Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Sma Methodist-2 Terhadap Penyakit Keputihan Selama Pandemi Covid 19
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Sma Methodist-2 Terhadap Penyakit Keputihan Selama Pandemi Covid 19
SKRIPSI
Oleh :
JONATHAN SURYA DARMA
170100079
Oleh :
JONATHAN SURYA DARMA
170100079
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Siswi SMA Methodist-2 Terhadap Penyakit Keputihan
Selama Pandemi COVID-19” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selalu rektor Universitas Sumatera
Utara yang telah memfasilitasi dan mengayomi penulis sebagai mahasiswa
di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi dan
mengayomi penulis serta memberikan dukungan kepada penulis sebagai
mahasiswa di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK(K) selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan waktu, arahan, masukan serta dukungan dalam
membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
tepat waktu.
4. dr. Dewi Indah Sari Siregar,M.Ked (ClinPath), Sp.PK selaku ketua dosen
penguji dan dr. Zaimah Z. Tala, MS., Sp.GK selaku anggota dosen penguji
untuk setiap kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan
skripsi ini.
5. dr. Arya Tjipta Prananda, Sp.BP-RE selaku dosen pembimbing akademik
yang membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa
perkuliahan 7 semester ini.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Etiologi Keputihan ........................................................................ 9
2.2 Kerangka Teori Penelitian ............................................................ 21
2.3 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 22
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1 Tabel Uji Validitas dan Reabilitis Kuesioner Pengetahuan ............ 25
3.2 Tabel Uji Validitas dan Reabilitis Kuesioner Sikap ....................... 26
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi.............. 29
4.2 Tingkat Pengetahuan Mengenai Keputihan .................................... 30
4.3 Sikap Terhadap Keputihan Selama COVID 19 .............................. 31
4.4 Tabulasi Silang Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan
Terhadap Keputihan ....................................................................... 31
4.5 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Terhadap
Keputihan........................................................................................ 32
DAFTAR SINGKATAN
ACE2 : Angiotensin Converting Enzyme 2
BV : Bacterial Vaginosis
COVID-19 : Corona Virus Disease 2019
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
IMS : Infeksi Menular Seksual
IPC : Infection Prevention and Control
MERS : Middle East Respiratory Syndrome
NAAT : Nucleic Acid Amplification Testing
PKRE : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
PMNL : Polymorph Nuclear Leucocyte
PMS : Penyakit Menular Seksual
PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar
RI : Republik Indonesia
SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
SARS-Cov-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Tv : Tricomonas vaginalis
VVC : Vulvovaginal Candidiasis
WHO : World Health Organization
ABSTRAK
Latar Belakang. Keputihan merupakan salah satu gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh
semua wanita. Remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan segala bentuk fenomena
perubahan pada diri mereka, masalah ini dapat berdampak negatif jika tidak ditangani sejak dini,
Sekitar 46% wanita umur 15-49 tahun pernah mengalami keputihan, prevalensi keputihan tertinggi
terjadi pada wanita belum menikah sebanyak 21%, dan keputihan terjadi pada wanita tidak tamat
SMA sebanyak 11%. Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-
19) Tujuan.Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswi SMA Methodist – 2 Medan terhadap
penyakit keputihan selama pandemi COVID-19. Metode. Penelitian ini adalah penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi sampel penelitian ini adalah siswi SMA
tahun ajaran 2020/2021 yang bersekolah di Methodist – 2 Medan dengan cara pengambilan sampel
purposive sampling. Penelitian ini dianalisis secara univariat untuk melihat gambaran deskriptif.
Hasil. Dari hasil penelitian, diperoleh tingkat pengetahuan siswi Methodist – 2 Medan pada
kategori baik 54 orang (60%), dan kurang 36 orang (40%) dan memiliki sikap terhadap keputihan
yang baik yaitu 85 responden (94,4%) dan kategori kurang yaitu 5 responden (5,6%). Kesimpulan.
Siswi Methodist – 2 Medan telah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap Keputihan.
ABSTRACT
Background. Vaginal discharge is a clinical disorder that is often complained of by all women.
Adolescent girls who have just entered puberty with all forms of phenomena of change in themselves,
this problem can have a negative impact if not treated early. About 46% of women aged 15-49 years
have experienced vaginal discharge, the highest prevalence of vaginal discharge occurs in
unmarried women as many as 21 %, and vaginal discharge occurred in women who did not complete
high school as much as 11%. At the beginning of 2020, the world was shocked by the outbreak of a
new virus, namely a new type of coronavirus (SARS-CoV-2) and the disease is called Coronavirus
disease 2019 (COVID-19). Objective. Knowing the level of knowledge and attitudes of Methodist -
2 Medan high school students towards vaginal discharge during the COVID-19 pandemic. Methods.
This research is a obeservational study with a cross sectional approach. The sample population of
this study was high school students in the academic year 2020/2021 who studied at Methodist - 2
Medan by means purposive sampling. This research was analyzed by univariate to see a descriptive
picture. Results. From the research results, it was found that the level of knowledge of the Methodist
- 2 Medan students was in the good category of 54 people (60%), and less category of 36 people
(40%) and had good attitudes towards vaginal discharge 85 respondents (94.4%) and less attitude
of 5 respondents (5.6%). Conclusion. Students of Methodist - 2 Medan have good knowledge and
attitudes towards vaginal discharge.
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. (Yuliana, 2020) Virus
corona membentuk keluarga besar virus yang dapat menginfeksi burung dan
mamalia, termasuk manusia, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO). Virus-
virus ini telah menyebabkan beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi
sindrom pernapasan akut (SARS) 2002-2003 dan wabah sindrom pernapasan Timur
Tengah (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015. Baru-baru ini, novel
coronavirus (SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai COVID-19) memicu wabah di
Cina pada Desember 2019, memicu kekhawatiran internasional. (Unhale, 2020)
Salah satu organ tubuh yang paling penting dan sensitif serta memerlukan
perawatan khusus adalah sistem reproduksi. Penerapan pelayanan kesehatan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Keputihan merupakan salah satu gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh
semua wanita. Remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan segala
bentuk fenomena perubahan pada diri mereka, masalah ini dapat berdampak negatif
jika tidak ditangani sejak dini. (Oriza, 2018)
Keputihan adalah kondisi yang umum. Cairan biasanya bersifat fisiologis. Ini
dipengaruhi oleh variasi hormon sepanjang hidup wanita. Diagnosis keputihan yang
abnormal cukup sulit dilakukan. Kondisi seperti kehamilan dan komorbiditas
seperti diabetes mellitus membuat penatalaksanaannya sangat sulit. Patologi seperti
vaginitis, servisitis, atau atopi serviks juga berkontribusi terhadap keputihan.
Penyebab paling umum dari keputihan adalah bacterial vaginosis, kandidiasis dan
Trichomonas vaginalis. (Rice, 2016)
Menurut data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012, remaja
putri umur 15-19 tahun sebanyak 648.829 jiwa, sebanyak 1.566 kasus Infeksi
Menular seksual (IMS) yang terjadi dan didalam nya terdapat akibat infeksi yang
berawal dari keputihan. (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012)
Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan sehingga mereka
menganggap keputihan sebagai hal yang sudah biasa dan sepele, di samping itu rasa
malu ketika para wanita/remaja mengalami keputihan kerap membuat
wanita/remaja tersebut enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak
bisa dianggap sepele, karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat
ditangani tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar
kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim
(kanker serviks) yang bisa berujung pada kematian kalau tidak dikonsultasikan
pada petugas kesehatan sejak dini. (Ilmiawati, 2016)
Untuk itu, salah satu upaya pencegahan keputihan pada remaja adalah
peningkatan pengetahuan remaja tentang keputihan melalui berbagai media,
keluarga maupun pendidikan di sekolah. Dengan mengacu pada fenomena yang
telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melihat tingkat
pengetahuan dan sikap siswi terhadap keputihan selama pandemi COVID-19 di
sekolah Methodist – 2 Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Keputihan normal berwarna putih atau kekuningan. Terdiri dari sel epitel, lendir,
bakteri dan cairan transudat. Asam laktat berasal dari glikogen yang dimetabolisme
oleh epitel vagina dan bakteri penghasil asam laktat e lactobacilli atau
bifidobacteria. Cairan fisiologis meningkat di pertengahan siklus. Ini juga
meningkat dalam kehamilan dan kadang-kadang ketika wanita mulai mengonsumsi
pil kontrasepsi oral kombinasi. Ektropion serviks juga dapat dikaitkan dengan
produksi lendir yang berlebihan menyebabkan persistent discharge, yang dapat
diobati dengan kauter serviks. (Hay,2018)
Keputihan abnormal biasanya dikaitkan dengan salah satu dari tiga kondisi,
seperti bacterial vaginosis (BV), kandidiasis vulvovaginal (VVC), dan
trikomoniasis. BV, yang terutama ditandai oleh keluarnya cairan berbau busuk,
umum terjadi pada wanita dengan banyak pasangan seks dan disebabkan oleh
pertumbuhan berlebih dari beberapa spesies bakteri fakultatif dan anaerob. VC
ditandai oleh pruritus dan keluarnya cairan seperti dadih. Trikomoniasis vagina
berhubungan dengan keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau, terkadang
berbusa. (Venugopal, 2017)
Keputihan adalah fitur klinis bukan diagnosis. Sejarah dan pemeriksaan pasien
harus menjadi baris pertama dalam memutuskan apakah investigasi dan perawatan
diperlukan. Rutinitas riwayat ginekologis harus diperoleh termasuk paritas, riwayat
hapusan, riwayat seksual dan kontrasepsi saat ini. Riwayat seksual diperlukan untuk
skrining IMS. Berkenaan dengan keputihan, waktu timbulnya, durasi, waktu yang
berkaitan dengan siklus menstruasi, bau, warna, konsistensi dan faktor-faktor yang
memperburuk harus dicatat. Gejala terkait termasuk gatal, tidak nyaman, sakit,
disuria, dispareunia dan perdarahan tidak teratur harus ditanyakan. (Rice, 2016)
a. Risiko IMS tinggi (riwayat IMS masa lalu, banyak pasangan seksual,
berbagi jarum suntik dan penggunaan narkoba suntikan)
b. Gejala yang menunjukkan penyebab alternatif (mis. Perdarahan vagina dan
gejala kemih atau usus)
Obat tidak diberikan jika dari pemeriksaan penunjang tidak ditemukan infeksi
mikroorganisme, yang kemudian didiagnosis dengan keputihan fisiologis. (Rusdi
2008)
Untuk CCV secara umum obat yang banyak digunakan adalah flukonazol dan
Flagistatin. Dalam suatu penelitian didapatkan bahwa pengobatan dengan
flukonazol 150 mg dosis tunggal, dapat mengurangi gejala keputihan dan gatal
dalam waktu 2-4 hari. Penggunaan dosis tunggal flukonazol juga menghasilkan
konsentrasi terapeutik yang persisten di vagina selama beberapa hari. Rata-rata
eradikasi kandidiasis dalam waktu singkat yaitu antara 72% dengan klotrimazol,
sampai > 95% dengan tiokonazol, flukonazol, mikonazol dan terkonazol. Untuk
waktu lama (rekurensi dan resistensi) yaitu antara 57% dengan klotrimazol sampai
89% dengan tiokonazol dan terkonazol. (Rusdi, 2008)
Vagina secara anatomis berada di antara uretra dan anus. Alatkelamin yang
dibersihkan daribelakang ke depan dapat meningkatkan resiko masuknya
bakteri kedalam vagina. Masuknya kuman kedalam vagina menyebabkan
infeksisehingga dapat menyebabkan keputihan.
Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat menjadi alat perpindahan kuman
dari udara ke dalam alat kelamin. Bakteri, jamur, dan parasit dapat mati dengan
pemanasan sehingga menyetrika pakaian dalam dapat menghindarkan infeksi
kuman melalui pakaian dalam.
Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit apabila digunakan
bisa menyebabkan kuman tersebut menginfeksi pengguna handuk tersebut.
dapat meningkatkan kolonisasi dari bakteri, jamur, dan parasit. Peningkatan
kolonisasi dari kuman tersebut dapat meningkatkan infeksi yang bisa memicu
keputihan.
Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal dalam vagina. Ekosistem
dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina bersifat basa sehingga
menyebabkan kuman dapat berkembang dengan baik. Produk cuci vagina yang
digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina, yaitu 3,8-4,2 dan sesuai
dengan petunjuk dokter.
g. Mengelola stres
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-
6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. (Kementerian
Kesehatan RI, 2020)
Virus COVID-19 menyebar terutama melalui tetesan air liur atau dari hidung
ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. (WHO, 2020) Virus mungkin
melewati selaput lendir, terutama mukosa hidung dan laring, kemudian memasuki
paru-paru melalui saluran pernapasan. Kemudian virus akan menyerang organ
Saat ini, diyakini bahwa penularan melalui tetesan pernapasan dan kontak
langsung adalah rute utama, tetapi ada risiko penularan fecaloral. Penularan aerosol,
penularan dari ibu ke anak dan rute lainnya belum dikonfrmasi. (Tim Kerja
Kementerian Dalam Negeri, 2020)
a. Menggunakan masker;
b. Menutupi batuk dan bersin dengan tisu ;
c. Cuci tangan secara teratur dengan sabun atau desinfektan dengan
pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol;
d. Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi;
e. Menjaga jarak yang sesuai dari seseorang; dan
f. Jangan menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak
dicuci.
and Control) lainnya untuk mencegah penularan dari manusia ke manusia dari
2019nCov. (WHO, 2020)
2.3 Pengetahuan
2.4 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak
(unfavorable) pada objek tertentu. (Rajarateram et al, 2014)
Faktor-Faktor yang
Sumber Informasi Mempengaruhi
Pengetahuan
• Definisi
• Klasifikasi
Diagnosa
• Etiologi
Tatalaksana
Farmakologi Pencegahan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 10 bulan dari sejak peneliti
menentukan judul penelitian, menyusun proposal penelitian, mengumpulkan data
dan membuat hasil penelitian hingga seminar hasil penelitian, yang berlangsung
sejak Maret 2020 hingga Desember 2020.
Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Methodist – 2 Medan
tahun ajaran 2020/2021.
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal
N = Populasi
e = error margin
902
𝑛=
1 + (902)(0.12 )
= 90.0199 ≈ 90
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 90.02 orang
atau 90 orang.
Pengumpulan data diperoleh dari data primer yang berupa lembar kuesioner
yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pertanyaan untuk sikap
yang akan dikirimkan secara online dengan menggunakan google form dan diisi
oleh responden yaitu siswi SMA Methodist – 2 Medan tahun ajaran 2020/2021.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 10 pertanyaan untuk
pengetahuan dan 10 pertanyaan untuk sikap keputihan. Sebelum digunakan dalam
penelitian, kuesioner disebarkan kepada 20 orang responden non sampel penelitian.
Kuesioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS.
Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian.
1. Pengetahuan
Interpretasi hasil :
2. Sumber Informasi
Alat ukur : Data diri yang diisi di kuesioner online berupa google form.
Hasil ukur :
a. TV/Radio
b. Teman
c. Internet
d. Petugas Kesehatan
e. Sekolah
f. Keluarga
g. Lain – lain
3. Sikap
Interpretasi hasil:
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden serta memastikan semua bagian kuesioner telah terisi sesuai
petunjuk.
b. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode tertentu oleh peneliti untuk mempermudah waktu
mengadakan tabulasi dan analisa.
c. Entry
Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam program computer.
d. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam computer guna
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
e. Saving & Analysis
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentasi. Data penelitian diolah dengan menggunakan
perangkat lunak statistik dan akan dianalisis secara univariat untuk melihat
gambaran deskriptif tingkat pengetahuan dan sikap siswi SMA Methodist – 2
terhadap keputihan.
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden menerima
informasi mengenai keputihan dari sekolah dengan jumlah 28 orang (31,1%)
sedangkan paling sedikit menerima sumber informasi dari petugas kesehatan
dengan jumlah 1 orang (1,1%). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indarsita (2018), bahwa mayoritas responden yang mendapatkan
sumber informasi melalui media elektronik sebanyak 93 orang (67,4%) dan
minoritas responden mendapatkan sumber informasi melalui media cetak sebanyak
18 orang (13%).
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, tingkat pengetahuan siswi SMA Swasta Methodist
– 2 Medan tahun ajaran 2020/2021 terbanyak pada kategori baik yaitu 54 responden
(60%) dan yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 36 responden (40%). Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani dkk (2019) yang
dilakukan di SMK YPE Sumpiuh, yang dilakukan pada 71 responden berhasil di
ketahui bahwa mayoritas pengetahuan siswi tentang keputihan berpengetahuan baik
(59,2%). Ini menandakan bahwa sebagian responden berpengetahuan baik
mengenai pengetahuan tentang keputihan.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, mayoritas sikap siswi SMA Swasta Methodist – 2
Medan tahun ajaran 2020/2021 memiliki sikap baik terhadap keputihan yaitu 85
responden (94,4%) dan yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 5 responden
(5,6%). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oriza (2018) di
SMA Darussalam Medan, distribusi frekuensi sikap remaja putri mayoritas berada
pada kategori negatif yaitu sebanyak 85 remaja (62,5%), dan kategori positif yaitu
sebanyak 51 remaja (37,5%). Namun, Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indrajati (2019) di SMA Swasta Pencawan Medan, yang
menyatakan sikap remaja putri dalam kategori baik sebanyak 35 responden (87,5%)
sedangkan sikap remaja putri dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (12,5%)
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Terhadap Keputihan
Tingkat Sikap
Pengetahuan Baik Kurang Total
N % N % n %
Baik 53 58,9 1 1,1 54 60
Kurang 32 35,6 4 4,4 36 40
Total 85 94,4 5 5,6 90 100
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan siswi SMA Swasta Methodist – 2 Medan mengenai
Keputihan berada dalam kategori baik.
2. Sikap siswi SMA Swasta Methodist – 2 Medan terhadap keputihan
dikategorikan positif.
3. Responden kebanyakan memperoleh informasi mengenai Keputihan
melalui sekolah , teman, dan internet.
4. Pada tingkat pengetahuan baik, responden paling banyak menerima
informasi mengenai Keputihan dari sekolah.
5. Pada tingkat pengetahuan baik, mayoritas siswi SMA Swasta Methodist – 2
Medan memiliki sikap terhadap Keputihan yang positif.
5.2 Saran
Setelah melewati seluruh proses penelitian, peneliti memiliki beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi subjek penelitian agar tetap memperbaruhi pengetahuannya mengenai
Keputihan dari berbagai sumber lainnya dam diharapkan lebih jeli dalam
memilah informasi yang tersebar di internet dalam pemanfaatannya sebagai
media untuk mendapatkan informasi.
2. Bagi institusi agar lebih sering melakukan sosialisasi kepada remaja dan
sekolah – sekolah mengenai Keputihan mengingat tenaga kesehatan
merupakan pihak yang lebih kompeten dalam melakukan edukasi terutama
mengenai Keputihan dan juga sumber informasi mengenai Keputihan yang
didapat responden dari tenaga kesehatan paling sedikit di penelitian ini
dibandingkan yang lain.
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Abid, M., Kumar, K., Ali, S., & Chandra, P. 2016. ‘Assessment of Leucorrhea
diseases in female students’, Journal of Scientific & Innovative Research, vol.
5, no. 4, pp. 116–118.
Abrori, Hernawan, D.H., & Ermulyadi. 2017, ‘FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGIS
SISWI SMAN 1 SIMPANG HILIR KABUPATEN KAYONG UTARA’,
Unnes Journal of Public Health, vol. 6, no. 1, pp. 25-34.
Amabebe, E. & Anumba, D. O. C. 2018, ‘Psychosocial Stress, Cortisol Levels, and
Maintenance of Vaginal Health.’ Front. Endocrinol, vol. 9, no.568, pp. 1-11
Buana, D.R. 2020, ‘Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi
Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa’,
Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, vol. 7 no. 3 , pp.217-226.
DOI: 10.15408/sjsbs.v7i3.15082
Chirenje, Z., Dhibi, N., Handsfield, H.H., et al. 2018, ‘The Etiology of Vaginal
Discharge Syndrome in Zimbabwe: Results from the Zimbabwe STI Etiology
Study’, Sexually Transmitted Diseases, vol. 45, no. 6 pp. 422-428.
DHS. 2013. Survei demografi dan kesehatan indonesia. Jakarta : Badan Pusat
Statistik.
Febryanto, M.A.B. 2014, ‘Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan
Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.’,
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair: Surabaya. Available at:
http://repository.unair.ac.id/46023/2/FKM.%20290-16%20Feb%20h.pdf
Fitriyani, T., & Oktanasari, W. 2019, ‘HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PENANGANAN KEPUTIHAN PADA
SISWI KELAS X SMK YPE SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS’,
Jurnal Kesmas Indonesia, vol. 11, no. 6, pp. 131-140.
Gennaro, F.D., Pizzol, D., Marotta, C., et al. 2020, ‘Coronavirus Diseases (COVID-
19) Current Status and Future Perspectives: A Narrative Review’,
Enviromental Research and Public Health, vol. 17, no. 8, pp. 1- 11
Guo, Y., Cao, Q., Hong, Z., et al. 2020, ‘The origin, transmission and clinical
therapies on coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak – an update on
the status’, Military Medical Research, vol. 7, no. 1, pp. 1-10.
Hamid, A.R.A.H. 2020, ‘Social responsibility of medical journal: A concern for
COVID-19 pandemic.’ Medical Journal of Indonesia, vol. 29, no. 1, pp. 1-3.
Hay, P. 2018. ‘Vaginal Discharge’, Medicine, vol. 46, no. 6, pp. 319-324.
Hoosen, A.A. 2004, ‘Management of Vaginal Discharge’, CME, vol. 22, no. 2, pp.
72-78
Ilmiawaty, H., Kuntoro. 2017, ‘Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri pada
Kasus Keputihan’, Jurnal Biometrika dan Kependudukan, vol. 5, no. 1, pp. 43-
51.
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
WHO. 2020. ‘Advice on the use of masks in the community, during home care and
in health care settings in the context of the novel coronavirus (2019-nCoV)
outbreak’. Available at: https://www.who.int/publications-detail/advice-on-
the-use-of-masks-in-the-community-during-home-care-and-in-healthcare-
settings-in-the-context-of-the-novel-coronavirus-(2019-ncov)-outbreak,
accessed March 9th, 2020.
WHO. 2020. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for
IPC precaution recommendations. WHO. Available at:
https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/modes-of-transmission-
of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
Yuliana. .2020, ‘Corona virus diseases (Covid-19); Sebuah tinjauan literatur’
Wellness and Healty Magazine, vol. 2, no. 1, pp. 187-192.
Zemouri, C., Wi, T.E., Kiarie, J., Seuc, A., Mogasale, V., Latif, A., et al. 2016, ‘The
Performance of the Vaginal Discharge Syndromic Management in Treating
Vaginal and Cervical Infection: A Systematic Review and Meta-Analysis.’
PLoS ONE, vol. 11, no. 10, pp. 1-21. doi:10.1371/journal. pone.0163365
Riwayat Pendidikan :
1. SDS Katolik Budi Murni – 3 Medan (2004-2010)
2. SMP Swasta Budi Murni – 3 Medan (2010-2013)
3. SMA Swasta Methodist – 2 Medan (2013-2016)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2017-sekarang)
Riwayat Pelatihan :
1. Peserta PKMMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) FK
USU 2017 Peserta LKMM Lokal FK USU 2017
2. Seminar Kanker Prostat dan Workshop Sirkumsisi SCORA PEMA FK
USU 2017
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Riwayat Organisasi :
1. Keluarga Mahasiswa Buddhis USU 2017
2. Anggota Divisi Kerohanian MIND FK USU 2018
Riwayat Kepanitiaan :
1. Relawan Tim Medis Bakti Sosial Pengobatan Gratis Umum dan Gigi
ITBC 2018
2. Relawan Tim Medis Bakti Sosial Pengobatan Gratis Umum & Gigi
Loving Hands Charity 2018
3. Anggota Seksi Dana dan Usaha MIND FK USU 2018
4. Relawan Tim Medis FK Bakti Sosial KMB USU 2018
5. Anggota Seksi Dana dan Usaha Bakti Sosial MIND FK USU 2018
6. Relawan Tim Medis Kegiatan Sosial Project “TSA MEDAN GOES TO
BESITANG” Tanoto Scholars Association tahun 2019
7. Ketua Acara Waisak MIND FK USU 2019
8. Koordinator Dana dan Usaha Kathina MIND FK USU 2019
9. Relawan Tim Medis BakPengobatan Umum & Gigi ITBC 2019
10. Anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi Bakti Sosial MIND FK USU
2019
11. Relawan Tim Medis FK Bakti Sosial KMB USU 2019
12. Relawan Tim Medis Bakti Sosial Pengobatan Vihara Tridharma Buddha
2020
13. Relawan Tim Medis Pengobatan Gratis Vihara Buddha Paduma 2020
Diharapkan kesediaan para siswi untuk penelitian ini. Hasil penelitian akan
bermanfaat bagi petugas kesehatan dan pendidik di sekolah untuk meningkatkan
program pendidikan yang berkaitan dengan keputihan.
Medan, 2020
Peneliti
Nama :
Alamat:
Medan, 2020
Responden
( )
Lembar 1
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI TENTANG KEPUTIHAN DI SMA
SWASTA METHODIST – 2 MEDAN
TAHUN 2020
Petunjuk Pengisian
1. Isilah data diri dengan benar dan lengkap
2. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar
3. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan
di pilih
A. Data Demografi
No. Responden (diisi peneliti) :
Nama Responden :
Umur : Tahun
Kelas : IPA/IPS* .… (*Coret yang tidak perlu)
Usia Pertama menarche :
E-mail :
No. Telepon :
Sumber Informasi : ( ) TV/Radio ( ) Teman
( ) Internet ( ) Petugas Kesehatan
( ) Sekolah ( ) Keluarga
( ) Lain – Lain ………. (Isi Sendiri)
Lembar 2
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN
1. Apa yang dimaksud dengan keputihan normal?
a. Cairan yang keluar dari vagina yang bewarna bening yang biasanya
keluar menjelang haid / pada masa kehamilan
b. Cairan yang keluar dari vagina bewarna bening dan dapat menyebabkan
gatal
c. Cairan yang keluar dari vagina bewarna merah, yang biasanya keluar
menjelang haid atau pada masa kehamilan
2. Klasifikasi keputihan adalah?
a. Keputihan normal dan tidak normal
b. Keputihan infeksi dan non-infeksi
c. Keputihan dan tidak keputihan
3. Yang termasuk gejala keputihan tidak normal ?
a. Cairan encer, bening, tidak gatal, tidak berbau, jumlahnya sedikit
b. Cairan encer, bening, terasa gatal, berbau
c. Cairan kental, bewarna putih susu / hijau, berbau, terasa gatal,
jumlahnya banyak
4. Salah satu penyebab keputihan adalah ?
a. Infeksi jamur
b. Keturunan
c. Berganti-ganti pakaian
5. Jika didapatkan tanda : cairan terlalu banyak, bau busuk, sering disertai
darah tidak segar, maka harus curiga adanya penyakit ?
a. Kanker saluran kencing
b. Kanker ovarium
c. Kanker leher rahim
6. Bagaimana cara mengatasi keputihan ?
a. Memakai celana dalam berbahan nilon
b. Menjaga kesterilan alat kelamin, mengganti celana dalam yang basah
c. Membasuh dengan sabun sirih
LEMBAR 3
7. Pencegahan yang paling baik menghindari keputihan adalah?
a. Menyeka daerah kelamin dari arah depan ke belakang
b. menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air
c. Memakai sabun/produk kesehatan feminism
8. Bagaimana keadaan pH vagina normal?
a. Asam (pH<7)
b. Basa (pH >7)
c. Netral (pH=7)
9. Siapakah yang dapat mengalami keputihan?
a. Hanya wanita dewasa yang telah menikah (melahirkan)
b. Hanya wanita remaja yang telah mengalami mensturasi
c. Semua usia, baik bayi baru lahir, wanita remaja ataupun wanita dewasa
10. Dibawah ini mikroorganisme yang dapat menyebabkan gejala keputihan
seperti adanya rasa gatal divagina, warna cairan seperti putih susu dan
berbau keras adalah :
a. Parasit
b. Jamur
c. Bakteri
Lembar 4
Kuesioner Sikap selama Pandemi COVID-19
No. Pertanyaan STS TS S SS
1 Memakai celana dalam yang berbahan
katun.
2 Memakai bedak atau atau wewangian
untuk menjaga kebersihan alat genital
3 Membersihkan daerah genital dari arah
depan ke belakang.
4 Penggunaan cairan pembersih vagina
(produk feminim) yang lebih sering.
5 Mengeringkan daerah genital sebelum
berpakaian (hindari daerah genital dalam
keadaan basah).
6 Melakukan pemeriksaan ke dokter jika
didapati cairan yang berwarna,berbau dan
menyebabkan gatal.
7 Mengurangi pemakaian jeans yang ketat.
8 Mengganti pembalut lebih sering saat
mensturasi.
9 Pemakaian pembalut (pantyliner) yang
lama.
10 Mengurangi pemakaian kloset umum
yang kurang steril.
Sumber Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Internet 20 22.2 22.2 22.2
Keluarga 9 10.0 10.0 32.2
Petugas Kesehatan 1 1.1 1.1 33.3
Sekolah 28 31.1 31.1 64.4
Teman 24 26.7 26.7 91.1
TV/Radio 8 8.9 8.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Tingkat Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 54 60.0 60.0 60.0
KURANG 36 40.0 40.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 85 94.4 94.4 94.4
KURANG 5 5.6 5.6 100.0
Total 90 100.0 100.0