TXBWVC 1592841019
TXBWVC 1592841019
ORGANISASI SEKOLAH
DAN ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
A. Pengertian Sistem dan Struktur Organisasi Sekolah
Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-
hubungan antara objek dan hubungan antar atributnya. Dengan kata lain, sistem
adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :
1. Sejumlah bagian
System merupakan istilah dari bahasa Yunani dari kata “System” yang
artinya adalah himpunan bagian atau unsure yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Struktur merupakan susunan
yang diatur sedemikian rupa berdasarkan tujuan organisasi (kelembagaan) yang
berfokus pada misi dan visi sekolah dalam ranga mencapai tujuan pendidikan
nasional. Struktur organisasi adalah struktur yang mendasari keputusan para
Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah
yang strategis.
Dalam tipe ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan tertinggi.
Personal yang lain disebut bawahan tidak mempunyai hak dan kekuasaan sekecil
apa pun karena hanya berkedudukan sebagai pelaksana tugas dari atasan. Tidak
dibenarkan adanya inisiatif dan kreativitas, semua tugas harus dilaksanakan
Dalam tipe ini semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis
pada unit kerja yang ada secara bertingkat. Setiap unit memperoleh sebagian hak
dalam menentukan kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan
umum dari pimpinan tertinggi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan
secara luas, sehingga pimpinan berkedudukan sebagai koordinator. Tanggung
jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan yang
dilimpahkan.
3. Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization)
Tipe ini sebagai gabungan dari kedua tipe di atas, menempatkan pimpinan
tertinggi sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan terakhir. Tidak semua
hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada, tugas
yang bersifat prinsipil tetap berada pada atasan/pimpinan tetinggi. Pimpinan unit
kerja sebagai staf memperoleh wewenang dalam bidang kerja masing-masing
sepanjang tidak berhubungan dengan tugas yang menjadi wewenang atau
kekuasaan pimpinan tertinggi.
Dalam tipe ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan berdasar fungsi
yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang memerlukan
keahlian khusus. Sehingga personal yang diangkat dan menerima wewenang
untuk menjalankan kekuasaan diserahkan pada orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang kerja masing-masing. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi
mengenai bidang teknis yang memerlukan keahlian tertentu secara khusus.
1. Struktur Sentralisasi
b. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh
garis-garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-
belit, sehingga kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat
terjamin.
c. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul
penghalang-penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan
uniformalitas yang mekanis dalam administrasi pendidikan, yang biasanya
hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil pendidikan yang
sedang atau sedikit saja.
2. Struktur Desentralisasi
Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan
keburukannya. Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :
a. Pendidkan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat.
Setelah mengetahui struktur sekolah seperti apa, maka sebaiknya kita juga
harus tahu apa saja wewenang dan tanggung jawab sekolah. Sebelum itu kita lihat
pengertian dari wewenang dan tanggung jawab itu sendiri.
Macam-macam kekuasaan:
2. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh
seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima
bila tidak melakukan perintah,
Kepala sekolah
Komite sekolah
Memverifikasi Kurikulum
Mengkoordinasikan ekstrakurikuler
Guru
Memperhatikan hasil ulangan EBTA, EBTANAS, dan mengisi daftar nilai siswa.
Siswa
1. Guru/tenaga pendidik
- pengalaman
- tingkat pendidikan
2. Buku
3. Laboratorium
4. Manajemen
- membagi informasi
- kepemimpinan sekolah
Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara
bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau
pengabdian terhadap subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah
aktivitas ketatausahaan, berupa penyusunan dan pencatatan keterangan yang
diperoleh secara sistematis. Administrasi dalam arti luas yaitu: Upaya mencapai
tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu
pola kerjasama, Identik dengan organisasi yaitu sistem kerjasama antara dua orang
atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan, Sub sistem dari
organisasi itu sendiri, dengan unsur, tujuan, orang-orang, sumber dan waktu,
Upaya agar semua unsur organisasi bisa berfungsi secara efektif dan efisien,
produktif dan optimal. Beberapa sarjana telah memberikan pengertian antara lain
sebagai berikut:
Definisi para ahli tentang administrasi ini sangat banyak karena pada
prinsipnya mempunyai pengertian yang sama yaitu antara lain:
a. Kerja sama;
b. Banyak orang;
a. Pengorganisasian;
b. Manajemen;
c. Tata hubungan;
d. Kepegawaian;
e. Keuangan;
f. Perbekalan;
g. Tata usaha;
h. Perwakilan.
Suatu administrasi pendidikan akan dapat berjalan dengan baik dan berhasil
mencapai tujuan apabila memiliki dasar-dasar yang tepat. Dasar dalam hal ini
pada hakekatnya adalah suatu kebenaran yang bersifat fundamental yang dapat
dijadikan pedoman dan landasan yang tepat untuk bertindak.
Dalam lingkup dunia pendidikan, dasar dalam administrasi pendidikan digunakan
untuk menjadi acuan dan pedoman bagi seorang administrator untuk mendapatkan
sukses dalam tugasnya.
a. Prinsip Efisiensi
Seorang administrator akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, yakni
hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya dari semua sumber
daya dan fasilitas yang ada apa bila ia melakukan pekerjaan manajemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol semua
kegiatan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.
e. Prinsip Kerjasama
Azas Idiil
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah tercantum dalam Garis-
garis Besar Haluan Negara (GBHN), sistem pendidikan sekolah di Indonesia telah
mengalami pembaharuan. Upaya pembaharuan ini tadak lain dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah.
Secara umum, yakni bila ditinjau dari prinsip-prinsip dan azas administrasi
pendidikan, tujuan administrasi pendidikan adalah untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Sergiovanni dan Carver (1975), merumuskan terdapat empat tujuan administrasi,
yaitu : efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan
kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah.Dalam sebuah lembaga
atau sekolah, administrasi pendidikan merupakan subsistem dalam sistem
pendidikan sekolah. Tujuan administrasi pendidikan adalah berusaha untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut.
Secara khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan
situasi di sekolah agar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung
dengan baik. Sehingga dapat dirumuskan bahwa tujuan administrasi pendidikan di
sekolah adalah :
d. Supervisi pengajaran
3. kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu
saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum
meripakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.
Hal in meliputi :
1. Perencanaan (planning).
2. Pengorganisasian (organizing).
4. Pengoordinasian (coordinating).
5. Pengomunikasian (comunication).
6. Pengontrolan (controlling).
7. Penilaian (evaluating).
1.PERENCANAAN (PLANNING)
Suatu perencanaan yang matang diperlukan dalam setiap kegiatan vang hendak
dikerjakan. Tanpa perencanaan yang matang, kita tidak dapat mengharapkan
kegiatan yang akan kita laksanakan akan berjalan lancar serta mencapai tujuan.
Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan ila iam pelaksanaan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses penyusunan rencana yang harus
diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai
tujuan, yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data serta
merumuskan keputusan.
Satu hal yang penting yang menentukan perencanaan adalah pembuatan keputusan
yang merupakan proses yang mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatatan dan penelitian
pengembangan data, penganalisisan data,pengambilan Keputusan, pengoperasian
data, dan penentuan data operasional.
3. Mengumpulkan data.
2.PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sebelum membahas lebih jauh, berikut ini akan diuraikan definisi dari organisasi:
2.Organisai adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama. (DR. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, hlm. 24)
4.Organisasi adalah setiap sistem kerja sama yang dijalankan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. (The Liang Gie, Administrasi Perkantoran
Modern, hlm. 56)
Definisi yang disebutkan di atas hanyalah sekadar contoh karena masih banyak
definisi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam buku ini. Namun,
yang perlu diperhatikan bahwa pada dasarnya semua definisi organisasi memiliki
pengertian yang sama, yaitu suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kerja sama tersebut
hanya dapat terwujud bila orang-orang yang terlibat dalam organisasi saling
berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka. Selain itu, beban tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang diberikan
kepada mereka sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mereka.
Dengan adanya komunikasi dan keselarasan di antara mereka maka tujuan
organisasi dapat tercapai.
4.PENGOORDINASIAN (COORDINATING)
Dalam program pendidikan di sekolah terdapat berbagai jenis kegiatan yang harus
saling menunjang sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena itu,
diperlukan tindakan pengoordinasian yang efektif agar kegiatan yang ada tidak
berdiri sendiri-sendiri. Satu jenis kegiatan tidak boleh lebih diutamakan deripada
kegiatan lainnya karena semua kegiatan memberikan kontribusi yang sama besar
dalam pencapaian tujuan. Pengoordinasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam unit
kegiatan yang ada, melainkan jugaantarpersonal yang terlibat di dalam unit
kegiatan. Dengan adanya pengoordinasian yang efektif akan timbul kerja sama
yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat segera tercapai.
5.PENGOMUNIKASIAN (COMUNICATION)
3.Alat atau sarana untuk menyampaikan berita, misalnya telepon, surat, teleks,
radio, televisi, dan lain-lain,
Komunikasi juga dilakukan dengan cara vertikal ke atas, yaitu dari para personal
yang berada pada tingkat bawah hingga pimpinan organisasi. Biasanya dilakukan
dalam bentuk tertulis ataupun bentuk lisan. Dalam pendidikan di sekolah,
misalnya guru memberikan masukan kepada kepala sekolah, dan selanjutnya
2. ataupun horizontal.
3. Komunikasi lisan harus dilakukan dengan hati-hati agar berita atau pesan
yang disampaikan benar-benar sesuai dengan tujuan. Cara
penyampaiannya pun lebih baik dengan cara yang baik dan tidak
mengandung unsur pemaksaan.
6.PENGONTROLAN (CONTROLLING)
Hal yang perlu diperhatikan adalah kegiatan pengontrolan ini dilakukan bukan
mencari-cari kesalahan orang lain ataupun memberikan hukuman kepada mereka
yang telah melakukan penyimpangan, melainkan untuk mengadakan perbaikan
7.PENILAIAN (EVALUATING)
Penilaian dilakukan secara berkala, serta mencakup semua lingkup yang ada
disekolah dan dilakukan secara menyeluruh. Dengan adanya penilaian ini, sekolah
akan mampu menyediakan kebutuhan siswa, menentukan program pendidikan
yang sesuai dengan para siswanya, dan menghasilkan lulusan-lulusan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik. Di samping itu, penilaian
dalam organisasi pendidikan di sekolah dapat mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh personal di sekolah, sehingga penyimpangan
tersebut tidak bertambah luas. Keuntungan lainnya dalam melakukan penilaian ini
adalah dapat mengetahui apakah metode yang digunakan sekolah telah
dilaksanakan dengan baik dan berhasil guna, apakah kemajuan belajar para siswa
terus meningkat, apakah lulusannya memperoleh pengetahuan yang baik, apakah
kesukaran dan kelemahan yang ada dalam sekolah dapat teratasi, apakah perlu
mengubah metode yang telah digunakan, dan hal lainnya.
E. Pengelolaan Pembelajaran
Ditinjau dari segi etimologi, istilah pengelolaan berasal dari kata “kelola ”
dan kata kerjanya “mengelola ” atau mengelolakan. Mengelolakan berarti
mengurus, melakukan, penyelenggarakan. Sedangkan ditinjau dari terminologi
atau pengertiannya, Drs.Winarno Hamiseno sebagaimana dikutip oleh Drs.
Suharsimi Arikunto menjelaskan Pengelolaan adalah Substansi dari mengelola.
Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang di mulai dari penyusunan
data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan
dan penilaian. dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan sesuatu
dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan
pengelolaan selanjutnya.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk
1. Program Tahunan
2. Kalender Pendidikan (Download Kalender Pendidikan Tahun
2015/2016)
3. Program Semester
4. Silabus
5. Analisis SK/KD atau Pemetaan
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
7. Bahan Pembelajaran
8. Media Pembelajaran
9. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM)
10. Daftar Nilai
11. Daftar Kelas
12. Lembar Kerja Siswa (LKS)
13. Analisis Soal
1. Administrasi Kurikulum
2. Administrasi Personil
a. Penentuan kebutuhan akan tenaga personil yang diperlukan, baik jumlah jenis
maupun kualifikasinya.
e. Penggerakkan.
f. Seleksi.
3. Administrasi Sarana
4. Administrasi Keuangan
Sumber-sumber keuangan sekolah yang utama adalah Pemerintah dan orang tua
siswa. Melalui usaha POMG dapat pula diperoleh sumbangan dari pihak swasta.
Atas usaha sekolah sendiri pun dapat diperoleh dana tambahan, umpamanya
dengan membuka koperasi sekolah, peternakan, usaha kerajinan, perkebunan dan
dari pameran atau pertunjukan sekolah.
5. Administrasi Siswa
Kencana Syafiie, Inu. 2006. Ilmu Adminisrasi Publik. Jakarta: Rineka Cipta.