Article History
accepted xx/xx/xxx approved xx/xx/xxx published
xx/xx/xxx
Abstrak
Tradisi adalah sesuatu yang biasa dilakukan berulang ulang dan dalam jangka waktu yang
panjang.Pengertian tradisi sama dengan pengertian kebudayaan. Tradisi biasanya dilakukan
oleh suatu kelompok atau lebih dalam satu wilayah yang secara turun temurun di wariskan
dari nenek moyang sampai saat ini.
Cerita rakyat Sangkuriang berasal dari daerah Jawa Barat tepatnya berada di Lembang
Bandung.Suasana di dalam cerita rakyat Sangkuriang bernuansa pegunungan dan
hutan.Sangkuriang,Dayang Sumbi dan Si Tumang tinggal di dalam rumah gubuk yang sangat
sederhana di tengah hutan. Karena mereka tinggal di tengah hutan,maka dari itu
Sangkuriang mempunyai hobi berburu yang selalu ditemani oleh Si Tumang.
PENDAHULUAN
Wawasan nusantara adalah cara suatu bangsa melihat tentang kebudayaan yang ada di
daerahnya sebagai tradisi yang selalu melekat di dalam kebudayaan. Wawasan nusantara
merupakan hasil dari cara berpikir suatu daerah dan keadaan sosial budaya suatu daerah yang
berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Indonesia merupakan negara yang mempunyai
banyak keanekaragamannya yaitu mulai dari suku, budaya, ras, dan agama, sehingga Indonesia
mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai arti walaupun suku dan ras kita
berbeda tetapi tetap satu. Wawasan nusantara biasanya selalu berkaitan dengan Bhinneka
tunggal ika di Indonesia.Dimana di dalam Bhinneka Tunggal Ika selalu mengutamakan persatuan
dan kesatuan Indonesia.
Tradisi adalah sesuatu yang biasa dilakukan berulang ulang dan dalam jangka waktu
yang panjang.Pengertian tradisi sama dengan pengertian kebudayaan. Tradisi biasanya
dilakukan oleh suatu kelompok atau lebih dalam satu wilayah yang secara turun temurun di
wariskan dari nenek moyang sampai saat ini. Tradisi bisa berbentuk tertulis dan tidak
1
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
tertulis.Bentuk tradisi yang tertulis salah satunya adalah peraturan hukum adat yang ditulis
didalam buku buku adat kebudayaan di masing masing daerah yang biasanya dibuat oleh kepala
adat atau seorang raja.Tradisi yang tidak tertulis (lisan) salah satu contohnya adalah cerita
rakyat. Tetapi tradisi pada zaman sekarang ini sudah jarang sekali digunakan, mungkin karna
sekarang sudah zaman yang kekinian, seharusnya pemuda ataupun pemerintahan harus
mempertahankan tradisi yang sudah ada di Sunda. Jangan sampai tradisi yang sudah ada punah
dan sangat disayangkan kalau tradisi ini punah.
Cerita rakyat mempunyai beberapa macam jenis yaitu : Legenda, Mitos, Fabel, Hikayat,
dan Dongeng. Untuk penjelasan Legenda merupakan cerita yang lahir ditengah-tengah
masyarakat yang menghubungkan suatu peristiwa sehingga melahirkan asal-usul suatu daerah.
Mitos ialah merupakan cerita rakyat yang berlatar belakang pada zaman dahulu yang
berhubungan dengan makhluk halus. Fabel merupakan cerita yang tokoh utamanya yaitu hewan
tetapi kisah hidupnya seperti layaknya manusia. Hikayat merupakan cerita kehidupan seseorang
dari ia lahir sampai meninggal, biasanya menceritakan kisah kepahlawanan seseorang. Dongeng
merupakan karya sastra yang bersifat fiksi ataupun khayalan masyarakat setempat dan yang
dianggap tidak pernah terjadi, dongeng ini juga berfungsi sebagai alat penyampaian pesan moral
ataupun mendidik dan juga menghibur. Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang berkembang
secara turun temurun baik secara tertulis yang dimasukkan kedalam kisah sejarah kerajaan
suatu daerah maupun secara lisan yang mana cerita tersebut muncul secara turu temurun dari
zaman nenek moyang sampai kepada masyarakat umum di zaman sekarang.
Sangkuriang adalah cerita rakyat yang berasal dari suku Sunda tepatnya di daerah
Bandung. Cerita singkat dari Sangkuriang adalah di zaman dahulu Sangkuriang hidup dengan
ibunya yang bernama Dayang Sumbi dan seekor anjing bernama si Tumang.Sangkuriang tidak
mengetahui bahwa si tumang adalah bapak kandung. Pada suatu ketika Sangkuriang membunuh
si Tumang karena si tumang menghalangi Sangkuriang untuk memburu rusa.Dayang Sumbi
murka dan mengusir sangkuriang ketika mengetahui si Tumang di bunuh Sangkuriang.Setelah
lama tak berjumpa dengan dayang sumbi,sangkuriang tidak sadar jika wanita yang ia cintai
adalah ibunya.Dayang sumbi pun berusaha agar sangkuriang tidak menikahinya. Dayang Sumbi
pun memberi persyaratan untuk membuatkan danau yang besar dalam waktu satu
hari,Sangkuriang pun menyanggupinya dan Dayang Sumbi pun panik sehingga beliau membuat
rencana menggagalkan keberhasilan Sangkuriang dengan membangunkan ayam supaya
berkokok yang menandakan bahwasannya hari itu sudah pagi. Sangkuriang pun marah karena
gagal dan ia menendang perahu tersebut. Jadilah gunung tangkuban parahu yang ada di daerah
Lembang Bandung.
Dalam penulisan ini akan membahas tentang analisis tradisi, kearifan lokal, nilai sosial
dan kebudayaan suku Sunda yang terkandung di dalam cerita rakyat Sangkuriang.Tujuan dari
pembuatan penulisan ini adalah supaya pembaca mengetahui tradisi dan kebudayaan apa saja
yang ada di dalam cerita sangkuriang tersebut.
METODE
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif
dan teori struktural. Metode deskriptif adalah cara pelukisan data dan analisis dalam kritik sastra
sebagaimana adanya (Endraswara, 2013: 176). Teknik pengumpulan data menggunakan studi
pustaka (dokumentasi), yaitu mengumpulkan teks cerita rakyat yang sudah terdokumentasi
sebelumnya. Metode analisis data menggunakan metode struktural, yaitu menganalisis data
yang berupa teks cerita rakyat untuk melihat struktur naratif yang ada di dalam teks tersebut.
Penguraian struktur naratif tersebut dilakukan dengan menggunakan naratologi Propp. Dalam
penulisan penelitian ini digunakan langkah-langkah seperti menentukan fungsi cerita,
menggambarkan skema berdasarkan fungsi-fungsi yang ditemukan dalam cerita, dan
2
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
menentukan lingkaran tindakan yang terdapat dalam cerita.Serta menganalisis pesan moral
yang terkandung di dalam cerita berdasarkan sifat tokoh ceritanya.
1. Situasi Awal
Situasi awal dalam cerita rakyat Sangkuriang digambarkan bahwa Sangkuriang,Dayang
Sumbi dan Si Tumang hidup bersama di dalam rumah gubuk sederhana di tengah
3
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
2. Sifat Sangkuriang
Dalam cerita rakyat Sangkuriang digambarkan seorang Sangkuriang adalah sosok yang
berani,gagah dan tampan.Dari waktu ia kecil sudah terbiasa melakukan kegiatan berburu
untuk mencari makan bersama dengan Si Tumang(anjing yang selalu ikut bersamanya).
Dari adegan ketika Sangkuriang membunuh si tumang saat menghalangi ia memburu
rusa dapat diketahui sifat sangkuriang adalah pemarah dan egois. Sangkuriang selalu
memikirkan diri sendiri tanpa berfikir panjang terlebih dahulu.Tetapi dibalik sifat egoisnya
tersebut ada sisi baik yang dapat diinterpretasikan dalam kehidupan sehari hari yaitu
sangkuriang sangat patuh dengan orang tuanya yaitu Dayang Sumbi.
1. Nilai Hedonisme
Nilai hedonisme adalah nilai yang berisikan pandangan bahwa seseorang harus
memiliki perasaan senang dan bahagia sebanyak mungkin tanpa harus memiliki perasaan
yang menyakitkan.Di dalam cerita rakyat Sangkuriang terdapat unsur hiburan. Isi kandungan
cerita sangkuriang mengisahkan tentang kegagahan dan kesaktian Sangkuriang serta
kecantikan dan keanggunan Dayang Sumbi. Hal tersebut yang menjadikan pembaca senang
dan terhibur dengan cerita rakyat Sangkuriang.
2. Nilai Kultural
Kultural berasal dari bahasa inggris culture yang berarti budaya. Dengan demikian
nilai kultural adalah nilai-nilai yang terkandung dan melekat di dalam suatu kebudayaan
yang lahir sejak jaman dahulu.Nilai kultural tidak dapat dilepaskan dari keberadaan nenek
moyang.Di dalam cerita rakyat Sangkuriang terdapat nilai kutural yang sangat melekat yaitu
adanya kepercayaan atau keyakinan terhadap benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib
atau magis,misalnya benda berupa karembong boeh rarang yang dimiliki oleh Dayang
Sumbi. Di dalam cerita rakyat Sangkuriang juga ada makanan yang dipercaya untuk
membuat awet muda,mempercantik dan menyehatkan kulit dan wajah Dayang Sumbi yaitu
dedaunan (lalapan). Hal tersebut yang membuat kulit Dayang Sumbi selalu segar dan awet
muda
4
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
3. Nilai Artistik
Nilai artistik berasal dari kata art dalam bahasa Inggris yang berarti seni. Maka dari
itu nilai artistik adalah nilai yang mengandung unsur kesenian dalam melakukan suatu
kegiatan sehari-hari. Dalam cerita rakyat Sangkuriang terdapat nilai artistik yang
digambarkan dengan keahlian dan keterampilan Sangkuriang dan Dayang Sumbi.
Sangkuriang mempunyai hobi berburu yang selalu ia lakukan bersama si Tumang. Hal
tersebut merupakan salah satu keterampilan Sangkuriang yang ditonjolkan di dalam cerita
rakyat Sangkuriang. Dayang sumbipun mempunyai keterampilan menenun kain di depan
rumahnya untuk mengisi kekosongan waktunya. Keterampilan yang dilakukan Sangkuriang
dan Dayang Sumbi merupakan salah satu kebudayaan masyarakat yang masih dilakukan
sampai saat ini yang tinggal di daerah pedesaan.
5
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
5. Nilai Praktis
a. Sikap Jujur
Sikap jujur yang terdapat dalam cerita Sangkuriang bisa dilihat ketika
Sangkuriang berbicara jujur kepada ibunya, Dayang Sumbi. Sangkuriang mengakui terus
terang bahwa yang membunuh si Tumang itu adalah dirinya. Begitu juga dengan Dayang
Sumbi ketika mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya, ia dengan jujur
menjelaskan kepada Sangkuriang bahwa dirinya adalah ibu kandungnya.
SIMPULAN
Tradisi adalah sesuatu yang biasa dilakukan berulang ulang dan dalm jangka waktu yang
panjang.Pengertian tradisi sama dengan pengertian kebudayaan. Tradisi biasanya dilakukan
oleh suatu kelompok atau lebih dalam satu wilayah yang secara turun temurun di wariskan dari
nenek moyang sampai saat ini.tradisi bisa berbentuk tertulis dan tidak tertulis.Bentuk tradisi
yang tertulis salah satunya adalah peraturan hukum adat yang ditulis didalam buku buku adat
kebudayaan di masing masing daerah yang biasanya dibuat oleh kepala adat atau seorang
raja.Tradisi yang tidak tertulis (lisan) salah satu contohnya adalah cerita rakyat. Tetapi tradisi
pada zaman sekarang ini sudah jarang sekali digunakan, mungkin karna sekarang sudah zaman
yang kekinian, seharusnya pemuda ataupun pemerintahan harus mempertahankan tradisi yang
sudah ada di Sunda. Jangan sampai tradisi yang sudah ada punah dan sangat disayangkan kalau
tradisi ini punah.
Cerita Sangkuriang merupakan cerita rakyat dari masyarakat Sunda. Cerita Sangkuriang
termasuk cerita rakyat berjenis legenda karena menceritakan peristiwa tentang terjadinya
Gunung Tangkuban Perahu di wilayah Jawa Barat. Cerita Sangkuriang mengandung nilai nilai
kebudayaan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan hiburan.
2. Dapat menghindari perkawinan yang dilarang, yaitu perkawinan antara anak dengan orang
tua kandung.
6
Analisis Budaya dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Salma Husna Maulida, Oktavianty Dwi Rizky Putri, Herliyana Rosalinda(© 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Nina H. Lubis. 2000. “Tradisi dan Transformasi Sejarah Sunda”. Bandung: Humaniora Utama
Press.
Adimihardja, Kusnaka. 1984. “Pertanian: Mata Pencaharian Hidup Masyarakat Sunda”, dalam
Edi S. Ekadjati, Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya. Jakarta: Girimukti Pasaka.
Suryani, Elis. 2011. Calakan Aksara, Basa, Sastra, katut Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia.
Suryani, Elis. 2011. Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia.
Endraswara dalam Yukiarti. 2014. “Kajian Semiotik Dan Nilai-Nilai Religius Islami Puisi Sapardi
Djoko Damono Dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di MTs.
Cikajang Garut”. Garut: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suyitno dalam Al Gadri. 2017. ”Analisis Fungsi Karakter Tokoh dan Nilai Pendidikan Karakter
dalam Foklor Mbah Sodong di Kecamatan Karangtengah,Kabupaten Cianjur”. Cianjur:
Universitas Mathla ul Anwar Banten.
Eriyanto dalam Al Gadri. 2017. ” Analisis Fungsi Karakter Tokoh dan Nilai Pendidikan Karakter
dalam Foklor Mbah Sodong di Kecamatan Karangtengah,Kabupaten Cianjur”. Cianjur:
Universitas Mathla ul Anwar Banten.
Sumardjo dalam Al Gadri. 2017. ” Analisis Fungsi Karakter Tokoh dan Nilai Pendidikan Karakter
dalam Foklor Mbah Sodong di Kecamatan Karangtengah,Kabupaten Cianjur”. Cianjur:
Universitas Mathla ul Anwar Banten.