“JUDUL KEGIATAN”
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2021
Mengetahui
I. LATAR BELAKANG
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan
pertumbuhan sel tidak normal atau terus-menerus dan tidak terkendali yang
dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh
dari asalnya yang disebut metastasis. Jenis kanker yang banyak diderita dan
ditakuti oleh perempuan adalah kanker payudara. Pada umumnya kanker
payudara menyerang kaum wanita, kemungkinan menyerang kaum laki-laki
sangat kecil yaitu 1 : 1000 (Arafah and Notobroto 2018).
Kanker payudara atau Breast Cancer (BC) adalah kanker yang
menyebabkan angka mortalitas tertinggi pada wanita diantara kanker yang
lain. Pada tahun 2020 penderita kanker payudara di perkirakan akan
meningkat empat kali lipat dibandingkan 2012 yang berjumlah 1.7 juta.
Insidensi penderita kanker payudara adalah 20% dari seluruh keganasan
(American Cancer Society, 2011). Berdasarkan estimasi Globocan,
International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker
payudara adalah kanker dengan persentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan
persentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia.
Di Indonesia kanker payudara menempati urutan kedua kanker paling
banyak pada perempuan. Sekitar 30% dari kanker yang ada di Indonesia
adalah kanker payudara. Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada
penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau
diperkirakan sekitar 347.792 orang (Depkes, 2013). Penderita kanker
payudara sering terlambat mengetahui penyakitnya, sehingga datang kerumah
sakit ketika sudah masuk stadium akhir. Deteksi awal sangat diperlukan agar
pengobatan penderita kanker payudara lebih cepat dilakukan (Ongona &
Tumbo, 2013).
Menurut Purwanto (2010) yang termasuk deteksi awal kanker
payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), USG, Mamografi,
2
biopsi awal, dan skrining awal oleh dokter. SADARI kanker payudara
merupakan teknik skrining yang dapat dilakukan oleh semua orang dan efektif
mengurangi angka mortalitas kanker payudara (Ongona & Tumbo, 2013).
Kelaziman dan insidensi kanker payudara adalah masalah yang sangat penting
dan memiliki angka mortalitas tinggi pada wanita. Penderita kanker payudara
yang datang ke rumah sakit kebanyakan telah memasuki stadium lanjut, salah
satu penyebabnya karena tidak melakukan deteksi dini yaitu SADARI kanker
payudara. Tujuan dilakukannya promkes ini yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan, dan perubahan perilaku tentang deteksi dini kanker payudara
melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di posbindu.
II. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari promkes ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
perubahan perilaku tentang deteksi dini kanker payudara melalui Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI).
III. TEMA KEGIATAN
Pentingnya pencegahan dini Kanker Payudara melalui Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI).
IV. PENYELENGGARA
Penyelenggara dari kegiatan ini adalah mahasiswa/i Program Studi S1
Keperawatan STIKES Payung Negeri Pekanbaru.
V. SASARAN
Ibu rumah tangga di jalan Garuda Sakti,Panam Pekanbaru
VI. WAKTU,TEMPAT DAN BENTUK KEGIATAN
B. Pengeluaran
3
Nama Barang Harga Banyak Jumlah
Barang
X. SUSUNAN ACARA
4
Ketua Pelaksana : Rahma Mutia
Wakil Ketua : Neneng Fransiska
Sekretaris : Nurhikmah
Bendahara : Nurmila
Pemateri/ Leader : Najlah Halifah
Seksi Acara : Neneng Fransiska
Seksi Konsumsi : Nurmila
5
LAMPIRAN 1 Satuan Acara Penyuluhan (Kegiatan)
Waktu : 40 Menit
6
3. Faktor resiko kanker payudara
4. Pengertian SADARI
5. Manfaat SADARI
6. Prosedur dan teknik SADARI
IV. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media Pembelajaran
PPT dan Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
7
3. 5 menit a. Memberikan kesempatan peserta a. Bertanya
untuk bertanya b. Memperhatikan
b. Menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh peserta
4. 5 menit Evaluasi dengan memberikan pertanyaan a. Menjawab
pada peserta : pertanyaan
a. Peserta mengerti mengenai definisi b. Mendengarkan
kanker payudara
b. Peserta mengerti mengenaitanda dan
gejala kanker payudara
c. Peserta mengerti mengenai faktor
resiko kanker payudara
d. Peserta mengerti mengenai defenisi
SADARI
e. Peserta mengerti mengenai manfaat
SADARI
f. Peserta mengerti tentang prosedur dan
teknik SADARI
5. 5 menit a. Memberikan kesimpulan dari a. Mendengarkan
pelaksanaan pendidikan kesehatan b. Membalas ucapan
b. Mengucapkan terimakasih dan salam
memberi salam pada peserta
8
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat disaat penyuluhan
berlangsung
2. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan (Masyarakat) dapat:
a. Menjelaskan defenisi kanker payudara
b. Menyebutkan tanda dan gejala kanker payudara
c. Menyebutkan faktor resiko kanker payudara
d. Menjelaskan defenisi SADARI
e. Menjelaskan manfaat SADARI
f. Menjelaskan prosedur dan teknik SADARI
VIII. Lampiran Materi
Terlampir
Lampiran 2 Materi
9
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara (Kemenkes RI, 2010).
2. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Menurut Purwoastusi (2012) tanda dan gejala yang tampak pada penderita
kanker payudara, diantaranya :
a. Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari dasar
atau jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga
kurang mendapat perhatian dari penderita.
b. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
e. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
f. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’ Orange).
g. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah dari
puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil
atau tidak sedang menyusui.
h. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
i. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar alat tubuh lain.
j. Keadaan umum penderita buruk
3. Faktor Resiko Kanker Payudara
Penelitian menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan
peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor-
faktor itu disebut faktor risiko. Faktor-faktor risiko kanker payudara adalah
(Rasjidi, 2010):
a. Faktor yang Berhubungan dengan Diet
Faktor risiko ini dapat dibagi dua, yaitu faktor risiko yang memperberat
terjadinya kanker dan yang mengurangi terjadinya kanker. Beberapa
faktor yang memperberat seperti:
10
1) Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat
pascamenopause
2) Diet ala barat yang tinggi lemak (western style)
3) Minuman beralkohol
11
Usia menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya
paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang
berpengaruh terhadap proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
Estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu,
seperti kanker payudara. Karena kadar estrogen tinggi pada wanita
yang mengalami haid, maka risiko terbentuknya kanker payudara
meningkat pada wanita yang mendapat haid lebih awal (Imron, dkk,
2016).
2) Usia Menopause
Menopause yang terlambat atau mati haid pada usia relatif lebih tua
(lebih dari 50 tahun) juga turut meningkatkan risiko kanker payudara.
Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan
risiko kanker payudara 3% (Rasjidi, 2010). Usia menopause yang
terlambat berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan
progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proliferasi jaringan
termasuk jaringan payudara (Anggorowati, 2013).
3) Usia Kehamilan Pertama
Risiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan
peningkatan usia mereka saat kehamilan pertama atau melahirkan anak
pertama pada usia relatif lebih tua (> 35 tahun). Ini diperkirakan karena
adanya rangsangan pematangan dari sel-sel pada payudara yang diinduksi
oleh kehamilan, yang membuat sel-sel ini lebih peka terhadap
transformasi yang bersifat karsinogenik (Rasjidi, 2010). Wanita yang
kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih
besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun
untuk terkena kanker payudara (Briston, 2008 dalam Imron, dkk, 2016).
4. Defenisi SADARI
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah metode pencegahan kedua
yang digunakan untuk pemeriksaan deteksi dini kanker payudara selain
12
mamografi dan pemeriksaan secara klinis. SADARI merupakan salah satu metode
deteksi kanker payudara yang dikemukan oleh American Cancer Society (ACS)
dan dianjurkan dilakukan sendiri ketika memasukki usia 20 tahun, serta tidak
memerlukan biaya (American Cancer Society, 2005). SADARI merupakan salah
satu metode deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang
akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin. SADARI dilakukan setiap kali
selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama haid,
karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah
dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah
meraba adanya tumor ataupun kelainan pada payudara (Irawan 2018).
5. Manfaat SADARI
SADARI dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
kanker payudara, sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin dan untuk
menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Cara ini sangat efektif dan
efi sien karena dengan melakukan SADARI secara rutin dapat menekan angka
kematian sebesar 25–30%. Manfaat yang didapat dengan melakukan SADARI
adalah dapat meningkatkan harapan hidup penderita kanker payudara, karena
dapat terdeteksi secara dini serta metode ini dapat dilakukan dengan mudah,
murah, dan sederhana (Sari et al. 2018).
6. Prosedur dan Teknik SADARI
Wanita hendaknya sadar akan bagiamana keadaan normal payudaranya dan
segera melaporkan apapun perubahan yang terjadi pada ahli kesehatan.
1) Inspeksi Pada tahap ini dilakukan dengan cara berdiri didepan kaca dengan
langkah :
a. Berdiri tegak dengan tangan lurus sejajar badan, melihat ukuran,
warna kulit, bentuk antara payudara kanan dan kiri.
b. Berdiri dengan tangan diatas atau dilipat ke belakang kepala, melihat
adanya tarikan kulit payudara, cekungan atau benjolan.
13
c. Berdiri dengan tangan berkacak pinggang dengan menggerakakkan
badan kekanan dan kekiri dengan pelan dan cermat, melihat adanya
tarikan kulit payudara, cekungan atau benjolan.
2) Palpasi
a. Langkah-langkah melakukan SADARI yaitu (American Cancer
Society, 2006) : Berbaring dan tempatkan tangan kanan dibelakang
kepala. Pemeriksaan ini dilakukan dengan berbaring dan bukan
berdiri. Sebab ketika berbaring, jaringan payudara menyebar rata
disekitar dinding dada, dan menjadi setipis mungkin sehingga lebih
mudah untuk merasakan seluruh jaringan payudara.
b. Gunakan buku jari dari ketiga jari tengah tangan kiri. Untuk
merasakan benjolan pada payudara kanan. Gerakan buku jari
melingkar keluar dari arah dalam keluar untuk merasakan jaringan
payudara.
c. Gunakan tiga tingkatan tekanan yang berbeda untuk merasakan
seluruh jaringan payudara. Tekanan yang ringan digunakan untuk
merasakan jaringan payudara yang terdekat dengan kulit. Tekanan
yang sedang digunakan untuk memeriksa bagian tengah payudara.
Dan tekanan yang berat digunaka untuk merasakan jaringan payudara
yang paling dekat dengan dada dan tulang iga. Daerah keras pada
bagian lengkungan bawah setiap payudara adalah normal. Gunakan
setiap tingkatan tekanan untuk merasakan jaringan payudara sebelum
berpindah ke titik lain.
d. Sentuh payudara dapan gerakan niak-turun dimulai pada garis lurus
imajiner pada bawah ketiak dan menuju melalui payudara ke tangah
tulang dada. Pastikan untuk memeriksa seluruh area payudraa ke
bawah sampai hanya merasakan iga dan keatas kearah leher dan tulang
selangka.
e. Terdapat beberapa bukti yang menganjurkan bahwa pola naik turun
terkadang disebut pola vertikal adalah pola yang paling efektif untuk
14
mencakup seluruh payudara tanpa mencakup seluruh payudara tanpa
melewatkan jaringan payudara.
f. Ulangi pemeriksaan pada payudraa kiri menggunakan buku jari tangan
kanan.
g. Periksa ketiak ketika duduk atau berdiri denga tangan sedikit terangkat
sehingga dapat dengan mudah merasakan area ketiak. Menaikkan
tangan ke atas membuat menyebabkan area ini menjadi kencang dan
membuatnya sulit untuk diperiksa.
15
Lampiran 3 Media
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Alvita Brilliana R., and Hari Basuki Notobroto. 2018. “Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga Melakukan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (Sadari).” The Indonesian Journal of Public Health 12(2):143.
doi: 10.20473/ijph.v12i2.2017.143-153.
Irawan, Erna. 2018. “FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN SADARI/ BREAST
SELF EXAMINATION (BSE) KANKER PAYUDARA (Literature Review).”
Jurnal Keperawatan BSI 6(1). doi: 10.31311/.V6I1.3690.
Ministry of Health. 2019. “Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara (Breast
Cancer Treatment Guideline).” Jurnal Kesehatan Masyarakat 4(4):1–50.
Sari, Suci Estetika, Wirsma Arif Harahap, and Deddy Saputra. 2018. “Pengaruh
Faktor Risiko Terhadap Ekspresi Reseptor Estrogen Pada Penderita Kanker
Payudara Di Kota Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 7(4):461. doi:
10.25077/jka.v7i4.902.
18