Anda di halaman 1dari 32

PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT

PRODUK DENGAN METODE QUALITY CONTROL PADA POSTER


POLIMEDIA
TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah


Quality Control

Disusun Oleh :
RACHMAT ROMDHONI
NIM 18210067

PROGRAM STUDI TEKNIK GRAFIKA


JURUSAN TEKNIK GRAFIKA
POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
JAKARTA
2020
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rachmat Romdhoni
NIM : 18210067
Angkatan : XI (Sebelas)
Program Studi : Teknik Grafika
Tahun Akademik : 2018-2021
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan judul:
“PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK
DENGAN METODE QUALITY CONTROL PADA POSTER POLIMEDIA ” adalah
original dan belum pernah dibuat oleh pihak lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar
benarnya.
Jakarta, 30 November 2020
Yang menyatakan,

RACHMAT ROMDHONI
NIM. 18210067
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama : Rachmat Romdhoni


NIM : 18210067
Program Studi : Teknik Grafika
Judul Tugas Akhir : “PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH
CACAT PRODUK DENGAN METODE QUALITY CONTROL PADA POSTER
POLIMEDIA”.
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir tersebut telah siap untuk diujikan
dalam Sidang Tim Penguji sebagai bagian persyaratan yang diperlukan dalam
memperoleh gelar Ahli madya pada Program Studi Teknik Grafika Jurusan Teknik
Grafika Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Jakarta, 30 November 2020
HALAMAN PERSEMBAHAN

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.(Q.S. Ar-


Rahman)

Ya Allah… Alhamdulillah diriku masih diberikan nikmat sehat iman dan


nikmat yang lainnya supaya tetap bersyukur kepada mu ya rabb dan bisa
membuat Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya

Ibu dan almarhum ayah yang telah melalui banyak perjuangan dan rasa
sakit. Tapi diriku berjanji tidak akan membiarkan semua itu sia-sia. Aku
ingin melakukan yang terbaik untuk setiap kepercayaan yang diberikan.
Aku akan tumbuh, untuk menjadi yang terbaik yang aku bisa. Pencapaian
ini adalah persembahan istimewa aku untuk ibu dan almarhum ayah.
ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT


PRODUK DENGAN METODE QUALITY CONTROL PADA POSTER
POLIMEDIA
Tahun 2020

Nama : Rachmat Romdhoni

Pengendalian kualitas adalah suatu sistem dan kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin suatu tingkat atau standar kualitas mutu tertentu sesuai dengan spesifikasi
yang direncanakan mulai dari kualitas bahan, kualitas proses produksi, kualitas
pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi sampai standar pengiriman ke
konsumen agar produk yang dihasilkan menjadi efektif dan efisien.

Pengendalian kualitas merupakan proses yang digunakan untuk menjamin tingkat


kualitas dalam produk atau jasa. Pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan
aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan
dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk


atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan
mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Menurut Assauri (2004),
tujuan pengendalian kualitas adalah:

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan. 
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Kata Kunci : Pengendalian, Kualitas, Poster
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada saya, sehingga pada kesempatan ini saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat pada waktunya. Tugas makalah ini yang
berjudul “PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT
PRODUK DENGAN METODE QUALITY CONTROL PADA POSTER
POLIMEDIA“disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Quality Control .
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

 Allah SWT.
 Dosen mata kuliah Quality Control Bapak Subardiyanto dan Bapak Habibi
Santosa ST, MT. yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
 Kedua orang tua, dan.
 Teman-teman yang telah memberikan bantuan moral.

Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat saya harapkan.

Akhir kata saya berharap semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

  

Jakarta, 30 November 2020

Rachmat Romdhoni
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..…………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN ...……………………………………………………………….. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN …..…………………………………………………………… iii

ABSTRAK ……...……………………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………. v

DAFTAR ISI ..………………………………………………………………………………….


vi

BAB I PENDAHULUAN.

1.1 Alasan Pemilihan Judul…………………………………………………….….…. 1


1.2 Pembatasan Masalah ……………………………………………………….…… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………..……………………..... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….………... 2
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………..………………….. 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kualitas ……………………………………..…………………….... 4


2.2 Pengertian Pengendalian …………………………………………………........ 6
2.2.1 Empat Langkah dalam Pengendalian Manajemen ....……….….... 7
2.3 Pengertian Quality Control (QC) .................................................................. 9
2.3.1 Unsur dalam Quality Control ........................................................ 10
2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Quality Control (QC) ...................... 11
2.3.3 Tujuan Quality Control .................................................................. 12
2.3.4 Fungsi Quality Control .................................................................. 13
2.3.5 Syarat Menjadi Quality Control ..................................................... 13
2.4 Pengertian Metode .......................................................,................................14
BAB III PROSES

PENGENDALIAN KUALITAS PADA POSTER POLIMEDIA DENGAN MENGGUNAKAN


METODE QUALITY CONTROL ................................................................................... 16

BAB IV ANALISA MASALAH DAN SOLUSI

ANALISA MASALAH DAN SOLUSI ............................................................................. 19


BAB V Penutup

Kesimpulan .................................................................................................................. 20

Saran ........................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….………... 22


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Alasan Pemilihan Judul Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul ini,
yaitu:
1. Mengingatkan seorang Quality Control harus memiliki kompetensi ilmu
percetakaan, karena seorang Quality Control harus paham dengan dunia ilmu
percetakan nanti sangat berpengaruh sekali dengan hasil cetakannya.
2. Seorang Quality Control sudah seharusnya menjadi contoh untuk operator
percetakan dalam komunikasi dan berinteraksi yang efektif dan efisien. Baik
dilingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat.
3. Quality Control ini sangat penting didunia percetakan dan jarang diteliti
dibandingkan dengan kompetensi lainnya.

1.2 Pembatasan Masalah

Pada makalah kali ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan batasan dalam
melakukan penelitian yaitu :

1. Quality Control pada produk Poster.


2. Pengendalian kualitas untuk mengurangi kualitas cetak poster.
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kesalahan apa saja yang terjadi di hasil cetakan.


2. Mengetahui standar cetakan.
3. Memperbaiki produk poster atau layanan yang ditawarkan

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu


Observasi, wawancara, dan studi pustaka.
1. Observasi
Merupakan kegiatan mengamati secara mendalam terhadap suatu objek yang
menjadi perhatian utama penelitian di lapangan. Metode ini penulis gunakan untuk
membuat analisis konsep layout pada block note mulai dari tahap awal produksi hingga
akhir produksi.

2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi langsung dengan orang orang yang
terkait dengan proses perencanaan bahan baku untuk melengkapi data data hasil
pengamatan.

3. Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk menggali dasar-dasar teori dengan beberapa
referensi buku yang dapat mendukung penjelasan pada hasil penelitian.
1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas pembahasan terhadap Tugas Akhir ini, maka pembahasan


laporan ini diuraikan menjadi 5 bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan


Penulisan, Manfaat, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi mengenai teori-teori yang mendukung dan mendasari pokok


permasalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

BAB III PROSES / STUDI LAPANGAN

Bab ini menggambarkan perusahaan secara singkat namun mencakup


kesemuanya. Serta pada bab ini penulis menyajikan data yang penulis
dapatkan selama penulis melaksanakan penelitian di Perusahaan X.

BAB IV MENGALISA PERMASALAHAN YANG DITEMUI DILAPANGAN

Bab ini merupakan pokok dari bahasan Tugas Akhir yang penulis susun
dengan sedekimian rupa. Penulis menganalisis pengendalian kualitas
produk poster dengan metode quality sesuai dengan judul dari Tugas
Akhir ini.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dan bab penutup berisi kesimpulan hasil
penelitian yang telah dilakukan serta saran dari penulis untuk perusahaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kualitas

sesuatu. Dalam hal ini, kata “sesuatu” dapat mewakili banyak hal, baik itu
sebuah barang, jasa, keadaan, maupun hal lainnya. Dalam kaitannya dengan bisnis,
pengertian kualitas adalah kesesuaian antara spesifikasi suatu produk dengan
kebutuhan konsumen, atau tingkat baik buruknya sebuah produk (barang atau jasa) di
mata penggunanya.

Sebagian besar orang sulit untuk mendefinisikan kata “kualitas” dengan cepat
karena maknanya akan berbeda bagi masing-masing orang dan tergantung pada
konteks yang dibicarakan. Namun, kita dapat memahami apa itu kualitas melalui
sebuah ilustrasi sederhana. Sebagai contoh, sebuah kompor gas dibuat dengan
spesifikasi tertentu. Masyarakat akan mudah menyebutkan beberapa aspek yang
mereka nilai dalam menentukan kualitas sebuah kompor gas, misalnya:

 Dapat berfungsi sebagaimana mestinya.


 Memiliki tampilan yang menarik.
 Terdapat beberapa pilihan warna.
 Perawatannya mudah dan tahan lama.
 Harganya terjangkau.
Jika spesifikasi kompor gas tersebut memenuhi kebutuhan
dan ekspektasi konsumen, maka dapat dikatakan bahwa kompor gas tersebut
merupakan produk berkualitas. Mengacu pada penjelasan tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam kualitas terdapat beberapa elemen, yaitu;

 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan manusia.


 Kualitas menyangkut produk (barang/ jasa), manusia, proses, dan lingkungan.
 Kualitas merupakan kondisi yang dapat berubah (sesuatu yang dianggap
berkualitas saat ini, bisa dianggap kurang berkualitas di masa depan).
Secara sederhana, pengertian kualitas adalah tingkat baik atau buruknya, mutu, taraf
atau derajat

Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap
era dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan
memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain (pemasaran,
sumber daya manusia, keuangan dan lain-lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas
adalah suatu penyebab umum yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha.

Selain itu, kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus, yang dapat
diukur, baik secara individual, organisasi, korporasi dan tujuan kinerja nasional. Dukungan
manajemen, karyawan dan pemerintah untuk perbaikan kualitas adalah penting bagi kemampuan
berkompetisi secara efektif di pasar global. Perbaikan kualitas lebih dari suatu strategi usaha,
melainkan merupakan sumber penting kebanggaan nasional. Komitmen terhadap kualitas
merupakan suatu sikap yang diformulasikan dan didemonstrasikan dalam setiap lingkup kegiatan
dan kehidupan, serta mempunyai karakteristik hubungan yang paling dekat dengan anggota
masyarakat.

Konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Kualitas
produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi kualitas
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses
penyediaan jasa atau pelayanan bagi perusahaan jasa. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari
penerimaan input hingga perusahaan menghasilkan output bagi pelanggannya. Setiap tahapan
dalam proses produksi maupun proses penyediaan jasa atau pelayanan juga harus berorientasi
pada kualitas tersebut. Hal ini disebabkan setiap tahapan proses mempunyai pelanggan. Hal ini
berarti bahwa pelanggan suatu proses adalah proses selanjutnya dan pemasok suatu proses
merupakan proses sebelumnya.
2.2 Pengertian Pengendalian ( Controlling)

Pengertian Pengendalian (Controlling) : Pengendalian atau dalam bahasa Inggris


disebut dengan Controlling merupakan salah satu fungsi penting manajemen yang
harus dilakukan oleh semua manajer untuk mencapai tujuan organisasinya.
Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa
kegiatan dalam organisasi  dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Fungsi
Pengendalian atau controlling ini juga memastikan sumber-sumber daya organisasi
telah digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasinya.

Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian


(controlling) ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan
mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Dalam pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan
struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat
ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja.

Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik


yang berupa komersial maupun yang non-komersial dan dilakukan di semua tingkatan
manajemen yaitu manajemen puncak, manajemen tingkat menengah maupun
manajemen tingkat bawah. Fungsi Pengendalian akan membandingkan kinerja aktual
organisasi dengan standar yang ditentukan, menemukan penyimpangan dan upaya
untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengendalian ini juga membantu
merumuskan perencanaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Fungsi
pengendalian akan membantu dalam membawa siklus manajemen kembali ke
perencanaan.
2.2.1 Empat Langkah dalam Pengendalian Manajemen

Terdapat empat langkah utama dalam pengendalian organisasi yaitu


menetapkan standar, mengukur kinerja, membandingkan kinerja nyata dengan standar
yang ditentukan dan mengambil tindakan koreksi (perbaikan) jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai empat langkah dalam proses
pengendalian organisasi.

Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)

Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus
dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun
organisasi secara keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk
menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.

Pada umumnya, Standar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis


yaitu Tangible dan Intangible.
 Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur dan
nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang terukur (Measurable
Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu  yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar
penjualan (Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas
(Productivity) hingga laba yang harus dicapai (Profit).
 Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah standar
yang tidak dapat diukur secara moneter ataupun angka. Standar Intangible ini
lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya Standar
Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan, penyimpangan
pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun kesetiaan
pelanggan.

Pekerjaan Pengendalian Manajemen ini akan menjadi lebih mudah dengan adanya
penetapan standar ini. Hal ini dikarenakan pengendalian manajemen dilakukan
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh manajemen itu sendiri.

Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)

Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur


kinerja. Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan
ataupun kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran
kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah
ditentukan. Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam
sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini. Misalnya, jika kita menentukan
standar produktivitas adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap
menggunakan persentasi (%) untuk mengukurnya dan tidak boleh menggunakan
satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk mengukurnya.
Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)

Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan


langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran
kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini
merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan dapat
didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau standar
yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu
bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan.

Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana merupakan


penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana
merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang serius. 
Sebagai contoh, jika biaya alat-alat tulis terjadi kenaikan dari target 5% menjadi aktual
8% maka penyimpangan tersebut dapat dikategorikan sebagai penyimpangan minor
(kecil). Namun disisi lain, jika tingkat cacat produksi bulanan meningkatkan terus
menerus maka dapat dikategorikan sebagai penyimpangan besar yang harus segera
diambil tindakan perbaikannya. Setelah mengetahui penyimpangan yang terjadi,
seorang manajer harus segera mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.

Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)

Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya


adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan
penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan
korektif. Namun jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah
melampai batas yang dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan perbaikan
dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian
hari.

Contohnya, target tingkat kecacatan (reject rate) produk di produksi yang dapat
diterima adalah 2%, namun pada aktualnya tingkat kecacatan produk di produksi
adalah 5%. Tingkat kecacatan tersebut telah melampaui batas yang dapat diterima
sehingga diperlukan penyelidikan terhadap penyimpangan tersebut. Setelah diselidiki,
ternyata yang menyebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ini adalah adanya
pengaturan mesin yang salah. Dengan diketahuinya penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut, maka kita harus mengambil tindakan perbaikan yaitu mengatur
kembali mesin tersebut ke pengaturan yang benar dan memberikan indikasi di mesin
supaya tidak terjadi pengaturan yang salah lagi di kemudian hari.
2.3 Pengertian Quality Control (QC)

Quality Control adalah pengendali mutu dalam sektor industri, mulai dari suatu
manufaktur hingga sebuah produksi tangan. Para QC bisa berasal dari dalam maupun
dari luar perusahaan yang sengaja diminta untuk mengontrol kualitas suatu barang.
Quality Control menurut Ishita Nobuyuki adalah segala kegiatan untuk memelihara dan
memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada suatu
perusahaan.Menurutnya, Quality Control bukan hanya menjadi sebuah tanggung jawab
bagian Quality Control saja, tetapi juga seluruh karyawan atau pihak menjadi satu
kesatuan untuk dapat memecahkan masalah.

Sedangkan Dr. K. Ishikawa mengatakan pengertian Quality Control adalah suatu


kegiatan untuk meneliti, mengembangkan, merancang serta memenuhi kepuasan
konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksanaanya yang melibatkan
seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai pimpinan teratas sampai karyawan dalam
pelaksanaannya.

Feightboum berpendapat Quality Control adalah sistem yang sangat efektif untuk
dapat mengintegrasikan berbagai kegiatan-kegiatan dalam pemeliharaan dan
pengembangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh suatu produksi
dan service dalam tingkat yang paling ekonomis dan juga memuaskan konsumen

Tugas QC dalam industri adalah memeriksa secara visual untuk bisa menguji
produk. Pemeriksaan suatu produk dapat berlangsung sebelum, selama dan setelah
proses dalam produksi. Kemudian pengujian dilakukan baik secara manual, maupun
menggunakan sebuah bantuan teknologi. Tergantung dari sektor industri di mana QC
tersebut bekerja, pada dasarnya QC dapat melakukan pengecekan untuk menjamin
mutu produk.
Quality Control yakni suatu proses yang pada intinya yang dapat menjadikan
entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam suatu kegiatan
produksi. Pengendalian mutu atau juga pengendalian kualitas yang dapat melibatkan
pengembangan sistem untuk bisa memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan
diproduksi untuk dapat memenuhi atau melampaui persyaratan dari para pelanggan
maupun produsen sendiri.

2.3.1 Unsur Dalam Quality Control

1. Kontrol

Unsur seperti kontrol dan manajemen harus ada dalam QC. Dalam QC juga harus
memiliki proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria
integritas dan kinerja, dan suatu identifikasi catatan.

2. Kompetensi

Untuk mengawal kualitas produk maka harus ada kompetensi seperti ilmu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.

3. Elemen Lunak

seperti pada kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,


semangat tim, dan juga suatu hubungan yang berkualitas.
2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Quality Control (QC)

– Mendokumentasi inspeksi dan juga tes pada suatu produk perusahaan.

– Menganalisis, memantau, kemudian menguji serta juga meneliti seluruh produk.

– Merekomendasikan terhadap suatu perusahaan agar melakukan pengolahan ulang


pada setiap produk yang akan memiliki kualitas rendah.

– Memonitoring suatu proses dalam pembuatan produk.

– Melakukan sebuah verifikasi terhadap kualitas produk.

– Memantau sebuah perkembangan seluruh produk yang diproduksi.

– Memastikan setiap barang yang telah diproduksi telah memiliki kualitas yang telah
memenuhi stsobatr yang ditetapkan suatu perusahaan.

– Melakukan berbagai analisis serta mendokumentasikan sebuah produk yang dapat


digunakan kembali sebagai referensi mendatang.
2.3.3 Tujuan Quality Control

– Memberikan sebuah kualitas atau quality produk dan aktifitas kerja.

– Mengontrol biaya atau juga cost.

– Ketepatan dalam penyampaian atau delivery.

– Menjamin suatu keselamatan atau Safety.

– Evironment atau juga ramah lingkungan.

– Memenuhi suatu keinginan customer terhadap suatu produk dan service.

– Menghasilkan sebuah kualitas produk yang sangat baik dan ramah lingkungan.

Bagaimana Quality Control Bekerja? Secara umum quality control akan


memastikan produk atau barang hasil industri sesuai dengan kemauan perusahaan.
Tugas QC akan spesifik sesuai dengan bidang perusahaan.QC ini memiliki
kewenangan untuk dapat menerima atau menolak produk yang yang akan dipasarkan.
Tujuan utama mereka yakni pada suatu pengendalian kualitas, menguji sebuah produk
sesuai standar spesifikasi pabrik atau pada suatu perusahaan.

Jadi saat para QC menemukan cacat pada suatu hasil produksi maka mereka
akan berwenang dan dapat mengirimkan sebuah produk yang cacat kembali untuk
dapat perbaikan. QC akan menguji, memeriksa, meneliti, dan menganalisi suatu
kualitas produk sehingga produk yang dapat dihasilkan sesuai dengan standar
perusahaan dan kelayakan untuk diedarkan di pasaran.
2.3.4 Fungsi Quality Control

– Melakukan sebuah pemantauan pada suatu proses produksi dari awal proses sampai
menjadi barang jadi.

– Memberitahukan kepada para Supervisor Quality Control apabila ada ketidak


sesuaian proses.

– Meluluskan suatu produk jadi atau finish goods.

– Melakukan pada suatu pengambilan sample per tinggal (retain).

– Membuat sebuah laporan pengamatan proses harian.

– Melaksanakan berbagai tugas-tugas lainya yang di berikan oleh supervisor Quality


Control.

– Untuk dapat memastikan produk dan jasa yang sudah di rancang dan di produksi
sehingga telah memenuhi persyaratan dari pelanggan atau para produsen itu sendiri.

2.3.5 Syarat Menjadi Quality Control (QC)

Saat ini mungkin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga QC, dan
mereka mencari individu yang berkompeten baik secara pendidikan maupun skill. Jika
ingin menjadi QC maka harus berpendidikan diploma atau sarjana, memiliki suatu
keterampilan komunikasi yang baik lisan dan tertulis dan harus baik dalam sebuah
perhitungan aritmatika dan memiliki suatu bakat mekanik bila diperlukan.
Kemudian biasanya harus bengalaman lebih dari 2 tahun biasanya diperlukan
untuk dapat menjadi QC di lapangan diperlukan, menggunakan komputer dan utilitas.
Dengan sebuah program pelatihan dan sertifikasi yang ditawarkan oleh organisasi-
organisai internasional dapat membantu untuk mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai
QC.

Untuk dapat memiliki pengetahuan kerja departemen lain dari suatu perusahaan
dan aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk dapat mempertahankan kualitas
dengan cara yang lebih efektif.Demikian ulasan mengenai quality control mulai dari
pengertian, fungsi, tujuan hingga cara kerjanya.

2.4 Pengertian Metode

Pengertian metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan


untuk mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-
langkah tetap yang teratur. Kata metode (method) berasal dari bahasa Latin dan juga
Yunani, methodus yang berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau di atas, dan
kata hodos, yang berarti suatu jalan atau suatu cara.

Metode secara harfiah menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas yang akan
dicapai atau dibangun. Mendekati suatu bidang secara metodis berarti memahami atau
memenuhinya sesuai dengan rencana, mengatur berbagai kepingan atau tahapan
secara logis dan menghasilkan sebanyak mungkin hubungan.

Metode dan sistem membentuk hakikat ilmu. Sistem bersangkutan dengan isi
ilmu, sementara metode berkaitan dengan aspek formal. Lebih tepat, sistem berarti
keseluruhan pengetahuan yang teratur atau totalitas isi dari ilmu.
Karakter Metode

Metode juga dapat didefinisikan sebagai an established, habitual, logical, or systematic


process of achieving certain ends with accuracy and efficiency, usually in an ordered
sequence of fixed steps (praktik yang mapan, kebiasaan, logis atau proses sistematis
untuk mencapai tujuan tertentu dengan akurasi dan efisiensi, biasanya dalam urutan
teratur langkah-langkah tetap).

Berdasarkan definisi tersebut, berikut ini karakter metode meliputi:

1. metode merupakan sebuah aktivitas yang relatif mapan yang digunakan oleh
suatu kelompok.
2. terkadang karena sudah terbiasa dan relatif mapan, metode merupakan aktivitas
yang sudah menjadi kebiasaan dari suatu kelompok.
3. metode yang telah mapan dan menjadi kebiasaan biasanya menjadi tindakan
yang logis dan merupakan sebuah proses yang sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu dengan akurasi dan efisiensi penggunaan sumber daya.
 
BAB III

PENGENDALIAN KUALITAS PADA POSTER POLIMEDIA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE QUALITY CONTROL

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada bab I, maka melalui Bab III
ini penulis menguraikan mengenai penyebab cacat produk pada poster yang tidak
sesuai dari apa yang telah ditentukan oleh costumer. Penulis menjelaskan
mengenai lokasi observasi, persiapan, pelaksanaan observasi, dan permasalahan
pada kualitas poster yang cacat.

3.1 Lokasi Observasi

A. Politeknik Negeri Media Kreatif


B. Data teknis spefikasi Poster Polimedia

(1). Spesifikasi Poster Polimedia.


(2). Spesifikasi Order Poster Polimedia.

Spesifikasi Order

Nama Customer : Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif


Nama Order : Poster
Tipe Order : Barang jadi manufaktur
Jumlah Oplah : 15.000 exp
Format Ukuran : A3 (297 mm x 420 mm)
Cetak Cover : 4/0
Cetak isi : 1/1
Inschiet : 6%
Teknologi Mesin : Mesin CtP
Mesin Heidelberd Speedmaster 52
Mesin Potong Front 550
Jumlah Warna : 4 Warna 1 Muka
Material : Kertas Art Paper 230 gram A3
Tinta CMYK
Plate cetak
Tanggal Pemesanan : 21 Desember 2020
Tanggal Selesai : 23 Desember 2020

3.2 Persiapan Pengendalian Kualitas


a. Menerima data dari client
b. Mendiskusikan spefikasi order
c. Cetak Coba

3.3 Pelaksanaan Proses Quality Control

a. Pelaksanaan Pengendalian Kualitas :

(1). Mengembangkan rencana (Plan). Merencanakan spesifikasi, menetapkan


spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada operator
akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-
menerus dan berkesinambungan. 
(2). Melaksanakan rencana (Do). Rencana yang telah disusun
diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas
secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil.
Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu
mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar
sasaran dapat tercapai. 
(3). Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check). Memeriksa atau
meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur,
sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.
Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan,
berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah
penyebab kegagalannya. 

(4). Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action).  Penyesuaian


dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas.
Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari
timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya.

3.4 Permasalahan Produk Cacat pada Poster Polimedia

a. Operator mengalami tekanan dalam pekerjaan / kecapekan / kerja diluar shift

b. Melakukan ‘slip’ dan ‘lapse’ membuat operator kelalaian dalam mencetak


poster

c. Tinta pengeluarannya terlalu banyak / terlalu sedikit

d. Raster tidak sesuai dengan spesifikasi order


BAB IV
ANALISA MASALAH DAN SOLUSI
4.1 Operator mengalami tekanan dalam pekerjaan / kecapekan / kerja diluar
shift

a. operator kerja lembur .

b. kurangnya istirahat.

c. dimarahi atasan.

4.2 Melakukan ‘slip’ dan ‘lapse’ membuat operator kelalaian mencetak poster

a. kurang fokus dan kurang profesional dalam melaksanakan tugas.

b. salah dalam proofing image atau menyusun imposisi.

c. lupa dengan spesifikasi order.

4.3 Tinta Pengeluaranya terlalu banyak / terlalu sedikit


a. menyetel pengeluaran tinta pada saat sebelum mencetak / mencetak coba
b. Mengisi tinta jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit
c. tinta sudah tidak layak pakai
4.4 Raster tidak sesuai dengan spesifikasi order
a. menyetel raster dengan imposisi yang benar
b. kertas ke geser
c. anleg tidak ngepas jaraknya dengan spesifikasi order
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses pengendalian kualitas merupakan bagian terfatal dalam


pengecekan pada suatu produk yang akan dikirim ke costumer, karena satu saja
kesalahan akan berakibat reject order. Maka dari itu kelalaian manusia pada
proses pra-cetak, cetak, maupun finishing harus bisa dicegah.

Cacat Produk dapat terjadi kapan pun, dimana pun, dan kepada siapa pun.
Kelalaian manusia atau Cacat Produk dapat dicegah dengan:

 Mengetahui Spesifikasi Order


 Melayout dengan benar
 Membuat Plate yang benar
 Mengimposisi sesuai spesifikasi order
 Menyetel tinta yang benar
 Menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan
 Memberikan peringatan dan alarm untuk membantu jika terjadi kesalahan
 Pekerja harus melalui pelatihan, berpengalaman, memiliki motivasi kerja, dan
disiplin kerja
5.2 Saran

Saran dari penulis, pada saat proses pra-cetak , cetak, pasca cetak
operator yang bekerja harus fokus supaya tidak lalai dalam bekerja dan operator
harus mengetahui spesifikasi order supaya tidak terjadi cacatnya produk poster
pada saat mencetak.

Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan
dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari karya tulis ini. Penulis
juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis
agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
segala pihak yang telah membantu hingga karya tulis ini dapat saya selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-controlling-empat-
langkah-pengendalian/
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-kualitas.html
https://pelayananpublik.id/2020/04/09/apa-itu-quality-control-qc-fungsi-tujuan-cara-
kerja-dan-manfaatnya/
https://media.neliti.com/media/publications/5361-ID-efektivitas-pelaksanaan-quality-
control-pada-bagian-produksi-pt-indohamafish-di.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengertian-tujuan-alat-bantu-dan-langkah-
pengendalian-kualitas.html#:~:text=Pengendalian%20kualitas%20adalah%20suatu
%20teknik,dan%20dapat%20memenuhi%20kepuasan%20konsumen.

Anda mungkin juga menyukai