LEMBAR JUDUL
Disusun Oleh:
Kelompok 1 reguler 2 :
TH. 2020/2021
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWarahmatullahiWabarokatuh
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat, serta karunia-
Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga dengan izin-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan kegiatan Praktik Klinik Keperawatan dalam Keperawatan
Komunitas di semester II.
Penulisan laporan ini penyusun sangat sadar sepenuhnya bahwa laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, semangat, serta dukungan dari banyak pihak, maka dari
itu penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.
3. Dr. Anita, M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Ners Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang dan selaku Pembimbing Keperawatan Komunitas Program
Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
4. Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Koordinator Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
5. El rahma, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing akademi Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan ilmu
pengetahuan bagi semua pihak.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
PENYUSUN : KELOMPOK 2
Disetujui oleh:
Contents
LEMBAR JUDUL.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................6
C. Manfaat..........................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................7
BAB IV PENUTUP................................................................................................................39
A. Kesimpulan..................................................................................................................39
B. Saran.............................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila usianya 60
tahun ke atas,baik pria maupun wanita. Sedangkan Departeman kesehatan RI
menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun
(Indriana, 2012; Kushariyadi, 2010; Wallace, 2007).
Proses penuaan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik secara sosial,
ekonomi, dan terutama kesehatan. Hal ini disebabkan karena dengan semangkin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor proses
alami yang dapat menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada
jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa (Perry &
Potter, 2005).
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit
degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker (Brunner & Suddarth, 2002). Salah
satu penyakit degeneratif yang sering kita temui adalah asam urat. Faktor risiko yang
menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah genetik/riwayat keluarga,
asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas),
hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu (terutama diuretika). Faktor-
faktor tersebut di atas dapat meningkatkan kadar asam urat, jika terjadi peningkatan
kadar asam urat serta di tandai rasa linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan
bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Vitahealth (2007)
Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita hipertensi
yang belum terjangkau oleh layanan kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan dari
sebagian besar penderita hipertensi (Adriansyah, 2012).
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam – diam “ karena penderita hipertensi sering
tidak menampakan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).
Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun dunia
sebab diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di Negara
berkembang. pada tahun 2000 terdapat 639 kasus hipertensi diperkirakan meningkat
menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025.
Di Dusun Banjarsari 1 masih banyak terdapat masalah hipertensi pada lansia yaitu
berjumlah 59% dengan tekanan darah > 140/90 mmHg-160/90 mmHg dan sedikit
masyarakat yang mengetahui tentang hipertensi yaitu berjumlah 21% oleh sebab itu perlu
dilakukan intervensi tentang penyakit hipertensi di dusun banjarsari 1.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu
1. Tujuan umum
Mampu mengaplikasi konsep dan teori keperawatan gerontik yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan tentang
penyakit degeneratif di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan Provinsi Lampung.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Banjarsari 1
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
d. Merumuskan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Banjarsari 1 Desa
Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
e. Melakukan perencanaan Asuhan Keperawatan gerontik di Dusun Banjarsari 1
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan gerontik di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
g. Melakukan implementasi Asuhan Keperawatan gerontik pada masyarakat di
Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi
Lampung.
h. Mengevaluasi tindakan Asuhan Keperawatan gerontik yang sudah dilakukan
pada masyarakat di Dusun Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan Provinsi Lampung.
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman yang berharga kepada mahasiswa melalui keterlibatan
secara langsung dalam masyarakat untuk menemukan, merumuskan, memecahkan
dan menanggulangi permasalahan kesehatan pada masyarakat secara rasional dengan
membina kerja sama yang baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan bahan pertimbangan dan evaluasi perbaikan mutu terhadap
pelaksanaan model praktik yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat setempat dapat memberikan informasi tentang masalah kesehatan
penyakit degeneratif guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun
Banjarsari 1 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Keperawatan gerontik
Perkembangan ilmu keperawatan perlu diikutip dengan pengembangan praktik
keperawatan, yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi terhadap masalah
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Secara umum, implikasi/ praktik
keperawatan yang dapat dikembangkan dengan proses menua dapat didasarkan
dapat teori menua/secara biologis, psikologis, dan sosial. Berkut adalah uraian
bentuk-bentuk aplikasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu yang
negalami proses penuaan, dengan di dasarkan pada teori yang mendasari prose
menua itu sendiri. Iplikasi keperawatan yang diberikan di dasarkan atau asumsi
bahwa tindkan keperawatan yang diberikan lebih di tekankan pada upaya untuk
memodifikasi fakotr-faktor secara teoritis di anggap dapat mempercepat prose
penuaan. Istilah lain yang digunakan untuk menunjukkan teori menua adalah
senescence.Menurut Sunaryo (2016), senescence diartikan sebagai perubahan
perilaku sesuai usia akibat penurunan kekuatan dan kemampuan adaptasi.
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardwiyanto & Setiabudhi, 2005). Lansia merupakan periode penutup dalam
rentang kehidupan seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak
jauh dari periode terdahulu (Peldian Olds, 2007). Proses menua (aging) adalah suatu
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial
yang saling berinteraksi satu sama lain (Sudaryanto, 2008).
Lansia akan mengalami perubahan yang terkait dengan biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual yang kecepatan perubahan tersebut berbeda untuk setiap
individu. Jenis kelamin, rasa, kelas sosial, dan keimanan menciptakan interaksi
yang komplek yang berkontribusi dalam proses penuaan setiap individu.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat
rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
2) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agama dan komposisi keluarga.
3) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
4) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok
khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis,
penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana
dibawah ini :
a) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b) Tanda — tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) : ISPA, Penyakit asma,
TBC paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit rheumatic, Penyakit
jantung, Penyakit gangguan jiwa, Kelumpuhan, Penyakit menahun
lainnya
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari — hari: pola pemenuhan nutrisi, pola
pemenuhan cairan elektrolit, pola istirahat tidur, pola eliminasi, pola
aktivitas gerak, pola pemenuhan kebersihan diri, status psikososial, status
pertumbuhan dan perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan,
pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan, pola
perilaku tidak sehat seperti: kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
5) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman
(1) Luas bangunan
(2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
(3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
(4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
(5) Dinding : tembok, kayu, bambu
(6) Lantai : semen, keramik, tanah
(7) Ventilasi : ± 15 — 20% dari luas lantai
(8) Pencahayaan : kurang, baik
(9) Penerangan : kurang, baik
(10) Kebersihan : kurang, baik
(11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
(12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b) Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih (MCK)
(2) Penyediaan air minum
(3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : sdibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
(6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
(7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c) Fasilitas
(1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain — lain
(2) Pekarangan
(3) Sarana olahraga
(4) Taman, lapangan
(5) Ruang pertemuan
(6) Sarana hiburan
(7) Sarana ibadah
d) Batas — batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
e) Kondisi geografis
f) Pelayanan kesehatan dan sosial
(1) Pelayanan kesehatan
(a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
(b) Jumlah kunjungan
(c) Sistem rujukan
(2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
(a) Lokasi
(b) Kepemilikan
(c) Kecukupan
6) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
(1) Jumlah penghasilan rata — rata tiap bulan
(2) Jumlah pengeluaran rata — rata tiap bulan
(3) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
7) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
8) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
9) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
d) Jenis bahasa yang digunakan
10) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
11) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2) Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
c. Sumber Data
1) Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).
e. Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan community
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon community
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
g. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009).
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
a. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Symptom atau gejala :
1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah: Inovative, Integrated, Rasional, Mampu dan mandiri.
5. Evaluasi
Menurut waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan program. Temuan utama berupa masalah-masalah
dalam pelaksanaan program.
b. Evaluasi sumatif
Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai dan bertujuan untuk
menilai hasil pelaksanaan program. Temuan utama berupa capaian-capaian dari
pelaksanaan program.
Menurut tujuan evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, berikut ini.
a. Evaluasi Proses
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan
fokus pada masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
b. Evaluasi Biaya-Manfaat
Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program relatif terhadap
alternatif penggunaan sumber daya dan manfaat dari program.
c. Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan
kelembagaan.
B. Tinjauan Penyakit
a. Pengertian Penyakit Degeneratif
Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap
tanpa sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf yang sebelumnya
berfungsi normal menjadi lebih buruk sehingga tidak berfungsi sama sekali.
Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron, myelin
dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi
penghancuran sel yang hebat. Penyakit seperti itu menunjukkan adanya penurunan
daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel lebih cepat (Suiraoka, I.
2016).
A. Profil Kecamatan
Berikut merupakan profil dusun banjari 1 yang akan dijelaskan per sub sebagai berikut:
1. Geografi dan iklim
Dusun Banjarsari I di Desa Kali Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Untuk batas wilayah Dusun Banjarsari I RT.017 sebelah utara berbatasan dengan
Kaliasin 3 RT.13. Lalu untuk sebelah timur berbatasan dengan Banjarsari 3 RT.22.
Sebelah selatan berbatasan dengan Banjarsari 2 RT.19 & RT.20, kemudian untuk
sebelah barat berbatasan dengan Kaliasin 4, RT.14 & RT.15.
Jumlah penduduk Dusun Banjarsari I pada tahun 2021 mencapai 1.161 jiwa
terdiri dari 452 jiwa laki-laki dan 526 jiwa perempuan dengan total 328 KK. Dilihat
dari topogragi dan kontur tanah, Dusun Banjarsari I secara umum berupa area
persawahan. Jarak Dusun Banjarsari I ke ibu kota kabupaten 88,3 km dengan waktu
tempuh selama 73 menit, dan jarak tempuh Dusun Banjarsari I dengan pusat kota
sejauh 5,5 km dengan waktu tempuh 11 menit.
Jarak Dusun Banjarsari I ke Rumah Sakit terdekat sejauh 5,2 km dengan jarak
tempuh 12 menit. Untuk sarana dan prasarana yang ada di Dusun Banjarsari I
meliputi masjid, pasar tradisional yang buka setiap hari Selasa, Kamis dan Minggu,
puskesmas, posyandu, dan sekolah SD.
Keadaan ekonomi mata pencaharian penduduk Dusun Banjarsari I mayoritas
adalah buruh bangunan dengan penghasilan 400.000 - 600.000 per minggu (data
hasil wawancara). Sisanya berprofesi sebagai buruh tani, peternak, dan ibu rumah
tangga. Adapun budaya, kehidupan sosial, dan interaksi sosial menyatakan sangat
harmonis dan rukun satu sama lain saling menghormati sehingga tercipta lingkungan
yang kondusif, aman, tentram dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kegotongroyongan dalam membangun.
Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Dusun Banjarsari I adalah pendidikan
SD. Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Dusun Banjarsari I
mayoritas beragama Islam. Dan mayoritas bersuka Jawa.
B. Pengkajian
Dari pengkajian yang dilakukan, didapatkan data demografi yang kami kelompokkan
dan disajikan dalam presentase sebagai berikut:
1. Demografi
a. Jumlah Lansia
Pada pengkajian didapatkan data jumlah lansia sebagai berikut
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah lansia
No Kelompok umur Jumlah Presentase
1 <60 19 40%
2 60 – 70 21 45%
3 71 – 80 4 8,5%
4 81 – 90 3 6,3%
5 > 90 0 0
Berdasarkan table 1.1 diketahui bahwa dari 47 lansia, rentang usia yang paling
banyak adalah usia <60 tahun (40%) dan rentang usia yang paling sedikit
adalah usia 81-90 tahun (6,3%).
b. Jenis Kelamin
Pada pengkajian didapatkan data jenis kelamin lansia sebagai berikut
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 22 47%
2 Perempuan 25 53%
Berdasarkan table 1.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, jenis kelamin yang
paling banyak adalah perempuan (53%) dan paling sedikit laki-laki (47%).
c. Suku
Pada pengkajian didapatkan data suku lansia sebagai berikut
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Suku Lansia
No Suku Jumlah Presentase
1 Jawa 49 100%
2 Lain-lain 0 0
Berdasarkan table 1.3 diketahui bahwa dari 49 lansia, suku yang paling
banyak adalah suku jawa secara keseluruan (100%).
d. Agama
Pada pengkajian didapatkan data agama yang dianut lansia sebagai berikut
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Agama Lansia
No Agama Jumlah Presentase
1 Islam 47 100%
Berdasarkan table 1.4 diketahui bahwa dari 47 lansia, agama yang paling
banyak dianut adalah agama Islam (100%)
e. Pendidikan
Pada pengkajian didapatkan data tingkat pendidikan lansia sebagai berikut
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Lansia
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 Tidak lulus SD 13 27%
2 SD 29 62%
3 SMP 4 8,5%
4 SMA 1 2,1%
Berdasarkan table 1.5 diketahui bahwa dari 47 lansia, tingkat pendidikan yang
paling banyak adalah SD (62%) dan pendidikan yang paling sedikit adalah
SMA (2,1%).
f. Alamat
Pada pengkajian didapatkan data alamat lansia sebagai berikut
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Alamat Lansia
No Alamat Jumlah Presentase
1 RT 16 15 32%
2 RT 17 10 21%
3 RT 18 22 47%
Berdasarkan table 1.6 diketahui bahwa dari 47 lansia, alamat yang paling
besar ditempati adalah RT 18 (47%) dan yang paling sedikit adalah RT 17
(21%).
b. Masalah Psikologis
Masalah psikologis yang dikaji adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Psikologis Lansia
No Masalah Psikologis Jumlah Presentase
1 Cemas 17 36%
2 Gelisah 12 25%
3 Takut 10 21%
4 Marah 8 17%
Berdasarkan table 2.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, masalah kesehatan
psikologis yang paling banyak terjadi adalah Kecemasan (36%) dan yang paling
sedikit adalah marah (17%).
c. Masalah Sosial
Masalah sosial yang dikaji adalah sebagai berikut
Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Sosial Lansia
No Masalah Sosial Jumlah Presentase
1 Hubungan baik dengan orang 28 59%
lain
2 Mengikuti aktifitas di 10 21%
lingkungan sekitar
3 Tidak ada masalah sosial 9 19%
Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa dari 47 lansia, masalah kesehatan sosial
dalam berhubungan baik dengan orang lain dan tidak ada masalah sosial tinggi
sebanyak (59%) dan mengikuti aktifitas lingkungan disekitar sebanyak (21%).
d. Masalah Spiritual
Masalah spiritual yang dikaji adalah sebagi berikut
Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Spritual Lansia
No Masalah Kesehatan Jumlah Presentase
1 Melakukan ibadah 43 91%
2 Tidak melakukan beribadah 4 8,5%
rutin
Berdasarkan table 2.4 diketahui bahwa dari 47 lansia, yang melakukan ibadah
sebesar (91%) dan yang tidak beribadah (8,5%).
3. Pola Kebiasaan Lansia sehari hari
Berdasarkan pengkajian didapatkan informasi mengenai kebiasaan lansia dalam
kehidupannya sehari-hari yang di sajikan dalam bentuk presentase sebagai berikut:
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Pola Kebiasaan Lansia
No Pola kebiasaan Jumlah Presentase
1 Makan teratur (minimal 2x/hr) 42 89%
2 Olah raga teratur (minimal 30 17 36%
menit/hr)
3 Kebiasaan merokok 20 42%
4 Kebiaasaan minum kopi 22 47%
5 Kebiasaan minum alkohol 0 0
6 Istirahat Tidur (minimal 4- 21 47%
6jam/hari)
Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa dari pola kebiasaan lansia, diantaranya
seluruh lansia makan teratur sebesar (89%), olahraga teratur sebesar (36%),
kebiasaan merokok sebesar (42%), kebiasaan minum kopi sebesar (47%), minum
alkohol sebesar (0%) dan kebiasaan tidur 4-6 jam/hari sebesar (47%).
4. Pelayanan kesehatan
Berdasarkan pengkajian didapatkan informasi mengenai kebiasaan lansia dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang di sajikan dalam bentuk presentase sebagai
berikut:
a. Pengetahuan lansia tentang kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data tentang pengetahuan lansia tentang kesehatan
sebagai berikut
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Tentang Kesehatan
No Pengetahuan lansia Jumlah Presentase
1 Hipertensi 10 21%
2 DM 16 34%
3 Asam Urat 14 30%
4 Gastritis 21 45%
5 Kolestrol 18 38%
Berdasarkan table 5.1 diketahui bahwa lansia mengetahui pengetahuan tentang
hipertensi 21%, DM 34%, asam urat 30%, Gastritis 45% dan Kolestrol 38%.
b. Pemeriksaan kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data tentang keikutsertaan lansia dalam pemeriksaan
kesehatan sebagai berikut
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan
No Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Presentase
1 Memeriksakan kesehatan 11 23%
2 Tidak memeriksakan 36 76%
kesehatan
Berdasarkan table 5.2 diketahui bahwa dari 47 lansia, lansia yang memeriksakan
kesehatan sejumlah 23% dan yang tidak memeriksakan kesehatan sebesar 76%.
c. Terapi yang digunakan
Pada pengkajian didapatkan data tentang terapi yang dilakukan oleh lansia dalam
mempertahankan kesehatan sebagai berikut
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Terapi Lansia
No Terapi Jumlah Presentase
1 Farmakologis 14 30%
2 Non-farmakologis 33 70%
Berdasarkan table 5.3 diketahui bahwa dari 47 lansia, lansia yang menggunakan
terapi farmakologis untuk mengurangi penyakit sebesar 30% dan yang
menggunakan terapi non farmakologis sebesar 70%.
Diperoleh data dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, dikelompokkan sebagai
berikut:
SKORING
Dari analisa diatas didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk
menentukan prioritas masalah, adapun penapisan masalah tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
KRITERIA Score Keterangan
No Masalah Kesehatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Resiko meningkatnya 5 5 4 4 4 3 4 3 32 Keterangan
penyakit degeneratif kriteria:
hipertensi pada 1. Sesuai
komuntas lansia Dusun dengan peran
Banjarsari 1 perawat
berhubungan dengan: komunitas
a. Kurangnya 2. Resiko
pengetahuan lansia terjadi/jumlah
tentang mengatasi yang beresiko
hipertensi pada 3. Resiko
komunitas lansia parah
Dusun Banjarsari 1 4. Potensi
b. Kurang peran serta untuk pend
lansia dalam kesehatan
pemeriksaan 5. Interest
kesehatan pada untuk
komunitas lansia komunitas
Dusun Banjarsari 1 6. Kemung
c. Tidak adanya kinan diatasi
penggunaan terapi 7. Relevan
modalitas dengan
keperawatan untuk program
mengatasi puskesmas
hipertensi pada 8. Tersedia
komunitas lansia nya sumber
Dusun Banjarsari 1 daya
d. Tidak adanya Keterangan
penggunaan terapi Pembobotan:
komplementer 1. Sangat rendah
keperawatan untuk 2. Rendah
mengatasi 3. Cukup
hipertensi pada 4. Tinggi
komunitas lansia 5. Sangat tinggi
Dusun Banjarsari 1
e. Kurang peran serta
lansia dalam
kegiatan olahraga
pada komunitas
lansia Dusun
Banjarsari 1
2 Resiko meningkatnya 5 4 3 4 4 4 3 3 30
penyakit asam urat pada
komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1
berhubungan dengan:
a. Kurangnya
pengetahuan lansia
tentang mengatasi
asamurat pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
b. Kurang
pengetahuan lansia
tentang terapi non
farmakologi pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
3 Resiko meningkatnya 5 3 3 4 3 3 4 3 28
penyakit degeneratif
DM pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari
1 berhubungan dengan:
a. Kurangnya
pengetahuan lansia
tentang mengatasi
DM pada komunitas
lansia Dusun
Banjarsari 1
b. Kurang peran serta
lansia dalam
pemeriksaan
kesehatan pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
c. Tidak adanya
penggunaan terapi
modalitas
keperawatan untuk
mengatasi DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
d. Tidak adanya
penggunaan terapi
komplementer
keperawatan untuk
mengatasi DM pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
4 Resiko meningkatnya 5 2 2 4 4 4 3 3 27
kecemasan pada
komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1
berhubungan dengan:
a. Manajemen koping
tidak efektif pada
komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
C. Masalah Keperawatan
2. Resiko meningkatnya penyakit asam urat pada komunitas lansia Dusun Banjarsari
1 berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan lansia tentang mengatasi asam urat pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
b. Kurang pengetahuan lansia tentang terapi non farmakologi pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
3. Resiko meningkatnya penyakit degeneratif DM pada komunitas lansia Dusun
Banjarsari 1 berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan lansia tentang penatalaksanaan DM
b. Kurang peran serta lansia dalam kegiatan olahraga pada komunitas lansia
Dusun Banjarsari 1
c. Kurangnya peran serta lansia dalam pemeriksaan kesehatan pada komunitas
lansia Dusun Banjarsari 1
d. Tidak adanya penggunaan terapi modalitas keperawatan untuk mengatasi DM
pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1
e. Tidak adanya penggunaan terapi komplementer keperawatan untuk mengatasi
DM pada komunitas lansia Dusun Banjarsari 1
B. Saran
Diharpakan keluarga dapat meningkatkan perhatian dan dukungan kepada lansia
dalam pegobatan hipertensi dan meningkatkan peran keluarga dalam meningktakan
kesehatan khusunya dalam penangan hipertensi