Kelas : H
NIM : 20180401349
b. Al-Hadist
HR Ibnu Majah No.2280 dalam kitab At-Tijarah yang artinya Dari Shalih bin
Shuhaib R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tiga hal yang didalamnya
terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.
c. Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus
terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Qiyas merupakan
dalil lain yang membolehkan mudharabah dengan mengqiyaskannya (analogi)
kepada transaksi musaqat, yaitu bagi hasil yang umum dilakukan dalam bidang
perkebunan. Dalam hal ini, pemilik kebun bekerja sama dengan orang lain dengan
pekerjaan menyiram, memelihara dan merawat isi perkebunan. Dalam perjanjian
ini, sang perawat (penyiram) mendapatkan bagi hasil tertentu sesuai dengan
kesepakatan di depan dari out put perkebunan (pertanian). Dalam mudharabah,
pemilik dana (shahibul maal) dianalogikan dengan pemilik kebun, sedangkan
pemeliharaan kebun dianalogikan dengan pengusaha (entrepreneur).
Jenis-jenis mudharabah
Mudharabah Muthlaqah
Muthlaqah merupakan akad mudharabah yang digunakan untuk
kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha,
waktu dan daerah bisnis sesuai dengan permintaan pemilik dana (shahibul
maal).
Mudharabah Muqayyadah
Muqayyadah merupakan akad mudharabah yang mana dalam
melakukan kegiatan usahanya, pemilik dana (shahibul maal) memberikan
syarat-syarat tertentu atau dibatasi dengan adanya spesifikasi tertentu
kepada pengelola dana.
Jenis-jenis musyarakah
Syirkah al-Milk
Syirkah al-Milk atau Al-Amlak adalah kepemilikan bersama antara
pihak yang berserikat dan keberadaannya muncul pada saat dua orang atau
lebih secara kebetulan memperoleh kepemilikan bersama atas sesuatu
kekayaan tanpa adanya perjanjian kemitraan secara resmi.
Syirkah Al-Uqud
Syirkah Al-Uqud adalah akad kerja sama antar dua orang atau lebih
dalam mengelola harta dan resiko, baik keuntungan maupun kerugian
ditanggung bersama.
Jenis-jenis murabahah
Akad Murabahah dengan Pesanan
Pada akad Murabahah ini, transaksi jual-beli terjadi setelah penjual membeli
barang yang telah dipesan oleh pembeli terlebih dahulu. Pesanan tersebut dapat
bersifat maupun tidak mengikat. Apabila mengikat, maka pembeli tidak dapat
membatalkan pesanan dan harus membayar barang yang telah dipesan. Serta jika
barang yang telah dibeli nilainya berkurang sebelum diberikan kepada pembeli, tentu
saja akan mengurangi akad dan penurunan nilai tersebut menjadi tanggungan atau
beban penjual. Sebaliknya jika tidak mengikat, pembeli tidak wajib membayar atau
dapat membatalkan barang yang telah dipesan oleh penjual.
Misal, Rohiman menawarkan jasa pembuatan furniture berupa kursi, meja, dan sebagainya.
Kemudian datang seorang customer sebut saja namanya Aul ingin membeli furniture yang
Rohiman jual. Aul ingin membeli meja dan kursi untuk mengisi rumahnya. Namun, karena
furniture yang Rohiman jual belum ada maka Rohiman menawarkan akad salam kepada Aul.
Alhasil Aul setuju untuk membeli meja dan kursi dengan akad salam. Aul menjelaskan
spesifikasi meja dan kursi yang ia butuhkan. Setelah menjelaskan spesifikasinya, Rohiman
mencoba menghitung modal yang dibutuhkan ditambah biaya jasa atas pembuatan meja dan
kursi tersebut. Modal yang dibutuhkan setelah dihitung-hitung mencapai Rp 5 juta. Rohiman
menghitung biaya jasa pembuatan yang kemudian menjadi keuntungannya adalah sebesar Rp
3 juta. Sehingga total yang Aul harus bayar adalah Rp 8 juta. Kemudian Rohiman
memberikan kepastian bahwa meja dan kursi akan selesai dalam waktu 14 hari dan akan
dikirimkan langsung ke rumah Aul dengan menggunakan mobil box. Aul sepakat dengan
jumlah uang dan durasi pengerjaan tersebut. Alhasil Aul menyerahkan uang sebesar Rp 8 juta
kepada Rohiman. Setelah 14 hari, meja dan kursi tersebut berhasil dibuat dan dikirim ke
rumah Aul dengan menggunakan mobil box sebagaimana yang telah dijanjikan sebelumnya.
Aul sepakat dengan jumlah uang dan durasi pengerjaan tersebut. Alhasil Aul menyerahkan
uang sebesar Rp 8 juta kepada Rohiman. Setelah 14 hari, meja dan kursi tersebut berhasil
dibuat dan dikirim ke rumah Aul dengan menggunakan mobil box sebagaimana yang telah
dijanjikan sebelumnya.