Pada dasarnya NPM (New Public Management) merupakan konsep yang memiliki keterikatan dengan permasalahan manajemen kerja sektor publik, sehingga pengukuran kinerja ini menjadi prinsip utama dari NPM. Konsep New Public Management (NPM) ini sebenarnya telah diterapkan diberbagai Negara maju dan memberi dampak yang luas terhadap tata kelola pemerintah. Penerapan konsep NPM akan menyebabkan perubahan manajemen dari yang sistem mamajemen tradisional yang birokratis dan cenderung kaku, menjadi model yang lebih modern yakni manajemen sektor publik yang fleksibel. Penerapan konsep NPM dapat dipandang sebagai suatu bentuk modernisasi atau reformasi manajemen dan administrasi publik, depolitisasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang yang mendorong demokrasi. Perubahan tersebut juga telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat (Hughes, 1998). Namun yang menjadi pertanyaan, apakah konsep ini akan cocok jika diimplementasikan di Negara berkembang, tentunya masing masing memiliki tantangan tersendiri. Berikut merupakan penjabaran tantangan yang dihadapi oleh Negara berkembang dalam implementasi NPM (New Public Management). Perubahan dari mekanisme birokrasi ke mekanisme pasar apabila tidak dilakukan secara hati-hati bisa menciptakan wabah korupsi. Meskipun NPM bertujuan untuk transparansi dan pemberantasan korupsi di sektor publik, ia dinilai dapat cenderung menciptakan efek sebaliknya, yang mengarah ke tingkat korupsi yang lebih tinggi. Hal ini karena NPM memberikan kebebasan yang lebih besar kepada manajer publik kemudian mereka gunakan untuk bersama-sama dengan rendahnya tingkat pengawasan, hal ini dapat menciptakan iklim yang subur bagi korupsi (Mongkol, 2011). Kemudian, pengaruh budaya lama dalam mengadopsi sistem administrasi, maka tidak bisa dengan utuh langsung diterapkan di sebuah negara atau daerah, karena pasti budaya setempat mempengaruhi dengan kuat ketika akan mempraktekkannya. Selain itu, a pasar di negara berkembang belum kuat, maka privatisasi akhirnya akan berarti kepemilikan asing atau kelompok etnis tertentu yang hal ini dapat membahayakan, misalnya menciptakan keretakan sosial. Ditambah, lemahnya penegakan hukum, permodalan, dan kapabilitas sumber daya manusia. terjadi karena Selain itu, negara berkembang terus melakukan reformasi yang tidak terkait atau bahkan bisa berlawanan dengan agenda NPM. Sehingga akan menyebablan Paket dalam agenda NPM tidak dilaksanakan sepenuhnya, cenderung rendahnya kinerja pegawai di Negara berkembang juga menjadi tantangan di Negara berkembang (Mahmudi, 2003). Negara maju kelembagaannya mapan atau inklusif (inclusive economic institutions) akan cenderung kinerja ekonominya bagus. Negara ini ditandai oleh adanya kelembagaan hak kepemilikan privat yang aman, sistem hukum yang menjamin kepastian, dan adanya penyediaan layanan publik yang luas, sehingga tantangan Negara maju tidak sekompleks Negara berkembang, peningkatan kualitas untuk menghadapi persaingan lebih diperhatikan. Penerapan konsep NPM dibeberapa negara baik negara maju dan berkembang juga cukup variatif dan sangat dipengaruhi oleh konteks lokal masing masing Negara (Mahmudi, 2003).
2. Hambatan, Kendala dan Manfaat Implementasi NPM
New Public Management (NPM) umumnya merupakan pengganti yang efektif untuk model administrasi tradisional, tapi belum tentu cocok untuk semua negara di seluruh dunia, sehingga memiliki kekurangan dan manfaat. Menurut Hood (1995) keunggulan tersebut meliputi manajemen profesional pada sektor publik, adanya suatu standar kinerja dan ukuran kinerja, adanya penekanan yang lebih besar pada pengendalian output dan outcome, menciptakan suatu persaingan di sektor publik, adanya penekanan dalam hal disiplin dan adanya penghematan yang lebih besar dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan kelemahannya, karena NPM menawarkan suatu cara baru dalam mengelola organisasi sektor publik dengan membawa fungsi-fungsi manajemen sektor swasta, maka dikhawatirkan jika sektor publik mengadopsi praktik manajemen sektor swasta maka hal itu juga berarti mengadopsi keburukan di sektor swasta ke dalam sektor publik. Selain itu, pengadopsian itu juga mengabaikan perbedaan yang fundamental antara organisasi sektor publik dengan sektor swasta. Manajerialisme dinilai dapat kontra bertentangan dengan prinsip demokrasi. Manajerialisme juga dicurigai sebagai bentuk kapitalisme yang masuk ke sektor publik (Mahmudi, 2003). DAFTAR PUSTAKA
Hughes, O. E. 1998. Public Management and Administration, 2nd Ed., London:
MacMillan Press Ltd. Hood, C. 1995. The New Publik Management in the 1980 : variation on a theme. Accounting, Organizations and Society. Vol. 20. H.93-109. Mangkol, K. 2011. The Critical Review of New Public Management Model and its Criticisms. Research Journal of Business Management 5: 35-43 Mahmudi. 2003. New Public Management (NPM): Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publik. Sinergi Vol. 6 No. 1, 2