Anda di halaman 1dari 24

APLIKASI AKUNTANSI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MANAJEMEN : PENYUSUNAN ANGGARAN KOMPREHENSIF PADA


BISNIS V-BOX

Dosen pengampu : Layyinaturrabaniyah,S.E., M.Si.

Disusun oleh

Qodar - 120310197001

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjadjaran 2021


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman pangan terdiri dari padi, sayur mayur, buah buahan, serta
tanaman lain yang dapat diolah menjadi bahan pangan. Memiliki potensi besar
namun di berbagai daerah di Jawa Barat masih belum dapat memanfaatkan
potensi tersebut secara maksimal. Jatinangor misalnya yang dimana merupakan
daerah basis perguruan tinggi di Jawa Barat, wilayah kecil dengan lautan
mahasiswa membuat para pebisnis berlomba lomba mendirikan berbagai
macam jenis usaha tak terkecuali bisnis olahan pangan yang cepat saji, praktis,
dan kekinian.

Olahan pangan yang cepat saji, praktis dan kekinian tentu saja sangat
menarik minat para konsumen, terutama mahasiswa maupun para pekerja yang
dirasa memerlukan makanan praktis sebagai asupan tubuh di sela sela
kesibukan yang padat. Gaya hidup seperti itu akan memiliki efek panjang
karena asupan gizi yang semakin lama akan semakin berkurang. Memasak
sayur mayur sebagai bahan pangan dianggap menjadi hal yang sulit, rumit serta
membutuhkan waktu cukup lama untuk mencari bahan masakan serta waktu
pengolahannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis membuat inovasi penjualan


sayuran dengan mengedepankan kebersihan, kesegaran serta kepraktisan dalam
mengolah atau memasak sayur yang menjadi bahan pangan bagi tubuh yang
kemudian diberi nama V-Box atau Vegetables Box. V-Box hadir untuk
memberikan kemudahan di dapur, masak apapun menjadi lebih mudah karena
bahan bahan sudah tersedia dalam satu box, juga memberikan penawaran baru
untuk yang ingin memasak tetapi sulit untuk menemukan bahan apa saja yang
dibutuhkan dalam menu makanan yang hendak dimasak.

Namun dalam menjalankan sebuah usaha diperlukan anggaran yang


komperhensif baik perkiraan anggaran yang dikeluarkan serta estimasi
pendapatan yang diharapkan sehingga bisnis V-Box ini bisa dilihat apakah
layak apabila dijalankan. Maka dari itu Penulis membuat penelitian ini melihat
aspek anggaran operasional dan anggaran finansial untuk menilai anggaran
biaya yang harus dikeluarkan oleh V-Box untuk 1 tahun kedepan.
1.2. Business Model Canvas

1.2.1. Value Proposition

V-Box ingin memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memasak


sayur, memasak sayur dengan mudah dapat membantu mereka menjaga
kebersihan dan vitamin pada sayur saat dikonsumsi

1.2.2. Customers segment, Channels, dan Customers relationship

V-Box memiliki target konsumen berupa mahasiswa dan pekerja yang


biasanya memiliki kesibukan dan tidak memiliki banyak waktu untuk memasak
namun menginginkan masak sendiri demi mejaga kesehatan makanan yang
dikonsumsi.

Pelanggan dapat menemukan V-Box melalui channel seperti Instagram


dan customer service pada kontak whatsapp, melalui media Instagram sebagai
promosi menu,iklan, dan lain sebagainya. Serta pelanggan dapat memesan
melalui kontak whatssapp yang tersedia menjadikan hubungan antara V-Box
dengan pelanggan semakin dekat.

1.2.3. Key Activites, Key resource, dan Key Partner.

V-Box memiliki kegiatan utama seperti operasional yang bergerak


menyiapkan bahan, memproduksi, pengemasan hingga sampai ketangan
konsumen. V-Box juga akan aktif dalam menggerakkan promosi untuk
meningkatkan brand awareness terhadap V-Box, dan kegiatan Finance untuk
mengelola keuangan seperti persiapan dana, catatan dana masuk dan keluar.
Serta kegiatan hubungan dengan pelanggan seperti pertanyaan maupun keluhan
yang biasanya akan ditangai oleh admin sosial media.

Dalam memenuhi kegiatan tersebut tentunya memiliki sumber daya kunci


(Key Resource) dalam operasionalnya, seperti physical asset (Sayuran, kotak),
Intelectual asset (Desain), serta Human resource seperti admin sosial media,
kurir pengantar pesanan.

Vegetable in box (V-Box) tentunya tidak bisa berdiri sendiri, V-Box


tentunya akan bekerja sama dengan beberapa elemen seperti penjual sayuran,
petani, dan supermarket untuk mendapatkan akses bahan baku seperti sayuran
dan bumbu, dan juga percetakan kardus untuk mendapatkan ukuran dan
penyimpanan kardus yang dinginkan. Pada bagian operasional V-Box akan
melakukan sewa kurir untuk pesan antar paket V-Box khusus kawasan
jatinangor. Tentunya hal ini tidak luput dari kerjasama dengan Investor dalam
hal modal bisnis untuk menggerakkan elemen operasional yang ada.

1.2.4. Revenue stream dan Cost Structure .

Struktur atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


dikelompokkan menjadi biaya produksi, biaya kemasan, biaya operasional, dan
biaya pemasaran. Dengan pengeluaran dana tertentu diharpakan mendapatkan
keuntungan dari penjualan setiap paket sayuran yang telah terjual serta
mendapatkan suntikan dana dari Investor.

BAB 2 PENYUSUNAN ANGGARAN

2.1. Asumsi Anggaran

Untuk dapat melakukan penaksiran secara lebih akurat dalam penyusunan


anggaran dalam 1 tahun, diperlukan berbagai data, informasi dan
pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menyusun anggaran. Penulis telah mengumpukan data melalui 15
mahasiswa Jatinangor dalam survei dan merangkum faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran V-Box dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Faktor Lingkungan
V-Box akan di operasikan di dekat Jatinangor yang merupakan
daerah yang memiliki target konsumen V-Box yaitu mahasiswa sebanyak
50.000 jiwa dari 4 perguruan tinggi diantaranya Institut Teknologi
Bandung, Universitas Padjadjaran, Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam
Negeri, dan Institut Koperasi Indonesia.
Dengan data tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 50.000
target konsumen dengan hasil survei yang menunjukkan dari 15
mahasiswa 80% atau 12 diantaranya lebih memilih memasak sayuran
sendiri dibandingkan membeli.
Berdasarkan data survei sebanyak 33.3% mahasiswa tertarik untuk
memasak sayuran secara instan seperti V-Box, hal ini manandakan bahwa
sebanyak 16.650 mahasiswa bersedia membeli paket sayuran V-Box.
2. Faktor Makro Ekonomi.
Pada asumsi anggaran, penulis menilai bahwa faktor makro
ekonomi juga termasuk faktor yang bisa diperhitungkan karena setiap
unit usaha harus melakukan perizinan dan membayar pajak usaha yang
dilakukan. Besar tarif PPh Final PP 23/2018 adalah 0,5% dari peredaran
bruto. UKM yang termasuk dalam kelompok yang dapat menggunakan
tarif PPh Final PP 23/2018 sebesar 0,5% ini adalah WP yang memiliki
peredaran usaha di bawah Rp4.800.000.000 dalam 1 tahun. Untuk
penentuan harga penulis menganalisis harga pesaing dengan berbagai
harga untuk sayur capcay 10.000, paket sayur asam 7.500, paket sayur
sop 5.000, maka dari itu penulis memutuskan untuk mengambil rata-rata
harga pesaing yaitu 7.500 ditambah dengan harga kotak per unit 1.000,
jadi estimasi harga adalah 8.500.
3. Faktor Budaya.
Berdasarkan survei yang dilakukan budaya membeli dan
menkonsumsi sayuran pada mahasiswa Jatinangor sangat banyak,
sebanyak 86,7% mahasiswa mengkonsumsi sayuran selama masa
perkuliahan,

4. Faktor Pendapatan.
Pendapatan merupakan unsur penting dalam penentuan harga
wajar, harga yang bersedia di beli oleh mahasiswa untuk sebuah paket V-
Box. Berdasarkan survey 46.7% mahasiswa memiliki uang <1.000.000
untuk makan selama 1 sebulan, dan sebanyak 40% mahasiswa dengan
>1.000.000 dan <2.000.000 dan sebanyak 13.3% memiliki uang makan
>2.000.000.

2.2. Penyusunan Anggaran Operasional

1. Anggaran Penjualan

Keuntungan yang diharapkan

Jumlah pembeli 16.650,00

Harga jual 8.500,00

Keuntungan yang diharapkan 141.525.000,00


Tabel 1. Anggaran Penjualan

Estimasi keuntungan yang didapat untuk 1 tahun sebesar 141.525.000, data ini
didapatkan dari jumlah estimasi jumlah pembeli dikali dengan harga yang
ditawarkan.

2. Anggaran Produksi

Untuk menentukan target ending finished good penulis menyiapkan 10% dari
total anggaran unit penjualan, dan untuk beginning finished good disiapkan
20% dari total anggaran unit penjualan.data yang lebih lengkap bisa dilihat
dibawah ini.

Anggaran Produksi
Details

budgeted unit sales 16.650,00

Add: Target ending finish good 1.665,00

Total required unit 18.315,00


deduct : Beginning finished
good 3.330,00
Unit finished good to be
produced 14.985,00
Tabel 2. Anggaran Produksi
Berdasarkan tabel 2, diketahui unit produk yang siap diproduksi untuk 1 tahun
kedepan ada sebanyak 14.985 kotak.

3. Anggaran Bahan Baku

Dalam anggaran bahan baku berikut tabel anggaran bahan baku dalam unit

Biaya bahan baku langsung dalam unit


Sayur (5) Bumbu (3 jenis) Kotak (1)
Direct material required
for snowboard
Total quantity of direct
material used 74.925 44.955 14.985
Add: Target ending asumsi
inventory 7.493 4.496 1.499 10%

Total requirement 82.418 49.451 16.484


Deduct : Beginning asumsi
inventory 14.985 8.991 2.997 20%

Puchase to be made 67.433 40.460 13.487

Total 121.379 485.514,00


Tabel 3. Anggaran Bahan Baku unit

Setiap paket sayuran terdiri atas 5 jenis, bumbu terdiri dari 3 jenis, serta
kotak tentu berisikan 1 unit. Sedangkan asumsi ending inventory tetap pada
10% dan target beginning inventory masih 20% sehingga total kuantitas pada
sayuran sebesar 67.433, kuantitas untuk bumbu sebesar 40.460 unit serta kotak
sebanyak 13.487 unit. Dengan asumsi.

Jumlah unit sayur sebanyak 67.433 dikali dengan harga sayur tiap box
diasumsikan tiap sayur per unit box adalah 161 sehingga total anggaran untuk
sayur adalah 10.865.000, untuk bumbu diasumsikan tiap kotak seharga 253
rupiah jadi total unit bumbu 40.460 x 253 rupiah = 10.229.750, sedangkan
untuk kotak seharga 1.000 * 13.487 = 13.486.500. data lebih rinci diterapkan
pada tabel berikut.

Biaya bahan baku dalam Rupiah


Sayur (5) Bumbu (3 jenis) Kotak (1)

Harga bahan baku 161 253 1000


Biaya bahan baku langsung Rp Rp Rp
1 tahun 10.865.000 10.229.750 13.486.500
Tabel 4. Anggaran Bahan Baku dalan Rupiah

4. Anggaran Tenaga Kerja

Anggaran tenaga kerja dibagi atas 3 jenis, yaitu tenaga kerja admin sosial
media, kurir pengantar paket dan pegawai pengemasan paket. Data lengkap
ditampilkan pada tabel 5 berikut.

Direct Hour
manuf per Total Cost per
Biaya tenaga kerja Output Labor unit hour hour Total cost
Admin sosial
media dan pembuat 500
konten konten 1 2 1.000,00 5000 5.000.000,00
14.985
Kurir paket 1 1 14.985,00 4000 59.940.000,00
14.985
mengemas
Pegawai kemasan paket 1 1 14.985,00 2000 29.970.000,00

Total 30.970,00 94.910.000,00


Tabel 5. Anggaran Tenaga Kerja

5. Anggaran Biaya Overhead

Anggaran Overhead di bagi menjadi anggaran tetap dan variabel dengan rincian
sebagai berikut untuk 3 bulan:

Fixed Cost

I. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Kuantit Harga Keterangan


Pemakaian as Satuan (Rp)
Kulkas Terus- 1 Buah 2.640.000 2.640.000
menerus
Cool Box Terus- 2 Buah 300.000 600.000
menerus
Gunting Terus- 4 Buah 10.000 40.000
menerus
Pisau Terus- 1 Set 259.000 259.000
menerus
Printer Terus- 1 Buah 1.025.000 1.025.000
menerus
Sub Total Rp.4.564.000

Variabel Cost

Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah


Penggunaan Satuan (Rp)
Biaya Listrik 3 Bulan - 150.000 450.000

Biaya Bahan 3 Bulan 25 x 12.000 300.000


Habis Pakai produksi

Biaya 3 Bulan 15 x 20.000 300.000


Transportasi perjalanan

Sub Total Rp. 1.050.000

Total Rp. 5.614.000

Tabel 6. Biaya Variabel dan Tetap Overhead

Berdasarkan rincian tersebut Variabel manufacturing cost 5.614.000


dikali dengan 4 dikarenakan rincian diatas adalah estimasi 3 bulan ( 3 bulan * 4
= 12 bulan). Sedangkan untuk biaya marketing cost didasarkan pada selama 1
tahun di lakukan pembuatan poster sebanyak 50 lembar dengan biaya 3.000.
data lebih rinci bisa dilihat pada tabel berikut.

manufacturing overhead cost


Variabel manufacturing 3 bulan dikali 4 kali= 12
overhead 22.456.000,00 bulan
Variabel marketing cost (3.000 3 bulan dikali 4 kali= 12
* 50) 600.000,00 bulan
fixed manufacturing overhead 3 bulan dikali 4 kali= 12
18.256.000,00 bulan

Total manufacturing 41.312.000,00


Tabel 7. Manufacturing overhead cost

6. Anggaran Biaya per unit

cost per unit

Direct material 485.514,00

direct manufacturing labor 94.910.000,00


direct manufacturing
overhead 41.312.000,00

total cost of V-Box 136.707.514,00

total number of unit 16.650,00

cost per unit 8.210,66


Tabel 8

7. Anggaran Beban Usaha dan Proyeksi Laba Rugi

Anggaran beban usaha dengan beginning finished good masih 0 (Kosong)


dikarenakan bisnis anggaran di proyeksikan pada bisnis V-Box pada tahun
dimulainya operasional V-Box

Prepare a COGS
Detail Total
Beginning finished good
inventory 0

direct material used 485.514

Direct manufacturing labor 94.910.000

Direct manuf overhead 41.312.000

Cost of good manufactured 136.707.514

Cost of good available for sale 136.707.514


deduct ending finished good
inventory 27.341.503

COGS 109.366.011
Tabel 9.Anggaran Beban Usaha.

Berdasarkan data-data diatas bisa diproyeksikan anggaran laba


keuntungan, dengan asumsi bahwa pajak pendapatan menggunakan tarif PPh
Final PP 23/2018 adalah 0,5% dari peredaran bruto. UKM yang termasuk dalam
kelompok yang dapat menggunakan tarif PPh Final PP 23/2018 sebesar 0,5%
ini adalah WP yang memiliki peredaran usaha di bawah Rp4.800.000.000 dalam
1 tahun, artinya dari anggaran keuntungan 31.558.988 * 0,5 = 157.795. data
lebih lengkap diproyeksikan pada tabel 10 dibawah ini.

Proyeksi Laba-rugi
Revenue Rp 141.525.000,00
COGS Rp 109.366.011,20
gross margin Rp 32.158.988,80
opearting cost
Variabel marketing cost Rp 600.000,00
Operating income Rp 31.558.988,80
Rp
Income tax 157.795
Net income Rp 31.401.193,86
Tabel 10. Anggaran Laba rugi

Net income didapat dari hasil operating Income – income tax = net income
sehingga anggara Net Income yang diprediksi diperolah pada tahun pertama
berjalannya operasional V-Box adalah 31.401.194

2.2. Penyusunan Anggaran Finansial

1. Anggaran Piutang Dagang

Anggaran piutang dagang diasumsikan bahwa pembayaran dilakukan 60%


setelah transaksi, dan 40% setelah 2 bulan setelah transaksi, dengan asumsi bad
debt adalah 5%. Sehingga perhitungan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
Anggaran IDR
penjualan 98.292.411
Schedule
Bulan Presentas Penjualan Pembayara
transaksi e Penjualan Piutang Tunai Bad debt n akhir
Februari 8% IDR IDR IDR IDR IDR
7.863.393 5.504.375 2.359.018 275.219 2.083.799
IDR IDR IDR IDR IDR
Maret 10% 9.829.241 6.880.469 2.948.772 344.023 2.604.749
IDR IDR IDR IDR IDR
April 7% 6.880.469 4.816.328 2.064.141 240.816 1.823.324
IDR IDR IDR IDR IDR
Mei 9% 8.846.317 6.192.422 2.653.895 309.621 2.344.274
IDR IDR IDR IDR IDR
Juni 8% 7.863.393 5.504.375 2.359.018 275.219 2.083.799
IDR IDR IDR IDR IDR
Juli 9% 8.846.317 6.192.422 2.653.895 309.621 2.344.274
IDR IDR IDR IDR IDR
Agustus 7% 6.880.469 4.816.328 2.064.141 240.816 1.823.324
IDR IDR IDR IDR IDR
September 9% 8.846.317 6.192.422 2.653.895 309.621 2.344.274
IDR IDR IDR IDR IDR
Oktober 10% 9.829.241 6.880.469 2.948.772 344.023 2.604.749
IDR IDR IDR IDR IDR
November 11% 10.812.165 7.568.516 3.243.650 162.182 3.081.467
IDR IDR IDR IDR IDR
Desember 12% 11.795.089 8.256.563 3.538.527 176.926 3.361.600
IDR
IDR IDR 29.487.72 IDR IDR
Total 100% 98.292.411 68.804.688 3 2.988.089 26.499.634
Saldo
Akhir
December IDR
2021 26.499.634
Tabel 10.

Berdasarkan data yang telah diolah dketahui bahwa hasil anggaran piutang
dagang untuk december 2021 adalah 26.499.634

2. Anggaran Hutang Dagang

Diketahui bahwa anggaran penjualan adalah 98.292.411, dengan asumsi


jumlah pembelian barang dagang sebesar 70% untuk pembelian yang terjadi
pada triwulan transaksi. Dan 30% pembayaran pembelian untuk 1 bulan setelah
transaksi triwulan transaksi, untuk triwulan 1 didapat dari pembayaran
pembelian bulan februari + pembelian bulan maret (6.290.714+7.863.393)*70%
= 9.907.875 , dan sisa pembayaran 30% pada bulan selanjutnya sehingga
(290.714+7.863.393)*30% = 4.246.232. sehingga data setelah diolah menjadi
data berikut.

Schedule
Bulan Penjualan Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
transaksi
IDR
Februari 6.290.714
IDR IDR IDR
Maret 7.863.393 9.907.875 4.246.232
IDR
April 5.504.375
IDR
Mei 7.077.054
IDR IDR IDR
Juni 6.290.714 13.210.500 5.661.643
IDR
Juli 7.077.054
IDR
Agustus 5.504.375
IDR IDR IDR
September 7.077.054 13.760.938 5.897.545
IDR
Oktober 7.863.393
IDR
November 8.649.732
IDR IDR
Desember 9.436.071 18.164.438

Total 70.849.170
Tabel 11.Anggaran Hutang Dagang

Berdasarkan hasil perhitungan hutang dagang pada Triwulan 4 ataupun 30


desember 2021 adalah 70.849,170.

3. Statics Budget Variance

Statics budget variance adalah selisih antara hasil aktual dengan nilai
yang dianggarkan pada statics budget. Favorable variance (F) mempunyai efek
meningkatkan laba operasi relatif terhadap nilai yang dianggarkan dan ada pula
disebut Unfavorable variance (U) mempunyai efek menurunkan laba operasi
relatif dari terhadap nilai yang dianggarkan. Diasumsikan bahwa dana aktual
dan dana yang dianggarkan sebagai berikut.

Actual Budgeted

Jumlah kotak V-Box 14.985,00 16.650,00


Selling price 8.500,00 8.500,00

Variabel cost 2000 1.499

fixed cost 4.064.000,00 4.564.000,00


Tabel 12. Aktual dan Budget

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui untuk operating income pada dana
aktual dan dana yang dianggarkan pada tabel dibawah ini 13

Computation of actual data


Particular Actual result

Jumlah kotak V-Box 14.985,00

Revenue 127.372.500,00

Less : Variabel cost 22.456.000,00

Contribution margin 104.916.500,00

Less : Fixed cost 4.064.000,00

Operating Income 100.852.500,00


Tabel 13. Operating Incoma data actual

Computation of budgeted
data
Budgeted
Particular result

Jumlah kotak V-Box 16.650,00

Revenue 141.525.000,00

Less : Variabel cost 24.951.111,11

Contribution margin 116.573.888,89

Less : Fixed cost 4.564.000,00

Operating Income 112.009.888,89


Tabel 14. Operating Income data anggaran

Setelah melalui perhitungan operating income dari kedua data actual dan
budgeted maka bisa dihitung static budget variance dengan aturan bahwa jika
cost pada aktual data lebih besar dari budget maka disebut unfavorable variance,
sedangkan apabila income atau revenue dari actual data lebih besar dari data
budget maka disebut favorable variance.adapun perhitungan statics budget
variance sebagai berikut.

Computation of static Budget Variance


Particular Budgeted Actual Variance

Jumlah kotak V-Box 16.650,00 14.985,00 1.665,00

Revenue 141.525.000,00 127.372.500,00 14.152.500,00

Less : Variabel cost 24.951.111,11 22.456.000,00 2.495.111,11

Contribution margin 116.573.888,89 104.916.500,00 11.657.388,89

Less : Fixed cost 4.564.000,00 4.064.000,00 500.000,00

Operating Income 112.009.888,89 100.852.500,00 11.157.388,89


Tabel 15.Perhitungan Statics budget variance

Untuk revenue, contribution margin, dan operating income budgeted


lebih besar dibandingkan data budgeted hal ini menandakan kondisi unfavorable
variance artinya, sedangkan variable dan fixed cost adalah favorable variance.

4. Anggaran Kas

Anggaran kas adalah anggaran yang memerinci taksiran penerimaan dan


pengeluaran uang tunai dalam suatu kurun waktu yang akan datang untuk
memelihara likuiditas, adapaun aliran anggaran untuk penjualan kotak sayur
pada bisnis, diketahui bahwa non manufacturing cost berasal dari pemasaran,
distribusi kotak, pada tahun 2021 mencapai 8.695.000, pembelian mesin kulkas
kecil sebesar 2.640.000, dengan pajak 0.5% dari pendapatan yaitu sebesar
707.625 data lebih lengkap dijabarkan pada tabel 16 berikut ini
Budgeted cash flow for 2021
Quarter

1 2 3 4 Total
Collection from
customers 42.457.500 49.533.750 21.228.750 28.305.000 141.525.000
Distribursement

Direct material 10.374.375 12.103.438 5.187.188 6.916.250 34.581.250


Direct. Manuf
labour payroll 28.473.000 33.218.500 14.236.500 18.982.000 94.910.000
Manufacturing
overhead cost 8.241.000 9.614.500 4.120.500 5.494.000 27.470.000
Non manufacturing
cost 2.145.000 2.280.000 2.270.000 2.000.000 8.695.000

Mesin Kulkas 2.640.000 - - - 2.640.000

Income Taxes 176.906 176.906 176.906 176.906 707.625


Tabel 16. Budget cash flow

Selanjutnya adalah laporan posisi keuangan, laporan posisi keuangan


menunjukkan bahwa asset dan liabilitas perusahaan pada waktu tertentu guna
menentukan atau memprediski arus kas mendatang, adapun arus kas dari bisnis
V-Box terdapat pada tabel 17 dan tabel 18 dibawah ini.

Laporan Posisi Keuangan per 31 December 2020


V-Box Balance Sheet
31 December 2021
Current Assets
IDR
Cash 26.499.634
IDR
Account receivable 3.361.600

Direct material 34.581.250,0


inventory 0

Finished good 27.341.503,0


inventory 0 91.783.987,00
Property, plan, Equipment

Building and 20.000.000,0


Equipment 0
Accumulated - 12.500.000,0
depreciation 7.500.000,00 0 104.283.987,00

Total 196.067.974,00
Tabel 17.Asset

Untuk building and equipment diambilkan berdasarkan data pengeluaran


untuk menyewa gudang adalah 20.000.000 untuk 2 tahun 6 bulan, dengan
depresiasi tahun pertama adalah 7.500.000 sehingga total asset adalah
91.783/987 + 104.283.987 adalah 196.067.974.

Liabilities and stocholders Equity


Current Liabilities
Account Payable Rp7.784.759
Income taxes payable Rp707.625,00
Total 8.492.384,00

Tabel 18.Liabilities

Untuk perolehan liabilities didapatkan untuk perhitungan account payable


berdasarkan pada pembayaran bulan december 2021 30% dibayarkan pada
quartal 1 tahun 2022 sehingga diperoleh 25.949.179 X 30% = 7.784.759,
sedangkan untuk pajak diperleh dari hasil pendapat 141.525.000,00 * 0,5% =
707.625

Dalam perolehan anggaran kas, V-Box menganggarkan bahwa uang cash


minimum untuk tiap ending inventory, perusahaan V-Box juga bisa meminjam
dan mengembalikkan dana dengan asumsi interest rate sebesar 10%, sehingga
perhitungan anggaran kas dirincikan pada tabel 19.

V-Box
Cash Budget
for ther
ending year
31 2021
Quarter 1 Quarter 2 Quarter 3 Quarter 4
Cash Balance,
beginning 9.907.875,00 17.456.732,00 19.422.580,00 24.061.982,00
Add receipts
Collections from
customers 42.457.500,00 49.533.750,00 21.228.750,00 28.305.000,00
Total cash
available for needs 52.365.375,00 66.990.482,00 40.651.330,00 52.366.982,00
Cash
disbursements

Direct materials 10.374.375,00 12.103.437,50 5.187.187,50 6.916.250,00


Direct
manufacturing
labor payroll 28.473.000,00 33.218.500,00 14.236.500,00 18.982.000,00
Manufacturing
overhead costs 8.241.000,00 9.614.500,00 4.120.500,00 5.494.000,00

Nonmanufacturing
costs 2.145.000,00 2.280.000,00 2.270.000,00 2.000.000,00
Machinery
purchase 2.640.000,00 - - -

Income taxes 176.906,25 176.906,25 176.906,25 176.906,25


Total cash
disbursements 52.050.281,25 57.393.343,75 25.991.093,75 33.569.156,25
Minimum cash
balance desired 400.000,00 400.000,00 400.000,00 400.000,00

Total cash needed 52.450.281,25 57.793.343,75 26.391.093,75 33.969.156,25


-
Cash excess 84.906,25 9.197.138,25 14.260.236,25 18.397.825,75
Financing
Borrowing (at
beginning) 1.420.000,00 - - -
Repayment (at - -
end) - 885.000,00 535.000,00 -
Interest (at 10% - -
per year) - 44.250,00 40.125,00 -
Total effects of - -
financing 1.420.000,00 929.250,00 575.125,00 -
Cash balance,
ending 1.735.093,75 8.667.888,25 14.085.111,25 18.797.825,75
BAB I
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Pada anggaran operasional V-Box menganggarkan keuntungan sebesar


141.525.000 dengan perhitungan biaya-biaya yang mungkin akan
dianggarkan sebesar 109.366.011 dengan perolehan net income sebesar
31.401.193,86 hal ini menunjukkan bahwa usaha bisnis V-Box layak
untuk dijalankan.
2. Pada anggaran finansial menunjukkan kemungkinan jumlah penjualan
yang terjadi dengan penjualan yang dianggarkan mengalami perbedaan
dengan perhitungan finansial budget yang telah dilakukan diketahui
bahwa Untuk revenue, contribution margin, dan operating income
budgeted lebih besar dibandingkan data budgeted hal ini menandakan
kondisi unfavorable variance artinya data aktual menyebabkan penurunan
pada laba , sedangkan variable dan fixed cost adalah favorable variance
yang artinya hal ini bisa menunjukkan biaya actual lebih murah dibanding
biaya yang dianggarkan.

Saran

1. Anggaran yang disusun harus bisa dijalankan sesuai yang dianggarkan,


baik dari bahan baku, jam dan gaji pekerja, sehingga apa yang telah
dianggarkan berjalan sesuai yang di harapkan.
2. Dalam anggaran mungkin terdapat variabel-variabel contohnya
promosi,diskon, atau bahkan kerusakan bahan baku yang dapat membuat
pelaksaan anggaran tidak sesuai dengan yang telah direncanakan.
3. Melakukan evaluasi baik terhadap komponen dalam penganggaran yang
tidak termasuk dalam perencanaan anggaran, mengevaluasi operasional
yang akan dijalankan seperti evaluasi terhadap kemungkinan terjadinya
perubahan trend yang dapat merubah operasional perusahaan.
Daftar Pustaka

Herlianto, Didit, 2011, Teknik Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan,


Edisi 1, Gosyen Publishing,Yogyakarta

Afrianty, Sintya, dkk, Studi Strategi Pemasaran Terbaik Berdasarkan Perilaku


Konsumen Dalam Menghadapi Persaingan Antar Kedai Kopi di Jatinangor,
Universitas Padjadjaran.

Mulyana, Dkk, Pengembangan Eknnomi Lokal Jatinangor Melalui Wisata


Edukasi,Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.

Rahma, 2019, Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Promosi Terhadap Laba
Bersih Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Periode 2010-2018,Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Institut Agama Islam Negeri.

Website Academia Edu, Akuntansi Manajemen Perbedaan Antara Anggaran


Statics Budget dan Anggaran Flexibel , diakses pada 31 Mei 2021, Link:
https://www.academia.edu/8443768/AKUNTANSI_MANAJEMEN_PERBED
AAN_ANTARA_ANGGARAN_STATIS_STATIC_BUDGET_DAN_ANGG
ARAN_FLEKSIBEL_FLEXIBEL_BUDGET_Pengertian_Anggaran

Gunawan Adisaputro, 1997, Anggaran Perusahaan 2, Penerbit: BPFE,


Yogyakarta

Horne, James C. Van Horne, 1995, Financial Management And Policy, Tenth
Edition, International Edition, Prentice hall, New Jersey, United Stated of
America.

Henry Simamora, 2002, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis,


Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

M. Munandar, 1998, Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja


Pengawasan Kerja, Edisi I, Cetakan Keduabelas, Penerbit: BPFE, Yogyakarta

M. Nafarin, 2008, Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, Cetakan Kedua,


Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Tendi Haruman dan Sri Rahayu, 2007, Penyusunan Anggaran Perusahaan,


Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.
Y. Supriyanto, 1994, Anggaran Perusahaan: Perencanaan dan Pengendalian
Laba, Edisi 1, Penerbit: STIE YKPN, Yogyakarta

Lampiran

Lampiran Gform

Anda mungkin juga menyukai