Disusun Oleh
Kelompok 4 PGMI 5D:
1. Nurul Aeni (12205183031/05)
2. Agis Susilowati (12205183034/08)
3. Nina Ayu Nurma Yuwalina (12205183035/09)
4. Indrayanti Prameswari (12205183038/11)
5. Elvin Saputri (12205183041/13)
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
serta kelancaran dalam penyusunan makalah Pembelajaran TIK dengan judul
“Prinsip Visual Merancang Materi yang Efektif”
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran TIK, Dosen Pengampu Zulfa Husnawati, M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan
kepada:
1. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di IAIN
Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Zulfa Husnawati, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
pembelajaran TIK yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada
kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perancangan dan penggunaan visual dalam pembelajaran
merupakan pertimbangan penting karena kegiatan belajar melibatkan banyak
pencitraan visual. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain, terbatasnya waktu untuk
membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak
tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenernya tidak perlu terjadi jika
setiap guru/fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan akan
penggunaan prinsip visual merancang materi yang efektif.
Berdasarkan masalah diatas, maka dalam makalah ini akan
membahas tentang prinsip visual merancang materi yang efektif. Dalam TIK
dikenal beberapa unsur-unsur visual, diantaranya pengaturan, keseimbangan,
warna, keterbacaan, kemenarikan, unsur teks, gaya, ukuran, spasi, warna,
serta penggunaan huruf besar. Unsur-unsur tersebut perlu diketahui oleh guru
maupun calon guru agar mampu menciptakan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan media yang tepat dan sesuai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana unsur visual pengaturan?
2. Bagaimana unsur visual keseimbangan?
3. Bagaimana unsur visual warna?
4. Bagaimana unsur visual keterbacaan
5. Bagaimana unsur visual kemenarikan?
6. Bagaimana unsur teks, gaya, ukuran, spasi, warna, penggunaan huruf
besar?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan unsur visual pengaturan
2. Menjelaskan unsur visual keseimbangan
1
2
2) Prinsip bentuk sajian, yaitu menyusun pesan (teks maupun gambar) dalam sebuah
bentuk yang akrab bagi audien. Gunakan pola yang menarik dan memfokuskan
perhatian audien. Bentuk yang dapat digunakan yaitu lingkaran, segitiga atau
persegi. Bentuk lainnya yaitu dapat meniru guruf alfabetis seperti S, Z, L, T, dan U.
3) Prinsip aturan sepertiga, yaitu penempatan teks dan gambar yang tersusun di
sepanjang garis yang membagi visual menjadi tiga bagian berdasarkan pentingnya.
Posisi yang paling dominan adalah pada posisi perpotongan garis-garis pembagi
tiga bagian horizontal atau vertikal.
1
https://edublesite.wordpress.com/2018/06/28/5-prinsip-pengaturan-visual/amp/ diakses pada Minggu, 11
Oktober 2020
3
4
4) Prinsip kedekatan, sama seperti prinsip yang diungkapan Mayer yaitu teks dan
gambar disusun dalam posisi yang berdekatan. Posisikan gambar dan teks secara
berdekatan dan jauhkan unsur yang tidak memiliki kaitan. Prinsip ini akan
membantu audien mengkategorikan, mengkaitkan, dan menghubungkan pesan.
5) Prinsip pengarah berfungsi menyampaikan arah alur atau siklus maupun prosedur
dari makna pesan yang akan disampaikan. Gunakan anak panah atau animasi untuk
memperjelas arah alur atau siklus atau prosedur. gambar dibawah ini merupakan
tampilan penggunaan anak panah yang menjelaskan proses metamorphosis pada
katak.2
2
https://edublesite.wordpress.com/2018/06/28/5-prinsip-pengaturan-visual/amp/ diakses pada Minggu, 11
Oktober 2020
5
B. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Dalam desain
cenderung yang kita rasakan adalah ketertarikan bersama, kelihatan bersatu, dan
persamaan harmonis.3
3
http://www.foxitsofware.com for evaluation only diakses pada Sabtu, 10 Oktober 2020
4
Leonardo Adi Dharma, Andreas James Darmawan, Pengantar Desain Grafis, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan, 2016), hal. 38
6
C. Warna
1) Pengertian Warna
Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan
penglihatan sehingga mampu menstimulisasi perasaan, perhatian dan minat
seseorang.7
Pada awalnya teori warna dikembangkan dengan dasar merah, kuning dan
biru (Red, Yellow, Blue, atau RYB). Pencampuran warna dari warna dasar tersebut
banyak dipakai oleh pelukis, percetakan, dan lain-lain.
2) Pengelompokan Warna
5
https://astayoga.wordpress.com/tag/ebook/ diakses pada Jumat, 9 Oktober 2020
6
Sigit Purnama, Elemen warna dalam pengembangan multimedia pembelajaran agama islam, dalam jurnal Al-
Bidayah, Vol. 2, No. 1, Juni 2010, hal. 114
7
Adi Kurrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), hal. 46
8
Eko Nugroho, Pengenalan Teori Warna, (Yogyakarta: Andi, 2008), hal. 37
7
a. Warna pokok (primer), adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk
menggunakannya, yaitu warna merah, kuning, dan biru.
b. Warna sekunder, merupakan pencampuran antara dua warna primer dalam
sebuah ruangan warna
1. Merah + biru = ungu/violet
2. Merah + kuning = orange/jingga
3. Kuning + biru = hijau
c. Warna tersier, merupakan pencampuran antara warna sekunder dengan warna
hasil campurannya
1. Merah + ungu = merah ungu (crimson)
2. Biru + ungu = biru ungu (indigo)
3. Biru + hijau = biru hijau (turquoise)
4. kuning + hijau = kuning hijau (lime green)
5. Kuning + orange = kuning orange (golden yellow)
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut
dimensinya. Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri.
Louis Prang pada 1876 membagi warna menjadi tiga dimensi yang disebut The
Prang System, yaitu :
1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu
warna, seperti merah, biru, hijau.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna.
Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chorma, adalah dimensi yang
berhubungan dengan cerah atau suramnnya warna.9
9
Pujriyanto, Desain Grafis Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), hal. 42
8
Berikut ini potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang,
antara lain:
a. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) menjadi lambang sifat gulita dan
kegelapan.
b. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
c. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
d. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif
dan vital (hidup).
e. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-
hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum, dan mengesankan sesuatu.
f. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan kedalamn, sesuatu, sifat yang tak
terhingga. Disamping itu memiliki sifat tantangan.
g. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan,
dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
D. Keterbacaan
Pada mulanya konsep keterbacaan (literacy) hanya digunakan dalam konteks verbal
yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan tahun 1960-an mulai muncul
konsep keterbacaan visual, dalam bentuk grafis seperti sket, gambar, foto, diagram,
table, dan lain-lain.11
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya
melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Agar lebih efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks
yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan
terjadinya proses informasi.
10
Pujriyanto, Desain Grafis Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), hal. 46
11
Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran, (Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 2010), hal. 69
9
Prinsip-prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis
visual, antara lain:
1. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis,
karton, bagan, dan diagram.
2. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks)
sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum
menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa.
4. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
5. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.
6. Hindari visual yang tak berimbang.
7. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
8. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
9. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan
dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
10. Warna harus digunakan secara realistik.
11. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
membedakan komponen-komponen.12
E. Kemenarikan
Sebuah visual akan mendapat perhatian dari peserta apabila visual yang
ditampilkan menarik bahkan sampai slide terakhir. Terdapat beberapa teknik untuk
menghasilkan daya tarik yaitu gaya, kejutan, tekstur dan interaksi. Peserta yang berbeda
12
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 89-91
10
dan situasi yang berbeda juga membutuhkan gaya desain yang berbeda pula. Untuk
terlihat menarik perancang atau guru dapat menampilkan sesuatu yang tidak biasa atau
kombinasi kata dan gambar yang tak serasi, pengaturan warna yang tak biasa serta
perubahan ukuran yang dramatis. Sebagian besar visual merupakan dua dimensi. Tetapi
Anda bisa membuat tiga dimensi dengan menggunakan tekstur atau material yang
sebenarnya13.
Tekstur merupakan sebuah karakteristik dari benda dan material tiga dimensi.
Peserta akan terus menyimak selama mereka mendapatkan stimulus baru dari setiap
slidenya sedangkan mereka akan beralih perhatian apabila slide yang ditampilkan
terkesan monoton.14
13
Ahmad Assyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2014), hal. 25
14
Sharon E. Smaldino, Instructional Technology & Media For Learning, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 14
11
ukuran yang berbeda ditambah beberapa garis miring dan garis bawah, atau
ditambah tiga jenis ukuran tebal untuk penekanan.
2) Ukuran
Siswa biasanya melihat tampilan seperti papan buletin dan poster dari jarak
30 atau 40 kaki atau lebih. Dalam kasus ini, ukuran teks penting untuk keterbacaan.
Secara umum ukuran yang praktis adalah dengan membuat huruf ½ inci tinggi
untuk setiap 10 kaki dari jarak penonton. Misalnya, yang harus dibaca untuk siswa
yang duduk di kursi terakhir dari 30-kaki panjang kelas, teks setidaknya harus 1 ½
inches.
3) Spasi
Ketika membuat visual dengan komputer, spasi teks secara otomatis
disesuaikan untuk mencapai maksimum dapat dibaca. Jika sebuah efek desain yang
diinginkan membutuhkan spasi yang berbeda, maka spasi diantara huruf-huruf bisa
dirapatkan atau dilonggarkan dengan memformat ulang teks.
4) Warna
Sebagaimana dibahas sebelumnya, warna teks harus kontras dengan warna
latar belakang, baik untuk kepentingan sederhana dan mudah dibaca demi
penekanan untuk mendapatkan perhatian.
5) Penggunaan Huruf Besar
Untuk kemudahan dalam membaca, gunakan huruf kecil semua dan
menambahkan huruf besar hanya ketika diperlukan. Judul utama yang singkat
mungkin muncul berupa huruf besar, tetapi frasa yang terdiri dari tiga kata
sebaiknya mengikuti aturan teks huruf kecil semua.15
15
Ramadhyani dan Yane Athena, Prinsip-Prinsip Visual, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaturan merupakan hal pertama yang dilakukan dan harus ditentukan unsur-unsur
apa saja yang disertakan dalam visual, kemudian pertimbangkan tampilan
keseluruhannya.
2. Keseimbangan merupakan distribusi visual elemen-elemen desain obyek, warna,
tekstur, dan ruang antara satu dengan yang lain, sehingga terbentuk suatu desain yang
stabil.
3. Warna merupakan salah satu unsur-unsur visual, disamping ada titik, garis, bidang,
ruang, dan tekstur yang mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi.
4. Konsep keterbacaan (literacy) hanya digunakan dalam konteks verbal yakni membaca
dan menulis guna memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan.
5. Kemenarikan merupakan desain untuk terlihat menarik perancang atau guru dapat
menampilkan sesuatu yang tidak biasa atau kombinasi kata dan gambar yang tak serasi,
pengaturan warna yang tak biasa serta perubahan ukuran yang dramatis.
6. Dalam mengevaluasi sebuah pembelajaran untuk menampilkan potensi, hal ini harus
mempertimbangkan secara hati-hati karena huruf sebagai pertimbangan unsur
bergambar untuk dapat berkomunikasi dengan baik serta gaya yang sesuai dengan pesan
yang akan di sampaikan dan dibaca dalam ukuran jarak jauh.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui prinsip visual
merancang materi yang efektif . Khususnya kepada guru dan calon guru, diharapkan
untuk bisa memahami dan mempraktikkan di kemudian hari. Bagi perancang visual
dalam hal ini tenaga pendidik atau guru sebaiknya memperhatikan kondisi, materi serta
peserta didik yang akan diberikan presentasi. Dalam perancangan sudah sepatutnya
mengikuti aturan yang telah ada sehingga visual yang ditayangkan mampu membawa
pesan seutuhnya dan dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Untuk itu diperlukan
kecermatan serta kreatifitas dari perancang guna menciptakan materi yang dibawakan
lebih efektif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Andreas James dan Leonardo Adi Dharma. 2016. Pengantar Desain Grafis.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
E. Smaldino, Sharon. 2012. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana
Kurrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset
Purnama, Sigit. 2010. Elemen Warna dalam Pengembangan Multimedia Pembelajaran Agama
Islam, dalam Jurnal Al-Bidayah, Vol. 2, No. 1, Juni
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’I. 2010. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo
13