Adanya khabar tanpa AN setelah ASAA adalah jarang (khobar ASAA sering dengan AN)
sedangkan KAADA, perkara yang ada padanya terbalik (khobar KAADA sering tanpa AN)
Contoh:
1. ASAA ZAIDUN AN YAQUUMA (sering dg AN)
smoga saja zaid berdiri
2. MAA KAADA ZAIDUN YAQUUMU (sering tnp AN)
hampir saja zaid tidak berdiri
KAROBA seperti hukum KAADA (sering khobarnya tanpa AN, dan sama bermakna
hampir) demikian menurut kaul yang lebih shahih. Atau wajib tanpa AN sebagai AfaalusSyuruu (kata kerja bermakna memulai).
Contoh (Afaalus-Syuruu) ANSYA-As-saa-iqu yahdzuu, THOFAQO demikian juga
JAALA, AKHODZA dan ALIQO
Contoh:
KAROBA ZAIDUN YAQUUMU
Zaid hampir berdiri
ANSYAA ASSAAIQU YAHDZUU
Kusir itu mulai menggiring/memacu
THOFAQO ZAIDUN YADUU
Zaid mulai berdoa
JAALA ZAIDUN YATAKALLAMU
Zaid mulai berbicara
AKHODZA ZAIDUN YANZHIMU
Zaid mulai menyusun
ALIQO ZAIDUN YAFALU
Zaid mulai bekerja
Mereka (nuhat/orang arab) mempergunakan juga bentuk fiil mudhari (dalam bab afaalul
muqorobah ini) untuk lafazh AUSYAKKA dan KAADA, dan tidak untuk lafazh yg lainnya,
ditambah juga bentuk isim faal contoh MUUSYIKUN.
Contoh:
YAKAADUL-BARQU YAKHTHOFU ABSHOOROHUM
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka (QS. Al-Baqoroh :20)
YUUSYIKU AL-FUROOTU AN YAHSURO AN KANZIN MIN DZAHABIN
Hampir-hampir sungai Furot itu merasa letih karena emas yg dikandungnya (HR. Bukhari
Muslim)
FA MUUSYIKUN ARDHUNAA AN TAUUDA KHILAAFAL-ANIISI WAHUUSYAN
YABAAYAA
Hampir-hampir bumi kami setelah dihuni kembali menjadi tanah liar dan mati. (Syahid Syair
oleh Abu Sahm Al-Hudzaliy)
Setelah ASAA, IKHLAULAQO dan AWSYAKKA, sungguh ditemukan cukup dengan AN
YAFALA (jumlah AN dan Fiil Mudhari cukup sebagai isimnya tanpa Khobar, yani ketiga
Afalul Muqorobah tsb diberlakukan sebagai Fiil Tam) tanpa kata kedua (khobarnya) yang
dihilangkan.
Contoh:
ASAA AN YAQUUMA = mudah-mudahan dia berdiri
IKHLAWLAQO AN YATII = mudah-mudahan dia datang
AWSYAKKA AN YAMALU = hampir lagi dia mengerjakannya
1- Kosongkan! lafazh ASAA, atau (pilih) 2- Rofakan dhamir mustatir yg ada pada ASAA.
Apabila terdapat isim yang disebut sebelumnya.
Contoh: ZAIDUN ASAA AN YABROA semoga zaid sembuh
1. Asaa menjadi Fiil Tam, kosong tanpa dhamir, dan faailnya adalah tawil masdar AN
YABROA
2. Asaa ,menjadi Fiil Naqis, mengandung dhamir mustatir sebagai isimnya, dan khobarnya
adalah tawil masdar AN YABROA
Perkenankanlah! mengharkati fathah atau kasrah untuk Sin dari contoh ASAITU (asaa yg
bersambung dengan dhamir rofa mutaharrik). Memilih harakat fathah adalah yg umum.
Contoh:
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi..?
Badal Istimal : Badal yang mubdal minhunya (perkara yang di ganti) memuat badal tersebut
Badal Nisyan : Apabila mutakalim (orang yang bicara) pada awalnya ingin mengabarkan sesuatu,
kemudian ketika ia mengucapkannya . ia ingin bahwa dirinya tidak menghendaki mengucapkannya
karena lupa bukan karena salah ucap , sedang ia ingin mengabarkan yang lain
Badal Kul Min Kul : Badal yang maknanya sama dengan mubdal minhu (perkara yang di ganti)
Dzorof Zaman : Isim zaman yang di baca nashob dengan mengira-ngirakan makna
Fail : Isim yang di baca rofa yang di sebutkan terlebih dahulu fiilnya
Fiil Amar : Kalimat yang menunjukan pada datangnya pekerjaan dari fiil mukhotob dengan tanpa lam
amar (lam perintah)
Fiil Lazim : Kalimat fiil yang dzatnya tidak bisa beramal (digunakan) untuk menashobkan maful bih
Fiil Madi : Isim yang menunjukan makna mandiri dan bersamaan dengan zaman yang sudah lewat
(madi)
Fiil Mudlore : Isim yang menunjukan makna mandiri dan bersamaan dengan zaman sekarang (zaman
hal) dan yang akan datang (zaman istiqbal)
Fiil Mutaadi : Kalimat fiil yang dzatnya bisa beramal (di gunakan) untuk menashobkan maful bih
Hal : Isim yang di baca nashob yang menjelaskan keadaan yang samara
Huruf Maani : Huruf huruf yang telah memiliki arti
Huruf Mabani : Huruf yang bisa membentuk satu kata
Idhofah : Nisbat taqyidiyah (pertalian) antan dua isim yang mengira ngirakan huruf jer yang
menyebabkan atau mewajibkan
Ilgho : Batalnya amal pada lafadz dan mahal (tempat) dengan sebab jatuhnya itu ada di tengah
tengah amil atau akhir amil
Isi Fiil : Kalimat yang menunjukan pada makna fiil tapi tidak menerima alamat (tanda-tanda) kalimat fiil
tersebut
Isim Adad : Isim yang menunjukan arti bilangan
Isim Alam : Isim yang di buat untuk menunjukan suatu yang tertentu atau jelas tanpa di sertai qorenah
(tanda)
Isim Dhohir : Kalimat yang menunjukan pada mutakalim (orang yang berbicara), mukhotob (orang
yang diajak bicara), dan ghoib (orang ketiga)
Isim Dlomir : Kalimat yang menunjukan pada perkara yang dinamainya tanpa dibatasi dengan makna
Jama Muanas Salim : Lafadz yang di jamakan dengan tambahan alif dan ta pada akhirnya
Jama Mudzakar Salim : Isim yang menunjukan makna lebih dari dua dengan tambahan wawu-nun
dalam tingkah rofa, dan tambahan ya-nun dalam tingkah nashob atau jer
Jama Taksir : Isim yang berubah dari bangunan mufrodnya
Kalam : Setiap ucapan yang tersusun dari dua kalimat atau lebih yang memberikan faidah dan di
sengaja dengan bahasa arab.
Kalimat : Lafadz yang menunjukan pada makna mufrod (satu) yang di sengaja
Kalimat Fiil : Kalilmat yang asal pembuatannya menunjukan makna mandiri dan di sertai dengan
salah satu dari zaman tiga
Kalimat Huruf : Kalimat yang asal pembuatannya menunjukan makna, jika di gabungkan dengan
kalimat lainya dan tidak di sertai dengan zaman
Kalimat Isim : Kalimat yang asal pembuatannya menunjukan makna sendiri dan tidak di sertai dengan
zaman
Khobar : Isim yang di baca rofa yang mananya di sandarkan kepada mubtada
Khobar Jumlah : Khobar yang berupa jumlah filiyah atau jumlah ismiyah
Khobar Mufrod : Khobar yang bulan jumlah, tasniyah atau jama
Lafadz : Suara atau ucapan yang memuat sebagian huruf hijaiyah
Lafadz Muawal : Lafadz jamid (yang tidak bisa di tashrif) yang memiliki makna yang di miliki lafadz
mustaq dan mengandung makna fiil tidak hurufnya
Maful Bih : Kalimat isim yang di baca nashob yang menjadi sasaran pekerjaan
Maful Maa : Kalimat isim yang di baca nashob di sebutkan untuk menunjukan bahwa satu fiil di
lakukan bersamaan
Maful Min Ajlih : Kalimat isim yang di baca nashob untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan
atau pekerjaan fail (pelaku)
Mashdar : Isim yang di baca nashob yang dalam tashrifan fiil jatuh pada urutan ketiga
Mashdar Mubham : Mashdar yang maknanya sama dengan makna fiilnya yakni tidak boleh lebih atau
tidak kurang
Mashdar Mukhtash : Mashdar yang maknanya melebihi dari maknanya fiil dengan sebab tambahan
untuk menjelaskan makna amilnya atau hubungan amilnya
Mubtada : Isim yang di baca rofa yang sunyi dari amil lafdzi
Mufidz : Ucapan berfaidah (memberikan kepahaman) dengan kepahaman yang sempurna, yang
mana diamnya mutakalim (orang yang bicara) dan sami (pendengar) terhadapnya dianggap baik
Mulhaq Jama Mudzakar Salim : Kalimat isim yang tidak bertemu dengan syarat jama mudzakar
salim tetapi alamat irobnya seperti jama mudzakar salim
Mulhaq Tasniyah : Setiap lafadz yang menyerupai isim tasniyah dalam bentuk tambahannya, hanya
saja tidak terdapat syarat-syarat pembuatan isim tasniyahnya
Munada : Isim yang jatuh setelah salah satu huruf nida (mengundang)
Murokab : Lafad yang tersusun dari dua kalimat atau Lebih.
Murokab Adadi : Setiap bilangan yang diantaranya terdapat huruf athof yang di kira-kirakan
Murokab Athfy : Susunan matuf (lafadz yang di athofkan)dan matuf alahi (lafadz yang di athofi)
Murokab Badaiy : Lafadz yang tersusun dari badal (pengganti) dan mubdal minhu (lafadz yang di
ganti)
Murokab bayani : Setiap dua kalimat yang keberadaan lafadz yang kedua memperjelaskan mana
atau kandungan lafadz yang pertama
Murokab Idlofi : Lafadz yang tersusun dari mudlof dan mudlof alahi
Murokab Isnadi : Lafadz yang tersusun dari musnad (hukum) dan musnad alahi (hukum alahi)
Murokab Madzi : Setiap dua kalimat yang tersusun lalu di jadikan (menjadi) satu kalimat
Murokab taukidi : Lafadz yang tersusun dari muakid (lafadz yang di kuatkan) dan muakad (lafadz
yang di kuatkan)
Murokab Washfiy : Lafadz yang tersusun dari sifat dan yang di sifati
Naat : Lafadz yang mengikuti pada lafadz yang di itutinya, baik dalam rofa, nashob, jer, marifat,
maupun nakirohnya
Naat Haqiqiy : Naat yang menjelaskan salah satu sifat dari sifat-sifatnya lafadz yang berada
setelahnya, yang masih ada kaitan atau hubungan dengan matbunya atau mausufnya
Naibul Fail : Isim yang di baca rofa yang tidak di sebutkan terlebih dahulu failnya
Nida : Memanggil atau menghadap menggunakan huruf Yaa atau salah satu temannya
Silah : Lafaz lafadz yang di butuhkan isim maushul yakni isim yang membutuhkan kepada lafadz lain
Taliq : Batalnya amal pada lafadznya dengan sebab batalnya lafadz padapermulaan kalam
Tamyiz : Kalimat isim yang terbaca nashob guna menjelaskan kesamaran dzat dan nisbat yang
berada sebelumnya