Anda di halaman 1dari 12

KOMODIFIKASI KONFLIK PERCINTAAN SINETRON IKATAN CINTA

DALAM TAYANGAN TELEVISI


KOMODIFIKASI KONFLIK PERCINTAAN SINETRON IKATAN CINTA

DALAM TAYANGAN TELEVISI

Latar belakang

Televisi merupakan salah satu media hiburan utama bagi masyarakat


Indonesia. Khususnya di masa pandemic Covid-19 saat ini. Wabah global yang
terjadi di seluruh dunia ini telah merubah tatanan kehidupan masyarakat.
Masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu dan aktivitasnya di rumah, bekerja
dari rumah dan sekolah dari rumah demi mencegah penularan Covid-19. Tayangan
televisi menjadi salah satu tontonan hiburan dan mencari informasi dan terkadang
menjadi rutinitas bagi sebagian orang.

Data Nielson, dalam Ikrima, dkk, 2018 mencatat bahwa saat ini televisi
masih berkontribusi paling tinggi dengan total belanja iklan sebesar Rp 65, 1 triliun
pada periode Januari-Juli 2017, kemudian diikuti oleh surat kabar sebesar Rp 15,6
triliun. Lalu radio sebesar Rp 811,8 Miliar serta tabloid sebesar Rp 686,6 Miliar. Data
tersebut menunjukan bahwa televisi juga masih menjadi media utama bagi
perusahan yang bergerak pada bisnis periklanan untuk mengiklankan produknya.
Televisi juga memiliki dambak besar dalam mempengaruhi masyarakat sehingga
sangat efektif untuk meningkatkan daya beli masyarakat akan suatu produk.

Masyarakat disajikan dengan banyak program – program televisi yang


menarik oleh berbagai stasiun televisi yang ada seperti Indosiar, Trans TV, trans 7,
RCTI, MNC TV, RCTI, Metro TV, TV One dan , TVRA dan GTV, ANTV, dan NET TV.
Salah satu program yang banyak ditayangkan di beebrapa stasiun televise adalah
sinetron, yang banyak di gemari masyarakat khususnya ibu-ibu dan juga remaja.
Salah satunya adalah sinetron Ikatan Cinta yang tayang di stasiun televise RCTI
setiap hari pukul 19.30. Sinetron ini menjadi salah satu tayangan yang paling banyak
peminatnya, padahal isu yang diangkat tidak jauh berbeda dengan sinetron
yang ditayangkan di stasiun televisi lainnya, seperti masalah konflik percintaan,
perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, dan bahkan perkawinan anak
dalam sinetron berjudul Zahra yang saat ini sedang ramah diberitakan, yang
sebenarnya diangkat dari realitas-realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

Namun, ternyata, sinetron Ikatan Cinta, yang tayang sejak hampir 1 tahun
yang lalu, tepatnya pada Bulan Oktober 2020 telah memecahkan rekor rating
tertinggi dari semua program televisi untuk penanyangan pada tanggal 23 Februari
2021 lalu yaitu sebesar 14,6 dan share 51,4. Stasiun RCTI telah mencatat sejarah
sebagai stasiun televisi yang meraih rating tertinggi sepanjang 15 tahun terakhit ini.
Hal ini membuat stasiun televisi RCTI kebanjiran pengiklan.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara deskriptif melalui
studi literature bagaimana Komodifikasi Konflik Percintaan Sinetron Ikatan Cinta
dalam Tayangan Televisi RCTI.
Konsep/Teori

Ekonomi Politik Media

Menurut Vincent Mosco (1996:25-38) dalam Dani Fadillah, 2015, ekonomi


politik dalam arti luas masuk dalam ranah kajian mengenai kontrol dan pertahanan
kehidupan sosial. Secara spesifik, Kontrol berperan dalam pengaturan individu dan
anggota kelompok secara internal, agar dapat bertahan harus memproduksi sesuatu
yang dibutuhkan agar dapat memproduksi kembali diri mereka sendiri. Secara
otomatis, proses kontrol ini bersifat politis karena saat proses itu berlangsung akan
melibatkan pengorganisasian sosial hubungan-hubungan dalam sebuah komunitas
dan pada dasarnya, proses bertahan akan bersifat ekonomis, sebab berhubungan
dengan persoalan produksi dan reproduksi. Sedangkan dalam arti sempit, ekonomi
politik adalah kajian dalam ranah relasi sosial, khususnya dalam hal kekuasaan
membentuk produksi, distribusi dan konsumsi sumberdaya, seperti surat kabar,
buku, video, dan film untuk khalayak.

Pendekatan ekonomi politik fokus pada kajian mengenai hubungan antara


stuktur ekonomi politik, dinamakan industri media, dan ideologi media. Kajian
diarahkan pada kepemikian, kontrol dan operasional pasar media.

Selain itu, menurut Garnham dalam McQuail, 2000:82 dalam Machyudin,


2013, sifat utama pendekatan ekonomi politik adalah produksi mediayang ditentukan
oleh pertukaran nilai isi media yang berbagai macam di bawah kondisi tekanan
ekspansi pasar dan juga ditentukan kepentingan ekonomi politik pemilik dan
pembuat kebijakan media.

Menurut Sudibyo, 2020 dalam Jamhur, 2019, menyatakan pendekatan


ekonomi politik pada dasarnya mengaitkan aspek ekonomi seperti kepemilikan dan
pengendalian media. Studi ekonomi politik media melihat isi dan maksud yang
terkandung dalam pesan-pesan media ditentukan oleh dasar ekonomi dari organisasi
media yang menghasilkannya. Organisasi media komersil harus memahami
kebutuhan pengiklan dan menghasilkan produk yang sanggup meraih pemirsa
terbanyak.

Teori ekonomi politik media juga fokus pada media massa dan budaya massa,
dimana keduanya dikaitkan dengan berbagai permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat.

Komodifikasi dalam Teori Ekonomi Politik Media

Untuk memahami konsep ekonomi politik secara menyeluruh, Vincent Mosco


(1996) mejelaskan 3 konsep yaitu komodifikasi, spasialisasi dan strukturasi.

Komodifikasi adalah proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya
menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar. komodifikasi
dibagi menjadi tiga proses, yaitu: (1) Komodifikasi isi yang berhubungan dengan
content dari media yang akan disebarluaskan ke audiens. isi atau content dari media
menjadi komoditas karena mempunyai nilai jual. Proses komodifikasi ini dimulai
ketika pelaku media mengubah pesan melalui teknologi yang ada menuju sistem
interpretasi yang penuh makna hingga menjadi pesan yang marketable; (2)
Komodifikasi audiens yaitu proses media massa menghasilkan khalayak dan
menyerahkannya kepada pengiklan. Khalayak merupakan komoditi paling vital,
Khalayak membuat media memperoleh keuntungan dari iklan. Disini, pemasang iklan
membayar perusahaan media untuk mengakses khalayak, khalayak diserahkan
kepada perusahaan pengiklan; dan (3) Komodifikasi pekerja, yang berhubungan
dengan bagaimana pekerja dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan media.

Isi media menjadi komoditas utama untuk dijual di pasar da nisi pesan yang
disampaikan oleh media diatur oleh apa yang akan diambil oleh pasar.

Spasialisasi merupakan transformasi jarak dan waktu atau proses


perpanjangan institusional media melalui bentuk korporasi dan besarnya badan
usaha media. Spasialisasi membahas tentang penyebaran produk oleh media kepada
audiens atau khalayak tanpa terhalang oleh ruang dan waktu dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi. Perluasan jangkauan
institusi/korporasi dapat berlangsung dalam dua cara, yaitu integrasi horizontal dan
integrasi vertikal. Integrasi horizontal terjadi ketika suatu perusahaan media
membeli saham mayoritas media lain atau media menanamkan modalnya dalam
perusahaan di luar perusahaan media yang dimiliki sebelumnya. Sedangkan integrasi
vertikal merupakan bentuk perluasan institusi pada level unit produksi yang berbeda.

Struktutasi, yaitu, menyatukan gagasan dan agensi, proses dan praksis sosial ke
dalam analisis struktural. Kehidupan sosial secara substansial terdiri atas struktur
dan agensi. Karakteristik penting dari teori ini adalah kekuatan yang diberikan pada
perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses yang menggambarkan bagaimana
struktur di produksi oleh agen yang bertindak melalui medium struktur. Jadi
strukturasi hendak menyeimbangkan kecenderuangan analisi ekonomi-politik dalam
menggambarkan struktur dengan menggambarkan ide-ide agensi, hubungan sosial,
proses serta praktek sosial. Hasil akhir dari strukturasi adalah serangkaian hubungan
sosial dan proses kekuasaan diorganisasikan di antara kelas, gender, ras dan
gerakan sosial yang masing-masing berhubungan satu sama lain.

Konsep Hiperealitas

Hiperealitas terjadi karena adanya rekayasaa makna di dalam media. Dunia


hiperealitas adalah ruang semu namun mampu mempengaruhi subjek secara kuat.
Dalam dunia hiperealitas batasannya dengan kehidupan nyata/keseharian menjadi
lenyap. Dunia hipereaalitas menyerap hasrat manusia untuk selalu mengkonsumsi.
(www.binus.ac.id).

Niklas Luhman dalam Ikrama, dkk, 2018, menjelaskan bahwa terdapat dua
kenyataan dalam masyarakat, yaitu kenyataan sebenarnya atau disebut sebagai
realitas pertama dan kenyataan dalam media yang disebut sebagai realitas ke dua.
Menurut Niklas, kondisi tersebut merupakan realitas ganda dimana realitas dunia
saat ini juga merupakan realitas media karena segala informasi seperti status Covid-
19 saat ini bisa di dapatkan melaui media, kita juga mencari hiburan dari media.
Luhman juga mengatakan bahwa realitas yang disampaikan media telah
dimanipulasi, sehingga realitas yang disampaikan media tidak selamanya benar.
Media terkadang menyampaikan hal yang benar atau bahkan salah atau sebagian
benar dan sebagian lagi salah.
Pembahasan

Sinetron Ikatan Cinta merupakan tayangan produksi stasiun televisi RCTI,


yang berada di bawah PT Media Citra Nusantara Tbk. (MNCN). Sinetron ini tayang
setiap hari pukul 19.30. Ikatan Cinta, yang sudah mulai tayang sejak Bulan Oktober
2020 Tahun lalu ini, banyak digemari penonton khususnya ibu-ibu dan remaja
sampai bapak-bapak. dan telah menjadi sinetron terpopuler. Ikatan Cinta menjadi
sinetron terpopuler saat ini dan telah berhasil memecahkan rekor rating dengan
berada di pucuk daftar rating semua program televisi untuk penayangan Selasa, 23
Februari 2021. Bahkan, karena ratingnya yang sangat tinggi, para pengiklan sudah
antri untuk menanyangkan iklannya. Pada episode 192, sinetron Ikatan Cinta
mencatatkan 136 iklan dalam 4 segmen di luar sinetronnya, dan 17 iklan di dalam
sinetron Ikatan Cinta. Banyaknya peminat pengiklan di RCTI, dimanfaatkannya
dengan skema bundling, setiap pengiklan yang menginginkan spot di RCTI harus
memesan spot secara paket bersama dengan iklan di stasiun TV milik grupnya pula
seperti GTV, Inews TV, ataupun MNC TV. Sehinggga pendapatan secara grup lebih
tinggi.

Rating yang tinggi yang telah dicapai RCTI, dihasilkan dengan menjual konten
konflik percintaan karena memiliki nilai komoditi atau nilai jual. Komodifikasi
dinamika konflik percintaan yang dibumbui dengan dengan lelucon-lelucon lucu
dan prilaku romantis yang diperankan oleh bintang utama, Arya Saloka sebagai
Aldebaran dan Amanda Manopo sebagai Andin dalam alur cerita sinetron produksi
MNC Pictures ini sangat suskes membuat penonton terbawa perasaan. Rekayasa
konflik percintaan ditengah stress saat pandemic Covid-19 yang masih melanda
tanah air ini, membangun fantasi bagi mereka yang menonton. Selain itu, peranan
tokoh utama yang menjadi idola juga berhasi menarik perhatian penonton.

Sinetron Ikatan Cinta mengadung nilai-nilai positif atau pembelajaran yang


bisai diambil, diantaranya yaitu: (1) nilai kejujuran dalam menjalin hubungan dengan
rasa cinta, yang dapat dilihat dari cerita di dalamnya dimana Al menikahi Andin
dengan kebencian, dendam, dan kebohongan sehingga di awal pernikahan, rumah
tangganya tidak terbangun dengan baik bahkan jauh dari kata harmonis dan
bahagia; 2) memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang psikiater. Banyak
masyarakap beranggapan psikiater hanya untuk orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa. hal itu dipatahkan oleh ucapan Al yang mengatakan bahwa psikiater
tidak hanya untuk orang-orang yang memiliki ganguan kejiwaan, namun Psikiater
juga membantu menyelesaikan permasalahan yang mungkin tidak bisa dimengerti
oleh orang lain; (3) menepati janji. Sifat Al salah satunya adalah menepati janji. Hal
ini tergambar dari beberapa momen yang terjadi ketika event sekolah anaknya. Saat
itu, Reina (anak) yang harus ditemani oleh mamanya mengikuti lomba namun belum
datang, sehingga Al janji untuk membawa mamanya agar hadir di lombanya dan
dengan perjuangannya, Al bisa menepati janjinya; (4) tanggung jawab dan loyalitas.
Gambaran ini dapat kita lihat dari asisten pribadi Al, yaitu Rendi yang selalu
mengikuti arahan dari atasannya. Sesulit apapun pekerjaannya, pasti dilakukan
dengan baik meskipun resiko yang harus ditanggung oleh diri sendiri; (5) masalah
perceraian. Membahas masalah perceraian, yang terbayang dibenak kita sudah
sangat mustahil untuk bersatu lagi. Tetapi dalam sinetron ini justru digambarkan
bahwa setiap perceraian bisa batal. Asalkan salah satu pasangannya mampu
berjuang untuk mempertahankan hubungannya tersebut. Selain itu, faktor psikis dan
tumbuh kembang anak juga menjadi pertimbangan agar tidak bercerai.

Berbagai konflik percintaan, yang banyak dialami masyarakat dalam


kehidupan nyata menjadi hal yang menarik untuk diangkat, hal ini memenuhi
kebutuhan masyarakat khususnya terkait peran media sebagai hiburan sehingga
sinetron ini masih bertahan dan terus diproduksi hingga saat ini. Hingga Mei 2021,
sinetron in masih menempati rating pertama. Rating menentukan umur sebuah
program tayangan untuk terus diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi.

Sinetron Ikatan Cinta merupakan realitas media, yang bagi sebagian


masyarakat dipandang juga sebagai realitas sebenarnya, karena terjadi dalam
kehidupan sosialnya.
Penutup

Dalam Industri media, untuk dapat bertahan menjalankan bisnis media


tersebut harus memproduksi program atau tayangan yang menarik, kreatif, dan
inovatif dengan melihat kebutuhan pasar dalam hal ini khalayak, sehingga dapat
menghasilkan produk yang dapat meraih banyak penonton. Dan juga tepat dalam
menentukan komodifikasi isi program yang akan disebarkan kepada masyarkat.
Selain itu, media sebagai industri, juga harus seimbang menjalankan fungsinya
utamanya yaitu, memberikan informasi, edukasi, hiburan dan sebagai kontrol sosial
bagi masyarakat. Masyarakat harus dapat memilih dengan bijak tayangan/hiburan
yang akan di tontonnya. Kita harus melihat secara positf bahwa tidak semua
tayangan seperti sinetron, berita, mistis, infotaiment memberikan dampak negatif.
Kontrol terhadap proses produksi, distribusi dan konsumsi harus terus dilakukan
demi penyempurnaan program.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:

Edenzwo Zera S, dkk (2018). Komodifikasi, Spasilisasi, dan Strukturasi dalam


Media Baru di Indonesia (Ekonomi Politik Komunikasi Vincent Mosco
pada Line Webtoon). National Conference of Creative Industry:
Suistainable Tourism Industry Economic Development.

Fadillah, Dani (2015). Komodifikasi Seksual dalam Kepentingan Ekonomii


Portal Berita Online. Informasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 45.
Nomor 2.

Nurfikria, Ikrima (2018). Komodifikasi Konflik dalam Tayangan Televisi (Kajian


terhadap Program Acara Pagi-Pagi Pasti Happy di Trans TV). Volime
1 Nomor 1.

Poti, Jamhur (2019). Ekonomi Politik, Media dan Ruang Publik. Jurnal
Semiotika. Vol. 13 (No. 2): no. 200-206.

Buku:

Agung, Machyudin H. (2013). Kapitalisme Media. Jakarta. Aura Pustaka.

Website:

https://binus.ac.id/malang/2020/12/generasi-z-dan-hiperealitas/ pukul 09.00

https://market.bisnis.com/read/20210311/192/1366583/pengiklan-di-
sinetron-ikatan-cinta-bejibun-mnc-grup-kian-untung

http://klikdinamika.com/pesan-tersembunyi-dari-sinetron-ikatan-cinta.html
https://www.kompas.com/hype/read/2021/03/01/175911966/5-fakta-
menarik-ikatan-cinta-sinetron-rcti-dengan-rating-tertinggi?page=all

https://portaljember.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-161982412/top-10-rating-
acara-tv-terbaik-per-30-mei-2021-master-chef-indonesia-mulai-susul-
ikatan-cinta

Anda mungkin juga menyukai