Makna pada lari-larik tersebut tidak berbeda dengan lari-larik pada puisi
Chairil Anwar sebelumnya. Namun, karena dituturkan dengan cara yang biasa,
maka tidaklah tampak efek keindahannya.
Selain itu, juga perlu ditegaskan bahwa sebuah kalimat yang mengandung
lebih dari satu bahasa figurative dan sarana retorika pastinya lebih baik karena
mampu mengintensifkan penuturan dengan pendayaan yang lebih suntuk.
B. Permajasan
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, permajasan adalah istilah lain
dari bahasa figuratif. Permajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggayabahasaan, yang maknanya tidak merujuk pada makna harfiah kata-kata
yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan atau maknanya
tersirat. Makna yang sebenarnya harus dicari di luar makna konvensional, makna
tersurat, makna actual, atau makna denotasi.
Hubungan antara makna tersurat dengan makna tersirat tidak benar-benar
terpisah karena masih ada benang merah yang menghubungkannya. Artinya dalam
mentafsirkan mestilah memperhatikan makna denotasinya sebelum langsung
mengambil makna konotasinya. Misalnya kepala kantor, kepala, negara, kepala
sekolah masih membawa makna denotasinya, yaitu kepala. Maka, untuk
memahami majas-majas tersebut pertama-tama harus mengetahui terlebih dahulu
makna referensial dari kata kepala.
Majas memiliki banyak jenisnnya. Di antara banyaknya jenis permajasan,
tampak bahwa majas-majas itu umumnya berupa perbandingan dan majas
pertautan. Majas perbandingan di antaranya adalah simile, metafora, personifikasi,
dan alegori, sedangkan majas pertautan di antaranya adalah metonimi dan
sinekdoke. Selain itu ada juga yang berkaitan dengan bahasa figuratif yaitu
lambing, idiom, dan peribahasa.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain melalui ciri-ciri kesamaan melalui keduanya.
Kesamaan yang dimaksud bisa berupa ciri fisik, sifat, sikap, keadaan,
suasana, tingkah laku, dan sebagainya. Bentuk majas perbandingan terbagi
menjadi simile, metafora, personifikasi, dan alegori. Hal penting yang mesti
diketahui, bahwa suatu majas sering bersamaan dengan majas-majas lain,
bentuk penyiasatan struktur, dan bahkan bentuk-bentuk citraan.
a. Simile
Simile adalah sebuah majas yang mempergunakan kata-kata
pembanding langsung atau eksplisit untuk membandingkan sesuatu
yang dibandingkan dengan pembandingnya. Sebenarnya, antara
sesuatu yang dibandingkan dan pembandingnya itu tidak sama baik
secara kualitas, karakter, sifat, atau sesuatu yang lain. Justru karena
sebenarnya tidak sama kemudian dibandingkan agar terlihat sama.
Majas simile lazimnya mempergunakan kata-kata tugas
tertentu yang berfungsi sebagai penanda keeksplisitan
pembandingan, misalnya seperti, bagai, bagaikan, sebagai,
laksana, mirip, bak dan sebagainya. Dalam penuturan bentuk ini,
sesuatu yang disebut pertama (sesuatu yang dibandingkan)
dinyatakan mempunyai persamaan sifat atau karakter dengan
sesuatu yang disebut belakangan (sesuatu sebagain
pembandingnya). Namun, penggunaan kata seperti, secara eksplisit
meunjukkan bahwa sebenarnya kedua hal itu tidak sama.
Pembandingan semacam ini, biasanya untuk lebih mengonkretkan
sesuatu yang dilukiskan untuk memfasilitasi pemahaman pembaca.
Adapun contoh penggunaan majas simile pada sebuah puisi
yang berjudul “Perasaan Seni” oleh J.E. Tatengkeng sebagai
berikut.
PERASAAN SENI
Bagaikan banjir gulung-menggulung
Bagaikan topan seruh-menderuh,
Demikian Rasa
datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
b. Metafora
Majas metafora adalah bentuk perbandingan antara dua hal
yang dapat berwujud benda, fisik, ide, sifat, atau perbuatan denga
benda, fisik, ide, sifat atau perbuatan lain yang bersifat implisit.
Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dan yang kedua
hanya bersifat sugestif, tidak ada kata-kata petunjuk pembandingan
secara eksplisit. Sesuatu yang dibandingkan itu sendiri dapat berupa
ciri-ciri, fisik, sifat, keadaan, aktifitas, atau sesuatu yang lain yang
harus ditemukan untuk dapat mengetahui makna apa yang ditunjuk.
Adapun perbandingannya mestilah ada kaitannya atau dapat
dikaitkan secara semiotik.
Majas simile dan metafora sama-sama merupakan majas
perbandingan. Bedanya, majas simile merupakan pembandingan
langsung dan eksplisit antara sesuatu yang dibandingkan dan
pembandingnya, sedangkan metafora merupakan bentuk
perbandingan yang bersifat tidak langsung, tidak eksplisit.
Majas metafora ada yang bersifat eksplisit, ada pula yang
bersifat implisit. Metafora eksplisit adalah bentuk yang mana
terdapat sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya.
Adapun metafora implisit adalah bentuk yang mana sesuatu yang
dibandingkannya tidak disebutkan sama sekali, yakni langsung
menyebutkan pembandingnya. Adapun contohnya sebagai berikut.
ISA
Kepada nasrani sejati
Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mengatup luka
aku bersuka
Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah