Rainier Haryanto
Direktur Program Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
6 Desember 2017
Agenda
2
Agenda
3
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pembangunan infrastruktur
dalam RPJMN 2015-2019
Proyek Logistik
Banda Aceh
Revitalisasi efisiensi jalan dengan Mengurangi biaya logistik melalui Pengembangan transpor urban
pembangunan dan pebaikan jalan infrastruktur kereta api dengan • Pengembangan Bus Rapid Transit
• Pembangunan 2,650 km jalan baru membangun jalur baru di Jawa, (BRT) di 29 kota
• Pembangunan 1,000 km jalan tol baru Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan • Pembangunan Mass Rapid
• Rehabilitasi 46,770 km jalan eksisting 2,159 km kereta antar kota Transit (MRT) di 6 kota
1,099
1 099 kkm kereta
k t dalam
d l k t
kota metropolitan dan 17 kota besar
Proyek Energi
Tercapainya rasio elektrifikasi sebesar Mencapai ketahanan pangan melalui Memastikan suplai dari bahan
96.6% pada tahun 2019 dengan pengembangan sistem irigasi bakar dengan memaksimalkan
pengmbangan kapasitas • Pembangunan 33 dam baru dan 30 kilang minyak domestik
• Pembangunan pembangkit listrik dengan PLTA • Pembangunan kilang minyak
total kapasitas 35,000 MW • Pengembangan 1 million ha sistem baru 2x300,000 bpd
irigasi • Pengembangan Kilang Minyak
• Rehabilitasi sistem irigasi yang ada Cilacap dan Balongan
4
Daftar PSN direvisi melalui Perpres No. 3/2016 j.o Perpres No.58/2017, mencakup 245
Proyek + 2 Program, dengan estimasi total nilai investasi Rp 4.417 T
27
61 24 13
Rp328
p T
Rp638 T Rp563 T
Rp448 T
93
2
1 Program
Proyek
Proyek
12
10
Rp1.333 T
Rp1.094 T 15
Rp10 T
PENGELOLAAN
IRIGASI IRIGASI TANGGUL
AIR LAUT
74 23 10 8 30 3 3 9 54 7 4 6 12 1 1
Program
LISTRIK
1 PROGRAM
INDUSTRI
PESAWAT 1 PROGRAM
5
Untuk mencapai pemerataan pembangunan Pemerintah Indonesia tengah
mengembangkan Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tersebar dari Sumatera hingga Papua
1
Proyek KI, KEK, dan KSPN dalam PSN
2 3
4 5 23
6 30
22 32
18 33
19 26 31
8 27
20 28
7 21 34
d KEK/KSPN1
KEK dan 25 29
9
11 12
KI 10
13 14 15 16 17 24 35
KSPN
8
KPBU adalah skema pendanaan infrastruktur yang menggabungkan
keunggulan sektor publik dan swasta
melindungi
li d i kepentingan
k ti umum llebih
bih efisien
fi i
KEUNGGULAN tidak berorientasi pada keuntungan manajemen risiko yang lebih baik
MASING-MASING kendali penuh oleh Pemerintah lebih inovatif
Penggunaan
skema KPBU 2 Meningkatkan kualitas infrastruktur, asset life cycle yang relatif lebih
lama, dan O&M yang lebih baik
sebagai alternatif
skema
pendanaan dari 3 Membuka kesempatan kepada pemain kelas dunia untuk berkontribusi
dan membagi pengetahuan
APBN/APBD
dapat
memberikan
keuntungan …
4 Meningkatkan daya saing di antara para pihak yang berminat, yang
berdampak pada harga tender yang lebih optimal
10
Struktur dasar skema KPBU dari sudut pandang pembiayaan
melibatkan berbagai pihak dengan peran masing-masing
PJPK/Inisiator
Investor Bank
Finansial Pembangunan
Pendapatan
Pengguna Jasa
11
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) adalah penggerak dalam
skema KBPU
DEFINISI
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam hal KPBU merupakan gabungan dari 2 (dua) atau
adalah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah atau lebih jenis infrastruktur, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Daerah yang berwenang bertindak bersama
bersama-sama
sama sebagai
sebagai penyedia atau penyelenggara infrastruktur PJPK dan menandatangani nota kesepahaman yang
mencakup:
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
1. Kesepakatan tentang pihak yang menjadi koordinator
PJPK
2. Kesepakatan pembagian tugas dan beban anggaran
pada tiap tahapan
3. Jangka waktu pelaksanaan KPBU
TUGAS PJPK
12
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) proyek harus ditentukan
berdasarkan landasan hukum yang berlaku terkait sektor tersebut
No. Sektor PJPK Dasar Hukum
1. Kawasan Industri Menteri Perindustrian Undang Undang No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian Pasal 63(4)
2. Kawasan Ekonomi Khusus Berdasarkan Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri PPN No. 4
Tahun 2015 tentang KPBU, Kawasan Ekonomi Khusus belum dapat dijalankan dengan
skema KPBU.
KPBU
Badan Usaha Pelaksana dipilih melalui lelang KPBU yang transparan dan kompetitif oleh PJPK sesuai
peraturan perundang
perundang-undangan
undangan (Peraturan Kepala LKPP No. 19 Tahun 2015)
13
Fasilitas dan kemudahan dalam Kawasan Ekonomi Khusus dan
Kawasan Industri
KAWASAN EKONOMI KHUSUS* KAWASAN INDUSTRI**
Keringanan Pajak Penghasilan bagi Badan Usaha Perusahaan Kawasan Industri dan Perusahaan Industri di dalam
Keringanan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Kawasan Industri diberikan insentif perpajakan misalnya
atas Barang Mewah pengurangan pajak penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah
Keringangan kepabeanan dan cukai penanaman modal ▶ Diatur dalam Permenkeu 105/2016
Pengecualian dalam Daftar Negatif Investasi (Negative List)
Pengecualian dan/atau kemudahan atas ketentuan Perusahaan Kawasan Industri dan Perusahaan Industri di dalam
pembatasan impor dan ekspor Kawasan Industri dapat diberikan insentif daerah, yaitu
Fasilitas dan kemudahan perizinan, misalnya penerbitan Izin keringanan pajak-pajak yang menjadi kewenangan daerah
Investasi oleh Administrator KEK misalnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak
Pengurangan pajak daerah dan/atau retribusi daerah paling Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah dll ▶ Diatur lebih lanjut
sedikit sebesar 50% dalam Peraturan Daerah bersangkutan
Fasilitas dan kemudahan ketenagakerjaan, misalnya
percepatan penerbitan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Perusahaan Kawasan Industri diberikan fasilitas kemudahan
Fasilitas dan kemudahan keimigrasian pembangunan dan pengelolaan tenaga listrik untuk kebutuhan
Fasilitas dan kemudahan pertanahan misalnya kepemilikan sendiri dan industri di dalam Kawasan Industri***
properti oleh orang asing atau badan usaha asing pada
Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
Apabila Kawasan Ekonomi Khusus termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), maka kawasan juga mendapatkan
insentif yang berlaku untuk PSN antara lain dukungan debottlenecking dari KPPIP, diskresi tata ruang, percepatan
penyediaan tanah, pemberian jaminan Pemerintah, dan percepatan pengadaan barang dan jasa
Peraturan
(1) Penerbitan Peraturan Presiden untuk
Presiden (1) penugasan kepada PT Pelindo I sebagai
Landlord master developer*
Kementerian Kementerian MoU antara Kemenhub dan Kemenperin untuk
(2) MoU
Perindustrian meyepakati bahwa Kemenhub sebagai landlord
Perhubungan
(2) dan kewenangan pemberian perizinan yang
(3) menjadi kewenangan Kemenperin tetap
Ditjen. dikeluarkan oleh Kemenperin
Pengembangan
Izin Perwilayahan
Konsesi Industri (3) Landlord memberikan Izin Konsesi kepada
(4) Badan Usaha Pelabuhan
Master Operator
Developer Pelabuhan Pemerintah Badan Usaha Pelabuhan melakukan pemilihan
Daerah (4) operator pelabuhan
Badan Usaha
Pelabuhan (5)
Operator
(5) Badan Usaha Pelabuhan melakukan pemilihan
Terminal operator terminal pelabuhan
Pelabuhan
Badan Usaha Pelabuhan membentuk anak
((6)) perusahaan Badan Usaha Kawasan Industri
Badan Usaha (6)
yang akan melakukan pengembangan Kawasan
Kawasan
Industri
Industri
Izin
Badan Usaha Kawasan Industri melakukan
(7) (8) Pengelolaan (7) pemilihan Operator Kawasan Industri
Kawasan
Operator
Industri
Kawasan
Industri Pemerintah Daerah terkait memberikan Izin
(8) Pengelolaan Kawasan Industri sesuai Permen
*Perpres juga akan mengatur bahwa landasan hukum pengadaan tanah kawasan Perindustrian No. 39/2016
industri oleh anak perusahaan PT Pelindo I, PT Prima Pengembang Kawasan dapat
menggunakan UU No. 2/2012 15
Pelaksanaan skema KPBU melibatkan beberapa organisasi kelembagaan PJPK
yang telah didefinisikan dalam Permen PPN/Bappenas No. 4 Tahun 2015
Pembentukan
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah
Koordinasi
Simpul KPBU
Melakukan perumusan kebijakan, sinkronisasi,
koordinasi pengawasan,
koordinasi, pengawasan dan evaluasi terhadap
kegiatan KPBU
16
Pelaksanaan penyediaan infrastruktur melalui skema KPBU dilakukan
melalui 3 tahapan, yaitu: perencanaan, penyiapan, dan transaksi
1. Penyusunan rencana dan anggaran 1. Penyiapan kajian KPBU; 1. Penjajakan minat pasar (market
dana KPBU; 2. Pengajuan dukungan Pemerintah; sounding);
2. Identifikasi dan penyusunan usulan 3. Pengajuan jaminan Pemerintah; 2. Penetapan lokasi KPBU;
rencana KPBU; 4
4. Pengajuan penetapan lokasi.
lokasi 3 Pengadaan Badan Usaha Pelaksana
3.
3. Penganggaran dana tahap KPBU;
perencanaan; 4. Penandatanganan perjanjian KPBU;
4. Pengambilan keputusan lanjut/tidak dan
lanjut rencana KPBU; 5. Pemenuhan pembiayaan (Financial
5. Penyusunan
y daftar rencana KPBU; Close).
dan
6. Pengkategorian KPBU.
18
Agenda
19
Dalam rangka percepatan penyiapan proyek infrastruktur prioritas,
KPPIP dibentuk sebagai centre of excellent
KPPIP diberikan kewenangan melalui Perpres No.
No 75/2014 dalam pengambilan keputusan,
keputusan keterlibatan dalam proyek sejak tahap
perencanaan dan penguatan kapasitas SDM. Melalui Perpres 122/2016, terdapat 2 kementerian yang menjadi anggota baru KPPIP
Menteri
M t i Koordinator
K di t Bidang
Bid P k
Perekonomian
i
1 Menetapkan standar kualitas Pra-Studi
o Memberikan fasilitas penunjang OBC 1 untuk proyek top-down,
o memantau & debottlenecking isu-isu proyek bidang ekonomi Kelayakan, melakukan review serta
revisi/ re-do jika diperlukan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
o Memantau
M t & debottlenecking
d b ttl ki isu-isu
i i proyekk di sektor
kt energii dan
d 2 M
Menetapkan
t k Daftar
D ft P
Proyek
kPPrioritas
i it
transportasi
4
4
24 14
23
22
24 15
4 24 4 27
2 18
4 23 4 24 24 23
1 18
24 12 30
4 22 18
23 24 18
23
22 25 27 18
24 18
22 31 18
27
4 11 23 24 24 24
37 18 18
4
18
4 36 7 34 9
4
8 16 33 27
3 13 10
24 13 19
37
17 32 20 24
21 20 26 29
37 35 28
27 6 37
37 24 37 5
24 24
1. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 13. Perkeretaapian Umum DKI Jakarta 26. Kilang Minyak Tuban
2. Jalan Tol Manado-Bitung 14. Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung 27. RDMP/Revitalisasi Kilang Eksisting
3. Jalan Tol Panimbang-Serang 15. Pelabuhan Hub Internasional Bitung (Balikpapan, Cilacap, Balongan, Dumai, Plaju)
4. 15 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera 16. Pelabuhan Patimban 28. Lapangan Abadi WK Masela
5. Ja
5 Jalan
a Tol
o Probolinggo-Banyuwangi
obo ggo a yu a g a d Waterways/Cikarang
17. Inland ate ays/C a a g – Bekasi
e as – Laut
aut 9 Lapangan
29. apa ga UUnitisasi
t sas Gas Ja
Jambaran-Tiung
ba a u g Biru
u
6. Jalan Tol Yogyakarta-Bawen (CBL) 30. Indonesian Deepwater Development (IDD)
7. Kereta Api Ekspres SHIA 18. Palapa Ring Broadband 31. Pengembangan Tangguh Train 3
8. MRT Jakarta Jalur Utara – Selatan 19. Central Java Power Plant (CJPP)/PLTU Batang 32. SPAM Semarang Barat
9. Kereta Api Makassar – Parepare 20. Central – West Java Transmission Line 500 kV 33. Sistem Pengolahan Limbah Jakarta
10.Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di 21. PLTU Indramayu 34. National Capital Integrated Coastal
Wilayah Jakarta
Jakarta, Bogor
Bogor, Depok dan Bekasi 22 Transmisi Sumatera 500 kV (4 Provinsi)
22. Development (NCICD) Fase A
11.Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera 23. PLTU Mulut Tambang (6 Provinsi) 35. SPAM Jatiluhur
Selatan 24. PLTGU (16 Provinsi) 36. SPAM Lampung
12.Kereta Api Kalimantan Timur 25. Kilang Minyak Bontang 37. Energi Asal Sampah 8 Kota Besar
21
TERIMA KASIH
Sekretariat – Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
Menara Merdeka,8th Floor - Jalan Budi Kemuliaan I No. 2
Jakarta 10110, Indonesia
T. +62 21 2957 3771, +62 21 2957 3772
F. +62 21 2957 3773