LP Letak Sungsang (Maslikah ,)
LP Letak Sungsang (Maslikah ,)
Dosen Pembimbing
TIM
Oleh:
MASLIKAH
JNR0200112
I. Definisi Penyakit
Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin
dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul,
terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah
kavum uteri. (Manuaba, 2010).
II. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak
dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat
lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di
segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan
pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala.
3. Kepala
1) Penurunan dan masuk panggul : Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai
panggul. Ia mencapai panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique
kiri. UUK ada dikuadran kanan depan panggul.
2) Flexi : Flexi kepala terjadi seperti pada presentasi lain, penting bahwa flexi ini
dipertahankan
3) Putaran Paksi dalam : Kepala sampai disasar panggul dan mengadakan
putaran paksi dalam sehingga ia mencapai pintu bawah panggul dengan sutura
sagitalis pada diameter anteroposterior, sudah pada lengkung sakrum dan
UUK dibawah sympisis. Sakrum berputar kearah pubis sehingga punggung
didepan.
4) Kepala lahir dengan flexi : Diameter – diameternya sama dengan kedudukan
UUK depan tetapi dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar
dibawah symphisis dan dagu, mulut, hidung, dahi, bregma, dan UUK
dilahirkan diatas perineum dengan gerakan flexi.
IV. Penatalaksana
1. . Pada saat Pemeriksaan Antenatal
a. Beritahu hasil pemeriksaan yang sebenarnya, jelaskan pada pasien
mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan presentasi
sungsang.
b. Beri konseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu meletakkan kepala
diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri atau kanan,
kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan
menggeser siku sejauh mungkin. Kegunaan gerakan ini adalah untuk
mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar bagian kepala
janin tetap berada di bawah. Gerakan ini disebut juga sebagai gerakan
“anti sungsang”
c. Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34
minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih
cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga
kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya.
2. Pada saat persalinan
Menurut prawihardjo, berdasarkan jalan lahir yang dilalui maka,
penatalaksanaan persalinan sungsang dapat dibagi ,menjadi dua tipe yaitu :
3. Persalinan pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang
harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah
pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat
situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat
dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah
sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan
terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar,
presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin
kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan
apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin,
presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak
adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman
dalam melakukan pertolongan persalinan (Prawirohardjo, 2008).
Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna
(complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang
adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan
indikasi CPD, kepala fleksi.
V. Komplikasi
A. Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan
b) Robekan jalan lahir
c) Infeksi
B. Pengkajian
I. Wawancara
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
b) Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
c. Adanya infeksi
- Masalah psikologis
2. Aukultasi
Denyut jantung janin paling jelas terdengar di atas umbilicus, punctum
maximum denyut jantung janin terdengar di 13 kuadran atas perut ibu (Mochtar,
2013).
3. Pemeriksaan dalam
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang
terpalpasi, walaupun terkadang sacrum dapat disalahartikan sebagai kepala yang
keras, dan bokong dapat diartikan sebagai caput succadeum. Anus dapat teraba
dan mekonium segar pada jari pemeriksa biasanya merupakan diagnosis
Jika tungkai terekstensi, genital ekternal sangat jelas,teraba tetapi,harus
diingat bahwa genitalia eksterna tersebut mengalami edema. Vulva yang
mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba, bidan harus membedakannya dengan tangan. jari-jari kaki
semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek daripada jari jari tangan dan
ibu jari kaki tidak dapat direntangkan dan jari kaki lainnya. Kaki berada pada
sudut 90 derajat dari tungkai, dan tumit tidak memiliki kesaamaan dengan
tangan.
C. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Cemas (Anxietas) berhubungan dengan khawatir dengan kehamilannya (D.0080)
2. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab kegawatan pada janin berhubungan dengan
kurang informasi (D.0111)
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan perdarahan, dan kondisi vulva lembab.
(D.0142)
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu
Terapi Relaksasi
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang menganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman,
jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis, relaksasi yang tersedia (mis.
music, meditasi, napas dalam, relaksasi
otot progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil psosisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
5. Anjurkan sering mengulang atau
melatih teknik yang dipilih’
6. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi (mis. napas dalam,
pereganganm atau imajinasi
2. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab Tingkat Pengetahuan Membaik (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)
kegawatan pada janin berhubungan dengan 1. Perilaku sesuai anjuran verbalisasi minat Observasi
kurang informasi (D.0111) dalam belajar meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
2. Persepsi yang keliru terhadap masalah
Definisi :
menurun 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif
meningkatkan dan menurunkan motivasi
yang berkaitan dengan topik tertentu 3. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
perilaku hidup bersih dan sehat
menurun
Penyebab : Terapeutik
1. Keteratasan kognitif 1. Sediakan materi dan media pendidikan
2. Gangguan fungsi kognitif kesehatan
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
4. Kurang terpapar informasi
kesepakatan
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
7. Ketidaktahuan menemukan sumber
Edukasi
informasi
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhui kesehatan
Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2012. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi
keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2010
Manuaba. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Oxorn. 2013. Oxorn-Foote Human Labor and Birth. London : Appleton & Lange
Publishers.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57214/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=807476DC449C1AA496EECD9C0969DA2F?sequence=4
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313008_bab2.pdf