Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Suhu, Kadar Garam dan Waktu Pengolahan Bakasang Ikan

Cakalang (Katsuwonus pelamis) Terhadap Parameter


Thiobarbituric Acid (TBA)
(The Influence of Temperature, Salinity and Processing Time of
Bakasang Cakalang Fish (Katsuwonus pelamis) on
Thiobarbituric Acid (TBA) Parameters)
1) 1) 1)
Jessica Marcelina Tungady , Feti Fatimah , Vanda Kamu
1)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi
*Email korespondensi: tungadyjessica@gmail.com

Diterima 1 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 5 Agustus 2019

Abstrak

Bakasang adalah produk fermentasi yang dibuat dari jeroan ikan. Penelitian ini
bertujuan menganalisis pengaruh suhu, kadar garam dan waktu terhadap
pengolahan bakasang ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dibuat dengan
berbagai kondisi pengolahan. Analisis menggunakan parameter Thiobarbituric
acid (TBA) pada setiap sampel. Hasil menunjukan bilangan TBA tertinggi yaitu
dengan suhu 70 , kadar garam 30% dan waktu fermentasi selama 15 hari
dengan bilangan TBA sebesar 4,7439 mg malonaldehid/kg sampel dan bilangan
TBA terendah yaitu yaitu dengan suhu 50 , kadar garam 20% dan waktu
fermentasi 1,6 hari dengan bilangan TBA sebesar 0,9709 mg malonaldehid/kg
sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh suhu,
kadar garam dan waktu pengolahan (variabel independen) terhadap parameter
Thiobarbituric acid (TBA) (variabel dependen), maka diperlukan beberapa
metode statistika, pertama yaitu uji korelasi suhu, kadar garam dan waktu
(variabel independen) terhadap bilangan Thiobarbituric acid (TBA) (variabel
dependen) dengan hasil penelitian, berturut-turut 56,4%; 28,3%; dan 60,7%,
selanjutnya adalah uji ANOVA, analisis varians (ANOVA) dilakukan pada 95%
confidence interval dengan nilai signifikansi =0,05, hasil signifikansi untuk
variabel suhu, kadar garam dan waktu adalah 0.00.
Kata Kunci: Bakasang, ikan Cakalang, ANOVA, bilangan TBA

Abstract

Bakasang is a fermented product made from fish innards. In this research, aims
to determine the effect of temperature, salinity and time on the processing a
bakasang of Cakalang (Katsuwonus pelamis) made with various processing
conditions a bakasang of Cakalang fish (Katsuwonus pelamis) was made with
various processing conditions. The analysis was carried out using Thiobarbituric
acid (TBA) parameters in each sample. Based on the research, the highest TBA
number is at 70 , 30% salinity and fermentation time for 15 days with TBA
number of 4,7439 mg malonaldehyde /kg sample and the lowest TBA number
that is with a temperature of 50 , salt content 20% and time 1,6 day
fermentation with TBA number of 0,9709 mg malonaldehyde /kg sample. The aim
of this research is to determine the effect of temperature, salinity and processing
time (independent variables) on the parameters Thiobarbituric acid (TBA)
(dependent variable), then some statistical methods are needed, first, the
correlation test of temperature, salt content and time (independent variable) on
Thiobarbituric acid (TBA) number (dependent variable) with the results of
research, respectively 56,4%; 28,3%; and 60,7%, next is the ANOVA test,
analysis of variance (ANOVA) was carried out at 95% confidence intervals with a
significance value of α = 0,05, variable significance for temperature, salinity and
time was 0,00.
Keywords: Bakasang, Cakalang fish, ANOVA, TBA number
56 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2019, VOL. 9 NOMOR 2

PENDAHULUAN tradisional tersebut kurang efektif


Potensi sumberdaya alam (Ijong dan Ohta 1995).
wilayah pesisir dan laut Provinsi Ikan jenis ini banyak diolah oleh
Sulawesi Utara yang di dalamnya masyarakat menjadi bahan ekspor
terkandung sumberdaya alam dengan memanfaatkan dagingnya
hayati, mempunyai prospek yang sebagai buah tangan tradisional
baik untuk dikembangkan dalam seperti abon dan Cakalang fufu,
rangka menunjang pembangunan sedangkan sisa olahan dari ikan
daerah. Sumberdaya hayati tersebut cakalang berupa jeroan (usus,
terdiri dari berbagai jenis ikan. lambung, hati, jantung dan telur)
Produksi perikanan pelagis di tidak diolah menjadi produk pangan
Sulawesi Utara pada tahun 2011 berkualitas, umumnya dibuang dan
didominasi oleh jenis ikan Cakalang sebagian dimanfaatkan sebagai
(Katsuwonus pelamis), dengan
produk sampingan. Salah satu dari
produksi sebesar 60.158,8 ton
produk jeroan ikan Cakalang yang
(26,05% dari total produksi
sangat digemari oleh masyarakat
perikanan tangkap Sulut) (Anonim
2011). Sulawesi Utara adalah bakasang
Ikan jenis ini banyak diolah oleh (Yempormase et al. 2017).
masyarakat menjadi bahan ekspor Bakasang merupakan olahan
dengan memanfaatkan dagingnya jeroan ikan Cakalang yang dalam
sebagai buah tangan tradisional proses pengolahannya dilakukan
seperti abon dan Cakalang fufu, penambahan garam dengan teknik
sedangkan sisa olahan dari ikan fermentasi tradisional dan
cakalang berupa jeroan (usus, penyimpanan dalam botol dengan
lambung, hati, jantung dan telur) bantuan sinar matahari selama
tidak diolah menjadi produk pangan beberapa hari yang memungkinkan
berkualitas, umumnya dibuang dan adanya pemanasan dan
sebagian dimanfaatkan sebagai mengakibatkan oksidasi, proses
produk sampingan. Salah satu dari oksidasi merupakan reaksi
produk jeroan ikan Cakalang yang pembentukan radikal terinduksi yang
sangat digemari oleh masyarakat berlangsung menurut tahapan
Sulawesi Utara adalah bakasang inisiasi, propagasi, dan terminasi.
(Yempormase et al. 2017). Reaksi ini dipercepat oleh beberapa
Bakasang merupakan olahan
faktor yaitu suhu (panas), kadar
jeroan ikan Cakalang yang dalam
garam dan lamanya waktu, sehingga
proses pengolahannya dilakukan
pengolahan bakasang secara
penambahan garam dengan teknik
tradisional tersebut kurang efektif
fermentasi tradisional dan
(Ijong dan Ohta 1995).
penyimpanan dalam botol dengan
Berdasarkan penelitian
bantuan sinar matahari selama
sebelumnya yang dilakukan oleh
beberapa hari yang memungkinkan
adanya pemanasan dan Fatimah et al. (2017), kondisi
mengakibatkan oksidasi, proses pengolahan berpengaruh terhadap
oksidasi merupakan reaksi bilangan Thiobarbituric acid (TBA)
pembentukan radikal terinduksi yang diantaranya suhu, kadar garam dan
berlangsung menurut tahapan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk
inisiasi, propagasi, dan terminasi. menganalisis pengaruh suhu, kadar
Reaksi ini dipercepat oleh beberapa garam dan waktu pengolahan
faktor yaitu suhu (panas), kadar bakasang ikan Cakalang
garam dan lamanya waktu, sehingga (Katsuwonus pelamis) terhadap
pengolahan bakasang secara bilangan Thiobarbituric acid (TBA)
Tungady dkk., Pengaruh Suhu… 57

METODE Nilai TBA dapat dihitung dengan


Pengolahan Bakasang Ikan persamaan :
Cakalang (Katsuwonus pelamis)
(Fatimah et al. 2017)
Ikan Cakalang segar dipisahkan ( )
bagian isi perut dari daging ikan, Keterangan:
jeroan (usus, hati, jantung dan telur) D = Nilai absorbansi sampel
ikan dicuci dalam wadah dipotong pada panjang gelombang 528 nm
menjadi bagian-bagian yang lebih 7,8 = Bilangan TBA mg
kecil, selanjutnya ditiris dalam malonaldehid/kg sampel
ayakan, dicampur dengan garam 3 = Bilangan iod merupakan
yang bervariasi dengan konsentrasi derajat ketidakjenuhan
(3,18; 10; 20; 30; 36,82)% dan lemak/minyak sebagai jumlah gram
dibiarkan berfermentasi dalam iod yang diserap oleh 100 gram
fermentor selama (1,6; 5; 10; 15; minyak/lemak.
18,3) hari dan pada suhu yang
bervariasi (16,36; 30; 50; 70; Analisis data digunakan untuk
83,64) . mencapai hasil penelitian yang
komprehensif pertama yaitu uji
Thiobarbituric Acid (TBA) (Yanti & korelasi antar variabel independen
Rochima 2009) terhadap bilangan Thiobarbituric
Pereaksi TBA yang digunakan acid (TBA), selanjutnya adalah uji
sebanyak 0,2883 g dilarutkan dalam ANOVA yang digunakan untuk
100 mL asam asetat glasial 90%. menguji signifikansi variabel yang
Sampel ditimbang sebanyak 10 berpengaruh pada proses
gram dengan teliti, ditambahkan 50 pengolahan baksang ikan Cakalang
mL aquades. Sampel kemudian (Katsuwonus pelamis). Analisis
dipindahkan ke dalam labu destilat varians (ANOVA) dilakukan pada
sambil dicuci dengan 50 mL 95% confidence interval (Lazic
aquades. Nilai pH diatur menjadi 1,5 2004).
dengan menambahkan HCl 4 M
sebanyak 5 mL. Sampel didestilasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pemanasan tinggi (90oC- Berdasarkan hasil pengujian
100oC) hingga diperoleh 15 mL TBA bakasang ikan Cakalang, yang
destilat. Destilat yang diperoleh memiliki bilangan TBA tertinggi yaitu
diaduk secara merata lalu dipipet dengan suhu 70 , kadar garam
sebanyak 5 mL dimasukkan ke 30% dan waktu fermentasi selama
dalam tabung reaksi, kemudian 15 hari dengan bilangan TBA
ditambahkan 5 mL pereaksi TBA, sebesar 4,7439 mg malonaldehid/kg
ditutup dan dicampurkan hingga sampel. Sebaliknya, bilangan TBA
merata. Larutan selanjutnya terendah yaitu dengan suhu 50 ,
dipanaskan selama 35 menit dalam kadar garam 20% dan waktu
air mendidih. Untuk blanko dibuat fermentasi 1,6 hari dengan bilangan
dengan menggunakan 5 mL TBA sebesar 0,9709 mg
aquades dan 5 mL pereaksi TBA malonaldehid/kg sampel (Tabel 1).
dan diperlakukan sama dengan Menurut Boran et al. (2006),
sampel. Tabung reaksi didinginkan bilangan TBA yang baik untuk
dengan air dingin selama 10 menit, minyak ikan adalah sebesar 7-8 mg
kemudian diukur absorbansinya (D) malonaldehid/kg sampel.
pada panjang gelombang 528 nm Berdasarkan pernyataan tersebut,
dengan larutan blanko sebagai titik dengan demikian dapat disimpulkan
nol. bahwa bakasang ikan Cakalang
58 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2019, VOL. 9 NOMOR 2

dengan suhu, kadar garam dan suhu, kadar garam dan waktu
waktu fermentasi dengan berbagai terhadap nilai y yang berupa hasil
kondisi pengolahan sesuai dengan bilangan TBA. Koefisien korelasi
Tabel 1. masih dalam taraf aman mempunyai kisaran nilai antara “-1”
karena tidak melebihi standar yang (hubungan linier sempurna negatif),
ditetapkan. “0” (tidak ada hubungan dalam
variabel) serta “1” (hubungan linier
Tabel 1. Hasil analisis bilangan sempurna positif). Bila r mendekati +
Thiobarbituric acid (TBA) dengan 1 atau -1, hubungan antara kedua
berbagai kondisi pengolahan variabel kuat dan terdapat korelasi
yang tinggi antara keduanya. Akan
Bilangan TBA tetapi, bila r mendekati nol
Kadar
Suhu
Garam
Waktu (mg hubungan antar variabel sangat
( ) (Hari) malonaldehid /
(%)
kg sampel)
lemah atau mungkin tidak ada sama
30 10 5 1,5639 sekali. Notasi (+) dan (-)
70 10 5 2,9132 menunjukkan hubungan searah atau
30 30 5 2,22005 lurus dan berlawanan arah atau
70 30 5 3,2568 berbanding terbalik. Hasil uji korelasi
30 10 15 3,0469 antara variabel suhu, kadar garam
70 10 15 4,3995 dan waktu terhadap bilangan TBA
30 30 15 3,6361 (Tabel 2.)
70 30 15 4,7439
16,3641 20 10 1,3069 Tabel 2. Korelasi tiga variabel
83,6359 20 10 4,5424 proses terhadap bilangan TBA
50 3,1821 10 1,1852
50 36,8179 10 3,1001 Variabel (x) Nilai koefisien (r)
50 20 1,591 0,9709 Suhu 0,564**
50 20 18,409 4,0616
Kadar garam 0,283
50 20 10 2,1744
Waktu 0,607**
50 20 10 2,1777
2,1405
Keterangan: **Menunjukkan terdapatnya
50 20 10
kekuatan korelasi variabel terhadap
50 20 10 2,1254
respon.
50 20 10 2,0905
50 20 10 2,2294
Dapat dilihat bahwa waktu, nilai
korelasinya adalah 0,607**, dan suhu
Uji Korelasi antar variabel (suhu, nilai korelasinya adalah 0,564**,
kadar garam dan waktu) terhadap sedangkan kadar garam nilai
Bilangan Thiobarbituric acid korelasinya adalah 0,283. Sugiyono
(TBA) (2013), menyatakan bahwa korelasi
Analisis kolerasi mencoba memiliki 5 tingkatan yaitu 0,00 < r
mengukur kekuatan hubungan 0,19 (sangat lemah), 0,20 < r 0,39
antara dua variabel melalui sebuah (lemah), 0,40 < r 0,59 (cukup
bilangan yang disebut koefisien kuat), 0,60 < r 0,79 (kuat), 0,80 < r
kolerasi. Menurut Walpole (1996), 1,00 (sangat kuat).
koefisien korelasi merupakan ukuran Tabel 2. menunjukkan bahwa
hubungan linier antara dua peubah x waktu pengolahan atau fermentasi
dan y, yang disimbolkan dengan “r”. bakasang mempunyai korelasi
Dilakukan uji korelasi untuk paling tinggi di antara variabel
mengetahui tingkat hubungan lainnya yang mengartikan bahwa
pengaruh masing-masing variabel waktu pengolahan bakasang sangat
suhu, kadar garam dan waktu. Nilai berpengaruh pada penentuan
korelasi antar variabel diperoleh dari bilangan TBA. Tingkat korelasi dua
hubungan linear x yang berupa variabel dapat dilihat dari tanda **
Tungady dkk., Pengaruh Suhu… 59

pada variabel yang dikorelasikan. Tembaga (Cu) maksimum 10 mg/Kg


Pada nilai korelasi waktu dalam garam dapur.
pengolahan bakasang memiliki
tingkatan korelasi yang kuat. Uji Signifikansi
Winarno (1992), menyatakan Test of Between-Subjects
bahwa peningkatan bilangan TBA Effects, Fhitung masing-masing
(Thiobarbituric acid) selama variabel lebih besar daripada Ftabel
penyimpanan disebabkan karena (3,59) dimana suhu mempunyai
terjadinya kerusakan lemak yang Fhitung> Ftabel (1294,020 > 3,59).
menyebabkan timbulnya bau dan Demikian juga untuk kadar garam
rasa tengik akibat reaksi oksidasi. dan waktu masing-masing
mempunyai Fhitung 328,786 dan
Hal ini terjadi karena terurainya lipid
1326,237. Dari hipotesis diatas,
menjadi peroksida dan selanjutnya maka H0 tidak diterima. Hal ini
menjadi aldehid yang merupakan menunjukkan adanya pengaruh
hasil pemecahan hidroperoksida antara ketiga variabel terhadap
menjadi malonaldehid. bilangan Thiobarbituric acid (TBA)
Pada suhu pengolahan (Tabel 3.)
bakasang juga memberikan korelasi
yang cukup kuat terhadap bilangan Tabel 3. Hasil pengujian
TBA, artinya suhu pengolahan ANOVA Thiobarbituric acid (TBA)
bakasang yang tinggi menyebabkan
Sumber Df F Sig
bilangan Thiobarbituric acid (TBA) Model 1 745,474 0,00
naik. Hasan et al. (2014), koreksi 4 0
menyatakan oksidasi berjalan Intersep 1 37812,82 0,00
dengan cepat jika suhu 8 0
penyimpanan cukup tinggi, terkena Suhu 3 1294,020 0,00
0
sinar matahari dan ada tidaknya Kadar 3 328,786 0,00
pemberian antioksidan. Garam 0
Pada kadar garam memberikan Waktu 3 1326,237 0,00
korelasi yang lemah terhadap 0
bilangan TBA, walaupun Suhu*Kadar 1 16,634 0,01
garam 0
memberikan korelasi yang lemah, Suhu*Waktu 1 0,298 0,60
kadar garam memberikan korelasi 9
positif terhadap bilangan Kadar 1 0,233 0,65
Thiobarbituric acid (TBA), artinya garam*Wakt 0
u
ketiga variabel tersebut memberikan
Suhu*Kadar 1 0,245 0,64
pengaruh terhadap pengolahan garam*Wakt 2
bakasang dengan menggunakan u
parameter Thiobarbituric acid (TBA). Eror 5
Belitz dan Grosch (1987), Total 2
0
menyatakan reaksi oksidasi Total 1
dipercepat oleh beberapa beberapa dikoreksi 9
2 2
faktor, salah satunya adalah logam R =1,000 (R disesuaikan=0,998)
transisi, kandungan Timbal (Pb),
Tembaga (Cu) yang terkandung Pengujian ANOVA dilakukan
dalam garam mempercepat dengan uji F atau distribusi data.
oksidasi, menurut standar SNI 01- Menurut Arikunto (2001), untuk uji F,
dirumuskan hipotesis: H0 : tidak ada
3556-2000, kadar Timbal (Pb) dan
pengaruh variabel independen
60 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2019, VOL. 9 NOMOR 2

terhadap bilangan Thiobarbituric pengaruh terhadap bilangan


acid (TBA) dan H1: terdapat Thiobarbituric acid (TBA) Variasi
pengaruh variabel independen suhu memberikan pengaruh sebesar
terhadap bilangan Thiobarbituric 56,4%, variabel kadar garam
acid (TBA). Nilai signifikansi pada memberikan pengaruh sebesar
Tabel 3 untuk variabel suhu, kadar 28,3% dan waktu memberikan
garam dan waktu adalah 0,000, pengaruh sebesar 60,7%. Nilai
maka baik suhu, kadar garam dan signifikansi untuk variabel suhu,
waktu mempunyai pengaruh kadar garam dan waktu adalah
signifikan yang besar terhadap 0,000, maka baik suhu, kadar garam
bilangan TBA, dengan signifikansi dan waktu mempunyai pengaruh
tiga variabel < 0,05. Pengujian signifikan yang besar terhadap
signifikansi ini membuktikan bahwa bilangan TBA, dengan signifikansi
bilangan TBA sangat dipengaruhi tiga variabel < 0,05, pengujian
oleh ketiga variabel ini. signifikansi ini membuktikan bahwa
R square (R2) atau kuadrat R bilangan TBA sangat dipengaruhi
menunjukkan koefisien determinasi, oleh ketiga variabel ini.
berkisar antara 0-1. Semakin kecil
R2 hubungan antara variabel DAFTAR PUSTAKA
semakin lemah, sebaliknya jika R2 Anonim (2011) Dinas Kelautan dan
semakin mendekati 1, maka Perikanan Provinsi Sulawesi
hubungan antara variabel semakin Utara. 2012. Statistik Perikanan
kuat. Angka ini akan diubah kedalam Tangkap Sulawesi Utara.
bentuk % untuk mempermudah Arikunto S (2001) Dasar-dasar
penentuan besar kecilnya pengaruh evaluasi Pendidikan (edisi
variabel, yang berarti persentase revisi). Bumi Aksara, Jakarta.
sumbangan pengaruh variabel Belitz HD, Grosch (1987) Food
independen terhadap variabel Chemistry. Berlin Heidelberg,
dependen. Dari tabel, nilai R2 Springer.
sebesar 1,000 artinya sumbangan Boran G, Karach, Boran M (2006)
pengaruh suhu, kadar garam dan Changes in the quality of fish
waktu terhadap bilangan TBA oils to storage temperature and
sebesar 100 %, dan model atau time. Food Chemistry 94(4) :
variabel independen ini benar-benar 693 – 698.
sempurna, artinya tidak ada Dewan Standarisasi Nasional-DSN.
pengaruh oleh variabel lain yang 2000. Standar Nasional
dimasukkan dalam model atau Indonesia No 01-3556-2000
variabel independen tersebut Garam konsumsi beryodium.
(Setiaji, 2008). SNI, Jakarta.
Terlihat pada Tabel 3 adjusted Fatimah F, Pelealu JJ, Gugule S,
Rsquare merupakan R yang sudah Yempormase HV, Tallei TE
disesuaikan sebesar 0,998. Angka (2017) Quality evaluation of
ini juga menunjukkan pengaruh bakasang processed with
variabel independen terhadap variation of salt concentration,
variabel dependen. R2 disesuaikan temperature and fermentation
biasanya untuk mengukur time. Pakistan Journal of
sumbangan pengaruh jika Biological Sciences 20(11): 543-
digunakan lebih dari dua variabel. 551, ISSN 18125735,
10288880.
KESIMPULAN Hasan B, Iriani D, Densi A (2014)
Pengolahan bakasang ikan Pengaruh penambahan enzim
Cakalang (Katsuwonus pelamis) visceral terhadap pematangan
ketiga variabel memberikan peda ikan kembung (Rastrelliger
Tungady dkk., Pengaruh Suhu… 61

sp). Jurnal Teknologi Hasil Setiaji, B (2008) Metode penelitian


Perikanan 1(1): 1-9. kuantitatif dan kualitatif. UNS
Ijong FG, Ohta, Y (1995) Amino Press, Surakarta.
acid composition of bakasang, a Sugiyono (2013) Metode penelitian
Traditional fermented fish sauce pendidikan pendekatan
from Indonesia. Journal of kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Microbiological Methods 25 (1): Alfabeta, Bandung.
236-237. Yanti, AR, Rochima E (2009)
Lazic, ZR (2004) Design of Pengaruh suhu pengeringan
experiments in chemical terhadap karakteristik kimiawi
engineering, 481-502. Wiley- filet lele dumbo asap cair pada
VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, penyimpanan suhu ruang.
Weinheim. Jurnal Bionatura 11: 21-36.

Anda mungkin juga menyukai