Anda di halaman 1dari 27

LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM

MARINE ENGINEERING DEPARTMENT


MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

ABSTRAK

Sistem Pneumatis merupakan suatu sistem yang menggunakan fluida kerja berupa
udara. Udara dipindahkan untuk mengontrol energi dengan menggunakan kompressor
pneumatis yang berfungsi untuk menjalankan suatu sistem tertentu di dalam tabung
actuator. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami prinsip dasar kerja
system pneumatic, mahasiswa mampu merangkai dan menjalankan system pneumatic
sederhana serta mahasiswa mengetahui dan memahami komponen – komponen system
pneumatic. Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum system pneumatic adalah
actuator, valve ( katup ) yang terdiri dari dua valve 5/2 handler valve dan 3/2 handler valve,
pipa fleksibel, manifold, compressor, air receiver, stopwatch, pressure gauge, flow control dan
penggaris. Sedangkan untuk variable yang digunakan pada praktikum ini menggunakan 3
variabel. Yaitu variabel kontrol ( panjang lengan actuator ), variable manipulasi terdidri dari
bukaan katup dan variable respon terdiri dari tekanan dan waktu. Hasil praktikum dapat
mengetahui perbandingan antara Tekanan ( P ) dan gaya ( F) berbanding lurus. Semakin
besar tekanan yang diberikan maka gaya yang dihasilkan semakin besar .

ABSTRACT

Pneumatic system is a kind fluid energy system by air that moves and control energy
by using fluids pressure force in a tube named actuator. The aim of pneumatic system
experiment is so that practician can assemble a simple pneumatic system,know characteristic
actuator (single and double acting) can understand the how an already assembled system
works,and also can operate the system.This experiment uses actuator(single and double),valve
5/2 and 3/2 ,flexible pipe, manifold, power supply,ruler,stopwatch,flow control, and pressure
gauge.Inthis experiment there is three variables, in first, control variables consist length
diameter of the actuator arm, in second, manipulation variables is valve opening position, and
third, response variables is pressure and time. Finally this experiment, we can analyze
pneumatic system in good and correct. Practical result we can knowing comparison between
pressure (P) and force(F) proportional. The greater pressure given the force generated even
greater.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem pneumatis merupakan sistem yang memanfaatkan fluida udara dalam


menjalankan sistemnya. Untuk menggerakan sistem pneumatis, dibutuhkan kompresor
untuk menunjang kerja fluida udara untuk menggerakan aktuator. Aktuator sendiri
dibagi menjadi dua jenis, yaitu single acting motion dan double acting motion.
Perbedaan mendasar yang ada pada kedua aktuator tersebut ialah cara kerja dari
masing – masing aktuator. Untuk single acting motion, aktuator didorong keluar
menggunakan fluida udara yang dialiri oleh kompresor lalu ditarik oleh pegas yang
berada didalam aktuator. Sedangkan untuk double acting motion, aktuator didorong
keluar menggunakan dorongan dari fluida udara yang dialiri kompresor dari belakang
aktuator, dan ditarik kedalam dengan dorongan fluida udara oleh kompresor dari
bagian depan aktuator, dengan catatan saat fluida udara didorong, salah satu dari
saluran harus bertekanan mendekati 0 agar bisa bekerja dua arah. Jika pada bagian
depan dan belakang diberi tekanan, maka aktuator tidak akan bergerak.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia


untuk menciptakan inovasi. Seiring dengan tingginya aktivitas teknik saat ini,
menyebabkan kebutuhan akan instrument-instrument baru juga meningkat.
Instrument tersebut dipakai agar aktivitas yang ada dapat memiliki efektifitas dan
efisiensi yang tinggi dalam proses pengerjaanya. Saat ini upaya-upaya mulai dari
inovasi dibidang teknis mekanik ataupun elektrik telah dilakukan dan dikembangkan
untuk mencapai hal tersebut. Namun upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut
masih belum dapat mencapai titik maksimum dalam aplikasinya. Atas dasar pemikiran
tersebut, sistem Pneumatik dan Hidraulik kini mulai dikembangkan. Perkembangan ini
membuat sistem Pneumatik dan Hidraulik dapat diaplikasikan keberbagai bentuk. Kini
bukan hanya industri berkapasitas besar, industri kecil pun dapat mengaplikasikan
sistem ini. Hal ini sangat penting karena akan membantu menciptakan atmosfer
kompetitif di bidang teknologi industri

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara untuk mampu memahami prinsip kerja sistem pneumatis?


2. Bagaimana cara untuk merangkai dan menjalankan sistem pneumatis?
3. Bagaimana cara untuk mengetahui dan memahami komponen – komponen pada
sistem pneumatis?

1.3. Tujuan
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

1. Praktikan memahami prinsip dasar kerja sistem pneumatis.


2. Praktikan mampu merangkai dan menjalankan sistem pneumatis sederhana.
3. Praktikan mengetahui dan memahami komponen – komponen sistem pneumatis.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang didapat setelah melaksanakan praktikum adalah sebagai


berikut:

1. Praktikan dapat memahami prinsip kerja dari sistem pneumatis

2. Praktikum dapat membuat rangkaian dengan benar serta rangkaian tersebut bisa
bekerja dengan baik

3. Praktikan mengetahui dan memahami komponen-kompoanen sistem pneumatis

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Sistem Pneumatis


2.1.1. Pengertian

Sistem Pneumatis meupakan sistem yang mengunakan udara


yang telah dimampatkan untuk menghasilkan tenaga. Udara
termampat adalah udara sekeliling yang telah dimampatkan
dengan mengunakan pemampat udara (compressor) yang
dikendalikan dengan motor listrik.
2.1.2. Prinsip Kerja

Salah satu komponen penting pada sistem pneumatis adalah


kompressor, Kompresor diaktifkan dengan cara menghidupkan
penggerak yang pada umumnya motor listrik. Udara akan disedot oleh
kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

tekanan tertentu. Untuk menyalurkan udara yang telah dimampatkan ke


seluruh sistem diperlukan service unit yang terdiri dari penyaring
(filter), pengatur tekanan (regulator), dan pelumas (lubricator) bagi
yang memerlukan. Service unit ini diperlukan karena udara yang telah
termampatkan yang diperlukan di dalam sistem harus benar-benar
bersih. Selanjutnya udara tersebut disalurkan dengan membuka katup
pada service unit, kemudian menekan tombol katup pneumatis (katup
pengarah) hingga udara tersebut masuk ke dalam tabung pneumatis
(silinder pneumatis kerja tunggal) dan akhirnya piston bergerak maju.
Jadi kesimpulannya Sistem Pneumatis adalah sistem tenaga fluida
yang menggunakan udara sebagai media transfer. Udara dimampatkan
dengan menggunakan kompresor dan disimpan di dalam tangki udara
untuk setiap saat dapat digunakan.

2.1.3. Perkembangan

Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘pneuma’


yang berartinapas atau udara. Istilah pneumatik selalu
berhubungan dengan teknik penggunaanudara bertekanan, baik
tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer
(vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari
teknik pemakaianudara bertekanan (udara kempa). Jaman dahulu
kebanyakan orang sering menggunakanudara bertekanan untuk
berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain
menambahtekanan udara ban mobil/motor, melepaskan ban
mobil dari peleknya, membersihkankotoran, dan sejenisnya.
Sekarang, sistem pneumatik memiliki apliaksi yang luaskarena
udara pneumatik bersih dan mudah didapat.

2.2. Komponen utama

2.2.1. Kompressor dan alat penunjang:


a) Air Compressor (Kompresor Udara)
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara dari atmosfer dengan
menggunakan pompa torak, kemudian udara tersebut akan dipompakan
kepada sebuah tabung receiver, yang nantinya akan dimampatkan pada
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

sebuah penampung (reservoir). Kompresor ini digerakkan oleh sebuah


motor listrik, yang dikontrol dengan menggunakan saklar, yang
dihubungkan dengan penampung. Bila tekanan udara di dalam penampung
turun sampai ke suatu harga minimum yang telah ditentukan, saklar akan
secara otomatis menghidupkan motor listrik, dan kompresor akan
menambah persediaan udara dalam penampung.

Gambar 2.3.1. Air Compressor


Sumber: ebay.com

b) Air Service Unit 


Pada alat air service unit terdapat tiga proses utama, yaitu
penyaringan udara agar udara yang keluar bebas kotoran dan uap air,
pengaturan tekanan udara yang keluar (regulator udara), dan pelumasan
udara. Pada umumnya air service unit terdiri dari:

·  Air filter, yaitu saringan udara


·  Air regulator, yaitu pengatur tekanan udara kerja
·  Air lubricator, yaitu pelumas udara

Gambar 2.3.2. Air Service Unit

(Sumber: https://www.indiamart.com)
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

c) Refrigerated Dryer
Alat yang berfungsi untuk menurunkan temperatur udara guna
menghilangkan kandungan air yang berada dalam udara sehingga udara
menjadi kering

Gambar 2.3.3. Refrigerated Dryer


(Sumber: https://www.indiamart.com)

d) Receiver (Air Storage Tank)


Saluran penyambung antara kebutuhan, penyimpanan serta kebutuhan
yang akan disalurkan ke seluruh bagian stasiun kerja.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 2.3.4. Receiver


(Sumber: www.toolbarn.com)

2.3.2 Sistem Distribusi


a) Distribution
Saluran penyambung antara kebutuhan, penyimpanan serta kebutuhan
yang akan disalurkan ke seluruh bagian stasiun kerja.

Gambar 2.3.5. Distribution Tank


(Sumber: http://cleancoasttech.com)

b) Valve (Katup)
Pada sistem pneumatis valve/ katup berfungsi untuk mengatur arah
aliran udara bertekanan dalam sistem peralatan pneumatis. Pada dasarnya
katup terbagi menjadi empat macam, yaitu: 

1) Katup pengarah (Directional control valve)


LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Katup pengarah adalah katup yang mengubah dan


menghentikan arah aliran udara bertekanan. Katup pengarah
dilambangkan dengan katup X/Y. Simbol X menyatakan jumlah
lubang sambungan (port) dan simbol Y menyatakan jumlah kamar
atau ruangan.  

Gambar 2.3.6. Katup Pengarah


(Sumber: bposkill.blogspot.com)
2) Katup searah (Non return valve)
Katup searah adalah katup yang hanya dapat dilewati oleh
udara dalam satu arah dan menutup aliran dari arah sebaliknya 

Gambar 2.3.7. Non Return Valve


(Sumber: https://ggstore.co.z)
3) Katup pengatur aliran (Flow control valve)
Katup pengatur aliran adalah katup yang digunakan untuk
mengatur kecepatan udara (debit udara) yang masuk ke dalam
aktuator dengan memperbesar atau memperkecil luas penampang
saluran sehingga mempengaruhi kecepatan gerakan aktuator. 
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 2.3.8. Katup Pengatur Aliran


(Sumber: https://www.exportworldwide.com)

4) Katup pengatur tekanan (Pressure valve)


Katup pengatur tekanan digunakan untuk mengatur tekanan udara
yang dibutuhkan secara konstan. Pada katup ini tekanan yang masuk
harus lebih besar daripada tekanan yang keluar.

Gambar 2.3.9. Katup Pengatur Tekanan


(Sumber: indonesian.alibaba.com)

2.3.3 Komponen Pengubah Energi


a) Actuator dan Output
Actuator adalah bagian terakhir dari output suatu sistem kontrol
pneumatis. Output biasanya digunakan untuk mengidentifikasi suatu
sistem kontrol ataupun aktuator. Pada pneumatis, jenis aktuator ada
bermacam-macam, diantaranya:
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 2.3.10. Aktuator


(Sumber: https://gohoits.wordpress.com)
1) Aktuator gerakan linier:
 Single acting cylinder (silinder aksi tunggal) 4–4
 Double acting cylinder (silinder aksi ganda)
2) Aktuator gerakan berputar:
 Motor yang digerakkan oleh udara. Motor pneumatis adalah
suatu peralatan pneumatic yang menghasilkan gerakan putar
yang sudut putarnya tidak terbatas bila terhadap peralatan ini
dialiri udara yang dimampatkan. Ada 4 jenis motor pneumatis,
yaitu piston motors, sliding vane motors, gear motors, turbin.
 Aktuator yang berputar/gerakan putar.

Gambar 2.3.3.1 – Single Acting Actuator


(sumber: http//abi-blog.com)

Silinder single acting mempunyai spring yang berfungsi sebagai


pembalik dari keadaan piston rodyang pada saat
tekanan pneumatik tidak aktif akan membalikkan piston pada posisi
awal.
Prinsip kerja dari silinder ini berdasarkan perbedaan gaya yang
diterima oleh piston dengan gaya dari spring, yang mana pada saat
piston rod maju maka gaya yang diterima oleh piston rod lebih
besar dari gaya spring dan pada saat piston rod mundur gaya yang
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

diterima oleh spring lebih besar dari gaya yang diterima oleh piston,
yang memiliki persamaan :
F = K . X (gaya spring) < F = P . A (gaya silinder) maka silinder
maju.
F = K . X (gaya spring) > F = P . A (gaya silinder) Maka silinder
mundur.

Gambar 2.3.3.2 – Double Acting Actuator


(sumber: http//abi-blog.com)
Double acting actuator memiliki dua saluran input dan setiap
input-nya berfungsi sebagai pengendali dari piston, baik pada saat
maju atau pun pada saat mundur. Pada saat piston maju input
pertama yang berfungsi dan pada saat piston mundur input kedua yang
berfungsi.
Prinsip kerja utama dari silinder jenis ini tergantung pada gaya
yang diterima oleh piston, yang mana pada saat piston rod maju,
tekanan yang masuk adalah supply 1 dan memberikan tekanan pada
bagian piston yang ada didalam silinder. Pada saat piston rod mundur,
tekanan yang masuk adalah supply 2 dan memberikan tekanan pada
bagian piston yang ada dalam silinder dan silinder ini tidak ada
perbedaan gaya dalam prinsip kerjanya.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

2.3. Rumus yang digunakan


2.3.1. Hukum Boyle
Disebutkan diatas bahwa pada temperatur konstan, tekanan yang diberikan
pada massa atau gas sebanding dengan volumenya. Dalam perumusan dapat ditulis
dengan :
P1.V1 = P2.V2
Dengan :
P1 dan P2 = tekanan ( pa )
V2 dan V2 = volume ( m3)

2.3.2. Hukum Pascal


Gaya yang bekerja pada torak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
F
P =
A
Dengan :
A = Luas penampang bidang kompresi pada torak
sehingga :
F = P x A ........(N)

Sesuai dengan dengan hukum Boyle tentang kompresi udara tekan, pada 3
jenis tabung yang sama dengan volume tekan yang berbeda pada masing-masing

tabung akan dijelaskan sebagai berikut:


gambar 2.2.1 Kurva perbandingan Tekanan dan Volume
(sumber: modul praktikum sistem pneumatis- lab mesin fluida dan
system)

2.3.3. Hukum Gay Lussac


LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Disebutkan bahwa pada temperature yang konstan volume dari gas akan
meningkat sebanding dengan temperaturnya. Dalam perumusan dapat ditulis
dengan:
V1/V2 = T1/T2
Dengan :
V1 danV2 = volume (m3)
T1 dan T2 = temperatur ( º K )

2.4. Jenis-jenis Kompresi


1. Kompresi Adiabatik
Kompresi Adiabatik adalah keadaan dimana pada saat kompresi tidak terjadi
perpindahan kalor. Hal ini disebabkan karena adanya isolasi yang baik pada system.
P1.V1k = P2.V2k
Dimana :
P 1, P 2 = tekanan (kgf/m2)
V1V2 = volume (m3)
k = indeks adiabatic

2. Kompresi Isotermal
Kompresi Isotermal adalah keadaan dimana saat kompresi tidak terjadi
perubahan temperatur atau temperaturnya konstan.
P1V1 = P2V2

3. Kompresi Polytropik
Kompresi Polytropik adalah kompresi diantara Adiabatik dan Isotermal, jadi
keadaan dimana pada saat kompresi terjadi perubahan temperatur dan juga ada
perpindahan kalor
P1.V1n = P2.V2n
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 2.4.1 Kurva Adiabatik, Isothermal dan Polytropik


(Sumber: http://meritnation.com )
2.5. Macam Directional Valve

Simbol (ISO 5599) Keterangan

2/2 normally closed

2
A
2/2 normally open
1
P
2
A
3/2 normally closed
1 3
P R
2
A
3/2 normally open
1 3
P R
2
A
3/3 closed centre
1 3
P R
2 4
A B
4/2
1 3
P R

4/3 closed centre

2
4
A
4/3 open centre
1 3
P R
2 4
A B
3
1
5/2
1 5
1
3 S
P
R2 4
A B

3 1 5
5/3 closed centre
1 3 5
R1 P S
4
2
B
A
3 1
5/3 open centre
5
1 3
S
R P
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
1
2 4
2 B
A
3 1
5/3 pressurised centre
5
1 3
5
R P

Gambar 2.5.1 Macam – macam directional valve


( Sumber: Bahan ajar pneumatis-hidrolis, Drs. Wirawan MT&Drs. Pramono)
2.5.1 Penjelasan Valve 2/2
A

P
Gambar 5 – Katup 2/2 normally closed
( sumber: Bahan ajar pneumatis-hidrolis, Drs. Wirawan MT&Drs. Pramono)
Katup pada gambar 2 di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan
lubang A dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam
katup, sedangkan lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup. Katup
tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi
terbuka (kotak sebelah kiri), sedangkan pada posisi normal katup tersebut berada
pada posisi tertutup (kotak sebelah kanan alirannya tertutup).

2.5.2 Penjelasan Valve 3/2


Katup ini biasanya dipergunakan sebagai tombol start atau off pada sistem
pneumatik. Terdiri dari tiga port atau lubang dan dua kamar dengan pengembali
pegas. Katup ini bekerja bila tombol penekan pada katup tertekan secara manual
melalui nok yang terdapat pada silinder Pneumatik atau karena adanya sistim
mekanik lainnya. Saat posisi katup pneumatik belum tertekan yaitu saat katup tidak
dioperasikan, saluran 2 berhubungan dengan 3, dan lubang 1 tertutup sehinggga
tidak terjadi kerja apa-apa. Katup akan bekerja dan memberikan reaksi apabila
ujung batang piston (batang penekan) sudah mendekat dan menyentuh pada roller-
nya. Saat tombol penekan tertekan maka terlihat bahwa lubang 1 berhubungan
dengan saluran 2, sedangkan saluran 3 menjadi tertutup. Hal ini akan berakibat
bahwa udara bertekanan dari lubang 1 akan diteruskan ke saluran 2. Aplikasinya
nanti adalah saluran 2 itu akan dihubungkan pada katup pemroses sinyal berikutnya.
Saluran 2 akan berfungsi sebagai pemberi sinyal pada katup berikutnya.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 6 – Katup 3/2 normally closed


( sumber: Bahan ajar pneumatis-hidrolis, Drs. Wirawan MT&Drs. Pramono)
2.5.3 Penjelasan Valve 5/2
Katup kendali 5/2 penggerak udara kempa ini terdiri dari lima port,
masing-masing diberi nomor. Pada bagian bawah (input) terdapat saluran masuk
udara kempa yang diberi kode nomor 3, dan dua saluran buang yang diberi kode
3.dan 5. sedangkan bagian atas (output) terdapat dua saluran (port) yang diberi
kode nomor 2 dan 4. Kedua saluran genap tersebut akan dihubungkan dengan
aktuator. Selain itu terdapat dua ruang yang diberi nama ruang a dan ruang b. Kedua
ruang diaktifkan/digeser oleh udara bertekanan dari sisi 14, dan sisi 12. Pada
umumnya sisi 14 akan mengaktifkan ruang a sehingga port 1 terhubung dengan port
4, aktuator bergerak maju. Sisi 12 untuk mengaktifkan ruangan b yang berdampak.

Gambar 7 – Katup 5/2 normally closed


(Sumber: http://budihartono.blog.uns.ac.id/ )
2. 6 Perbedaan Sistem Pneumatis dan Hidrolis

No Sistem Pneumatis Sistem Hidrolis


menggunakan kompresor dalam menggunakan pompa dalam
1
mendistribusikan fluida. mendistribusikan fluida.
pneumatis menggunakan fluida kerja pneumatis menggunakan fluida kerja
2
gas (udara) liquid (cairan)
Fluida kerjanya bersifat
3 Fluida kerjanya bersifat Compressible
incompressible

4 Menggunakan instalasi terbuka Menggunakan instalasi tertutup

lebih murah karena fluida diambil lebih mahal karena menggunakan


5
secara bebas dari udara cairan tertentu sebagai fluida kerja
Tidak ada batas temperatur
6 Ada batas temperature operasi

7 Responnya cepat Respon lambat


perawatannya lebih mudah karena perawatannya susah karena
8
sistemnya yang praktis sistemnya yang rumit

gaya yang dihasilkan lebih besar dari


9 gaya yang dihasilkan kecil dari hidrolis
pneumatis dengan waktu yang sama
dengan waktu yang sama
10 Fluida hanya bisa digunakan satu kali Fluida bisa digunakan berulang kali
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

sampai dengan tingkat kekentalan


saja pada satu siklus
tertentu.

2. 7 Aplikasi Sistem Pneumatis


Aplikasi non marine:
No Aplikasi Gambar Penjelasan
.
1. Rem pada Sistem pengereman yang biasa
kendaraan digunakan pada kendaraan
besar yang cukup besar seperti bus,
truk, dan lainnya.

Gambar 2.14 Rem pada Kendaraan


(sumber: truckmagz.com)

2. Alat untuk Sistem kontrol pneumatic pada


buka tutup pintu bus otomatis adalah suatu
pintu bus jenis sistem control yang
digunakan untuk mengendalikan
gerak pintu bus ecara otomatis
dengan menggunakan jenis fluida
udara mampat. Sistem control ini
Gambar 2.15 Pintu Otomatis Bus
merupakan slaah satu alternative
(sumber:
pemecahan masalah untuk
https://ptsamn.com/productslideshow/siste
m-pintu-bus-pneumatic-otomatis/) mengatasi kekurangan –
kekurangan yang ada pada pintu
bus sistem manual yang ada saat
sekarang.
3. Spray Gun Alat yang digunakan untuk
menyemprotkan cat untuk
melapisi suatu material

Gambar 2.16 Spray gun


(sumber:
https://2manythoughts4oneday.word
press.com/)
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

4. Bor Alat yang digunakan untuk


Pneumatik membuat lubang pada
berbagai macam material
dengan kecepatan putaran
lebih cepat dari bor biasa

Gambar 2.17. Bor Pneumatik


(sumber: www.alibaba.com)
5. Bor Bor ini memang dikhususkan untuk
kecepatan bidang kesehatan karena
tinggi pada fungsinya yang steril untuk
pasien, laser guide point untuk
alat
mengarahkan dokter pada sudut
kedokteran
pengeboran dan soft tissue
detector untuk menghentikan
ujung bor apabila terdapat
jaringan lunak didepannya.
Kecepatan bor ini bisa mencapai
70.000rpm.

Gambar 2.18 Bor Orthopedi


(sumber: www.alibaba.com)

 Aplikasi bidang marine:

 No. Aplikasi Gambar Penjelasan


1. System Untuk
Starting menyalakan
Engine main engine
pada kapal.

Gambar 2.19. Starting engine system


(sumber: http://wawan-
electro.blogspot.co.id)
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

2. Quick Close Disebut juga


Valve Valve Emergency
Shutoff adalah
valve/ katup yang
biasanya
terpasang pada
tangki bahan
bakar di kapal.
Fungsinya adalah
untuk
menghentikan
aliran bahan
bakar dari tangki
Gambar 2.21. Quick Close Valve
bahan bakar saat
(sumber: johnsonvalves.co.uk)
dalam keadaan
darurat misalnya
saat terjadi
kebakaran

3. Ship Horn Salah satu alat


komunikasi antara
kapal yang satu
dengan yang
lainnya

Gambar 2.22 Ship Horn


(sumber: johnsonvalves.co.uk)
4 Tube Tube Transport
Transfer System ini
System
dirancang pada
kapal rumah sakit
dengan tujuan
Gambar 2.2.3 Tube Transport System untuk mengurangi
(sumber: Tugas Akhir Mahasiswa DTSP waktu transit
ITS 2015)
dalam sebuah
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

sistem
transportasi dari
satu tempat ke
tempat yang lain.

5 Sistem Sistem
Pengendalian pengendalian
Wellhead
wellhead
digunakan saat
pengeboran di
struktur lepas
Gambar 2.2.4 Bagian-bagian dari pantai (offshore).
Sistem Pengendalian Wellhead
Sistem ini
(Sumber:
https://docplayer.info/35503114-Studi- menggunakan
sensor-pneumatik-pada-sistem- fluida jenis udara
pengendalian-wellhead.html) untuk
memindahkan
fluida lainnya
berupa semen
saat pengeboran
berlangsung.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan Praktikum


Berikut adalah alat-alat yang digunakan pada praktikum sistem pneumatis :
NO. NAMA ALAT GAMBAR NO.

1. Single acting Mengubah gaya tekanana


Actuator fluida gas menjadi energi
mekanik

Double acting Mengubah gaya tekanana


actuator fluida gas menjadi energi
mekanik
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

2. Directional Katup Pengatur Aliran


Fluida
Control Valve

Directional Katup Pengatur Aliran


Fluida
Control Valve

3. Pipa Fleksibel Tempat mengalirnya fluida

4. Manifold Mendistribusikan aliran


fluida

5. Kompresor dan Alat untuk memampatkan


Air receiver gas atau udara dan
menampung udara
bertekananan dari
kompresor
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

6. Stopwatch Alat Pengukur waktu

7. Flow Control Mengatur besar kecilnya


kapasitas aliran fluida

8. Pressure Gauge Mengukur besar kecilnya


tekanan fluida kerja

9. Penggaris atau Alat untuk mengukur


jangka sorong
panjang lengan dan
diamater actuator

3.2. GAMBAR RANGKAIAN PRAKTIKUM


a. Actuator single acting
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Gambar 17. Rangkaian dengan actuator single acting


(Sumber : Modul praktikum mesin fluida)

b. Actuator double acting

Gambar 18. Rangkaian dengan double acting


(Sumber : Modul praktikum mesin fluida)

3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM


3.3.1. Merangkai rangkaian aktuator single acting :
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

1. Seluruh peralatan praktikum sistem pneumatis disiapkan. (lihat tabel


peralatan praktikum)
2. 2. Alat dirangkai sesuai dengan gambar rangkaian. (pastikan pipa- pipa
fleksibel dengan katup pengarah telah terpasang dengan baik dan
benar)
3. 3. Sambungkan kompresor dengan sumber listrik kemudian nyalakan
kompresor
4. 4. Control valve dibuka(dengan bukaan divariasi). Variasi bukaan
ditentukan oleh greder.
5. 5. Dilakukan percobaan dengan tekanan divariasi dari kompresor
(tekanan A) dengan dibuka control valve. Variasi tekanan ditentukan
oleh greder. Untuk mengatur tekanan, regulator dibuka dan diputar
searah jarum jam, kemudian ditutup kembali
6. Dicatat nilai tekanan yang masuk ke sistem (tekanan B) dan tekanan
yang masuk aktuator (tekanan C).
7. Dicatat lama waktu aktuator keluar.
8. Untuk mengubah bukaan flow control tekanan dari kompresor diatur
menjadi 0 bar terlebih dahulu.
9. Setelah selesai, tekanan dari kompresor diatur menjadi 0 bar, kemudian
rangkaian dirubah sesuai dengan gambar rangkain selanjutnya.
3.3.2. Merangkai rangkaian actuator double acting :

1. Merangkai alat sesuai dengan gambar rangkaian.


2. Alat dirangkai sesuai dengan gambar rangkaian. (pastikan pipa- pipa
fleksibel dengan katup pengarah telah terpasang dengan baik dan benar)
3. Sambungkan kompresor dengan sumber listrik kemudian nyalakan
kompresor
4. Control valve dibuka(dengan bukaan divariasi). Variasi bukaan ditentukan
oleh greder.
5. Dilakukan percobaan dengan tekanan divariasi dari kompresor (tekanan
A) dengan dibuka control valve. Variasi tekanan ditentukan oleh greder.
Untuk mengatur tekanan, regulator dibuka dan diputar searah jarum jam,
kemudian ditutup kembali
6. Dicatat nilai tekanan yang masuk ke sistem (tekanan B) dan tekanan yang
masuk aktuator (tekanan C).
7. Dicatat lama waktu aktuator keluar.
8. Untuk mengubah bukaan flow control tekanan dari kompresor diatur
menjadi 0 bar terlebih dahulu.
9. Setelah selesai, tekanan dari kompresor diatur menjadi 0 bar, kemudian
rangkaian dirubah sesuai dengan gambar rangkain selanjutnya.

3.4. DATA HASIL PRAKTIKUM


Dari Percobaan yang telah dilakukan didapatkan data-data sebagai berikut :
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

3.4.1. Sistem actuator single acting

Posisi Bukaan Tekanan A Tekanan B Tekanan C Waktu keluar Panjang lengan


flow (mm)

Keterangan :
 Tekanan A = tekanan dari receiver
 Tekanan B = tekanan yang masuk ke sistem
 Tekanan C = tekanan yang masuk actuator
 Diameter dalam actuator = 18,9 mm
 Diameter luar actuator = 23,9 mm

3.4.2. Sistem actuator double acting

Tekanan C

Posisi Tekanan Waktu Waktu Panjang


Bukaan
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757

Tekanan
Flow B keluar masuk lengan (mm)
A

Masuk Keluar

Keterangan :
 Tekanan A = tekanan dari receiver
 Tekanan B = tekanan yang masuk ke sistem
 Tekanan C = tekanan yang masuk actuator (input dan output)
 Diameter dalam actuator = 18,9 mm
 Diameter luar actuator = 23,9 mm

Anda mungkin juga menyukai