IRIGASI DAN
BANGUNAN
AIR
POKOK BAHASAN :
PERENCANAAN DIMENSI
SALURAN IRIGASI
07
Teknik Sipil Teknik Sipil A61111EL DR. IR. ROSMINA ZUCHRI, MT
Perencanaan
Abstract Kompetensi
Perencanaan Dimensi Saluran Irigasi. .
Diharapkan memahami dan dapat Memahami
• Perhitungan kapasitas saluran pembawa Perencanaan Dimensi Saluran Irigasi.
• Perhitungan kapasitas saluran irigasi • Perhitungan kapasitas saluran pembawa
• Prinsip saluran stabil • Perhitungan kapasitas saluran irigasi
• Dasar-dasar perhitungan saluran stabil • Prinsip saluran stabil
(aliran seragam, rumus Chezy dan • Dasar-dasar perhitungan saluran stabil
Strickler) (aliran seragam, rumus Chezy dan Strickler)
• Dimensi ekonomis saluran • Dimensi ekonomis saluran
• Desain ekonomis saluran irigasi • Desain ekonomis saluran irigasi
Pembahasan
KULIAH KE 07 (TUJUH) TAHUN 2021. HARI RABU 19.30 – 22.00 WIB KAMPUS D
KRANGGAN GEDUNG BARU
MODUL O7 (TUJUH)
DAFTAR ISI
7.7. ISTILAH-ISTILAH
7.8. SOAL-SOAL
Ke Sel, 13 Apr 2021 Sub-CPMK 4.1 Mahasiswa mampu merencanakan dimensi ekonomis
-7 saluran irigasi (CPMK 4). Indikator : • Mahasiswa dapat menentukan
besarnya kapasitas saluran irigasi • Mahasiswa dapat merencanakan
dimensi ekonomis saluran irigasi . Materi : • Perhitungan kapasitas
saluran pembawa • Perhitungan kapasitas saluran irigasi • Prinsip
saluran stabil • Dasar-dasar perhitungan saluran stabil (aliran seragam,
rumus Chezy dan Strickler) • Dimensi ekonomis saluran • Desain
ekonomis saluran irigasi
2
TUGAS BESAR I (SATU)
NIM : ………………….
3
PENJELASAN :
DAFTAR ISI
7.7. ISTILAH-ISTILAH
7.8. SOAL-SOAL
4
SOAL FORUM KULIAH 7 (TUJUH)
Bangunan-bangunan penunjang tersebut membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir saluran.
Aliran yang melalui bangunan ini bias superkritis atau subkritis.
5
6.3. PERHITUNGAN DIMENSI HIDROLIS SALURAN
a). definisi dan pengertian tujuan mempelajari pengaliran dalam saluran terbuka,
6
6.3.2. Analisa Hidrolika.
• Debit harus ditampung oleh saluran (Qs dalam m3/det) lebih besar atau sama dengan
debit rencana yang diakibatkan oleh hujan rencana (QT dalam m3/det).
• Kondisi demikian dapat dirumuskan dengan persamaan Qs besar atau sama dengan
QT.
• Debit yang mampu ditampung oleh saluran atau Qs dapat diperoleh dengan rumus
Qs=As*V.
Diketahui : Q = 20 m3/det.
I=0,0004
Ditanyakan :
Penyelesaian :
7
Sebagai perkiraan ukuran dapat diambil untuk :
a). Jika Q < 1 m3/det .dan b/h = 1-2,5. tentu V = 0,3 -0,5 m/det.
b). Jika Q = 1,5 m3/det . dan b/h = 2,5-4. Tentu V = 0,4 -0,6 m/det.
c). Jika Q =5-10 m3/det . dan b/h = 4-5. Tentu V = 0,5 -0,7 m/det.
a). Jika Q 10=50 m3/det . dan b/h = 5-7. tentu V = 0,6 -0,85 m/det.
Untuk perhitungan rippl dipakai rumus Kutter V = C akan Ri. Dimana C = 100 akar R
dibagi b+akar R.
Harga R yag besar tentunya lebih menguntungkan dari pada R yang kecil.
Jika mengambil beberapa bentuk penampang dengan luas penampang basah F=1 m2 ,
maka terdapat bentuk-bentuk penampang yaitu terdiri dari :
c). Persegi.
d). Trapesium.
8
f). Persegi Dalam.
Sumber. www.google.com
9
Umpamanya dengan miring i dan luas F yang tetap dapat menalirkan debit Q
yang maximum.
3). Jika miringnya tepi (serongan) saluran kita nyatakan dengan nh.
4). Untuk saluran pengairan biasanya lebar dasar saluran b diambil lebih besar
dari pada dalamnya air h, dan besarnya kecilnya perbandingan menurut banyaknya
pengaliran. Serongannya diambil menurut kekuatan tanah biasanya dengan
perbandingan 1 : 1 sampai 1 : 2 bahkan 1 : 3 atau lebih, jika terdapat tanah yang
mudak longsor.
Jika saluran di tanah keras atau ditembok karena terhadap saluran itu kita beri
ketepatan air yang besar dan agar biayanya tidak begitu besar, maka dapat kita cari
penampang yang paling menguntungkan bagi pengaliran.
Diketahui :
Soal 1.
NFR = 1,5 lt/dt/ha
C = 1 ( cara serentak )
et = 0,8
es = 0,9
ep = 0,9
Maka debit saluran tersier ( dengan luas = A = 90 ha ) 𝑄1=𝐶.𝑁𝐹𝑅.𝐴𝑒𝑡
10
Maka debit saluran sekunder ( dengan luas = A = 500 ha )
𝑄𝑠 = 𝐶.𝑁𝐹𝑅.𝐴𝑒𝑡.𝑒𝑠
Qs =1042 𝑙/𝑑𝑡
Maka debit saluran primer ( dengan luas = A = 3000 ha )
𝑄𝑝 = 𝐶.𝑁𝐹𝑅.𝐴𝑒𝑡.𝑒𝑠.𝑒𝑝
Qp =6944 𝑙/𝑑𝑡
Soal 2.
Diketahui:
NFR = 1,5 lt/dt/ha
C = 0,80 ( cara golongan pada daerah tersier )
et = 0,8
es = 0,9
ep = 0,9
Maka debit saluran tersier ( dengan luas = A = 90 ha )
7.6. ISTILAH-ISTILAH.
11
4). Kecepatan aliran Subkritis :………..
SELESAI
FORUM 7 (TUJUH).
A. Jelaskan ISTILAH-ISTILAH.
12
C. Jelaskan Beserta Gambar Bangunan Air Penunjang.
D. Diketahui:
NFR = 1,8 lt/dt/ha
C = 0,90 ( cara golongan pada daerah tersier )
et = 0,8
es = 0,9
ep = 0,9
Ditanya : Debit Saluran Tersebut. Jika Luas seperti contoh diatas tambah dengan 2
angka belakang dari NIM anda.
13
7.9. DAFTAR PUSTAKA
1. Kriteria Perencanaan (KP ) Iirgasi No. 1-9. Kememterian Pekerjaan Umum. Jakarta.
2. Bambang Triatmodjo. Hidrologi Terapan. Beta Ofset. 2008.
3. Ir. Hadi Susilo, MM. Modul Rekayasa Hidrologi. Fakultas Teknik Sipil, Universitas
Mercu Buana.
4. Dr. Ir. Rosmina Zuchri, MT. Modul Rekayasa Hidrologi. Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Mercu Buana.
5. Undang-Undang Pengairan. Nomor 11 Tahun 1974
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 / 1998 tentang Irigasi,
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
8. Linsley Kohler Paulhus. Applied Hydrology. Tata McGraw-Hill Publishing Company
Limited. 1975.
9. Sri Harto Br. Analisisi Hidrologi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 1993.
10. E.M. Wilson. Hidrologi Tekni. Penerbit ITB Bandung.1993.
11. www.google.com Materi Kuliah Rekayasa Hidrologi.
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air. PT. Mediatama Saptakarya (PT.Medisa).
14