Anda di halaman 1dari 2

Uci Safitri (2183111040)

A. MAKNA LEKSIKAL, GRAMATIKAL, DAN KONTEKSTUAL

1. Makna Leksikal
Semantik leksikal merupakan ilmu tentang makna yang menekankan pembahasan pada
sistem makna. Makna yang dimaksud adalah konsep atau fitur pada kata tanpa melihat konteks
pengunaannya. Verhar menyatakan bahwa makna leksikal akan berbeda dengan makna
gramatikal, maka perlu pembahasan yang berbeda antara makna leksikal dan makna gramatikal
(Pateda, 2010). Semantik leksikal memusatkan perhatian pada kamus, karena kamus memuat
makna yang dimiliki oleh kata itu sendiri, tanpa melihat konteks pemakaiannya. Dengan
demikian, semantik leksikal memperhatikan makna itu secara mandiri sesuai dengan konsep
yang melekat pada kata. Sebagai contoh, dalam KBBI, makna tiap kata diuraikan satu persatu
sesuai dengan konsep kata yang dimaksud.
Di samping semantik leksikal, leksikografi juga berperan penting dalam penyusunan kamus.
Riemer menyatakan leksikografi adalah kerajinan dan cara untuk melakukan sesuatu yang
berguna (Riemer, 2010). Leksikografi bukan teori untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan, melainkan praktek menulis makna yang bisa dipahami. Dengan demikian, kegiatan
menulis makna dalam kamus merupakan bagian dari leksikografi.
2. Makna Gramatikal
Setelah memahami makna leksikal atau makna yang tertulis dalam kamus, selanjutnya kalian
harus memahami makna gramatikal. Makna gramatikal ini muncul karena adanya proses
perubahan bentuk kata seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. Kata
dasar lari berbeda dengan lari-lari, berlari berbeda dengan dilarikan, dan lain sebagainya,
makna gramamatikal ini biasanya akan sangat tampak dalam kalimat.
Perhatikan kalimat berikut.
1) Doni berlari di pagi hari
2) Doni dilarikan ke rumah sakit
3) Adik Doni bermain lari-larian
Kalimat 1, 2 dan 3 memiliki perbedaan makna karena memiliki bentuk yang berbeda.
Kata berlari mengacu pada kegiatan aktif yang dilakukan subjek, kata dilarikan bermakna
dibawa ke-, sedangkan kata lari-larian bermakna kegiatan menyerupai lari. Dalam KBBI V,
makna afiks dijelaskan. Dengan demikian, memudahkan pebelajar untuk memahami dan
membedakan makna kata dasar dan kata imbuhan.
Jadi, kalau dilihat dari contoh-contoh tersebut, makna leksikal adalah makna yang
sebenarnya. Lain dari makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses
gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan kalimatisasi. Misalnya, proses afiksasi
prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal mengenakan atau memakai baju,
kata dasar kuda melahirkan makna gramatikal mengendarai kuda, dan dengan dasar rekreasi
melahirkan makna gramatikal melakukan rekreasi.

3. Makna Kontekstual
Selain makna leksikal dan gramatikal, macam makna yang ketiga adalah makna kontekstual.
Makna kontekstual (contextual meaning; situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan
antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai. Kemudian Chaer mengungkapkan bahwa
makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks (Chaer,
1994). Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu dan
lingkungan penggunaan leksem tersebut. makna kontekstual sangat terikat dengan konteks.
Berikut contoh analisis makna kontekstual lainnya.
A : Berapa 3 x 4?
B : Ya, 12.
Berbeda dengan teks berikut.
C : Berapa 3 x 4?
D : Empat ribu saja
Pada percakapan (1), konteksnya adalah siswa SD yang sedang belajar matematika, maka
jawaban atas 3 x 4 adalah jawaban matematika sesuai dengan situasi dan latar belakang
percakapan tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan percakapan kedua, bagaimana mungkin 3 x 4
adalah empat ribu? Jawabannya adalah konteks pembicaraan yang kedua berbeda dengan
konteks pembicaraan yang pertama. Pembicaraan kedua dilakukan di toko foto, penanya hendak
bertanya harga atau ongkos cetak foto? Jawabannya bukan jawaban matematika, melainkan tarif
cetak foto.

Anda mungkin juga menyukai