‘Āmil Nawāsikh adalah isim atau fi’il yang merubah hukum pada mubtada’ dan khabar.
‘Aṭaf Bayan, yaitu ‘aṭaf yang tidak menggunakan perantara huruf ‘aṭaf sebagai penghubung.
‘Aṭaf Nasaq, yaitu ‘aṭaf yang menggunakan huruf ‘aṭaf sebagai penghubung.
‘Aṭaf / العطفatau ma’ṭūf ) (المعطوفadalah kalimah fi’il atau isim yang hukum i’rābnya
Badal ( )البدلadalah lafaẓ yang hukum i’rābnya disamakan dengan hukum i’rāb dari mubdal
minhunya.
Isim Gairu Munṣarif adalah isim yang tidak dapat menerima tanwin.
Khabar ialah isim marfu (yang i’rābnya dirafa’kan) yang terletak setelah mubtada dan ia
tidak dapat memberikan faidah kecuali bersama mubtada.
Maf’ūl bih adalah isim yang dibaca naṣab yang jatuh setelah fi’il muta’ddi dan ia
berkedudukan sebagai obyek.
Maf’ūl fĭh adalah isim yang dibaca naṣab yang menunjukkan keterangan waktu ()ظرف الزمان
Maf’ūl liajlih adalah isim yang dibaca naṣab (manṣub) yang dibentuk dari maṣdar qolby
yang merupakan alasan terjadinya sebuah pekerjaan.
Maf’ūl Muthlaq adalah isim yang dibaca naṣab yang terbentuk dari maṣdar fi’il yang
berfungsi sebagai taukĭd (penguat), ‘adad (menunjukkan bilangan) dan naw’ (menunjukkan
model atau jenis).
Majrūrāt al-Asmā’ adalah isim-isim yang harus dibaca jar.
Manṣubāt al-Asmā’ adalah isim-isim yang harus dibaca naṣab.
Mustaṡnā adalah isim yang dibaca naṣab yang jatuh setelah adat al-istiṡnā’ (alat atau sesuatu
yang digunakan untuk mengecualikan).
Na’at Jumlah, adalah na’at yang berupa jumlah ismiyyah dan fi’liyyah.
Na’at Mufrad, adalah na’at yang bukan jumlah atau ṣibhu jumlah.
Na’at Ṣibhu Jumlah, adalah na’at yang berupa jar-majrur dan ẓarf.
Tābi’ atau tawābi’ (jamak) adalah setiap kata (lafaẓ) yang hukum i’rābnya mengikuti hukum
i’rāb kata sebelumnya (matbū’) baik dari segi rafa’, naṣab, jar maupun jazmnya.
Taukĭd ()توكيد adalah lafaẓ yang i’rābnya mengikuti hukum i’rāb mu’akkadnya (sesuatu