Anda di halaman 1dari 51

BAB XII STRUKTUR

ORGANISASI SEKOLAH
DAN ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
A. Pengertian Sistem dan Struktur Organisasi Sekolah
Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-
hubungan antara objek dan hubungan antar atributnya. Dengan kata lain, sistem
adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :

1. Sejumlah bagian

2. Hubungan bagian-bagian, dan

3. Atribut dari bagian-bagian itu maupun dari hubungan itu.

System merupakan istilah dari bahasa Yunani dari kata “System” yang
artinya adalah himpunan bagian atau unsure yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Struktur merupakan susunan
yang diatur sedemikian rupa berdasarkan tujuan organisasi (kelembagaan) yang
berfokus pada misi dan visi sekolah dalam ranga mencapai tujuan pendidikan
nasional. Struktur organisasi adalah struktur yang mendasari keputusan para
Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah
yang strategis.

Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu


dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur
adalahsifat fundamental bagi setiap sistem.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 258


a. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.

b. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk


setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama

c. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan


suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih

d. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan


(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.

Sehingga, sistem dan struktur organisasi pendidikan mengandung


pengertian, “seperangkat unsur-unsur yang saling terikat dan berhubungan serta
saling bergantungan antar satu sama lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan peningkatan di bidang
pendidikan”.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 259


Contoh gambar struktur organisasi

B. Bentuk-Bentuk Organisasi Sekolah

Setiap unit kerja dipimpin oleh seorang kepala/pimpinan yang menduduki


posisi menurut tingkat unit kerjanya di dalam keseluruhan organisasi. Posisi,
tanggung jawab dan wewenang di dalam suatu kelompok formal terikat pada
struktur dan dibatasi oleh peraturan-peraturan yang mendasari pembentukan
organisasi kerja tersebut. Hubungan kerja yang didasari wewenang dan tanggung
jawab, baik secara vertikal maupun horizontal dan diagonal akan menunjukan
pola tertentu sebagai mekanisme kerja. Dengan kata lain pembagian tugas,
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta arus perwujudan tugas, akan
menggambarkan tipe atau bentuk organisasi kerja. Tipe-tipe organisasi itu antara
lain:
1. Organisasi Lini (Line Organization)

Dalam tipe ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan tertinggi.
Personal yang lain disebut bawahan tidak mempunyai hak dan kekuasaan sekecil
apa pun karena hanya berkedudukan sebagai pelaksana tugas dari atasan. Tidak
dibenarkan adanya inisiatif dan kreativitas, semua tugas harus dilaksanakan

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 260


sebagaimana diperintahkan. Saluran perintah dan penyampaian tanggung jawab
dalam organisasi tipe ini dilakukan melalui prosedur dari atas ke bawah dan
sebaliknya.
2. Organisasi Staf (Staff Organization)

Dalam tipe ini semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis
pada unit kerja yang ada secara bertingkat. Setiap unit memperoleh sebagian hak
dalam menentukan kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan
umum dari pimpinan tertinggi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan
secara luas, sehingga pimpinan berkedudukan sebagai koordinator. Tanggung
jawab disampaikan secara bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan yang
dilimpahkan.
3. Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization)

Tipe ini sebagai gabungan dari kedua tipe di atas, menempatkan pimpinan
tertinggi sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan terakhir. Tidak semua
hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada, tugas
yang bersifat prinsipil tetap berada pada atasan/pimpinan tetinggi. Pimpinan unit
kerja sebagai staf memperoleh wewenang dalam bidang kerja masing-masing
sepanjang tidak berhubungan dengan tugas yang menjadi wewenang atau
kekuasaan pimpinan tertinggi.

4. Organisasi Fungsional (Fungsional Organization)

Dalam tipe ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan berdasar fungsi
yang diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang memerlukan
keahlian khusus. Sehingga personal yang diangkat dan menerima wewenang
untuk menjalankan kekuasaan diserahkan pada orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang kerja masing-masing. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi
mengenai bidang teknis yang memerlukan keahlian tertentu secara khusus.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 261


C. Macam-macam Struktur Organisasi
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu
sentralisasi dan desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa
struktur campuran yakni yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan
yang lebih mendekati disentralisasi tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan
secara sentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku
dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi
bangsanya.

1. Struktur Sentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara


sentral, yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu
badan di pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama
sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun.

Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan


kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat
personel, urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-
bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan
penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan
ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya
merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata.
Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah
dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-
prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan
instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya.
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol
adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh
daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan
pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.
Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah :

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 262


a. Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan
birokratis. Menyebabkan para pelaksana pendidikan, baik para pengawas
maupun kepala sekolah serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan
bekerja secara rutin dan tradisional belaka.

b. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh
garis-garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-
belit, sehingga kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat
terjamin.
c. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul
penghalang-penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan
uniformalitas yang mekanis dalam administrasi pendidikan, yang biasanya
hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil pendidikan yang
sedang atau sedikit saja.

2. Struktur Desentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi,


pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan
sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah.
Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya kepada daerah
yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan
seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan
kemampuan, kondisi-kondisi, dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau
wilayah diberi otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya,
rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji guru-guru pegawai
sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta
pemeliharaan gedung sekolah.

Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi


seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala,
tetapi seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang luas dan
langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 263


langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan sosial-control yang
langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena
kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan
pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah
setempat.

Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan
keburukannya. Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :
a. Pendidkan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat.

b. Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah


sehingga masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan
pendidikan yang baik.

c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan


bekerja dengan baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin
hidupnya oleh pemerintah da masyarakat setempat.

Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :

a. Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan diseluruh


negara akan berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa.
b. Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-
beda, baik mutu, sifat maupun jenisnya, sehngga menyulitkan bagi pribadi murid
dalam mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam
masyarakat yang lebih luas.

c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk


menjadi karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban
guru pada umumnya lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.
d. Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah
atau wilayah itu mungkin akan sangat memberatkan beban mayarakat setempat.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 264


D. Wewenang dan tanggung jawab organisasi sekolah

Setelah mengetahui struktur sekolah seperti apa, maka sebaiknya kita juga
harus tahu apa saja wewenang dan tanggung jawab sekolah. Sebelum itu kita lihat
pengertian dari wewenang dan tanggung jawab itu sendiri.

Wewenang ( Authority ) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak


dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang
juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang
ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat
tercapai.

T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu teori


formal ( pandangan klasik ) dan teori penerimaan. Wewenang formal merupakan
wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenang ini berasal dari
tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum diturunkan dari tingkat
ke tingkat. Berdasarkan teori penerimaan ( acceptance theory of authority )
wewenang timbul hanya bila hal diterima oleh kelompok atau individu kepada
siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima
( reciver ).

Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima


komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi :

1. Memahami komunikasi tersebut

2. Tidak menyimpang dari tujuan organisasi

3. Mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 265


Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka
diperlukan adanya:

1. Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan


cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya
kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang


formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang
menduduki posisi tersebut.

b. Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan


didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa
terikat pada pimpinan.

Macam-macam kekuasaan:

1. Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan


karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau
persyaratan lainnya.

2. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh
seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima
bila tidak melakukan perintah,

3. Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena


seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.

4. Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari


pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian
atau penahanan informasi yang dibutuhkan.

5. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan


pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 266


6. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan
seseorang dalam bidangnya.

Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu


kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima
wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban
atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting
untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya
tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan
keputusan-keputusan yang akan diambil. Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi
dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan
sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena
status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga
penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.

Setelah melihat pengertian wewenang dan tanggung jawab di atas, dapat


disimpulkan bahwa wewenang dan tanggung jawab sekolah adalah hak dari
organisasi sekolah untuk memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu di sertai
pertanggung jawaban dari organisasi sekolah dalam mengambil keputusan agar
tujuan dapat tercapai.

Berikut ini adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam


organisasi sekolah:

Kepala sekolah

Wewenang dan Tanggung Jawab, antara lain :

Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah

Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran


Kurikulum/Program

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 267


Mengembangkan SDM

Melakukan pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan kependidikan

Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar

Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan

Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi

Menetapkan Program Kerja Sekolah

Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi

Melegalisasi dokumen organisasi

Memutuskan mutasi siswa

Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan

Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah

Memberi pembinaan warga sekolah

Memberi penghargaan dan sanksi

Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

Komite sekolah

Wewenang dan Tangung jawab, antara lain:

Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan

Mengawasi kebijakan sekolah.

Kepala Tata usaha

Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 268


Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah.

Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah.

Mengurus administrasi kepegawaian.

Mengurus administrasi kesiswaan.

Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.

Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.

Menyusun administrasi lainnya.

Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah


secara berkala.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program

Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum/Program

Memantau pelaksanaan Pembelajaran

Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum

Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan

Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran

Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran

Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran

Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru

Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 269


Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program Pembelajaran

Memverifikasi Kurikulum

Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas 3

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru )

Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS)

Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS

Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk beasiswa

Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K (ketertiban, kedisiplinan, keamanan, dan


kekeluargaan)

Membina program kegiatan OSIS

Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus Osis

Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib siswa

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba

Mengkoordinasikan ekstrakurikuler

Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar

Ketua program keahlian

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 270


Mengkoordinasikan tugas guru dalam pembelajaran

Mengkoordinasikan pengembangan bahan ajar

Memetakan kebutuhan sumber daya untuk pembelajaran

Memetakan dunia industri yang relevan

Mengkoordinasikan program praktik kerja industri

Melaksanakan ujian produktif

Menginventarisasi fasilitas pembelajaran program keahlian

Melaporkan ketercapaian program kerja

Melakukan langkah-langkah efisien dan efektif guna kelancaran pembelajaran di


program keahlian

Memberi masukan penilaian kinerja pendidik

Memberi sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib.

Mengusulkan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan

Mengusulkan kebutuhan bahan dan peralatan pembelajaran

Mengusulkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan program keahlian

Guru

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai dengan


bidang studi

Mengevaluasi hasil pekerjaannya.

Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 271


Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil tugas
itu untuk dinilai.

Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan kepada


kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.

Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk memberikan


bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang kurang cerdas, dan
siswa yang membandel.

Memperhatikan hasil ulangan EBTA, EBTANAS, dan mengisi daftar nilai siswa.

Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.

Siswa

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

Menuntut ilmu sebaik-baiknya

Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya

Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah

E. Pendekatan-pendekatan organisasi sekolah

a. Peningkatan Mutu Pendidikan

Menurut Mulyani A. Nurhadi ketika menyampaikan makalahnya pada


seminar nasional Peningkatan Kualitas Pendidikan (2005)dengan mengutip hasil
penelitian yang dilakukan David Chapman dan Don Adam terhadap 19 penelitian
oleh Simon dan Alexander terhadap 11 penelitian diberbagai negara serta
Woessman menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi mutu hasil
pendidikan secara signifikan.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 272


Rangkuman hasil penelitian itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Komponen Faktor Kunci

1. Guru/tenaga pendidik

- lama mengajar di kelas

- lamanya persiapan mengajar

- pemilihan metode mengajar

- memberikan pekerjaan rumah

- pengalaman

- tingkat pendidikan

2. Buku

- digunakan untuk belajar

- jumlah jam membaca di rumah

- digunakan untuk pekerjaan rumah

- penggunaan lembar kerja

3. Laboratorium

- efektivitas penggunaan laboratorium

4. Manajemen

- kreasi meningkatkan akuntabilitas

- kreasi mengoptimalkan sumber daya

- membagi informasi

- pemberdayaan dan komitmen

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 273


- mobilisasi masyarakat

- struktur organisasi yang mendukung

- kepemimpinan sekolah

Melalui hasil penelitian tersebut kita selayaknya membangun pendidikan


untuk mencerdaskan dan memberadapkan bangsa sesuai arah pembangunan
nasional untuk mentransformasikan peradaban Indonesia agraris menuju
peradaban industrial yang canggih, elok, dan unggul.

b. Perencanaan Pembangunan Pendidikan

Menurut Beeby bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat


ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biya
pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk pengembangan potensi sistem
pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani
oleh sistem tersebut.

Permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional kita pada umumnya sebagai


berikut:

1. Tingkat pendidikan rendah

2. Dinamika struktur penduduk belum terakomodasi

3. Kesenjangan tingkat pendidikan

4. Fasilitas pendidikan belum memadai

5. Kualitas pendidikan rendah

6. Manajemen belum efektif, efisien, dan akuntabel

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 274


7. Anggaran rendah

Bila demikian halnya permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan, maka


kebijakan yang ditempuh dalam merencanakan pendidikan harus dapat
mewujudkan 3 (tiga) program kegiatan yaitu:

1. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar

2. Peningkatan mutu dan relevansi

3. Governance dan akuntabilitas

II. Administrasi Pendidikan

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara
bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau
pengabdian terhadap subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah
aktivitas ketatausahaan, berupa penyusunan dan pencatatan keterangan yang
diperoleh secara sistematis. Administrasi dalam arti luas yaitu: Upaya mencapai
tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu
pola kerjasama, Identik dengan organisasi yaitu sistem kerjasama antara dua orang
atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan, Sub sistem dari
organisasi itu sendiri, dengan unsur, tujuan, orang-orang, sumber dan waktu,
Upaya agar semua unsur organisasi bisa berfungsi secara efektif dan efisien,
produktif dan optimal. Beberapa sarjana telah memberikan pengertian antara lain
sebagai berikut:

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 275


Menurut Herbert A. Simonn:

Administration can be defined as the activities of groups cooperating to


accomplish common goals. Jadi baginya admnistrasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan-kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama .

Menurut Leonard D. White:

Administration is a process common to all groups efforts, public or


private, civil or military. Jadi baginya administrasi adalah suatu proses yang
umum ada pada setiap usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun
swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil .

Menurut Prajudi Atmosudirdjo:

Administrasi merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu


di dalam masyarakat modern. Eksistensi daripada administrasi ini berkaitan
dengan organisasi, artinya administrasi itu terdapat di dalam suatu organisasi. Jadi
barang siapa hendak mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus
mencari terlebih dahulu suatu organisasi yang masih hidup, di situ terdapat
administrasi.

Menurut The Liang Gie:

Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap


pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama
mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sondang P. Siagian:

Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-


keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh
dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentkan
sebelumnya.

Menurut Hadart Nawawi:

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 276


Administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses
pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan sebelumnya .

Definisi para ahli tentang administrasi ini sangat banyak karena pada
prinsipnya mempunyai pengertian yang sama yaitu antara lain:

a. Kerja sama;

b. Banyak orang;

c. Untuk mencapai tujuan bersama .

Artian di atas dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti luas,


sedangkan pengertian dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana yang
sering kita dengar sehari-hari yait tata usaha. Memang tata usaha merupakan
unsur daripada administrasi dalam arti luas, secara lengkap unsur-unsur
pelaksanaannya tersebut sebagai berikut:

a. Pengorganisasian;

b. Manajemen;

c. Tata hubungan;

d. Kepegawaian;

e. Keuangan;

f. Perbekalan;

g. Tata usaha;

h. Perwakilan.

Untuk dapat memahami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka


perlu terlebih dahulu membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu administrasi.
Pengertian dasar tentang administrasi itu akan merupakan tumpuan pemahaman
administrasi pendidikan seutuhnya. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
administrasi secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 277


pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Pendidikan adalah usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam
maupun di luar sekolah.

administrasi pendidikan itu merupakan proses keseluruhan dan kegiatan-


kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang ada sangkut
pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Bahwa administrasi pendidikan itu
mencakup kegiatan-kegiatan yang luas yang meliputi kegiatan perencanaan
,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan ,khususnya dalam bidang
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Bahwa administrasi
pendidikan itu bukan hanya sekedar kegiatan tata usaha seperti dilakukan di
kantor-kantor ,inspeksi pendidikan lainnya.

B. Dasar,Fungsi, dan Tujuan Administrasi Pendidikan

1. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan

Suatu administrasi pendidikan akan dapat berjalan dengan baik dan berhasil
mencapai tujuan apabila memiliki dasar-dasar yang tepat. Dasar dalam hal ini
pada hakekatnya adalah suatu kebenaran yang bersifat fundamental yang dapat
dijadikan pedoman dan landasan yang tepat untuk bertindak.
Dalam lingkup dunia pendidikan, dasar dalam administrasi pendidikan digunakan
untuk menjadi acuan dan pedoman bagi seorang administrator untuk mendapatkan
sukses dalam tugasnya.

Dalam lingkup administrasi pendidikan terdapat banyak sekali dasar-dasar, antara


lain :

a. Prinsip Efisiensi

Seorang administrator akan berhasil mendapatkan kesuksesan bila mana seoarang


administrator tersebut mampu menggunakan sember daya atau sumber tenaga dan
fasilitas yang ada secara efisien.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 278


b. Prinsip Pengelolaan

Seorang administrator akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, yakni
hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya dari semua sumber
daya dan fasilitas yang ada apa bila ia melakukan pekerjaan manajemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol semua
kegiatan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.

c. Prinsip Pengutamaan Tugas Penglolaan

Prinsip pengutamaan ini pada dasarnya penghindaran diri seorang administrator


dari hal-hal yang cenderung bersifat negatif dalam melakukan administrasi
pendidikan. Misalnya bila suatu pekerjaan yang bersifat manajemen dan pekerjaan
yang bersifat operatif dilakukan secara bersamaan maka seorang administrator
akan cenderung melakukan hal-hal yang bersifat operatif. Hal ini lah yang harus
dihindari oleh seorang adiministrator, karena prinsip ini berimplikasi pada taraf
suatu penorganisasian dalam organisasi, semakin rendah taraf organisasi yang
dimiliki maka akan semakin banyak kegiatan operatif yang dilakukan oleh
seorang administrator.

d. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif

Seorang administrator akan berhasil dengan baik jika ia menggunakan prinsip


kepemimpinan yang efektif, yakni kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-
dimensi hubungan antar manusia (Human Relationship), dimensi pelaksanaan
tugas dan dimensi situasi dan kondisi yang ada.
Dalam prinsip ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang
administrator untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya, antara
lain: seorang pemimpin harus mempunyai hubungan yang baik dengan
bawahannya, dalam artian dia harus mengenal bawahannya sehingga terjalin
hubungan yang baik antara atasan dengan bawahannya;
pengawasan terhadap penyelesaian tugas dari setiap anggota dalam oarganisasi
sesuai dengan pertelaan tugas, dalam artian jangan hanya karna mementingkan
hubungan baik antara atasan dengan bawahan, seorang pemimpin mengabaikan
terselesaikannya pekerjaan dengan baik yang dilakukan oleh anggotanya dan
sebaliknya, jangan sampai terlalu mementingkan kewajiban kerja sampai-sampai

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 279


melupakan kepentingan pribadi setiap anggota organisasi.
seorang administrator harus memiliki gaya kepemimpinan yang tepat, yakni
mampu memperhitungkan taraf kematangan pada anggota organisasi dan situasi
yang ada, misal seorang administrator menemukan tidak adanya gairah pada
setiap diri pekerja, maka dalam hal ini seorang administrator harus mampu
membangkitkan gairah setiap pekerjanya untuk penyelesaian tugas yang baik.

e. Prinsip Kerjasama

Seorang administrator akan berhasil dengan baik jika ia mampu mengembangkan


kerjasama yang baik diantara setiap orang yang terlibat dalam organisasinya
tersebut baik secara vertikal maupun horizontal.
Dalam kegiatan administrasi pendidikan terdapat dua azas penting yang dapat
diterapkan, antara lain :

 Azas Idiil

Pelaksanaan administrasi pendidikan di suatu negara tergantung pada sistem


pendidikan yang dianut. Di Indonesia, sistem pendidikan yang digunakan adalah
sistem pendidikan pancasila, yakni sistem pendidikan yang berdasar pada
pancasila dan UUD 1945. Karena pada dasarnya administrasi pendidikan adalah
sub sistem dari sistem pendidikan secara luas, maka landasan idiil yang harus
digunakan di dalamnya harus berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

 Azas Operasiona atau Prinsip

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah tercantum dalam Garis-
garis Besar Haluan Negara (GBHN), sistem pendidikan sekolah di Indonesia telah
mengalami pembaharuan. Upaya pembaharuan ini tadak lain dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah.

adapun fungsi dari administrasi pendidikan

Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam


pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang
diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk
mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 280


peserta didik secara tidak langsung. Administrasi pendidikan juga mempunyai
beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai (1)
perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penyusunan, (4) pengarahan, (5)
pengkoordinasian,(6) penganggaran, (7) pergerakan, (8) pengawasan, dan (9)
penilaian.

Tujuan Administrasi Pendidikan

Secara umum, yakni bila ditinjau dari prinsip-prinsip dan azas administrasi
pendidikan, tujuan administrasi pendidikan adalah untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Sergiovanni dan Carver (1975), merumuskan terdapat empat tujuan administrasi,
yaitu : efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan
kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah.Dalam sebuah lembaga
atau sekolah, administrasi pendidikan merupakan subsistem dalam sistem
pendidikan sekolah. Tujuan administrasi pendidikan adalah berusaha untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut.
Secara khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan
situasi di sekolah agar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung
dengan baik. Sehingga dapat dirumuskan bahwa tujuan administrasi pendidikan di
sekolah adalah :

Supaya anak-anak tamatan suatu sekolah memiliki pengetahuan dan pengertian


dasar, mengenai hak dan kewajiban sebagai manusia Pancasila sesuai dengan
ketetapan MPRS No. IV/ 1973 dan berbuat selaras dengan pengertian itu.
Supaya anak-anak tamatan suatu sekolah memiliki salah satu keterampilan atau
kecakapan khusus yang merupakan bekal untuk hidupnya dalam masyarakat. Dan
dengan demikian dapat berdiri sendiri serta menyumbangkan kecakapannya bagi
pembangunan masyarakat berpancasila.

Supaya anak-anak tamatan suatu sekolah memiliki dasar-dasar ilmu pengetahuan


yang kokoh serta keterampilan untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah yang
lebih tinggi.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 281


Secara singkat dapat dikatakan administrasi pendidikan di sekolah bertujuan
untuk menciptakan situasi yang memungkinkan anak-anak memmpunyai
pengetahua dasar yang kuat untuk melanjutkan pendidikan dan mempunyai suatu
kecakapan dan keterampilan khusus untuk dapat hidup mandiri dalam masyarakat
serta mempunyai sikap hidup sebagai manusia pancasila dengan pengabdian untuk
membangun manusia pancasila Indonesia

C. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup/bidang garapan yang


sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut :

a. Administrasi tata laksana sekolah

Hal ini meliputi :

1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha

2. Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah

4. Masalah perlengkapan dan perbekalan

5. Keuangan dan pembukuannya

b. Administrasi personel guru dan pegawai sekolah

hal ini meliputi :

1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru

2. Organisasi personel guru-guru

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 282


4. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru

5. Inservice training dan up-grading guru-guru

c. Administrasi peserta didik

Hal ini meliputi :

1. Organisasi dan perkumpulan peserta didik

2. Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik

3. Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik

4. Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling)

d. Supervisi pengajaran

Hal ini meliputi :

1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata


usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.

2. Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru


dalam mengajar dan belajar yang lebih baik

3. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.

e. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum

Hal ini meliputi :

1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum


sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan
pendidikan dan pengajaran

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 283


2. menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi,
sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan
lingkungan sekolah

3. kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu
saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum
meripakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya.

f. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah

Hal in meliputi :

1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan

2. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung


sekolah

3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama,


lapangan olah raga,dan sebagainya.

4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lainyang efektif


dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.

5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan

g. Hubungan sekolah dengan masyarakat

Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan


sekolah dengan instansi-instansi dan jawsatan-jawatan lain dan hubungan sekolah
dengan masyarfakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan
hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat
mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 284


Dari apa yang telah diuraikan di atas, ruang lingkup yang tercakup di dalam
administrasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Administrasi material,yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-


bidang materi/benda-benda seperti :ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan,
dan lain-lain.

Administrasi personel,mencakup didalamnya administrasi personel guru dan


pegawai sekolah, dan juga administrasi peserta didik.

Administrasi kurikulum,yang mencakup didalamnya penyusunan kurikulum,


pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas mengajar
pada guru-guru, penyusunan silabus,dan sebagainya.

D. Proses Adminstrasi Pendidikan

Proses Administrasi Pendidikan berlandaskan kepada 8 proses, yaitu: Proses


administratif pendidikan meliputi:

1. Perencanaan (planning).

2. Pengorganisasian (organizing).

3. Pemberian bimbingan (counseling).

4. Pengoordinasian (coordinating).

5. Pengomunikasian (comunication).

6. Pengontrolan (controlling).

7. Penilaian (evaluating).

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 285


Berikut ini akan kami jelaskan perincian dari proses administrasi iri sebut secara
jelas.

1.PERENCANAAN (PLANNING)

Suatu perencanaan yang matang diperlukan dalam setiap kegiatan vang hendak
dikerjakan. Tanpa perencanaan yang matang, kita tidak dapat mengharapkan
kegiatan yang akan kita laksanakan akan berjalan lancar serta mencapai tujuan.
Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan ila iam pelaksanaan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses penyusunan rencana yang harus
diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai
tujuan, yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data serta
merumuskan keputusan.

Satu hal yang penting yang menentukan perencanaan adalah pembuatan keputusan
yang merupakan proses yang mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatatan dan penelitian
pengembangan data, penganalisisan data,pengambilan Keputusan, pengoperasian
data, dan penentuan data operasional.

Dalam menentukan penganaiisisan dala perlu diperhatikan:

1. Perumusan tujuan kegiatan. Tujuan merupakan bagian dari perencanaan


yang mengendalikan kegiatan. Perumusan tujuan ini akan menjadi tepat
bila diambil dari hasil analisis yang akurat sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Hal yang perlu diingat dalam merumuskan
tujuan adalah mengutamakan sifat praktis, jelas, dan tegas.

2. Penentuan yang lengkap kegiatan untuk mencapai tujuan. Sem ua aspek


yang tercakup dalam ruang lingkup ini harus terarah dan tidak boleh
terpisah antara satu aspek dengan aspek lainnya. Masing-masing dari
aspek tersebut harus saling menunjang dan saling melengkapi untuk
meningkatkan efisiensi pencapaian tujuan. Bila tidak demikian, maka
tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 286


3. Penentuan jangka waktu yang diperlukan. Jangka waktu yang diperlukan
bergantung pada sifat dan jenis tujuan dan ruang lingkup yang ditetapkan.
Penetapan jangka waktu ini harus memperhitungkan luasnya ruang
lingkup kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan. Bila jangka waktu yang
ditentukan itu terbatas, maka ruang lingkup yang disediakan harus sesuai
dengan jangka waktu yang ada.

4. Menetapkan metode dan alat yang akan digunakan. Metode yang


digunakan harus efektif, mudah, ringan, tidak membutuhkan waktu lama,
tidak memboroskan waktu dan dana, serta berisiko ringan. Penetapam
metode ini dipengaruhi pula oleh pikiran, tenaga, waktu, ruang, dana yang
tersedia, jika semua itu dalam keadaan terbatas sebaiknya menggunakan
metode yang mudah, sederhana, ringan, dan tidak mengandung
risiko.Adapun yang termasuk alat adalah tenaga dan dana yang tersedia.
Dalam hal ini, alat yang digunakan harus sesuai dengan metode yang
ditentukan dan memudahkan pencapaian tujuan sehingga mampu
memberikan hasil semaksimal mungkin.

5. Merumuskan penilaian untuk mencapai tujuan (Evaluasi).

Kegiatanini ditujukan untuk menilai proses kerja secara keseluruhan,


yaitu meliputi pengontrolan terhadap keserasian dan ketepatan alat yang
dipergunakan serta kemampuan setiap orang yang terlibat dalam mewujudkan
kerja. Selain itu, kegiatan ini diperlukan untuk menentukan apakah tujuan yang
telah dirumuskan dapat dicapai dengan mempergunakan metode, alat, dan cara
yang telah ditetapkan.

Organisasi perencanaan berhubungan dengan penetapan tujuan organisasi,


penentuan sumber, dan hambatan dalam mencapai tujuan, dan penentuan langkah
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara jelas, langkah-langkah untuk
menentukan perencanaan adalah:

1. Menentukan tujuan yang akan dicapai.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 287


2. Mengadakan penelitian masalah.

3. Mengumpulkan data.

4. Menentukan langkah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.

5. Mencari upaya pemecahan masalah dan penyelesaian pekerjaan.

Adapun syarat-syarat dalam membuat perencanaan adalah:

 Memiliki tujuan yang jelas, namun sederhana, dan bersifat praktis.

 Menghindari sikap untung-untungan dalam menentukan perencanaan dan


menghindari adanya penduplikasian perencanaan.

 Mengoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat mencapai


tujuan yang diharapkan.

 Mengatur pelaksanaan kegiatan berdasarkan urutan kepentingan masing-


masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lainnya.

 Melakukan penghematan tenaga, biaya, dan waktu dan me¬manfaatkan


sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya dan menyesuaikan
kegiatan dengan jumlah dana yang tersedia.

2.PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

Pada dasarnya, pengorganisasian termasuk dalam kegiatan penyusunan rencana


untuk menciptakan hubungan kerja antar personal dalam suatu kegaiatan
organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi pengorganisasian
merupakan fungsi perencanaan. Dalam perencanaan dilakukan pengelompokkan
bidang-bidang kerja dalam ruang lingkup kegiatan tertentu. Pengelompokan
bidang kerja ini harus dapat menciptakan hubungan kerja yang jelas agar antara
satu bidang dengan bidang lainnya serta masing-masing bidang tersebut saling

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 288


melengkapi sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.

Sebelum membahas lebih jauh, berikut ini akan diuraikan definisi dari organisasi:

1.Organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-


hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama. (Prof.
DR. Oteng Sutisna, MSc. Ed, Administrasi Pendidikan DasarTeoritis untuk
Praktek Profesional, hlm.174)

2.Organisai adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama. (DR. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, hlm. 24)

3.Organisai adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan sehingga


terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan. (Drs.
Ngalim Purwanto, MP, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, hlm. 16)

4.Organisasi adalah setiap sistem kerja sama yang dijalankan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. (The Liang Gie, Administrasi Perkantoran
Modern, hlm. 56)

Definisi yang disebutkan di atas hanyalah sekadar contoh karena masih banyak
definisi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam buku ini. Namun,
yang perlu diperhatikan bahwa pada dasarnya semua definisi organisasi memiliki
pengertian yang sama, yaitu suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kerja sama tersebut
hanya dapat terwujud bila orang-orang yang terlibat dalam organisasi saling
berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka. Selain itu, beban tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang diberikan
kepada mereka sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman mereka.
Dengan adanya komunikasi dan keselarasan di antara mereka maka tujuan
organisasi dapat tercapai.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 289


Suatu organisasi harus memenuhi beberapa prinsip umum, di antaranya:

1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan pandangan


seluruh personal yang terlibat dalam organisasi.

2. Organisasi harus memiliki pimpinan yang mampu mengarahkan para


anggotanya serta mendelegasikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan ke¬mampuan
mereka.

3. Organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun sesuai dengan


kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antarpersonal menjadi
jelas.

Organisasi memiliki berbagai fungsi di antaranya adalah:


Menetapkan bidang-bidang kerja, metode dan alat yang dibutuhkan, serta personal
yang dibutuhkan.

Membina hubungan antara personal yang terlibat, tanggung jawab, wewenang,


hak dan kewajiban mereka sehingga mempercepat tercapainya tujuan
organisasi. Adapun asas dalam organisasi, di antaranya adalah:

1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang


sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, perluasan aktivitas yang
mengharuskan penambahan jumlah satuan kerja hanya dilakukan bila tidak
dapat ditampung dalam satuan kerja yang ada.

2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.


Pengelompokan beban tugas yang sejenis harus dihubungkan dengan
volume kerja. Beban kerja setiap satuan kerja harus memiliki batas-batas
yang jelas dan sebanding pada tiap-tiap tingkatnya.

3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.


Dengan demikian, pimpinan organisasi hanya melakukan tugas yang

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 290


penting saja. Setiap anggota melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
beban tugas masing-masing.

4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol. Rentangan kontrol ini


dipengaruhi oleh jenis dan sifat pekerjaan, jarak antara unit yang dikontrol,
volume tugas dan stabilisasi organisasi.

5. Organisasi harus mengandung Kesatuan perintah. Kesatuan perintah ini


harus jelas antara pimpinan organisasi dengan anggota organisasi sehingga
tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja.

6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang. Dalam arti bila terjadi

7. perubahan atau penambahan volume kerja maka struktur organisasi harus


disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. (DR. I ladari Navvavvi, 31-35)

3.PEMBERIAN BIMBINGAN (COUNSELL1NG)

Pemberian bimbingan, khususnya dalam organisasi pendidikan di sekolah


ditujukan agar setiap personal yang terlibat dalam sekolah dapat menjalankan
kewajibannya sesuai dengan beban lugas yang diberikan kepada mereka. Kegiatan
bimbingan ini biasanya dilakukan oleh pimpinan organisasi (dalam hal ini kepala
sekolah) atau mereka yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam
berorganisasi, dengan cara memberikan peftmjuk kepada para anggotanya
sehingga mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada
akhirnya memberikan manfaat bagi per¬kembangan sekolah.
Langkah awai daiam pemberian bimbingan adalah mencari sumber peimasalahan
yang utama sehingga permasalahan lain yang berkaitan dengan masalah utama
lersebui dapat ikut terpecahkan. Biia periu melakukan pengoreksian, maka
pengoreksian tersebut harus ditujukan bagi kepentingan organisasi bukan untuk
mencari kesalahan seseorang. Dengan demikian kegiatan bimbingan ini
memberikan manfaat yang menyeluruh, baik bagi anggota yang melakukan
kesalahan, maupun bagi anggota lainnya agar mereka tidak melakukan yang sama
pada kemudian hari. Cara pemberian perintah pun harus dilakukan dengan ekstra

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 291


hati-hati dan menghindarkan adanya unsur paksaan karena segala sesuatu yang
dilakukan atas dasar paksaan tidak akan memberikan hasil yang baik.
Setelah masalahnya diketahui, langkah selanjutnya adalah memberikan petunjuk
praktis tentang cara menyelesaikan suatu pennasalahan. Dalam hal ini dapat
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk memberikan sumbang
saran sehingga mendapatkan cara yang tepat, di samping merangsang kreativitas
para anggota untuk mengembangkan organisasi.

4.PENGOORDINASIAN (COORDINATING)

Pengoordinasian dibutuhkan untuk menghindari adanya tumpang tindih dalam


pekerjaan, pelimpahan wewenang dan penyelesaian permasalahan yang ada dalam
organisasi. Dengan demikian, dapat diciptakan hubungan serasi antar semua orang
yang terlibat dalam organisasi.

Dalam program pendidikan di sekolah terdapat berbagai jenis kegiatan yang harus
saling menunjang sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena itu,
diperlukan tindakan pengoordinasian yang efektif agar kegiatan yang ada tidak
berdiri sendiri-sendiri. Satu jenis kegiatan tidak boleh lebih diutamakan deripada
kegiatan lainnya karena semua kegiatan memberikan kontribusi yang sama besar
dalam pencapaian tujuan. Pengoordinasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam unit
kegiatan yang ada, melainkan jugaantarpersonal yang terlibat di dalam unit
kegiatan. Dengan adanya pengoordinasian yang efektif akan timbul kerja sama
yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat segera tercapai.

5.PENGOMUNIKASIAN (COMUNICATION)

Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu organisasi, khususnya,


organisasi sekolah. Setiap personal yang terlibat harus saling berkomunikasi agar
permasalahan yang ada serta sejauh mana per¬kembangan organisasi dapat
diketahui. Dengan demikian, dapat dilakukan langkah lebih lanjut. Selain itu,
komunikasi mi juga sangat membantu dalam pembuatan keputusan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan pendapat-pendapat dari para personal untuk
menemukan pendapatyang dapat menyumbangkan solusi yang tepat.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 292


Berikut ini merupakan unsur-unsur yang diperlukan dalam komunikasi,
diantaranya adalah adanya:

1.Pengirim berita (komunikator),

2.Berita atau informasi yanga akan disampaikan,

3.Alat atau sarana untuk menyampaikan berita, misalnya telepon, surat, teleks,
radio, televisi, dan lain-lain,

4.Respon dari penerima berita (komunikan).

Komunikasi dapat dilakukan dalam dua macam hubungan, yaitu:

1. Hubungan tegak (vertikal) iaiah proses penyampaian berita dari pimpinan


kepada bawahan (vertikal ke bawah) maupun dari bawahan kepada pihak
atasan (vertikal ke atas).

2. Hubungan datar (horizontal) hubungan antara para anggota yang memiliki


kedudukan sejajar.

Komunikasi dapat berjalan dilakukan dengan cara vertikal ke bawah, yaitu


pimpinan organisasi memberikan pengarahan kepada seluruh personal di
bawahnya secara langsung mengenai soal-soal kebijaksanaan prosedur dan
pemberian pengarahan yang bersifat umum. Dengan demikian, pihak bawahan
dapat memberikan pengarahan tersebut kepada orang-orang yang berada di bawah
mereka. Demikian seterusnya hingga tingkat yang paling bawah sehingga setiap
personal mengetahui pengarahan tersebut.

Komunikasi juga dilakukan dengan cara vertikal ke atas, yaitu dari para personal
yang berada pada tingkat bawah hingga pimpinan organisasi. Biasanya dilakukan
dalam bentuk tertulis ataupun bentuk lisan. Dalam pendidikan di sekolah,
misalnya guru memberikan masukan kepada kepala sekolah, dan selanjutnya

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 293


kepala sekolah menyampaikan masukan tersebut kepada kepala kantor wilayah,
kemudian kepala kantor wilayah me¬nyampaikannya kepada menteri pendidikan
dan kebudayaan. Komunikasi dengan cara seperti ini pun sangat bermanfaat bagi
perkembangan organisasi karena para anggota bawahan lebih mengetahui
permasalahan yang ada secara iangsung sehingga mereka dapat memberikan jaian
pemecahan yang terbaik. Namun, hal ini terkadang tidak dapat berjaian mulus
karena ada juga pimpinan yang tidak bersedia menerima masukan dari para
anggotanya.
Selain penyampaian komunikasi tersebut, ada juga cara penyampaian komunikasi
dengan cara horizontal yaitu pengomunikasian yang dilakukan di antara para
anggota sendiri. Dalam organisasi sekolah, misalnya, antara guru dengan guru,
kepala sekolah dengan kepala sekolah, dan sebagainya. Hal ini biasanya sangat
efektif karena tidak ada pihak yang merasa memiliki kekuasaan lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lainnya.

Komunikasi dapat dibedakan menjadi:

1. Komunikasi lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik


yang dilakukan dalam vertikal ke atas, vertikal ke bawah.

2. ataupun horizontal.

3. Komunikasi lisan harus dilakukan dengan hati-hati agar berita atau pesan
yang disampaikan benar-benar sesuai dengan tujuan. Cara
penyampaiannya pun lebih baik dengan cara yang baik dan tidak
mengandung unsur pemaksaan.

4. Komunikasi tulisan, yaitu komunikasi yang dilakukan secarajulisan,


misalnya dalam bentuk surat. Dalam melakukan komunikasi secara tulisan
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebaiknya mengikuti
kaidah ejaan yang disempurnakan.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 294


5. Komunikasi bebas, yaitu setiap personal bebas berkomunikasi dengan
sesama anggota lainnya yang dibatasi oleh kedudukan dan jabatan dalam
organisasi.

6. Komunikasi terbatas, yaitu komunikasi yang dilakukan hanya dengan


orang tertentu saja yang setingkat kedudukannya dalam organisasi.

Selain itu, komunikasi juga dapat dibedakan atas:

 Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara menyeluruh


ke semua arah, dari pimpinan hingga kepada personal yang paling rendah
kedudukannya dalam organisasi, yang harus diketahui oleh seluruh
anggota organisasi.

 Komunikasi informal, yaitu komunikasi yang hanya dilakukan


berdasarkan hubungan pribadi dan sosial para anggota. Komunikasi ini
lebih diarahkan pada tuj uan-tujuan organisasi.

 Komunikasi ekstern, yaitu penyampaian informasi ke luar organisasi.


Dalam arti komunikasi dilakukan dengan orang atau badan di luar
organisasi tersebut.

 Komunikasi intern, yaitu penyampaian informasi antarsesama anggota


organisasi.

Mills dan Standingford berpendapat bahwa dalam berkomunikasi perlu


memperhatikan hal-hal berikut, yaitu:

1. Kecepatan, yaitu memperhatikan waktu yang dibutuhkan untuk


mengirimkan berita. Hal ini mempengaruhi cara pengiriman berita, yaitu
apakah berita akan disampaikan melalui surat, telepon, e-mail, ataupun
sarana lainnya.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 295


2. Kecermatan, yaitu kecermatan dalam menulis berita sehingga isi berita
yang akan disampaikan benar-benar sesuai dengan maksud penyampaian
berita.

3. Keselamatan, yaitu yang menyangkut keselamatan pengiriman berita agar


diterima oleh komunikan dengan tepat. Sehubungan dengan hal ini, perlu
diperhatikan cara pengiriman berita yang menjamin agar berita tidak
hilang dalam perjalanan.

4. Kerahasiaan, untuk menjamin bahwa orang yang tidak ber¬kepentingan


tidak mengetahui isi berita.

5. Warkat, apakah berita yang disampaikan akan disampaikan dengan lisan


atau tulisan.

6. Kesan. Komunikasi disampaikan perlu diupayakan agar me¬ninggalkan


kesan yang baik oleh si penerima.

7. Biaya. Dalam pengiriman berita harus sesuai dengan biaya yang


disediakan. (The Liang Gic, halaman 87-88).

Adapun media komunikasi yang dapat digunakan adalah:

 Media auditif, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera


pendengaran. Bentuk komunikasinya adalah komunikasi secara lisan dan
alat yang digunakan adalah radio, televisi, teleoon, dan sebagainya.

 Media visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera penglihatan.


Bentuk komunikasinya adalah komunikasi tulisan dan alat yang digunakan
adalah majalah, surat, brosur, koran, gambar, diagram, dan lain-lain.

 Media audio visual, yaitu informasi yang disalurkan melalui indera


penglihatan dan indera pendengaran. Bentuk komunkasinya adalah

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 296


komunikasi lisan dan tulisan dan alat yang digunakan adalah slide. televisi,
film, dan sebagainya.

6.PENGONTROLAN (CONTROLLING)

Bagaimanapun baiknya kegiatan yang dilakukan dan teraturnya koordinasi


yang dilakukan dalam kegiatan organisasi bila tidak dilakukan upaya
pengontrolan maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan sempurna.
Kegiatan pengontrolan ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan perencanaan semula di samping mengetahui hasil-
hasil yang telah dicapai dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, tindakan
pengontrolan juga dapat mengetahui kesalahan atau penyimpangan yang
dilakukan oleh anggota organisasi sehingga dapat dicarikan jalan pemecahannya.
Fungsi kegiatan pengontrolan yang lainnya adalah menentukan data-data yang
menjadi penyebab adanya penyimpangan dalam organisasi, data untuk
meningkatkan pengembangan organisasi, dan data mengenai hambatan yang
ditemui oleh seluruh anggota organisasi. Selain itu, fungsi kegiatan pengontrolan
juga mengetahui sejauh mana tujuan organisasi yang telah tercapai.

Pengontrolan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.


Pengontrolan yang dilakukan secara langsung dilakukan melalui kegiatan
pengawasan ditempai Adapun pengontrolan yang dilakukan secara tidak langsung
adalah pengontrolan yang dilakukan melalui kebijakan-kebijakan, pemberian
instruksi melalui surat edaran, dan sebagainya.

Beberapa ha! yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pengontrolan


adalah mengutamakan sikap objektivitas sehingga tidak ada pihak yang merasa
dirugikan, bersifat fleksibel untuk menyesuaikan perubahan situasi yang mungkin
terjadi, mencegah agar penyimpangan yang terjadi tidak terulang kembali, dan
melibatkan orang-orang yang dinilai sehingga dapat diketahui masalah yang
sebenarnya yang memudahkan penemuan cara pemecahannya.

Adapun faktor yang menyebabkan diperlukannya kegiatan pengontrolan adalah


adanya perbedaan tujuan antara organisasi dengan anggota personal administrasi
dan adanya jangka waktu tertentu pada saat tujuan dirumuskan dan pada saat

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 297


tujuan tercapai. Kegiatan pengontrolan ini semakin efektif bila hal-hal
yangTlikontrol mencakup keseluruhan bagian dalam organisasi, juga bila
dilakukan secara berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu. Pengontrolan
yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan tidak dilakukan secara kontinu
tidak akan memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengontrolan adalah


melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kegaiatan organisasi terlebih dahulu,
kemudian mengecek laporan pertanggungjawaban dari setiap unit kegiatan dan
mengumpulkan semua informasi dari keseluruhan unit kegiatan yang dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menentukan apakah kegiatan tersebut dilakukan
sesuai dengan standar pokok yang telah ditentukan. Pengontrolan ini bukan hanya
untuk mengecek kelengkapan kegiatan yang dilakukan, melainkan juga
mengencek apakah hasil dari kegiatan yang dilakukan oleh keseluruhan kegiatan
telah sesuai dengan tujuan.

Dalam organisasi pendidikan sekolah, pengontrolan ini ditujukan untuk


memberikan bimbingan dan pengarahan., pemeriksaan, dan penilaian.
Pengontrolan ini dipegang oleh kepala sekolah. Ia harus memberikan bimbingan
dan arahan serta mengontrol sejauh mana para guru menjalankan tugasnya dalam
usaha mengembangkan potensi siswa. Selain itu, ia juga harus mengontrol
kegiatan tata usaha sekolah seberapa jauh mereka melakukan fungsi-fungsi
administrasi sekolah dan apakah hasilnya telah sesuai dengan yang diharapkan.
Bila menemukan penyimpangan-penyimpangan, baik yang dilakukan oleh guru,
petugas administrasi, ataupu para siswa, sebaiknya kepala sekolah berusaha
mencari cara untuk memecahkannya. Bila permasalahan yang ada sangat
kompleks, sebaiknya melibatkan guru, staf tata usaha, ataupun bagian lainnya atau
kepada petugas kantor wilayah dan menampung pendapat mereka hingga
menemukan pemecahan yang terbaik.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kegiatan pengontrolan ini dilakukan bukan
mencari-cari kesalahan orang lain ataupun memberikan hukuman kepada mereka
yang telah melakukan penyimpangan, melainkan untuk mengadakan perbaikan

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 298


dalam usaha menyelesaikan semua permasalahan yang ada demi kepentingan
tujuan organisasi. Selain itu.

7.PENILAIAN (EVALUATING)

Proses terakhir dalam proses kegiatan administrasi adalah penilaian Itau


evaluasi. Dengan melakukan penilaian, dapat diketahui efektivitas Ktiap kegiatan
organisasi serta dapat diketahui kelemahan dan kelebihan r lama berlangsungnya
proses administrasi. Kelemahan yang ada dapat dicarikan jalan keluarnya dan
kelebihannya dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Selain itu, dapat diketahui
apakah seluruh rangkaian kegiatan dalam organisasi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, apakah seluruh proses administrasi telah berjalan dengan baik, apakah
komunikasi nntarpersonal telah menciptakan kerja sama yang baik, dan apakah
tujuan yang diharapkan telah tercapai.

Penilaian sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga dapat dijadikan landasan


untuk melakukan perbaikan pada semua bidang administrasi. Penilaian ini juga
harus didukung oleh fakta-fakta yang dapat membawa ke arah perubahan yang
positif serta memberikan cara terbaik untuk membuat keputusan. Unsur
objektivitas penilai juga turut berperan dalam memberikan penilaian. Selain itu,
penilai harus memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik penilaian yang baik,
bersedia menerima kritikan konstruktif dari pihak lain.

Beberapa tahap dalam penilaian adalah menentukan aspek-aspek yang akan


dinilai, menentukan kriteria penilaian, kemudian mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan kriteria tersebut. Semua data yang terkumpul
diakumulasikan sehingga diperoleh kesimpulan serta menyeluruh. Dari
kesimpulan inilah dapat diketahui bagian mana saja dari kegiatan organisasi yang
perlu dihilangkan, ditambah atau ditingkatkan dan bagian manakah yang perlu
dipertahankan.

Dalam organisasi, pendidikan di sekolah, penilaian ini dilakukan oleh


kepala sekolah dengan bantuan guru, petugas tata usaha, atau pihak lainnya yang
berkompeten. Semua bagian yang dilibatkan dalam penilaian ini harus memiliki
kesamaan pandangan dan bertanggungjawab atas terwujudnya tujuan yang

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 299


diharapkan oleh sekolah. Setelah melakukan penilaian,masing-masing bagian
memberikan hasil penilaiannya kepada kepala sekolah, kemudian secara bersama-
sama membahas penilaian tei sebui dan membuat kesimpulan.

Penilaian dilakukan secara berkala, serta mencakup semua lingkup yang ada
disekolah dan dilakukan secara menyeluruh. Dengan adanya penilaian ini, sekolah
akan mampu menyediakan kebutuhan siswa, menentukan program pendidikan
yang sesuai dengan para siswanya, dan menghasilkan lulusan-lulusan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik. Di samping itu, penilaian
dalam organisasi pendidikan di sekolah dapat mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh personal di sekolah, sehingga penyimpangan
tersebut tidak bertambah luas. Keuntungan lainnya dalam melakukan penilaian ini
adalah dapat mengetahui apakah metode yang digunakan sekolah telah
dilaksanakan dengan baik dan berhasil guna, apakah kemajuan belajar para siswa
terus meningkat, apakah lulusannya memperoleh pengetahuan yang baik, apakah
kesukaran dan kelemahan yang ada dalam sekolah dapat teratasi, apakah perlu
mengubah metode yang telah digunakan, dan hal lainnya.

E. Pengelolaan Pembelajaran

Ditinjau dari segi etimologi, istilah pengelolaan berasal dari kata “kelola ”
dan kata kerjanya “mengelola ” atau mengelolakan. Mengelolakan berarti
mengurus, melakukan, penyelenggarakan. Sedangkan ditinjau dari terminologi
atau pengertiannya, Drs.Winarno Hamiseno sebagaimana dikutip oleh Drs.
Suharsimi Arikunto menjelaskan Pengelolaan adalah Substansi dari mengelola.
Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang di mulai dari penyusunan
data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan
dan penilaian. dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan sesuatu
dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan
pengelolaan selanjutnya.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 300


Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik
sifatnya intruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal
apabila dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang menguntungkan
bagi peserta didik. Perlu disadari pula bahwa bekerja dalam dunia pendidikan
khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan, kita tidak bisa bertindak seperti
seorang juru masak dengan resep buku masakan nya. suatu masalah yang timbul
mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu pada saat tertentu dan pada
seorang atau sekelompok peserta didik tertentu. Akan tetapi cara tersebut tidak
dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang sama, pada waktu berbeda,
terhadap sekelompok peserta didik yang lain. Dengan mengkaji konsep dasar
pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis,
akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat mengelola
proses belajar mengajar secara lebih baik.

Pengelolaan disini ada dua yaitu pengelolaan pembelajaran dan


pengelolaan kelas, yang mana keduanya ini adalah suatu kegiatan yang sangat erat
hubungannya namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena disini
mempunyai tujuan yang berbeda. Kalau pembelajaran mencakup semua kegiatan
yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan pembelajaran
(menentukan peserta didik, menyusun rencana pembelajaran, menentukan media
dan strategi kemudian menganalisis hasil belajar mengajar). Maka pengelolaan
kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan
“raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
dikelas dan sebagainya). Dengan perkatan lain, di dalam proses belajar mengajar
di sekolah dapat di bedakan adanya dua kelompok masalah yaitu masalah dalam
pembelajaran dan masalah pengelolaan kelas.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 301


mencapai tujuan belajar tertentu. Menurut Degeng pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam
pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa. Sering terjadi dalam suatu peristiwa mengajar
dan belajar, antara guru dan siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan
materi pelajaran di depan kelas.dalam suatu proses pembelajaran selama
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar. Sementara
di bangku siswa juga asyik dengan kegiatanya sendiri, melamun, ngobrol bahkan
juga mengantuk. Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses pembelajaran,
karena dua komponen penting dalam system pembelajaran tidak terjadi kerja
sama. Dalam suatu peristiwa belajar dan mengajar dikatakan terjadi suatu
pembelajaran, manakala guru dan siswa secara sadar bersama-samamengarah
pada tujuan yang sama.

Adapun beberapa administrasi yang harus disiapkan oleh seorang guru,


seperti:

1. Program Tahunan
2. Kalender Pendidikan (Download Kalender Pendidikan Tahun
2015/2016)
3. Program Semester
4. Silabus
5. Analisis SK/KD atau Pemetaan
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
7. Bahan Pembelajaran
8. Media Pembelajaran
9. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM)
10. Daftar Nilai
11. Daftar Kelas
12. Lembar Kerja Siswa (LKS)
13. Analisis Soal

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 302


14. Program Remedial dan Pengayaan
15. Analisis Hasil Belajar
16. Jurnal Kegiatan
17. Batas Pembelajaran
18. Buku Tamu Kelas
19. Denah Tempat Duduk siswa
20. Buku Inventaris Kelas
21. Buku Penerimaan Raport
22. Buku Pengembalian Raport

F. Bidang-Bidang Tugas Administrasi Pendidikan

Dimuka sudah dikatakan bahwa administrasi pendidikan berfungsi sebagai alat


bagi lembaga pendidikan. Ini berarti bahwa administrasi pendidikan tidak
memberikan sumbangan langsung terhadap pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan hanya melaksanakan segala upaya yang mungkin agar
proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan lancar, efisien dan efektif.
Meskipun beraneka ragam aspek yang diperhatikan dan kegiatan yang dilakukan
oleh administrasi pendidikan, namun pada galibnya semua itu dapat digolongkan
atas beberapa kategori atau bidang kegiatan pokok antaranya :

1. Administrasi Kurikulum

Di Indonesia, kurikulum ditentukan secara terpusat di tingkat Nasional. Ruang


lingkup bahkan sekuensanya ditentukan secara sentral. Oleh karena itu, sekolah-
sekolah yang sejenis dan setingkat menggunakan kurikulum yang sama.
Konsekuensi sistem sentralisasi kurikulum ini antara lain adalah sekolah-sekolah
hanya tinggal melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Diantara kegiatan
yang dapat dan perlu dilakukan oleh sekolah dalam rangka administratif
kurikulum adalah :

a. Penyusunan kalender pengajaran tahunan.

b. Penyusunan jadwal pengajaran harian dan mingguan.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 303


c. Pencarian dan pengembangan sumber-sumber belajar.

d. Pengembangan persiapan mengajar.

e. Pengembangan kegiatan-kegiatan kokurikuler.

f. Pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan, dan pelaporan hasil-hasil


belajar.
g. Pengembangan strategi dan teknik-teknik mengajar-belajar.

2. Administrasi Personil

Pada umumnya personil pendidikan dibedakan atas personil instruksio-nal dan


personil noninstruksional. Di Indonesia tergolong atas tenaga edukatif dan tenaga
administratif. Tenaga edukatif seperti guru melaksanakan tugas-tugas pengajaran,
sedangkan tenaga administratif melaksanakan tugas-tugas administratif dalam arti
yang luas. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan dalam rangka administrasi
personil ini. Diantaranya yang paling penting adalah :

a. Penentuan kebutuhan akan tenaga personil yang diperlukan, baik jumlah jenis
maupun kualifikasinya.

b. Perumusan deskripsi pekerjaan.

c. Penyusunan struktur kompensasi.

d. Penyusunan struktur organisasi.

e. Penggerakkan.

f. Seleksi.

g. Pengusulan pengangkatan menjadi calon pegawai.

h. Penempatan dan poenyelenggaraan masa orientasi.

i. Penyelenggaraan masa percobaan.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 304


j. Penilaian untuk keperluan pengembangan, promosi, penurunan pangkat atau
kedudukan, transfer dan pemberhentian.

3. Administrasi Sarana

Banyak sekali jenis sarana pendidikan yang diperlukan oleh lembaga-lembaga


pendidikan. Dalam bidang sarana umum misalnya adalah gedung dan lingkungan
fisik sekolah. Perabot sekolah seperti lemari, meja dan kursi atau bangku, papan
tulis, mesin tik, mesin stensil. Di bidang sarana instruksional termasuk buku-buku,
alat peraga, perlengkapan laboratorium, dan berbagai media instruksional lain.
Tidak pula dilupakan fasilitas olah raga dan kesenian.
Upaya yang perlu dilakukan berkenaan dengan pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, perawatan, pemeliharaan, dan pengaman sarana dimaksud. Yang
penting diperhatikan disini adalah segala sarana yang tersedia hendaknya
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu penting dilakukan upaya agar
sarana senantiasa fungsional dalam artian selalu siap bila sewaktu-waktu
diperlukan.

4. Administrasi Keuangan

Sumber-sumber keuangan sekolah yang utama adalah Pemerintah dan orang tua
siswa. Melalui usaha POMG dapat pula diperoleh sumbangan dari pihak swasta.
Atas usaha sekolah sendiri pun dapat diperoleh dana tambahan, umpamanya
dengan membuka koperasi sekolah, peternakan, usaha kerajinan, perkebunan dan
dari pameran atau pertunjukan sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam administrasi keuangan ini antara lain


meliputi:

a.Penyusunan anggaran lengkap dengan peruntukannya

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 305


b.Pencarian sumber-sumber keuangan tanpa melanggar peraturan-peraturan yang
berlaku.

c.Pengaturan pemasukan, penyimpanan, pengalokasian, pembelanjaan atau


penggunaannya.

d. Pencatatan atau pembukuan.

e.Pemeriksaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban.

5. Administrasi Siswa

Prinsip-prinsip yang berlaku dalam administrasi personil yang telah dibicarakan di


muka pada dasarnya terpakai juga dalam administrasi siswa. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam rangka ini antara lain :

a. Penentuan daya tampung sekolah.


b. Penentuan syarat-syarat, prosedur dan pelaksanaan pendaftaran.
c. Seleksi.
d. Pengelompokkan.
e. Penetapan dan pembinaan disiplin siswa.
f. Evaluasi siswa untuk berbagai keperluan seperti kenaikan kelas.
g. Pelaporan dan penyimpanan catatan data tentang siswa.
h. Administrasi Layanan-layanan Khusus

Untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar, berbagai layanan khusus bagi siswa


perlu dikembangkan dan diatur penyelenggaraannua. Tujuannya adalah agar setiap
siswa dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari situasi belajar-mengajar
yang dilaksanakan di sekolah. Layanan-layanan khusus dimaksud antara lain
layanan bimbingan dan penyuluhan, layanan psikologis, layanan kesehatan,
layanan makanan dan minuman dan layanan transportasi serta pemberian bantuan
finansial atau material.

7. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 306


Sekolah adalah salah satu lembaga sosial yang melayani anggota-anggota
masyarakat di bidang pendidikan. Sekolah-sekolah hidup di tengah-tengah
masyarakat dan kelangsungan hidupnya banyak ditentukan oleh masyarakat.
Komponen utama di sekolah adalah anggota-anggota masyarakat, yaitu para
siswa, yang harus dilayani sebaik-baiknya. Sekaligus berarti bahwa yang terutama
memetik hasil pendidikan itu juga adalah masyarakat.

Hubungan dan kerjasama masyarakat hendaklah dipelihara dan ditingkatkan


secara aktif oleh sekolah.

Dalam hubungan ini Burrup menunjukkan ciri-ciri hubungan sekolah dan


masyarakat yang baik :

a. Jujur dalam maksud dan dalam pelaksanaan.


b. Implisit atau tersirat dalam seluruh program sekolah.
c. Berkesinambungan dalam penyelenggaraannya.
d. Positif dalam pendekatan.
e. Bersifat komprehensif,peka dan sederhana dalam segi konsep dan
perumusannya.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 307


DAFTAR PUSTAKA
Aditya Media.Nawawi, Hadari. 1989. Organisasi Kelas sebagai Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

Marlina. 2010. Struktur Organisasi. [online] tersedia. 25 April


2011.http://marlinafis.blogspot.com/2010/04/sistem-dan-struktur-organisasi-
sekolah.html

Pmancoffeemix. 2010. Kurikulum Organisasi Sekolah. [online] tersedia. 25 April


2011. http://pmancoffeemix.wordpress.com/2010/12/18/kurikulum-tentang-
organisasi-sekolah/

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Pendidikan dan Pelatihan


Pengorganisasian Sekolah. [online] tersedia. 25 April
2011.www.google.com/pengorganisasian sekolah 1

Kencana Syafiie, Inu. 2006. Ilmu Adminisrasi Publik. Jakarta: Rineka Cipta.

Simon, Herbert. 1959. Public Administratio. New York: Alfred Knopf.

White, Leonard.1955. introduction to The Study of Public Admnistration. New


York: The Mac Millan Company.

Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Wiyono, Ketang. 2015. Mdul profesi kependidikan. Indralaya: Universitas


Sriwijaya.

Struktur Organisasi Sekolah dan Administrasi Pendidikan 308

Anda mungkin juga menyukai