ABSTRAK
Sistem Pneumatis merupakan suatu sistem yang menggunakan fluida kerja berupa
udara. Udara dipindahkan untuk mengontrol energi dengan menggunakan kompressor
pneumatis yang berfungsi untuk menjalankan suatu sistem tertentu di dalam tabung
actuator. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami prinsip dasar kerja
system pneumatic, mahasiswa mampu merangkai dan menjalankan system pneumatic
sederhana serta mahasiswa mengetahui dan memahami komponen – komponen system
pneumatic. Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum system pneumatic adalah
actuator, valve ( katup ) yang terdiri dari dua valve 5/2 handler valve dan 3/2 handler valve,
pipa fleksibel, manifold, compressor, air receiver, stopwatch, pressure gauge, flow control dan
penggaris. Sedangkan untuk variable yang digunakan pada praktikum ini menggunakan 3
variabel. Yaitu variabel kontrol ( panjang lengan actuator ), variable manipulasi terdidri dari
bukaan katup dan variable respon terdiri dari tekanan dan waktu. Hasil praktikum dapat
mengetahui perbandingan antara Tekanan ( P ) dan gaya ( F) berbanding lurus. Semakin
besar tekanan yang diberikan maka gaya yang dihasilkan semakin besar .
ABSTRACT
Pneumatic system is a kind fluid energy system by air that moves and control energy
by using fluids pressure force in a tube named actuator. The aim of pneumatic system
experiment is so that practician can assemble a simple pneumatic system,know characteristic
actuator (single and double acting) can understand the how an already assembled system
works,and also can operate the system.This experiment uses actuator(single and double),valve
5/2 and 3/2 ,flexible pipe, manifold, power supply,ruler,stopwatch,flow control, and pressure
gauge.Inthis experiment there is three variables, in first, control variables consist length
diameter of the actuator arm, in second, manipulation variables is valve opening position, and
third, response variables is pressure and time. Finally this experiment, we can analyze
pneumatic system in good and correct. Practical result we can knowing comparison between
pressure (P) and force(F) proportional. The greater pressure given the force generated even
greater.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
1.4. Manfaat
2. Praktikum dapat membuat rangkaian dengan benar serta rangkaian tersebut bisa
bekerja dengan baik
BAB II
DASAR TEORI
2.1.3. Perkembangan
(Sumber: https://www.indiamart.com)
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
c) Refrigerated Dryer
Alat yang berfungsi untuk menurunkan temperatur udara guna
menghilangkan kandungan air yang berada dalam udara sehingga udara
menjadi kering
b) Valve (Katup)
Pada sistem pneumatis valve/ katup berfungsi untuk mengatur arah
aliran udara bertekanan dalam sistem peralatan pneumatis. Pada dasarnya
katup terbagi menjadi empat macam, yaitu:
diterima oleh spring lebih besar dari gaya yang diterima oleh piston,
yang memiliki persamaan :
F = K . X (gaya spring) < F = P . A (gaya silinder) maka silinder
maju.
F = K . X (gaya spring) > F = P . A (gaya silinder) Maka silinder
mundur.
Sesuai dengan dengan hukum Boyle tentang kompresi udara tekan, pada 3
jenis tabung yang sama dengan volume tekan yang berbeda pada masing-masing
Disebutkan bahwa pada temperature yang konstan volume dari gas akan
meningkat sebanding dengan temperaturnya. Dalam perumusan dapat ditulis
dengan:
V1/V2 = T1/T2
Dengan :
V1 danV2 = volume (m3)
T1 dan T2 = temperatur ( º K )
2. Kompresi Isotermal
Kompresi Isotermal adalah keadaan dimana saat kompresi tidak terjadi
perubahan temperatur atau temperaturnya konstan.
P1V1 = P2V2
3. Kompresi Polytropik
Kompresi Polytropik adalah kompresi diantara Adiabatik dan Isotermal, jadi
keadaan dimana pada saat kompresi terjadi perubahan temperatur dan juga ada
perpindahan kalor
P1.V1n = P2.V2n
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
2
A
2/2 normally open
1
P
2
A
3/2 normally closed
1 3
P R
2
A
3/2 normally open
1 3
P R
2
A
3/3 closed centre
1 3
P R
2 4
A B
4/2
1 3
P R
2
4
A
4/3 open centre
1 3
P R
2 4
A B
3
1
5/2
1 5
1
3 S
P
R2 4
A B
3 1 5
5/3 closed centre
1 3 5
R1 P S
4
2
B
A
3 1
5/3 open centre
5
1 3
S
R P
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
1
2 4
2 B
A
3 1
5/3 pressurised centre
5
1 3
5
R P
P
Gambar 5 – Katup 2/2 normally closed
( sumber: Bahan ajar pneumatis-hidrolis, Drs. Wirawan MT&Drs. Pramono)
Katup pada gambar 2 di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan
lubang A dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam
katup, sedangkan lubang A adalah lubang keluaran udara dari dalam katup. Katup
tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi
terbuka (kotak sebelah kiri), sedangkan pada posisi normal katup tersebut berada
pada posisi tertutup (kotak sebelah kanan alirannya tertutup).
sistem
transportasi dari
satu tempat ke
tempat yang lain.
5 Sistem Sistem
Pengendalian pengendalian
Wellhead
wellhead
digunakan saat
pengeboran di
struktur lepas
Gambar 2.2.4 Bagian-bagian dari pantai (offshore).
Sistem Pengendalian Wellhead
Sistem ini
(Sumber:
https://docplayer.info/35503114-Studi- menggunakan
sensor-pneumatik-pada-sistem- fluida jenis udara
pengendalian-wellhead.html) untuk
memindahkan
fluida lainnya
berupa semen
saat pengeboran
berlangsung.
LABORATORY of FLUID MACHINERY AND SYSTEM
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
MARINE TECHNOLOGY FACULTY
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 22
Fax. 031 599 4757
BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM
Keterangan :
Tekanan A = tekanan dari receiver
Tekanan B = tekanan yang masuk ke sistem
Tekanan C = tekanan yang masuk actuator
Diameter dalam actuator = 18,9 mm
Diameter luar actuator = 23,9 mm
Tekanan C
Tekanan
Flow B keluar masuk lengan (mm)
A
Masuk Keluar
Keterangan :
Tekanan A = tekanan dari receiver
Tekanan B = tekanan yang masuk ke sistem
Tekanan C = tekanan yang masuk actuator (input dan output)
Diameter dalam actuator = 18,9 mm
Diameter luar actuator = 23,9 mm