Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BENCANA TSUNAMI DI PALU

Oleh

NONI ZAHARA
NMP : 1811100007

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (PGSD)

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bencana Tsunami dan Implikasinya Di Kota Palu,.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana Geologi.
 
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 
DAFTAR ISI

kata pengantar...............................................................................................................................

Daftar isi .......................................................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................................................................

Latar Belakang..............................................................................................................................

Rumusan Masalah.........................................................................................................................

Tujuan ..........................................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN ..........................................................................................................

A. Pengertian Tsunami..................................................................................................................

B. Penyebab terjadinyaTsunami....................................................................................................

C. Akibatnya bagi manusia dan alam.......................................................................................

D. Mitigasi Bencana Tsunami.......................................................................................................

BAB III: KESIMPULAN...........................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................................

B. Saran.........................................................................................................................................
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang

Sabuk Gempa Pasifik (Ring of Fire) merupakan daerah berbentuk seperti tapal kuda yang
mengelilingi Samudera Pasifik mencakup panjang 40.000 km. Sekitar 90% gempa bumi
terjadinya di daerah ini dan 81% gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api tersebut.
Indonesia masuk ke dalam Sabuk Gempa Pasifik sehingga sering terjadi gempa bumi dan letusan
gunung berapi. Seringnya Indonesia dilanda gempa bumi menyebabkan resiko terjadinya
tsumami akan semakin besar pula. Resiko tersebut akan semakin meningkat karena Indonesia
berada pada pertemuan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

Ring Of Fire (Kusdiantara, 2011:1) Berdasarkan pengalaman historis, kejadian tsunami


sangat membahayakan bagi komunitas masyarakat di wilayah pesisir pantai, meskipun daerah
tersebut  jauh dari kawasan yang rawan gempa bumi (tektonik maupun vulkanik) bawah laut.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat bencana tsunami sangatlah besar, yaitu dapat berupa
kematian, kehilangan harta benda, kehancuran sarana dan prasarana khususnya didaerah pesisir pantai,
menimbulkan gangguan ekonomi dan bisnis, bahkan dapat mengganggu keadaan psikologis
(traumatik) masyarakat. Negara-negara atau kota yang rentan terhadap bencana tsunami sudah
selayaknya memiliki suatu tindakan preverentif dan mitigasi untuk menghadapi 

serangan tsunami baik itu pra maupun pasca agar mengurangi resiko yang ditimbulkan
bencana tsunami, sesuai dengan Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain dengan pembuatan dokumen mitigasi bencana,
pembangunan lokasi evakuasi yang dapat digunakan baik yang bersifat alamiah berupa bukit,
maupun buatan berupa bangunan khusus untuk penampungan masyarakat saat terjadi bencana.
Selain itu, pembuatan rambu evakuasi dan rute evakuasi serta penyuluhan kepada masyarakat
agar masyarakat menjadi terlatih dan tidak panik saat bencana tsunami benar-benar terjadi.

Salah satu dari sekian banyak wilayah di bagian timur Indonesia yang menyimpan potensi tsunami
yang cukup besar adalah Kota Palu dan sekitarnya. Tercatat telah terjadi tiga kali kejadian di sekitar
Teluk Palu, yaitu pada tahun 1927, 1968 dan 1996, sementara sekitar Kota Palu (Sulawesi
Tengah) terdapat 6 kejadian. Wilayah Kota Palu dan sekitarnya terdapat beberapa potongan sesar
yang sangat berpotensi membangkitkan gempa bumi yang cukup kuat. Sesar tersebut adalah
Sesar Palu-Koro yang memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Tenggara melalui Sulawesi
Selatan bagian Utara menuju ke selatan Bone sampai di Laut Banda. Tujuan utama dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui zona genangan tsunami dan implikasinya terhadap
kegiatan mitigasi bencana di Kota Palu.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang muncul dalam
penelitian ini adalalah:

1. Bagaimana zona genangan tsunami dan implikasinya terkait kegiatan mitigasi bencana di Kota
Palu
2. Sistem mitigasi bencana apasajakah yang telah dilakukan di Kota Palu, baik oleh pemerintah
maupun pemerintah daerah.

C. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:


 
1. Mengetahui zona genangan tsunami dan implikasinya terkait kegiatan mitigasi bencana di
Kota Palu
2. Mengetahui sistem mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah maupun pemerintah di
kota palu.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Tsunami

Tsunami merupakan gerakan badan air yang disebabkan perubahan permukaan laut secara vertikal
dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut dapat disebabkan oleh gempa yang berasal dari
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau di laut atau meteor.
Gelombang tsunami mampu merambat ke segala arah. Energi yang terdapat dalam gelombang
tsunami sangatlah besar. Tsunami terkadang dianggap sebagai gelombang air pasang. Hal
tersebut karena saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih mirip air pasang yang tinggi
daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai. Akan tetapi, sebenarnya gelombang
tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Gelombang tsunami
mampu merambat ke segala arah.
Di laut yang dalam, gelombang tsunami merambat dengan kecepatan mencapai 1000 km per
jam, menyamakan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut yang dalam hanya
berkisar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terlalu terasa oleh kapal yang sedang
berada di laut.Akan tetapi, ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun.
Namun, ketinggiannya sudah meningkat sampai puluhan meter.

B. penyebab Terjadinya Tsunami

1. Gempa dibawah laut


Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan penyebab paling sering terjadinya tsunami.
Gerakan vertikal pada kerak bumi (gempa) dapat menyebabkan dasar laut naik atau turun secara
mendadak, yang menyebabkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Kondisi ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi laut, yang ketika tiba di pantai menjadi tsunami.
Walaupun demikian, tidak semua gempa yang terjadi di bawah laut mampu menyebabkan tsunami.
Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi yang memenuhi
kriteria seperti berikut :

a. Pusat gempa kurang dari 30 kilometer dibawah permukaan laut


b. Gempa bumi yang berkekuatan minimal 6,5 SR
c. Gempa bumi yang diakibatkan pola sesar naik atau turun
 
2. Meletusnya Gunung Berapi
Gunung berapi banyak terdapat di seluruh penjuru dunia. Letusan dari gunung berapi mampu
menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi).
Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang disebabkan letusan gunung berapi berdampak
sangat dahsyat. Ditambah lagi  jika posisi gunung berapinya ada di bawah laut.
 
3.Longsor Bawah Laut Longsor
bawah laut umumnya terjadi akibat hantaman antara lempeng benua dan lempeng samudera
yang disebabkan gempa dan perubahan air laut. Keadaan ini membentuk paling laut secara tiba-
tiba mempengaruhi pergerakan volume air yang mendadak. Pada skala tertentu bisa
menyebabkan tsunami. Ciri-ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa
yang berskala kecil tapi mampu mengakibatkan tsunami yang dahsyat.
 
4.Hantaman Meteor Tsunami
juga bisa terjadi akibat jatuhnya meteor ke lautan. Selain itu, meteor yang jatuh ke permukaan
laut juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan lempeng di bawah laut yang menimbulkan
terjadinya gempa. Hal ini jarang terjadi, akan tapi berakibat tejadinya tsunami yang sangat besar.
 
5. Ulah Manusia
Beberapa ulah manusia juga memungkinkan untuk merusak bumi. Misalnya, untuk menguji
senjata untuk perang seperti bom nuklir. Jika pengujian tersebut dilakukan di lautan, hal ini
berpotensi menimbulkan gempa di bawah laut yang berpotensi menimbulkan tsunami.

C. Akibatnya bagi manusia dan alam

1. Membuat kerusakan yang sangat besar, bangunan, rumah, jalan raya,pepohonan luluh
lantah oleh gempa, tsunami, dan likuifaksi di palu,Ratusan ribu orang kehilangan tempat
tinggal.

2. mengakibatkan lebih dari 2100 jiwa melayang dan ribuan luka-luka. banyak dari korban
merupakan tenaga ahli di bidangnya sehingga sulit mencari gantinya.

3. Terjadinya banyak penyakit karna banyak terdapat genangan, pencemaran lingkungan


karena banyaknya sampah yang terbawa arus Tsunami, air bersih susah didapat.

4. pemerintah akan membutuhkan dana yang sangat besar untuk membangun kembali
wilayah terdampak gempa.

5. Menambah tingkat kemiskinan jika ada korban masyarakat yang kehilangan semua harta
bendanya.

 
D. Mitigasi Bencana Tsunami

Secara umum pengertian mitigasi adalah pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai
proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif
bencana yang akan terjadi. Pengertian dari Mitigasi Bencana Geologi (Geological Hazard
Mitigation) adalah pengurangan, pencegahan atau proses mengupayakan berbagai tindakan
preventif untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap bencana alam geologi.
Definisi Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
 
BAB III
KESIMPULAN
 
Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari studi kasus ini yaitu:

1. Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga pergerakan lempeng besar yaitu
pergerakan lempeng Hindia Australia dari selatan dengan kecepatan rata 7 cm/tahun, lempemg
Pasifik dari timur dengan kecepatan sekitar 6 cm/tahun dan lempeng Asia bergerak relatif pasif
ke tenggara. Posisi Sulawesi yang berada pada kawasan lempeng tektonik microplate sangat
rawan terhadap gerakan dan benturan ketiga lempeng bumi tersebut yang akan menimbulkan
fenomena geologi dan dampak merugikan pada kehidupan manusia, terutama ancaman gempa
dan tsunami yang disetiap saat dapat terjadi. 2.
 
2. Kerawaan gempabumi dan tsunami daerah ini sudah dibuktikan dengan beberapa catatan sejarah
gempabumi dan tsunami yang berlangsung sejak tahun 1927, seperti Gempabumi dan Tsunami Palu
1927, Gempabumi dan Tsunami Parigi 1938 dan Gempabumi dan Tsunami Tambu 1968. .
 
3.Untuk menilai sejauh mana potensi yang dimiliki oleh Kota Palu terhadap bencana tsunami,
maka dibuatlah beberapa permodelan zonasi wilayah yang bahaya terhadap tsunami. Hasil dari
permodelan ini dapat dijadikan masukan secara langsung untuk mendeliniasi wilayah yang
bahaya terhadap tsunami. Tindakan yang dilakukan sebagai implikasi terhadap bentuk mitigasi
bencana tsunami di Kota Palu adalah mitigasi pasif atau non fisik yaitu berupa kajian
kebencanaan meliputi analisa kawasan bahaya tsunami, kawasan rentan tsunami, kawasan resiko
bencana tsunami, dan penentuan lokasi evakuasi berdasarkan ketentuan building code serta
penentuan rute evakuasi.

4. Terdapat beberapa kegiatan mitigasi bencana tsunami yang telah dilaksanakan di Kota Palu,
yaitu telah dibuat membuat rambu-rambu evakuasi yang dipasang di sejumlah jalan yang berada
di sekitar Teluk Palu. Rambu persegi panjang berwarna cokelat itu bertuliskan jalur evakuasi
disertai gambar ombak dan tanda panah yang mengarahkan ke titik aman. Selain itu, Kota Palu telah
memiliki satu unit sirene peringatan dini bencana tsunami berdaya jangkau 3 kilometer.
Pemerintah bekerjasama dengan seniman lokal guna membuat lagu atau syair menggunakan
bahasa yang mudah dipahami masyarakat dan  juga memanfaatkan kearifan lokal sebagai sarana
peringatan dini, dan  juga menggunakan radio sebagai sarana peringatan dini bencana.

 
Saran

 Berikut dibawah ini terdapat beberapa saran yang penulis cantumkan bertujuan untuk
pengembangan mitigasi bencana Kota Palu selanjutnya:
 
1. Menambah beberapa unit sirine peringatan dini bencana tsunami

1. Melakukan sosialisasi atau penyuluhan mengenai ancaman tsunami, serta cara


menghadapi tsunami kepada masyarakat

2. Membangun shelter yang terpilih sebagai bangunan evakuasi berada di wilayah yang
tidak beresiko tsunami.

3. Mengutamakan pengintegrasian tindakan mitigasi bencana tsunami di Kota Palu ke dalam


bentuk.dokumen tata ruang seperti Dokumen Peraturan Daerah (Perda) RTRW Kota Palu,
RDTRK, izin lokasi, dan izin mendirikan bangunan (IMB)sesuain dengan karakteristik
potensi bencana tsunami di kota palu.
 
 
DAFTAR PUSTAKA

 Aris Pratomo, Rahmat., & Rudiarto, Iwan. (2013).


Permodelan Tsunami dan  Implikasinya Terhadap Mitigasi Bencana di Kota Palu
. Biro Penerbit Planologi Undip Vol. 9(2):174-18. Diakses 25 Maret 2018, pukul 18:44,
(https://www.researchgate.net/publication/317074396_Permodelan_Tsunami_dan_Implikasinya_
Terhadap_Mitigasi_Bencana_di_Kota_Palu

Anda mungkin juga menyukai