Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

MATA KULIAH
PAUD 4104\ PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

AFNI ARZA
856256829

TUTOR
Senorica Yulia sari, S.Pd, M.Tesol

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2022
Soal

1. Seni merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang indah sehingga kegiatan
seni merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak maupun orang dewasa.
jelaskan pentingnya pembelajaran seni bagi anak ?

2. Visual Art mengacu pada kegiatan menggambar. Cox membagi tahapan perkembangan
menggambar menjadi 4 tahapan. Jelaskan keempat tahap perkembangan gambar tersebut.

3. Bermain merupakan bentuk pembelajaran pada anak usia dini. Dalam prosesnya, guru
memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran. Jelaskan peran guru dalam
kegiatan bermain?

4. Kegiatan pembelajaran anak usia dini hampir semuanya dilakukan sambil bermain.
Dalam proses pembelajaran dengan bermain ada perbedaan antara anak laki-laki dan
perempuan. Jelaskan perbedaan belajar antara anak laki-laki dan perempuan dalam
belajar pada anak usia TK?

5. Minat merupakan kesukaan individu terhadap topik-topik atau kegiatan tertentu.


Kesukaan terhadap-terhadap objek atau kegiatan akan berpengaruh besar terhadap belajar
anak. Bagaimana minat bisa mempegaruhi belajar anak ? jelaskan
Jawaban :

1. Pentingnya pembelajaran seni bagi anak adalah :


Kegiatan seni adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak dan juga bagi
orang dewasa seperti guru. Kita tidak membutuhkan ekstra energi untuk mengajak anak-anak
dalam bernyanyi, menggerak-gerakkan badan sesuai dengan musik, membuat suatu bentuk
dari tanah liat, atau membuat gambar. Anak dilahirkan dengan kreativitas dan sensitivitas
(Feeney, Christense, & Moravcik, 2006). Apabila tidak diasah atau tidak di persepsi
menyenangkan bagi anak, maka kemampuan tersebut akan memudar, dan bahkan
menghilang. Hal tersebut sangat disayangkan karena kreativitas melalui seni merupakan hal
yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Melalui seni, anak dapat mengekspresikan diri serta berimajinasi dengan spontan dan
sebebas-bebasnya. Ekspresi di sini adalah pikiran maupun perasaannya. Saat anak sedang
senang sekali dengan burung, ia akan memikirkan dan membayangkannya. Melalui gambar,
lukisan, atau gerakan badan mengikuti gerakan burung akan membuatnya sangat senang.
Kita bisa menebak apa yang sedang di minatinya melalui produksi seni yang dimunculkan
anak. Anak juga bisa mengomunikasikan ide-ide barunya melalui karya seninya. Anak sering
kali belum bisa mengekspresikan perasaannya, baik karena keterbatasan bahasa maupun
karena tidak tahu bagaimana cara menceritakannya kepada orang lain. Hal itu bisa digali
dengan kegiatan seni, seperti memintanya untuk mengambar dan menceritakan tentang
gambar itu. Atau pada saat anak sedang sedih, kita bisa melihat gerakan badannya yang pelan
dan lebih tertarik pada lagu-lagu berirama sedih.
Hasil karya seni juga bisa digunakan anak-anak untuk berkomunikasi dan membangun
relasi dengan anak-anak lain. Hal itu terjadi karena karya seni merupakan sesuatu yang
universal, lintas ras. Selain itu, dengan kegiatan seni perkembangan bahasanya menjadi
semakin baik karena pada saat anak menampilkan suatu produk seni, anak akan bertanya,
ditanya oleh gurunya, dan menjawab pertanyaan dari orang lain. Anak akan menceritakan
hasil karyanya karena hal tersebut membanggakan baginya.
Dalam artikel di Museum Karya Seni Anak di Oakland, terdapat 20 alasan mengapa seni
merupakan hal yang penting bagi anak. Artikel itu menghubungkan manfaat anak belajar seni
sejak usia muda dengan dampak yang dinikmati seumur hidupnya.
1. Seni menstimulasi kedua belah bagian otak.
2. 33% anak adalah pembelajar visual (belajar menggunakan penglihatan)
3. Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa anak-anak yang melakukan kegiatan seni,
dapat membaca dengan lebih baik dan mendapat nilai yang baik dalam mata pelajaran
sains dan matematika.
4. Anak belajar menggunakan panca indra dan seni mengakomodir itu semua.
5. Anak membutuhkan sarana untuk mengekspresikan diri di sekolah.
6. Seni meningkatkkan kepercayaan diri.
7. Seni meningkatkan atensi anak, terutama dalam melihat hal-hal atau kejadian-kejadian
yang ada disekelilingnya.
8. Seni menggembangkan keterampilan koordinasi tangan dan mata.
9. Seni menstimulasi persepsi.
10. Seni selalu mengajarkan anak untuk berfikir secara terbuka.
11. Seni mengajarkan tentang memiliki beberapa solusi untuk suatu masalah.
12. Seni mengajarkan anak untuk selalu kreatif saat memecahkan suatu masalah.
13. Anak dapat berbagi dan melakukan refleksi dari hasil karyanya dan belajar tentang dunia
yang mereka tinggali.
14. Ketika seni diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, anak lebih senang dalam belajar.
15. Dalam menghasilkan suatu karya seni, anak dipaksa untuk melihat banyak kemungkinan,
untuk menemukan sesuatu dan merasa bebas.
16. Seni menyejukkan jiwa manusia. Setiap orang senang melakukannya.
17. Seni membawa budaya dari komunitas ke sekolah.
18. Seni melibatkan orang tua dan guru di sekolah, mengajak mereka untuk berpartisipasi
sebagai volunter dalam berbagai kegiatan.
19. Seni terlepas dari stereotip dan prasangka rasial.
20. Seni sendiri adalah sesuatu yang berharga.

Apabila kita melihat anak-anak yang sering berkegiatan seni, pada umumnya mereka
tampil sebagai anak-anak yang kreatif, percaya pada dirinya sendiri, berani untuk mengambil
risiko, senang mengeksplorasi lingkungannya, berminat dengan petualangan dan hal-hal
baru, memiliki selera humor yang baik, memiliki tujuan dan termotivasi untuk mencapai
tujuan tersebut, mandiri, serta mudah bekerja sama dengan orang lain.

2. Cox membagi tahapan perkembangan menggambar menjadi 4 tahapan.Empat tahap


perkembangan mengambar.
a. Scribbling. Pada umumnya dimulai dari usia 2 tahun. Banyak orang dewasa yang
mengatakan bahwa anaknya di usia ini “hanya bisa mencoret-coret”. Coretan yang
dihasilkan anak ini merupakan hal yang menyenangkan bagi anak dan merupakan
tahapan kematangan kognitif serta motorik halus yang sangat wajar di usianya. Dengan
mencoret-coret, aspek-aspek perkembangan lainya menjadi berkembnag.
b. Tadpole figure. Terdiri dari lingkungan yang belum sempurna bentuknya (kepala) dan 2
garis di bawah lingkaran (kaki) dan biasanya digambar oleh anak prasekolah. Semakin
bertambah usia, biasanya anak menggambar lebih detil, seperti menambahkan mata dan
mulut di kepala. Terkadang anak meletakan 2 garis di kepala sebagi tangan. mengapa
anak-anak ini tidak menggambar badan? Apakah meraka tidak menyadari bahwa manusia
memiliki badan? Anak-anak prasekolah ini paham bahwa setiap manusia memiliki
bandan. Meraka juga paham bahwa tidak ada tangan yang keluar dari kepala. Akan tetapi,
mereka masih memiliki keterbatasan dalam menggambar. Dalam menggambar, mereka
harus memutuskan bagian tubuh mana dari manusia yang harus digambar, bagaimana
setiap bagian tubuh harus dihubungkan dengan bagian tubuh yang lain dengan gambar.
Sebagian besar anak memang lebih memberikan atensi pada kepala dan kaki untuk
digambar.
c. Transitional figure. Pada tahap ini, anak sudah mulai memasukan tubuh dari manusia
walaupun belum jelas. Misalnya tangan diletakkan di garis vertikal di bawah kepala, ada
pusarnya.
d. Drawing the body/conventional stage. Pada tahap ini, tubuh semakin jelas, terhadap garis
horizontal pada garis vertikal untuk menegaskan tubuh.

Cox (1997) menyatakan bahwa semua tahapan di atas bila dilalui secara sekuensial
namun ada juga anak-anak yang tidak menghasilkan gambar orang sesuia dengan utrutan.
Ada yang tidak melalui transitional figure atau bahkan tadpole. Ada yang sudah pada tahap
conventional namun pada saat tertentu kembali mengembar tadpole.

3. Peran guru dalam kegiatan bermain adalalah sebagai berikut :


a. Guru sebagi perencanan, yaitu guru harus merencanakan suatu pengalaman baru agar
anak didik mengembangkan minat dan kemampuan anak. Perencanaan yang harus
disusun oleh guru adalah, tujuan untuk bermain, bentuk kegiaatan bermain yang akan
dilakukan, alat dan bahan yang diperlukan (jenis dan jumlah), tempat kegiatan bermain
yang akan dilakukan, alokasi wakatu, berapa lama waktu untuk kegiatan bermain,
pennilain dan evaluasi untuk mengetahui percapain tujuan/ sasaran dan keberhasilan
pelaksanan kegiatan bermain.
b. Guru sebagai fasilitator yaitu guru harus mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak
pada saat kegiatan bermain dan belajar berlangsung, guru harus berperang aktif, kreatif
dan dinamis.
c. Guru sebagi pengamat, guru harus mengamati, bagaimana anak berinteraksi dengan
teman yang lain dengan benda atau mainan, guru harus mengamati berapa lama seorang
anak dalam melakukan suatu permainan, guru harus mengamati apakah ada anak-anak
yang mengalami kesulitan pada saat bermain atau berteman dengan teman sebayanya
sehinga dapt memberi bantuan kepada temannya apabila diperlukan, guru harus
mengamati apaka ada anak yang menggangu temannya saat sedang bermain.
d. Guru sebagi model, anak usia dini adalah masa meniru, oleh karena itu sebagian bersar
permaian dilaksanakan melalui peniruan. Pada masa ini anak akan menirukan segala
tindak guru. Guru yang menghargai bermain akan selalu berusaha menjadi model atau
panutan dalam kegiatan bermain bagi anak. Guru harus mencari kesempatan untuk
bergabung dalam kegiatan bermain anaklah mencoba melakukan nya.
e. Guru sebagi motivator, adalah guru harus menjadi pendorong bagi ank untuk melakukan
kegiatan bermain. Guru harus mendorong lebih aktif ketika bermain supaya mendorong
anak untuk dapat melakukan eksplorasi dan melalkuan kagiatan untuk mendapatkan
penemuan-penemuan dan mendorong anak untuk

menyalurkan rasa ingin tahu anak dan menjari jawabannya.


f. Guru sebagi teman, guru harus bisa berperan sebagi teman pada saat bermain, dalam hal
ini guru mempunyai peran yang sama bagi anak. Guru menepatkan dirinya sebagi teman
yang baik sehingga situasi bermain menjadi penuh kegembiraan dan kesenangan bagi
ank. Guru harus berperan sebagai sahabat bagi anak.

4. Perbedaan belajar antara anak laki-laki dan perempuan yaitu sebagai berikut :
a. Pada saat menulis anak perempuan tekun dalam mengerjakan tugasnya, sedangka anak
laki-laki tidak tekun mengerjakan tugasnya
b. Pada saat belajar anak perempuan lebih duluan sudah siap menulis / mengerjakn tugasnya
sedang kan anak laki-laki lambat dalam mengerjakan tugasnya.
c. Pada saat belajar anak perempuan lebih aktif belajar dari pada anak laki-laki kurang aktif
dalam belajar.
d. Dalam kegiatan belajar anak laki-laki mudah mengeluh mengerjakan tugasnya sedangkan
anak perempuan tidak mengeluh dalam mengerjakan tugasnya.
e. Dalam kegiatan belajar mengambar anak laki-laki tidak suka menggambar sedangkan
anak perempuan senang dalambelajart gambar.

5. Bagaimana minat bisa mempengaruhi belajar anak, karena jika tidak ada Minat dapat
membuat anak tidak menyukai pelajaran sehingga sulit berkonsentrasi dan akhirnya
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Faktor yang mempengaruhi minat anak dalam belajar adalah :
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang
dapat mempegaruhi belajar. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor
psikologis.
 Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan faktor fisik dari individu tersebut.
Seperti keadaan jasmani pada umumnya mempengaruhi aktivitas belajar anak.
Apabila kondisi fisik anak sehat maka akan memberikan dampak positif pada
anak, jika keadaan anak kurang sehat mak itu mempengaruhi belajar anak, anak
jadi malas dan juga kurang bersemangat karena fisiknya kurang sehat.
 Faktor psikologis, keadan psikis seseorang yang dapat mempengaruhi belajar
anak, contohnya kecerdasan, motivasi, minat, bakat dan sikap.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi belajar siswa. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial sekolah seperti pendidik, administrasi, dan juga teman-teman
sekelas itu dapat mempengaruhi belajar siswa/ dari ketiganya juga apabila dapat
berkorelasi dengan baik maka juga akan membuat motivasi belajar siswa juga
baik.
Lingkungan sosial masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa, apabila
lingkungan tersebut lingkungan yang baik maka akan membuat motivasi belajar
siswa menjadi baik, begitu sebaliknya.
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi belajar siswa, sifat orang tua maupun
pengelolaan di dalam keuarga akan mempengaruhi belajar siswa.

 Lingkungan Nonsosial.
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar itu juga dapat
mempengaruhi belajar siswa. Apabila kondisi lingkungan alamiahnya tidak
mendukung maka proses belajar juga akan terhambat.

Anda mungkin juga menyukai