Pengelolaan Kegiatan Berbasis Sentra Di KB Dan TPA
Pengelolaan Kegiatan Berbasis Sentra Di KB Dan TPA
Kelompok 4 :
1. Erna Munarti (850293694)
2. Ikah Nurhaekah (850293702)
3. Kurniawati ( 850295089)
4. Murti Ayu Setianingrum (850293616)
5. Rohyati (850293512)
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN S1 BI PGPAUD
POKJAR BALARAJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain di pandang sebagai kerja otak sehingga anak di beri kesempatan untuk
memulai dari mengembangkan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya “Start and
finish”. Dukungan guru memfasilitasi anak mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan
anak diberi keleleuasaan untuk melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan
pengalaman tentang dunia sekelilingnya.
Sentra yang dikembangkan tidak berbeda dengan sistem area. Perbedaan tampak
dalam pengelolaan kelas. Dalam model area semua anak bebas memilih bermain yang
dikelola oleh seorang guru. Dalam model sentra anak bebas memilih bermain yang
disiapkan dalam satu sentra. Di dalam sentra dilengkapi dengan 3 jenis kegiatan bermain,
yaitu bermain sensorimotorik, main peran,dan main pembangunan.
Keragaman main atau disebut juga densitas main memfasilitasi untuk dapat memilih
mainan sesuai dengan minatnya. Kelompok anak berpindah bermain dari sentra ke sentra
lainnya setiap hari. Tiap sentra dikelola oleh seorang guru. Proses pembelajarannya dengan
menggunakan 4 pijakan, yaitu pijakan penataan alat (pijakan lingkungan), pijakan sebelum
main, pijakan selama main, dan pijakan setelah bermain.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
“Bagaimana pengelolaan kegiatan berbasis sentra di KB dan TPA?”
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah dapat memahami pengelolaan kegiatan berbasis sentra di
Kelompok Bermain (KB) dan Taman Penitipan Anak (TPA).
BAB II
MODUL 8
PENGELOLAAN KEGIATAN BERBASIS SENTRA DI KB DAN TPA
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian, Manfaat, Jenis dan Prinsip Umum Pendekatan Sentra di KB dan TPA
A. PENGERTIAN DAN MANFAAT SENTRA
Istilah sentra sering disebut juga dengan area, sudut kegiatan (Activity center), sudut belajar
(Learning center) atau sudut minat (Interest center).setara dapat diartikan sebagai permintaan
dan kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada kegiatan-kegitan
pembelajaran secara khusus, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, musik, seni,
sains, balok bangunan dan seni berbahasa (Gilley & Gilley, 1980)
Sebuah literatur tentang pendidikan anak SD menggunakan istilah “belajar atas kehendak
sendiri” (self Directing Learning atau SDL) untuk pendekatan sejenis sentra kegiatan di TL.
SDL ini merupakan adaptasi dari model yang digunakan di TK High Scope memiliki David
Weikart di Ypslanti, Michigan. Model dari High Scope ini disebut dengan proses “rencana –
tindakan –kaji ulang” (Plan-do-review atau PDR). PDR dikembangkan sekitar tahun 1960
dengan 3 langkah prosedur pokok untuk anak yaitu sebagai berikut :
1. Memikirkan rencana tentang apa yang akan dikerjakan selama waktu SDL.
2. Merealisasikan rencana tersebut
3. Mengkaji ulang, mencatat atau melaporkan hasilnya.
Ada delapan kunci suksesyang dianjurkan alam PDR agar pendidik dapat memperluas
perkembangan kognitif anak, yaitu sebagai berikut:
1. Belajar aktif (active learning) yang melibatkan menggunaan semua indra dan kemampuan
anak untuk memilih kegiatan dan alat-alat belajar.
2. Penggunaan Bahada (using language)me;a;ui percakapan, penulisan ide (baik ide sendiri
maupun dari guru) dan bermain dengan bahasa.
3. Representasi pengalaman dan gagasan (representingexperiences and ideals) melalui seni,
menulis, bermain peran dan penggunaan panca indra.
4. Pengelompokan (classification) terhadap macam-macam benda yang mengmungkinkan
anak untuk mempelajari ciri-ciri sesuatu benda dan mengelompokannya dengan berbagai
cara.
5. Pengurutan (seriation) yang mengembangkan kemampuan menyusun, membandingkan
dan mencocokan suatu benda.
6. Konsep angka (number concepts) yang memberikan fondasi tentang pemahaman
matematikan dan perhitungan sehingga anak dapat membilang, menjumlah, mengurangi
dan menyusun benda dalam pola korespondensi satu-satu.
7. Pola hubungan keruangan (spatial relationship) dimana anak dapat membingkan pasang
puzzle atau benda-benda lainnya dan menjelajah lengkungan dengan tubuhnya serta
menjelaskan suatu lokasi, posisi dan jarak suatu benda dalam lingkungan tersebut.
8. Kosep waktu (time concept) yang meliputi pemahaman uit waktu (jam, hari, bulan,
tahun) sekuensi waktu (kemarin, hari ini, besok, lusa, dulu).
Pendekatan PDR ini kemudian dikembangkan menjadi SDL. Untuk anak SD yaitu dengan
menambahakn sentra-sentra yang dibutuhkan, perencanaan tertulis dalam kertas kerja serta
pelaporan kegiatan secara tertulis pula.
Banyak manfaat yang akan diperoleh melalui pendekatan sentra, khususnya bagi anak, antara
lain berikut ini:
1. Meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan padanya untuk bermain,
bereksplorasi dan menemukan bahwa kegiatannya akan membantunya dalam
memecahkan masalah, mempelajari, keahlian-keahlian dasar dan memahami konsep-
konsep baru.
2. Melalui sentra anak dapat memanipulasi objek dalam sentra yang disediakan sesuai
tingkatan dan langkah-langkah yang dia inginkan.
3. Mengembangkan keahlian belajar yang mandiri karena adanya prinsip kehendak sendiri
(self derecting) dan koreksi diri (self correcting) yang alamiah terhadap berbagai alat di
sentra kegiatan.
Penggunaan sentra kegiatan ini juga sangat sesuai dengan apa yang disarankanoleh NAEYC
tentang strategi mengajar yang sesuai dengan perkembangan (Developmentally Appropriate
Practice atau DAP) untuk anak usia 0-4 tahun yaitu sebagai berikut :
1. Pembagian ruangan dirancang sedemikian rupa sehingga anak dapat menikmati saat
kegiatan tenang/istirahat, berguling-guling atau merangkak.
2. Ruangan tampak meriah dan dihiasi berbagai gambar yang dipasang dengan tinggi sesuai
mata bayi/anak.
3. Area untuk penggantian popok, tidur, pemberian makan, dan kegiatan bermain dibuat
terpisah atau bersekat-sekat untuk menjamin sanitassi serta menciptakan ketenangan dan
kenyamanan.
4. Area/sentra yang dipergunakan untuk bermain dipindah-pindah secara berkala dalam
sehari yang akan membuat bayi merasakan perspektif yng berbeda tentang berbagai
orang dan tempat.
5. Pendidik menyediakan lingkungan untuk anak belajar dengan cara aktif bereksplorasi dan
interaksi dengan orang dewasa, anak lain, dan alat-alat yang ada.
6. Pendidik mempersiapkan banyak bahan dan kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus, mengeksplor dan lingkungan, menyelidiki
alam, mengadakan percobaan dan mengembangkan kemampuan bahasa dan musik anak.
7. Anak-anak memilih beberapa kegiatan yang diinginkannya dari berbagai variasi kegiatan
diarea-area/sentra belajar yang telah disiapkan pendidik. Misalnya kegiatan di area
bermain drama, balok, sains, matematika, bermain (games) dan puzzel, buku, rekaman,
seni dan musik. Anak-anak diharapkan aktif secara fisik dan mental.
8. Anak memilih dari berbagai kegiatan yang telah disiapkan pendidik atau anak dapat
secara spontan mengusulkan kegiatan baru.
9. Mainan disiapkan dalam loker-loker yang terbuka dan tinggi loker yang sesuai sehingga
anak dapat memilihnya sendiri tanpa minta tolong pada pendidik.
2. Main peran
Main peran disebut juga main simbolik, main pura – pura, imajinasi, fantasi, atau
main drama. Anak usia dini bermain peran dengan melakukan percobaan melalui
berbagai bahan dan peran. Saat bermain peran anak akan belajar menghadapi
pertentangan emosi, menguatkan diri untuk masa depan. Menciptakan masa lalu dan
mengembangkan imaginasi. Main peran sangat besar untuk perkembangan kognisi,
sosial, dan emosi anak. Main peran menjadi landasan bagi dasar perkembangan daya
cipta, daya ingat, kerjasama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungan
kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan memahami spasial dan afeksi. Tujuan
akhir bermain peran adalah belajar bermain dan bekerja sama dengan ora g lain. Latihan
untuk pengalaman didunia nyata.
Erikson (1963) membagi bermain peran menjadi 2 jenis. Bermain peran makro
dan mikro. Bermain peran mikro adala bermain peran dengan bahan bahan berukuran
kecil seperti rumah boneka dan perabotannya., kereta dan relnya, pesawat udara, miniatur
kebun binatang, dan miniaturperkotaan yang dilengkapi mobil dan orang – orangnya.
Bermain peran jenis ini sering kita dapati pada anak. Bermain peran makro adalah
bermain peran dengan alat – alat berukuran sesungguhnya yang dapat digunakan anak
untuk memainkan peranan yang di pilihnya. Misalnya nak bermain peran menjadi profesi
tertentu (dokter, guru, polisi, tukang pos) dengan menggunakan peralatan asli atau
tiruannya.
3. Main pembangunan
Piaget menyatakan bahwa main pembangunan akan membantu anak untuk
mengembangkan keterampilan yang akan mendukung keterampilan sekolahnya
dikemudian hari. Wolfgang menyatakan bahwa tahap main pembangunan anak dimulai
dari bermain dengan benda yang bersifat cair, (air, cat, pasir) sampai bahna yang sangat
terstruktur. Secara umum main pembangunan di bagi menjadi 2 yaitu main pembangunan
dengan bahan yang bersifat cair atau bahan alam contohnya bermain dengan ir, pasir, cat
dengan jari (finger painting), spidol, ublegh, lumpur, tanah liat, playdough, biji-bijian,
crayin, cat dengan kuas, pulpen dan pensil. dan main pembangunan dengan bahan
terstrukture misalnya bermain dengan balok unit balok berongga, balok berwarna, leggo,
puzzlw, tinker toys, britsle bloks, dan bahan – bahan lainnya dengan bentuk yang telah di
tentukan yang mengarahkan anak agar meletakkan dan menyusun bahan [bahan tersebut
menjadi sebuat karya.
Selain jenis bermain kita juga mengenal jenis sentra. Secara tradisional sentra – sentra
kegiatan yang biasanya disediakan KB dan TPA adalah sentra keaksaraan/persiapan, bahan
alam, sentra main peran, sentra sains, sentra pembangunan dan sentra seni. Isbel (1995) membagi
sentra tradisional ini menjadi sentra rumah tanggasentra balok, sentra seni, sentra pasir dan iar,
sentra perpustakaan, sentra musik dan lagu, sentra menulis, sentra sains dan alam). Rowen,
byrne, dan Winter mengatakan sentra yang sering dikembangkan di lembaga PAUD adalah
sentra perpustakaan, sentra seni, sentra manipulatif (bongkar pasang), sentra perumahan, sentra
bangunan, sentra pertukangan, sentra matematika, sentra sains, sentra bahasa dan sentra
mengimak.
Carrol (1991) mengembangkan berbagai sentra dengan nama sentra seni, sentra
bangunan, sentra bermain drama, sentra motorik kasar, sentra perpustakaan, sentra manipulatif,
sentra permainan, sentra komunikasi dan sentra mari kita temukan. Bright Horizons membagi
sentra menjadi 6 jenis, yaitu sentra bahasa dan literasi, sentra logila dan matematika, sentra
musik dan gerak, sentra hubungan sosial, sentra representasi kreatif, dan sentra inisiatif. Sekolah
Al-falah menerapkan jenis sentra bahan alam, sentra main peran besar, sentra man peran kecil,
sentra seni, sentra balok, sentra imtaq dan sentra persiapan. KB Istiqlal membagi kegiatan dalam
5 sentra atau disebut dengan sudut antara lain; sentra ibadah, sentra keluarga sakinah, sentra
kebudayaan karunia Allah, sentra alam sekitar dan ilmu pengetahuan, sentra pembangunan
karunia Allah.
Sentra modern :
a. Sentra yang berhubungan dengan sosiodramadikembangkan menjadi sentra toko kelontong,
sentra rumah sakit, sentra toko onderdil, sentra mal, sentra pabrik roti (bakery), sentra
restoran, sentra POM bensin, sentra konstruksi dan sentra pasar murah.
b. Sentra yang berciri khas tertentu (disesuaikan dengan lokasi KB atau TPA) dapat
dikembangkan menjadi sentra pertanian, sentra pantai, sentra perkemahan, sentra pembacaan
cerita, sentra rumah ramah lingkungan (greenhouse) sentra peduli lingkungan, sentra
kebugaran dan sentra sensoris.
c. Sentra yang berhubungan dengan dasar – dasar keaksaraan. Dapat dikembangkan menjadi
sentra topi, sentra malam hari, sentra masa lalu, sentra pesta, sentra hewan piaraan, dan
sentra toko material.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. PRINSIP-PRINSIP UMUM PENDEKATAN SENTRA DI KB DAN TPA
Langkah persiapan yang harus dilaksanakan, meliputi hal-hal berikut:
1. Penyiapan pendidikan dan pengelola melalui latihan dan pemagangan, pelatihan ini
akan dapat memberikan pembekalan konsep dan pengalaman praktik
2. Penyiapan tempat dan Alat Permainan Edukatif (APE) sesuai dengan jenis sentra
yang akan dibuka dan tingkatan usia anak.
3. Penyiapan administrasi kelompok dan catatan perkembangan anak, setiap sentra perlu
memiliki catatan tentang rencana kegiatan dan realisasinya, termasuk catatan
pencapaian anak yang berada disentra tersebut.
4. Pengenalan pendekatan sentra kepada para orang tua (Sosialisasi setiap awal tahun)
yang akan diterapkan sehingga tidak protes ketika kegiatan anaknya seolah-olah
hanya bermain.
Prinsip dalam persiapan pendekatan sentra yaitu;
1. Keseluruhan proses kegiatan dilaksanakan berlandaskan pada teori dan
pengalaman empirik (berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan)
2. Tiap proses kegiatan harus diitujukan untuk merangsang seluruh aspek
kecerdasan anak melalui bermain yang terencana dan terarah serta dukungan
pendidik dalam bentuk 4 jenis pijakan
3. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang
anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya
sendiri.
4. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran dengan
mengikuti alur keja berikut:
a. Pendidik menata lingkungan main sebagai pijakan lingkungan yang mendukung
perkembangan anak
b. Ada pendeidik yang bertugas manyambut kedatangan anak dan mempersilahkan
untuk bernmain bebas dulu (waktu penyesuaian)
c. Semua anak mengikuti sesi pembukaan dengan bimbingan pendidik
d. Pendidik memberi waktu kepada anak untuk kekamar kecil dan minum secara
bergiliran, untuk membiasakan antri
e. Anak-anak masuk ke kelompok masing-masing dengan bimbingan pendidik
f. Pendidik duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk
membverikan pijakan pengalaman sebelum main
g. Pendidik memberikan waktu yang cukup kepasda anak untuk melakukan kegiatan
disentra yang disiapkan sesuai jadwal hari itu
h. Selama anak berada di sentra, secara bergilir pendidik memberi pijakan pada tiap
anak
i. Pendidik bersama anak-anak membereskan peralatan dan tempat main
j. Pedidik kembali memberi waktu pada anak untuk ke mkamar kecil dan minum
secra betgiliran
k. Pendidik duduk berasama anak membentuk lingkaran kembali untuk memberikan
pijakan setelah main
l. Pendidik bersama anak-ana makan bekal yang dibawanya (tidak dalam posisis
istirahat)
m. Pendidik melaksanakan kegiatan penutup
n. Anak-anak dipersilahkan pilang secara bergiliran
o. Pendidik memebreskan tempat bermain dan menyelesaikan catatan/kelengkapan
administrasi pada hari ini
p. Pendidik melakukan diskusi evaluasi kegiatan hari itu dengan teman sejawat dan
membuat rencana kegiatan untuk esok hari
q. Pendididk pulang kerumah
5. Pendidik dan pengelola KB/TPA sebaiknya telah menginkuti pelatihan tentang
pendekatan sentra sebelum penerapannya (Pelatihan BCCT)
6. Kegiatan ini perlu melibatkan orang tua dan keluarga sebagai salah satu orang
tua/keluarga anak sejak jauh hari perlu diberikan sosialisasi dilaksanakannya
pendekatan sentra bagi anaknya.
08.30 Tiba di sekolah Anak tiba di KB, disambut dan bersalaman dengan
pendidik, mengobrol dengan teman-temannya dan
bermain si sentra-sentra standard yang ada di kelas
sambil menunggu semua anak datang.