pengaturan utama adalah bahwa informasi dan keterampilan baru disajikan dan
diajarkan di lingkungan yang sama di mana mereka digunakan oleh anak-anak kecil
dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2.6.8 Identifikasi Spesialis dan Sumber Daya Teknologi

Anak-anak yang memenuhi syarat untuk pendidikan khusus memiliki guru dan
terapis pendidikan khusus yang ditugaskan untuk mengajar dan memantau tujuan
IEP. Orang-orang ini adalah sumber daya berharga untuk mengajarkan kurikulum
reguler, baik kepada siswa yang memenuhi syarat dan bagi orang lain yang dapat
mengambil manfaat dari adaptasi dan modifikasi. Jadilah proaktif dalam mengajukan
pertanyaan, menyampaikan kekhawatiran, dan menyelesaikan kebingungan tentang

34
anak-anak yang menerima layanan pendidikan khusus, dan mengundang spesialis
untuk menjadi terbiasa dengan kurikulum Anda. Pikirkan ide-ide untuk
mengintegrasikan instruksi tujuan dan sasaran IEP ke dalam kurikulum reguler, dan
buat saran tentang apa yang perlu diketahui siswa agar berhasil di kelas. Telah ada
ledakan virtual teknologi adaptif dan bantuan dalam beberapa tahun terakhir, dan
spesialis sering memiliki akses ke perpustakaan pinjaman perangkat khusus.
Teknologi dapat menyediakan akses ke kurikulum reguler, mendukung instruksi, dan
memungkinkan siswa untuk memiliki mode komunikasi alternatif.

Semua saran spesifik muncul dari prinsip-prinsip umum ini:

 Pertahankan tanggung jawab untuk hasil pembelajaran semua siswa.


 Periksa keterampilan prasyarat dan pecahkan tujuan kurikulum menjadi
langkah-langkah yang lebih kecil.
 Memberikan peluang untuk pengulangan dan rencana generalisasi di banyak
kegiatan kelas.
 Jadilah proaktif dalam menggunakan spesialis dan teknologi yang tersedia.

2.7 Format Dasar untuk Perencanaan


Dalam bulan-bulan pertama, bahkan bertahun-tahun, dari pengajaran Anda, Anda
akan dibantu dengan menuliskan beberapa elemen dan komponen dari setiap
pelajaran atau kegiatan yang Anda rencanakan untuk ajarkan: sasaran tujuan Anda,
bagaimana Anda akan mengevaluasi kesuksesan Anda dalam mencapainya, konten
aktual dari kegiatan atau pelajaran, prosedur pengajaran yang akan Anda gunakan,
bahan-bahan yang akan Anda butuhkan, dan variasi yang memperhitungkan
kebutuhan anak-anak yang tidak cocok dengan cetakan umum. Melakukan semua ini
untuk setiap saat sepanjang waktu akan terlalu lama, tetapi merupakan ide yang bagus
untuk merencanakan cara ini untuk acara pembelajaran yang lebih penting. Bahkan
guru yang sangat berpengalaman kadang-kadang kembali ke format perencanaan

35
formal dan kompleks seperti itu. Mereka membuat kita berpikir, pada tingkat
terdalam, mengapa kita percaya bahwa konten tertentu itu penting, apa yang kita
benar-benar ingin capai anak-anak kita, dan apakah kita berhasil menjangkau setiap
anak atau tidak.

2.7.1 Judul

Beberapa guru senang menciptakan judul yang kreatif, sedangkan yang lain lebih
suka sesuatu yang lebih utilitarian. Apa pun itu, pastikan judulnya cukup deskriptif
sehingga Anda akan segera ingat apa isinya ketika merujuk pada paket di masa
mendatang.

2.7.2 Subjek

Ini mengacu pada mata pelajaran atau disiplin ilmu yang diwakili dalam pelajaran
atau kegiatan. Biasanya membantu untuk membuat daftar yang paling penting
terlebih dahulu. Untuk pra sekolah atau pra sekolah, biasanya lebih baik untuk fokus
pada domain pembelajaran daripada pada mata pelajaran akademik.

2.7.3 Domain

Domain merujuk ke setiap aspek perkembangan anak dan biasanya didefinisikan


sebagai kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Selain itu, bahasa dan estetika
terkadang didaftar secara terpisah. Dalam rencana pelajaran atau kegiatan, domain
yang akan ditingkatkan

2.7.4 Tujuan dan sasaran

Tujuan kurikulum mirip dengan tujuan di bidang kehidupan lain. Mereka


hanyalah tujuan akhir dari apa pun yang Anda lakukan. Namun, dalam hal kurikulum,
definisi tersebut dikarakteristikkan dengan tidak spesifik: tujuan kurikulum mewakili
tujuan keseluruhan unit, proyek, atau seluruh program. Ketika merencanakan
kurikulum, penting bahwa tujuan dan sasaran terkait dengan semua bidang

36
pembelajaran anak: intelektual, sosial, emosional, dan fisik. (Gambar 1.1) Dalam
setiap kasus, tujuan pertama berkaitan dengan pertumbuhan intelektual; kedua,
pertumbuhan sosial; yang ketiga, pertumbuhan emosional; dan keempat,
pertumbuhan fisik. Namun, ini tetap sulit, bahkan ketika berhadapan dengan tujuan
yang tepat untuk menghindari beberapa tumpang tindih. Dalam kehidupan nyata,
keempat domain pembelajaran tidak selalu dapat dipisahkan sepenuhnya.

2.7.5 Material

Ketika Anda merencanakan kegiatan anak-anak dalam setiap unit atau proyek
atau bagian dari hari itu, tentu saja Anda perlu melampaui tujuan dan sasaran dan ke
dalam hal-hal spesifik apa yang akan terjadi dan materi yang akan Anda gunakan.
Disarankan agar Anda memasukkan setiap bit materi yang akan dibutuhkan dan Anda
melakukannya dalam bentuk daftar. Dengan cara ini, jika Anda terburu-buru atau
sedikit gugup tentang pengalaman yang akan datang, Anda dapat mensurvei daftar
dengan cepat dan Anda tidak akan melupakan apa pun.

2.7.6 Waktu

Guru pemula cenderung sangat melebih-lebihkan atau meremehkan waktu yang


dibutuhkan suatu proyek. Diperlukan beberapa praktik dan pemahaman yang terus
berkembang tentang kelompok anak tertentu untuk memperkirakan dengan akurasi.
Ketika Anda merencanakan pelajaran atau kegiatan, bicarakan dengan guru yang
berpengalaman tentang waktu yang Anda pikir akan dibutuhkan. Setelah pengalaman
selesai, buat catatan pada formulir perencanaan Anda untuk referensi di masa
mendatang.

2.7.7 Prosedur

Bagian ini menjelaskan dengan tepat apa yang akan terjadi selama kegiatan atau
pelajaran. Untuk tujuan perencanaan, dapat dibagi menjadi tiga segmen independen,
meskipun dalam praktiknya, mereka mengalir bersama sebagai satu:

37
1. Pembukaan. Ini memperkenalkan anak-anak pada pengalaman belajar. Ini
melibatkan minat mereka, memberi tahu mereka sebanyak yang diperlukan tentang
apa yang akan terjadi, dan memberi guru waktu untuk mengamati dan menangani
masalah manajemen awal.

2. Tubuh. Ini adalah konten utama dan pengalaman dari pelajaran atau kegiatan.
Mungkin akan membutuhkan waktu paling banyak dari tiga langkah.

3. Tutup. Mengakhiri pembelajaran meliputi penutupan, meninjau kembali apa yang


telah dipelajari, memikirkan apa yang menarik, penting, dan dijadwalkan untuk
dipelajari selanjutnya.

Saat menuliskan langkah-langkah dalam prosedur, harus memutuskan sendiri


berapa banyak detail.

Contoh 1

1. Minta anak duduk melingkar.

2. Dapatkan perhatian dengan "saus apel silang."

3. Tanyakan: "Jika Anda dapat memberi tahu kami seperti apa bentuk opossum,
angkat tangan."

Contoh 2

1. Anak-anak dalam lingkaran.

2. Minta seseorang menggambarkan opossum.

Dalam kasus pertama, guru pemula memastikan bahwa detail manajemen tidak
akan dilupakan dan kata-kata akan optimal. Yang kedua, guru memiliki cukup
kepercayaan bahwa dia mengasumsikan detail seperti itu. Meskipun ini adalah contoh
singkat dari bagian prosedural yang jauh lebih lama, Anda dapat melihat dengan jelas
bahwa pendekatan pertama membutuhkan ruang dua kali lebih banyak. Hanya Anda

38
yang dapat memutuskan berapa banyak detail yang Anda butuhkan. Beberapa
eksperimen harus terbukti bermanfaat.

2.7.8 Penilaian

Sebelum memulai pelajaran atau kegiatan apa pun, penting untuk menilai di mana
anak-anak berada dalam pemahaman dan minat mereka. Mungkin tidak mungkin atau
tidak perlu untuk melakukannya dengan akurasi terperinci untuk setiap anak tetapi
memiliki gagasan umum itu penting. Anda mungkin ingin memulai dengan pretest
informal. Meminta anak-anak untuk mengangkat tangan jika mereka dapat
mendefinisikan opossum adalah salah satu contohnya.

Bentuk penilaian lain adalah pengamatan guru terhadap pelajaran atau kegiatan
sebelumnya. Sebagai contoh, mungkin kelas telah dengan bersemangat menghafal
tabel tambahan, tetapi telah menjadi jelas bahwa banyak anak-anak mengalami
kesulitan menggunakan pengetahuan mereka dalam konteks kehidupan nyata. Setelah
membuat penilaian ini, guru memutuskan untuk membuat serangkaian pelajaran yang
memberikan anak-anak dengan aplikasi praktis pembelajaran mereka, seperti
menambahkan anak laki-laki dan perempuan setiap pagi untuk menentukan berapa
banyak yang hadir.

2.7.9 Evaluasi

1. mendefinisikan berhasil.

Untuk melakukan ini, lihat kembali pada tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi yang
selalu diulangi secara terus menerus harus didasarkan pada tujuan. Tujuan akan
merujuk pada hasil perilaku anak-anak

2. mengevaluasi pelajaran itu sendiri.

39
Apakah terlalu singkat atau terlalu lama? Apakah cakupannya terlalu dangkal atau
terlalu dalam? Apakah terlalu mudah atau berlebihan kepala anak-anak? Apakah itu
cocok dengan kegiatan lain yang sedang berlangsung?

3. mengevaluasi diri sendiri.

Apakah pelajaran itu menjadi favorit Anda tetapi tidak untuk Anda menarik bagi
anak-anak? Apakah Anda cukup siap? Apakah Anda begitu siap di sana tidak ada
ruang untuk spontanitas — dan itu penting? Apakah Anda meluangkan waktu untuk
mendengarkan masukan anak-anak, atau Anda didorong oleh format perencanaan
sehingga itu menjadi pelajaran bagi Anda dan bukan untuk mereka?

4. mengevaluasi anak-anak.

Perhatikan bahwa pengalaman dan gurunya dievaluasi terlebih dahulu, karena


kedua faktor ini menentukan respons anak-anak. Itu akan tidak adil untuk
mengevaluasi anak-anak tanpa terlebih dahulu mengambil dua elemen lainnya dengan
kuat akun. Jadi, ketika Anda mengevaluasi anak-anak, pastikan untuk bertanya pada
diri sendiri terlebih dahulu tentang pelajaran, desain dan tentang peran Anda sendiri
dalam mencapai keberhasilan secara keseluruhan atau kurang dari itu.

5. Pengamatan perilaku.

Awasi anak-anak untuk melihat apakah mereka berpartisipasi atau tidak, mampu
untuk mencapai tujuan atau tidak. Pengamatan perilaku dapat bersifat informal atau
formal. Pengamatan informal adalah komponen dasar dalam mengajar anak-anak,
harus setiap hari dan berkelanjutan, dan digunakan untuk penilaian dan evaluasi.
Penting untuk disadari bahwa beberapa anak berpartisipasi dengan menonton dengan
gembira sementara yang lain tidak terlibat kecuali seluruh tubuh mereka terlibat.
Selain itu, beberapa anak akan lebih mampu menjangkau tingkat partisipasi yang
lebih tinggi daripada yang lain. Jadi, pengamatan informal, biasanya termasuk catatan

40
singkat untuk diri sendiri, adalah alat evaluasi yang sukses hanya ketika seorang guru
tahu anak-anak secara intim.

Pengamatan formal meliputi pencatatan data secara sistematis dan lebih


terstruktur dan umumnya berkaitan dengan penelitian atau evaluasi anak tertentu.
Pengamatan formal, dengan dokumentasi yang cermat, digunakan terutama ketika
guru mencatat pengamatan pada daftar periksa sebagai bagian dari evaluasi pelajaran.

6. Penulisan jurnal dan gambar.

Segera setelah anak-anak cukup besar untuk mulai menggambar dan menulis,
mereka dapat menyimpan jurnal dari pengalaman mereka. Guru seharusnya tidak
berharap lagi daripada satu atau dua kalimat untuk beberapa waktu, dengan lebih
banyak antusiasme yang umumnya diungkapkan membuat gambar acara
pembelajaran. Jurnal dapat berupa kumpulan cerita dan gambar bahwa kelas tetap
bersama, atau bisa jadi kelas yang disimpan oleh setiap anak secara pribadi. Di salah
satu kasus, guru dapat mengevaluasi kata-kata dan gambar sebagai cara untuk
menemukan apa yang anak-anak dipelajari dan dianggap penting.

7. Kegiatan dan pelajaran lanjutan.

Jika pengalaman belajar terkait, berurutan, atau Terkait, maka beberapa dari
mereka sebenarnya bisa dijadikan sebagai kegiatan evaluasi untuk sebelumnya
pengalaman. Sebagai contoh, pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tentang opossum
mungkin adalah pengantar cerita dan video tentang binatang. Kegiatan tindak lanjut
mungkin dilakukan anak-anak menciptakan figur tanah liat yang terletak di situs
otentik yang dibuat dari berbagai macam bahan yang Anda suplai. Hasil kegiatan seni
ini akan memberi tahu Anda seberapa baik anak-anak memperoleh pemahaman
tentang informasi yang disediakan dalam cerita dan video. (Anda juga harus siap
untuk beberapa kreativitas tak terduga ketika anak-anak beradaptasi dengan orang
dewasa kenyataan untuk mereka sendiri. Seorang guru kelas dua agak terkejut
melihat angka-angka tanah liat Penduduk asli Amerika menumbuhkan sirip putri

41
duyung, sidetrip nostalgia ke topik kelas satu favorit untuk beberapa gadis di kelas.
Penerbangan mewah seperti itu tidak selalu menunjukkan bahwa anak-anak belum
mengetahui apa yang dimaksudkan oleh guru dan evaluasi harus
memperhitungkannya pertimbangan.) Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas akan
membantu Anda mengurutkan informasi yang salah detail luar.

8. Pemeriksaan lisan.

Anak kecil yang belum bisa membaca terbiasa dengan interaksi lisan. Bahkan
anak-anak muda yang sedang belajar membaca, sebagian besar, masih merupakan
bagian dari pemerintahan masyarakat. Meminta mereka untuk memberi tahu Anda
apa yang telah mereka pelajari atau pelajari dapat menjadi sangat kuat metode
evaluasi. Jika memungkinkan, hindari pertanyaan yang mengarah pada dasar "ya"
atau "tidak" jawaban. Jika hanya itu yang Anda dapat, coba katakan, "Bisakah Anda
memberi tahu saya lebih banyak tentang itu?" Anda masih mungkin mendapatkan
sangat sedikit, tetapi dengan latihan, Anda akan belajar cara untuk membantu setiap
anak mengekspresikan dirinya lebih lengkap.

9. Demonstrasi.

Sama seperti anak-anak yang sedang belajar membaca masih belum lulus
beberapa cara, sehingga anak-anak bungsu yang baru belajar berbicara mengalami
kesulitan mengekspresikan sendiri secara lisan. Dengan demikian, permintaan dari
Anda untuk "Tunjukkan pada saya apa yang telah Anda pelajari" mungkin
menghasilkan respons yang efektif. Demonstrasi dapat memanfaatkan tarian dan
lainnya gerakan; meniru atau meniru; atau media seni seperti tempera, krayon, dan
tanah liat.

Sarana yang Anda gunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pelajaran, bagian


Anda di dalamnya, dan kinerja anak-anak dapat berkisar dari pengamatan informal,
hingga pemeriksaan tempat yang berkelanjutan bekerja, untuk tes standar.

42
2.7.10 Penyederhanaan

Ketika Anda merencanakan suatu kegiatan atau pelajaran untuk seluruh kelas,
subkelompok, atau seorang individu, Anda Harus mempertimbangkan bahwa
beberapa anak akan mengalami kesulitan mencapai tujuan Anda dan bahwa itu adalah
tanggung jawab Anda untuk menjadikan pembelajaran bermanfaat bagi mereka.
Merencanakan penyederhanaan dengan pengetahuan, Anda perlu mengetahui masing-
masing anak di pusat atau kelas Anda. Untuk menunjukkan poin ini, kita dapat
kembali ke pengalaman pembelajaran opossum. Seharusnya anak-anak adalah anak
TK, dan sekitar 5 tahun, beberapa dari mereka akan memilikinya

Menguasai pemotongan dan beberapa tidak. Jadi, bahan-bahannya ditata untuk


membuat opossum habitat dapat menciptakan masalah yang menyebabkan kurangnya
antusiasme, bahkan penolakan ikut. Evaluasi Anda kemudian mungkin
mengindikasikan bahwa beberapa anak muda tidak mengerti cerita dan video ketika,
pada kenyataannya, mereka hanya dihalangi dalam menunjukkan mereka belajar
dengan koordinasi yang kurang berkembang. Menunjukkan kepada mereka beberapa
sobek hati-hati teknik dapat dengan mudah memecahkan masalah, seperti halnya
memiliki bentuk precut dari mana mereka bisa menciptakan habitat mereka.
Bagaimanapun, itu adalah pengetahuan tentang habitat daripada memotong bahwa
Anda sedang mengevaluasi untuk pelajaran ini.

Bagian dari deskripsi pekerjaan untuk orang yang bekerja di pengaturan anak usia
dini termasuk perlu mengajarkan keterampilan hidup dasar kepada individu. Puluhan
kompetensi dari memegang sendok, untuk memantul dan melempar bola, untuk
membersihkan puzzle mungkin perlu diajarkan pengasuh atau guru. Anak-anak yang
berbeda membutuhkan berbagai pendekatan pengajaran pelajari keterampilan ini, dan
itu baik untuk memulai sekarang untuk mengumpulkan berbagai macam metode
untuk menyederhanakan. Mengikat sepatu dengan teknik "telinga kelinci" atau
mengenakan mantel dengan meletakkannya di lantai kemudian membalikkannya di

43
atas kepala adalah dua contoh. (Lihat akhir bab ini untuk suatu kegiatan untuk
membantu Anda memulai koleksi Anda.)

2.7.11 Ekstensi Pembelajaran

Sama seperti akan ada anak-anak yang membutuhkan penyederhanaan untuk


membuat pembelajaran mereka bermakna, akan ada orang lain yang membutuhkan
lebih banyak kerumitan, abstrak, dan tantangan. Guru sering melupakan anak-anak
ini, memilih hanya untuk senang bahwa mereka dengan mudah mencapai itu tujuan
yang dinyatakan dan karenanya dapat dipuji dan kemudian diabaikan. Beberapa
mungkin cukup termotivasi untuk memperluas pembelajaran mereka sendiri, tetapi
banyak anak berkemampuan tinggi tidak, atau mereka tidak dapat mengetahui
bagaimana cara melakukannya. Hasilnya adalah mereka tidak mencapai apa yang
mereka mampu dan akhirnya bisa sepenuhnya bersekolah. Dari tahun-tahun awal itu,
penting untuk menyadari bakat dan kemampuan khusus setiap anak dan untuk
mendorong perkembangan mereka dengan memberikan tantangan ekstra kapan saja
sesuai. Seorang anak yang dengan cepat belajar berjalan di atas balok keseimbangan
sementara anggota kelompok lainnya diam jatuh bisa diajarkan beberapa trik awal.

Sekelompok anak muda yang mudah mengklasifikasikan koleksi bentuk plastik


sesuai dengan warna atau bentuk dapat didorong untuk coba keterampilan yang lebih
kompleks dari pengelompokan berdasarkan warna dan bentuk secara bersamaan.
Ketika sebagian besar dari siswa kelas satu kesulitan untuk menulis satu atau dua
kalimat, beberapa yang dapat menulis seluruh cerita harus didorong untuk
melakukannya dan dibuat sadar akan dasar awal-tengah-akhir struktur cerita. Sebuah
kata peringatan: Penting untuk menyadari bahwa seorang anak mungkin sangat
mampu dalam satu daerah dan membutuhkan bantuan luar biasa di tempat lain.
Jangan pernah berasumsi bahwa kecerdasan khusus dalam diri seseorang area secara
otomatis diterjemahkan menjadi kemampuan umum atau kelambatan untuk
memahaminya Konsep menunjukkan siswa yang umumnya tidak memadai.

44
2.7.12 Petunjuk Bermanfaat untuk Waktu Berikutnya

Pada formulir perencanaan Anda, bagian ini umumnya akan tetap kosong sampai
setelah Anda memilikinya mengajarkan pelajaran setidaknya sekali. Apa yang Anda
tulis di sana akan mencerminkan apa yang anda pelajari pengalaman yang akan
bermanfaat bagi Anda di masa depan. Coba gunakan bagian ini untuk refleksi setiap
kali Anda mengajar. Ini mungkin termasuk pengingat dasar untuk cara bahan terbaik
digunakan atau merek yang berfungsi lebih baik daripada yang lain. Mungkin juga
memasukkan adaptasi yang belum Anda miliki memikirkan untuk anak-anak dengan
kebutuhan khusus, pengamatan tentang mondar-mandir, atau mengomentari
kesesuaian perkembangan untuk kelompok anak-anak tertentu.

2.7.13 Membuat Format Anda Sendiri

Dua paket ini ditawarkan sebagai sampel dari apa yang Anda coba. Sebagai
format, keduanya telah bekerja untuk orang lain, tetapi Anda mungkin ingin
melakukan modifikasi, tergantung pada usia anak-anak, jenis pelajaran dan kegiatan
yang Anda ikuti, dan tingkatannya kekhususan Anda harus nyaman. Misalnya, dalam
rencana kedua, Anda sebenarnya mungkin ingin menuliskan detail prosedural untuk
setiap bingkai ganti: "Untuk melepaskan pin, tekan mereka bersama-sama dengan
kedua ibu jari sambil memegang palang berlawanan dengan jari. Memegang buat
kain dengan tangan kiri dan tarik masing-masing pin dengan tangan kanan. Tutup
setiap pin dan letakkan di atas meja ”dan seterusnya. Meskipun instruksi ini akan
berlebihan bagi banyak guru,mereka mungkin mengingatkan orang lain tentang
perlunya konsisten dengan rencana semula saja menyinggung.

2.7.14 Merencanakan Jadwal Harian

Sejauh ini, kami telah menjelaskan metode untuk membuat kegiatan individu dan
rencana pelajaran. Dari tentu saja, ini harus ditempatkan dalam konteks hari yang
lebih besar. Di bagian ini, kami sajikan ikhtisar elemen hari yang perlu Anda
pertimbangkan untuk Anda perencanaan kurikuler. Tempat yang baik untuk memulai

45
adalah dengan tujuan dan sasaran Anda, karena ini harus mendasari sepanjang hari,
bahkan jika semuanya tidak secara resmi ditulis sebagai adalah contoh rencana
pelajaran dan rencana kegiatan di sini. Tujuan di tempat dapat dibuat secara informal
kapan pun Anda membutuhkannya. Misalnya, ketika Anda melihat seorang anak
menumpahkan susu lagi, Anda mungkin berpikir, “Tommy tumpah dari kendi itu
setiap hari dan mulai berpikir dirinya canggung. Hari ini saya akan memberinya kendi
biru dan mengisinya setengah jalan. Dia bisa kemudian menjadi sukses, merasa lebih
baik tentang dirinya sendiri, dan memiliki waktu yang lebih mudah untuk belajar
menuangkan cara yang benar." Demikian juga, tujuan dapat direncanakan selama
seminggu, sehari, atau bahkan sebagian dari hari itu ketika kebutuhan muncul.
Mungkin pagi ini adalah hari yang penuh perdebatan, dengan anak-anak tampaknya
memilih berkelahi tanpa alasan. Anda menentukan bahwa banyak dari mereka yang
lelah setelah akhir pekan yang panjang dan memutuskan bahwa untuk sisa hari itu,
tujuannya adalah untuk menjadi positif interaksi sosial di antara semua anak. Anda
kemudian mendesain ulang jadwal yang direncanakan untuk buat itu terjadi.

Salah satu pendekatan adalah memberikan sore yang lebih lama, lebih santai
waktu camilan, di mana Anda akan berbicara dengan tenang dengan anak-anak
daripada menggunakan saatnya menyiapkan kegiatan, seperti yang biasa anda
lakukan. Tujuan Anda mungkin untuk anak-anak berbicara dengan tenang dan ramah
satu sama lain. Meskipun beberapa tujuan dan sasaran ditulis dan yang lainnya dicatat
secara mental, penting bagi Anda untuk memilikinya. Mereka memberi struktur dan
makna pada hari itu dan panduan untuk perencanaan Anda, baik jangka pendek
maupun panjang. Setiap hari akan berbeda dalam beberapa menghormati, dengan
mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan kemampuan anak yang berubah, tetapi ada
masih harus menjadi struktur dan stabilitas jadwal. Anak-anak merasa lebih percaya
diri dan aman ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan dapat
mengandalkan ritme dasar dalam keseharian mereka rutin. Pada waktu yang berbeda
dalam setahun Anda mungkin merasa mendapat untung menjadi jurusan ubah atau

46
dua, tetapi ini harus didiskusikan dan direncanakan untuk bersama anak-anak. Untuk
contoh, pada awal tahun, Anda mungkin ingin memulai hari dengan terstruktur
aktivitas diikuti oleh waktu aktivitas pilihan bebas. Di akhir tahun, anak-anak
mungkin merasa lebih nyaman dan bersemangat dengan datang ke ruang kelas yang
sudah disiapkan waktu pilihan bebasnya. Deskripsi komponen-komponen berikut hari
ini harus dianggap sebagai pedoman, mengingat bahwa fleksibilitas selalu diperlukan.

2.7.15 Jam kedatangan

Kegiatan yang terkait dengan waktu kedatangan harus tetap stabil sehingga anak-
anak merasa nyaman dan aman saat memulai hari mereka. Jika perubahan dilakukan
sepanjang tahun, pastikan anak-anak dipersiapkan untuk mereka. Waktu kedatangan
memberikan peluang untuk anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan ritme hari dan
bagi Anda untuk berinteraksi satu lawan satu dengan setiap anak. Ini seringkali
merupakan saat yang tepat bagi anak-anak untuk memilih secara bebas dari kalangan
mainan dan permainan meja yang lebih tenang. Di kelas dasar, sekolah mungkin
memiliki harapan, seperti roll call dan makan siang pengumpulan uang atau upacara,
seperti salut kepada bendera. Banyak dari waktu ini dapat terbuang sia-sia jika anak-
anak menghabiskannya menunggu setiap hari persyaratan yang harus dipenuhi.
Dengan demikian, di kelas dasar, game yang tenang juga bagus tempat untuk
memulai hari. Selanjutnya, anak-anak sekolah dasar dapat dilatih untuk mengambil
makan siang uang, periksa nama mereka sendiri di atas kertas, dan sela game mereka
dengan tenang saat janji sekolah dimulai.

2.7.16 Waktu Aktivitas Dalam Ruang

Bagian hari ini akan terlihat sangat berbeda tergantung pada usia anak-anak
tahun, dan minat kurikuler saat ini, tetapi ada beberapa kesamaan. Untuk semua
kelompok setiap saat, ini adalah periode gerakan terbuka, ketika anak-anak dapat
bekerja secara individu atau dalam kelompok kecil dan pilih kegiatan mereka sendiri.
Peran Anda adalah untuk beredar di antara anak-anak mengamati, mendorong,

47
berinteraksi, dan membantu mereka merencanakan, membuat keputusan, dan
merumuskan pertanyaan untuk dijawab. Karena anak-anak akan bergerak bebas,
perencanaan waktu kegiatan termasuk menyediakan kegiatan yang cukup sehingga
selalu ada ekstra untuk dipilih. Terkadang sebagian besar kegiatan berhubungan
dengan unit atau tema dan akan telah direncanakan dengan hati-hati dengan tujuan
dan sasaran tertulis. Di lain kali, bahan akan dipilih dari antara yang tersedia. Ini
harus dipilih untuk memberikan keseimbangan antara tantangan dan dasar, aktif dan
tenang.

Awal dan akhir waktu aktivitas keduanya harus direncanakan. Cukup berputar
anak-anak yang longgar pada awalnya adalah undangan untuk kekacauan. Anak-anak
akan membutuhkan instruksi sebelum mereka mulai, bahkan jika hanya pengingat
tentang bagaimana waktu aktivitas harus dimulai. Anak-anak yang sedang belajar
membaca sering akan menikmati tantangan dari instruksi cetak di pusat kegiatan.
Waktu pembersihan menjadi lebih mudah jika ada aturan bahwa anak-anak menaruh
bahan pergi begitu mereka selesai menggunakannya. Kemudian, ketika waktu
aktivitas selesai, pembersihan akan memakan waktu jauh lebih sedikit, dan akan ada
lebih sedikit contoh di mana anak-anak mencoba mencari tahu siapa yang
mengacaukan apa. Bahkan balita dapat membantu dengan pembersihan, terutama jika
orang dewasa bekerja di samping mereka, menjelaskan apa yang terjadi dan
bagaimana hal itu dilakukan. Dari sekitar usia 4, anak-anak umumnya dapat
membangun rutinitas yang diatur masing-masing hari. Itu sedikit perencanaan akhir
waktu kegiatan untuk memastikan bahwa cukup waktu yang diizinkan pembersihan
yang memadai membantu menjaga hari berjalan lancar. Apakah anak-anak Anda
bersama Anda setengah hari atau sepanjang hari, waktu aktivitas yang terencana
dengan baik sangat penting untuk perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan
fisik. Jika anak-anak hadir untuk sehari penuh, waktu aktivitas kedua harus dilakukan
pada sore hari sesudahnya tidur siang atau istirahat. Untuk anak-anak pra sekolah, ini
mungkin waktu bermain di luar ruangan, berjalan-jalan di sekitar lingkungan, atau

48
eksplorasi bahan yang tidak digunakan di pagi hari. Untuk primer anak-anak,
kegiatan sore adalah periode kerja lain, tetapi pekerjaan intelektual yang intensif
mungkin terlalu banyak. Ini terutama benar jika cuacanya sangat panas atau jika itu
adalah utama masa liburan.

2.7.17 Waktu Aktivitas Luar Ruang

Banyak anak (dan tampaknya kebanyakan pengasuh dan guru) lebih suka berada
di dalam ruangan, tetapi ada orang lain yang bekerja, bermain, dan belajar di luar
rumah yang terbaik. Jika ada cukup banyak orang dewasa memberikan pengawasan,
kegiatan di luar ruangan dapat berlangsung bersamaan dengan kegiatan di dalam
ruangan waktu. Materi dapat khusus untuk pembelajaran di luar ruangan atau mereka
hanya bisa menjadi materi dalam ruangan pindah sementara ke luar. Ketika alternatif
semacam itu ditawarkan, tidak hanya anak-anak yang umumnya lebih suka tempat
terbuka dilayani; orang lain yang membutuhkan sedikit udara segar, istirahat dari
belajar, atau kesempatan untuk menggerakkan tubuh mereka untuk sementara waktu
memiliki kesempatan ekstra untuk ikut.

Di sebagian besar pusat dan sekolah, bagaimanapun, ada satu periode luar tertentu
ketika seluruh kelas memiliki kesempatan untuk bermain. Alasannya mungkin karena
jumlahnya tidak cukup orang dewasa memberikan pengawasan dalam-luar pada saat
yang sama, pengalaman di luar adalah dipandang oleh orang dewasa sebagai kurang
layak, orang dewasa lebih suka menjadi di dalam ruangan, atau tidak ada yang
menyadari nilai berada di luar. Secara tradisional, waktu di luar dijadwalkan setelah
pagi hari aktivitas atau waktu belajar, setelah makan siang, setelah tidur siang, atau
tepat sebelum waktunya pulang. Tidak peduli seberapa sibuk jadwal Anda atau
berapa banyak harapan yang diberikan pada Anda, Anda harus mencakup banyak
waktu di luar ruangan. Perubahan pemandangan, peluang untuk digunakan otot yang
berbeda, sedikit meregang, dan berada di udara segar semuanya penting bagi anak

49
muda anak-anak. Berada di luar juga menawarkan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan fisik yang penting.

Mungkin yang paling penting, terutama di taman kanak-kanak dan kelas dasar,
anak-anak yang tampaknya tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan dalam ruangan
mereka atau yang lelah atau tidak senang sering dibantu dengan berada di luar
ruangan, sehingga membuat suasana dalam ruangan lebih positif setelah periode
aktivitas luar ruangan. Karena semua atributnya sangat positif, waktu di luar ruang
tidak boleh direncanakan sebagai hadiah untuk perilaku indoor yang baik tetapi
sebagai bagian integral penting hari ini. Kita bahkan mungkin membuat argumen
yang lebih kuat yang diberikan pengamatan bahwa banyak anak kecil tidak belajar
dengan mudah di dalam ruangan secara menetap fashion, mencegah waktu di luar
rumah mereka sampai mereka menyelesaikan pekerjaan kelas mereka hampir kasar.
Ini menghilangkan kemungkinan bahwa mereka bisa sesukses dalam pembelajaran
akademis mereka anak-anak lain di kelas.

2.7.18 Makan siang dan camilan

Tergantung pada usia anak-anak dan pada panjang hari, Anda mungkin memiliki
satu, dua, atau mungkin tidak ada camilan setiap hari. Untuk balita, camilan paling
baik jika asisten bisa persiapkan dari pandangan anak-anak dan mintalah mereka
memasuki area makanan ringan dengan makanan segera tersedia. Jika ini tidak
mungkin, harus dipersiapkan sepenuhnya mungkin di muka. Pada saat anak-anak
berusia 3 tahun, mereka biasanya dapat menuangkan dari kendi kecil dan bersihkan
sendiri. Ini memungkinkan untuk bergabung pusat camilan menjadi waktu aktivitas.
Anda harus merencanakan ini dengan seksama dengan anak-anak, pastikan ada
instruksi yang jelas tentang berapa banyak kerupuk atau potongan buah setiap anak
diizinkan untuk mengambil, berapa banyak anak yang makan pada satu waktu, dan
apa proses pembersihan. Beberapa hari pertama Anda mencoba ini, mungkin ada satu

50
atau dua anak yang ambil terlalu banyak, dan akan selalu ada tumpahan. Manfaat
pusat camilan adalah perilaku independen dan interaksi sosial yang dipupuknya.

Waktu makan siang adalah yang terbaik ketika anak-anak dapat makan bersama
dalam kelompok kecil, melayani sendiri gaya keluarga. Orang dewasa yang
membantu dapat mengajari mereka cara paling efisien untuk melayani dari piring
besar ke yang kecil, cara terbaik untuk menggunakan peralatan mereka, dan
sederhana langkah pertama dengan sopan santun. Kadang-kadang, makan siang di
sekolah umum adalah masa yang suram, ketika disiplin dipertahankan dengan tidak
mengizinkan anak untuk berbicara atau periode kacau di mana kebisingan dan
membangun kekacauan. Satu sekolah dasar membalikkan perilaku di dalamnya ruang
makan siang dengan menamainya menjadi restoran. Personel makanan dan kepala
sekolah menggeser deretan meja panjang menjadi kelompok yang lebih kecil dan
kemudian menutupinya dengan taplak meja (lama lembar diwarnai dengan warna
yang menyenangkan) dan toples bunga segar. Menu-menu menarik telah diposting
dan musik mellow disalurkan. Anak-anak tahu sebelumnya bahwa perubahan akan
datang ke ruang makan siang, tetapi mereka tidak diberi aturan perilaku yang baru
atau tegas. Berubah atmosfer, bagaimanapun, mengubah perilaku anak-anak dengan
segera, dan peningkatannya permanen. Jika makan siang di sekolah Anda tidak
menyenangkan, Anda dapat mempertimbangkan beberapa perubahan dari sore ini.

2.7.19 Mengakhiri Hari

Apakah anak-anak bersama Anda setengah hari atau sepanjang hari, Anda harus
menyediakan cukup waktu untuk melakukannya berikan perasaan penutupan dan
pemahaman tentang apa yang diharapkan pada hari berikutnya. Pertemuan seluruh
kelompok untuk membahas acara hari itu dapat membantu anak-anak merekapitulasi
mereka belajar, mengevaluasi kegiatan, dan menentukan bagaimana mereka dapat
ditingkatkan. Pertemuan ini juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk
membantu merencanakan acara dan kegiatan yang akan datang. Meskipun sebagian

51
besar perencanaan adalah tanggung jawab Anda, anak-anak juga harus menjadi
bagian darinya. Diskusi penutup adalah saat yang tepat untuk melihat ke belakang
dan ke depan, membuat rencana yang sesuai dengan alur acara dan perkembangan
anak-anak. Diskusi ini bisa dilakukan meneruskan ke keesokan paginya jika
diperlukan, dan sesi perencanaan lain diadakan sebelumnya waktu aktivitas dimulai.
Apa pun hari itu, penting untuk mengakhirinya dengan perasaan positif. Anak-anak
harus pulang dengan perasaan nyaman tentang kembali keesokan harinya, dan mereka
harus kembali keesokan paginya dengan perasaan positif dan siap untuk apa yang
harus dilakukan datang. Mereka akan merasa paling bahagia jika mereka memiliki
bagian dalam membuat rencana.

52
BAB III
KASUS DAN ANALISA

4.1 Kasus
PAUD-PAUD yang tersebar di Indonesia sudah banyak yang menggunakan
kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2013. Salah satu PAUD yang menggunakan
kurikulum tersebut adalah PAUD IT Auladuna. Pendidikan anak usia dini (PAUD) IT
Auladuna yang terletak di kota Bengkulu memiliki perencanaan pembelajaran, yaitu :
(1) program tahunan (prota), (2) program semester (promes), (3) rencana pelaksanaan
pembelajaran mingguan (RPPM), (4) rencana pelaksaan pembelajaran harian
(RPPH), dan (5) penilaian. Program – program pembelajaran tersebut memiliki
komponen yang berbeda.

a.Program tahunan memiliki beberapa komponen, yaitu: standar tingkat


pencapaian perkembangan anak (STPPA), kelompok usia anak, kompetensi
dasar (KD), dan kompetensi inti (KI) dan komponen indicator capaian
perkembangan (ICP).
b. Program semester juga memiliki komponen, yaitu : indikator tema dan
subtema, alokasi waktu, kompetensi dasar, dan materi pelajaran.
c.Ketiga adalah komponen dari RPPM yang terdiri dari kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran selama satu minggu, dan puncak tema.
d. Indicator yang terdapat dalam RPPH adalah identitas program, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar, alat dan bahan yang
digunakan, dan terdapat kegiatan awal, inti dan penutup.

4.2 Analisa
Dari pemaparan diatas, maka kasus dapat di analisis menggunakan teori
perencanaan kurikulum terpadu. Menciptakan kurikulum terpadu dapat dilakukan
dengan merincikan rencana belajar jangka panjang atau jangka pendek dengan baik.
PAUD IT Auladuna telah melakukan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek,

53
dapat dilihat dari program-program yang mereka rencanakan. Program-program
tersebut adalah program tahunan (prota), program semester (promes), rencana
pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksana pembelajaran
harian (RPPH). Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek harus mencakup hal–
hal berikut :

a) Memilih tema atau topik


b) Mendefinisikan sasaran
c) Mengorganisasikan sasaran

Hal-hal tersebut dapat dilihat dalam komponen-komponen dari program yang


sudah direncanakan oleh PAUD IT Auladuna. Memilih tema atau topik merupakan
komponen dari program semester, mendefinisikan sasaran merupakan komponen dari
program tahunan, dan mendefinisikan sasaran.

54
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Menurut KBBI, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan, sedangkan tema adalah pokok pikiran. Kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja. Kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan manusia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

4.2 Saran
Kurikulum memiliki peran penting dalam pendidikan, sehingga dengan adanya
peran kurikulum akan meningkatkan mutu pendidikan yang baik bagi generasi
selanjutnya. Sehingga kurikulum harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang
seharusnya, agar tidak terjadi yang namanya kesulitan dalam belajar bagi anak-anak

DAFTAR PUSTAKA

55
Barbara, C. S. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

L.Slentz, S. L. (2008). The Early Childhood Curriculum. New Jersey : Lawrence


Erlbaum Associates, Inc.

Mukhtar Latif, Z. R. (2014). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori Dan
Aplikasi. Jakarta: Prenada Media.

KONTRIBUSI SETIAP ANGGOTA

56
1. Nobertus T. (181301146)
Mengerjakan materi.
2. Gina Fransiska (181301194)
Mengerjakan materi, mencari kasus, dan menganalisa kasus.
3. Tanti Widya Asih (181301226)
Mengerjakan cover makalah, kata pengantar, bab I, materi, dan
daftar pustaka.
4. Rahmat Fahrizky (181301230)
Mengerjakan materi, kesimpulan dan saran.
5. Tengku Andinny I. (181301234)
Mengerjakan materi, menyatukan makalah, dan membuat daftar
isi.

57

Anda mungkin juga menyukai