LP Hipertensi
LP Hipertensi
DENGAN HIPERTENSI
WAZILATUL AFKHARINA
14401.17.18041
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN
GERONTIK DUSUN TAMAN DESA TIRIS KECAMATAN TIRIS
KABUPATEN PROBOLINGGO
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Ketua Prodi
D3 Keperawatan
Mariani, S.Kep.,Ns.,M.PH
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP LANSIA
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau
sama dengan 55 tahun (WHO, 2013). Lansia dapat juga diartikan
sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
C. Klasifikasi Lansia
1) Tipe Optimis: lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup baik,
mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari
tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan
pasifnya.
5) Tipe Militan dan serius: lanjut usia yang tidak mudah menyerah,
serius, senang berjuang, bisa menjadi panutan.
6) Tipe Pemarah: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan penyesuaian
yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan kepahitan hidupnya.
7) Tipe Bermusuhan: lanjut usia yang selalu menganggap orang lain yang
menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan curiga.
Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil. Menganggap menjadi
tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda,
senang mengadu masalah pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang
buruk.
8) Tipe Putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri: lanjut usia ini
bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi,
mengalami penurunan sosial-ekonomi, tidak dapat menyesuaiakan
diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan, tetapi juga
depresi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa
yang tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak bahagia, merasa
menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri, dan ingin cepat mati.
7) Sistem Gastrointestinal
a) Kehilangan gigi
b) Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dan
selaput lendir, atropi indra pengecap 80%, hilangnya
sensitivitas dari indra pengecap di lidah terutama rasa
manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap
tentang rasa asin, manis ,pahit, asam.
c) Esofagus melebar.
d) Lambung : rasa lapar menurun, asam lambung menurun,
waktu mengosongkan menurun.
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
f) Fungsi absorpsi melemah/terganggu.
g) Liver (hati) : makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
8) Sistem Genitourinaria
a) Ginjal
Nefron mengecil dan nefron berubah menjadi atrofi, aliran darah
ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urine menurun
proteinuria, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
b) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitaya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya
retensi urine.
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)
B. Etiologi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani, 2014) :
1) Genetik
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi
untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah
meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki
lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan
merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari
dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering,
atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b .Hipertensi sekunder
Hipertensi
Perubahan Struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Penurunan curah
jantung
2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani S.(2008). Buku Ajar Riset Keperawatan, Konsep Etika
dan Instrumentasi.Jakarta : EGC.