Giziiii
Giziiii
Penulis :
La Banudi
Imanuddin
Penerbit:
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)
Kendari, 2017
2
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI GIZI
Penulis :
La Banudi
Imanuddin
ISBN : 978-602-5913-18-1
Diterbitkan Oleh :
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)
2017
Alamat:
Jl. Cemara 25, RT. 001 RW. 002, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Ponorogo
E-mail: forikes@gmail.com
Telepon: 085853252665
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya buku
ini dapat terselesaikan dengan lancar. Buku yang berjudul Sosiologi dan Antropologi
Gizi ini diharapkan dapat membawa manfaat, khususnya dalam lingkup bidang ilmu
Gizi.
Dalam penulisan buku ilmiah ini penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan saran bagi tersusunnya buku ini.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak mengandung kekurangan,
oleh karena itu masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
penyempurnaan buku ini pada masa yang akan datang. Semoga keberadaan buku
ajar ini dapat menambah referensi bagi para mahasiswa, dosen maupun praktisi,
khusus dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja.
La Banudi
4
DAFTAR ISI
5
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PANGAN DAN GIZI
1. Teknologi Pertanian ----- 60
2. Pengolahan Pangan ---- 66
TEKNOLOGI PANGAN DAN PERILAKU KONSUMEN
A. Teknologi dan Kebiasaan Makan ---- 70
B. Pengolahan dan Penyimpanan Pangan ----- 76
C. Teknologi dan Perilaku Makan ---- 81
PERAN KELUARGA DALAM PEMBINAAN KEBIASAAN MAKAN ANAK DAN IBU
MENYUSUI
A. Bentuk Keluarga ---- 86
B. Perubahan-Perubahan dam Hidup Keluarga ---- 86
C. Fungsi Keluarga ----- 87
D. Kebutuhan dan Sumberdaya Keluarga ------- 87
Daftar Pustaka ----- 88
6
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI GIZI
Secara etimologis istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin:
teman) dan logos (bahasa Yunani: kata, perkataan, pembicaraan). Jadi secara
harfiah, sosiologi adalah membicarakan atau memperbincangkan teman pergaulan.
Adapun pengertian sosiologi menurut para ahli adalah:
7
8. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial, Tindakan sosial adalah
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
dan beroriontasi pada perilaku orang lain.
9. Selo Soemardjan Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari
dan Soelaeman stuktur sosial dan proses-proses sosial termasuk
Soemardi perubahan sosial.
10. J.A.A. Von Dorn Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-
dan C.J. Lammers struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
11. Mayor Polak Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan yaitu hubungan antara
manusia satu dengan manusia lain, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok
formal maupun kelompok informal atau baik kelompok
statis maupun dinamis
12. Hassan Shandily Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup besama
dengan masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara
manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup besma cara terbentuk
dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan
hidup serta kepercayaan.
Pada dasarnya perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri-
ciri dan sifat masyarakat: bagaimana manusia berhubungan satu dengan yang lain,
dan bagaimana dan mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu.
8
B. Perkembangan Sosiologi dan Antropologi dari Masa ke Masa
Ilmu sosiologi dan antropologi selalu berkembang dari masa ke masa sesuai
dengan perkembangan zaman. Adapun pekembangan sosiologi dapat diuraikan
sebagai beikut :
9
yang kuat serta masuk akal.
- Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan
yang teliti dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan
masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial
yang parah dapat diatasi,
4. Kelahiran sosiologi Modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat
dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene meupakan tempat
dimana sosiologi pertama kalinya). Pada pertengahan abad ke-20, gelombang
besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu beakibat pesatnya
pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya
kiminalitas dan lain-lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar
masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuan sosial untuk bepikir keras,
untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa
tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai
dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern
berbalikan dengan pendapat pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi
modern cenderung mikro (lebih sering disebut dengan pendekatan empiris).
Ertinya perubahan masyarakat dapat dipelajai mulai dari fakta sosial yang
muncul. Berdasarkan fakta sosial itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa
perubahanmasyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa
pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada ilmu antropologi dari masa ke masa dapat
diuraikan pada penjelasan berkut:
10
yang ada pada masyarakat bangsa Eropa pada waktu itu.
3. Ada yang tertarik adat istiadat yang aneh dan mulai mengumpulkan benda-
benda , kebudayaan dari suku-suku bangsa di afrika, asia, oseania dan
amerika pribumi.
2. Fase Kedua ( Sekitar Petengahan Abad ke-19 )
Fase ini timbul pada pertengahan abad ke-19. Karangan etnografi tersebut
tersusun berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat. Secara singkat, cara
berfikir itu dapat dirumuskan: mayarakat dan kebudayaan manusia telah
berevolusi dengan sangat lambat, yakni dalam jangka waktu yang beribu tahun
lamanya dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang tinggi.
Dengan timbulnya beberapa karangan sekitar tahun 1860, yang
mengklasifikasikan bahan tentang beragam kebudayaan tertentu, maka
timbullah ilmu antropologi yang saat itu menjadi ilmu akademikal dengan
tujuan: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk
mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi
dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (Pada Abad ke-20 )
Ilmu antropologi sangat penting untuk dipelajari bangsa-bangsa diluar Eropa,
menjadi suatu ilmu yang praktis dengan tujuan: mempelajari masyarakat dan
kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintah
kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat yang kini
kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah Kira–kira 1930 )
Sekitar tahun 1930 (sesudah Perang Dunia II) hampir tidak ada lagi bangsa-
bangsa asli terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika. Ilmu
antropologi seolah menghilang, tetapi warisan dari fase sebelumnya
dikembangkan. Setelah tahun 1951, 60 orang ahli antropologi dari Amerika dan
Eropa mengadakan suatu simposium internasional untuk meninjau dan
merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi yang baru
(Husaini et al., 2017).
11
Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat
dan kebudayaan manusia pada umumnya.
Sedangkan pebedaan antara ilmu sosiologi dan antropologi diuraikan sebagai
berikut:
a. kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan sejarah
perkembangan yang berbeda;
b. perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu
itu;
c. metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing
12
KEBUDAYAAN
13
sopan santun dalam pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan
sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan,
seni rupa, sistem kenegaraan, masyarakat kota yang maju dan kompleks (Maulana,
2014).
D. Unsur kebudayaan
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem
yang mendukung terbuntuknya suatu kebudayaan. Ada tujuh unsur kebudayaan
universal yaitu:
Adapun unsur-unsur budaya adalah
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian.
14
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, berupa keseluruhan
dari hasil fisik, aktifitas, perbuatan karya manusia dalam masyarakat, wujud ini
merupakan wujud kebudayaan yang paling konklrit.
Ketiga wujud kebudayaan diatas dalam kenyataan kehidupan masyarakat
tidak terpisah satu dengan yang lainnya. Kebudayaan indeat atau adat istiadat
mengatur dan memberi arah tentang tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-
pikiran atau ide-ide. Maupun tindakan dan karya manusia menghasilkan benda-
benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu
lingkungan hidup tententu yang makin lama makin menjauhkan manusia ndari
lingkungannya, sehingga mempengaruhi pola-pola perbuatan, bahkan juga cara
berfikirnya (Habsy, 2017).
Semua unsur kebudayaan dapat dipandang dari sudut ketiga wujud
kebudayaan. Sebagai contoh dapat kita ambil misalnya jurusan gizi poltekkes
Kendari. Jurusan gizi merupakan suatu unsur kebudayaan yang ideal, yang pada
khususnya terdiri dari visi dan misi, norma-norma untuk para karyawan, dosen atau
mahasiswanya, aturan ujian, pandangan-pandangan, baik yang bersifat ilmiah
maupun bersifat popular dan sebagainya. Sebaliknya jurusan gizi mempunyai suatu
rangkaian aktifitas dan tindakan, dimana manusia saling berhubungan dan
berinteraksi dalam hal melaksanakan berbagai macam hal. Ada dosen memberi
kuliah, ada yang mendengarkan dan mencatat materi kuliah, ada yang mengetik
surat-surat dan lain sebaginya. Lepas dari semua itu orang melihat jurusan gizi
poltekkes Kendari tanpa melihat hal-hal tersebut diatas. Ia hanya memperhatikan
jurusan gizi sebagai himpunan benda fisik berupa gedung-gedung, ruangan-ruangan
kuliah, deretan bangku, kumpulan meja, buku-buku dan sebagainya (Syamsuddin,
2018).
E. Unsur kebudayaan
Terdapat tujuh unsur kebudayaan universal yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian
F. Karakteristik budaya
Setiap organisasi memiliki budaya tersendiri yang sifatnya spesifik karena
kenyataan bahwa setiap organisasi mempunyai kepribadian yang khas (unik) yang
dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain karakteristik dan struktur organisasinya
serta nilai dan norma yang dianut oleh anggotanya, kepercayaan, kebiasaan yang
berlaku dalam organisasi dan piosofi organisasi yang dianut. Hal ini mendorong
seseorang untuk berperilaku tertentu dalam organisasi, baik bekerja, cara
15
memandang pekerjaan, bekerja dengan kolega maupun melihat kemasa depan
mereka dan menjadi pembeda antara satu organisasi dengan yang lainnya.
Organisasi yang dianut dan yang cocok dengan semua kalangan masyarakat
dalam penerapannya. Organisasi yang sesuai ini perlu disosialisasikan kepada
masyarakat secara umum.
Terdapat lima karakteristik budaya yaitu:
a. Budaya adalah sesuatu yang dipelajari.
Pola perilaku yang menyusun suatu budaya tidak ditentukan oleh keturunan.
Setiap bayi normal mempunyai potensi untuk belajar sesuatu budaya. Oleh
karena budaya dapat dipelajari, maka pengetahuan yang lebih lanjut selalu
dapat ditambahkan
b. Budaya adalah hasil integrasi berbagai faktor yang merupakan satu kesatuan
utuh.
Budaya bukan kumpulan dari beragam adat dan kebudayaan yang berceceran,
akan tetapi masing-masing bagian berkaitan satu sama lain membentuk suatu
budaya yang utuh dan berfungsi normal didalam masyarakat.
c. Budaya senantiasa dapat diubah.
Perubahan suatu budaya merupakan hasil dari keterbukaan anggota dalam
menerima hal-hal yang baru, seperti alat-alat, teknik dan ide-ide dari kelompok
lainnya.
d. Setiap budaya mempunyai sistem nilai-nilai.
Sistem nilai adalah suatu perangkat preferensi yang diakui syahnya menurut
aturan yang ada. Orang cenderung merasa lebih aman kalau mereka
menyesuaikan diri dengan standar budayanya yang mereka pandang lebih baik
daripada yang lain.
e. Budaya menupakan wahana yang efisien bagi berlangsungnya proses interaksi
sosial antar individu.
Bahasa dan simbol-simbol yang lain akan memberikan peluang untuk
berkomunikasi, saling mengerti dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari
16
3. C.W. Churchman.: Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian
yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan
4. J.C. Hinggins: Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
saling berhubungan
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict: Menurutnya sistem adalah suatu seri
atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian
akan mempengaruhi keseluruhan.
Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
berguna
Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam
suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang
mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol,
dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai
acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi,
atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau
organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Sistem Nilai Budaya
Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya
merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat
istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-
konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari
warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai,
berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga
masyarakat itu sendiri.
Nilai-nilai budaya ini bersifat umum, luas dan tak konkret maka nilai-nilai
budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya
yang lain dalam waktu yang singkat.
Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain
berkaitan satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu
sebagai suatu pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan
memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan masyarakat.
Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn, tiap sistem nilai budaya dalam
tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia
yang menjadi landasan bagi kerangka variasi system nilai budaya adalah :
17
1. Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia (disingkat MH)
Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya
suatu hal yang buruk dan menyedihkan. Pada agama Budha misalnya,
pola-pola tindakan manusia akan mementingkan segala usaha untuk
menuju arah tujuan bersama dan memadamkan hidup baru. Adapun
kebudayaan-kebudayaan lain memandang hidup manusia dapat
mengusahakan untuk menjadikannya suatu hal yang indah dan
menggembirakan
2. Masalah mengenai hakekat dari karya manusia (disingkat MK)
Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya
suatu hal yang buruk dan menyedihkan. Pada agama Budha misalnya,
pola-pola tindakan manusia akan mementingkan segala usaha untuk
menuju arah tujuan bersama dan memadamkan hidup baru. Adapun
kebudayaan-kebudayaan lain memandang hidup manusia dapat
mengusahakan untuk menjadikannya suatu hal yang indah dan
menggembirakan
3. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan
waktu (disingkat MW)
Kebudayaan memandang bahwa karya manusia bertujuan untuk
memungkinkan hidup, kebudayaan lain menganggap hakekat karya
manusia itu untuk memberikannya kehormatan, ada juga kebudayaan lain
yang menganggap karya manusia sebagai suatu gerak hidup yang harus
menghasilkan lebih banyak karya lagi.
4. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan
waktu (disingkat MW).
Kebudayaan memandang penting dalam kehidupan manusia pada masa
lampau, keadaan serupa ini orang akan mengambil pedoman dalam
tindakannya contoh-contoh dan kejadian-kejadaian dalam masa lampau.
Sebaliknya ada kebudayaan dimana orang hanya mempunyai suatu
pandangan waktu yang sempit. Dalam kebudayaan ini perencanaan hidup
menjadi suatu hal yang sangat amat penting.
5. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya
(disingkat MA)
Kebudayaan yang memandang alam sebagai suatu hal yang begitu
dahsyat sehingga manusia hanya dapat bersifat menyerah tanpa dapat
berusaha banyak. Sebaliknya ,banyak pula kebudayaan lain yang
memandang alam sebagai lawan manusia dan mewajibkan manusia untuk
selalu berusaha menaklukan alam. Kebudayaan lain masih ada yang
menganggap bahwa manusia dapat berusaha mencari keselarasan
dengan alam.
6. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan sesamanya
(disingkat MM).
7. Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan vertikal antara manusia
dengan sesamanya. Tingkah lakunya akan berpedoman pada tokoh-tokoh
18
pemimpin. Kebudayaan lain mementingkan hubungan horizontal antara
manusia dan sesamanya. Dan berusaha menjaga hubungan baik dengan
tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang penting dalam hidup.
Kecuali pada kebudayaan lain yang tidak menganggap manusia
tergantung pada manusia lain, sifat ini akan menimbulkan individualisme.
Suatu sistem nilai budaya juga berupa pandangan hidup bagi manusia yang
menganutnya. Namun istilah “pandangan hidup” sebaiknya dipisahkan dari konsep
sistem budaya. Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian dari nilai-nilai
yang di dianut oleh suatu masyarakat. Dengan demikian apabila “sistem nilai” itu
merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat,
”pandangan hidup” itu merupakan suatu sistem pedoman dari golongan-golongan
lebih sempit lagi, individu-individu dalam masyarakat. Karena itu hanya ada
pandangan hidup golongan atau individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan hidup
seluruh masyarakat.
Konsep ideologi merupakan suatu pedoman hidup atau cita-cita yang ingin
sekali dicapai oleh banyak individu dalam masyarakat, tetapi yang lebih khusus
sifatnya daripada sistem nilai budaya.
Dalam suatu sistem nilai budaya ada norma-norma yang mengatur kehidupan
manusia pada umumnya. Norma-norma itu antara lain norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan dan yang terakhir adalah norma hukum, norma
hukum ini yang biasanya dipakai manusia karena sifatnya memaksa dan sanksi
tegas bagi yang melanggar.
Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak
dari adat istiadat. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai budaya merupakan konsep-
konsep mengenai apa yang hidup dan dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat, tentang hal yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam
hidup. Nilai-nilai budaya ini menjadi pedoman yang memberi arah dan orientasi
kepada kehidupan warga masyarakat bersangkutan.
19
banyak individu atau masyarakat, tetapi lebih khusus sifatnya dari pada sistem nilai
budaya. Suatu idiologi dapat menyangkut sebagian besar dari warga masyarakat,
tetapi dapat juga menyangkut golongan-golongan tertentu dalam masyarakat.
Sebaliknya, istilah idiologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Kita
bicara tentang idiologi negara, idiologi masyarakat, idiologi golongan tertentu, tetapi
tentang cita-cita seseorang dimaksud. Warga Negara atau masyarakat penganut
idiologi,biasanya berusaha untuk menyebarluaskan ideologinya kepada warganya.
Norma merupakan aturan-aturan yang mengarahkan masyarakat pada
tindakan yang bersifat khusus. Norma memiliki perumusan yang terperinci, jelas,
tegas, dan tidak meragukan. Hal berbeda dengan nilai-nilai budaya, dimana nilai-
nilai budaya sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi terhadap hidup,
bersifat sangat umum.
Norma-norma ini dapat digolongkan menurut pranata-pranata yang ada,
seperti pranata ilmiah, pranata pendidikan, pranata peradilan, pranata ekonomi,
pranata estetika dan kesenian, pranata keagamaan dan sebagainya. Sejajar dengan
pranata-pranata tersebut terdapatlah norma-norma ilmiah, norma-norma pendidikan,
norma-norma politik, norma-norma peradilan, norma-norma ekonomi, norma-norma
estetik dan keindahan, dan norma-norma keagamaan,
Dalam masyarakat, pelanggaran terhadap norma-norma mendapatkan
hukuman yang tidak sama beratnya. Ada norma yang dianggap sangat berat,
sehingga pelanggaran terhadap norma-norma tersebut aka nada akibatnya yabg
panjang, pelanggarannya akan dituntut, diadili, dan dihukum. Sebaliknya da juga
norma-norma yang dianggap kurang berat sehingga apabila dilanggar tidak akan
ada akibat panjang, melainkan hanya tertawaan, ejekan dan penggunjingan saja
oleh warga masyarakat lainnya. Norma-norma golongan pertama dikenal dengan
mores, dalam bahasa Indonesia diartiakan “adat istiadat dalam arti khusus”, dan
norma-norma golongan kedua disebut dengan istilah folkways, diartikan dalam “tata
cara” (Lubis, 2002).
H. Nilai budaya dan sistem religi, sistem sosial, sistem pengetahuan dan
sistem teknologi
20
Dalam upacara keagamaan, aspek yang menjadi perhatian adalah tempat
upacara, waktu dan pelaksanaan upacara, benda-benda dan alat upacara, serta
orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara.
Unsur-unsur yang terkait dengan upacara keagamaan biasanya meliputi:
bersaji, berkorban, berdoa, makan bersama makanan yang telah disucikan dengan
doa, menari tarian suci, berpawai, memainkan seni drama suci, berpuasa, bertapa,
bersemedi, dan lain-lain. Unsur-unsur upacara keagamaan ini ada yang dianggap
penting sekali dalam suatu agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lain, demikian
juga sebaliknya.
Pada kebudayaan masyarakat tertentu, selain upacara yang bersifat religi,
biasa pula ditemukan upacara yang bersifat ilmu gaib. Perbedaan dasar dari
keduanya terletak dalam sikap yang dituinjukkan oleh manusia. Pada upacara
keagamaan, manusia bersikap menyerahkan diri seutuhnya kepada yang
disembahnya yaitu kepada Tuhan, kepada dewa-dewa, atau kepada roh nenek
moyang. Sedangkan pada waktu menjalankan ilmu gaib, manusia tidak didorong
oleh emosi keagamaan, ia berusaha memperlakukan kekuatan-kekuatan yang
dianggapnya tinggi dan gaib, agar menjalankan kehendaknya dan berbuat apa yang
ingin dicapainya.
Sistem Sosial. Kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat
istiadat dan aturan-aturan dimana masyarakat hidup dan bergaul sehari-hari.
Kesatuan sosial yang ada di masyarakat berupa kesatuan kekerabatan (keluarga inti
dan kerabat lain) dan kesatuan-kesatuan di luar kerabat, tetapi masih dalam
lingkungan komunitasya.
Sistem Pengetahuan. Para ahli antropologi berpendapat bahwa kemajuan
peradaban dan kemampuan hidup suatu masyarakat, karena masyarakat
bersangkutan memiliki pengetahuan. Setiap kebudayaan memiliki suatu kumpulan
pengetahuan yang berasal dari pengalaman-pengalaman mereka yang
diabstraksikan menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan pendirian-pendirian.
Pengetahuan-pengetahuan pada suku-suku bangsa berupa pengetahuan tentang
alam sekitarnya, tumbuh-tumbuhan dan binatang di daerah tempat tinggalnya, zat-
zat, bahan mentah dan benda-benda di lingkungannya, tentang manusia, sifat-sifat
dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu.
Pengetahuan tentang alam sekitarnya seperti tentang musim-musim dan
gejala alam. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan seperti penggunaan tumbuh-
tumbuhan untuk rempah-rempah untuk penyembuhan penyakit, upacara
keagamaan, dan penggunaan lain untuk kehidupan. Pengetahuan tentang binatang
untuk menentukan binatang yang dapat dikonsumsi manusia, fungsi binatang untuk
membantu manusia seperti menjaga rumah atau kebun. Pengetahuan tentang tubuh
manusia seperti untuk membantu memahami ciri-ciri tubuh manusia, letak dan
susunan urat saat pengobatan dan sebagainya. Pengetahuan dan konsepsi ruang
dan waktu untuk membantu menghitung jumlah, besar, mengukur, menimbang dan
penanggalan.
Sistem Teknologi. Secara tradisional, teknologi dalam masyarakat meliputi
alat-alat produktif, senjata, wadah, alat menyalakan api, makanan, minuman,
21
pembangkit gairah dan jamu-jamuan. Ini merupakan sistem teknologi pada
masyarakat yang pada akhirnya akan menjadi perkembangan teknologi dan yang
lebih pentingnya lagi adalah akan menjadi suatu sistem teknologi (Ngafifi, 2014).
22
RAGAM BUDAYA MAKAN DI INDONESIA DILIHAT DARI UNSUR
KEBUDAYAAN DAN NILAI BUDAYA
Pola Budaya Terhadap Makanan
Kebudayaan adalah seluruh sistim gagasan dan ras, tindakan serta karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya
dengan belajar (Koentjaraningrat, 2004). Selanjutnya dikatakan juga bahwa wujud
dari budaya atau kebudayaan dapat berupa benda-benda fisik, sistim tingkah laku
dan tindakan yang terpola/sistim sosial, sistim gagasan atau adat-istiadat serta
kepribadian atau nilai-nilai budaya.
Berdasarkan atas batasan demikian maka dapat dikatakan bahwa makanan
atau kebiasaan makan merupakan suatu produk budaya yang berhubungan dengan
sistim tingkah laku dan tindakan yang terpola (sistim sosial) dari suatu komonitas
masyarakat tertentu. Sedangkan makanan yang merupakan produk pangan sangat
tergantung dari faktor pertanian di daerah tersebut dan merupakan produk dari
budaya juga.
Dengan demikian pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat
tergantung kepada sistim sosial kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang
paling dasar, maka pangan/makanan harus berada di dalam kendali kebudayaan itu
sendiri. Beberapa pengaruh budaya terhadap pangan/makanan adalah: Adanya
bermacam jenis menu makanan dari setiap komunitas etnis masyarakat dalam
mengolah suatu jenis hidangan makanan karena perbedaan bahan dasar/adonan
dalam proses pembuatan; contoh: orang Jawa ada jenis menu makanan berasal dari
kedele, orang Timor jenis menu makanan lebih banyak berasal dari jagung dan
orang Ambon jenis menu makanan berasal dari sagu. Demikian juga orang Sulawesi
menu makanan beragam yakni berasal dari beras, jagung dan sagu.
Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap
suku/etnis ; Contoh : orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa pola
makan lebih kepada beras. Adanya perbedaan cita-rasa, aroma, warna dan bentuk
fisik makanan dari setiap suku-etnis; Contoh: makanan orang Padang cita rasanya
pedis, orang Jawa makananya manis dan orang Timor makanannya selalu yang
asin. Adanya bermacam jenis nama dari makanan tersebut atau makanan khas
berbeda untuk setiap daerah; contoh: Soto Makasar berasal dari daerah Makasar-
Sulawesi Selatan, Jagung ”Bose” dari daerah Timor-Nusa Tenggara Timur, contoh
lain dari daerah Maluku adalah sagu lempe yang biasa digunakan untuk snack dan
lebih umum biasa digunakan sebagai behan oleh-oleh.
23
yang mengandung nilai cita rasa tinggi. Sedangkan anggota keluarga lainnya seperti
sang ibu dan anak-anak mengkonsumsi pada bagian-bagian hidangan makanan
yang secara cita-rasa maupun fisiknya rendah.
Sebagai contoh pada sistim budaya masyarakat di Timor yaitu: apabila
dihidangkan makanan daging ayam, maka sang ayah akan mendapat bagian paha
atau dada sedangkan sang ibu dan anak-anak akan mendapat bagian sayap atau
lainnya. Hal ini menurut (Suhardjo, 1996) dapat menimbulkan distribusi konsumsi
pangan yang tidak baik atau maldistribution diantara keluarga apalagi pengetahuan
gizi belum dipahami oleh keluarga.
Kasus lain yang berhubungan dengan sistim budaya adalah sering terjadi
juga pada masyarakat di perkotaan yang mempunyai gaya hidup budaya dengan
tingkat kesibukan yang tinggi karena alasan pekerjaan. Contohnya; pada ibu-ibu di
daerah perkotaan yang kurang dan tidak sering menyusui bayinya dengan Air Susu
Ibu (ASI) setelah melahirkan tetapi hanya diberikan formula susu bayi instant.
Padahal kita tahu bahwa ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
fisik bayi. Selanjutnya gaya hidup mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas
(masyarakat elite kota) ,dalam hal makanan sering mengkonsumsi makanan yang
berasal dari produk luar negeri atau makanan instant lainnya karena soal “gengsi” .
Sedangkan makanan lokal kita hanya dikonsumsi oleh mereka yang berasal
dari golongan ekonomi menengah ke bawah karena ada anggapan bahwa makanan
dari luar negeri kaya akan nilai gizi protein dan makanan instant lebih praktis untuk
dikonsumsi sedangkan makanan lokal kita nilai gizinya lebih kepada karbohidrat.
Sehubungan dengan soal gengsi maka ada kebiasaan masyarakat di Timor jika ada
kunjungan tamu ke rumahnya maka tamu tersebut selalu di hidangkan dengan
makanan yang berasal dari beras walaupun kesehariannya mereka selalu
mengkonsumsi jagung, ubi kayu/singkong dan makanan lokal lainnya sehingga
beras atau nasi telah dianggap sebagai suatu citra bahan makanan yang
mempunyai nilai prestise” yang tinggi. Citra beras/nasi dibangun sebegitu kuatnya
oleh masyarakat di Timor sehingga kondisi ini telah mempengaruhi sendi-sendi
sosial budaya sedangkan pandangan mereka terhadap pangan di luar beras di
tempatkan sebagai symbol lapisan masyarakat paling rendah.
24
1. Gizi kurang (undernutrition), kondisi ini sebagai akibat dari konsumsi
makanan yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu cukup lama.
Contoh : Kekurangan Energi Protein (KEP) dapat menyebabkan penyakit
marasmus dan kwashiorkor.
2. Gizi lebih (Overnutrition), keadaan ini diakibatkan oleh konsumsi makanan
yang berlebihan untuk jangka waktu yang cukup lama sebagai contoh
kegemukan
3. Kurang Gizi spesifik (Specific Deficiency): keadaan ini disebabkan oleh
kekurangan relative atau mutlak pada zat-zat makanan tertentu. Contohnya :
kekurangan vitamin A yang dapat menyebabkan penyakit xeropthalmia dan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang dapat menyebabkan
penyakit gondok;
4. Gizi tak seimbang (inbalance): Kondisi yang merupakan akibat dari tidak
seimbangnya jumlah antara zat-zat makanan esensial, dengan atau tanpa
kekurangan zat makanan tertentu. Contoh; gangguan keseimbangan
tubuh,sering loyo dll.
25
RAGAM BUDAYA MAKAN DILIHAT DARI SUKU BANGSA DAN SISTEM
BUDAYA DI INDONESIA
A. Variasi Makanan Suku Bangsa di lndonesia
Negara Indonesia memiliki beragam suku bangsa, perbedaan geografis.
Bila dianalisis rasa makanan bisa digunakan untuk menafsirkan, menganalisis
dan melihat sifat dan budaya suku bangsa penganutnya, misalnya suku Jawa
memiliki selera rasa manis, mencerminkan sifat orang Jawa yang manis, halus,
lemah-lembut tapi menyimpan sesuatu dibelakang.
Banyaknya rumah makan padang di seluruh lndonesia menggambarkan
bahwa masakan padang dapat diterima lidah secara umum. Selain itu juga
menggambarkan penerimaan terhadap suku Minangkabau, dimana suku.
Minangkabau relatif dapat bekerjasama dengan baik dan jarang berkonflik
dengan suku bangsa lain. Orang Minangkabau yang merantau salah satunya
menjadi pengusaha karena dorongan adat dalam budaya Minangkabau yang
matrilineal dimana kekuasaan ada pada pihak perempuan, mendorong kaum
lelaki untuk pergi keluar daerah. Banyaknya orang Minangkabau yang berdagang
termasuk bidang restoran menggambarkan jiwa suku minang yang merdeka,
bebas dan legaliter.
Pekerjaan orang Madura banyak yang berjualan sate, dimana sate adalah
makanan yang dibakar sehingga tidak terlalu matang, menggambarkan suku
madura yang cenderung keras dan tidak terlalu berpikir panjang dalam mela.
Makanan berkaitan erat dengan suku bangsa atau etnik, setiap etnik
memiliki makanan khas. Indonesia memiliki beragam etnis, setiap etnis memiliki
makanan khas. Beberapa makanan etnik cukup terkenal. Tidak semua makanan
khas populer dan familiar, bahkan bagi etniknya sendiri.
Yogyakarta menjadi tujuan berbagai suku bangsa yang ada di lndonesia.
Oleh karena itu banyak rumah makan yang menggunakan ciri khas daerah,
seperti Aceh, Banjar, Makasar, Manado, Betawi, Cina, Bangka, dll. Rumah
makan itu menggunakan ciri khas etnik, suku bangsa atau kedaerahan sebagai
referensial, kekhasan dan sebagai cara menarik pengunjung. Pengunjung rumah
makan beridentitas suku atau etnik ada yang berasal dari daerahnya sebagai
nostalgia terhadap daerah asalnya dan ada juga yang ingin mencoba makanan
dari etnik lain. Rumah makan etnik itu juga melakukan penyesuaian dimana
bumbu dan resepnya tidak sebagaimana aslinya namun menyesuaikan dengan
ketersediaan yang ada di Yogyakarta (Herlina, 2017).
26
makanan sangat tergantung kepada sistim sosial kemasyarakatan dan
merupakan hak asasi yang paling dasar, maka pangan/makanan harus berada di
dalam kendali kebudayaan itu sendiri.
Beberapa pengaruh budaya terhadap pangan/makanan adalah adanya
bermacam jenis menu makanan dari setiap komunitas etnis masyarakat dalam
mengolah suatu jenis hidangan makanan karena perbedaan bahan dasar/adonan
dalam proses pembuatan, contoh: orang Jawa ada jenis menu makanan berasal
dari kedele, orang Timor jenis menu makanan lebih banyak berasal dari jagung
dan orang Ambon jenis menu makanan berasal dari sagu.
Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap
suku/etnis, Contoh: orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa
pola makan lebih kepada beras. Adanya perbedaan cita rasa, aroma, warna dan
bentuk fisik makanan dari setiap suku-etnis; Contoh: makanan orang Padang cita
rasanya pedis, orang Jawa makananya manis dan orang Timor makanannya
selalu yang asin. Adanya bermacam jenis nama dari makanan tersebut atau
makanan khas berbeda untuk setiap daerah, Contoh: Soto Makasar berasal dari
daerah Makassar Sulawesi Selatan, Jagung ”Bose” dari daerah Timor-Nusa
Tenggara Timur (Lubis, 2002).
27
(masyarakat elite kota), dalam hal makanan sering mengkonsumsi makanan
yang berasal dari produk luar negeri atau makanan instant lainnya karena soal
“gengsi” .
Sedangkan makanan lokal kita hanya dikonsumsi oleh mereka yang
berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah karena ada anggapan
bahwa makanan dari luar negeri kaya akan nilai gizi protein dan makanan instant
lebih praktis untuk dikonsumsi sedangkan makanan lokal kita nilai gizinya lebih
kepada karbohidrat. Sehubungan dengan soal gengsi maka ada kebiasaan
masyarakat di Timor jika ada kunjungan tamu ke rumahnya maka tamu tersebut
selalu di hidangkan dengan makanan yang berasal dari beras walaupun
kesehariannya mereka selalu mengkonsumsi jagung, ubi kayu/singkong dan
makanan lokal lainnya sehingga beras atau nasi telah dianggap sebagai suatu
citra bahan makanan yang mempunyai nilai “prestise” yang tinggi. Citra
beras/nasi dibangun sebegitu kuatnya oleh masyarakat di Timor sehingga kondisi
ini telah mempengaruhi sendi-sendi sosial budaya sedangkan pandangan
mereka terhadap pangan di luar beras di tempatkan sebagai simbol lapisan
masyarakat paling rendah (Husaini et al., 2017).
28
POLA PANGAN DAN BUDAYA
29
Pada keluarga dan juga masyarakat diakui adanya kewenangan
yang spesifik, walaupun keputusan yang kemudian diambil dapat
bermacam-macam dalam setiap kehidupan. Biasanya dalam keluarga,
kepala rumah tangga yang mempunyai kewenangan tersebut, tetapi
adapula yang dimiliki oleh ibu (istri) ataupun mertua. Dalam hal makanan,
ibulah yang berwenang, sedangkan bapak/suami memberikan control
secara tidak langsung mengenai rasa makanan yang akan dihidangkan
dalam keluarga. Pada kasus-kasus pemberian makanan untuk anak-
anak, ibu hamil, ibu menyusui, nenek mereka sering mempunyai
kekuasaan untuk menentukan jenis makanan apa yang harus
dimakannya. Ini sering kali terjadi pada ibu-ibu muda/keluarga muda dan
masih tinggal dalam satu rumah.
30
Di antara jenis-jenis pangan yang dapat diperoleh, orang melakukan
pilihan atas dasar pertimbangan rupa, bau, tekstur, dan cita rasa. Dan setiap
masyarakat memberi difinisi tertentu tentang arti makanan, dan dalam setiap
difinisi setiap jenis makanan mempunyai arti yang luas. Misalnya:
- Ada jenis makanan untuk orang kaya dan orang miskin.
- Ada untuk pesta, untuk wanita, anak-anak, untuk orang sakit atau orang
lanjut usia.
- Ada jenis makanan yang tidak diperbolehkan untuk orang-orang tertentu.
Pada beberapa masyarakat, makanan memegang peran penting
dalam peristiwa-peristiwa sosial keagamaan dalam kehidupan mereka.
Makanan tidak hanya memuaskan rasa lapar tetapi juga memberikan rasa
senang dan memberikan suatu ikatan tertentu antara anggota keluarga atau
kelompok dalam menikmati makanan.
Setiap masyarakat mempunyai aturan-aturan, pembatasan-
pembatasan, rasa suka atau tidak suka, dan kepercayaaan terhadap jenis
makanan tertentu, sehingga membatasi pilihannya terhadap jenis makanan
bersangkutan. Atas pengaruh dari faktor-faktor tersebut, suatu pola kebiasaan
makan tertentu kadang-kadang sulit diubah.
Pendidikan gizi tidak dapat berhasil kalau tidak disertai suatu
pengetahuan mengenai sikap, kepercayaan dan nilai dari masyarakat yang
dijadikan sasaran. Oleh karena itu penting untuk memahami ilmu-ilmu tertentu
seperti antropologi kebudayaan, sosiologi dan psikologi sosial.
31
makan. Terbentuknya rasa suka terhadap makanan tertentu, merupakan
hasil dari kesenangan sebelumnya yang diperoleh pada saat mereka
makan untuk memenuhi rasa laparnya,serta dari hubungan emosional
antara anak-anak dengan memberi makan mereka. Bagi sebagian
masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi dan disukainya
sejak masa kanak-kanak, akan berlanjut menjadi makanan kesukaannya
pada usia dewasanya. Sebagian besar masyarakat berdifat “menyukai
apa yang mereka makan” daripada “makan apa yang mereka suka”.
Mereka mempunyai perasaan yang kuat tentang kesetiaan dan kepekaan
terhadap susunan makanan tradisionalnya dan peka apabila ada kritik
tentang makanan mereka.
Contoh kesetiaan dan ketertarikan terhadap pola makanan sehari-hari
dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat tertentu. Mereka sering memasak
jenis makanan yang biasa mereka makan dan tidak berusaha
mengubahnya mengikuti susunanmakanan masyarakat lain, walaupun
biayanya dapat lebih murah.
32
a. Individu atau kelompok individu yang beragama Hindu tidak makan daging
sapi.
b. Suku bangsa Eskimo dinamakan oleh suku bangsa tetangganya (suku
ALGON QUIN INDIANS) karena masyarakat Eskimo dikenal sebagai suku
bangsa yang makan daging mentah.
c. Individu atau kelompok individu yang beragama Islam tidak makan daging
babi.
4. Fungsi komunikasi
Menyambut tamu di rumah atau dalam lingkungan masyarakat tertentu,
makanan memegang peranan penting sebagai symbol keramah-tamahan
(hospitality): „say it with foods‟.
Komunikasi non verbal yang dinyatakan dalam makanan-makanan tertentu
dapat ditemukan pada peristiwa-peristiwa khusus seperti:
- Dalam upacara perkawinan: „saling suap nasi‟ (lambang penyerahan diri
sepenuhnya satu sama lain)
- Kepada calon mertua: membawakan makanan yang disukai sang calon
mertua, supaya merelakan anaknya dipersunting.
- Makanan-makanan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu,
supaya lamarannya diterima, supaya tendernya diterima, supaya
pangkatnya dinaikkan.
- Makanan-makanan yang bersifat „nadzar‟: yang dipersembahkan kepada
„sang penguasa alam‟ (karena lulus ujian, karena dapat pacar, karena
dapat undian, dsb) (ini contoh komunikasi dengan yang maha kuasa).
33
5. Pernyataan status sosial
Semua budaya mengenal apa yang disebut sebagai „makanan berprestice‟
(yang dinilai berstatus sosial tinggi). Contoh:
- Roti putih di Eropa memberi makna bahwa konsumen berstatus/
mempunyai kedudukan ekonomi tinggi. Sedangkan roti yang berwarna
sawo matang (brown bread) dinilai cocok untuk golongan setara
ekonomi kurang mampu.
- Dalam masyarakat industri, orang lebih banyak mengkonsumsi
makan-makanan yang dimurnikan secara intensif (refined foods).
Menyebabkan orang kurang sering ke belakang, karena semua bahan
diserap. Sedangkan golongan kurang mampu, lebih banyak serat
kasar (fiber) sehingga ke belakang lebih teratur.
34
3. Konsep kesehatan dan gizi masyarakat
TERBENTUKNYA POLA HIDANGAN DI INDONESIA
A. Terbentuknya Pola hidangan di Indonesia
1. Makanan Indonesia
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan
tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000
pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia
secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci,
lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti
penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang
terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari
India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia",
tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi
secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai
contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras
yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk
Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga
jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap
penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia
berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur
disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan
dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan
bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi
oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para
pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari
Benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia.
Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah",
juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner
dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni
memasak Polinesia dan Melanesia.
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan
pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada
hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang
dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya masakan China dapat
dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi,
bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di
beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang,
dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan
berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat
populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal
dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai
adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang
berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.
2. Makanan Malaysia
Makanan Malaysia sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan
makanan Indonesia. Kemungkinan besar karena satu rumpun, jadi
35
makanana tradisionalnya pun hampir mirip.Sama seperti orang Indonesia,
nasi tetap menjadi primadona yang utama dalam setiaphidangan. Adapun
lauk pauknya, nasi selalu ada sebagai pendamping hidangan utama.
Makanan Malaysia kebanyakan dipengaruhi oleh tradisi Cina, India, dan
Malaysia itu sendiri.
3. Makanan India
Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan dianak benua
India.Ciri khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-
rempah khas India dan sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka
ragam hidangan vegetarian. Masakan India juga mencerminkan
keanekaragaman iklim, demografi, dan agama.
Agama dan kebudayaan India berperan besar dalam perkembangan
seni kuliner India. Walaupun demikian, interaksi antarbudaya dengan
kawasan yang bertetangga seperti Timur Tengah, Asia Tengah, dan Laut
Tengah menjadikan masakan India sebagai percampuran unik dari berbagai
masakan Asia. Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh
pedagang Arab menyebabkan Vasco da Gamadan Christopher Columbus
berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman
penjelajahan di Eropa. Orang Eropa pada masa kolonial India
memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari Inggris dan Perancis)
kepada orang India, dan menambah keanekaragaman masakan India.
Masakan India juga mempengaruhi masakan negara-negara di lain di dunia,
terutama masakan Asia Tenggara, khususnya dalam pemakaian rempah-
rempah untuk membuat hidangan berupa kari di Thailand, Malaysia, dan
Indonesia.
4. Makanan China
Masakan Cina adalah kuliner yang dihasilkan oleh penduduk Republik
Rakyat Cina. Istilah masakan Cina di daratan Cina juga mengacu kepada
variasi dari seluruh suku bangsa, agama dan tradisi yang berkembang di
negara tersebut. Namun, masakan Cina yang diperkenalkan kepada banyak
bangsa di dunia adalah masakan etnis Han (Tionghoa). Pengaruh masakan
etnis Han ada di setiap kuliner negara-negara timur dan menyebar di luar
komunitas-komunitasnya di seluruh dunia. Penyiapan masakan Cina untuk
sehari-hari dapat singkat dan mudah, namun untuk acara formal bisa menjadi
hidangan yang beragam dan meriah. Filosofi masakan Cina adalah makanan
harus memuaskan selera dan melengkapi rasa, betapapun sederhana bahan-
bahannya.
36
Kecendrungan yang muncul dari suatu budaya terhadap makanan
sangat tergantung dari potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan.
Sebagai contoh: bahwa orang Jawa makanan pokoknya akan berbeda
dengan orang Timor atau pendek kata bahwa setiap suku-etnis yang ada
pasti mempunyai makanan pokoknya tersediri. Keragaman dan keunikan
budaya yang dimiliki oleh suatu identitas masyarakat tertentu merupakan
wujud dari gagasan, rasa, tindakan dan karya sangat menjiwai aktivitas
keseharian baik itu dalam tatanan sosial, teknis maupun ekonomi telah turut
membentuk karakter fisik makanan (menu, pola dan bahan dasar).
Pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat tergantung
kepada sistim sosial kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling
dasar, maka pangan/makanan harus berada didalam kendali kebudayaan itu
sendiri.
Beberapa pengaruh budaya terhadap pangan/makanan adalah :
a. Adanya bermacam jenis menu makanan dari setiap komunitas dan
etnis masyarakat dalam mengolah suatu jenis hidangan makanan
karena perbedaan bahan dasar/adonan dalam proses pembuatan;
contoh : orang Jawa ada jenis menu makanan berasal dari kedele,
orang Timor jenis menu makanan lebih banyak berasal dari jagung dan
orang Ambon jenis menu makanan berasal dari sagu.
b. Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap
suku-etnis ; Contoh : orang Timor pola makan lebih kepada jagung,
orang Jawa pola makan lebih kepada beras.
c. Adanya perbedaan cita - rasa, aroma, warna dan bentuk fisik makanan
dari setiap suku-etnis; Contoh : makanan orang Padang cita rasanya
pedis, orang Jawa makanannya manis dan orang Timor makanannya
selalu yang asin.
d. Adanya bermacam jenis nama dari makanan tersebut atau makanan
khas berbeda untuk setiap daerah; Contoh : Soto Makasar berasal dari
daerah Makasar- Sulawesi Selatan, Jagung ”Bose” dari daerah Timor-
Nusa Tenggara Timur.
37
Timor yaitu : apabila dihidangkan makanan daging ayam, maka sang ayah
akan mendapat bagian paha atau dada sedangkan sang ibu dan anak-anak
akan mendapat bagian sayap atau lainnya. Hal ini menurut (Suhardjo, 1996)
dapat menimbulkan distribusi konsumsi pangan yang tidak baik atau
maldistribution diantara keluarga apalagi pengetahuan gizi belum dipahami
oleh keluarga.
Kasus lain yang berhubungan dengan sistim budaya adalah sering
terjadi juga pada masyarakat di perkotaan yang mempunyai gaya hidup
budaya dengan tingkat kesibukan yang tinggi karena alasan pekerjaan.
Contohnya; pada ibu-ibu di daerah perkotaan yang kurang dan tidak sering
menyusui bayinya dengan Air Susu Ibu (ASI) setelah melahirkan tetapi hanya
diberikan formula susu bayi instant. Padahal kita tahu bahwa ASI sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi. Selanjutnya gaya
hidup mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas (masyarakat elite
kota), dalam hal makanan sering mengkonsumsi makanan yang berasal dari
produk luar negeri atau makanan instant lainnya karena soal “gengsi” .
Sedangkan makanan lokal kita hanya dikonsumsi oleh mereka yang berasal
dari golongan ekonomi menengah ke bawah karena ada anggapan bahwa
makanan dari luar negeri kaya akan nilai gizi protein dan makanan instant
lebih praktis untuk dikonsumsi sedangkan makanan lokal kita nilai gizinya
lebih kepada karbohidrat.
Sehubungan dengan soal gengsi maka ada kebiasaan masyarakat di
Timor jika ada kunjungan tamu ke rumahnya maka tamu tersebut selalu di
hidangkan dengan makanan yang berasal dari beras walaupun
kesehariannya mereka selalu mengkonsumsi jagung, ubi kayu/singkong dan
makanan lokal lainnya kuatnya oleh masyarakat di Timor sehingga kondisi ini
telah mempengaruhi sendi-sendi sosial budaya sedangkan pandangan
mereka terhadap pangan diluar beras di tempatkan sebagai simbol lapisan
masyarakat paling rendah.
Mencermati akan adanya budaya, kebiasaan dan sistim sosial
masyarakat terhadap makanan seperti pola makan, tabu atau pantangan,
gaya hidup, gengsi dalam mengkonsumsi jenis bahan makanan tertentu,
ataupun prestise dari bahan makanan tersebut yang sering terjadi di kalangan
masyarakat apabila keadaan tersebut berlangsung lama dan mereka juga
belum memahami secara baik tentang pentingnya faktor gizi dalam
mengkonsumsi makanan maka tidak mungkin dapat berakibat timbulnya
masalah gizi atau gizi salah (Malnutrition). Lebih lanjut dijelaskan oleh
Suhardjo, 1996 bahwa jika kalangan masyarakat yang terkena danpak dari
sistim sosial atau budaya makan itu berasal dari golongan individu-individu
yang termasuk rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-
anak balita serta orang lanjut usia maka kondisi ini akan lebih rentant
terhadap timbulnya masalah gizi kurang (Arifin, 2016).
38
NILAI SOSIAL PANGAN DAN MAKANAN
39
bekerja akan memperbaiki konsumsi makanan seluruh anggota rumah tangga
(Khomsan, 2004).
4. Tingkat Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
dari pendapatan semua anggota rumah tangga dari berbagai kegiatan
ekonomi sehari-hari misalnya upah dan gaji, hasil produksi pertanian
dikurangi biaya produksi, pendapatan dari usaha rumah tangga bukan
pertanian dan pendapatan dari kekayaaan seperti sewa rumah, sewa alat,
bunga, santunan asuransi, dan lain-lain (Surbakti, 1995).
Berbagai upaya perbaikan gizi biasanya berorientasi pada tingkat
pendapatan. Seiring makin meningkatnya pendapatan, maka kecukupan akan
makanan dapat terpenuhi. Dengan demikian pendapatan merupakan faktor
utama dalam menentukan kualitas dan kuantitas bahan makanan. Besar
kecilnya pendapatan rumah tangga tidak lepas dari jenis pekerjaan ayah dan
ibu serta tingkat pendidikannya (Soekirman, 1991).
Pada rumah tangga dengan pendapatan rendah, 60-80 % dari
pendapatannya dibelanjakan untuk makanan. Elastisitas pendapatan untuk
makanan yang digambarkan dari persentase perubahan kebutuhan akan
makanan untuk tiap 1 % perubahan pendapatan, lebih besar pada rumah
tangga yang miskin dibandingkan pada rumah tangga kaya (Soekirman,
1991).
Upaya pemenuhan konsumsi makanan yang bergizi berkaitan erat
dengan daya beli rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan terbatas,
kurang mampu memenuhi kebutuhan makanan yang diperlukan tubuh,
setidaknya keanekaragaman bahan makan kurang bisa dijamin karena
dengan uang yang terbatas tidak akan banyak pilihan. Akibatnya kebutuhan
makanan untuk tubuh tidak terpenuhi (Apriadji, 1986).
5. Jumlah Anggota Rumah tangga
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di suatu rumah tangga, baik berada di rumahpada saat pencacahan
maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6
bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6
bulan tetapi bertujuan pindah atau akan meninggalkan rumah 6 bulan atau
lebih, tidak dianggap anggota rumah tangga. Orang yang telah tinggal di
suatu rumah tangga 6 bulan atau lebih, atau yang telah tinggal di suatu rumah
tangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap di rumah tangga tersebut,
dianggap sebagai anggota rumah tangga (BPS, 2004).
Pemantauan konsumsi gizi tingkat rumah tangga tahun 1995-1998
juga menyatakan bahwa jumlah anggota rumah tangga yang semakin
banyak, akan semakin mengalami kecenderungan turunnya rata-rata asupan
energi dan protein per kapita per hari yang ditunjukkan dengan prevalensi
tertinggi pada rumah tangga yang beranggotakan diatas enam orang (Latief,
dkk, 2000).
40
material maupun perilaku yang sudah diadposi masyarakat sebagai suatu cara
tradisional dalam memecahkan masalah-masalah para anggotanya (Moeljono,
2003). Dalam budaya juga termasuk semua cara yang telah terorganisasi,
kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya implisit serta premis-premis yang mendasar
dan mengandung suatu perintah serta tentang kandungan kimia makanan (Winarno,
2019)
1. Kepercayaan masyarakat
Pada masyarakat tertentu terdapat suatu pemeo artinya makin tinggi
tingkat keprihatinan seseorang makin bahagia dan makin tinggi taraf sosial yang
dapat dicapainya. Keprihatinan ini dapat dicapai dengan “tirakat” yaitu suatu
kepercayaan melakukan kegiatan fisik dan mengurangi tidur, makan dan minum
atau berpantang melakukan sesuatu. Upacara agama atau merupakan bagian
dari bentuk-bentuk kebudayaan di daerah pedesaan, dan malahan juga di kota-
kota. Misalnya pada permulaan mendirikan suatu bangunan baru ataupun
sebuah rumah baru, selalu dirayakan sebagai upacara peletakan batu pertama
yang diikuti dengan selamatan. Upacara selamatan lainnya dilakukan pada waktu
pemasangan kasau yang pertama dan pada waktu bangunan selesai. Pada
waktu upacara-upacara ini tergantung dari kemampuan tuan rumah, maka
dipotong kambing, sapi atau kerbau dan kepalanya dikuburkan pada tempat yang
khusus sebagai korban untuk menyenangkan roh-roh menurut kepercayaan
berdiam di daerah tersebut (Suhardjo, 1989).
2. Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan tersebut
sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. Pengukuran atau
penilaian pengetahuan pada umumnya berisi materi yang ingin diukur dari
responden. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya,
bisa juga melalui proses pembelajaran seperti penyuluhan, pelatihan atau
kursus. Pengetahuan dapat membantu menjelaskan aspek-aspek penting
didunia dan meramalkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.
Pengetahuan gizi memegang peranan sangat penting dalam
menggunakan makanan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang
cukup. Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah tangga
berpengaruh pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi rumah tangga sehari-
hari. Pengetahuan gizi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun
pendidikan non formal. Pengetahuan gizi memegang peranan sangat penting
dalam menggunakan makanan dengan tepat, sehingga dapat tercapai keadaan
dan status gizi yang baik (Husaini et al., 2017).
41
2. Fungsi Komunikasi
Makanan merupakan media penting dalam upaya manusia berhubungan
satu sama lain. Di dalam rumah tangga kehangatan hubungan antar
anggotanya terjadi pada waktu makan bersama. Begitupun di antara rumah
tangga besar diupayakan pertemuan secara berkala dengan makan untuk
memelihara dan mempererat hubungan silaturahmi. Antar tetangga, sering
dilakukan tukar menukar makanan (Almatsier, 2002).
Dalam bisnis, kesepakatan sering diperoleh dalam suatu jamuan makan di
restoran atau di tempat makan lain. Pestapesta makan sering
diselenggarakan untuk menghormati seseorang, sekelompok orang atau
untuk merayakan suatu peristiwa penting. Banyak waktu dan uang
digunakan untuk mengusahakan agar makanan yang disajikan memenuhi
selera tamu yang diundang (Almatsier, 2002)
3. Preferensi Makanan
Manusia makan untuk kenikmatan. Kesukaan akan makanan berbeda dari
satu bangsa ke bangsa lain, dan dari daerah/suku ke daerah /suku lain. Di
Indonesia, kesukaan makanan antar daerah/suku juga banyak berbeda.
Makanan di Sumatra, khususnya di Sumatra Barat lebih pedas daripada
makanan di Jawa, khususnya Jawa Tengah yang suka makanan manis.
Secara umum makanan yang disukai adalah makanan yang memenuhi
selera atau citarasa/inderawi, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu
dan tekstur (Almatsier, 2002). Hasil penelitian Drewnowski (1999)
menyebutkan ada hubungan yang siginifikan preferensi makanan dengan
frekuensi makan pada wanita.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi makanan, yaitu :
karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan.
Suatu model atau kerangkan pemikiran diperlukan untuk menelaah
konsumsi makanan kaitannya dengan berbagai karakteristik tersebut, serta
hubungan antar karakteristik itu sendiri.
42
Salah satu tujuan manusia makan adalah untuk memperoleh kenikmatan.
Kesukaan akan makanan bereda dari satu bangsa dengan bangsa lain dan
dari satu daerah/suku dengan daerah/suku lain. Misalnya, makanan di
Negara tropis biasanya lebih berbumbu dibanding dengan negara yang
memiliki empat musim. Secara umum makanan yang disukai adalah makanan
yang memenuhi selera atau cita rasa, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa,
suhu, dan tekstur (Almatsier, 2002).
2. Makanan untuk Menyatakan Jati Diri
Makanan sering dianggap sebagai bagian penting untuk menyatakan jati diri
seseorang atau sekelompok orang. Misalnya di Cina, teh dianggap sebagai
minuman untuk menyambut tamu yang datang kerumah mereka. Dan mereka
malu jika minuman tersebut tidak dapat dihidangkan kepada tamu.
3. Fungsi Religi dan Magis
Banyak simbol religi dan magis yang dikaitkan pada makanan. Dalam agama
islam, kambing sering dikaitkan dengan acara-acara penting dalam
kehidupan. Di antaranya, kambing untuk akikah bayi baru lahir, sebagai
hewan kurban, dan sebagainya. Dalam agama katolik, anggur diibaratkan
sebagai darah Kristus, sementara roti adalah tubuhnya.
4. Fungsi Komunikasi
Makanan merupakan media penting bagi manusia dalam berhubungan
dengan manusia lainnya. Di dalam keluarga, kehangatan hubungan
antaranggota terjadi pada waktu makan bersama.
5. Fungsi Status Ekonomi
Saat ini orang yang biasanya memakan junk food berasal dari keluarga kaya
dibanding dengan orang yang makan di warung biasa.
6. Simbol Kekuasaan
Melaui makan juga, seseorang atau sekelompok masyarakat dapat
menunjukkan kekuasaannya terhadap orang atau sekelompok masyarakat
lain. Misalnya, majikan makan makanan yang berbeda dengan makanan yang
dimakan pembantunya.
Keenam point tersebut diatas merupakan makanan dalam sisi budaya.
Hal tersebut di atas biasanya tidak terlalu diperhatikan oleh semua orang dan
lebih banyak orang yang tidak ingin memperhatikannya.
43
menemani orang menonton sepak bola, merokok menjadi teman untuk
menghadirkan inspirasi atau kreativitas. Pemahaman dan persepsi inilah
lebih merupakan sebuah persepsi budaya tandingan (counter-cultulre)
terhadap budaya dominan.
Selain mengandung budaya dominan dan budaya tandingan, makanan
pun menjadi bagian dari budaya populer. Bakso merupakan makanan
populer bagi perempuan. Terakhir makanan sebagai makanan khusus untuk
kelompok tertentu. Makanan sub kultural misalnya daging babi bagi kalangan
nasrani, ketupat bagi kalangan muslim di hari lebaran, dodol bagi Cina dihari
imlek, coklat menjadi icon budaya dalam menunjukan rasa cinta dan kasih.
Berdasarkan talaahan ini, makanan mengandung makna sebagai:
a) Identitas arus budaya utama (dominan culture), artinya harus ada dan
menjadi kebutuhan utama masyarakat.
b) Budaya tandingan (counterculture), yaitu menghindari arus utama akibat
adanya kesangsian atau ketidak sepakatan dengan budaya arus utama,
dan
c) Makanan sebagai identitas budaya bagi suatu kelompok tertentu
(subculture)
44
mempermudah dan mempecepat proses produksi pangan. Contohnya
adalah oven, kompor listrik, mikrowave, dan sebagainya.
Dalam budaya populer, produksi massal produksi pangan, khususnya
daging seperti ayam dan daging sapi, mendapat kecaman dari berbagai
dokumenter mendokumentasikan pembunuhan massal dan perlakuan buruk
terhadap binatang, terutama pada perusahaan-perusahaan besar. Produksi
serealia pun dilakukan secara massal dan menggunakan peralatan modern.
Produksi pangan yang dilakukan secara modern dapat
mempermudah proses produksi. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi
perubahan sosial dan kebudayaan. Contohnya adalah jika produksi pangan
dilakukan secara tradisional maka masyarakat akan saling bekerja sama dan
saling bergotong-royong, dan dapat meningkatkan hubungan sosial antar
masyarakat. Sedangkan produksi pangan yang dilakukan secara modern
menggunakan alat-alat canggih dapat meregangkan hubungan antar
masyarakat. Karena dalam proses produksi hanya dibutuhkan tenaga kerja
dengan jumlah yang relatif sedikit.
4. Perubahan Konsumsi Pangan
Pola konsumsi pangan masyarakat di setiap daerah berbeda-beda,
yaitu perbedaan pola konsumsi pada masa pra-ASI, balita, anak-anak,
remaja, dewasa, ibu hamil, dan lanjut usia (Banudi, 2013).
Pada masa sebelum adanya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
para orang tua mengambil peran penting dalam memperhatikan kebutuhan
gizi keluarganya. Pengetahuan orang tua yang minim dapat mempengaruhi
status gizi keluarganya.
Sebelum adanya panduan tentang gizi, makanan pra-ASI yang
dikonsumsi bayi dibawah 6 bulan adalah madu, air tajin, pisang, air kelapa,
dan kopi. Masyarakat belum mengetahui bahwa bayi berumur dibawah 6
bulan tidak boleh diberi makanan lain kecuali ASI. Setelah adanya panduan
ilmu gizi yang menyebar di masyarakat, pemberian makanan pra-ASI yang
salah semakin berkurang.
Pada kalangan anak-anak dan remaja, pola konsumsi makanan
dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang menganggap bahwa makanan
memiliki pantangan atau tabu untuk dimakan. Contohnya bagi anak-anak
dan balita dilarang memakan makanan yang asam, pedas, anyir, karena
dapat mengakibatkan perut menjadi panas bahkan sakit perut. Di era
globalisasi, pola konsumsi anak-anak dan remaja beralih ke makanan cepat
saji (fast food), snack, dan konsumsi gula yang berlebihan. Hal tersebut
dapat memperburuk status gizi dan kesehatan.
Masyarakat beralih pada tempat-tempat yang menjual makanan cepat
saji, yaitu restoran, cafe, pizza hut, dan outlet-outlet lainnya. Kepercayaan
masyarakat terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi pola konsumsi
pangan pada setiap kalangan. Perubahan pola konsumsi pangan tersebut
dapat menjadikan status gizi lebih baik ataupun menjadi semakin buruk.
5. Perubahan Distribusi Pangan
Secara sederhana, proses distribusi pangan hanya menggunakan alat
transportasi sederhana, yaitu gerobak sapi, angkutan umum, truk, dan
sebagainya. Di era modern, peralatan yang digunakan adalah teknologi
canggih yang dapat mempermudah proses distribusi pangan. Bahkan,
proses distribusi dapat melibatkan hubungan kerja antar negara. Alat
45
transportasi yang digunakan pun semakin modern, seperti pesawat,
helikopter, paket kilat, dan sebagainya.
Pemasaran Makanan menyatukan produsen dan konsumen. Ini
adalah rangkaian kegiatan yang membawa makanan dari petani ke piring.
Pemasaran bahkan produk makanan tunggal dapat menjadi proses rumit
yang melibatkan banyak produsen dan perusahaan. Sebagai contoh, lima
puluh enam perusahaan yang terlibat dalam pembuatan satu dapat dari mie
sup ayam. Usaha ini meliputi tidak hanya ayam dan prosesor sayuran tetapi
juga perusahaan-perusahaan yang mengangkut bahan dan orang-orang
yang mencetak label dan pembuatan kaleng. Sistem pemasaran pangan
adalah tidak langsung terbesar langsung dan non-pemerintah majikan di
Amerika Serikat.
Di era pra-modern, penjualan makanan surplus berlangsung
seminggu sekali saat petani mengambil barang-barang mereka pada hari
pasar, ke pasar desa setempat. Berikut makanan dijual ke grosir untuk dijual
di toko-toko lokal mereka untuk membeli oleh konsumen lokal. Dengan
terjadinya industrialisasi, dan pengembangan industri pengolahan makanan,
yang lebih luas makanan dapat dijual dan didistribusikan di jauh lokasi.
Biasanya toko-toko kelontong awal akan kontra didasarkan toko di mana
pembeli kepada penjaga toko apa yang mereka inginkan, sehingga penjaga
toko bisa mendapatkannya untuk mereka.
Pada abad ke-20 supermarket lahir. Supermarket membawa mereka
self service pendekatan untuk belanja menggunakan shopping cart, dan
mampu menawarkan makanan berkualitas dengan biaya yang lebih rendah
melalui skala ekonomi dan mengurangi biaya staf. Di bagian akhir abad ke-
20, ini telah lebih jauh merevolusi oleh perkembangan luas gudang
berukuran, luar kota supermarket, menjual berbagai macam makanan dari
seluruh dunia.
Tidak seperti pengolahan makanan, ritel makanan adalah pasar lapis
dua di mana sejumlah kecil sangat besar perusahaan mengendalikan
sebagian besar supermarket. Raksasa supermarket menggunakan daya beli
yang besar atas petani dan prosesor, dan pengaruh yang kuat atas
konsumen. Namun demikian, kurang dari sepuluh persen dari belanja
konsumen pada makanan pergi ke petani, dengan persentase lebih besar
akan iklan, transportasi, dan perusahaan menengah.
46
MASALAH-MASALAH PEMBENTUKAN KEBIASAAN MAKAN
1. PANTANGAN
A. Pengetian Pantangan Pangan
Pantang atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkonsumsi
jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa
yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu
adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan menghukum
orang-orang yang melanggar pantangan tersebut. Pada kenyataannya
hukuman ini tidak selalu terjadi. Pantangan merupakan sesuatu yang
diwariskan dari leluhur melalui orangtua, terus ke generasi-generasi di
bawahnya. Hal ini menyebabkan orang tidak tau lagi kapan suatu pantangan
atau tabu makanan dimulai dan apa sebabnya. Seringkali nilai sosial ini tidak
sesuai dengan nilai gizi makanan (Mulia, 2013).
Suatu kelompok masyarakat yang mempunyai seperangkat
pengetahuan, nilai, gagasan, norma dan aturan sebagai konsep dasar dari
kebudayaanya, akan mewujudkan bentuk-bentuk perilaku dalam kehidupan
sosial. Perilaku itu akan mewujudkan perbedaan persepsi masyarakat
terhadap konsep makanan dan gizi, demikian halnya pada kasus tentang
makanan dan gizi pada periode kehamilan, persalinan dan nifas. Dipandang dari
aspek budaya, ada 7 hal pengaruh budaya terhadap perilaku kesehatan, yaitu
tradisi, sikap fanatisme, etnosentris, perasaan bangga pada statusnya, norma,
nilai dan unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal proses sosialisasi.
Masalah gizi yang masih banyak terjadi ternyata bukan saja diakibatkan oleh
keadaan sosial ekonomi suatu negara tetapi juga dipengaruhi adanya
kepercayaan-kepercayaan yang keliru mengenai hubungan antara
makanan dan kesehatan, pantangan-pantangan yang mencegah orang
memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka (Husaini et
al., 2017).
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang
budaya berbeda yang sangat mempengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat
termasuk perilaku kesehatan. Banyak praktek-praktek budaya yang
berpengaruh secara negatif terhadap perilaku kesehatan masyarakat, seperti
kepercayaan untuk pantang terhadap suatu makanan tertentu (Herlina,
2017).
Sehubungan dengan pangan yang biasanya dipandang pantas
untuk dimakan, dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan
pada beragam kebudayaan dan daerah yang berlainan di dunia (Kristiyanti and
Khuzaiyah, 2019). Klasifikasi makanan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu
“panas-dingin”. Seseorang yang sehat dianggap memiliki keseimbangan
antara panas dan dingin. Bila faktor panas menguasai tubuh diatas faktor
dingin, maka akan timbul penyakit dengan gejala panas badan, sedangkan jika
faktor dingin yang menguasai maka penyakit itu berbentuk perasaan dingin.
Faktor panas dan dingin dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Si
sakit perlu diberi makanan yang bersifat berlawanan dengan sifat jenis sakitnya
agar membantu mencapai kondisi keseimbangan antara faktor panas dan dingin
dalam tubuhnya .
47
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pantangan Makan
1. Budaya
Secara sederhana kebuadayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta,
karsa, dan rasa. Sebenarnya Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh
kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkannya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia
memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya.
Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan
sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan- kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Herskovits, Budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian
dari lingkungannya (culture is the human-made part of the environment).
Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik
hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat
dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa
disebut budaya.
2. Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (2002) membagi budaya menjadi 7 unsur : yakni sistem
religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan,
sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup
dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang membentuk
budaya secara keseluruhan.
3. Aspek Sosial
a. Umur : Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola
penyakit berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak
menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih banyak
menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner,
kanker, dan lain-lain.
b. Jenis Kelamin: Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan
penyakit yang berbeda pula. Misalnya dikalangan wanita lebih
banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak
menderita kanker prostat.
c. Pekerjaan: Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing
akibat kerja yang banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang
banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri, misal
dipabrik tekstil banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan
karena banyak terpapar dengan debu.
d. Sosial Ekonomi: Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya
48
malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang
status ekonominya rendah.
49
yang baik. Karena pantangan agama, takhayul, kepercayaan tentang
kesehatan, dan suatu peristiwa yang kebetulan dalam sejarah ada bahan-
bahan yang bergizi baik yang tidak boleh dimakan, mereka diklasifikasikan
sebagai “bukan makanan”. Dengan kata lain, makanan adalah suatu konsep
budaya, suatu pernyataan yang sesungguhnya mengatakan “zat ini sesuai
bagi kebutuhan gizi kita.” Dalam kebudayaan bukan hanya makanan saja
yang dibatasi atau diatur, akan tetapi konsep tentang makanan, kapan
dimakannya, terdiri dari apa dan etiket makan. Di antara masyarakat yang
cukup makanan, kebudayaan mereka mendikte, kapan mereka merasa lapar
dan apa, serta berapa banyak mereka harus makan agar memuaskan rasa
lapar. Jadi dengan demikian, nafsu makan lapar adalah suatu gejala yang
berhubungan namun berbeda.
Nafsu makan, dan apa yang diperlukan untuk memuaskan adalah
suatu konsep budaya yang dapat sangat berbeda antara suatu kebudayaan
dengan kebudayaan lainnya. Sebaliknya, lapar menggambarkan suatu
kekurangan gizi yang dasar dan merupakan suatu konsep fisiologis.
Makanan selain penting bagi kelangsungan hidup kita, juga penting bagi
pergaulan sosial, yang mempunyai simbolik antara lain sebagai berikut:
1. Makanan sebagai ungkapan ikatan sosial: Barangkali di setiap
masyarakat, menawarkan makanan (dan kadang-kadang minuman)
adalah menawarkan kasih sayang, perhatian, dan persahabatan.
Menerima makanan yang ditawarkan adalah mengakui dan menerima
perasaan yang diungkapkan dan untuk membalasnya.
2. Makanan sebagai ungkapan dari kesetia-kawanan kelompok:
Makanan sering dihargai sebagai lambang-lambang identitas suatu
bangsa atau nasional. Namun tidak semua makanan mempunyai nilai
lambang seperti ini. Makanan yang mempunyai dampak yang besar
adalah makanan yang berasal atau dianggap berasal dari kelompok itu
sendiri dan bkan yang biasanya dimakan di banyak negara yang
berlainan atau juga dimakan oleh banyak suku bangsa.
3. Simbolisme makanan dalam bahasa: Pada tingkatan yang berbeda,
bahasa mencerminkan hubungan-hubungan psikologis yang sangat
dalam di antara makanan, persepsi kepribadian, dan keadaan emosional.
Dalam bahasa Inggris, yang pada ukuran tertentu mungkin tidak
tertandingi oleh bahasa lain, kata-kata sifat dasar yang biasa digunakan
untuk menggambarkan kualitas-kualitas makanan digunakan juga untuk
menggambarkan kualitas-kualitas manusia. Kedudukan nilai-nilai budaya
ini pada tiap komunitas adat tentu tidak sama, demikian pula orientasi dari
nilai-nilai itu pada tiap komunitas. Makanan dalam konteks kultur nilai-nilai
budaya meliputi, pilihan rasional terhadap jenis makanan, cara memasak,
kesukaan dan ketidaksukaan, kearifan kolektif, kepercayaan, dan
pantangan-pantangan yang berkaitan dengan produksi, persiapan dan
konsumsi makanan. Ini semua adalah sebagai kompleks kebiasaan
makan.
Koentjaraningrat menyatakan sistem nilai budaya terdiri dari
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai
dalam hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi
sebagai pedoman tertinggi bagi kelakukan manusia. Sebagai bagian dari
adat-istiadat dan wujud ideal dari kebudayaan. Sistem nilai-budaya seolah-
50
olah berada diluar dan di atas dari para individu yang menjadi warga
masyarakat yang bersangkutan.
Para individu itu sejak kecil telah diresapi dengan nilai-nilai budaya
yang hidup dalam masyarakatnya sehingga konsepsi-konsepsi itu sejak
lama telah berakar dalam alam jiwa mereka. Itulah sebabanya nilai-nilai
budaya tadi sukar diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam waktu singkat.
Clyde Kluckhohn mengatakan semua sistem nilai budaya dalam
semua kebudayaan di dunia, mengalami lima masalah pokok dalam
kehidupan manusia, yaitu:
a. Hakekat hidup
b. Hakekat karya
c. Hakekat kedudukan dalam ruang atau waktu;
d. Hakekat hubungan dengan alam sekitar; dan
e. Hakekat hubungan dengan sesamanya.
Peradaban dan budaya makan bagi pelbagai golongan etnik di dunia
merupakan warisan tingkah laku jaman ke jaman. Bagi mereka, cara yang
terbaik untuk menikmati hidangan makanan ialah dengan menggunakan
cara yang dipraktekan oleh kelompok etnik masing-masing.
Budaya makan dengan menggunakan tangan biasanya diamalkan
oleh masyarakat di Timur Tengah, India dan beberapa negara di Asia
Tenggara. Lazimnya, tangan dibasuh sebelum dan seusai makan. Tangan
lebih bersih jika dibandingkan dengan sendok ataupun garpu yang dibasuh
oleh seseorang yang kemungkinan tidak dapat dipastikan kebersihannya.
Masyarakat Islam dan Hindu menggunakan tangan kanan untuk menyuap
makanan. Mereka biasanya makan bersila dengan hidangan makanan
diletakkan di tengah-tengah tamu.
Misalnya, masyarakat yang menggunakan kayu sumpit biasanya
menggunakan mangkuk sup dan mangkuk nasi masing-masing sewaktu
menikmati hidangan. Mereka akan duduk di meja makan dan menggunakan
kayu sumpit untuk mengambil lauk-pauk. Budaya makan seperti ini telah
memungkinkan penggunaan mangkuk nasi dan kayu sumpit yang
diperuntukkan bagi setiap keluarga.
Pada masyarakat Barat di awal kurun ke-17, sendok, garpu dan pisau
digunakan di meja makan. Penggunaan kayu sumpit di masyarakat Cina
berawal pada kurun kedua sebelum masehi. Budaya makan masyarakat
Jepang, Korea dan Vietnam kuat dipengaruhi oleh budaya China yang juga
menggunakan kayu sumpit untuk makan.
Makan menggunakan tangan umumnya digunakan masyarakat di
Asia (terkecuali di China, Jepang, Korea dan Vietnam). Tangan adalah alat
utama untuk mengambil dan menyuap makanan ke dalam mulut. Jika ada
benda yang membahayakan, tanganlah yang akan memberi tanda seperti
duri, tulang ikan atau tulang ayam. Soal kotoran pada tangan tidak akan
timbul karena adat istiadat menyarankan sebelum makan diwajibkan terlebih
dahulu mencuci tangan dan hanya tangan kanan saja yang diajarkan untuk
menyentuh makanan. Hikmah tangan adalah bahwa jari-jemari manusia
mengandungi sejenis kimia yang akan memudahkan mencernakan makanan
didalam perut. Ini terbukti apabila orang tua di jaman dulu melarang kita
menyentuh makanan yang mau disimpan dengan tangan karena akan
menjadi basi.
51
3. Pola Konsumsi Pangan Dan Gizi Penduduk
a. Makanan Sebagai Identitas Kelompok
52
Makanan adalah icon keunggulan budaya masyarakat. Semakin
variatif makanan itu dikenal publik semakin tinggi apresiasinya masyarakat
daerah itu, semakin luas distribusi wilayah pasar dari makanan tersebut,
menunjukan kualitas makanan tersebut diakui oleh masyarakat.
53
ilmu gizi yang menyebar di masyarakat, pemberian makanan pra-ASI yang
salah semakin berkurang.
Pada kalangan anak-anak dan remaja, pola konsumsi makanan
dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang menganggap bahwa makanan
memiliki pantangan atau tabu untuk dimakan. Contohnya bagi anak-anak
dan balita dilarang memakan makanan yang asam, pedas, anyir, karena
dapat mengakibatkan perut menjadi panas bahkan sakit perut. Di era
globalisasi, pola konsumsi anak-anak dan remaja beralih ke makanan cepat
saji (fast food), snack, dan konsumsi gula yang berlebihan. Hal tersebut
dapat memperburuk status gizi dan kesehatan.
Masyarakat beralih pada tempat-tempat yang menjual makanan
cepat saji, yaitu restoran, cafe, pizza hut, dan outlet-outlet lainnya.
Kepercayaan masyarakat terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi
pola konsumsi pangan pada setiap kalangan. Perubahan pola konsumsi
pangan tersebut dapat menjadikan status gizi lebih baik ataupun menjadi
semakin buruk.
54
berukuran, luar kota supermarket-, menjual berbagai macam makanan dari
seluruh dunia.
Tidak seperti pengolahan makanan, ritel makanan adalah pasar
lapis dua di mana sejumlah kecil sangat besar perusahaan mengendalikan
sebagian besar supermarket. Raksasa supermarket menggunakan daya beli
yang besar atas petani dan prosesor, dan pengaruh yang kuat atas
konsumen. Namun demikian, kurang dari sepuluh persen dari belanja
konsumen pada makanan pergi ke petani, dengan persentase lebih besar
akan iklan, transportasi, dan perusahaan menengah.
1. Kalkun:
Ada mitos yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi kalkun menyebabkan
kantuk. Hal itu tidak benar, rasa kantuk seseorang disebabkan oleh
kandungan tryptophan atau asam amino dalam tubuh. Daging kalkun tidak
memiliki asam yang memungkinkan terciptanya zat-zat tersebut. Daging
kalkun memiliki banyak kelebihan karena selain bergizi tinggi, dapat
menyembuhkan penyakit. Di samping itu, daging kalkun membantu
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Masih banyak manfaat daging kalkun
seperti mencegah penuaan dini. Daging kalkun diyakini memiliki kandungan
protein 34,3 persen atau setara dengan dua kali daging sapi dan sangat baik
55
untuk mengganti sel tubuh yang rusak. Selain itu, daging kalkun memiliki
kandungan asam amino dan lysine yang banyak dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan otak dan kecerdasan anak mulai 3-6 tahun.
Daging kalkun mempunyai kandungan rendah lemak yang bisa menghindari
kelebihan kolesterol. Daging kalkun juga mengandung energi yang lebih
tinggi dari ayam maupun telur ayam.
2. Kolostrum
Pada mitos yang salah disebutkan bahwa ASI pertama atau kolostrum (yang
berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi, karena ASI pertama atau
kolostrum adalah susu basi. Mitos tersebut sangat tidak benar. Kolostrum
adalah zat terbaik bagi bayi. Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat
kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi menyusui
langsung akan merangsang ASI cepat keluar.
3. Kedelai
Mitos bahwa jika ingin hamil hindari kedelai.mitos ini tidak benar. Anak
adalah dambaan tiap pasangan suami istri. Namun untuk memperoleh
keturunan sangatlah salah apabila menghindari kedelai agar hamil. Kacang
kedelai dikenal sebagai makanan terbaik kadar proteinnya, dapat mencapai
35 persen daripada beratnya. Dikatakan bahwa kacang kedelai dibandingkan
dengan beratnya dapat menghasilkan dua kali protein daging, empat kali
telur, empat kali gandum, lima atau enam kali roti dan dua belas kali susu.
Ternyata protein kacang kedelai bukan saja jumlahnya yang banyak, tetapi
juga mempunyai kualitas yang baik.
Kedelai terkenal sebagai makanan antikanker. Dalam kedelai terdapat
sejumlah zat yang secara bersama-sama saling menguatkan dalam
menghabisi benih kanker. Senyawa inhibitor protease kedelai, yang punya
nama khusus inhibitor Bowman-Birk, ampuh melumpuhkan berbagai jenis
kanker. Daya bunuh kanker tersebut dibantu serat kasar kedelai, yang
kadarnya lumayan tinggi (2 gram per 100 gram). Dalam hal melawan kanker,
inhibitor protease dan serat kasar bekerja sama dengan genistein. Senyawa
satu ini akan menghentikan pembentukan suatu enzim pemasok “makanan”
bagi benih kanker dan merusak lintasan penyalurannya. Karena pasokan
makanannya dihabisi, maka terhenti pulalah pertumbuhan kanker. Itulah
sebabnya mengapa kedelai dipastikan mampu mencegah dan membantu
penyembuhan segala jenis kanker. Dari kanker usus besar, kanker paru-
paru, kanker kulit, kanker payudara, kanker prostat, hingga kanker darah
(leukimia).
4. Es Krim
Ada kaliamat yang berbunyi “ Tidak boleh makan es krim ”. Pantangan ini
benar bagi anak yang alergi dingin. Pemicu alergi ada bermacam-macam,
antara lain udara / benda dingin, debu, bulu binatang, dan sebagainya. Pada
kasus di mana anak sedang pilek batuk karena alergi dingin, sebaiknya ia
dihindarkan dari es krim. Es krim itu sendiri sebetulnya bagus dan
bermanfaat. Selain enak, banyak susu dan proteinnya, juga segar. Kalau
anak dalam kondisi sehat sehat, tidak apa-apa asal jangan berlebihan.
Es krim kerapkali menjadi momok para orangtua yang tidak ingin anak-
anaknya pilek, gigi berlubang atau sakit tenggorokan gara -gara terlalu
dingin. Padahal es krim yang berkualitas tinggi sebenarnya tidak
56
menyebabkan pilek, kegemukan apalagi gigi berlubang selama dikonsumsi
dengan tepat. Pilek yang dialami anak-anak ketika makan es tidak ada
hubungannya dengan es yang dimakannya. Pilek terjadi karena adanya virus
yang menempel dan terbawa masuk ke saluran pernapasan atas. Sementara
gigi berlubang bisa dihindari bila setiap kali usai makan es, anak berkumur
atau menyikat giginya, sehingga sisa-sisa makan atau gula yang ada di
dalam es akan berkurang atau hilang. Kegemukan, tidak akan terjadi bila
kebutuhan menu gizi seimbang terpenuhi sebelum mengonsumsi es krim.
Jangan sampai belum makan, anak sudah diberi es krim. Susu meskipun
baik tidak dianjurkan sebagai makanan utama anak. Susu hanyalah
makanan pelengkap. Sekarang ini ada es krim yang disajikan mengandung
kalsium. Bahan ini sangat penting dalam pembentukan gigi dan tulang anak.
Bertumbuhnya gigi dan tulang akan mendukung kemampuan motorik anak.
Tentu saja, karena anak yang keropos tulangnya tidak akan mampu
melakukan banyak aktivitas. Padahal aktivitas yang banyak juga diperlukan
anak bagi berkembangnya otak mereka. Makin banyak aktivitas, jaringan
otak akan semakin berkembang dan tumbuh.
5. Kacang dan Coklat
Jangan sering makan kacang dalam jumlah yang banyak, nanti timbul
jerawat di wajah. Demikian mitos seputar jerawat yang kebenarannya masih
menjadi pro dan kontra di antara para pakar kecantikan. Selain kacang,
konon coklat juga menjadi musuh utama bagi para wanita yang wajahnya
mudah ditumbuhi jerawat. American Academy of Dermatology, sebuah
institusi untuk urusan kecantikan kulit, adalah salah satu badan yang
berpendapat bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan seperti kacang,
coklat atau ice cream. Namun sebuah hasil riset, membuktikan hal yang
bertolak belakang. Colorado State University Department of Health and
Exercise, menyarankan untuk mengurangi gula dan makanan yang kadar
karbohiodratnya tinggi. Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat
meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu
produksi hormone androgen yang membuat kulit jadi berminyak.
Pada diet seseorang, coklat sangat dihindari. Dark chocolate sebetulnya
justru baik untuk kesehatan karena mengandung flavenol yang berperan
sebagai antioksidan dalam tubuh. Tetapi permen cokelat seringkali sarat
dengan gula untuk mengurangi rasa pahit flavenol tadi. Ini yang memicu
kegemukan. Menurut para ahli cokelat pekat baik untuk mencegah kepikunan
dan stres. Segenggam kacang-kacangan dan biji-bijian dapat meningkatkan
asupan vitamin B kompleks, zat besi, magnesium, kalsium, vitamin E,
selenium, potassium, seng, dan asam lemak Omega-6. Semua zat gizi
tersebut merupakan kunci utama untuk fungsi otak dan produksi energi.
Anak-anak yang kekurangan vitamin B kompleks akan merasa mudah lelah,
lesu, dan sulit mempertahankan konsentrasi. Kacang-kacangan dan biji-bijian
juga sumber protein tapi ada jenis tertentu yang kaya lemak jenuh, sehingga
hanya boleh dikonsumsi seperlunya.
57
6. Terong
Apakah benar terong menyebabkan loyo atau impotensi? Belum ada
pembuktian ilmiah mengenai hal ini. Mungkin lantaran orang begitu terpaku
pada persamaan bentuk terung dengan penis. Padahal, meski sepintas
terlihat sama, penis dipenuhi pembuluh-pembuluh darah yang otomatis akan
terisi penuh begitu terjadi peningkatan libido atau dalam keadaan
terangsang. Sementara terung, diapa-apakan pun akan tetap loyo karena
strukturnya memang berbeda.
Mengkonsumsi terong sebagai sayuran adalah tabu bagi para lelaki, karena
akan memperlemah kejantanan mereka. Hal inipun tidak tepat, karena di
dalam sayuran terong baik yang berkulit kehijauan maupun berwarna ungu
ditemukan banyak sekali khasiat positif bagi tubuh, al. tyrosine yang akan
membersihkan kulit yang hiperpigmentasi (flek hitam). Selain itu sebagai
sumber karbohidrat dan banyak trace elements yang dikandungnya dan
sangat penting untuk kesehatan.Terong bisa meningkatkan libido seksual
karena mengandung Fosfor dan Magnesium. Patut diketahui juga, terong
mengandung Saponin. Senyawa ini berperan dalam pembuatan hormon seks
pria.
Terong mempunyai nilai yang tinggi baik sebagai makanan maupun sebagai
obat. Vitamin B2 dalam teromg jauh lebih banyak daripada sayuran lain.
Terong diberikan untuk menangani keluhan liver dan meningkatkan
metabolisme kolesterol. Ekstrak cairnya membatasi aktivitas choline esterase
pada plasma manusia. Terong dapat dijadikan acar atau dikeringkan dan
disimpan. Akarnya merupakan obat antiasma dan stimulant umum. Jusnya
digunakan untuk mengobati autis. Akarnya yang ditumbuk dipakai untuk
mengobati borok di hidung. Bijinya mengandung lemak jenuh.
7. Nanas dan Pisang
Ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi pisang dan nanas. Mitos ini sangat
dipercaya oleh sebagian masyarakat di Jawa, karena bisa mengakibatkan
keputihan. Konsumsi pisang dan nanas justru disarankan karena kaya akan
vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan
melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan. Adapun keputihan
tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah melahirkan adalah
normal apabila ibu mengalami keputihan. Kecuali jika keputihan tersebut
terinfeksi bakteri, jamur, dan virus yang biasanya dengan keluhan gatal, bau,
dan warnanya kekuningan atau kecoklatan.
Mungkin Anda pernah mendengar bahwa nanas dan pisang menyebabkan
becek ? Padahal, tak ada bukti ilmiahnya. Jadi, sama sekali tidak beralasan
karena takut dan membatasi diri untuk menyantapnya. Apalagi, tidak ada
kaitan jelas antara mengonsumsi buah-buahan tersebut dan kerja organ-
organ seksual, baik pria maupun wanita.
Nanas dan pisang justru mengandung zat-zat tertentu yang dibutuhkan
tubuh, terutama vitamin C dan kalium dalam pisang yang justru berkhasiat
menahan cairan tubuh. Lagi pula kondisi basah sebetulnya merupakan
58
pertanda alamiah bahwa pihak istri telah siap menerima kehangatan dari
suaminya. Sementara kondisi kering malah akan menimbulkan lecet dan
rasa sakit yang bakal menyiksa keduanya. Boleh dibilang yang paling
berperan dalam hal ini adalah sensitivitas dan kekencangan otot-otot tubuh,
terutama otot-otot dasar panggul yang melingkari tulang organ kelamin.
Kedua hal inilah yang amat berperan menentukan daya cengkeram sekaligus
meningkatkan kualitas hubungan suami-istri. Jadi, pada mereka yang
sensitivitasnya tidak mengalami gangguan, tersentuh sedikit saja sudah akan
terbangkitkan gairahnya. Jika pun menurun tingkat kepekaannya, entah pada
bagian-bagian tertentu atau justru seluruh tubuh, masih memungkinkan untuk
diterapi lewat pengobatan dan pelatihan. Sambil tak lupa menggali akar
permasalahannya kenapa bisa terjadi demikian, mengingat akibatnya
dirasakan secara fisik, meski awalnya bersifat psikis.
Pendapat lain adalah “Nanas mengakibatkan keguguran“. Pendapat ini
belum dibuktikan secara medis. Tetapi bagi beberapa orang, nanas bisa
menyebabkan gangguan lambung, terlebih asam lambung memang
meningkat dikala hamil. Tentu orang yang sensitive lambungnya terhadap
nanas, sebaiknya menghindari buah ini dikala hamil. Tetapi bagi mereka
yang aman-aman saja terhadap nanas justru baik menyantap buah ini. Tak
lain karena nanas mengandung vitamin A dan C serta mengandung enzim
bromelin yang baik untuk mencerna protein. Apalagi bila nanas ada pada
acar dan beberapa masakan dengan variasi olahan menggunakan nanas.
Pisang bisa membuat gemuk. Mungkin pernyataan ini sudah akrab di telinga
Anda. Tetapi, apakah pernyataan ini benar? Pisang merupakan buah yang
sarat gizi, hampir tidak mengandung lemak dan mudah dicerna. Karbohidrat
didalam pisang sekitar 23-35%, lemak 0,2% dan seperti bahan nabati
lainnya, pisang bebas kolesterol. Sebanyak 100 gram pisang akan
memberikan kalori sebesar 120 kalori. Buah ini juga kaya kalium dan
mengandung magnesium, selenium, besi dan vitamin-vitamin serta bebas
Natrium.
Pisang kaya dengan vitamin B-6 yang dibutuhkan untuk kesehatan mental
seseorang. Kekurangan vitamin B-6 ini dapat menyebabkan seseorang
mudah lelah dan marah serta susah tidur. Mengkonsumsi satu setengah
buah pisang setiap hari akan mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin
B-6 ini. Menyantap makanan kaya kalium dan vitamin B6, khususnya pisang
segar (bukan pisang rebus atau pisang goreng) juga dapat mengurangi rasa
nyeri, ngilu dan sakit pada persendian. Mengkonsumsi pisang 3-4 kali sehari
bahkan dipercaya dapat membantu mengurangi gejala radang sendi
(arthritis). Pisang merupakan makanan kaya kalium. Satu buah pisang
berukuran sedang mengandung 467 mg kalium, yang memberikan 13%
kebutuhan kalium harian. Data penelitian menunjukkan bahwa pengambilan
kalium oleh tubuh berhubungan dengan efek penurunan tekanan darah.
Pada tahun 2001, FDA (Food and Drug Administration; semacam Badan
POM di USA), menyetujui bahwa makanan yang merupakan sumber kalium
59
dan rendah natrium barangkali dapat mengurangi resiko terjadinya
peningkatan tekanan darah dan stroke. Sebagai sumber kalium, pisang
dapat membantu mengurangi resiko peningkatan tekanan darah.
Pada New England Journal of Medicine bahkan disebutkan, bahwa
mengkonsumsi satu buah pisang sehari dapat menurunkan resiko stroke
sampai 40%. Jika anda merasa lesu di antara waktu makan, ambil saja
pisang. Gula buah yang terkandung di dalamnya (yang tergolong karbohidrat
sederhana), akan mudah dicerna dan masuk ke aliran darah sehingga
menghasilkan energi instant. Selain itu, dengan pasokan kalium dari pisang,
jaringan otot akan bertenaga kembali selama beberapa saat sebelum tubuh
mendapatkan pasokan energi darurat dari makanan utama. Karena hal ini
pula, tidak heran jika para atlet terutama atlet tennis seringkali
mengkonsumsi pisang sebelum dan pada saat bertanding untuk pengusir
lelah dan pemberi tenaga.
The Food Pharmacy oleh Jean Carper, pisang bahkan disebut sebagai
makanan mujarab bagi penderita penyakit mag. Barangkali sifat spasmolitik
pisang, yang menurunkan kerja lambung dan mengurangi sekresi enzim
serta asam lambung, turut berperan dalam menghasilkan khasiat ini.
Kandungan pektin yang tinggi didalam pisang juga dapat melindungi selaput
lendir lambung terhadap pengaruh asam lambung dan enzim (pepsin).
Pisang juga kaya serat makanan atau karbohidrat kompleks yang akan
membantu memperlancar buang air besar dan sangat baik untuk mencegah
kanker usus besar.
8. Telur
Ibu hamil dilarang mengkonsumsi telur, karena dikhawatirkan ASI-nya bebau
amis. Mitos tersebut tidak benar. Telur mengandung protein hewani yang
sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu, seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat akn bahaya kolesterol, selain daging, kuning telur kini
termasuk makanan yang dihindari. Padahal, para ahli kini menyimpulkan
bahwa telur tidak mempengaruhi kadar kolesterol secara signifikan. Bukan
kolesterol yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, tetapi lemak
jenuh. Telur diketahui hanya mengandung sedikit lemak jenuh.
Mengkonsumsi telur bisa memperbaiki kadar lipid (kolesterol) seseorang
yang kolesterolnya naik saat mengkonsumsi makanan kaya kolesterol.
Ada begitu banyak nutrisi penting dalam sebutir telur. Sebut saja choline,
yang sangat penting untuk fungsi otak dan kesehatan. Satu buah kuning telur
mengandung lebih dari 25 persen kebutuhan choline setiap hari. Orang
dewasa membutuhkan 425 gram choline per hari, sedangkan anak balita
butuh 250 gram per hari. Sebuah penelitian mengungkapkan konsumsi
choline yang cukup bias menurunkan risiko kanker payudara.
Telur juga mengandung antioksidan serta lutein yang membantu mencegah
gangguan penglihatan akibat penuaan dan katarak. Kadar lutein dalam telur
bahkan lebih banyak dibanding pada sayuran berdaun hijau. Telur
mempunyai kandungan zat gizi yang cukup tinggi, antara lain mengandung
60
delapan asam amino esensial yang baik untuk pertumbuhan anak dan
kesehatan tubuh. Selain itu, telur juga mengandung mineral selenium (Se).
Pria membutuhkan asupan selenium untuk pembentukan kualitas dan
kuantitas sperma. Satu butir telur dapat menghasilkan 10 persen dari total
kebutuhan tubuh terhadap selenium. Telur juga mengandung vitamin D yang
dapat membantu penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang. Selain itu,
telur juga mengandung vitamin E. Kombinasi antara selenium dan vitamin E
berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko kerusakan sel
tubuh akibat radikal bebas. Telur juga diketahui sebagai sumber vitamin B12,
vitamin B6, dan folat yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh dan melindungi
sel-sel saraf. Kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan sel-sel saraf. Wanita hamil yang kekurangan vitamin B12
mempunyai risiko anaknya akan mengalami kerusakan pada sistem saraf.
9. Jeruk
Ada mitos yang menyatakan bahwa jeruk menyebabkan meningkatkan lendir
pada paru bayi dan resiko kuning saat bayi lahir. Justru jeruk sumber vitamin
C yang tinggi. Kandungan jeruk bukan hanya vitamin C tinggi, tetapi juga
potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, dan lain
sebagainya.
Kelebihan jeruk, mengandung serat tinggi. Walau begitu, tidak mengandum
sodium, lemak, dan kolesterol, karena itu aman bagi yang berdiet. Serat
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma dengan cara
mengganggu proses reabsorpsi asam empedu.
Vitamin C dalam jeruk berperan menyerap zat besi non-organik (zat besi dari
makanan non-hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu
penyembuhan penyakit. Vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang
dapat mencegah kerusakan sel serta penyakit jantung dan kanker. Vitamin C
berguna sekali bagi mereka yang menderita infeksi atau penyakit yang telah
berlarut-larut.
10. Makanan Laut
Mungkin kita sering mendengar ungkapan bahwa ibu hamil dilarang
mengkonsumsi ikan laut karena menyebabkan ASI berbau amis dan luka
jahitan sulit kering. Mitos tersebut tidak benar. Justru ikan laut mengandung
protein yang sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mengganti sel-sel rusak.
Ada juga pernyataan bahwa salah satu cara menurunkan kolesterol dengan
pantang makanan laut. Tidak perlu menghindari makanan laut sama sekali.
Kuncinya adalah konsumsi dalam jumlah wajar karena makanan laut
memang mengandung kolesterol. Kadar kolesterol dalam tubuh sebagian
besar dipengaruhi oleh lemak jenuh dan trans fatty acid. Keduanya ini
terdapat dalam daging merah dan makanan kemasan olahan. Trans fatty
acid terdapat di snack kemasan, gorengan, atau margarin yang berisi minyak
hydro genated.
Protein, zat besi, serta asam lemak omega-3 dalam makanan laut bisa
membantu meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Menurut penelitian yang
61
dilakukan di Inggris, kekurangan konsumsi makanan laut selama masa
kehamilan bisa mengakibatkan lemahnya kemampuan verbal, gangguan
perilaku, serta masalah tumbuh kembang lain pada anak.
Ikan dan kerang-kerangan saat ini sudah terbukti merupakan makanan yang
baik untuk otak. Makanan-makanan tersebut mengandung asam lemak
esensial yang bermanfaat, yakni Omega-3, serta sejumlah vitamin,
mineral,dan asam amino. Asam lemak omega-3 jenin DHA dan EPA yang
banyak ditemukan dalam ikan berminyak terbukti berperan sangat penting
untuk kesehatan dan perkembangan fungsi saraf dan otak. Minyak hati ikan
cod yang menjadi favorit pada zaman dulu, ternyata bukanlah sumber utama
lemak esensial untuk anak-anak karena sisa polutan yang tersimpan dalam
hati ikan cod.
Asam lemak esensial tidak dihasilkan di dalam tubuh, karena itu kita harus
mendapatkannya dari luar, yaitu dari makanan. Ada kekhawatiran bahwa
makanan modern tidak mengandung cukup lemak Omega-3. Kekurangan zat
gizi ini dikaitkan dengan lemahnya konsentrasi dan memori, disleksia,
masalah perilaku, kesulitan belajar, juga hiperaktif pada beberapa anak yang
sensitive.
Ikan juga merupakan sumber kolin, yaitu nutrisi yang diperlukan (bersama
lesitin dan vitamin B kompleks) untuk menghasilkan bahan kimia asetilkolin di
otak, agar memori dapat bekerja cepat dan meningkatkan kemampuan
belajar. Kerang-kerangan merupakan sumber seng, mineral penting bagi
kemampuan memori dan konsentrasi otak. Penelitian menunjukkan bahwa
kekurangan sedikit saja seng dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
fungsi mental. Akibatnya, anak menjadi sensitif, suasana hati mudah
berubah, dan hilang nafsu makan. Bila kekurangan tersebut teratasi,
biasanya kemampuan memori akan membaik kembali. Hidangan laut juga
mengandung asam amino tirosin, yang dikaitkan dengan peningkatan energi
mental dan kewaspadaan jika digunakan bersama vitamin B kompleks dalam
jumlah cukup, yang penting untuk produksi energi.
11. Nasi
Nasi adalah makanan pantangan bagi seseorang yang sedang menjalankan
diet. Karena nasi dianggap pemicu bertambahnya berat badan. Nasi adalah
karbohidrat yang sangat diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga. Bila nasi
yang dikonsumsi dalam jumlah banyak memang dapat menyababkan
kegemukan. Tetapi nasi dikonsumsi sehari tiga kali dalam porsi normal,
sama sekali tidak menyebabkan gemuk. Olahraga dipadukan dengan diet
seimbang tetap merupakan cara terbaik menurunkan berat badan.
Nasi adalah salah satu sumber alami vitamin B5, yang telah dibuktikan oleh
penelitian berguna untuk meningkatkan daya ingat atau memori otak. Selain
itu, Vitamin B5 juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan juga
penting dalam proses biosintesa asam lemak, lemak, protein dan
karbohidrat.
62
12. Keju
Sebagian masyarakat meyakini bahwa keju menyebabkan kegemukan.
Sehingga tidak sedikit dari mereka yang menghindari konsumsi keju.
Sebenarnya tidak perlu menyingkirkan keju asalkan dikonsumsi secukupnya.
Keju pasti berbahan dasar susu segar. Tahap pemadatan dan fermentasi
selama proses pembuatan semakin meningkatkan nilai gizi keju. Kandungan
protein keju lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu segar. 100 gram keju
rata – rata mengandung 22,8 gram protein, sedangkan susu segar hanya 3,2
per 100 gram. Begitu juga dengan kandungan kalsium, Keju mengandung
777 mg kalsium dan susu segar hanya sekitar 143 mg kalsium setiap 100
gram berat bahan. Selain kandungan nutrisi di atas, keju juga tinggi
karbohidrat lemak, zat besi, lemak, dan fosfor.
Mengkonsumsi keju dapat mengurangi gejala sindrom pramenstruasi dan
memperkuat tulang. Kandungan beragam mineral yang tinggi pada keju
sangat baik untuk melindungi gigi dari karies, ini dikarenakan unsur tadi
dapat memperkuat mineralisasi email pada gigi.
13. Alpukat
Buah yang lezat ini jangan sering-sering dimakan karena kandungan
lemaknya tinggi. Memang ada benarnya juga, tapi lemak yang terkandung di
dalam buah lezat ini adalah lemak baik alias HDL. Di dalam alpukat juga
terdapat biotin, Magnesium, seng dan asam folat. Juga mengandung Vitamin
C dan E yang baik untuk kesehatan kulit kita dan membuat kita awet muda.
Dibanding lemak dalam french fries, gorengan, makanan hewani, jelas satu
gelas alpukat kocok atau jus alpukat jauh lebih baik.
Jenis lemak yang dikandung alpukat termasuk lemak tak jenuh, sehingga
mudah dicerna dan berguna bagi tubuh. Kandungan lemak ini memberikan
energi yang cukup tinggi dengan rasa yang gurih dan lezat serta tidak pahit.
Buah alpukat banyak mengandung mineral yang berguna untuk mengatur
fungsi tubuh dan menstimulasi pertumbuhannya. Zat besi dan tembaga yang
terkandung di dalamnya membantu proses regenerasi darah merah dan
mencegah anemia. Buah alpukat juga merupakan sumber Vitamin E dan
beberapa Vitamin B. Kandungan serta buah alpukat secara simultan juga
dapat membantu proses pencernaan. Buah alpukat juga dapat menurunkan
kadar kolesterol yang tinggi karena mengandung karbohidrat dan lemak tak
jenuh.
14. Daging Kambing
Benarkah ibu hamil dilarang mengkonsumsi daging kambing ? Jawabannya
adalah ibu hamil boleh saja mengkonsumsi daging kambing dengan porsi
yang wajar, kecuali ibu hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau
penyakit jantung. Daging kambing mentah memiliki kandungan lemak 50
persen hingga 60 persen lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi,
akan tetapi kandungan proteinnya hampir sama. Daging kambing juga
memiliki kandungan lemak 42 persen hingga 59 persen lebih rendah jika
dibandingkan dengan daging domba.
63
Hal yang sama untuk daging kambing yang sudah dimasak, presentase
lemak jenuh daging kambing 40 persen lebih rendah jika dibandingkan
dengan daging ayam (tanpa kulit) dan masing-masing 850 persen, 1100
persen, dan 900 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi,
babi, dan domba. Kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir
sama dengan daging sapi, domba, babi, dan ayam dan lebih rendah jika
dibandingkan dengan beberapa produk susu dan daging ayam olahan dan
makanan laut. Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 mg
persen, sedangkan untuk daging sapi, ikan, dan domba adalah 70 mg
persen. Kandungan kolesterol daging babi dan ayam adalah 60 mg persen.
Daging kambing juga sumber lemak yang sehat dengan risiko
mengkonsumsi kolesterol yang minimum. Di samping itu, daging kambing
mengandung lebih banyak zat besi, potasium dan tiamin yang berhubungan
dengan kandungan garam yang lebih rendah. Daging kambing mengandung
semua asam amino esensial dan mengandung lebih rendah kalori. Oleh
karena itu, daging kambing tergolong ke dalam bahan makanan yang
bersahabat dan sehat untuk dikonsumsi, asalkan saja tidak secara
berlebihan.
15. Yoghurt
Ibu hamil tidak boleh minum yoghurt. Tidak ada penelitian yang mendukung
pernyataan ini. Jadi pernyataan ini hanya mitos belaka. Lagipula yoghurt itu
baik untuk melancarkan pencernaan ibu hamil. Yang mana semenjak dalam
kehamilan tidak jarang ibu hamil mengalami namanya sembelit.
Yoghurt memiliki gizi yang lebih tinggi dibanding susu segar. Kandungan
lemaknya pun juga lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang
menjalankan diet rendah kalori. Yoghurt juga dapat membantu proses
penyembuhan lambung dan usus yang luka. Meminum yoghurt secara
teratur dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu juga
yoghurt diyakini baik untuk memperpanjang umur.
Yoghurt dapat membantu penderita lactose intolerance. Penyebabnya adalah
defisiensi/kekurangan enzim pencerna laktosa. Sehingga setiap kali minum
susu, butiran laktosanya akan tertinggal di permukaan lubang usus halus dan
menyerap air dari sekitarnya yang kemudian memunculkan diare. Dalam
yoghurt, laktosa susunya sudah dipecah oleh bakteri baik Lactobacillus
bulgaricus melalui proses fermentasi, hingga mudah diserap tubuh. Itulah
mengapa yoghurt sangat disarankan sebagai pengganti susu bagi orang /
anak yang tidak mampu mencerna laktosa dengan baik. Dengan minum
yoghurt, anda dan si kecil tidak akan diare lagi. Yoghurt dapat menghambat
pathogen flora usus pengonsumsi yoghurt terbukti sulit ditumbuhi kuman-
kuman patogen atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan
terhambatnya pertumbuhan sekaligus matinya mikroba patogen dalam
lambung dan usus halus bisa menghindari munculnya berbagai penyakit
akibat infeksi atau intoksikasi mikroba. Dengan kata lain, mengonsumsi
yoghurt secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan saluran
64
pencernaan. Mengkonsumsi antibiotik memang berfungsi mematikan kuman,
namun ia tidak pandang bulu mana kuman yang perlu dibunuh dan mana
yang sebetulnya tidak perlu dimusnahkan.sebenarnya ada kuman yang
harus berada di saluran cerna guna menjaga keseimbangan flora usus.
Yoghurt dapat menetralisir efek samping antibiotik ini. Yoghurt sebagai
antikanker saluran cerna. Bakteri-bakteri yang berperan dalam yoghurt dapat
mengubah zat-zat prekarsinogenik (zat-zat pemicu kanker) yang ada dalam
saluran pencernaan, hingga mampu menghambat terjadinya kanker. Yoghurt
dapat mencegah jantung koroner. Bakteri baik yakni, Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococus yang terdapat dalam yoghurt, akan menghasilkan asam
folat dan vitamin B kompleks, kedua vitamin ini berguna mencegah
munculnya penyakit jantung koroner.
65
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PANGAN DAN GIZI
1. TEKNOLOGI PERTANIAN
a. Pengertian
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu
pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca
panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin sekaligus dapat
meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Dalam teknologi pangan,
dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses
yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di
antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, dan
sebagainya.
Sejarah teknologi pangan dimulai saat Nicolas Appert mengalengkan
bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat
ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan
ilmu pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan berdasarkan
ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk
mencegah kerusakan mikroba pada proses fermentasi anggur setelah
melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur
juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu
pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di
dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek,
disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan
sejarah perkembangan institusi, bidang IPTEK, SDM (Staff, lulusan),
prasarana dan fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja,
industri dan perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan
trend konsumsi pangan.
66
direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk
serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi
lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
- Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji
kopi demi mengurangi kadar kafeina pada kopi. Biji kopi kering diproses
menggunakan uap hingga kadar airnya menjadi sekitar 20%. Panas
diberikan untuk memisahkan kafeina dari biji kopi ke permukaan
kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafeina dari biji kopi.
Hingga tahun 1980-an, pelarut yang digunakan adalah pelarut
organik. Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik
yang digunakan untuk memisahkan kafeina di bawah kondisi super
kritis.
67
Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk
keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring
bertambahnya jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang,
pangan, dan papan akan semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan
pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup. Serta
bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi indikator
keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus bekerja
lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut. Tahap demi
tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.
Sekarang kita berada pada era informasi dimana semua informasi
apapun dapat kita peroleh dengan mudah melalui media-media pendukung
informasi seperti internet, televisi, media cetak, dan lain-lain. Dalam hal ini
dunia pertanian pun menggunakan teknologi informasi untuk mendukung
kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan. Teknologi informasi dan
komunikasi memiliki peranan penting dalam mewujudkan pertanian yang
modern secara tepat waktu.
Pada saat ini penguasaan terhadap teknologi informasi semakin
menguat. Kini teknologi informasi merupakan hal mutlak yang tidak bisa
ditawar lagi. teknologi informasi diyakini sebagai alat pengubah untuk
memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan
selanjutnya memperoleh manfaat yang sangat banyak dari teknologi
informasi. Teknologi informasi mempunyai peranan yang vital dalam segala
bidang, salah satunya pada bidang pertanian. Maka dengan memanfaatkan
teknologi informasi dengan baik maka pertanian di Indonesia akan lebih
maju.
Dunia pertanian pada zaman sekarang bergantung pada teknologi
informasi baik dalam bentuk apapun. Petani Indonesia membutuhkan
informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian. Informasi-informasi
tersebut dapat di peroleh dengan mudahnya pada era informasi ini melalui
media-media yang sudah tersebar di masyarakat luas. Informasi-informasi
hasil penelitian dan inovasi dalam bidang pertanian membantu upaya
peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga tercapailah
pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan
tentang pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk
pembangunan pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka
kemiskinan. Teknologi informasi dan komunikasi membantu memberikan
informasi yang relevan dan tepat waktu sehingga memudahkan petani untuk
mengambil keputusan dalam sebuah peluang dan menghasilkan produk
yang maksimal.
Dalam dunia pertanian komunikasi sangatlah penting dalam
membentuk jaringan antar petani maupun antar instansi yang mendukung
pembangunan pertanian. Masalah produksi komoditas pertanian yang sama
antar daerah yang menjadikan mutu harga dari komoditas hasil pertanian
tersebut kini tidak lagi menjadi masalah karena adanya komunikasi yang
terjalin antar petani di daerah lain. Sehingga petani dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam pengelolaan lahan pertaniannya. Begitu pun
juga dengan masalah-masalah lain yang dapat di atasi dengan
berkomunikasi antar satu dengan yang lainnya.
Maka dari itu, untuk mengelola usaha taninya, para petani
memerlukan berbagai informasi di bidang pertanian, seperti: kebijakan
68
pemerintah, hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, pengalaman petani
lain, serta informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan
sarana produksi dan produk pertanian. Sumber-sumber informasi tersebut
bisa mereka dapatkan salah satunya dengan mengakses internet. Dengan
mengakses internet, para petani bisa mendapatkan berbagai informasi
mengenai pertanian. Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengetahui
informasi terkini mengenai prospek pasar internasional yang berhubungan
dengan sarana produksi dan produk pertanian. Namun, pemerintah wajib
pula untuk memberikan penyuluhan kepada para petani dalam mewujudkan
produksi serta produk-produk pertanian yang berkualitas.
Internet terdapat banyak sekali informasi-informasi yang tersedia.
Baik dari berita, artikel, dan masih banyak lagi. Informasi yang tersedia
berasal dari banyak sumber yang berbeda-beda. Begitu juga informasi
tentang pertanian. Banyak informasi-informasi yang sudah tersedia di dunia
maya ini. Internet memberikan infomasi kepada petani tentang cara
penanaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan hewan, ramalan iklim,
irigasi dan harga pasaran. Internet juga membantu petani dalam koperasi.
Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan
tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga
pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal kegiatan
advokasi dan kerjasama
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar
selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para
petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para
petugas penyuluh pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi
tersebut dari internet.
Teknologi Informasi juga berperan terhadap pemasaran hasil
pertanian, berbagai macam bisnis saat ini sudah semakin adaptif terhadap
kemajuan teknologi informasi. Pola bisnis konvensional sudah tidak terlalu
sering dilakukan dan cenderung bergerak kearah bisnis dengan
memasarkan produknya ke dunia maya seperti pemasaran melalui media
web, transaksi online, bahkan pemasaran melalui jejaring sosial. Pemasaran
produk pertanian melalui internet tentunya lebih ekonomis daripada secara
konvensional. Para petani dapat dengan mudah mengetahui kebutuhan
pasar. Petani dapat mengkoordinasikan penanaman sehingga ketersediaan
di pasar selalu ada dan stabil serta harga jual normal. Dengan
berkomunikasi secara cepat, petani dapat menjual hasil pertaniannya secara
cepat pula.
Permintaan terhadap produk-produk pertanian tidak akan pernah
berhenti selagi manusia masih membutuhkan pangan, dan akan semakin
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
pula. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan
Korea sudah banyak petani-petani yang memasdarkan hasil pertaniannya
melalui internet. Mereka dapat memantau pemasaran melalui website yang
khusus dibuat untuk proses jual beli. Mereka dengan mudah memasarkan
hasil pertaniannya ke seluruh dunia dan biasa melakukan transaksi dengan
cara transfer, maka sangat canggih, praktis, dan tentunya lebih ekonomis,
serta efisien. Tak hanya untuk produksi. Ponsel, tanpa dukungan koneksi
internet sekalipun, juga bisa digunakan untuk memudahkan petani
memasarkan hasil pertanian.
69
Dalam pertanian berskala besar, teknologi informasi dan komunikasi
sangat membantu dalam proses pembangunannya. Salah satu diantara
contohnya adalah menggunakan program untuk membantu pemetaan
bidang lahan pertanian. Dengan begitu petani dapat dengan mudah
memperkirakan atau menganalisis hasil produksi pertaniannya, mengetahui
arah pengembangan, mengetahui denah penyabaran penyakit, dan lain-lain.
Dalam contoh lain yaitu menggunakan pesawat untuk proses pemupukan
dalam skala besar dan luas yang didalamnya menggunakan mesin otomasi
penyemprot pupuk dan dirancang sesuai kebutuhan. Pesawat tersebut juga
dilengkapi dengan kamera sensor untuk melihat kondisi lahan pertaniannya
dan petani mengetahui informasi-informasi yang didapat melalui proses
berlangsungnya pertanian tersebut tanpa harus terjun langsung di lapangan.
Contoh tersebut juga salah satu manfaat dari berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi di dunia ini.
Teknologi informasi akan semakin penting peranannya dalam
mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Meskipun biaya
yang dibutuhkan untuk membangun infrastuktur Nasional yang besar, tetapi
kerugian bila tidak melakukannya akan jauh lebih besar lagi.
Selain memberikan informasi, teknologi informasi juga dapat
membantu jalannya penyuluhan pertanian. Karena pada zaman sekarang
tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi walaupun teknologi
hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri ataupun mencari
informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani,
aktivitas penyuluhan pertanian menjadi berubah. Selain dari informasi yang
disampaikan menarik yang dapat menumbuhkan motivasi juga kegiatan
banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan
kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri. Kita perlu menentukan prioritas
penerapan tekologi informasi di bidang pertanian agar memberikan hasil
yang maksimal. Kita juga perlu membangun kemampuan untuk
mengadaptasi, memelihara, melakukan penyesuaian dan mengkonfigurasi
ulang solusi TIK yang ada agar menjawab kebutuhan di bidang pertanian.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku
pertanian serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta
pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyeberluasan informasi, salah satu
solusi ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan
pengetahuan pertanian adalah pemanfaatan information and communication
technologies (ICTs) yang untuk penyuluhan pertanian dikenal dengan
sebutan “cyber extension” yang merupakan penggunaan jaringan on-line,
computer dan digital interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi
teknologi pertanian. Model ini dipandang sangat strategis karena mampu
meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di
lembaga penelitian maupun maupun di universitas serta para manajer
penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian
saat ini juga menggunakan multiple information system bagi masyarakat
pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan
ekonomi rumahtangga pedesaan.
Dengan adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan
pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada
aktivitas petani dalam menyediakan inovasi pertanian yang semakin
70
advance dan membantu petugas penyuluhan pertanian dengan memainkan
peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat menjalin
kerjasama dengan pihak-pihak atau otoritas terkait.
Betapa berpengarunya teknologi informasi dan komunikasi yang
dikembangkan didalam bidang pertanian khususnya supaya mepermudah
proses berjalannya pertanian dan meningkatkan hasil yang bekualitas.
Petani kini tidak lagi terpuruk kedalam keterbelakangan dalam
pembangunan pertanian dunia, tetapi petani bisa menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang
berkualitas dan modern.
Begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai aspek. Dalam dunia
pertanian, teknologi informasi memberikan banyak manfaat yang sangat
membantu dalam terbantuknya proses pembangunan pertanian. Harapan
masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan pangan dapat terbantu
dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam pertanian.
Dengan ini salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu “Memajukan
kesejahteraan umum” akan terealisasikan dengan masyarakat yang adil dan
makmur. Kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan berkembangnya sektor
pertanian di Indonesia. Indonesia sebagai Negara agraria bisa menjadi
panutan bagi Negara-Negara lain.
Harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat digunakan
oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia
agar produktivitas tani mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat
pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
71
sekarang hama tanaman yang bermacam-macam maka digunakanlah
pertisida guna mengusir serta membunuh hama tanaman. Penggunaan
pestisida merupakan bukti kemajuaan teknologi, tapi tahukah anda bahwa
pestisida yang menempel di buah lalu dimakan pastinya akan sangat
berbahaya bila dikosumsi secara rutin. Selain itu penggunaan pestisida juga
akan membuat hama yang belum jadi terbunuh menjadi lebih kuat. Dampak
lain dari penggunaan teknologi ialah biaya yang relatif tinggi. Dengan biaya
tinggi tentu nilai jual dari hasil panen akan tinggi dan hal ini tidak baik untuk
para penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi bila hasil panen yang
mahal adalah bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi dan cabe.
Penduduk kurang mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
pokok. Mengenai dampak negatif dari peran teknologi masih banyak lagi.
2. PENGOLAHAN PANGAN
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu
pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen)
guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin sekaligus dapat
meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Dalam teknologi pangan,
dipelajari sifat fisik, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang
mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya
pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, dan sebagainya.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan
bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu
pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah
kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan
penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan
proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk
membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu
yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek,
disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan sejarah
perkembangan institusi, bidang IPTEK, SDM (Staff, lulusan), prasarana dan
fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja, industri dan
perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan trend konsumsi
pangan.
Selain pengawetan terdapat banyak penemuan dan perkembangan pada
ilmu teknologi pangan yang sangat mendukung kebutuhan dan selera pangan
masyarakat masa kini. Banyak pengembangan produk pangan yang telah di
majukan oleh beberapa pengusaha di bidang industri pangan, baik pengusaha
kecil maupun pengusaha skala besar. Pengusaha menengah ke bawah mulai
mengembangkan beberapa hasil pertanian menjadi produk pangan yang lebih
inovatif melalui teknik bioteknologi, misalnya kecap, tempe, oncom, yoghurt,
terasi, tape, dan lain-lain. Sedangakan pengusaha skala besar (food
manufacture), menerapkan suatu ilmu yang cukup komplek sehingga di
butuhkan keahlian khusus dalam proses penerapannya.
Beberapa contoh produk pangan hasil industri skala besar ialah
pembuatan susu bubuk, telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk
72
baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat direhidrasi
kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga
yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal
berkembangnya industri susu formula.Selain itu ialah dekafeinasi untuk kopi dan
teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi demi mengurangi kadar kafein
pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga kadar airnya
menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke
permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji
kopi. Hingga tahun 1980-an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik.
Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan
untuk memisahkan kafein di bawah kondisi super kritis.
Tak kalah populernya yaitu makanan kaleng, pengalengan merupakan cara
pengawetan bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat dan disterilkan
dengan panas. Cara pengawetan ini merupakan yang paling umum dilakukan
karena bebas dari kebusukan, serta dapat mempertahankan nilai gizi, cita rasa
dan daya tarik. Proses pemanasan kaleng yang dianggap aman adalah yang
dapat menjamin bahan makanan tersebut telah bebas dari karena bakteri
tersebut menghasilkan toksin yang mematikan dan paling tahan terhadap
pemanasan. Contoh produk menggunakan kemasan kaleng yaitu cornet beef
dan lain-lain. Selain teknik di atas terdapat pula teknik ekstruksi, ,teknologi
ekstruksi memungkinkan kita untuk melakukan serangkaian pengolahan, seperti:
mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak
dalam satu rangkaian proses saja. Berbagai proses didalam satu mesin
meupakan salah satu bentuk efisiensi yang dapat mengurangi biaya produksi
bagi suatu industri. Selain itu, teknologi ekstruksi memiliki beragam modifikasi
proses sehingga dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Hal-hal tersebut
yang mendasari teknologi ekstrusi diaplikasikan secara luas, termasuk dalam
pengolahan pangan.
Mutu produk ekstrusi dipengaruhi oleh variable bebas dan variable tidak
bebas di dalam suatu proses ekstrusi. Variable bebas merupakan parameter
yang secara langsung dapat dikontrol oleh operator mesin ekstrusi, sedangkan
variable tidak bebas merupakan parameter yang dapat berubah mengikuti
perubahan variable bebas. Formula bahan baku, kadar air bahan baku,
kecepatan masuk bahan, kecepatan ulir ekstruder, suhu barrel dan konfigurasi
ekstruder merupakan contoh dari variable bebas. Energy mekanik, kadar air
produk, suhu pada saat proses, waktu tunggu dan tekanan di dalam ekstruder
merupakan contoh dari variable tidak bebas. Contoh produk pangan hasil
ekstruksi adalah keripik kentang, kerupuk konvensional, dan lain-lain.
Sekian banyak produk inovasi hasil teknologi pangan menunjukkan suatu
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terciptanya produk pertanian dengan
kwalitas unggul dan ketahanan pangan yang baik serta pengolahan produk
pertanian dengan kecanggihan teknologi pangan sehingga dapat dihasilkan
suatu produk pangan yang inovatif dan kreatif. Disamping itu, perkembangan
ilmu teknologi pangan memberikan peluang besar terbukanya lapangan
pekerjaan bagi masyarakat yang berdampak pada kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup masyarakat tersebut.
Pangan menurut UUD. No 9 Tahun 1996 Pasal 1 adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
73
digunakan dalam proses penyiapan,pengolahan,dan atau pembuatan makanan
atau minuman.
Gizi adalah suatu proses yang terjadi pada makhluk hidup, untuk
mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam makanan dan minuman guna
mempertahankan hidup, pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan
energi. Susunan pangan dalam makanan yang seimbang adalah susunan bahan
pangan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam jumlah cukup yang
diperlukan tubuh tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat
gizi. Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur
proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki
jaringan tubuh. Beberapa diatara zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut
disebut zat gizi esensial, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak
dapat dibentuk dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah diperlukan untuk
pertumbuhan dan kesehatan yang normal, jadi zat esensial yang disediakan
untuk tubuh yang dihasilkan dalam pangan, umumnya dalah zat gizi yang tidak
dibentuk dalam tubuh dan harus disediakan dari unsur-unsur pangan diataranya
adalah asam amino esensial semua zat esensial diperlukan untuk kesehatan
yang baik.
Pada umumnya zat gizi dibagi dalam enam kelompok utama, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral,air. Sedangkan sejumlah pakar
juga berpendapat bahwa air juga merupakan bagian dari zat gizi. Hal ini
didasarkan kepada fungsi air dalam metabolisme makanan yang cukup penting
walaupun air dapat disediakan di luar bahan pangan. Dalan konteks ini penulis
lebih memilih memasukkan air dalam kelompok zat gizi, sehingga zat gizi terbagi
kedalam enam kelompok yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
air. Tiga golongan zat gizi yang dapat diubah menjadi energi adalah karbohidrat,
protein dan lemak. Akan tetapi vitamin, mineral dan air diperlukan untuk
membantu mengubah zat gizi tersebut menjadi energi atau menjadi sesuatu
dalam biosintesis.
Susunan pangan dalam makanan yang seimbang adalah susunan bahan
pangan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam jumlah cukup yang
diperlukan tubuh untuk tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan, dan perbaikan
jaringan. Banyaknya gizi yang diperlukan, berbeda antara satu orang dengan
orang lain disebabkan berbagai faktor yang dibicarakan kemudian, tetapi fungsi
gizi pada pokoknya sama untuk semua orang. Berdasarkan asupan gizi
tersebutlah seseorang akan mempunyai status gizi. Secara umum ada 3 status
gizi yailtu status gizi kurang, status gizi baik (normal), dan status gizi lebih.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam mengalami
krisis pangan tentunya menjadi hal yang aneh. Indonesia mempunyai 400 jenis
tanaman penghasil buah, 370 jenis tanaman penghasil sayuran, 70 jenis
tanaman berumbi, 60 jenis penyegar dan 55 jenis tanaman rempah-rempah (Ali
Khomsan, 2004).
Krisis ekonomi, disusul krisis keuangan global, bermuara pada
pertambahan jumlah warga miskin di Indonesia. Pemutusan hubungan kerja dan
anjloknya daya beli adalah tsunami yang menghantam pilar kualitas gizi
masyarakat. Kini anak balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk
mencapai 4,1 juta jiwa (Anonymous, 2011-b).
Selain minimnya lapangan kerja Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia
pada saat dapat dikatakan belum bisa bersaing dengan SDM dari negara lain.
74
Hal ini dikarenakan Indonesia masih memiliki problem dalam pembangunan
manusia. Permasalahannya adalah adanya “celah” yang dimiliki oleh pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia terutama dalam
pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi. Pemenuhan kebutuhan
pangan sangat penting untuk peningkatan SDM. Pangan sebagai basic need
merupakan media bagi manusia untuk mempertahankan hidup mendapatkan
energi pertumbuhan dan penggantian jaringan tubuh yang rusak. Pangan dapat
juga dikatakan sebagai sumber gizi. Zat gizi tersebut sangat berguna bagi tubuh
untuk mengatur segala proses dalam tubuh.
75
TEKNOLOGI PANGAN DAN PERILAKU KONSUMEN
76
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian
populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis
membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang
serta perubahan permintaan dan pola konsumsi. Psikografis adalah
sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain
psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen.
Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif.
Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk,
psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut
dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk
kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan
bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk
menerima produk organik. Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki
arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.
Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana
mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon
lingkungannya.
b. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli
produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen.
Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik
yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan
penggunaan suatu produk.
c. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah
total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian
produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu,
kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi
kesehatan, dan lain-lain.
d. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang
bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi
pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi
pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama
dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen
akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran
adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian
mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian.
Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas
konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang.
Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan
pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur
dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri
dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya
terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian
subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu
kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang
pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan
77
tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang
memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat
bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu.
Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang
konsumen.
78
4. Perilaku Konsumen Tehadap Kemajuan Teknologi
Kemajuan TI (teknologi informasi) sekarang ini telah merubah perilaku
konsumen. Teknologi informasi yang perkembangannya sangat pesat membuat
perubahan yang sangat signifikan terhadap perilaku konsumen. Akibat
perkembangan itu perilaku konsumen telah merubah ke arah modernisasi.
Perkembangan-perkembangan tersebut secara otomatis mempengaruhi
perilaku, kebiasaan, kegiatan masyarakat yang notabenenya adalah konsumen.
Pada zaman modern ini semua kalangan bisnis memanfaatkan perilaku
konsumen untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kecendrungan masyarakat dunia dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa
sesuai dengan trend dimanfaatkan dengan sedemikian rupa oleh para pebisnis.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi suatu
barang atau jasa namun semua yang dilakukan tidak lain untuk memenuhi
kepuasan mereka semata terutama untuk kalangan masyarakat menengah
keatas. Para sosialita cendrung menghaburkan uang mereka demi mendapatkan
apa yang mereka inginkan, bagaimanapun caranya. Kaum sosialita ini biasanya
didominasi oleh kaum selebritas, pebisnis dan pejabat.
79
Masyarakat yang bertempat tinggal di pegunungan umunya lebih menyukai
sayuran dan kurang menyukai ikan. Sebaliknya orang-orang yang bertempat
tinggal di pantai, karena ikan banyak sedangkan sayuran tidak ada.
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi ini kadang-kadang begitu kuatnya, sehingga berpengaruh
sekali terhadap kebiasaan makan. Faktor pribadi ini ada yang berpengaruh
baik, tetapi ada juga yang tidak baik.
Faktor-faktor lain yang dapat juga mempengaruhi kebiasaan makan adalah
sebagai berikut :
a. Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan susunan beragamanya pangan yang bisa
dikonsumsi oleh suatu negara atau daerah tertentu meliputi jumlah yang
dimakan, jenis bahan pangan dan waktu makan. Sebagian besar penduduk
miskin di daerah pedesaan hanya mengkonsumsi satu kali makam sehari. Hal
ini disebabkan kondisi ekonomi masyarakat sangat lemah serta adanya
kekurangan bahan pangan dan bahan bakar sebagai pemenuhan kebutuhan
pokok sehari-hari. Kebiasaan makan yang salah ini sangat berpengaruh
terhadap kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
b. Preferensi Pangan
Kesukaan atau pilihan terhadap makanan akan menentukan jumlah konsumsi
pangan seseorang. Faktor penting dalam pemilihan pangan meliputi aroma,
suhu, warna, dan bentuk. Pemilihan bentuk dan tekstur makanan untuk anak-
anak, remaja dan orang dewasa, harus dibedakan agar memperoleh kesan
yang menyenangkan pada waktu mengunyah dan memakannya. Pengaruh
reaksi panca indera, terhadap pangan, kesukaan pangan pribadi serta
pendekatan melalui media massa (seperti radio, televisi, pamflet dan iklan)
dapat merubah kebiasaan makan seseorang.
c. Ideologi Pangan
Pengetahuan tentang pangan dan gizi penting dimiliki oleh seorang ibu,
karena mempunyai peran besar dalam penyediaan pangan keluarga.
Konsumsi pangan yang cukup akan sumber zat gizi adalah mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk energi, pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh. Pengetahuan ibu tentang gizi sangat berperan penting
dalam memilih, menyusun, mengolah dan menyajikan makanan yang sehat
dan kaya akan sumber gizi.
d. Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan
pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes, 1994).
Menurut Willy (1991) bahwa bagi penduduk dunia kebiasaan makan tiga kali
sehari adalah kebiasaan umum, sedangkan menurut Suhardjo (1990)
frekuensi makan dikatakan baik apabila frekuensi makan tiap harinya tiga kali
makan utama atau dua kali makan utama dengan satu kali makan selingan
dan dinilai kurang apabila frekuensi makan setiap harinya dua kali makan
atau kurang.
e. Sosial Budaya Pangan
Kegiatan budaya suatu keluarga, kelompok masyarakat, negara atau bangsa
mempunyai pengaruh yang kuat dan kekal terhadap apa, kapan dan
bagaimana penduduk makan.
Konsep tentang faktor yang mempengaruhi kebiasaan pangan :
80
a. Model multi dimensi yang dikemukakan Sanjur dan Scoma (1997) :
Kebiasaan makan dari empat sudut yang berbeda (functional way) terdiri dari :
Konsumsi makan seperti kompleksitas harian (recall 24 jam)
Preferensi seperti suka atau tidak suka, penolakan makanan
Idiologi seperti kepercayaan masyarakat, apa yang orang anggap sebagai
makanan, dampak makanan bagi kesehatan, dan makanan yang cocok
untuk umur mereka.
Sosial budaya seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, budaya, dan
lain-lain.
b. Children’s food consumption behavior model yang dikemukakan oleh Lund and
Burk (1969) terdiri dari :
Kebiasaan konsumsi anak tergantung adanya sikap, pengetahuan
dan tiga motivasi utama terhadap pangan yaitu :
Kebutuhan biologis
Kebutuhan psikologis
Kebutuhan sosial
Dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sekolah
c. An ecology viewpoint of food consumption behavior atau model Welkam (1969)
: Model ini menekankan bahwa kebiasaan konsumsi dipengaruhi oleh faktor
ekologi, terutama :
Faktor fisik seperti produksi, pengawetan, distribusi, persiapan dan
peralatan yang terkait pangan.
Faktor budaya seperti status sosial, peranan sosial/upacara, etika,
pembagian tugas.
d. Kedua faktor ekologi tersebut berpengaruh terhadap struktur ekonomi yang
akhirnya mempengaruhi konsumsi pangan. Keterkaitan antara komponen
ekosistem atau lingkungan dan penggunaan pangan yang dikemukakan oleh
Hartog (1995) yaitu lingkungan budaya, lingkungan alam, penduduk
mempengaruhi konsumsi pangan suatu penduduk.
5. Kaitan Teknologi Pangan dan Perilaku Konsumen Dilihat dari Kebiasaan
Makan
Perkembangan teknologi diantaranya teknologi pengolahan dan teknologi
informasi telah mengakibatkan perubahan kebisaan makan, terutama di negara
maju dan masyarakat kota besar di negara berkembang. Mereka mulai
menyadari pentingnya makanan sehat, aman, bergizi dan halal. Trend
perubahan pola makan ini berpengaruh pula pada teknologi pengolahan
makanan di negara berkembang. Produsen termasuk Usaha Kecil Menengah
(UKM) akhirnya berlomba-lomba untuk memenuhi harapan konsumen. Dengan
jumlah penduduk mencapai 230 juta jiwa, maka Indonesia merupakan market
besar berbagai produk makanan tersebut.
Konsumen kelas menengah keatas umumnya memiliki pilihan,
diantaranya membeli produk impor yang aturan keamanan pangannya sangat
ketat, bagi kalangan menengah kebawah yang daya belinya terbatas, tidak
memiliki kesempatan untuk memilih sama sekali. mereka dihadapkan pada
produk makanan murah meriah yang banyak mengandung bahan kimia sintetis.
Untuk menimbulkan rasa gurih misalnya, produsen menggunakan Mono Sodium
Glutamat (MSG) dengan dosis berlebihan. Padahal penggunaan MSG yang
berlebihan dapat mengakibatkan Chinese Syndrome dengan beberapa gejala
81
seperti kaku pada leher dan bahu. Contoh lainnya adalah penggunaan sakarin
dan aspartame pada hampir semua permen yang beredar di Indonesia.
Rantai penyediaan makanan masyarakat perdesaan umumnya sangat
pendek sehingga pemakaian bahan kimia sangat jarang. Mereka biasanya
memasak makanan yang diambil langsung dari kebun. Golongan masyarakat ini
memiliki resiko kecil terhadap bahan kimia berbahaya. Yang mulai celaka adalah
masyarakat urban yang memang tidak memiliki waktu untuk memasak, sehingga
selalu beli makanan jadi. Apalagi konsumen yang berdaya beli rendah, mereka
akan mencari makanan yang rentan bahan kimia sintetis berbahaya. Untuk
kalangan masyarakat modern, mereka sebagai kaum berpendidikan dengan
daya beli tinggi sehingga telah memiliki kesadaran untuk mengakses makanan
sehat dan bergizi tinggi.
Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin
banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk
makanan. Kesadaran ini dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi
di bidang pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih aware terhadap
segala perubahan yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak
langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan
yang dikonsumsinya.
Kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan ini juga
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis
dikarenakan tuntutan pekerjaan atau customer yang semakin tinggi. Kebutuhan
hidup yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya
yang lebih keras untuk menutupi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan-kebutuhan
yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan
keterbatasan waktu untuk keluarga tetapi dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut.
Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu
keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Tingginya aktivitas
masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini
menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau
gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi.
Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih panjang,
mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis tapi
tetap beragam.
82
kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda
kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba. Oleh karena itu, terciptalah
teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka
waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk
mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.
Dengan penggunaan teknologi pangan yang tepat maka bahan
pangan akan memiliki manfaat seoptimal mungkin. Sesuai dengan yang
diharapkan bahan pangan akan menjadi nilai tambah teresendiri bagi produk
pangan tersebut pada masyarakat luas.
Beberapa proses terkait pemrosesan bahan pangan telah
memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai
produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
1. Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai
produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat
direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk
serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih
efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
2. Tempe merupakan salah satu produk hasil teknologi pangan yang paling
terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Makanan hasil bioteknologi
konvensional itu dibuat melalui proses fermentasi kedelai oleh jamur dari
genus Rhizoporus. Selain protein yang tinggi, dalam tempe terkandung
enzim Lipase dan Protease. Enzim Lipase dapat mengubah lemak
menjadi asam lemak, sedangkan enzim Protease mengubah protein
menjadi Asam Amino. Kedua enzim tersebut sangat mudah dicerna oleh
tubuh manusia.
3. Roti adalah makanan pokok sebagian besar negara ini juga dihasilkan
oleh teknologi pangan melalui teknik fermentasi. Tambahan ragi yang
didalamnya terkandung jamur Saccharomyce Cerevisiae. Jenis jamur ini
memanfaatkan kandungan glukosa dalam tepung sehingga bisa
menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida tersebut akan tetap berada
dalam adonan, membuat adonan roti mengembang dan memiliki tekstur
yang ringan.
4. Yoghurt merupakan minuman yang menyegarkan dan baik untuk
pencernaan ini dihasilkan dari fermentasi bakteri Streptococcus
Termophilus, Streptococcus Lactis, dan Lactobacillus Bulgarius. Ketiga
bakteri tersebut mengubah Laktosa dalam susu menjadi Asam Laktat.
Bakteri baik atau probiotik yang dihaslkan akan membantu fungsi saluran
cerna serta melawan bakteri pathogen dalam usus sehingga dapat
mencegah kanker usus
5. Keju, tak terhitung berapa banyak pecinta kuliner satu ini, bahkan di
Indonesia pun sangat banyak penikmat keju. Sama seperti Yoghurt, Keju
juga merupakan turunan produk berbahan dasar susu yang mengalami
proses fermentasi. Sebelum diolah sebagai keju, susu dipanaskan dahulu
sampai semua bakteri mati. Nantinya susu bebas bakteri ini akan
dicampurkan dengan enzim Renin yang berasal dari usus hewan mamalia.
Efeknya, susu akan menggumpal. Gumpalan susu inilah yang diperas dan
dipadatkan, yang hasilnya kita kenal dengan nama keju.
83
2. Perilaku Konsumen
84
kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri
adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang
meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat
berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak
perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian
seseorang.
4. Faktor psikologi: Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran dan
kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang
dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui
motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh
kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi
prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa
kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan
membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.
85
dikembalikan kondisinya dari pembekuan masih memiliki risiko pertumbuhan
bakteri lebih besar dibandingkan sebelum dibekukan. Menurut Marotz,
makanan yang akan dikembalikan dari kondisi beku tidak boleh dilakukan
pada kondisi temperatur ruang. Makanan tersebut harus dipanaskan dengan
oven atau microwave, dimasak langsung, atau secara perlahan dari
temperatur dingin.
Lemak dan minyak nabati maupun hewani dapat menjadi rusak
dengan cepat jika tidak disimpan dengan benar karena proses oksidasi.
Semakin tinggi kadar lemak tak jenuh gandanya, semakin cepat oksidasi
terjadi. Penyimpanan minyak dan lemak sebaiknya dilakukan dengan
pendinginan segera setelah kemasan dibuka.
Rotasi makanan adalah mengutamakan pengolahan, penyajian, dan
konsumsi makanan yang telah berada di ruang penyimpanan makanan paling
lama sehingga mencegah makanan menjadi tidak layak dan menjadi sampah
makanan. Makanan yang terlalu lama berada di dalam penyimpanan
berpotensi menjadi rusak kualitasnya dan tidak aman dikonsumsi sehingga
kemungkinan besar akan terbuang. Pemberian label pada kemasan
merupakan cara yang termudah untuk dilakukan.
Cara Menyimpan Makanan tak dipungkiri, penyimpanan dan
pengolahan makanan yang kurang baik dapat menyebabkan hilangnya zat
gizi pada bahan makanan. Jadi jangan asal memasukkan bahan makanan ke
dalam kulkas, cara pengolahannya pun akan berpengaruh pada kualitas
nutrisinya. Demikian dengan cara pengolahannya, cara pengolahan yang
kurang benar membuat nutrisi pada makanan mudah menguap.
Penyimpanan buah dan sayuran.
Buah yang paling baik dikonsumsi saat terlalu matang, buah yang
terlalu matang akan membuat kadar Indeks Glikemik (IG) di dalamnya
meningkat dan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Ada baiknya
buah dikonsumsi paling lama 3-4 hari setelah pembelian (kondisi segar).
Penyimpanan buah, sayuran dan salad sebaiknya dalam kondisi dingin dan
gelap, seperti lemari es maupun pantry. Cahaya dan panas dapat merusak
kandungan vitamin B dan C. Namun untuk beberapa jenis buah seperti
pisang, baiknya tidak dimasukkan ke dalam lemari es.
Berlawanan dengan anggapan pada umumnya, buah dan sayuran
beku ternyata mengandung zat gizi yang sama saja dengan buah dan
sayuran segar, malah bisa lebih tinggi. Terutama jika proses pembekuannya
dilakukan sesaat setelah panen, sehingga buah dan sayuran tidak mudah
layu. Bahkan asosiasi konsumen di Inggris melakukan pengujian terhadap
sejumlah buah dan sayur-sayuran yang telah disiapkan seperti melon dan kol
brussel dengan vitamin C sebagai indikator seberapa segar dan bergizinya
makanan-makanan tersebut, mereka menemukan bahwa di antaranya
mempunyai jumlah vitamin C kurang dari setengah dari kandungannya saat
baru dipanen.
Selain membuat makanan terasa lebih enak, memasak bahan
makanan juga membuat kandungan nutrisinya lebih mudah diserap tubuh
serta meminimalisir resiko tercemarnya bakteri dan virus berbahaya. Namun
seringkali pemasakan yang kurang benar justru merusak nilai gizi pada bahan
makanan, sayur-sayuran misalnya. Sayuran yang dimasak terlalu matang
86
akan menyusut nilai gizinya. Sedangkan ikan atau daging yang digoreng
mengandung lebih banyak lemak tak jenuh dan kolesterol, perebusan atau
pengukusan sayur, ikan, daging maupun telur membuatnya lebih sehat. Tentu
dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Tidak dipungkiri bahwa makanan yang digoreng rasanya lebih lezat
daripada diolah dengan cara lain, namun sebaiknya untuk meminimalisir
kandungan lemak tak jenuh, makanan sebaiknya di tumis atau digoreng
dengan sedikit minyak. Menumis atau menggoreng dengan sedikit minyak
akan menahan kandungan vitamin B dan C yang mudah larut dengan air.
Metode ini merupakan alternatif cara pengolahan makanan yang lebih
sehat daripada digoreng dengan banyak minyak, terutama untuk ikan dan
daging olahan. Namun yang perlu diingat, membakar terlalu lama hingga
menyebabkan daging berwarna kehitaman atau gosong dapat mencetuskan
zat karsinogen yaitu senyawa penyebab kanker. Jadi jangan panggang/bakar
daging terlalu lama.
Ahli gizi meyakini bahwa mengonsumsi makanan mentah (raw food)
seperti wortel atau buah bit akan memaksimalkan kandungan nutrisinya
karena antioksidannya sensitif terhadap panas maupun air. Orang Jepang
juga gemar memakan makanan mentah seperti Sushi dan Sashimi. Mereka
meyakini bahwa beberapa makanan seperti ikan dan sayuran baik
dikonsumsi secara mentah.
87
makanan siap saji tidak baik untuk tubuh karena kebanyakan makanan
tersebut tidak baik dalam pengolahan dan penambahan zat–zat bebahaya di
dalam makanan.
Kebijakan pemerintah untuk makan dengan singkong di suatu wilayah
dibuat untuk seluruh masyarakat di wilayah tersebut, singkong juga dapat di
jadikan makanan pokok. Namun ada sebagian pejabat dan isteri pejabat
tersebut yang tetap makan nasi. Mereka merasa singkong adalah makanan
kelas bawah dan merasa malu untuk memakannya. Dari segi nilai gizinya
singkong sama dengan beras, akan tetapi harga singkong lebih murah dari
beras, hal iniah yang menyebabkan isteri pejabat tersebut tidak mau
mengkonsumsu singkong sebagai makanan pokok, karena mereka
menganggap singkong adalah makanan kaum miskin.
Dalam suatu waktu negara Amarika Serikat mengimpor bahan
makanan yang dinamakan dengan bulgur wheat yaitu bahan makanan pokok
untuk menganti makanan pokok indonesia. Karena bahan makanan baru dan
bahan makanan impor masyarakat dengan gengsi sosialnya cenderung
mengkonsumsi makanan tersebut dan menganti nasi dengan makanan itu.
Masyarakat mengkonsumsi bulgur wheat tanpa pengetahuan gizi sama sekali
dan hanya karena gengsi saja
88
lambang kemakmuran. Orang akan bangga apabila makan Burger dibanding
makan ikan kutuk/lele.
89
pada tubuh yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit kanker dan
tumor. Apabila anak mengkonsumsi asupan gizi yang tidak seimbang, maka
ancamannya berupa penyakit seperti anemia defisiensi zat besi, kekurangan
vitamin A (KVA), bahkan gangguan akibat kekurangan yodium di suatu
komunitas terutama daerah endemik.
90
Jika terjadi kejenuhan maka makanan akan langsung ditimbun
menjadi lemak. Selain itu, makan sekaligus dalam jumlah banyak akan
mengakibatkan produksi radikal bebas yang banyak. Padahal kita tahu,
radikal bebas adalah salah satu penyebab terjadinya kanker. Pemerintah
harus mencari jalan atau cara yang lebih jitu, untuk memecahkan berbagai
masalah gizi sesuai perkembangan iptek terbaru.
91
PERANAN KELUARGA DALAM PEMBINAAN KEBIASAAN MAKAN ANAK DAN
IBU MENYUSUI
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, sangat menentukan kemajuan
pembangunan bangsa dan Negara. Keberadaan keluarga tidak terlepas dari kondisi
masyarakat sekitarnya, sebaliknya warna suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh
peri kehidupan keluarga-keluarga sebagai pembentuk masyarakat.
A. Bentuk Keluarga
Secara garis besar keluarga dibedakan kedalam dua bentuk, yaitu 1)
keluarga inti dan 2) keluarga dalam arti luas. Keluarga inti terdiri dari suami-istri
dan anak-anaknya, sedangkan keluarga dalam arti luas terdiri dari beberapa
generasi, selain orang tua dan anak-anaknya terdpat pula nenek, kakek, paman,
bibi, saudara sepupu, menantu dan cucu. Kebutuhan hidup ini ditanggung oleh
kepala keluarga.
B. Perubahan-Perubahan dalam Hidup Keluarga
Kehidupan anggota keluarga adalah dinamis, mereka kadang berpindah
dari satu lingkungan ke lingkungan lain oleh banyak tujuan, atau sekedar
ketempat lain mencari nafkah dan kembali kerumah setiap hari. Keluarga yang
dinamis ini, akan selalu bersentuhan dengan orang lain yang sebudaya atau
bahkan dengan orang lain yang berlaianan budaya. Sentuhan bu8daya ini, dapat
juga terjadi tanpa bersentuhan langsung secara fisik, tapi dalam bentuk yang
lain melalui berbagai media, seperti media cetak dan media elektrionik.
Sentuhan-sentuhan ini dapat menambah pengetahuan dan mengenal lebih
banyak teknologi terkini/modern, yang kesemuanya dapat membawa perubahan
dalam kehidupan keluarga, khususnya perubahan-perubahan sosial keluarga
dan anggotanya.
Keluarga pedesaan menjadi keluarga perkotaan. Tata kehidupan
keluarga pedesaan dapat berubah, ketika keluarga pedesaan banyak
berinteraksi dengan keluarga-keluarga di perkotaan. Interaksi ini terjadi oleh
banyak sebab seperti bekerja mencari nafkah atau menuntut ilmu ke jenjang
yang lebih tinggi.
Keluarga dalam arti luas menjadi keluarga inti. Dengan berubahnya
gaya hidup yang disertai dengan bertambahnya kebutuhan hidup anggota
keluarga, seperti untuk biaya pendidikan, biaya sandang dan pangan yang lebih
mahal, maka kepala keluarga merasa berat untuk menanggung biaya hidup
untuk seluruh anggota keluarga dalam arti luas. Karena itu kepala keluarga
berusaha untuk membangun keluarganya ke dalam bentuk keluarga inti, lepas
dari anggota keluarga lainnya selainistri dan anak-anaknya.
Keluarga yang menetap menjadi keluarga yang berpindah-pindah
karena tuntutan pekerjaan dan alasan menambah penghasilan keluarga,
keluarga dapat berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lainnya.
Perpindahan ini memberi pengaruh bagi tata kehidupan di dalam keluarga ,
seperti bila sebelumnya keluarga di pedesaan atau daerah asalnya
menghasilkan sendiri beberapa jenis bahan makanan keluarga (swasembada),
maka didaerah yang baru mereka menjadi keluarga yang konsumtif, semua
kebutuhan makanannya diperoleh dengan cara membeli. Bila di daerah asalnya
yang mencari nafkah hanya kepala keluarga, di daerah baru istri dan anak-
anaknya mungkin juga turut bekerja untuk menambah penghasilan keluarga
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang lebih tinggi.
92
C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menjadi bervariasi antara corak masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya, dan antara buidaya yang satu dengan budaya
lainnya. Secara garis besar, fungsi keluarga antara lain:
1. Fungsi biologis
2. Fungsi ekonomis
3. Fungsi sosial psikologis dan
4. Fungsi edukatif
D. Kebutuhan dan Sumber Daya Keluarga
Kebutuhan antara keluarga satu dengan keluarga lainnya berbeda-beda,
dipengaruhi oleh
1. Pandangan hidup keluarga
2. Nilai-nilai hidup keluarga
3. Tujuan hidup keluarga
4. Tingkat kehidupan yang diinginkan
Pandangan hidup keluarga menjadi dasar utama dari aktivitas keluarga.
Pandangan hidup ini akan menetukan nilai hidup, yang selanjutnya akan
menentukantujuan hidup dan tingkat kehidupan keluarga. Nilai-nilai hidup setiap
orang dan setiap keluarga tidak sama. Apa yang menjadi nilai hidup, merupakan
cit-cita yang akan dicapai. Nilai hidup ini dapat berubah dengan perubahan
pandangan hidup seseorang atau keluarga.
Tujuan hidup keluarga adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh keluarga
dalam membina keluarganya. Tujuan hidup ini tidak terlepas dari nilai-nilai
hidupnya, jadi merupakan akibat dari pandangan hidupnya. Tujuan hidupdapat
berubah karena pengaruh lingkungan, pengalaman dan pertambahan usia.
Penting bagi keluarga untuk menentukan tujuan hidup yang wajar, realistis dan
dapat dicapai. Sedangkan tingkatan hidup atau “standart of living” merupakan
patokan yang ingin dicapai dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Patokan
tingkatan hidup keluarga tidak bersifat tetap, ia dapat berubah menjadi lebih
tinggi, bila patokan hidup sebelumnya telah dicapai. Tingkatan hidup yang ingin
dicapai ini merupakan manifestasi dan rangkaian pandangan hidup, nilai hidup
dan tujuan hidup seseorang atau keluarga.
Bentuk-Bentuk Kebutuhan Keluarga
Secara garis besar, terdapat dua macam kebutuhan keluarga yakni
1. Kebutuhan jasmaniah: meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2. Kebutuhan Rohaniah: Kebutuhan yang berhubungan dengan mental
intelektual meliputi kebutuhan emosional (rasa saling mencintai, saling
mengasihi), kebutuhan sosial (saling menerima dan menghargai, saling
mendengar dan merasakan, dll), kebutuhan religi/spiritual dan kebutuhan
intelektual.
Sumberdaya Keluarga
Sumberdaya yang dimiliki keluarga berupa sumberdaya manusia,
sumberdaya materi/alam dan sumberdaya antara. Sumberdaya pada diri
manusia dalam keluarga berupa jumlah individu, umur dan jenis kelamin,
keterampilan, pengetahuan, kreatifitas dan tingkat kesehatannya. Sumberdaya
material berupa lahan yang dimiliki, pendapatan dan harta benda lainnya.
Sedangkan sumberdaya antara berupa kesempatan waktu yang dimiliki,
hubungan antar anggota dalam keluarga dan dengan keluarga lain yang saling
memahami, saling membantu, gotong royong dan sebagainya.
93
DAFTAR PUSTAKA
94
95