Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah VULVA HYGIENE ni.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang dibutuhkan
dan bermanfaat untuk pembangunan ilmu pengetahuan kita semua.

Makassar, 28 Mei 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(biologis,psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai
dengan sehat (Aziz, 2004).
Hygiene merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan.
Khusus kepada para ibu yang sedang hamil, sangat dibutuhkan penjagaan
hygiene sebagai salah satu upaya agar bayi yang dikandungnya hingga
bayi terlahir serta ibu sendiri dalam menjaga kesehatan.
(http://ow.ly/KNICZ).
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya
pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya
sendiri.

B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan vulva
2. Mencegah infeksi vulva
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien

C. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang apa sebenarnya vulva hygiene itu serta
bagaimana pencegahan dan penanggulangannya,khususnya bagi
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
perineum atau vulva higiene.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya


pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya
sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misalnya,karena
hipertensi,pemberian infus,section caesarea) harus dimandikan setiap hari
dengan pencucian daerah vulva yang dilakukan dua kali sehari dan pada
waktu sesudah selesai membuang hajat.Meskipun ibu yang akan bersalin
biasanya masih muda dan sehat,daerah daerah yang tertekan tetap
memerlukan perhatian serta perawatan protektif.

Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin


perempuan, yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas
mons veneris, terletak didepan simpisis pubis, labia mayora yang
merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora, dua
lipatan kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan eriktil
yang serupa dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di
sekitarnya seperti uretra, vagina, perineum, dan anus.

B. Tujuan perawatan perineum


Tujuan vulva hygiene menurut Hamilton (2002), adalah mencegah
terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.

Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001),adalah pencegahan


terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari
setelah kelahiran anak atau aborsi.

C. Bentuk Luka Vulva


Bentuk luka vulva setelah melahirkan ada 2 macam yaitu
1. Rupture
Rupture adalah luka pada vulva yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu
pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur
sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton,
2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada vulva untuk
memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya
kepala bayi (Eisenberg, A., 1996). Episiotomi suatu tindakan yang
disengaja pada vulva dan vagina yang sedang dalam keadaan
meregang.Tindakan ini dilakukan jika vulva diperkirakan akan robek
teregang oleh kepala janin,harus dilakukan infiltrasivulva dengan
anestasi lokal kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual.Insisi
episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral.Insisi
garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh
darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki
(Jones Derek, 2002).
Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses
persalinan yaitu :
a) Episiotomi medial
b) Episiotomi mediolateral

D. Lingkup Perawatan
Lingkup vulvahygiene ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-
organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang
masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan
bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup vulvahygiene adalah
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

E. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu vulvahygiene adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi,ibu post partum pasti melepas pembalut,setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan
yang tertampung pada pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan
penggantian pembalut,demikian pula pada perineum ibu,untuk itu
diperlukan vulva hygiene.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil,pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan vulvahygiene
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar,diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
disekitar anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari
anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses
pembersihan anus dan vulva secara keseluruhan.

F. Indikasi dan kontra indikasi


Indikasi            : Dikhususkan pada area genital yang terkena edema
Kontra indikasi : berikan perhatian pada wanita yang mengalami
menstruasi

G. Persiapan alat
Alat dan bahan :
1. Kapas sublimat atau desinfektan
2. Pinset
3. Bengkok
4. Pispot
5. Tempat cebok yang berisi larutan
6. Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
7. Pengalas
8. Sarung tangan

H. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan dorsal recumben
4. Pasang pengalas dan pispot diletakkan pada bokong pasien
5. Gunakan sarung tangan
6. Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan kiri membuka vulva
memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan
larutan desinfektan. Membersihkan vulva harus secara searah dari atas
kebawah dan tidak boleh dibolak balik.
7. Kemudian ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva
dari atas atau ke bawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok. Lakukan
hingga bersih
8. Setelah selesai,ambil pispot dan atur posisi pasien
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
10. Dokumentasikan

I. Dampak Dari Perawatan Luka Perinium / vulva


Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal
berikut ini:
1. Infeksi
Kondisi vulva yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
pada vulva.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada vulva dapat merambat pada saluran kandung
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya
komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya
kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum
masih lemah (Suwiyoga, 2004).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin
perempuan,yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons
veneris,terletak didepan simpisis pubis,labia mayora yang merupakan dua
lipatan besar yang membentuk vulva,labia minora,dua lipatan kecil di antara
atas labia mayora,klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa dengan penis
laki-laki,kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti
uretra,vagina,perineum,dan anus.

B. Saran
Saran penulis semoga materi tentang vulva higiene dapat menambah
wawasan bagi mahasiswa yang belum memahami bagaimana cara merawat
perieneum.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori &
Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.

Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan


edisi 3. Salemba:Medika.

Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta

Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika:


Jakarta
Diposkan oleh ReYni Teen di 13.55

Anda mungkin juga menyukai