Anda di halaman 1dari 35

STILISTIKA

ASPEK
DEVIASI
SRI REJEKI 19201241056
NURULITA AGHITSNI L. 19201241070
DARRYL IRATAMA H. 19201241077
AFIFAH CANDRA N. 19201244047
REZZA REY C. 19201249002
APA ITU LISENSI PUITIS?
John Dryden dalam (Nurgiyantoro, 2016: 186) lisensi puitis yaitu kebebasan penyair mengasumsikan dirinya sendiri, dalam segala abad, untuk
mengunkapkan sesuatu atau sebaliknya menunjukkan kesederhanaannya dalam prosa.

Leech salam (Nurgiyantoro, 2016: 287) mengemukakan bahwa lisensi puitis adalah pendirian penyair untuk mengabaikan kaidah dan konvensi
bahasa sebagaimana yang dilakukan oleh umumnya pengguna bahasa itu.

Penyimpangan menurut leech berkaitan dengan unsur kreativitas untuk mengeksplorasi dan mengomunikasikan pengalaman yang baru.

Baldic dalam (Nurgiyantoro, 2016: 287) lisensi puitis yaitu kebebasan imajinatif dan linguistic yang dimiliki penyair untuk mengkreasikan
dengan cara menyimpanginya untuk memperoleh efek imajinatif dan estetis yang memuaskan.
Licentia poetica atau lisensi puitis
yaitu bahasa sastra yang
menyimpang dari bahasa sehari-hari.
Licentia poetica adalah hak
pengarang untuk mengkreasikan
karyanya (sesuai pandangan
estetisnya).

2
itle. P5
Book T
Lisensi puitis
Lisensi puitis menyangkut aspek diksi, misalnya menggunakan
kata-kata kolokial, kata bentukan baru atau neologisme.

Tujuan dari lisensi puitis pengarang ini adalah untuk


memperoleh efek khusus. Efek khusus berkaitan dengan efek
estetis.

Bahasa terdiri dari semua unsur yang dapat dikenali dan


dianalisis. Leech membagi komponen bahasa ke dalam dua
aspek bentuk dan makna dalam model triparti (tiga unsur)
Model Triparti Realisasi
Secara konkret bahasa dapat
didengar, dilihat (dibaca)
merupakan bentuk fonologi dan
grafologi

Bentuk
Segi bentuk (form) bahasa terdiri atas
unsur leksikal dan struktur gramatikal

Menurut Le
ech

Makna
Dari segi makna bahasa dapat
mengandung muatan konotasi dan
denotasi
DEVIASI
Deviasi merujuk pada penggunaan bahasa yang
menyimpang dari bahasa wajar dan baku yang
lazim digunakan seperti bahasa ilmiah.
Penyimpangan dalam bahasa sastra ini akan
selalu dikaitkan, dibandingkan, dan
dipertentangkan dengan bahasa baku sehingga
penyimpangannya akan terlihat
Perbedaan deviasi dan
lisensi putis

Lisensi puitis: Lanjutan…


merujuk pada hak dan pendirian penyair untuk
mengkreasikan bahasa sastra sesuai unsur estetis Karakteristik dalam deviasi tidak selalu
yang ingin dicapai meskipun menyimpang pada diartika menyimpang tetapi bisa berarti baru
tuturan yang biasa digunakan. (pendirian penyair)
digunakan. Karakteristik ini oleh kaum
formalisme Rusia dengan deotomatisasi atau
defamiliarisasi (sastra menolak cara-cara
Deviasi penuturan yang telah menjadi biasa/mencari
penyimpangan terhadap bahasa sastra terdapat
cara yang khas)
dalam suatu teks kesastraan (bukti konkret dari
penyair dari teks sastra)
KITA
MARI NTOH
A T I C O
CERM BERIKUT
PUISI
.....
Bersandar pada tari warna Pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba


Meriak muka air kolam jiwa
Dan malam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka


Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka,
Antara kita mati dating tidak membelah…

—Sajak Putih, Chairil Anwar


2
itle. P5
Book T
Foregrounding berkaitan erat dengan deviasi. Jika
deviasi dimaknai sebagai penyimpangan

FOREGROUND penggunaan aspek bahasa dari wajar-baku,


foregrounding merupakan pengedepanan,
ING pengaktualan, pementingan, atau penekanan.

Foregrounding dalam karya sastra dibuat agar


dipersepsikan secara menonjol. Cara penuturan
foregrounding adalah lewat penegasan berbagai
bentuk penyimpangan kebahasaan baik struktur,
makna, hingga tata cara penulisannya.

Bahasa sastra dengan mendayakan foregrounding


biasanya terjadi pada bentuk-bentuk paralelisme dan
repetisi (Peer, Zyngier, & Hakemulder dalam
Nurgiyantoro, 296)

APA ITU Pada puisi wujud foregrounding biasanya muncul


FOREGROUNDINH? dalam bentuk-bentuk paralelisme dan repetisi di
awal larik dan biasanya berwujud anaphora
Contoh:

Pada cerita pendek

“Jangan sedih, Cucu. Hidup adalah permainan layang-


layang. Setiap orang suka pada layang-layang. Setiap orang
suka hidup. Tidak seorang pun lebih suka mati. Layang-
layang bisa putus. Enkau bisa sedih. Engkau bisa sengsara.
Tetapi, engkau akan terus memainkan layang-layang. Tetapi,
engkau akan terus mengharapkan hidup. Katakanlah, hidup
itu permainan. Tersenyumlah, Cucu.” (Dilarang Mencintai
Bunga-Bunga, Kuntowijoyo)
Deviasi dinilai bermakna atau signifikan jika penggunaan
bentuk lebih tepat daripada bentuknya yang baku

R IA
Deviasi dinilai bermakna atau signifikan jika bersama KRITE AAN
GUN
PENG IASI
dengan unsur puisi yang lain mendukung makna yang DEV
ingin disampaikan

Deviasi dinilai bermakna atau signifikan jika bentuk


deviasi mampu memberikan dammpak psikologis bagi
pembaca (membangkitkan foregrounding)

Deviasi dinilai bermakna atau signifikan jika deviasi


memiliki fungsi estetik atau memberikan dampak
keindahan
Macam-macam
Deviasi

Wujud deviasi mungkin terjadi tumpang tindih.


Misalnya pada wujud permajasan dan penyiasatan
struktur yakni satuan bentuk bahasa tertentu dapat
diidentifikasi menjadi beberapa bentuk majas
8 jenis dev
i a si bahkan citraan sekaligus. Ini wajar ya guys
menurut L
eech
MACAM-MACAM
DEVIASI

Devisi Leksikal Deviasi Gramatikal Deviasi Fonologi

Deviasi Grafologi Deviasi Semantik Deviasi Dialek

Deviasi Register Deviasi Historis


Munculnya bentuk deviasi itu antara lain
DEVIASI ditandai oleh proses morfologi yang masih

LEKSIKAL problematis, kata bentukan baru,


neologisme
Pengertian (Leech melalui Nurgiyantoro, 2019: 302)
Adalah suatu bentuk penyimpangan yang
terjadi pada unsur leksikal, kata, atau Contoh Deviasi Leksikal dapat berupa “kata-
diksi. kata” tanpa makna atau tidak ditemukan
dalam kamus.

Suatu bentuk leksikal dipandang sebagai Misal, pada puisi O,Amuk, Kapak (1981) karya
bentuk deviasi jika bentuk itu mengalami Sutardji Calzoum Bachri, atau puisi-puisi
penyimpangan makna dari makna Ibrahim Sattah, atau juga puisi-puisi
konvensional baku sebagaimana terlihat Afrizal Malna.
dalam kamus
Deviasi Fonologis dapat berupa penggunaan bunyi-bunyi

DEVIASI tertentu, atau adanya penggantian fonem tertentu


dalam sebuah kata sehingga terjadi perubahan bunyi.

FONOLOGI Contoh Deviasi Fonologis dapat berupa penggunaan


bunyi-bunyi tertentu, tetapi ia tidak memiliki makna
Pengertian konvensional seperti lazimnya bunyi bahasa, atau
adanya penggantian fonem tertentu dalam sebuah
Adalah suatu bentuk penyimpangan yang kata sehingga terjadi perubahan bunyi.
terdapat pada aspek fonologi.
Dapat ditemukan salah satu contohnya dalam puisi Angin
Danau karya Sitor Situmorang
Suatu bentuk fonologi dipandang sebagai
bentuk deviasi jika bentuk itu mengalami
penyimpangan dari bunyi bahasa yang
wajar dan baku.
DEVIASI
GRAMATIK DEVIASI MORFOLOGIS
Deviasi ini terkait dengan struktur morfologis,
AL Pengertian tata bentukan kata, dalam sebuah bahasa.
DEVIASI GRAMATIKAL Contoh DEVIASI MORFOLOGIS yang terkait
melibatkan dua aspek struktur, yaitu struktur dengan penghilangan atau sebaliknya
morfologi dan sintaksis; deviasi penambahan bentuk afiksasi dapat dilihat
morfologis dan deviasi sintaksis. pada puisi Chairil Anwar yang telah berkali-
kali dibicarakan sebelumnya, yaitu puisi
“Isa”
 
DEVIASI
GRAMATIK Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata mengucur
AL dan mengucurkan. Namun, dalam konteks struktur
sintaksis larik puisi itu, bentuk morfologi kata
mengucur itu seharusnya adalah mengucurkan
keadaan ini disebabkan dalam struktur sintaksis larik
“Itu tubuh itu, kata kerja mengucur mendapat objek, yaitu
darah.
mengucur darah
mengucur darah” Deviasi morfologi bentuk mengucur dari yang seharusnya
mengucurkan tersebut tampak mempunyai dapat
psikologis pembaca.
Deviasi Sintaksis dapat berupa permutasi
DEVIASI (pengembalian susunan) unsur kalimat,

GRAMATIK unsur kalimat tidak lengkap, struktur tidak


gramatikal, tidak kohesif, tidak koherensif
AL DEVIASI SINTAKSIS
dan lain-lain.

Dalam teks-teks puisi yang mengalami deviasi


Deviasi Sintaksis terkait dengan struktur
gramatikal, deviasi struktur sintaksis dan
sintaksis, tata bentukan kalimat, dalam
tidak jarang ditemukan bersama.
sebuah bahasa.
Misal, pada bait puisi “Isa”
Suatu bentuk struktur sintaksis dipandang
sebagai bentuk deviasi jika bentuk itu
mengalami penyimpangan dari kaidah
struktur sintaksis bahasa yang baku.
Wujud penyimpangannya adalah permutasi
DEVIASI unsur kalimat yang berpola subjek-

GRAMATIK predikat sehingga menjadi predikat-objek.

AL Kata mengucur adalah kata intransitif, maka


tidak membutuhkan objek.
Misal, pada bait puisi “Isa” sebelumnya yang
berbunyi /mengucur darah/

Hal itu sebenarnya dapat dipandang sebagai


sebuah bentuk deviasi sintaksis.

Namun jika bentuk mengucur itu dianggap


menyimpang karena penghilangan akhiran
–kan, maka adalah penyimpangan
morfologis.
Pengertian DEVIASI SEMANTIK mungkin
DEVIASI tumpeng tindih dengan deviasi leksikal,

SEMANTIS tetapi deviasi semantik lebih menunjuk


pada penyimpangan makna pada struktur
sintaksis dan bukan sekadar kata seperti
Pengertian pada deviasi leksikal.
DEVIASI SEMANTIS adalah bentuk
penyimpangan bahasa yang terdapat pada Contoh DEVIASI SEMANTIK sebetulnya
unsur semantik. secara tidak langsung sudah secara intensif
dibicarakan di depan pada pembicaraan
Makna suatu penuturan dipandang sebagai tentang permajasan.
bentuk deviasi jika struktur sintaksis yang
mengandung makna itu mengalami
penyimpangan dari makna konvensional
sebagaimana yang terdapat di dalam
kamus atau makna denotative.
DEVIASI
SEMANTIS

Makna keempat larik puisi itu jelas tidak


menunjuk makna konvensional-denotatif
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
seperti ditunjuk dalam kamus. Makna
Di hitam matamu kembang mawar dan melati latik-latik itu telah sengaja dibuat
Harum rambutmu mengalun bergelut senda menyimpang dari makna tersebut.
Misalnya, bait pertama puisi “Isa” sebenarnya
DEVIASI juga mengandung deviasi itu.

GRAFOLOGI Itu tubuh


S Pengertian mengucur darah
mengucur darah
Adalah suatu bentuk penyimpangan bahasa
yang terdapat pada unsur ejaan dan tanda
baca, grafologi.

Suatu bentuk penulisan dipandang sebagai


bentuk DEVIASI GRAFOLOGI jika
penulisan itu mengalami penyimpangan
dari cara-cara penulisan yang
konvensional dan baku.
Demikian juga larik sesudahnya. Jika keduanya
DEVIASI dianggap sebagai satuan sintaksis yang
selesai, mestinya kata mengucur juga
GRAFOLOGI dimulai dengan huruf kapital.

S Namun, jika hanya larik pertama dan kedua


yang merupakan satu satuan struktur
Huruf /t/ pada larik pertama yang memakai
sintaksis, hanya larik ketiga yang mestinya
huruf kapital adalah contoh deviasi
ditulis dengan huruf kapital.
penulisan huruf. Karena di tengah larik,
huruf /t/ seharusnya ditulis dengan huruf
kecil.

Namunm, karena kata Tubuh menunjuk


hubungan vertical (Tuhan), penulisannya
sengaja dimulai dengan huruf kapital
DEVIASI
GRAFOLOGI
S
Deviasi grafologis juga dapat berwujud penulisan kata ulang Ditunjukkan sebuah puisi dengan tipografi yang tidak
yang tidak memakai makna tanda hubung seperti lazim dan bentuk visualnya yang berbeda. Puisi
gununggunung yang seharusnya ditulis dengan: gunung- tersebut adalah karya seorang penyair
gunung berkebangsaan Malaysia, Abdul Gafar Ibrahim
yang berjudul
Deviasi grafologis juga dapat berwujud format atau tipografi
penulisan puisi. Bagaimana sebuah puisi ditulis, jadi “Lelaki Tua di Rumah”
aspek visual puisi, tidak jarang juga di pakai sebagai
salah satu sarana untuk mencapai efek keindahan. Hal ini
ada kaitannya dengan seni rupa. Puisi tidak harus hanya
terkait dengan bahas adan bunyi ketika dibaca, melainkan
juga seni visual
DEVIASI Tipologi penulisan puisi tersebut tidak lazim, aneh
GRAFOLOGI dan jelas menyimpang dari yang lazim ditemui.

S Puisi ini jelas menuntun untuk dinikmati secara


visual dan sekaligus ingin mencapai keindahan
Lelaki tua di rumah secara visual pula. Lewar deviasi grafologis yang
berwujud bentuk tipografi yang berbeda, puisi ini
Lelaki tua di rumah jelas ingin mencapai efek foregrounding secara
Seperti tuNGgul getah visual. Jadi, tampak bahwa aspek ini pun terjadi.
E I Untuk kerja kreativitas “penciptaan” model
P L tipografi penulisan puisi.
I U
Menanti-
nanti
DEVIASI Munculnya dialek karena faktor geografis disebut sebagai
dialek regional, sedang yang karena faktor sosial disebut

GRAFOLOGI dialek sosial; ada juga dialek kelompok umur. Penyimpangan


unsur dialek dapat berwujud pengunaan kata-kata kolokial,

S Pengertian
slang, kata-kata bahasa daerah, dan lain-lain yang tidak baku.

Pengunaan unsur dialek tersebut yang dapat pula dipandang


Deviasi Dialek (dialectal deviation) adalah bentuk sebagai suatu bentuk pinjaman bahasa dianggap menyimpang
penyimpangan bahasa yang terdapat pada unsur dialek. menurut ukuran bahasa baku.Namun, dengan lisensi puitisnya,
Sebuah puisi dipandang memilikipenyimpangan dialek jiga penyair dapat mengambil unsur dialek tertentu karena
puisi tersebut mengandung unsur dialek tertentu. Dialek itu dianggap dapat mewakili sesuatu yang diungkapkan.
sendiri dapat dipahami sebagai adnya perbedaan variasi
bahasa yang disebabkan oleh penutur. Adabanyak alasan penyair mempergunakan dialek karyanya
dan salah satunya, khususnya dalam prosa fiksi, adalah untuk
tujuan humor ( Leech, 1991:49)
DEVIASI
GRAFOLOGI
S PETRUK KUMAT

“Padi PB, padi IR, padi PB, mbahmu Dan Mas Petruk jelalatan: “Kamu paham,
Hama wereng saja tidak doyan Tanah pun hancur makan obat tanpa
Lha kok orang, disuruh makan” aturan”
Gerutu Kantong Bolong sambil ngeloyor Matanya merah, tampaknya kurang tidur
“Masih grundelan? Babat kontolmu
Si Jangkung kalung sarung manggul pacul sisan”
Tangan kirinya menangkap keranjang
Tangan kanan njepit rokok lintingan “We lha trembelane. Petruk kumat
Dan sabit terselip di belakang pinggang mendem”
Pikir Gareng: “Semalam dia kalah gaple”
Jaman dijajah kere. Jaman merdeka
idhem
Kaum tani tak pernah genah.
Terbengkalai
DEVIASI
GRAFOLOGI
S
Unsur dialek yang terdapat dalam puisi diatas, terdapat pada
kutipan puisi yang sengaja dicetak miring.

Puisi diatas sebenarnya berisi kritikkan sosial pada masanya


Puisi ini bernada santai, main-main, dan penuh humor.
(ditulis pada tahun 1983)ketika pemerintah setengah
Dilihat dari kacamata stilistika , keadaan itu ditandai
mewajibkan petani menanam padi jenis PN dan Ir yang
oleh banyaknya unsur kata dan struktur sintaksis yang
nasinya dirasakan kurang enak dipanding jenis padi yang biasa
menyimpang, tidak baku.
ditanam. Petruk adalah simbolik wong cilik ‘rakyak kecil’,
gambaran petani miskin. Petruk dalam tokoh wayang
memamng berstatus batur ‘pembantu’, yaitu pembantunya
Arjuna. Sebagai wong cilik, ia bisanya hanya mengumpat-
umpat, tidak bisa lain.
DEVIASI
GRAFOLOGI
S Pengertian
Deviasi historis (deviation of register) adalah bantuk Sebagaimana dikemukan sebelumnya, register dapat
penyimpangan bahasa yang terdapat pada unsur register. dipahami sebagai ragam bahasa yang menunjuk pada
Register tidak lain adalah ragam bahasa. Sebuah puisi pengertian pengunaan bahasa yang menunjukkan pada
dipandang memiliki penyimpangan register jika puisi tersebut pengertian pengunaan bahasa yang dibedakan oleh
mengandung unsur register atau ragam bahasa lainnya di karakteristik situasional seperti tujuan, saluran, situasi
dalamnya. Ragam bahasa itu dapat berwujud ragam ilmiah, keformalan; pelaku atau partisipan yang dapat berupa
ragam pers, ragam sutrat, dan lain-lain termasuk ragam bahasa pebicara, lawan bicara, penulis, pembaca; dan lain-
sastra.. lain (Gray & Biber, 2011: 140 )
DEVIASI
GRAFOLOGI
S
Dalam kaitannya dengan penyimpangan kebahasaan, yang
mudah dikenali adalah register yang dibedakan berdasarkan
sifat keformalan yang memunculkan ragam bahasa resmi dan
tidak resmi.
Namun, dengan lisensi puisinya (Leech 1991:50), penyair
dapat mengambil unsur-unsur register tertentu karena
Dalam situasi resmi, bahasa yang dipakai haruslah resmi, yaitu
dianggap dapat mewakili pikiran antara lain berupa pemakaan
bahasa baku. Jika bukan bahasa baku yang dipakai, baikyang
istilah-istilah teknis dari bidang keilmuan tertentu, misalnya
ditandai oleh kebakuan kata dan struktur , penuturan yang
ekonomi, kedokteran, fisikan, kimia, dan lain-lain yang
dilakukan dianggap tidak tepat, atau dianggap menyimpang
merupakan register bahasa ilmiah.
dalam konteks. Pengunaan unsur-unsur register tersebut dalam
konteks bahasa yang menyimpang.
DEVIASI
GRAFOLOGI
S Contoh:

Puisi “Marto klungsu dari Leiden” juga menghadirkan


dialog atau kata-kata Den Jeng Gung, ayah Marto
Klungsu, yang juga dapat dipandang sebagai suatu bentuk
deviasi register.
DEVIASI Contoh:

HISTORIS Berdiri aku

Pengertian Benang raja mencelup ujung


Naik marak menggerak corak
Deviasi Historis (devition of historical period) adalah bentuk Elang leka sayap tergulung
penyimpangan bahasa yang berwujud pengunaan kata-kata Dimabuk warna berarak-arak
arkais.
Kata leka pada bait itu adalah contoh kata arkais yang berarti
Sebuah puisi dipandang mengalami penyimpangan historis lengah atau lalai. kata itu, kini sudah jarang dipergunakan dalam
jika puisi tersebut mengandung unsur kata arkais di dalamnya. kegiatan berbahasa. Secara keseluruhan puisi itu berisi deskripsi
kepaduan alam. Pengunaan kata arkais leka itu tampaknya untuk
Dengan lisensi puitisnya, boleh dikatakan bahwa penyair memperkuat unsur persajakan, yiatu sajak alitrasi.
memiliki kebebasan untuk mengambil kata dan unsur bahasa
yang lain dari dialek, register, atau bentuk arkais untuk
dipergunakan dalam karyanya.
LANGKAH 3. Mendeskrpsikan hasil telaah-identifikasi langkah
KAJIAN kedua yang sudah dilakukan pada aspek deviasi.

ASPEK 4. Jelas dan tafsikan fungsi bentuk-bentuk deviasi.

DEVIASI
1. Keindahan sebuah teks tidak jarang justru diperoleh
lewat bentuk-bentuk penyimpangan dari bahasa baku.
Bentuk deviasi lazimnya dimanfaatkan untuk
memperoleh efek foregrounding sehingga penuturan
menjadi lebih memperhatikan.

2. Identifikasi berbagai aspek deviasi pada teks-teks


yang telah ditetapkan dan diketaahui mengandung
unsur-unsur deviasi. Identifikasi dilakukan terhadap
berbagai bentuk penyimpangan yang ditemukan yang
semuanya berjumlah delapan buah.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai