Anda di halaman 1dari 12

1.

KASUS 1

Seorang bayi berusia 9 bulan demam selama 3 hari, telah diberikan Paracetamol drop
tetapi setelah 4 jam suhunya kembali naik, suhu tertinggi mencapai 38,5⁰C. Anak tersebut
rewel dan nafsu makan serta minum ASI turun. Pada hari ketiga anak tersebut diare dengan
konsistensi cair dan frekuensi 3 kali sehari tanpa lendir atau darah. Ibu anak tersebut datang
ke apotek untuk mengatasi permasalahan pada bayinya

2. Pertanyaan
1. Mengapa pemberian parasetamol dalam kasus tidak menyembuhkan demam?
2. Apa penyebab konsistensi diare cair pada kasus?
3. Apa definisi demam dan mekanisme demam?
4. Berapa dosis parasetamol untuk bayi 9 bulan?
5. Apa obat diare yang aman untuk bayi 9 bulan?
6. Apa saja macam-macam diare?
7. Apa terapi non farmakologi untuk demam?
8. Berapa berat badan anaknya?
9. Mengapa bayi rewel dan nafsu makan menurun?
10. Bagaimana mekanisme Parasetamol?
11. Bagaimana  mekanisme diare?
12. Apa ada interaksi obat anatara Parasetamol dengan diarenya?
13. Apakah penyakit diare bayi berhubungan dengan ASI yang dikonsumsinya? Apa
penyakit dari bayi itu ada hubungannya dari sang ibu yang menyusui?
14. Apa saja penyebab diare?
15. Apakah dengan meminum ASI, bayi  jadi lebih resisten untuk terkena diare atau tidak?

3. Pembahasan

1. Apa definisi demam dan mekanisme demam?


Demam yaitu peningkatan suhu tubuh di atas normal (37˚C). sedangkan demam
merupakan respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang diperantarai oleh sitokin dan
ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun (Kania,
2007)
Demam memiliki 3 fase yaitu fase kedinginan, fase demam dan fase kemerahan.
Fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhutubuh yang ditamdai dengan adanya
vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk
memproduksi panas sehingga tubuh merasa kedinginan dan mengginggil. Fase kedua
yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan
panas di titik patokan suhu yang telah meningkat. Dan fase terakhir yaitu fase kemerahan
merupakan penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan
keringat yang berusaha untuk menghilangkan panas tubuh akan berwarna kemerahan
(Dalal, 2006).
Mekanisme demam
Temperature tubuh meningkat di atas batas normal yang disebabkan karena
thermostat yang ada di dalam tubuh . Letak thermostat yang di dalam tubuh di salah satu
bagian otak yaitu hipotalamus. Hipotalamus berfungsi menjaga suhu  tubuh agar normal.
Hipotalamus terkadang mengatur suhu tubuh menjadi lebih tinggi sebagai adanya respon
infeksi atau penyebab lain. Beberapa peneliti mengatakan dengan peningkatan suhu tubuh
maka kuman yang ada dalam tubuh  menjadi tidak nyaman  (tipskesehatan.we.id).
 Peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil di
dalam tubuh kita yang disebut dengan Pirogen yaitu zat pencetus panas. Yang
menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan pirogen yaitu adanya infeksi, radang,
keganasan, alergi dan teething. Pirogen itu membawa 2 misi yaitu mengerahkan sel darah
putih atau leukosit ke lokasi infeksi dan menimbulkan demam yang akan membunuh
virus karena virus tidak tahan suhu tinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah
(webkesehatan.com).

2. Berapa berat badan anaknya?


Melihat monitoring BB pada bayi untuk obat Paracetamol tidak boleh diberikan
untuk bayi dibawah 6 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 7 kg
(www.ibudananak.com). Jadi pada kasus pasien bayi umur 9 bulan diperkirakan BB bayi
lebih dari 7 kg.
3. Berapa dosis parasetamol untuk bayi 9 bulan?
Dosis Paracetamol untuk usia 3-12 bulan yaitu 60 mg (Tjay, 2007)

4. Bagaimana mekanisme Parasetamol?


Obat merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara
menghambat COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer (Frust & Ulrich, 2007). Sifat
antipiretik dari Parasetamol dikarenakan efek langsung ke pusat pengatur panas di
hipotalamus yang berakibat vasodilatasi perifer, berkeringat dan pembuangan panas
(University of Alberta, 2009).

5. Mengapa pemberian parasetamol dalam kasus tidak menyembuhkan demam?


Penyebab dari pasien tidak kunjung turun suhu tubuhnya karena pasien
mengalami demam intermiten, yaitu suhu badan turun ke suhu normal hanya dalam
beberapa jam dalam satu hari. Hal ini bisa karena adanya penyakit penyerta lain yang
mengakibatkan pasien mengalami demam. Dalam kasus ini pasien mengalami diare. Dan
obat parasetamol yang digunakan tetap dipakai karena aman (Dinarello & Gelfand,
2005).

6. Apa terapi non farmakologi untuk demam?


Demam dapat diatasi dengan beberapa hal berikut (Kaneshiro & Zieve, 2010):
 Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan istirahat yang
cukup
 Tidak memberi penderita pakaian panas yang berlebihan ketika menggigil. Tetapi
memberi satu lapis pakaian dan satu lapis selimut yang membuat penderita nyaman
dan hangat
 Memberi kompres dengan air hangat. Jangan memberi kompres dengan air dingin
karena menyebabkan keadaan semakin menggigil

7. Mengapa bayi rewel dan nafsu makan menurun?


Nafsu makan turun dan rewel disebabkan karena demam yang mengakibatkan
dehidrasi, lesu, lemah. Nafsu makan berkurang karena demamnya tersebut
(ayahbunda.co.id)

8. Apa saja macam-macam diare?


Diare adalah  Peningkatan engeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau
lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk
bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10g/kg/24 jam,
sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam (Juffrie,
2010)
Macam-macam diare yaitu:
1. Diare osmostik : Akibat infeksi virus atau bakteri

Diare Osmotik (osmotic diarrhoea), disebabkan oleh (www.penyakitdiare.com):

a. Malabsorpsi makanan

- karbohidrat (laktosa, maltosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa)

- lemak (Long Chain Triglyceride)

- protein (asam amino, B laktoglobulin)

- vitamin dan mineral

b. KKP (Kekurangan Kalori Protein)

c. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah)

d. Keracunan (food poisoning)

e. Alergi (milk alergy, food alergy)

2. Diare Sekresi : Karena toksik/keracunan


Diare sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh :
a. Infeksi bakteri (Shigella, salmonella, E.coli, staphylococcus, aoreus, vibria
cholerae, dll).
b. Infeksi virus (rotavirus, norwaik, astrovirus, calcivirus, coronavirus,
adenovirus, dll)
c. Infeksi parasit (protozoa, balantidium coli, giardia lamblia, capilaria
philippinensis, isospora billi, cryptosporodium, fasiolopsis buski, sarcocystis
suihaminis, dll)
d. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,
makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam),
gangguan psikis (takut, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dsb.
e. Defesiensi imun terutama SigA (secretory immunoglobulin A) yang
mengakibatkan terjadinya / berlipatgandanya flora usus dan jamur terutama
candida.

Menurut WHO, jenis-jenis diare yaitu (www.guideline.gov):   

 Diare akut bercampur air yaitu termasuk kolera yang berlangsung selama beberapa
jam / hari, bahaya utama yaitu dehidrasi, penurunan BB bila tidak diberi makan.
 Diare akut bercampur darah atau disentri yang bahaya utamanya yaitu kerusakan usus
halus dan sepsis.
 Diare persisten yang berlangsung selama 14 hari atau lebih yang memiliki bahaya
utama yaitu malnutrisi dan infeksi serius di luar usus halus.
 Diare dengan malnutrisi berat memiliki bahaya utama infeksi sistemik berat, dehidrasi
dan gagal ginjal

9. Apa saja penyebab diare?


Faktor faktor penyebab diare yaitu karena infeksi dari bakteri seperti E.coli dan
Salmonella, Infeksi yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjadi penyebab adalah
golongan rotavirus. Diare yang disebabkan karena pemanis buatan, alergi pada makanan
yang dikonsumsi. Pada bayi dikenalkan MPASI (makanan yang baru dikenalkan)
seringkali memiliki efek samping diare karena perut kaget dengan makanan dan minuman
yang baru dikenal (www.ibudananak.com)
Perilaku dan makan minuman .pemberian ASI dan tidak menggunakan susu
formula bisa mencegah diare. Selain itu sanitasi lingkungan yang bersih serta makan
makanan yang bergizi bisa mencegah diare (Kemenkes RI, 2011)

10. Bagaimana  mekanisme diare?


Mekanisme diare yaitu diare terjadi karena reabsorbsi di dalam usus besar terlalu
lambat sehingga terjadi penumpukan air dan karena motalitas dari usus meningkat.
Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu
(Poorwo, 2003):
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare.

11. Apa penyebab konsistensi diare cair pada kasus?


Konsistensi diare cair (pengeluaran tinja yang lunak / cair) dapat dikarenakan
gangguan osmotik, gangguan sekresi atau gangguan motilitas usus seperti yang telah
dijelaskan pada mekanisme diare. Gangguan-gangguan tersebut dapat timbul karena susu
formula yang bisa saja diberikan oleh ibu pada bayi tersebut, atau dapat juga karena
lingkungannya sendiri yang kurang sehat sehingga bayi terinfeksi oleh bakteri.
12. Apakah penyakit diare bayi berhubungan dengan ASI yang dikonsumsinya? Apa penyakit
dari bayi itu ada hubungannya dari sang ibu yang menyusui?
Penyebab diare pada anak bayi  bukan dari ASInya, tapi karena susu formula. Bisa
jadi ibu dari bayi tidak mau makan makanan yang bergizi sehingga dapat berpengaruh
pada bayinya. ASI itu untuk kekebalan  bayi, sehingga bayi meminum ASI dan bayi
jarang sakit. Dengan adanya ASI, maka bayi tidak terkena serangan dari infeksi bakteri.
Kesimpulannya ASI tidak menimbulkan diare. Yang menyebabkan diare bisa  karena
susu formula atau lingkungannya. Untuk hubungannya dengan si ibu maka bisa jadi jika
ibu dari bayi mengonsumsi obat tertentu yang berbahaya atau kontraindikasi pada ibu
menyusui atau dapat juga si ibu tidak mau makan makanan yang bergizi sehingga dapat
berpengaruh pada produksi ASI. Karena ASI itu untuk kekebalan  bayi, sehingga bayi
meminum ASI maka konsumsi baik makanan atau obat ibu menyusui harus diperhatikan
dan dimonitoring agar produksi ASI tetap berkualitas dan tidak berbahaya bagi bayi (bisa
membuat bayi sakit seperti pada kasus).

13. Apa obat diare yang aman untuk bayi 9 bulan?


Pengobatan diare ada 5 langkah yaitu Oralit, Zinc, pemberian ASI/makanan,
pemberian antibiotik dengan selektif dan edukasi bagi orang tua anak/bayi (Kemenkes
RI, 2011).
Oralit untuk mencegah dehidrasi  agar tidak terlalu banyak cairan yang hilang.
Yang kedua  Zn harus diberikan 10 hari berturut turut karena terbukti aman. Zn juga bisa
digunakan sebagai  penambah nafsu makan. Bentuknya dispersible tablet dengan cara
dilarutkan ke air, bisa ke ASI atau air matang.

14. Apa ada interaksi obat antara Parasetamol dengan obat diarenya?

Tidak ada interaksi obat yang terjadi antara Parasetamol dengan obat diare.

15. Apakah dengan meminum ASI, bayi  jadi lebih resisten untuk terkena diare atau tidak?
Tidak ada hubungan antara konsumsi ASI dengan diare pada bayi karena ASI
bukan sebagai penyebab diare pada bayi. Namun untuk hubungannya dengan si ibu maka
bisa jadi ibu dari bayi mengonsumsi obat tertentu yang berbahaya atau kontraindikasi
pada ibu menyusui atau dapat juga si ibu tidak mau makan makanan yang bergizi
sehingga dapat berpengaruh pada produksi ASI. Karena ASI itu untuk kekebalan  bayi,
sehingga bayi meminum ASI maka konsumsi baik makanan atau obat ibu menyusui harus
diperhatikan dan dimonitoring agar produksi ASI tetap berkualitas dan tidak berbahaya
bagi bayi (bisa membuat bayi sakit seperti pada kasus). Dengan adanya ASI yang
berkualitas, maka bayi tidak terkena serangan dari infeksi bakteri. Dari sini dapat
diketahui bahwa ASI tidak menimbulkan diare, dengan catatan konsumsi si ibu
dimonitoring.

4. Kesimpulan :

Pemberian Parasetamol drop pada bayi sudah tepat, dosis 60 mg di bawah 1 tahun.
Anak rewel dan nafsu makan turun akibat demam. Terapi non farmakologi dari demam
yaitu memberi cairan dalam jumlah banyak, tidak memakaikan baju yang terlalu tebal
dan dengan mengkompres anak dengan air hangat. Selain itu penggunaan obat
Paracetamol untuk bayi menggunakan jenis Paracetamol drop (tetes) untuk memudahkan
bayi dalam meminum obat. Terapi diare menggunakan Oralit dan Zinc. Pengobatan ada 5
yaitu Oralit sebagai pertolongan pertama karena untuk mencegah dehidrasi.  Penanganan
kedua itu dengan Zinc karena bisa menghentikan diare dan menambah nafsu makan,
mengurangi volume tinja dan mengurangi keparahan diare. Penanganan ketiga, ASI tetap
di berikan. Tahap keempat diberi antibiotik selektif dan terakhir memberi edukasi pada
orang tua tentang penyakit diare dan cara penanggulangannya terhadap anak bayi maupun
anak kecil, termasuk penggunaan antibiotik yang tidak boleh digunakan sembarangan
karena bisa mengakibatkan resisten pada anak. Konsumsi ibu menyusui, baik makanan
atau obat yang dikonsumsi harus diperhatikan dan dimonitoring agar produksi ASI tetap
berkualitas dan tidak berbahaya bagi bayi.
5. KASUS 2

Seorang mahasiswa bernama Saiful 21 tahun datang ke apotek dengan keluhan pusing,
mual, gatal-gatal di tangan dan kaki serta berwarna kuning. Sebelumnya dia telah ke dokter
dan di resepkan obat sebagai berikut:

R/ Sumagesic
Spr
Calamin Lot
Sue

Pro : Sdr. Saiful


Umur : 21 thn
Alamat : Kartasura

Dan hasil laboratorium dari pasien adalah sebagai berikut:

TD 120/70 mmHg

RR 118/menit

HR 75/ menit

SGPT  100U/L

SGOT 140U/L

GGT 93 UI/L

Billirubin direc 6 mmol/L

6. Pembahasan Kasus 2

Setelah di tanyakan pada pasien diketahui bahwa pasien memiliki riwayat penyakit TBC
dan pasien telah mengkonsumsi obat INH, Rifampisin dan Vit B6.  Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa pusing, mual dan gatal-gatal pada tangan kaki hingga berwarna kuning
disebabkan karena konsumsi obat TBC. Pada pengobatan TBC pasien haruslah meminum
obat tersebut secara rutin dan sesuai dengan anjuran dokter, tidak boleh dihentikan secara
tiba-tiba karena jika hal itu terjadi maka saat TBC kembali kambuh, pasien harus mengulang
pengobatan dari awal dan pengobatan akan menjadi lebih lama lagi.  Pada keluhan pasien
dokter meresepkan obat sumagesic dan calamin lotion. Obat sumagesic ini berisi Paracetamol
padahal dari data lab pasien memperlihatkan bahwa keadaan hati pasien kurang baik sehingga
jika pasien mengkonsumsi sumagesic akan memperparah fungsi hatinya yang kurang baik.
Dan obat calamin lotio ini berfungsi untuk mengobati gatal-gatal pada pasien dan ini aman
untuk digunakan pada pasien. Untuk perawatan fungsi hatinya bisa diberikan terapi
nonfarmakologi dengan konsumsi curcumin. Dan untuk pasien TBC sebaiknya memakai
masker dimana pun untuk mencegah penularan penyakitnya ke orang lain.
Daftar pustaka

Dalal, S., and Zhukovsky D.S., 2006. Pathophysiology and Management of Fever. J Support
Oncol., 2006 (4), 9–16. Available from:  www.supportiveoncology.net/
journal/articles/0401009.pdf. [Updated May 2014]

Dinarello & Gelfand, 2005. Fever and Hyperthermia. In : Kasper, D.L., et. al., ed. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16th ed. Singapore: The McGraw-Hill Company, 104-
108.

Furst, D.E., and Ulrich, R.W., 2007. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs, Disease-Modyfing
Antirheumatic Drugs, Nonopioid Analgesics, & Drugs Used In Gout. In: Katzung, B.G.,
ed. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Singapore: The McGraw-Hill Company,
591-592

Juffrie, M., et al, 2010. Buku Ajar Gastroenterologi - Hepatologi Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit
IDAI.

Kaneshiro, N.K., and Zieve, D. 2010. Fever. University of Washington. Available from:


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000980.htm.

Kania Nia, 2007. Penatalaksanaan Demam pada Anak.


http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/02/penatalaksanaan demam
pada_anak.pdf. [Updated May 2014]

Kementerian Kesehatan RI, 2011.  Profil Kesehatan Indonesia 2010. Dalam


http://www.depkes.go.id.

Poorwo, Sumarso et all. 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit Tropis.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
University of Alberta. 2009. Acetaminophen. Available from:
http://www.drugbank.ca/drugs/DB00316. [Updated May 2014]

www.ayahbunda.co.id

www.bidanku.com

www.guideline.gov

www.ibudananak.com

www.penyakitdiare.com

www.tipskesehatan.we.id

www.wbkesehatan.com

http://www.penyakitdiare.com

Mengetahui Surakarta, 11 Mei 2014

Asisten Praktikum, Praktikan,

Pratiwi Hening P. Suci Nur Hidayah

Anda mungkin juga menyukai