1
__________________
2
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perbaikan status gizipadapasien post
sectiocaesareasangatpentinguntukmempercepatpenyembuh
anluka (Kawakita, 2019). Penyembuhanlukasecara normal
memerlukannutrisi yang tepat, karena proses
fisiologipenyembuhanlukabergantungpadatersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan B) dan mineral
(Barchitta, 2019).
B. TUJUAN PENULISAN
C. DEFINISI
2
Namun demikian, tindakan sectio caesarea tidak lagi
dilakukan semata-mata karena pertimbangan medis,
tetapi juga termasuk permintaan pasien sendiri atau saran
dokter yang menangani seperti hasil penelitian yang
dibahas sebelumnya.
D. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TERAPI MEDIS
4
umumnya dilahkukan oleh tim dokter yang beranggotakan
spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anastesi serta
bidan. Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan dan disebabkan oleh stimulasi spesifik
mekanis,kimia,elektrik pada ujung- ujung syaraf serta
tidak dapat diserah terimakan kepada orang lain. Bebas
dari nyeri merupakan kebutuhan dasar yang harus
dipengaruhi manusia. Nyeri merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kenyamanan tubuh. Jika seseorang
menderita nyeri maka akan mempengaruhi fisiologi dan
psikologi dari orang tersebut.Seseorang akan lebih mudah
marah,denyut nadi cepat,cemas dan gangguan pada pola
tidur bahkan aktifitas sehari-hari dapat terganggu.
Penelitian terbaru telah menunjukkan minat dalam
menggunakan terapi komplementer seperti panas dan
terapi dingin, terapi musik,dan aroma terapi.
Lavender adalah tanaman berbunga dari keluarga
lamiaceae,asli wilayah mediterania barat . Monoterpen
lipofilik dipabrik yang bereaksi terhadap mambran sel,
menyebabkan perubahan aktifitas saluran ion, oprator dan
reseptor saraf. Kekayaan tersebut dapat menjelaskan efek
menenangkan dan anti bakteri lavender.
5
Placebo adalah dasar dari aroma terapi campuran
tanpa lavender essence pharmaceudical perusahaan juga.
Pada awalnya efek samping dari obat yang digunakan
dalam penelitian ini dijelaskan kepada pasien dan setelah
mendapat informed consent pasien masuk keruang oprasi.
Pasien dilakukan monitoring oleh EKG
(Elektrokardiografi), monitoring untuk merekam denyut
jantung, NIBP (Nenoivasi tekanan darah) dan
pilseoximetry.Skala nyeri sebelum pemberian
aromatherapi, Hasil analisis diketahui bahwa skala nyeri
32 ibu post SC Pringsewu sebelum diberikan aromaterapi
adalah rata-rata sebesar sebesar 7,12 dengan standar
deviasi sebesar 0,707,skala minimum 6 dan maksimum 8.
Skala nyeri sebelum diberi terapi non farmakologi
berupa aromaterapi terdapat 26 responden dengan kategori
nyeri sangat mengganggu dan 6 responden termasuk
kedalam nyeri yang cukup mengganggu.
6
B. KOMPLIKASI DARI PENYAKIT
7
menyatakan bahwa pasien yang menjalani operasi SC
yang telah pulih setelah operasi dan tidak mengalami
komplikasi dapatmakan dan minum kapan pun ia merasa
lapar ataupun haus.10 Namun, tidak dinyatakan batas
waktu yang jelas kapan diet dimulai. Keuntungan
pemberian diet yang lebih awal dibanding dengan
pemberian diet yang ditunda pascaoperasi juga telah
dievaluasi dalam beberapa studi.2,11 Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa pasien pascaoperasi sesar yang
diberikan diet oral 250 mL jus buah 2 jam pascaoperasi
mengalami waktu munculnya pergerakan usus yang lebih
cepat dibanding dengan kelompok yang diberikan diet oral
8 jam pascaoperasi.12 Studi meta-analisis di Taiwan tahun
2013 menyimpulkan bahwa pemberian diet oral dini
pascaoperasi sesar meningkatkan kembalinya fungsi
gastrointestinal dan tidak meningkatkan terjadi komplikasi
gastrointestinal.13 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
melihat perbandingan efek pemberian diet oral dini
dengan diet oral yang ditunda pascaoperasi sesar dengan
anestesia spinal terhadap bising usus dan keluhan
gastrointestinal. mual, muntah, dan perut kembung pada
subjek penelitian setiap 2 jam. Subjek yang tidak
8
mengalami keluhan gastrointestinal ataupun komplikasi
lainnya setelah mendapat intervensi dapat meneruskan diet
dengan bahan yang lebih padat. Berdasar atas teori-teori
yang telah dikemukakan dan hasil penelitian yang telah
peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian diet
oral cair dini pada pasien yang telah menjalani SC tanpa
komplikasi dapat dilakukan segera dan dapat ditoleransi
dengan baik oleh subjek. Hal ini sejalan dengan beberapa
rekomendasi diet pascaoperasi pada prosedur SC,23
namun belum ada kesamaan dan panduan di RSUP H.
Adam Malik Medan sebagai pusat pendidikan.
C. TERAPI GIZI
9
pembedahan, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada
Makanan Cair Jernih.
b. Diet Pasca Bedah II (DPB II)
Diet pasca bedah II yang diberikan kepada
pasien pasca bedah besar sectio caesarea dengan
preeclampsia atau sebagai perpindahan dari Diet
Pasca-Bedah I. Makanan yang diberikan dalam
bentuk cair kental, misalnya berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu, dan pudding rata-rata
8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan
kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
Makanan Parenteral bila diperlukan.
c. Diet Pasca Bedah III (DPB III)
Diet Pasca Bedah III diberikan kepada
pasien pasca bedah besar, saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah II.
Makanan yang diberikan berupa makanan saring
ditambah susu dan bsikuit. Cairan hendaknya
tidak melebihi 2000 ml sehari.
d. Diet Pasca Bedah IV (DPB IV)
10
Diet ini diberikan kepada Pasien
pascabedah besar, setelah Diet Pasca-Bedah III.
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang
dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali
makanan selingan. Jenis diet yang diberikan
rumah sakit untuk pasien pasca bedah ialah diet
TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein).
e. Diet Rendah Garam
Peningkatan tekanan darah yang terjadi pada
pasien preeclampsia berat, juga membutuhkan
terapi gizi, diet yang saat ini dikembangkan dan di
rekomendasikan untuk pasien hipertensi adalah
diet DASH (Dietary Approach to Stop
Hipertension) yaitu diet yang kaya akan buah-
buahan, sayur-sayuran, dan produk makanan
rendah lemak.
2. Bahan makanan yang boleh diberikan
Bahan makan yang boleh diberikan pasca
pembedahan yaitu makanan yang Tinggi kalori tinggi
protein (TKTP), misalnya :
SUMBER ENERGI
- Beras atau nasi
11
- Jagung
- Roti
ZAT PEMBANGUN
- Daging
- Ayam
- Ikan
- Telur
VITAMIN
- Sayur-sayuran
- Buah-buahan
SUSU
3. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan
Makanan yang terlalu manis : Dodol,caketart, gula-
gula (mengurangi nafsu makan)
Makanan yang menimbulkan gas : Nangka, durian,
jengkol, pete (membuat kembung)
4. Contoh menu untuk pasien
Pagi : susu dan roti
Siang : nasi telur dadar, sayur sop, ayam,
buah apel, pisang, susu
Sore : susu dan pisang
12
Malam : nasi ikan laut, sayur, buah jeruk,
susu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
(disingkatdengansc) adalah proses
persalinandenganmelaluipembedahan di
manairisandilakukan di perutibu (laparatomi) danrahim
(histerotomi) untukmengeluarkanbayi.
Bahan makan yang boleh diberikan pasca
pembedahan yaitu makanan yang Tinggi kalori tinggi
protein (TKTP), misalnya Nasi, daging, telur,ikan,
sayuran, buah-buahandansusu
Bahan makanan yang tidak boleh
diberikanMakanan yang terlalu manis : Dodol,caketart,
gula-gula (mengurangi nafsu makan) Makanan yang
menimbulkan gas : Nangka, durian, jengkol, pete
(membuat kembung)
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
2. Peny Arian, d. (2020). HUBUNGAN STATUS GIZI
DENGAN LAMA. Jurnal Doppler Vol 4 No 2 Tahun
2020 , 49-54.
16
SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD
AW SJAHRANIE SAMARINDA.
7. Mohammer Pasha, A. H. (2018). Perbandingan antara
Pemberian Diet Oral Dini dan Tunda terhadap Bising.
Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2018;6(2), 73-79
17