Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA

PADA MASYARAKAT di DESA KALISARI DUSUN BANJARSARI 1

NATAR LAMPUNG SELATAN

LEMBAR JUDUL

Disusun Oleh:

Kelompok 1 reguler 2 :

1. DANDY PUTRA SURYA (2014901056)


2. NOVI RAHMAWATI (2014901078)
3. FEMY LIA UTAMI (2014901058)
4. ALRI LESTARI (2014901053)
5. HELEN YOSSRANTIKA (2014901060)
6. NADHYA AYUNINGTYAS (2014901074)

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG

PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

TH. 2020/2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarokatuh

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat, serta karunia-
Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga dengan izin-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan kegiatan Praktik Klinik Keperawatan dalam Keperawatan
Komunitas di semester II.
Penulisan laporan ini penyusun sangat sadar sepenuhnya bahwa laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, semangat, serta dukungan dari banyak pihak, maka dari
itu penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.
3. Dr. Anita, M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Ners Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang dan selaku Pembimbing Keperawatan Komunitas Program
Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
4. Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Koordinator Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
5. El rahma, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing akademi Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan ilmu
pengetahuan bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Bandar Lampung, April 2021

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


DUSUN BANJARSARI 1 DESA KALISARI KEC. NATAR KAB. LAMSEL:

JUDUL : LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA


DI DUSUN BANJARSARI 1 DESA KALISARI KEC. NATAR KAB.
LAMSEL

PENYUSUN : KELOMPOK 2

PRODI : NERS KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Bandarlampung, Mei 2021

Disetujui oleh:

Koordinator Pembimbing lahan


Keperawatan Komunitas, Keperawatan Komunitas,

Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom. Ns. Arlis Yuliana, S.Kep.,M.Kes

NIP. 1971081119940220001 NIP.


DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR JUDUL.....................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................3

DAFTAR ISI.............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................6
C. Manfaat..........................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................7

A. Asuhan Keperawatan gerontik........................................................................................7


B. Tinjauan Penyakit..........................................................................................................16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................19

BAB IV PENUTUP................................................................................................................39

A. Kesimpulan..................................................................................................................39
B. Saran.............................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila usianya 60
tahun ke atas,baik pria maupun wanita. Sedangkan Departeman kesehatan RI
menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun
(Indriana, 2012; Kushariyadi, 2010; Wallace, 2007).
Proses penuaan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik secara sosial,
ekonomi, dan terutama kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan semangkin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor proses
alami yang dapat menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada
jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa (Perry &
Potter, 2005).
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit
degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker (Brunner & Suddarth, 2002). Salah
satu penyakit degeneratif yang sering kita temui adalah asam urat. Faktor risiko yang
menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah genetik/riwayat keluarga,
asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas),
hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu (terutama diuretika). Faktor-
faktor tersebut di atas dapat meningkatkan kadar asam urat, jika terjadi peningkatan
kadar asam urat serta di tandai rasa linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan
bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Vitahealth (2007)
Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita hipertensi
yang belum terjangkau oleh layanan kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan dari
sebagian besar penderita hipertensi (Adriansyah, 2012).
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam – diam “ karena penderita hipertensi sering
tidak menampakan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).
Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun dunia
sebab diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di Negara
berkembang. pada tahun 2000 terdapat 639 kasus hipertensi diperkirakan meningkat
menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025.
Di Dusun Banjarsari 1 masih banyak terdapat masalah hipertensi pada lansia yaitu
berjumlah 59% dengan tekanan darah > 140/90 mmHg-160/90 mmHg dan sedikit
masyarakat yang mengetahui tentang hipertensi yaitu berjumlah 21% oleh sebab itu perlu
dilakukan intervensi tentang penyakit hipertensi di dusun banjarsari 1.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu
1. Tujuan umum
Mampu mengaplikasi konsep dan teori keperawatan gerontik yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan tentang
penyakit degeneratif di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan Provinsi Lampung.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Banjarsari 1
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
d. Merumuskan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Banjarsari 1 Desa
Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
e. Melakukan perencanaan Asuhan Keperawatan gerontik di Dusun Banjarsari 1
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan gerontik di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
g. Melakukan implementasi Asuhan Keperawatan gerontik pada masyarakat di
Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi
Lampung.
h. Mengevaluasi tindakan Asuhan Keperawatan gerontik yang sudah dilakukan
pada masyarakat di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan Provinsi Lampung.

C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman yang berharga kepada mahasiswa melalui keterlibatan
secara langsung dalam masyarakat untuk menemukan, merumuskan, memecahkan
dan menanggulangi permasalahan kesehatan pada masyarakat secara rasional dengan
membina kerja sama yang baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan bahan pertimbangan dan evaluasi perbaikan mutu terhadap
pelaksanaan model praktik yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat setempat dapat memberikan informasi tentang masalah kesehatan
penyakit degeneratif guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Keperawatan gerontik
Perkembangan ilmu keperawatan perlu diikutip dengan pengembangan praktik
keperawatan, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi terhadap masalah
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Secara umum, implikasi/ praktik
keperawatan yang dapat dikembangkan dengan proses menua dapat didasarkan
dapat teori menua/secara biologis, psikologis, dan sosial. Berkut adalah uraian
bentuk-bentuk aplikasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu yang
negalami proses penuaan, dengan di dasarkan pada teori yang mendasari prose
menua itu sendiri. Iplikasi keperawatan yang diberikan di dasarkan atau asumsi
bahwa tindkan keperawatan yang diberikan lebih di tekankan pada upaya untuk
memodifikasi fakotr-faktor secara teoritis di anggap dapat mempercepat prose
penuaan. Istilah lain yang digunakan untuk menunjukkan teori menua adalah
senescence.Menurut Sunaryo (2016), senescence diartikan sebagai perubahan
perilaku sesuai usia akibat penurunan kekuatan dan kemampuan adaptasi.
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2005). Lansia merupakan periode penutup dalam
rentang kehidupan seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak
jauh dari periode terdahulu (Peldian Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial
yang saling berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008).
Lansia akan mengalami perubahan yang terkait dengan biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual yang kecepatan perubahan tersebut berbeda untuk setiap
individu. Jenis kelamin, rasa, kelas sosial, dan keimanan menciptakan interaksi
yang komplek yang berkontribusi dalam proses penuaan setiap individu.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat
rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
2) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agama dan komposisi keluarga.
3) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
4) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok
khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis,
penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana
dibawah ini :
a) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b) Tanda — tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) : ISPA, Penyakit asma,
TBC paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit rheumatic, Penyakit
jantung, Penyakit gangguan jiwa, Kelumpuhan, Penyakit menahun
lainnya
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari — hari: pola pemenuhan nutrisi, pola
pemenuhan cairan elektrolit, pola istirahat tidur, pola eliminasi, pola
aktivitas gerak, pola pemenuhan kebersihan diri, status psikososial, status
pertumbuhan dan perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan,
pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan, pola
perilaku tidak sehat seperti: kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
5) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
(1) Luas bangunan
(2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
(3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
(4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
(5) Dinding : tembok, kayu, bambu
(6) Lantai : semen, keramik, tanah
(7) Ventilasi : ± 15 — 20% dari luas lantai
(8) Pencahayaan : kurang, baik
(9) Penerangan : kurang, baik
(10) Kebersihan : kurang, baik
(11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
(12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b) Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih (MCK)
(2) Penyediaan air minum
(3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : sdibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
(6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
(7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c) Fasilitas
(1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain — lain
(2) Pekarangan
(3) Sarana olahraga
(4) Taman, lapangan
(5) Ruang pertemuan
(6) Sarana hiburan
(7) Sarana ibadah
d) Batas — batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e) Kondisi geografis
f) Pelayanan kesehatan dan sosial
(1) Pelayanan kesehatan
(a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
(b) Jumlah kunjungan
(c) Sistem rujukan
(2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
(a) Lokasi
(b) Kepemilikan
(c) Kecukupan
6) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
(1) Jumlah penghasilan rata — rata tiap bulan
(2) Jumlah pengeluaran rata — rata tiap bulan
(3) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
7) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
8) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
9) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
d) Jenis bahasa yang digunakan
10) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
11) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2) Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

c. Sumber Data
1) Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya


tentang pengkajian komunitas
a) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien,
masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien.
Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga
pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan
Palpasi (Mubarak, 2005).
d. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

e. Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan community
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon community
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

f. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005)

g. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009).
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
a. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Symptom atau gejala :
1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan

4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah: Inovative, Integrated, Rasional, Mampu dan mandiri.

5. Evaluasi
Menurut waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan program. Temuan utama berupa masalah-masalah
dalam pelaksanaan program.
b. Evaluasi sumatif
Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai dan bertujuan untuk
menilai hasil pelaksanaan program. Temuan utama berupa capaian-capaian dari
pelaksanaan program.
Menurut tujuan evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, berikut ini.
a. Evaluasi Proses
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan
fokus pada masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
b. Evaluasi Biaya-Manfaat
Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program relatif terhadap
alternatif penggunaan sumber daya dan manfaat dari program.
c. Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan
kelembagaan.

B. Tinjauan Penyakit
a. Pengertian Penyakit Degeneratif
Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap
tanpa sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf yang sebelumnya
berfungsi normal menjadi lebih buruk sehingga tidak berfungsi sama sekali.
Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron, myelin
dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi
penghancuran sel yang hebat. Penyakit seperti itu menunjukkan adanya penurunan
daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel lebih cepat (Suiraoka, I.
2016).

b. Faktor Resiko Penyakit Degeneratif


1) Pola Makan Yang Tidak Sehat
Perubahan sosial ekonomi dan selera makan akan mengakibatkan perubahan
pola makan masyarakat yang cenderung menjauhkan konsep makanan
seimbang, sehinga berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi. Pola makan
tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro akan
menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih, serta meningkatkan radikal
bebas yang akhirnya mengakibatkan perubahan pola penyakit, dari infeksi ke
penyakit kronis non infeksi atau memicu munculnya penyakit degeneratif
(Suiraoka, I. 2016).
2) Kurangnya Aktivitas Fisik.
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan
mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. (Suiraoka, I. 2016).
3) Konsumsi Rokok
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat akrab dengan tembakau
dan hasil olahannya seperti misalnya rokok. Seringkali rokok diibaratkan
sebagai pabrik bahan kimia. Hal ini dikarenakan banyaknya bahan kimia
yang berbahaya yang dikeluarkan dari satu batang rokok yang dihisap
diantaranya adalah bahan kimia nikotin, tar dan karbondioksida (Suiraoka, I.
2016).
4) Meningkatnya Stressor dan Paparan Penyebab Penyakit Degeneratif.
Stress merupakan tekanan yang menimbulkan reaksi fisik dan emosional.
Banyak hal yang berpotensi dapat menyebabkan stress atau yang dikenal
dengan istilah stressor. Dampak stress terhadap kesehatan lebih berpengaruh
secara nyata, karena kecenderungan yang dialami oleh orang yang mengalami
stress untuk berprilaku tidak sehat seperti minum minuman beralkohol secara
berlebihan, merokok, mengkonsumsi narkoba dan sebagainya (Suiraoka, I.
2016).
c. Upaya Preventif Penyakit Degeneratif.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menekan resiko timbulnya penyakit
degeneratif yaitu :
1) Merubah Gaya Hidup.
Perubahan gaya hidup merupakan kunci utama keberhasilan pencegahan
penyakit degeneratif. Istilah perubahan gaya hidup atau perubahan kebiasaan
(behavior) mencakup tiga hal penting yaitu : diet, aktivitas fisik, dan
perubahan kebiasaan. (Suiraoka, I. 2016).
2) Atasi Obesitas.
Untuk mengatasi obesitas secara tepat, diperlukan usaha-usaha yang dapat
membantu diri sendiri sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Beberapa
upaya yang mendukung keberhasilan penurunan berat badan dalam mengatasi
obesitas yaitu membuat komitmen, berpikiran positif, tentukan skala prioritas,
membuat target realistis dan mengendalikan berat badan (Suiraoka, I. 2016).
3) Kendalikan Stress.
Stress memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap system metabolisme
tubuh karena akan menguras vitamin dan mineral. Stress merangsang
pengeluaran hormone adrenalin secara berlebihan, sementara untuk
memproduksi hormon tersebut dibutuhkan vitamin B, mineral zinc, kalium dan
kalsium. (Suiraoka, I. 2016).
4) Melakukan aktivitas fisik dan berolahraga.
Olahraga meliputi segala macam pelatihan sedangkan aktivitas fisik mencakup
semua olah raga, semua gerakan tubuh, semua pekerjaan, rekreasi, kegiatan
sehari-hari, sampai pada kegiatan waktu berlibur atau waktu senggang.
5) Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Membiasakan makan makanan beranekaragam atau bervariasi merupakan
prinsip gizi seimbang yang universal. Artinya setiap orang termasuk orang
dewasa dimana saja membutuhkan makanan beraneka ragam. Karena, tidak
ada makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan dalam tubuh.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA


PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
POLTEKKES TANJUNGKARANG

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA


DI DESA KALISARI DUSUN BANJARSARI 1 NATAR, LAM-SEL

A. Profil Kecamatan
Berikut merupakan profil dusun banjari 1 yang akan dijelaskan per sub sebagai berikut:
1. Geografi dan iklim
Dusun Banjarsari I di Desa Kali Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Untuk batas wilayah Dusun Banjarsari I RT.017 sebelah utara berbatasan dengan
Kaliasin 3 RT.13. Lalu untuk sebelah timur berbatasan dengan Banjarsari 3 RT.22.
Sebelah selatan berbatasan dengan Banjarsari 2 RT.19 & RT.20, kemudian untuk
sebelah barat berbatasan dengan Kaliasin 4, RT.14 & RT.15.
Jumlah penduduk Dusun Banjarsari I pada tahun 2021 mencapai 1.161 jiwa
terdiri dari 452 jiwa laki-laki dan 526 jiwa perempuan dengan total 328 KK. Dilihat
dari topogragi dan kontur tanah, Dusun Banjarsari I secara umum berupa area
persawahan. Jarak Dusun Banjarsari I ke ibu kota kabupaten 88,3 km dengan waktu
tempuh selama 73 menit, dan jarak tempuh Dusun Banjarsari I dengan pusat kota
sejauh 5,5 km dengan waktu tempuh 11 menit.
Jarak Dusun Banjarsari I ke Rumah Sakit terdekat sejauh 5,2 km dengan jarak
tempuh 12 menit. Untuk sarana dan prasarana yang ada di Dusun Banjarsari I
meliputi masjid, pasar tradisional yang buka setiap hari Selasa, Kamis dan Minggu,
puskesmas, posyandu, dan sekolah SD.
Keadaan ekonomi mata pencaharian penduduk Dusun Banjarsari I mayoritas
adalah buruh bangunan dengan penghasilan 400.000 - 600.000 per minggu (data
hasil wawancara). Sisanya berprofesi sebagai buruh tani, peternak, dan ibu rumah
tangga. Adapun budaya, kehidupan sosial, dan interaksi sosial menyatakan sangat
harmonis dan rukun satu sama lain saling menghormati sehingga tercipta lingkungan
yang kondusif, aman, tentram dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kegotongroyongan dalam membangun.
Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Dusun Banjarsari I adalah pendidikan
SD. Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Dusun Banjarsari I
mayoritas beragama Islam. Dan mayoritas bersuka Jawa.

B. Pengkajian
Dari pengkajian yang dilakukan, didapatkan data demografi yang kami kelompokkan
dan disajikan dalam presentase sebagai berikut:
1. Demografi
a. Jumlah Lansia
Pada pengkajian didapatkan data jumlah lansia sebagai berikut
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah lansia
No Kelompok umur Jumlah Presentase
1 <60 19 40%
2 60 – 70 21 45%
3 71 – 80 4 8,5%
4 81 – 90 3 6,3%
5 > 90 0 0
Berdasarkan table 1.1 diketahui bahwa dari 47 lansia, rentang usia yang paling
banyak adalah usia <60 tahun (40%) dan rentang usia yang paling sedikit
adalah usia 81-90 tahun (6,3%).

b. Jenis Kelamin
Pada pengkajian didapatkan data jenis kelamin lansia sebagai berikut
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 22 47%
2 Perempuan 25 53%
Berdasarkan table 1.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, jenis kelamin yang
paling banyak adalah perempuan (53%) dan paling sedikit laki-laki (47%).

c. Suku
Pada pengkajian didapatkan data suku lansia sebagai berikut
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Suku Lansia
No Suku Jumlah Presentase
1 Jawa 49 100%
2 Lain-lain 0 0
Berdasarkan table 1.3 diketahui bahwa dari 49 lansia, suku yang paling
banyak adalah suku jawa secara keseluruan (100%).

d. Agama
Pada pengkajian didapatkan data agama yang dianut lansia sebagai berikut
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Agama Lansia
No Agama Jumlah Presentase
1 Islam 47 100%
Berdasarkan table 1.4 diketahui bahwa dari 47 lansia, agama yang paling
banyak dianut adalah agama Islam (100%)

e. Pendidikan
Pada pengkajian didapatkan data tingkat pendidikan lansia sebagai berikut
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Lansia
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 Tidak lulus SD 13 27%
2 SD 29 62%
3 SMP 4 8,5%
4 SMA 1 2,1%
Berdasarkan table 1.5 diketahui bahwa dari 47 lansia, tingkat pendidikan yang
paling banyak adalah SD (62%) dan pendidikan yang paling sedikit adalah
SMA (2,1%).

f. Alamat
Pada pengkajian didapatkan data alamat lansia sebagai berikut
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Alamat Lansia
No Alamat Jumlah Presentase
1 RT 16 15 32%
2 RT 17 10 21%
3 RT 18 22 47%
Berdasarkan table 1.6 diketahui bahwa dari 47 lansia, alamat yang paling
besar ditempati adalah RT 18 (47%) dan yang paling sedikit adalah RT 17
(21%).

2. Masalah kesehatan Lansia secara umum


Dari pengkajian yang dilakukan, terdapat berbagai masalah kesehatan yang berasal
dari berbagai aspek kehidupan (Fisik, Psikologis, Sosialdan Spiritual) yang disajikan
dalam presentase sebagai berikut:
a. Masalah Fisik
Pada pengkajian didapatkan data masalah fisik sebagai berikut
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Fisik Lansia
No Masalah Fisik Jumlah Presentase
1 Diabetes mellitus 6 13%
2 Hipertensi 26 55%
3 Asam urat 8 17%
4 Gastritis 4 8,5%
5 Kolestrol 3 6,3%
Berdasarkan table 2.1 diketahui bahwa dari 47 lansia, masalah kesehatan fisik
yang paling banyak terjadi adalah Hipertensi (55%) dan yang paling sedikit
adalah kolestrol (6,3%).

b. Masalah Psikologis
Masalah psikologis yang dikaji adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Psikologis Lansia
No Masalah Psikologis Jumlah Presentase
1 Cemas 17 36%
2 Gelisah 12 25%
3 Takut 10 21%
4 Marah 8 17%
Berdasarkan table 2.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, masalah kesehatan
psikologis yang paling banyak terjadi adalah Kecemasan (36%) dan yang paling
sedikit adalah marah (17%).

c. Masalah Sosial
Masalah sosial yang dikaji adalah sebagai berikut
Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Sosial Lansia
No Masalah Sosial Jumlah Presentase
1 Hubungan baik dengan orang 28 59%
lain
2 Mengikuti aktifitas di 10 21%
lingkungan sekitar
3 Tidak ada masalah sosial 9 19%
Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa dari 47 lansia, masalah kesehatan sosial
dalam berhubungan baik dengan orang lain dan tidak ada masalah sosial tinggi
sebanyak (59%) dan mengikuti aktifitas lingkungan disekitar sebanyak (21%).

d. Masalah Spiritual
Masalah spiritual yang dikaji adalah sebagi berikut
Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Spritual Lansia
No Masalah Kesehatan Jumlah Presentase
1 Melakukan ibadah 43 91%
2 Tidak melakukan beribadah 4 8,5%
rutin
Berdasarkan table 2.4 diketahui bahwa dari 47 lansia, yang melakukan ibadah
sebesar (91%) dan yang tidak beribadah (8,5%).
3. Pola Kebiasaan Lansia sehari hari
Berdasarkan pengkajian didapatkan informasi mengenai kebiasaan lansia dalam
kehidupannya sehari-hari yang di sajikan dalam bentuk presentase sebagai berikut:
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Pola Kebiasaan Lansia
No Pola kebiasaan Jumlah Presentase
1 Makan teratur (minimal 2x/hr) 42 89%
2 Olah raga teratur (minimal 30 17 36%
menit/hr)
3 Kebiasaan merokok 20 42%
4 Kebiaasaan minum kopi 22 47%
5 Kebiasaan minum alkohol 0 0
6 Istirahat Tidur (minimal 4- 21 47%
6jam/hari)
Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa dari pola kebiasaan lansia, diantaranya
seluruh lansia makan teratur sebesar (89%), olahraga teratur sebesar (36%),
kebiasaan merokok sebesar (42%), kebiasaan minum kopi sebesar (47%), minum
alkohol sebesar (0%) dan kebiasaan tidur 4-6 jam/hari sebesar (47%).

4. Pelayanan kesehatan
Berdasarkan pengkajian didapatkan informasi mengenai kebiasaan lansia dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang di sajikan dalam bentuk presentase sebagai
berikut:
a. Pengetahuan lansia tentang kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data tentang pengetahuan lansia tentang kesehatan
sebagai berikut
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Tentang Kesehatan
No Pengetahuan lansia Jumlah Presentase
1 Hipertensi 10 21%
2 DM 16 34%
3 Asam Urat 14 30%
4 Gastritis 21 45%
5 Kolestrol 18 38%
Berdasarkan table 5.1 diketahui bahwa lansia mengetahui pengetahuan tentang
hipertensi 21%, DM 34%, asam urat 30%, Gastritis 45% dan Kolestrol 38%.

b. Pemeriksaan kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data tentang keikutsertaan lansia dalam pemeriksaan
kesehatan sebagai berikut
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan
No Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Presentase
1 Memeriksakan kesehatan 11 23%
2 Tidak memeriksakan 36 76%
kesehatan
Berdasarkan table 5.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, lansia yang memeriksakan
kesehatan sejumlah 23% dan yang tidak memeriksakan kesehatan sebesar 76%.
c. Terapi yang digunakan
Pada pengkajian didapatkan data tentang terapi yang dilakukan oleh lansia dalam
mempertahankan kesehatan sebagai berikut
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Terapi Lansia
No Terapi Jumlah Presentase
1 Farmakologis 14 30%
2 Non-farmakologis 33 70%
Berdasarkan table 5.3 diketahui bahwa dari 47 lansia, lansia yang menggunakan
terapi farmakologis untuk mengurangi penyakit sebesar 30% dan yang
menggunakan terapi non farmakologis sebesar 70%.

5. Pengukuran Tekanan Darah


Pada pengkajian didapatkan data tentang tekanan darah lansia sebagai berikut
Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Lansia
No Rentang Jumlah Presentase
1 < 140/90 mmHg 12 25%
2 >140/90-160/90 mmHg 28 59%
3 >160/90 mmHg 7 15%
Berdasarkan table 6.1 diketahui bahwa dari 47 lansia, lansia yang menggunakan
memiliki TD < 140/90 mmHg sebanyak 25%, 140/90-160/90 mmHg sebanyak 59%
dan >160/90 mmHg sebanyak 15%.
Analisis Data

Diperoleh data dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, dikelompokkan sebagai
berikut:

No Data Fokus Masalah Komunitas Penyebab Masalah

1 - Jumlah lansia penderita Resiko meningkatnya 1. Kurangnya


Hipertensi 55% penyakit degeneratif pengetahuan
- Jumlah lansia yang hipertensi pada lansia tentang
merokok 42% komunitas lansia penatalaksanaan
- Jumlah lansia yang Dusun Banjarsari 1 hipertensi
kebiasaan minum kopi 2. Kurang peran
47% serta lansia
- Jumlah lansia yang dalam kegiatan
memiliki TD >140/90 olahraga pada
mmHg sebanyak 59 % komunitas lansia
- Jumlah lansia yang Dusun Banjarsari
memiliki pengetahuan 1
tentang hipertensi 29 % 3. Kurangnya peran
- Jumlah lansia yang serta lansia
menggunakan terapi non dalam
farmakologi untuk pemeriksaan
mengatasi penyakit 70% kesehatan pada
Jumlah lansia yang komunitas lansia
berolahraga teratur Dusun Banjarsari
sebesar 36% 1
4. Tidak adanya
penggunaan
terapi modalitas
keperawatan
untuk mengatasi
hipertensi pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari
1
Tidak adanya
penggunaan
terapi
komplementer
keperawatan
untuk mengatasi
hipertensi pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari
1

2 - Jumlah lansia yang Resiko meningkatnya 1. Kurangnya


asam urat 17% penyakit asam urat pengetahuan
- Jumlah lansia yang pada komunitas lansia lansia tentang
menggunakan terapi non Dusun Banjarsari 1 penatalaksanaan
farmakologi untuk asam urat
mengatasi penyakit 70% 2. Kurang
- Jumlah lansia yang pengetahuan
memiliki pengetahuan lansia tentang
tentang asam urat 30% terapi non
- Jumlah lansia yang farmakologi pada
memeriksakan komunitas lansia
kesehatan secara rutin Dusun Banjarsari
23% 1
3 - Jumlah lansia penderita Resiko meningkatnya 1. Kurangnya
DM sebesar 13% penyakit degeneratif pengetahuan
- Jumlah lansia yang DM pada komunitas lansia tentang
mengetahui tentang DM lansia Dusun penatalaksanaan
34% Banjarsari 1 DM
- Jumlah lansia yang 2. Kurang peran
menggunakan terapi non serta lansia
farmakologi untuk dalam kegiatan
mengatasi penyakit 70% olahraga pada
- Jumlah lansia yang komunitas lansia
berolahraga teratur Dusun Banjarsari
sebesar 36% 1
3. Kurangnya peran
serta lansia
dalam
pemeriksaan
kesehatan pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari
1
4. Tidak adanya
penggunaan
terapi modalitas
keperawatan
untuk mengatasi
DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari
1
5. Tidak adanya
penggunaan
terapi
komplementer
keperawatan
untuk mengatasi
DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari
1
4 Jumlah lansia yang Resiko meningkatnya Manajemen koping
memiliki kecemasan (36%) kecemasan pada tidak efektif
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1

SKORING

Dari analisa diatas didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk
menentukan prioritas masalah, adapun penapisan masalah tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
KRITERIA Score Keterangan
No Masalah Kesehatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Resiko meningkatnya 5 5 4 4 4 3 4 3 32 Keterangan
penyakit degeneratif kriteria:
hipertensi pada 1. Sesuai
komuntas lansia Dusun dengan peran
Banjarsari 1 perawat
berhubungan dengan: komunitas
a. Kurangnya 2. Resiko
pengetahuan lansia terjadi/jumlah
tentang mengatasi yang beresiko
hipertensi pada 3. Resiko
komunitas lansia parah
Dusun Banjarsari 1 4. Potensi
b. Kurang peran serta untuk pend
lansia dalam kesehatan
pemeriksaan 5. Interest
kesehatan pada untuk
komunitas lansia komunitas
Dusun Banjarsari 1 6. Kemung
c. Tidak adanya kinan diatasi
penggunaan terapi 7. Relevan
modalitas dengan
keperawatan untuk program
mengatasi puskesmas
hipertensi pada 8. Tersedia
komunitas lansia nya sumber
Dusun Banjarsari 1 daya
d. Tidak adanya Keterangan
penggunaan terapi Pembobotan:
komplementer 1. Sangat rendah
keperawatan untuk 2. Rendah
mengatasi 3. Cukup
hipertensi pada 4. Tinggi
komunitas lansia 5. Sangat tinggi
Dusun Banjarsari 1
e. Kurang peran serta
lansia dalam
kegiatan olahraga
pada komunitas
lansia Dusun
Banjarsari 1
2 Resiko meningkatnya 5 4 3 4 4 4 3 3 30
penyakit asam urat pada
komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1
berhubungan dengan:

a. Kurangnya
pengetahuan lansia
tentang mengatasi
asamurat pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
b. Kurang
pengetahuan lansia
tentang terapi non
farmakologi pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
3 Resiko meningkatnya 5 3 3 4 3 3 4 3 28
penyakit degeneratif
DM pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari
1 berhubungan dengan:

a. Kurangnya
pengetahuan lansia
tentang mengatasi
DM pada komunitas
lansia Dusun
Banjarsari 1
b. Kurang peran serta
lansia dalam
pemeriksaan
kesehatan pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
c. Tidak adanya
penggunaan terapi
modalitas
keperawatan untuk
mengatasi DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
d. Tidak adanya
penggunaan terapi
komplementer
keperawatan untuk
mengatasi DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
4 Resiko meningkatnya 5 2 2 4 4 4 3 3 27
kecemasan pada
komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1
berhubungan dengan:
a. Manajemen koping
tidak efektif pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1

C. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan disusun berdasarkan analisa yang telah didapatkan:


1. Resiko meningkatnya penyakit degeneratif hipertensi pada komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1 berhubungan dengan:

a. Kurangnya pengetahuan lansia tentang penatalaksanaan hipertensi


b. Kurang peran serta lansia dalam kegiatan olahraga pada komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
c. Kurangnya peran serta lansia dalam pemeriksaan kesehatan pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1

2. Resiko meningkatnya penyakit asam urat pada komunitas lansia Dusun Banjarsari
1 berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan lansia tentang mengatasi asam urat pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
b. Kurang pengetahuan lansia tentang terapi non farmakologi pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
3. Resiko meningkatnya penyakit degeneratif DM pada komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1 berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan lansia tentang penatalaksanaan DM
b. Kurang peran serta lansia dalam kegiatan olahraga pada komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
c. Kurangnya peran serta lansia dalam pemeriksaan kesehatan pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
d. Tidak adanya penggunaan terapi modalitas keperawatan untuk mengatasi DM
pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1
e. Tidak adanya penggunaan terapi komplementer keperawatan untuk mengatasi
DM pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1

4. Resiko meningkatnya kecemasan pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1


berhubungan dengan:
a. Manajemen koping tidak efektif pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1
D. Rencana Tindakan
Berikut rencana keperawatan yang akan diberikan pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1 berdasarkan problem dan etiologi pada
diagnosa utama:
Tujuan umum/ Sasara Intervens Standar/eval Wak Temp
Mx Kep Strategi Kriteria Sumber PJ
khusus n i uasi tu at
Resiko Umum:
meningkat Setelah
nya diberikan
penyakit tindakan asuhan
degenerati keeprawatan
f gerontik selama
hipertensi 1 hari,
pada diharapkan tidak
komunitas terjadi
lansia peningkatan
Dusun penyakit
Banjarsari hipertensi/menur
1 un sebanyak
20%
Khusus: Komuni Modalitas Pengukur Peran 50% lansia di Rabu Balai Alat dan Dandy
1. Setelah tas keperawata an serta komunitas , 26 Bahan: putra
Dusun
pertemuan lansia n tekanan lansia lansia Dusun Mei Tensime surya,
selama 1 x Dusun darah dalam Banjarsari 1 2021, Banjas ter, Femy lia
15 menit Banjars pada pemeriks memeriksaka pukul Pena, utami,
ari 1
diharapkan ari 1 seluruh aan n tekanan 08.00 Kertas Helen
80% lansia komunitas tekanan darahnya WIB Yossranti
mampu lansia darah sela ka
berperan Dusun meningka ma 5
serta dalam Banjarsari t menit
pemeriksaan 1
kesehatan/te
kanan darah
2. Setelah Komuni Pemberday Senam Peran 50% lansia Rabu Halam Alat dan Nadhya
pertemuan tas aan anti- serta ikut , 26 Bahan: Ayuningt
an
selama 1 x lansia masyarakat hipertensi lansia berperan Mei Sound yas, Novi
15 menit Dusun pada dalam serta dalam 2021 Balai system rahmawat
diharapkan Banjars seluruh kegiatan kegiatan pukul i
Dusun
80% lansia ari 1 komunitas olahraga olahraga 08.10
mampu lansia meningka WIB Banjas
berperan Dusun t sela
ari 1
serta dalam Banjarsari ma
melakukan 15
kegiatan menit
olahraga
3. Setelah Komuni Penyuluha Penkes Pengetah 1. 60% Rabu Balai Alat dan Alri
diberikan tas n tentang uan lansia , 26 Bahan: Lestari
Dusun
pendkes lansia kesehatan hipertensi tentang mampu Mei PPT, ,
selama 1 x Dusun : penyakit mencocok 2021, Banjas leaflet.
30 menit Banjars - Pengerti degenerat kan pukul
ari 1
diharapkan ari 1 an if gamba 2 08.30 Biaya: -
60% hiperten hipertensi dari 5 WIB
pengetahuan si pada penyebab sela
tentang - Penyeba komunita hipertensi ma
hipertensi b s lansia 2. 60% 15
pada lansia hiperten Dusun lansia menit
meningkat. si Banjarsar mampu
- Tanda i mencocok
dan 1mening kan 2 dari
gejala kat 5 tanda
hiperten dan gejala
si hipertensi
- Kompli 3. 60%
kasi lansia
hiperten mampu
si mencocok
kan 2 dari
4
komplikas
i
hipertensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Telah dilakukan implementasi dan evaluasi pada kelompok lansia sebagai berikut:
No Diagnosa Keperawatan Etiologi Waktu Implementasi Evaluasi
1. Resiko meningkatnya Kurang peran serta 08.00-08.15 Pemeriksaan Kesehatan 1) Evaluasi struktur
penyakit degeneratif lansia dalam 1. Pengukuran Tekanan a) Tensimeter dan tempat siap sebelum
hipertensi pada pemeriksaan Darah kegiatan dilaksanakan
komunitas lansia kesehatan pada b) 6 peserta lansia datang tepat waktu
Dusun Banjarsari 1 komunitas lansia c) Peserta mengisi daftar hadir
Dusun Banjarsari 1 pelaksanaan
d) Proses dokumentasi dilakukan dari
awal hingga akhir
2) Evaluasi Proses
a) 60% anggota kelompok lansia yang
hadir di balai dusun banjarsari 1
b) 60% anggota kelompok lansia dusun
banjari 1o mengisi daftar hadir
sebagai dokumentasi pelaksanaan
c) 60% anggota kelompok lansia dusun
banjarsari 1 memeriksakan tekanan
darah
d) Lansia antusias mengikuti
pemeriksaan kesehatan
3) Evaluasi Hasil
a) 60% lansia berperan serta dalam
mengikuti pemeriksaan kesehatan
melebihi target

2 Kurang peran serta 08.15-08.30 Senam 1) Evaluasi Struktur


lansia dalam kegiatan 1. Menjelaskan a) Tempat senam di lapangan balai
olahraga pada 2. Tujuan Dilakukannya dusun banjarsari 1
komunitas lansia Senam b) Pengeras suara dan musik senam
Dusun Banjarsari 1 3. Pelaksanaan Senam siap sebelum kegiatan dilaksanakan
c) 6 peserta lansia hadir tepat waktu
d) Daftar hadir dan camera sebagai alat
dokumentasi
2) Evaluasi Proses
a) 60% anggota kelompok lansia
banjarsari 1 hadir di balai dusun
banjarsari 1
b) 100% anggota kelompok lansia
banjarsari 1 beranttusias mengikuti
senam
c) 100% anggota kelompok lansia
banjarsari 1 dapat mengikuti
gerakan senam dengan benar
d) 100% anggota kelompok lansia
banjarsari 1 mengikuti senam sampai
selesai
3) Evaluasi Hasil
a) 100% kelompok lansia Margototo
mengikuti senam anti-hipertensi
sampai selesai.
3 Kurangnya 08.30-09.00 Penyuluhan Kesehatan 1) Evaluasi Struktur
pengetahuan lansia 1. Pembukaan a) Tempat siap di ruang tengah
tentang mengatasi 2. Penyajian materi sebelum kegiatan dilaksanakan
hipertensi pada 3. Evaluasi b) Leaflet dan PPT sudah siap sebelum
komunitas lansia 4. Penutup acara dimulai
Dusun Banjarsari 1 c) Daftar hadir untuk pendokumentasian
2) Evaluasi Proses
a) Penyuluhan dilakukan selama 30
menit
b) 6 orang lansia mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari
penyaji
c) 20% lansia mengajukan 2
pertanyaan
d) Suasana penyuluhan tertib.
3) Evaluasi Hasil
a) 80% lansia mampu menyebutkan
pengertian penyebab hipertensi
b) 80% lansia mampu menyebutkan
tanda dan gejala hipertensi
c) 70% lansia mampu menyebutkan
komplikasi hipertensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari pengkajian yang dilakukan di dapatkan bahwa lansia yang mengalami
hipertensi 55% , jumlah lansia yang memiliki tekanan darah < 140/90 mmHg
25%, > 140/90 mmHg (59%) > 160/90 mmHg (15%), jumlah lansia yang
memiliki pengetahuan 21%
2. Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka didapatkan tiga diagnosa yaitu
dengan diagnosa utama Resiko meningkatnya penyakit degeneratif hipertensi
pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1
3. Intervensi yang diberikan kepada komunitas lansia yaitu melakukan pemeriksaan
tekanan darah, senanm hipertensi dan penyuluhan tentang hipertensi
4. Implentasi yang diberikan sesuai dengan intervensi yang di rencanakan semua
intervesi dapat dikerjakan.
5. Evaluasi yang didapatkan masalah Resiko meningkatnya penyakit degeneratif
hipertensi pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1 teratasi sebagian

B. Saran
Diharpakan keluarga dapat meningkatkan perhatian dan dukungan kepada lansia
dalam pegobatan hipertensi dan meningkatkan peran keluarga dalam meningktakan
kesehatan khusunya dalam penangan hipertensi

Anda mungkin juga menyukai