Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Disusun oleh :

Yenti Rostiana

(19040172P)

Dosen Pembimbing :

Ermy Wijaya, S.E.,M.M

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

           
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang saya tulis ini, dengan kerendahan
hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah yang
saya tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Saya sebagai penyusun berharap
semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca, Amin Ya Rabbal Alamin.

Bengkulu, 09 April 2021

Yenti Rostiana

           

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Aspek Manajeman...............................................................................................5


2.1.1 Pengertian Manajemen..............................................................................5
2.1.2 Manajemen Pembangunan Proyek............................................................7
2.1.3 Manajemen Sumber Daya Manusia...........................................................9
2.2 Aspek Organisasi................................................................................................11
2.2.1 Pengertian Organisasi................................................................................11
2.2.2 Bentuk-Bentuk Organisasi.........................................................................12
2.2.3 Dimensi-Dimensi Dasar Struktur Organisasi............................................16

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................19
3.2 Saran....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen secara umum diartikan sebagai ‘pengaturan’, artinya manajemen
adalah sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Jadi manajemen
adalah bagaimana kita bisa menata dan mengatur sumber daya agar suatu usaha dapat
berjalan di koridor yang sesuai sebagaimana mestinya demi tercapainya suatu tujuan.
Hampir semua perusahaan memiliki manajemen tersendiri yang diduduki oleh orang-
orang yang berpengalaman didalamnya. Karena manajemen dalam dunia usaha
amatlah vital, maka suatu usaha apalagi yang sedang di rintis tidak akan bisa berjalan
teratur dan konsisten tanpa adanya sebuah manajemen di dalamnya. Manajemen
sendiri harus mengiringi usaha tersebut karena hubungannya yang saling terikat dan
tidak bisa digugurkan salah satunya karena usah dan manajemen memang harus
dimulai secara bersamaan dan berdampingan.
Manajemen pun mulai memiliki banyak ragam, seperti manajemen keuangan,
manajemen pembangunan dan lain sebagainya. Dan di setiap lini tersebut haruslah
dipegang oleh profesional yang akan menjadi jaminan untuk suksesnya sebuah usaha
yang akan atau sedang dirintis yang terdiri dari perorangan atau bisa juga organisasi-
organisasi khusus. Karena manajemen yang baik juga menjadi faktor dari berhasil
tidaknya suatu usaha, maka suatu usaha yang mengalami pailit (bangkrut)
mencerminkan dari buruknya manajemen di dalamnya pun sebaliknya. Dalam
manajemen juga terdapat aspek-aspek yang harus diketahui terlebih d
Aspek manajemen dan organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
beberapa aspek kajian. Dimana keberhasilan suatu kegiatan bisnis yang telah
dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan
manajemen dalam penyampaian tujuan
Aspek manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, sehingga rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak.
Mengingat pentinya peranan aspek manajemen dalam menentukan
keberhasilan suatu kegiatan / bisnis yang dilakukan maka perlu diadakan suatu

1
analisis untuk kelayakan suatu usaha dengan melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit
satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk
mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu. Agar
tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang dikehendaki maka organisasi
membutuhkan manajemen. Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber-
sumber organisasi. Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi
organisasi, baik secara langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem
Internal dan Lingkungan Eksternal.
Karena organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka  pengelolaan
organisasi tidak akan lepas dari pembahasan kekuasaan. Namun, dalam hal ini,
pemikiran Mary Parker Follet, nabi manajemen (1868-1933), mengenai circular
behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi diantara anggota organisasi, perlu
diperhatikan. Prinsip kekuasaan menurut Mary Parker Follet adalah tidak berada di
atas tetapi bersama, sehingga distribution of power getting things done through other
people,  sangat mudah dimengerti sebagai sebuah penjelasan apa itu manajemen
dibanding pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh manajemen dan perilaku organisasi yang
lain. itu menjadi sangat penting untuk manggerakkan organisasi.
Pemikiran Mary Parker Folet tersebut menjelaskan bahwa manajemen adalah
sebuah usaha kolektif, bukan usaha individual. Sebagai sebuah usaha kolektif,
kekuasaan didistribusikan ke jenjang dibawahnya. Distribusi kekuasaan terjadi secara
berjenjang dan mencerminkan penjenjangan organisasi, dari tingkat paling tinggi ke
tingkat paling rendah. Masing-masing tingkat memiliki fungsi yang berbeda-beda
namun terangkai dalam satu sistem jaringan organisasi yang saling melengkapi dan
membutuhkan untuk mewujudkan tujuan organisasi secara bersama. Jadi, kolektifitas
usaha itu tidak lain adalah rangkaian kegiatan dari masing-masing fungsi dalam
sistem jaringan organisasi. Dengan kata lain, kerjasama untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran-sasaran organisasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit
organisasi adalah sebuah usaha kolektif yang dilakukan oleh semua anggota
organisasi.
Perilaku sirkular yang dicetuskan oleh Mary Parker Follet 1920 itu kemudian
dapat dijumpai dalam visualisasi anatomi organisasi Robbins beberapa windu
kemudian. Menurut Robbin, interaksi antara individu dengan indvidu, individu

2
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok adalah saling mempengaruhi. Dalam
hal ini, Robbin membagi anatomi organisasi menjadi tiga bagian yaitu Individu,
Kelompok, dan Sistem. Persepsi individu mengenai organisasi terbangun dalam
proses belajar individu melalui komunikasi individu dengan kelompoknya.
Selanjutnya, interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur
kelompok dimana pemimpin berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan
disain organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk
budaya organisasi di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peratutan dan
kebijakan organisasi, struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi adalah
manusia dan kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara
timbal balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.
Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk studi
kelayakan suatu usaha karena merupakan aspek yang harus diperhatikan untuk
menilai keberhasilan proyek secara keseluruhan. Keberhasilan suatu proyek tidak
lepas dari keberhasilan manajemen yang menanganinya. Proyek yang bagus jika
ditanganioleh mnajemen yang buruk akan mengakibatkan proyek gagal, oleh karena
itu analisis aspek manajemen perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa proyek
sudah direncanakan sudah baik dari segi manajemen. Realisasi usaha dimulai dan
ditindaklanjuti dengan pembangunan proyek bisnis dan diimplementasikan secara
rutin.
Oleh karena itu, sudah tentu diperlukan manajemen yang andal untuk
melaksanakannya, proses manajemen proyek bisnis akan berakhir sampai pada bisnis
selesai dibangun, selanjutnya akan digantikan oleh manajemen implementasi bisnis
yang akan bekerja secara rutin sampai berakhirnya bisnis, baik oleh karena
disesuaikan dengan jadwal lamanya proyek bisnis, maupun karena sebab lain,
misalnya bangkrut. Bab ini akan memaparkan aspek manajemen untuk pembangunan
proyek bisnis dan implementasi bisnis berdasarkan pendekatan perencanaan,
pengorganisasian, actuating dan pengendalian. Bagian terakhir akan dipaparkan
bagaimana mengakhiri suatu proyek bisnis yang jangka waktunya diketahui.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja aspek manajemen?

3
2. Apa saja aspek organisasi?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari perumusam masalah diatas yaitu:
1. Untuk mengetahui saja aspek manajemen.
2. Untuk mengetahui saja aspek organisasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Manajemen


2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut Prajudi Atmosudirdjo: Manajemen merupakan menyelenggarakan
sesuatu dengan menggerakkan orang-orang, uang, mesin-mesin, dan alat-alat
sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Sondang P. Siagian: Manajemen merupakan kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Menurut Manullang: Manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, serta pengawasan (pengontrollan)
sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut The Liang Gie: Manajemen adalah proses yang menggerakkan
tindakan-tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah
ditentukan benar-benar tercapai.
Menurut Henry Fayol: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas
kegiatan merencanakan mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya
manusia, dan mengadakan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
Manajemen Menurut George R. Terry: Manajemen adalah suatu proses
yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
dan mengadakan pengendalian melalui kegiatan orang lain dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Menurut Harold Koontz dan Cyrill O'Donnell: Manajemen adalah
pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer
membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen.
Menurut Manullan (1992), unsur manajemen tersebut, meliputi:

5
1. Manusia (Man): manusia adalah sarana utama setiap manajer untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Berbagai aktivitas yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan memerlukan sumber daya manusia.
2. Material (Material): Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia
menggunakan material atau bahan-bahan. Oleh karena itu, material dianggap
pula sebagai alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
3. Mesin (Machine): Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai
pembantu mesin seperti pada masa lalu, sebaliknya mesin telah berubah
kedudukannya menjadi pembantu manusia.
4. Metode (Method): Untuk melakukan kegiatan secara berdaya guna dan
berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif metode atau
cara melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, metode atau cara dianggap
sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
5. Uang (Money): Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kegagalan atau
ketidaklancaran proses manajemen sedikit banyak dipengaruhi oleh
pengelolaan keuangan.
6. Pasar (Markets): Bagi badan yang bergerak di bidang industri sarana
manajemen penting lainnya adalah pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil
produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak mungkin tercapai. Salah satu
masalah pokok bagi suatu perusahaan industri adalah minimal
mempertahankan pasar yang sudah ada.

Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting


dianalisis untukkelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah
dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan
organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.

Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan


secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau
tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini tergambar
dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.

6
Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus
dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antaraa satu fungsi dan
fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan
secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk
keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan diterapkan secara benar.

Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan ialah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian ialah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan
atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan ialah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam
organisasi
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan ialah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan
tugas apakah telah sesuai dengan rencana.

2.1.2 Manajemen Pembangunan Proyek


Manajemen proyek adalah system untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengawasai pembagunan proyek dengane fesien. Manajemen proyek system
informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu: manusia, masalahdan proses.
Dalam pekerjaans istem informasi factor manusia sangat berperan penting
dalam sukses ny amanajemen proyek. Pentingnya factor manusia
dinyatakan dalam model pematangan kemampuan manajement manusia yang
berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perang katlunak (system
informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan

7
menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan
karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.
Rencana proyek yang baik akan meliputi unsur-unsur berikut:
1. Menetapkan tujuan
2. Mendefenisikan proyek
3. Mencantumkan langkah utama untukdilakukan
5. Analisi biaya atau manfaat
6. Jadwal waktu untuk penyelesaian
7. Uraian mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek
Mengawasi atau mengendalikan proyek merupakan hal yang penting untuk
menjagaagar proyek selesai tepat pada waktunya. mengawasi suatu proyek
meliputi monitoring terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran.
1. Perencanaan Proyek
Dalam melaksanakaan proyek perlu dianalisis rencana kerja yang
meliputi:
a. Jenis pekerjaan
b. Waktu penyelesaian
c. Tenaga pelaksana
d. Peralatan
e. Anggaran
Dengan demikian rencana proyek yang baik akan meliputi unsur-unsur
berikut :
1. Menempatkan tujuan
2. Mendefenisikan proyek
3. Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan
4. Jadwal waktu untuk penyelesaian
5. Analisis biaya / manfaat
6. Uraian megenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
proyek.
2. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek meliputi penjadwalan waktu-waktu dari masing-
masing aktifitas proyek dalam urutan yang sudah diatur. Terdapat beberapa
macam bagan yang sering digunakan para penjadwal, salah satu yang paling

8
terkenal adalah bagan Gantt yang dinilai lebih mudah ditafsir dan efektif
untuk digunakan.
3. Pengawasan Proyek
Mengawasi dan mengendalikan jalannya proyek adalah satu hal yang tak
boleh disepelekan dalam pembangunan proyek demi kesesuaian proyek
dengan target yang telah ditetapkan. Lebih dari itu pengawasn ini berguna
untuk mengawasi arus anggaran dan mengevaluasi berbagai kelemahan dan
kekeliruan selama pembangunan proyek.
2.1.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang bertalian
dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola atau
mengatur orang dalam perusaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
1. Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan.
2. Perancangan Jabatan
Perancangan jabatan merupakan proses yang di tentukan dan di ciptakan
oleh karakteristik kualitas kerja dari suatu jabatan.
Perencanaan jabatan didasarkan pada pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan mekanistik
b. Pendekatan faktor manusia
c. Pendekatan motivasi
3. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan
kebutuhan sumberdaya manusia dalam suatu bisnis atau perusahaan.
Manfaat yang di peroleh perusahaan dari lingkungan kerja yang aman dan
sehat adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktivitas karena menurunya jumlah hari kerja yang
hilang.
b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas kerja.
c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
d. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar.
4. Pengadaan tenaga kerja

9
Pengadaan dan pencarian tenaga kerja baru dilakukan setelah analisis
jabatan dan perencanaan SDM sudah terpenuhi dalam rangka mengisi jabatan
yang tersedia. Pengadaan tenaga kerja sendiri merupakan proses untuk
memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan organisasi dan juga bidang pengoperasian usaha di lapangan,
meliputi:
a) Penarikan (Recruitment)
Penarikan adalah proses untuk mencari calon karyawan yang
memenuhi syarat tertentu sehingga dari mereka perusahaan bisa memilih
orang-orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang ada. Calon
karyawan tersebut bisa diperoleh dari dalam organisasi (internal) dan juga
dari luar organisasi (eksternal). Penarikan dari internal biasanya untuk
keperluan pengembangan atau perulasan perusahaan dengan
memindahkan atau menaikkan jabatan dari sebelumnya, sedangkan bagi
perusahaan baru hanya diperlukan dari eksternal saja.
b) Seleksi (Selection)
Setalah dilakukan pencarian tenaga kerja, tahap selanjutnya adalah
menyeleksi seluruh calon tenaga kerja yang paling memenuhi kriteria
yang terdiri dari uji materi, uji kesehatan, uji psikologi dan yang terakhir
adalah wawancara (interview).
c) Penempatan (Placement)
Penempatan adalah pencocokan seseorang dengan jabatan yang telah
disediakan yang diikuti dengan orientasi, dimana terdapat penjelasan di
dalamnya tentang tugas-tugas yang akan dilakukan sesuai dengan standar
kerja yang berlaku.
5. Kompensasi
Kompensasi adalah suatu imbalan atau penghargaan kepada setiap
personel yang bekerja di suatu perusahaan dan kompensasi ini penting
adanya demi mencapai tujuan yang diinginkan yang bertalian langsung
dengan keberlangsungan karyawan yang bekerja. Umumnya kompensasi ini
berupa kompensasi finansial sperti upah, gaji, komisi, bonus dan asuransi.
Ada juga yang nonfinansial berupa rasa aman, pujian dan pengakuan,
fkeksibelitas karier dan peluang untuk kenaikan penghasilan.
6. Pengembangan

10
Pihak manajemen perlu untuk melakukan program pengembangan pada
setiap karyawannya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan agara
mampu memenuhi tuntutan organisasi dalam menghadapi persaingan dan
perubahan. Pelatihan dan pengembangan ini bisa di dalkukan di dalam
perusahaan atau di luar perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan anggaran
perusahaan.
7. Integrasi
Integrasi adalah penyesuaian keinginan karyawan dengan manajemen,
yakni bagaimana karyawan bisa menyelaraskan antara kepentingan
pribadinya dengan kepentingan perusahaan agar sama-sama menguntungan
melalui penyampaian aspirasi mereka. Dengan adanya Serikat Buruh
khususnya di Indonesia memungkinkan keinginan karyawan terhadap
perusahaan bisa dijembatani seperti keinginan untuk mendapatkan
kesejahteraan, kenaikan gaji dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah
pekerjaan.
8. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja biasa disebabkan oleh faktor usia (masa
pensiun), permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi dan adanya
pemecata karena adanya kesalahan.

2.2 Aspek Organisasi


2.2.1 Pengertian Aspek Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti
alat, tools. Organisasi didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan bersama
dan terikat secara formal.
Menurut Chester I. Barnard, Organisasi adalah suatu system aktivitas
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Menurut Stoner, Organisasi
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang
dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta,

11
Kamus Umum Bahasa Indonesia). Jadi, paling tidak definisi organisasi terdiri
dari :
1. orang orang/sekumpulan orang
2. kerjasama
3. tujuan bersama
Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan
hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding dengan
hubungan formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan
hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping
ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Manajemen adalah alat untuk mencapai suatu tujuan, dan dari tujuan itu
memerlukan wadah atau tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut
yang dikenal dengan nama organisasi yang biasa ada dalam perusahaan-
perusahaan. Organisasi secara statis berupa tempat kerjasama atau
melaksanakan tugas yang telah direncanakan, organisasi secara dinamis berupa
proses kerjasama atas tujuan yang telah dirancang, sedangkan organisasi formal
menurut klasik adalah organisasi yang terencana, dibawah satu kekuasaan atau
pimpinan, yang memiliki satu tujuan. Oganisasi formal ini merupakan
organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara tegas dan
tersusun.
Struktur organisasi formal disusun untuk membantu pencapaian tujuan
organisasi agar lebih efektif. Desain struktur organisasiditentukan oleh:
1. Strategi organisasi
2. Lingkungan
3. Teknologi
4. Orang-orang yang terlibat dalam organisasi

12
2.2.2 Bentuk-Bentuk Organisasi
Bentuk dari organisasi tentu harus disesuaikan dengan bidang usahanya dan
juga disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa jenis bentuk
organisasi:
1. Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak, dibedakan lagi
menjadi dua:
a) Organisasi yang memiliki pimpinan puncak satu orang. Contoh: pimpinan
perusahaan perseorangan.
b) Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang.
Contoh: pimpinan di PT atau firma.
2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya,baik itu
wewenang lini, staf maupun fungsional sebagai berikut:
a) Wewenang lini, ialah wewenang yang menimbulkan tanggung jawab atas
tercapainya tujuan-tujuan tertentu. Organisasi lini sendiri adalah
organisasi yang hanya memiliki hubungan lini dalam organisasinya.
Organisiasi seperti ini merupakan bentuk organisasi yang berskala kecil
dengan sedikit jumlah karyawan yang belum atau sedikit memiliki
spesialisasi. Organisasi lini biasanya dipimpin langsung oleh si pemilik
perusahaan, hubungan antara karyawan dan atasan masih bersifat
langsung tanpa perantara, jumlah karyawannya sedikit, tingkat spesialisasi
dan alat-alatnya belum beragam dan organissinya kecil.Keuntungan
organisasi ini adalah garis kepemimpinan tegas karena berhubungan
langsung dengan karyawan, kesatuan kepemimpinan terjamin, karena
hanya dipimpin oleh satu orang dan juga tingkat tanggung jawabnya
sangat tinggi, karena masing-masing unit hanya dipegang oleh satu orang.
Selain itu rasa solidaritas antar karyawan masih tinggi, karena sudah
saling mengenal.Selain itu terdapat kelemahan yang ada di organisasi ini,
yaitu mengenai tujuan dari organisasi dan tujuan pribadi yang seringkali
tidak bisa dibedakan, kesempatan karyawan yang terbatas karena
dikendalikan seluruhnya oleh pimpinan dan juga kecenderungan pimpinan
yang bertindak otoriter.
b) Wewenang staf, ialah wewenang yang membantu si pemilik wewenang
lini agar bekerja lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Organisasi lini dan staf sendiri masih mempertahankan sistem

13
kewenangan vertikal, artinya masih ditangan satu orang pimpinan, tapi
dalam rangka memperlancar pekerjaan pimpinan, ia mendapat bantuan
dari staf, dimana tugas dari staf adalah memberikan bantuan, saran-saran
dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan. Garis kepemimpinan masih dipegang satu
pimpinan, staf hanya memiliki wewenang staf saja. Pekerjaan llini staf itu
bukan ditentukan oleh aktifitasnya, tapi hubungannya dengan bagian-
bagian lain. Ininya bagian lini bisa menjadi staf. Contoh: jika bagian
penjualan meminta pendapat kepadanya, maka dia disebut staf.Organisasi
lini dan staf biasanya terdidi dari jumlah karyawan yang banyak,
organisasinya besar dan kompleks, dan hubungan natar pimpinan dan
karyawan tidak secara langsung. Dalama organisasi ini, wewenang staf
dibagi menjadi dua, yaitu staf ahli yang terdiri dari staf penasihat, staf
pelayan, staf pengendali dan staf fungsional dan personal staf yang juga
terdiri dari pembantu (assistant) dan staf umum (general staff).
c) Wewenang fungsional, ialah wewenang yang diberikan kepada seseorang
atau departemen agar dapat mengambil keputusan tentang hal-hal yang
ada di departemen yang lain. Organisasi fungsional sendiri adaah
organisasi yang dibentuk berdasarkan sifat-sifat dan macam-macam fungsi
yang harus dilaksanakan. Organisasi ini terfokus pada pembagian kerja.
Pimpinann menyerahkan masalah tertentu kepada manajer yang kemudian
dilimpahkan kepada pelaksana, dengan demikian, para bawahan yang
menerima perintah dari beberapa atasan yang memiliki tanggung jawab
dan keahlian masing-masing.Organisasi fungsional biasanya membagi
tugas secara tegas dan dapat dibedakan, bawahan akan menerima perintah
dari beberapa atasan. Kelebihannya adalah keuntungan adanya spesialisasi
yang optimal akan terampil di bidangnya masing-masing dan efisiensi
produktifitas dapat ditingkatkan. Terdapat satu lagi jenis organisasi, yaitu
organisasi gabungan (lini, staf dan fungsional) yang diterapkan pada
organisasi besar dan kompleks. Pada tingkat dwan direksi (board of
director) diterapkan tipe orgnasisasi kru dan staf, sedangkan mada madya
diterapkan tipe organisasi fungsional
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka
pengembangan organisasi, maka bentuk organisasi harus diusahakan

14
sesederhana mungkin. Dalam perkembangannya sampai sekarang ini pada
pokoknya ada beberapa macam bentuk organisasi yang masing-masing
mempunyai kebaikan dan keburukannya.
a) Organisasi Lini
b) Organisasi Lini dan Staf
c) Organisasi Fungsional
d) Organisasi Fungsional, Lini, dan Staf
e) Organisasi Flat

A. Organisasi Lini
Adalah bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang
yang berhubungan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan.
Setiap kepala unit mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan kepada
kepala unit satu tingkat diatasnya. Disebut sebagai organisasi lini
(line/command organization) jika dalam pembagian tugas serta wewenang
terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dengan
satuan organisasi pelaksana.
Ciri-cirinya antara lain :
1. Jumlah karyawannya sedikit,
2. Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap
hari kerja.
3. Sarana dan prasarananya terbatas,
4. Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung,
5. Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manajer.
Kebaikan / keuntungan organisasi lini antara lain :
1. Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando,
2. Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar,
3. Proses decision making (pengambilan keputusan) berjalan cepat,
4. Disiplin dan loyalitas tinggi, biaya rendah
5. Rasa saling pengertian antar anggota tinggi,
6. Kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta pengawasan dan
koordinasi lebih
mudah.

15
7. Kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
Keburukan / kelemahan organisasi lini antara lain :
1. Ada tendensi gaya kepemimpinan otokratis,
2. Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat,
3. Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedaka dengan tujuan organisasi,
4. Karyawan tegantung pada satu orang dalam organisasi,
5. Keputusan diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut sering kurang
sempurna serta dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas, yang tidak mudah ditemukan.
2.2.3 Dimensi – Dimensi Dasar Struktur Organisasi    
1. Pembagian kerja
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan
mempengaruhi tingakat prestasi organiasasi melalui minimisasi
ketergantungan pada individu tertentu atau keterampilan khusus, dan gerakan
atau perpindahan yang percuma komponen pekerja besar. Pembagian kerja
juga mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin mesin yang efisien
untuk meningkatkan produktifitas.
2. Berbagai fungsi yang melekat pada struktur organisasi
Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan sebagai fungsi –fungsi
struktural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
a) Wewenang (authority), arti wewenang  adalah hak melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan 
kunci jabatan manajerial.
b) Kekuasaan (power), sering dicampur adukan dengan wewenang.
Walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi
keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
c) Tanggung jawab (responsibility), adalah kewajiban untuk melakukan
sesuatu. Dalam organiasisi, tanggung jawab adalah kewajiban seseorang
untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi.
d) Akuntabilitas (accountability), tidak seperti tanggung jawab, adalah faktor
di luar individu dan perasaan priadinya. Bila seseorang manajer
menghendaki pertanggungjawaban untuk suatu kegiatan yang dilakukan
bawahan dapat dikatakan akuntabilitas terjadi.

16
e) Komunikasi dalam organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi
mengalir secara khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat
utama bagi komunikasi formal ini.
f) Hubungan lini dan staff. Masih berhubugan dengan konsep wewenang
dikenal apa yang disebut lini dan staff. Keduanya ini merupakan
pendekatan yang berbeda untuk menentukan deskripsi wewenang dalam
organisasi.
g) Rentang kendali, yang dimaksud rentang kendali atau pengawasan (span
of control) adalah beberapa orang jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.           
h) Struktur flat dan tall. Dalam analisis organisasi, istilah flat (datar) dan tall
(tinggi) digunakan untuk menggambarkan pola menyeluruh rentang
kendali dan tingkatan manajemen.
i) Sentralisasi dan desentralisasi. Bila wewenang didelegasikan atau
dilimpahkan meluas dalam suatu organiasasi, desentralisasi wewenang
terjadi.
j) Rantai wewenang skalar. Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-
bagi dan dikelompokkan atas dasar fungsi, produk, wilayah dan
sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan diantaranya, maka
kegiatan tersebut harus diintegrasikan.
k) Kesatuan perintah. Satu aspek dasar struktur organiasasi lainnya (implisit
dalam rantai skalar) adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa
seorang bawahan hendaknya hanya menerima instruksi dari sumber
tunggal.
3. Departementasi
Departementasi atau departementalisasi bersangkutan dengan proses
penentuan cara pengelompokan kegiatan organisasi. Departemenasi
mencerminkan organisasi horizontal pada setiap tingkat hirarki, dan
hubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
a) Departementasi Fungisional.
Pendekatan fungsional untuk mengelompokan kegiatan oraganisasi ini
mungkin merupakan tipe departementasi yang paling umum dan luas
digunakan dalam merancang struktur organisasi. Kebaikan utama
departementasi fungsional adalah berkaitan dengan aspek positif

17
spesialisasi. Secara teoritis, fungsionalisme akan meningkatkan efisiensi
dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dalam peralatan paling
ekonomis.
b) Departementasi produk.
Dengan berkembangnya organisasi formal departementasi fungsional
menjadi semakin sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen
dapat membentuk divisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing
meran merancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produknya.
Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab kepada direktur organisasi.
c) Departementasi wilayah.
Bila organisasi beroperasi di wilayah yang tesebar, maka
departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran
yang beroperasi di banyak daerah dalam suatu negara sering dibagi
menjadi kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (area
manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan
kelemahan. Kebaikan antara lain :
1. Pengambilan keputusan leih cepat dan dengan kemungkinan kualitas
lebih baik.
2. Koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan
kegiatan.
3. Beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada
pendelegasian wewenang.
4. Pertanggung jawaban lebih jelas.
Kelemahan antara lain :
1. Kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena
kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi.
2. Meningkatnya biaya operasional organisasi, kerena cenderung
terjadinya kelebihan staff, duplikasi sumber daya dan peralatan.
3. Mempersulit alokasi sumber daya dan konsistensi kebijakan.

18
19
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Aspek manajemen dan organisasi adalah aspek yang sangat vital dalam suatu
usaha. Karena usaha yang akan atau sedang dirintis mungkin saja akan mengalami
kegagalan jika manajemen dan organisasi tidak berjalan dengan baik. Proses
manajemen sendiri juga terdapat kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih
mudah.
Manajemen pembangunan proyek adalah sistem untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi proyek yang sedang dilaksanakan. Pembangunan
proyek harus mengkooridiasikan rencana pelaksanaan dengan sumber daya yang
disediakan agar proyek tadi dapat terselesaikan sesuai target, artinya proyek tersebut
selesai tepat waktu dan sesuai dengan konsepnya. Manajemen sumber daya meliputi
segala sesuatu yang dipersiapkan perusahaan berkaitan dengan kinerja SDM, yakni
dalam penempatan posisi kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam
konsep manajemen SDM terdapat hal yang berkaitan erat seperti adanya
kebijaksanaan, prosedur dan juga praktik dalam mengatur orang lain demi
tercapainya tujuan. Dalam manajemen SDM juga diterapkan fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan
fungsi yang bersifat operatif seperti pengadaan, kompensasi, pengembangan,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Manajemen adalah alat untuk
mencapai suatu tujuan, dan dari tujuan itu memerlukan wadah atau tempat untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut yang dikenal dengan nama organisasi yang
biasa ada dalam perusahaan-perusahaan.
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting
dianalisis untukkelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan
layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang
baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Untuk keperluan studi
kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan
secara benar.

20
1.2 Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, penulis dengan segala keterbatasannya
mencoba untuk memberikan beberapa pendapat atau saran sebagai masukan agar
suatu usaha dapat beraktifitas dengan baik harus memiliki kemampuan untuk
mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha tersebut, mulai dari aktifitas
atau kegiatan yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan.
Dengan demikian haruslah menggunakan pendekatan-pendekatan untuk
mengkaji layak tidaknya bisnis tersebut dalam studi kelayakan bisnis yang ditinjau
dari aspek manajemen dan organisasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

A.F.Stoner James, DKK, 1996, Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo,


Jakarta.

Barnard, I ,Chester. 1992. Organisasi dan manajemen, Struktur, Perilaku dan


Proses,Gramedia, Jakarta.

Follett, Mary Parker. 1918. The New State—Group Organization: The Solution of. New
York University.

Gie, The Liang. 2001.Managemen Dan Administrasi Perkantoran Modern.Penerbit


Liberti.Yogyakarta

George R. Terry, 2003, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara.jakarta.

Hasibuan, Malayu . 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara,
Jakarta.

Hasibuan, Malayu . 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara.
Jakarta.

Hariandja. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia,Gramedia Widiasarana


Indonesia.Jakarta.

Kasmir, dan Jakfar, M.M.2013, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenada Media
Group.Jakarta.

Koontz Harold, Cyril O’Donnel, 1959, Principles Of Management, (Mc. Graw Hill Book
Company, Inc., New York)

Manullang, M., 1981. Dasar-dasar Manajemen. Gajah Mada University Press.


Yogyakarta.

Mathis, Robert L dan Jackson, John H, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku ke
dua. Salemba Empat. Jakarta.

Mathis, Robert L dan Jackson, John H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
10. Salemba Empat. Jakarta.

Mullins, Laurie J. (2005)Management And Organization, Seventh Edition.Prentice Hall


Financial Times. England.

Prajudi Atmosudirdjo, 1984, Manajemen Dan Hukum Administrasi Negara, Ghalia


Indonesia, Jakarta.

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall, Jakarta.

22
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi 9. Prentice Hall, Jakarta.

Siagian, Sondang P, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan Ketujuh, Radar
Jaya Offset.Jakarta.

Sulandri, Agustin. 2013. Buku Ajar Ekonomi untuk SMA/MA.Citra Pustaka. Yogyakarta.

Siagian Sondang, P. 2002. Kiat Peningkatan Produktifitas.Rineka Cipta. Jakarta.

Sumarsono, Sonny, 2004, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmir,dkk. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.

23

Anda mungkin juga menyukai