Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan buku saku mata kuliah gizi dan
terapi diit . buku saku ini berisikan tentang informasi
mengenai bedah secar dan diet gizi pasca
bedah.Diharapkan buku saku ini dapat memberikan
informasi mengenai Terapi Gizi Pada Pasien Pasca Bedah
Sesar

Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah berperan serta dalampenyusunan buku
saku ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta, Februari 2021


Penyusun

1
__________________

2
DAFTAR ISI

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Persalinan merupakan fase yang terpenting dalam


proses kehamilan. Masa inilah yang banyak dari segala
proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya
berakhir dengan lancar (Skouteris, 2019).
Luka adalah rusak atau hilangnya sebagian jaringan
tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda
tajam, sectio caesarea juga merupakan tindakan dengan
pembedahan. Penyembuhan luka dapat di bagi ke dalam
tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan remodelling
(Vianti, 2015).
Tindakan sectio caesarea menimbulkan suatu luka
akibat sayatan pada abdomen. Pada prinsipnya luka
tersebut memerlukan proses penyembuhan salah satunya
adalah nutrisi. Nutrisi dapat membantu dalam kemampuan
sel dan jaringan melakukan regenerasi atau kembali ke
struktur normal melalui pertumbuhan sel.

1
Perbaikan status gizipadapasien post
sectiocaesareasangatpentinguntukmempercepatpenyembuh
anluka (Kawakita, 2019). Penyembuhanlukasecara normal
memerlukannutrisi yang tepat, karena proses
fisiologipenyembuhanlukabergantungpadatersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan B) dan mineral
(Barchitta, 2019).

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan Buku Saku ini adalah untuk


memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca
tentang oprasi secar dan diet gizi pasca secar

C. DEFINISI

Sectio caesarea merupakan tindakan medis yang


diperlukan untuk membantu persalinan yang tidak bisa
dilakukan secara normal akibat masalah kesehatan ibu
atau kondisi janin. Tindakan ini diartikan sebagai
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu
histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

2
Namun demikian, tindakan sectio caesarea tidak lagi
dilakukan semata-mata karena pertimbangan medis,
tetapi juga termasuk permintaan pasien sendiri atau saran
dokter yang menangani seperti hasil penelitian yang
dibahas sebelumnya.

D. PATOFISIOLOGI PENYAKIT

Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses


persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara
normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan
ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan
yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat, kelainan
letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian
sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih
dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan
pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang
berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan
bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan
sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TERAPI MEDIS

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi yang dapat ke dunia luar dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi,yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Bedah sesar (caesarean section atau cesarean section
dalam Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio
sesarea (disingkat dengan sc) adalah proses persalinan
dengan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di
perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan
ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis
lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan

4
umumnya dilahkukan oleh tim dokter yang beranggotakan
spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anastesi serta
bidan. Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan dan disebabkan oleh stimulasi spesifik
mekanis,kimia,elektrik pada ujung- ujung syaraf serta
tidak dapat diserah terimakan kepada orang lain. Bebas
dari nyeri merupakan kebutuhan dasar yang harus
dipengaruhi manusia. Nyeri merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kenyamanan tubuh. Jika seseorang
menderita nyeri maka akan mempengaruhi fisiologi dan
psikologi dari orang tersebut.Seseorang akan lebih mudah
marah,denyut nadi cepat,cemas dan gangguan pada pola
tidur bahkan aktifitas sehari-hari dapat terganggu.
Penelitian terbaru telah menunjukkan minat dalam
menggunakan terapi komplementer seperti panas dan
terapi dingin, terapi musik,dan aroma terapi.
Lavender adalah tanaman berbunga dari keluarga
lamiaceae,asli wilayah mediterania barat . Monoterpen
lipofilik dipabrik yang bereaksi terhadap mambran sel,
menyebabkan perubahan aktifitas saluran ion, oprator dan
reseptor saraf. Kekayaan tersebut dapat menjelaskan efek
menenangkan dan anti bakteri lavender.

5
Placebo adalah dasar dari aroma terapi campuran
tanpa lavender essence pharmaceudical perusahaan juga.
Pada awalnya efek samping dari obat yang digunakan
dalam penelitian ini dijelaskan kepada pasien dan setelah
mendapat informed consent pasien masuk keruang oprasi.
Pasien dilakukan monitoring oleh EKG
(Elektrokardiografi), monitoring untuk merekam denyut
jantung, NIBP (Nenoivasi tekanan darah) dan
pilseoximetry.Skala nyeri sebelum pemberian
aromatherapi, Hasil analisis diketahui bahwa skala nyeri
32 ibu post SC Pringsewu sebelum diberikan aromaterapi
adalah rata-rata sebesar sebesar 7,12 dengan standar
deviasi sebesar 0,707,skala minimum 6 dan maksimum 8.
Skala nyeri sebelum diberi terapi non farmakologi
berupa aromaterapi terdapat 26 responden dengan kategori
nyeri sangat mengganggu dan 6 responden termasuk
kedalam nyeri yang cukup mengganggu.

6
B. KOMPLIKASI DARI PENYAKIT

Pada perawatan pascaoperasi sesar (SC) terdapat


permasalahan yang kontroversial mengenai waktu
pemberian diet pascaoperasi. Masih dijumpai pendapat
lama dari ahli obstetri ataupun tenaga kesehatan untuk
menunda diet pasien pascaoperasi SC. Pasien dipuasakan
selama 12–24 jam pascaoperasi, kemudian secara bertahap
diberikan diet cair (clear liquid) 1 hari pascaoperasi,
dilanjutkan dengan diet yang lebih padat jika toleransi
pasien baik yang ditandai dengan flatus dan buang air
besar.5,6 Sebuah literatur di Indonesia sendiri justru
menyatakan tentang pemberian diet pascaoperasi sesar
dimulai 12 jam pascaoperasiMetode tradisional atau
konvensional pemberian nutrisi pascaoperasi adalah cara
pemberian diet setelah operasi tanpa komplikasi satu hari
pascaoperasi setelah munculnya pergerakan usus yang
ditandai dengan suara peristaltik usus dan munculnya
flatus ataupun buang air besar. Alasan dilakukannya hal
ini adalah untuk mencegah mual, muntah, distensi, infeksi
luka operasi, dan komplikasi lain pascaoperasi.8,9
Rekomendasi dari NICE Clinical Guideline tahun 2014

7
menyatakan bahwa pasien yang menjalani operasi SC
yang telah pulih setelah operasi dan tidak mengalami
komplikasi dapatmakan dan minum kapan pun ia merasa
lapar ataupun haus.10 Namun, tidak dinyatakan batas
waktu yang jelas kapan diet dimulai. Keuntungan
pemberian diet yang lebih awal dibanding dengan
pemberian diet yang ditunda pascaoperasi juga telah
dievaluasi dalam beberapa studi.2,11 Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa pasien pascaoperasi sesar yang
diberikan diet oral 250 mL jus buah 2 jam pascaoperasi
mengalami waktu munculnya pergerakan usus yang lebih
cepat dibanding dengan kelompok yang diberikan diet oral
8 jam pascaoperasi.12 Studi meta-analisis di Taiwan tahun
2013 menyimpulkan bahwa pemberian diet oral dini
pascaoperasi sesar meningkatkan kembalinya fungsi
gastrointestinal dan tidak meningkatkan terjadi komplikasi
gastrointestinal.13 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
melihat perbandingan efek pemberian diet oral dini
dengan diet oral yang ditunda pascaoperasi sesar dengan
anestesia spinal terhadap bising usus dan keluhan
gastrointestinal. mual, muntah, dan perut kembung pada
subjek penelitian setiap 2 jam. Subjek yang tidak

8
mengalami keluhan gastrointestinal ataupun komplikasi
lainnya setelah mendapat intervensi dapat meneruskan diet
dengan bahan yang lebih padat. Berdasar atas teori-teori
yang telah dikemukakan dan hasil penelitian yang telah
peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian diet
oral cair dini pada pasien yang telah menjalani SC tanpa
komplikasi dapat dilakukan segera dan dapat ditoleransi
dengan baik oleh subjek. Hal ini sejalan dengan beberapa
rekomendasi diet pascaoperasi pada prosedur SC,23
namun belum ada kesamaan dan panduan di RSUP H.
Adam Malik Medan sebagai pusat pendidikan.

C. TERAPI GIZI

Terapi gizi yang diberikan pada pasien sectio


caesarea dengan preeklampsia berat (PEB) yaitu diet
Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) dan Rendah Garam

1. Jenis diet yang diberikan


a. Diet Pasca Bedah I (DPB I)
Setelah pasien sadar dan rasa mual hilang
serta ada tanda-tanda usus sudah mulai bekerja.
Cara memberikan makanan selama 6 jam sesudah

9
pembedahan, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada
Makanan Cair Jernih.
b. Diet Pasca Bedah II (DPB II)
Diet pasca bedah II yang diberikan kepada
pasien pasca bedah besar sectio caesarea dengan
preeclampsia atau sebagai perpindahan dari Diet
Pasca-Bedah I. Makanan yang diberikan dalam
bentuk cair kental, misalnya berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata
8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan
kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
Makanan Parenteral bila diperlukan.
c. Diet Pasca Bedah III (DPB III)
Diet Pasca Bedah III diberikan kepada
pasien pasca bedah besar, saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah II.
Makanan yang diberikan berupa makanan saring
ditambah susu dan bsikuit. Cairan hendaknya
tidak melebihi 2000 ml sehari.
d. Diet Pasca Bedah IV (DPB IV)

10
Diet ini diberikan kepada Pasien
pascabedah besar, setelah Diet Pasca-Bedah III.
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang
dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali
makanan selingan. Jenis diet yang diberikan
rumah sakit untuk pasien pasca bedah ialah diet
TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein).
e. Diet Rendah Garam
Peningkatan tekanan darah yang terjadi pada
pasien preeclampsia berat, juga membutuhkan
terapi gizi, diet yang saat ini dikembangkan dan di
rekomendasikan untuk pasien hipertensi adalah
diet DASH (Dietary Approach to Stop
Hipertension) yaitu diet yang kaya akan buah-
buahan, sayur-sayuran, dan produk makanan
rendah lemak.
2. Bahan makanan yang boleh diberikan
Bahan makan yang boleh diberikan pasca
pembedahan yaitu makanan yang Tinggi kalori tinggi
protein (TKTP), misalnya :
 SUMBER ENERGI
- Beras atau nasi

11
- Jagung
- Roti
 ZAT PEMBANGUN
- Daging
- Ayam
- Ikan
- Telur
 VITAMIN
- Sayur-sayuran
- Buah-buahan
 SUSU
3. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan
 Makanan yang terlalu manis : Dodol,caketart, gula-
gula (mengurangi nafsu makan)
 Makanan yang menimbulkan gas : Nangka, durian,
jengkol, pete (membuat kembung)
4. Contoh menu untuk pasien
 Pagi : susu dan roti
 Siang : nasi telur dadar, sayur sop, ayam,
buah apel, pisang, susu
 Sore : susu dan pisang

12
 Malam : nasi ikan laut, sayur, buah jeruk,
susu

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi yang dapat ke dunia luar dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi,yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Bedahsesar (caesarean section ataucesarean section
dalamInggris-Amerika), disebutjugadenganseksiosesarea

13
(disingkatdengansc) adalah proses
persalinandenganmelaluipembedahan di
manairisandilakukan di perutibu (laparatomi) danrahim
(histerotomi) untukmengeluarkanbayi.
Bahan makan yang boleh diberikan pasca
pembedahan yaitu makanan yang Tinggi kalori tinggi
protein (TKTP), misalnya Nasi, daging, telur,ikan,
sayuran, buah-buahandansusu
Bahan makanan yang tidak boleh
diberikanMakanan yang terlalu manis : Dodol,caketart,
gula-gula (mengurangi nafsu makan) Makanan yang
menimbulkan gas : Nangka, durian, jengkol, pete
(membuat kembung)

B. SARAN

Diharapkan bagi ibu pasca caesardapat memahami


tentang pengurangan nyeripasca caesar dengan
menggunakan aromaterapilavender,sehingga ketika terjadi
nyeri ibu dapatmengatasinya dan mengontrol sensasi
nyeriyang dirasakan

14
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN DAFTAR PENULIS

1. Ana Mariza1, D. H. (2018). PENGARUH


AROMATERAPIBLEND
ESSENTIALMINYAKLAVENDER TERHADAP
NYERI PADA PASIENPASCA OPERASI SECTIO
CAESAREA DI RSUDPRINGSEWU 2016. Vol4, No
3, Juli2018 : 124-128.

15
2. Peny Arian, d. (2020). HUBUNGAN STATUS GIZI
DENGAN LAMA. Jurnal Doppler Vol 4 No 2 Tahun
2020 , 49-54.

3. Dumilah Ayuningtyas, dkk. (2018). Etika Kesehatan


pada Persalinan Melalui Sectio Caesarea. JURNAL
MKMI, Vol. 14 No. 1, 9-16.

4. Priyanto, EGY EDY. ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN
NUTRISI UNTUK MEMPERCEPAT
PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SC DI
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN. Diss. STIKES
MUHAMMADIYAH GOMBONG, 2017.
5. Devi Agustyani, D. A. PROSES ASUHAN GIZI
TERSTANDAR PADA PASIEN SECTIO CAESAREA
DENGAN PREEKLAMPSIA DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL. Diss.
PoltekkesKemenkes Yogyakarta, 2020.
6. Ramandanty, P. F. (2019). ASUHAN
KEPERAWATAN PADA IBU POST OPERASI

16
SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD
AW SJAHRANIE SAMARINDA.
7. Mohammer Pasha, A. H. (2018). Perbandingan antara
Pemberian Diet Oral Dini dan Tunda terhadap Bising.
Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2018;6(2), 73-79

17

Anda mungkin juga menyukai