Anda di halaman 1dari 35

LOKAKARYA MINI I

DIRUANGAN PENYAKIT DALAM RSUD PARIAMAN

Oleh :
Kelompok Interne
1. Desi Susmita, S.Kep
2. Erlis Susanty, S.Kep
3. Elkria Boy Saputra, S.Kep
4. Lely Mardiah, S.Kep
5. Messa Hanora, S.Kep
6. Masleni, S.Kep
7. Nurleli, S.Kep
8. Susilawati, S.Kep
9. Wahyuni Nursyahri, S.Kep

CI KLINIK CI AKADEMIK

( Ns. Maylinda, M.Kep ) ( Ns. Helman Pelani, M.Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NAN TONGGA LUBUK ALUNG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan
LOKAKARYA MINI I di RSUD PARIAMAN.
LOKAKARYA MINI I ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
akhir siklus Manajemen Keperawatan STIKes Nan Tongga Lubuk Alung. Dalam
penyusunan makalah ini kelompok banyak mendapat bimbingan dan bantuan, oleh
karena itu pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ns. Maylinda, M.Kep selaku CI Klinik Manajemen.


2. Bapak Ns. Helman Pelani, S. Kep selaku CI Akademik Stikes Nan Tongga
Lubuk Alung.
3. Bapak Ns. Yuli Hendri, S. Kep selaku CI Klinik ruang Interne RSUD
Pariaman.
Akhir kata kelompok mendo’akan semoga semua bimbingan, bantuan dan amal
kebaikan yang telah diberikan mendapat limpahan rahmat dan karunia dari ALLAH
SWT, dan kelompok mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pariaman, februari 2018

Kelompok
Interne
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu
bagian dari tujuan utama rumah sakit. Sesuai dengan UU No 44 tahun 2009
bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Karena itu,
perawat sebagai ujung tombak pemberi pelayanan di rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan
professional sesuai dengan perkembangan IPTEK kesehatan serta kebutuhan
dan tuntutan masyarakat
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan dimata masyarakat. Menurut Al Assaf (2009) mutu dapat dicapai
jika layanan yang terjangkau dapat diberikan dengan cara yang pantas dan
hemat biaya. Layanan yang bermutu adalah layanan yag berorientasi pada
pelanggan, tersedia terjangkau dan mudah didapat.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalam
suatu Rumah Sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman,
termasuk di dalamnya mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
terhadap pasien, analisa insiden, kemampuan untuk belajar &
menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko.
"Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of
hospital quality management." (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO 2004).
Menurut IOM, Keselamatan Pasien (Patient Safety) didefinisikan
sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena
error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana
yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental injuryjuga akibat dari
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan
setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari,
dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba
cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik untuk
memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara komunikasi
teknik SBAR.
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation
(SBAR) dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari
Kaiser Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara
dokter dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi
dalam situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik oleh pimpinan
unit kerja, mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk
mengatasi masalah (JCI, 2010)
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh kelompok pada tanggal
19-22 Februari 2018 dengan metode observasi, dan wawancara didapatkan
bahwa tidak adanya identitas dan identifikasi nama ruangan, tidak adanya visi
misi dan belom optimalnya pelaksanaan rentang kendali.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan diatas maka kelompok
tertarik untuk mengangkat masalah tentang tidak adanya identitas ruangan,
tidak adanya visi misi yang terpajang di ruangan dan belum optimalnya
pelaksanaan rentang kendali di ruangan penyakit dalam (interne) RSUD
Pariaman.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengidentifikasi fungsi manajemen keperawatan di ruangan penyakit
dalam (interne) RSUD Pariaman
b. Tujuan Khusus
Secara individu atau kelompok mahasiswa dapat menunjukan
kemampuan :
1. Mengidentifikasi masalah fungsi perencanaan manajemen di ruangan
penyakit dalam (interne) RSUD Pariaman.
2. Mengidentifikasi masalah fungsi pengorganisasian manajemen di ruangan
penyakit dalam (interne) RSUD Pariaman.
3. Mengidentifikasi masalah fungsi pengarahan manajemen di ruangan
penyakit dalam (interne) RSUD Pariaman.
4. Mengidentifikasi masalah fungsi pengontrolan manajemen di ruangan
penyakit dalam (interne) RSUD Pariaman.
1.3 Manfaat Penelitian
a. Bagi Ruangan atau Rumah Sakit
Sebagai satu masukan kepada pihak Rumah Sakit tentang
pengembangan staff perawat melalui pendekatan manajerial yang efektif
dalam mencapai keefektifan tenaga perawat dan pelayanan Rumah Sakit
yang berkualitas.
b. Bagi Perawat
Menambah wawasan perawat tentang kebutuhan pelayanan
berkualitas dan meningkatkan motivasi dalam mengembangkan diri.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat terus meningkatkan kemampuan mahasiswa
khususnya dalam manajemen keperawatan dengan pendekatan praktik
profesional.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Manajemen Keperawatan


Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Manajemen adalah suatu ilmu dan seni
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga
dan masyarakat.

2.2 Peran Tenaga Keperawatan


a. Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan
dari yang bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan
termasuk perlengkapan, peralatan dan lingkungan. Disamping itu membimbing
petugas kesehatan yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung jawab dalam
hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi
dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
c. Pendidik Pelayanan Keperawatan
Tenaga keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan
pengajaran ilmu keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
anggota keluarga.
2.3 Fungsi Tenaga Perawat
Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-
pasien yang dirawat) sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk
berperan serta didalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan,
kesehatan lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak,
pencegahan penyakit dan kecelakaan.
c. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan
darurat, bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan.
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi
dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan keperawatan
2.4 Tugas Tenaga Keperawatan
a. Memelihara kebersihan dan kerapian di dalam ruangan
b. Menerima pasien baru
c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan
d. Mempersiapkan pasien keluar
e. Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga
f. Mengatur tugas jaga
g. Mengelola peralatan medic dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h. Mengelola administrasi
2.5 Fungsi-fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning),perencanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai
2. Persiapan pencapaian tujuan
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan tindakan-tindakan
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6. Tiap-tiap organisasi butuh perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing)
Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (actuating)
Mengerakkan orang-orang agar mau atau suka bekerja. Ciptakan suasana
bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri,
termotivasi secara interval
d. Pengendalian / pengawasan(controling)
Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan
rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga
berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbnadingan hasil-hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organic administrasi dan manajemen.
Adapun unsure yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money,
material, metode, machine minute dan market.

2.6 Prinsip – Prinsip Manajemen


a. Pembagian pekerjaan (Division of work)
b. Kewenangan dan tanggungjawab (Authority dan responsibility)
c. Disiplin (Dicipline)
d. Kesatuan komando (Unity of command)
e. Kesatuan arah (Unity of direction)
f. Kepentingan individu untuk tunduk pada kepentingan umum (Sub ordination
of individual to generate interest)
g. Penghasilan pegawai (Renumeration of personal.
h. Sentralisasi (Centralization)
i. Jenjang Hirarki (Scalar of hierarchi)
j. Ketertiban (Order)
k. Stabilisasi jabatan pegawai (Stability of tenure personal)
l. Keadilan (Equlity)
m. Prakarsa (Inisiative)
n. Kesetiakawanan korps (Esprit de Corps)
2.7 Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka
dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri
dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Pendekatan sistem terbuka masing-masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi dan dipengeruhi oleh lingkungan.
2.8 Komponen dari Manajemen Keperawatan
a) INPUT
1. Informasi
2. Personal
3. Peralatan
4. Fasilitas
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer
dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
b) PROSES
Kelompok manajemen (dari tertinggi sampai perawat pelaksana) yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,
organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
c) OUTPUT
1. Askep (Asuhan Keperawatan)
2. Pengembangan staff sampai dengan riset
d) KONTROL
1. Budget
2. Prosedur
3. Evaluasi Kinerja
4. Akreditasi
e) FEED BACK MECHANISME
1. Laporan financial
2. Audit keperawatan
3. Survey kendali mutu
4. Kinerja

2.8 Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan


a. Manajemen berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan,
pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat
manajerial
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperwatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir,
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh
tujuan keperawatan
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajeman keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervise, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah di organisasi
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan
persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai
i. Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya
manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standard an memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator
bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi –
fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2.9 Lingkup Manajemen keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industry besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh
sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar
olej gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi :
a. Menetapkan penggunaan proses keperawata
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka
lingkup manajemen keperawatan terdiri dari :
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang
terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1.Manajemen puncak
2.Manajemen menengah
3.Manajemen bawah
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan
2. Keterampilan kepemimpinan
3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
5. Manajemen asuhan keperawatan
1.10 Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP
a. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai
b. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada
c. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
d. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.
2.11 Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan
Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigm keperawatan:
manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya. Jika informasi yang
bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk
dirinya sendiri. Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk
mencapai tujuan kelompok.
Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
Persamaan kualifikasi harus di pertimbangkan. Individu memiliki hak dan
tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang
terbaik dalam organisasi. Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam
pengambilan keputusan yang professional. Semua sistem berfungsi untuk
mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk menetapkan
tujuan bersama.
Manajer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan.
Peningkatan mutu kinerja perawat dapat melalui pendidikan berkelanjutan.
Proses keperawatan individual menunjang pasien untuk mencapai kesehatan
optimal. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk
setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan ASKEP yang bermutu.
Perawat adalah advokat pasien. Perawat berkewajiban untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.
Keterampilan manajer:
1. Konseptual
2. Skill
3. Hubungan antar manusia
2.12 Kepemimpinan
a. Teori Kepemimpinan
1. Generalisasi serangkaian fakta tentang sifat, perilaku dan konsep
kepemimpinan
2. Menjelaskan latar belakang, dan alasan dan syarat pemimpin
3. Menerangkan sifat, peran dan fungsi serta etika profesi yang
digunakan pemimpin
b. Tekhnik Kepemimpinan
1. Kepemimpinan dan keterampilan tekhnis untuk menerapkan teori dan
prinsip kepemimpinan
2. Konsep pemikiran dan pendekatan yang digunakan
c. Gaya Kepemimpinan
1. Autokratis
 Kebebasan sangat sedikit
 Kontrol tinggi
 Keputusan oleh pemimpin
 Aktivitas pimpinan tinggi
 Tanggung jawab pertama oleh pimpinan
 Kuantitas, kualitas baik
 Sangat efisien
2. Demokratis
 Kebebasan sedang

 Kontrol sedang
 Keputusan pimpinan dengan kelompok
 Aktivitas pimpinan tinggi
 Tanggung jawab tinggi
 Output, kreatif, High Quality
3.Laissez Faire
 Sangat bebas
 Tidak ada kontrol
 Pengambilan keputusan, bisa dari kelompok, juga bisa tidak dilibatkan
2.13 Sistem Pengembangan Staf Perawat
a. Definisi
Pengembangan staf adalah suatu perencanaan dan penerapan rencana
karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang
sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik
sesuai dengan kemampuan dan potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan
kualitas kerja perawat, ia akan berusaha mengontrol karirnya dan memilih
karir yang lebih baik sehingga ia terus berprestasi dan memperoleh kepuasan
kerja (Marquis & Huston, 2000)
b. Tujuan
Menurut Aditama T.Y (2004) pengembangan staf bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja yang saat ini dilakukan
2. Meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk dimasa yang akan
datang dalam pengembangan karir selanjutnya
1. Pengertian Karir

Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang


selama perjalanan usianya (Robbins, 2001) hal ini didukung oleh
pendapat Saroso (2003), bahwa karir adalah suatu jalur yang dipilih atau
kontrak yang dibuat seseorang untuk berkontribusi dalam suatu profesi
dengan memuaskan. Robbins (2001) menyatakan bahwa perawat
mempunyai tanggung jawab utama terhadap karirnya sendiri.
Selanjutnya ia menguraikan bahwa karir keperawatan mempunyai tiga
komponen utama yaitu jalur karir, perencanaan karir dan pola karir
Komponen pertama adalah jalur karir, yaitu lintasan yang dapat
ditempuh oleh seorang perawat mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi, yang mungkin dapat dicapai apabila perawat mampu
bekerja secara produktif, loyal kepada organisasi, menunjukkan perilaku
professional, serta mampu untuk tumbuh dan berkembang dan memberi
kesempatan kepada perawat untuk berprestasi dan meniti karir ke jenjang
lebih tinggi, serta berhak dapat imbalan sesuai jalur yang professional.
Komponen kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan
tanggung jawab perawat sendiri untuk melakukan evaluasi diri atau
menseleksi jalur karir tentang pencapaian pengetahuan, pengalaman,
kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan penyusunan
tujuan karir, dan bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga
dapat mengembangkan profesionalisme. Dalam perencanaan karir
dibutuhkan seorang perawat konselor karir, supervisor/ staf
pengembangan yang akan menolong perawat pelaksana mengkaji dan
menganalisa minat, keterampilan, dan pilihannya, sehingga dapat
membantu memudahkan perawat pelaksana mencapai karirnya.
Komponen ketiga adalah pola pengembangan karir, merupakan suatu
metoda atau sistem dimana manajer keperawatan membantu perawat
professional memilih tujuan karir, mengarahkan dalam merencanakan
karir untuk meraih kepuasan karir dan mencapai tujuan karir yang telah
ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan keahliannya.
2. Pengembangan Karir
Pengembangan SDM keperawatan dapat ditempuh melalui:
a. Pendidikan lanjutan
b. Melakukan penilaian kinerja (Performance Apraisal)
c. Rotasi sesuai kebutuhan
d. Pelatihan
Ada enam prinsip pengembangan karir staf perawat (Direktorat
Keperawatan Depkes RI, 2004) Yaitu:
1. Kualifikasi
Kualifikasi perawat dimulai dari lulusan D.III Keperawatan,
saat ini sebagian besar lulusan SPK, sehingga perlu penanganan
khusus terhadap pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap
profesi, uji kompetensi dan sertifikasi.
2. Penjenjangan
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang akontebel dan etis sesuai
dengan batas kewenangan praktek dan kompleksitas masalah pasien.
3. Penerapan Asuhan Keperawatan
Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan
keperawatan langsung sesuai standart praktik dan kode etik.
4. Kesempatan yang sama
Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan karir sampai jenjang karir professional tertinggi,
sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Standar Profesi
Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standart
praktik keperawatan dan kode etik keperawatan.
6. Komitmen Pimpinan
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin
kepuasan pasien serta kepuasan perawat dalam pelayanan
keperawatan.
Program pengembangan karir dapat digunakan utnuk penempatan
perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta
menyediakan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan dari
potensi perawat. Dengan adanya program pengembangan karir akan
meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan berusaha mengontrol
karirnya dan mencapai karir yang lebih baik sehingga ia akan terus
berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis & Huston,
2000)
Marquis (2000) perawat mempunyai tanggung jawab utama terhadap
karirnya sendiri dengan cara sebagai berikut:
1. Perawat harus mengenali kekuatan, kelemahan, dan bakatnya,
rencanakan karir pribadi dengan jujur pada diri sendiri
2. Mengelola reputasi diri sendiri dan lakukan pekerjaan kita
berprestasi dan biarkan lingkungan menilai prestasi kerja.
3. Mengembangkan kontak jaringan kerja agar terinformasi
perkembangan IPTEK yang mutakhir
4. Mengikuti perkembangan terbaru tentang pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan.
5. Menjaga keseimbangan antara kompetensi spesialis dan generalis
agar mampu bereaksi terhadap lingkungan kerja yang terus
berubah.
6. Mendokumentasikan prestasi diri, carilah pekerjaan dan penugasan
yang akan member tantangan yang semakin meningkat.
7. Menjaga pilihan anda tetap terbuka.
Manajemen bertanggung jawab pada pengembangan karir perawat (marquis,
2000 dan Robbins, 2001). Untuk itu perlu langkah-langkah:

a. Manajemen institusi harus menciptakan jalur karir dan kenaikan


pangkat,berupaya mencocokkan lowongan kerja dengan orang yang tepat,
meliputi: mengkaji kinerja, dan potensi perawat yang baru dan lama, agar
dapat memberikan bimbingan karir, pendidikan dan pelatihan yang tepat.
Membentuk jenjang karir, dan hal ini harus dikomunikasikan pada seluruh
staf dan diterapkan secara konsisten.
b. Penyerahan informasi karir, direncanakan secara jelas tujuan dan strategi
masa depan rumah sakit sehingga karyawan akan mampu
mengembangkan rencana pribadi.
c. Penerapan posisi kerja, manajer yang efektif harus mengetahui siapa yang
dibutuhkan dan siapa yang kompeten dalam menerima tugas, tanggung
jawab serta tantangan yang besar.
d. Penilaian kinerja karyawan, salah satu keuntungan dari sistem penilaian
yang baik adalah adanya informasi penting tentang gambaran kinerja,
kemampuan perawat yang potensial dan memudahkan untuk mobilisasi
karir.
e. Menciptakan peluang pertumbuhan dan perkembangan bagi perawat
dengan memberi pengalaman kerja yang telah direncanakan, pengalaman
baru, menarik dan secara professional menantang dan memacu perawat
menggunakan keahliannya yang maksimal.
f. Memberikan dukungan dan dorongan dengan menyediakan pelatihan dan
posisikan agar perawat mendapatkan kesempatan pengembangan
keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang terbaru.
g. Mengembangkan kebijakan-kebijakan personel, dengan diterapkannya
program pengembangan karir yang aktif yang menghasilkan beberapa
kebijakan untuk mendukung program tersebut.
h. Manajemen yang mempromosikan sistem jenjang karir berpotensi untuk
mampu menjamin meningkatkan produktivitas dan harus dapat pula
menjamin terpeliharanya asuhan keperawatan yang berkualitas (Kron,
1987)
2.14 Asuhan Keperawatan
a. Proses Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, yang di tujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Praktek keperawatan adalah kombinasi ilmu
kesehatan dan seni tentang asuhan (care) dan merupakan perpaduan secara
humanistis pengetahuan ilmiah, falsafah keperawatan, praktek klinik,
komunikasi, dan ilmu social.
Sebagai suatu praktek professional, pendekatan yang digunakan untuk
mengatasi masalah atau fenomena tersebut adalah dengan pendekatan proses
keperawatan yang merupakan metode yang sistematis dalam memberikan
asuhan keperawatan yang terdiri dari lima langkah yaitu:
1. Pengkajian
Perawat akan melakukan pengkajian (melalui wawancara,
pemeriksaan fisik, pemanfaatan hasil pemeriksaan diagnostik) untuk
menetapkan diagnosis keperawatan. Pengkajian keperawatan
dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang diyakini dalam
keperawatan yang meliputi pengkajian biologis, psikologis, social dan
spiritual.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan pada dimensi bio-psiko-sosio-
spiritual. Berdasarkan diagnosa keperawatan, ditetapkan tujuan yang akan
dicapai dan mengidentifikasi tindakan keperawatan yang diperlukan dalam
mengatasi masalah klien atau sebagai rencana asuhan keperawatan.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu catatan yang ada tentang
rencana intervensi atau tindakan keperawatan. Rencana keperawatan
merupakan mata rantai antara kebutuhan pasien dan pelaksanaan tindakan
keperawatan, dengan demikian rencana asuhan keperawatan adalah
petunjuk tekhnis yang menggambarkan secara ketat mengenai rencana
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat terhadap pasien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosa keperawatan.
4. Pelaksanaan
Perencanaan implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan untuk memenuhi kebutuhan pasien
secara optimal.
5. Evaluasi
Penilaian/evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara kesinambungan yang melibatkan pasien dan keluarga serta
tenaga kesehatan. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
merencanakan tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan.
2.15 Standar Asuhan Keperawatan
a. Defenisi
Standar asuhan keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan
kualitas yang diinginkan terkait dengan pelayanan keperawatan terhadap klien.
Standar asuhan keperawatan adalah upaya memberikan asuhan dan bimbingan
langsung kepada perawat untuk melaksanakan praktek keperawatan.
b. Tujuan standar keperawatan adalah:
1.Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2.Mengurangi biaya asuhan keperawatan
3.Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan
melindungi pasien dari tindakan yang tidak teraupetik.

c. Standar praktek keperawatan meliputi


1. Standar I : Pengumpulan data tentang status kesehatan klien/ pasien
dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh,
dikomunikasikan dan dicatat.
2. Standar II : Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan.
3. Standar III : Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan.
4. Standar IV : Rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan
pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
5. Standar V : Tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien/pasien
untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan
kesehatan.
6. Standar VI : Tindakan keperawatan membantu klien/pasien untuk
mengoptimalkan kemampuannya untuk hidup sehat.
7. Standar VII : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan di tentukan
oleh klien/pasien dan perawat
8. Standar VIII : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi
arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan
prioritas, penetapan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan
keperawatan.
2.16 Mutu Asuhan Keperawatan
a. Defenisi
Mutu asuhan keperawatan adalah kepatuhan terhadap standar praktek
keperawatan.
b. Standar praktek keperawatan
1. Standar praktek keperawatan meliputi:
a. Perawat mengkaji data kesehatan
b. Perawat menganalisa data dan menentukan diagnose keperawatan
c. Perawat mengembangkan hasil yang diharapkan pasien. Perawat
d. Perawat mengembangkan rencana tindakan keperawatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan
e. Perawat melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana keperawatan
f. Perawat mengevaluasi perkembangan pasien menuju pencapaian hasil
2. Standar kinerja professional meliputi:
a. Perawat mengevaluasi secara sistematis mutu dan keefektifan praktek
keperawatan
b. Perawat mengevaluasi dirinya dalam praktek keperawatan
hubungannya dengan standar praktek keperawatan
c. Perawat menggunakan konsep pengetahuan, keterampilan dalam
praktek keperawatan
d. Perawat mendukung pengembangan profesionalisasi diantara sesame
perawat
e. Perawat memutuskan dan melakukan tindakan untuk kepentingan
pasien dengan memperhatikan etika sopan santun
f. Perawat bekerjasama dengan pasien dan tim tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan keperawatan
g. Perawat melakukan penelitian dalam praktek keperawatan
h. Perawat mempertimbangkan factor-faktor yang berhubungan dengan
keefektifan biaya dalam pelaksanaan keperawatan

BAB III
ANALISA SITUASI RUANGAN

3.1 Profil RSUD Pariaman


a. Lokasi RSUD Pariaman.
RSUD Pariaman terletak di ibu kota Provinsi Sumatera Barat, Kota
Pariaman, jalan Prof. M. Yamin,SH. No 5 Pariaman. RSUD Pariaman
memiliki peluang yang sangat strategis sebagai rumah sakit pilihan pertama
di Kota Pariaman.
b. Visi, Misi dan Motto RSUD Pariaman.
1. Visi
Secara umum RSUD Pariaman bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan kesehatan agar dapat menjangkau semua
lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan
professional. Untuk mencapai tujuan dimaksud RSUD mempunyai Visi “
Rumah Sakit Regional yang Berstandar Internasional Dengan Nilai
Islami “
2. Misi
Dalam mewujdkan Visi RSUD Pariaman yang tertuang dalam misi
yang didentifikasi yang di Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan prima sesuai dengan standar.
b. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.
c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kinerja.
d. Meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja dan kesejahteraan
karyawan.
e. Membudayakan nilai – nilai islami dalam setiap kegiatan
f. Membangun kerja sama dan kemitraan dengan instansi terkait.
3. Motto
Motto RSUD Pariaman adalah “Cepat, Ramah dan Melayani”

C. Sarana dan Prasarana RSUD Pariaman


1) Bangunan
Sejak berdirinya RSUD Pariaman sampai dengan sekarang, berupaya
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, baik dalam peningkatan
alat-alat kesehatan dan peningkatan Fisik (bangunan).
Bangunan yang telah ada dan digunakan antara lain :
1. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Gedung Poliklinik, Kantor, Adiminstrasi & Aula
3. Gedung Farmasi
4. Gedung Labor
5. Gedung Radiologi
6. Gedung Bangsal Neurologi
7. Gedung Instalasi Bedah Sentral
8. Gedung Haemodialisa
9. Gedung Bangsal Anak
10. Gedung Bangsal Bedah
11. Gedung ICU
13. Gedung WC Umum
14. Gedung Gizi
15. Gedung Mushala
16. Gedung Interne Baru
17. Gedung Pembakaran Sampah Medis
18. Gedung Ponek dan Bangsal Kebidanan
19. Gedung Bangsal Paru
20. Gedung Bangsal Jantung
21. Gedung Bangsal Mata
22. Gedung Perinatologi
23. Gedung Fisioterapi
24. Gedung Koperasi
25. Gedung IPRS
26. Gedung VIP

2) Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur november 2017 sebanyak 162 buah tempat tidur di
semua Instalasi RSUD Pariaman. Berdasarkan data februari 2018, jumlah
BOR 50,44 %, LOS 4 hari, TOI 3 hari.
SDM di Rumah Sakit
a. Tenaga Struktural
Tenaga struktural RSUD Pariaman terisi dengan komposisi sebagai
berikut :
1) . Direktur
2) . Bagian Tata Usaha, terdiri dari
 Sub Bagian Umum
 Sub Bagian Kepegawaian
 Sub Bagian Program
3) . Bidang Keuangan dan Aset, terdiri dari :
 Seksi Keuangan
 Seksi Aset
4) . Bidang Pelayanan Medis & Penunjang Medis, terdiri dari :
 Kepala Seksi Pelayanan Medis
 Kepala Seksi Penunjang Medis
5) . Bidang Keperawatan
 Kepala Seksi Keperawatan
b. Tenaga Fungsional
Untuk mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat RSUD
Pariaman memiliki jumlah tenaga fungsional yang memadai baik medis dan
paramedis.
3.2 Profil Ruang Penyakit Dalam RSUD Pariaman
Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman mempunyai banyak ruang rawat inap,
salah satunya adalah Ruang rawat inap Penyakit Dalam. Ruangan Interne RSUD
Pariaman tidak memiliki nama ruangan sehingga keluarga pasien kebingungan
untuk mencari ruangan. Ruangan didalam Interne juga tidak ada nama
ruangannya, seperti ruangan zaal, ruangan parasat, dan nurse station. Semua
ruangan di Bangsal Interne adalah kelas III memiliki 18 tempat tidur.
Berdasarkan rekapitulasi data bulan februari 2018 jumlah BOR Interne 90,32 %,
LOS 5 hari, TOY 1 hari. Cakupan pelayanan di ruang rawat bangsal Ruang
Penyakit Dalam, menerima rawat inap pasien umum dan BPJS dengan berbagai
kasus dan juga pindahan dari ruangan lain. Ruangan dipimpin oleh kepala
ruangan, secara teknis operasional perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan bertanggung jawab kepada kepala instalasi dan secara administrasi
bertanggung jawab kepada bidang perawatan. Perawat melaksanakan tugas
mengikuti rotasi dinas atau operan pagi, sore dan malam. Dari segi ketenagaan
perawat yang ada di ruang rawat penyakit dalam yaitu Ners, S1 keperawatan, dan
DIII keperawatan.
Ruang Penyakit Dalam terbagi dari ruang perasat, ruang Ka.Ru, konter
perawat, ruang dokter.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Ruang Penyakit Dalam RSUD
Pariaman pada umumnya merawat pasien dengan penyakit DHF, DM, SH,
Hipertensi dan penyakit dalam lainnya.

Tabel 3.1
Denah ruangan penyakit dalam (interne)
Bangsal Pintu masuk Bangsal
INTERNE Pria
Ruang linen Raung
Parasat
Bangsal Nurse Ruang Dokter
Wanita Station

1. Visi Misi dan Motto Ruang Penyakit Dalam RSUD Pariaman


Visi Misi dan Motto ruangan tidak ada .
Lokasi Ruangan Penyakit Dalam
a. Utara : Tempat Pembakaran Alat Medis
b. Selatan : Ruangan VIP Nan Tongga
c. Barat : Taman
d. Timur : Ruangan Bangsal Paru

2. SDM di Ruang Penyakit dalam


Ruangan Penyakit Dalam dipimpin oleh kepala Ruangan yang langsung
membawahi perawat pelaksana.
Tabel 3.2
Jumlah Tenaga Medis dan Para Medis Yang memberikan
Pelayanan Di Ruang Rawat Penyakit Dalam Tahun 2017

No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan

1 Dokter Spesialis 4 Berdasarkan SK total : 4 orang

2 Dokter Umum 10

3 Perawat 17 Ners 5 Orang


S1 Keperawatan 1 Orang
D3 Keperawatan 11 Orang

STRUKTUR ORGANISASI RENTANG KENDALI RUANGAN PENYALIT


DALAM RSUD PARIAMAN

KARU

Ns. Yetri Marlina, S.Kep

PAGI SORE
MALAM

Perawat Perawat Perawat


Asosiet Asosiet Asosiet

3. Sarana dan Prasarana


Peralatan dan alat kesehatan merupakan hal yang penting dalam
melakukan tindakan keperawatan. Berikut adalah peralatan dan alat
kesehatan di ruang rawat inap Penyakit Dalam RSUD Dr. Rasidin Padang.
Yang di dapatkan dari daftar invetaris ruangan yang dimiliki oleh kepala
ruangan :

Tabel 3.4

Sarana dan Prasarana

No Nama Barang Jumlah Kondisi Alat

1. Stetoskop 3 pcs Baik

2. Tiang infuse 22 pcs Baik

3. Tensimeter 3 pcs Baik

4. Thermometer 2 pcs Baik

5. Set redressing 7 pcs Baik

6. Gunting perban 1 pcs Baik

7. Bak instrument 3 pcs BaiK

8. Tromol kassa 2 pcs Baik

9. Neerbeken/bengkok 3 pcs Baik

10. Kursi roda 1 pcs Baik

11. Kom kapas cebok 1 pcs Baik

14 Masker 1 kotak Baik

15 Handscoen 1 Kotak Baik

16 Kamar Mandi 2 Buah Baik

Tabel 3.5

Prasarana untuk Petugas kesehatan

No Nama Barang Jumlah Kondisi alat

1 Loker lengkap Baik


2 Kursi Lengkap Baik

4 Tv dan remot 1 pcs Baik

5 Jam dinding 1 pcs Baik

7 Telepon 1 pcs Baik

12 Kamar mandi 1 pcs Baik

13 Kulkas 2 pcs Baik

14 Tempat sampah 6 pcs Baik

15 Gayung air 2 pcs Baik

Tabel 3.6

Alat Tenun

No Nama Barang Jumlah Kondisi alat

2 Perlak Kurang Baik


Lengkap

3 Sprei besar/laken Kurang Baik


Lengkap

4 Sarung Bantal Lengkap Baik

5 Selimut Biasa Lengkap Baik

6 Kasur Pasien Lengkap Baik

7 Bantal Pasien Lengkap Baik

Tabel 3.7

Alat Pencatatan dan Pelaporan

Di Ruang Penyakit Dalam

No Nama Barang Jumlah Alat Kondisi alat

1 Formulir pengkajian Ada Baik


awal

2 Formulir Rencana Ada Baik


Keperawatan

3 Formulir Catatan Ada Baik


Perkembangan Pasien

5 Formulir Resume Ada Baik


Keperawatan

6 Formulir Catatan Ada Baik


Pengobatan

7 Formulir Tindakan Ada Baik


Medis Lengkap

8 Formulir Laboratorium Ada Baik


Lengkap

9 Formulir Rontgen Ada Baik

10 Formulir Permintaan Ada Baik


Darah

11 Formulir Catatan Ada Baik


Dokter

12 Formulir Tata Tertib Ada Baik


Ruangan

ALUR PASIEN MASUK

3.3 Winshield Survey

Berdasarkan hasil winshield survey yang dilakukan pada tanggal 19 – 22


februari 2018 kelompok menemukan ada beberapa masalah di ruangan penyakit
dalam RSUD Pariaman, yaitu:
a. Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan perawat di ruangan didapatkan bahwa,
tidak ada identifikasi ruangan, sehingga keluarga pasien kesulitan mencari
ruangan penyakit dalam ( Interne ) RSUD Pariaman., selain itu perawat
mengatakan tidak adanya visi dan misi ruangan dan tidak optimalnya
pelaksanaan rentang kendali.

b. Observasi
Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari 2018 didapatkan bahwa
tidak adanya identifikasi ruangan dimana keluarga pasien kesulitan mencari
ruangan penyakit dalam ( Interne ), dimana seharusnya ruangan bangsal
interne, ruangan zaal dan nurse station memiliki label nama.

Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari 2018 diruangan Interne


juga tidak tampak visi misi ruangan sehingga tidak tampak gambaran tujuan
atau pencapaian yang harus didapatkan oleh ruangan Penyakit dalam
( Interne ).

Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari 2018 tidak tampaknya


rentang kendali petugas di ruangan, sehingga tidak tampaknya pembagian
tugas dan tanggung jawab dari petugas yang dinas setiap harinya.

3.3.1 Daftar Masalah


a. Tidak adanya identifikasi ruangan Penyakit Dalam (Interne ) RSUD
Pariaman.

b. Tidak terpajangnya visi misi ruangan Penyakit Dalam (Interne ) RSUD


Pariaman.

c. Belum optimalnya pelaksanaan rentang kendali di ruangan penyakit dalam


(interne) RSUD Pariaman.

3.3.2 Validasi Data

Instrumen Sumber

No Masalah Observasi Wawancara kuesioner Karu Perawat

1 Tidak adanya     
identifikasi
ruangan Penyakit
Dalam (Interne )
RSUD Pariaman.

2 Tidak adanya visi     


misi ruangan
Penyakit Dalam
(Interne ) RSUD
Pariaman.

3 Belum     
optimalnya
pelaksanaan
rentang kendali di
ruangan penyakit
dalam (interne)
RSUD Pariaman.
3.3.3 Rumusan Masalah

No DATA MASALAH

1 Observasi Tidak adanya identifikasi


ruangan Penyakit Dalam
Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari
(Interne ) RSUD Pariaman
2018 didapatkan bahwa tidak adanya
identifikasi ruangan.

Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan perawat di


ruangan Interne, perawat mengatakan bahwa
tidak ada nama ruangan tertulis di depan pintu
masuk ruangan dan di zaal dalam ruangan
juga tidak tertulis identitas ruangan.

Observasi Tidak terpasangnya visi misi


Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari ruangan Penyakit Dalam
2018 diruangan Interne juga tidak tampak visi (Interne ) RSUD Pariaman.
misi ruangan.

Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan perawat di


ruangan Interne, perawat mengatakan bahwa
visi misi ruangan yang lama ada tapi
semenjak pindah ruangan tidak ada lagi.

Observasi Belum optimalnya


pelaksanaan rentang kendali
Berdasarkan observasi tanggal 19-22 februari
di ruangan penyakit dalam
2018 tidak tampaknya rentang kendali
(interne) RSUD Pariaman
petugas di ruangan.

Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan perawat di


ruangan Interne, perawat mengatakan bahwa
ruangan di kepalai oleh Ka.Ru, dan Ka.Ru
langsung memimpin perawat pelaksana tanpa
adanya Ka.Tim.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh kelompok pada tanggal 10-
13 November 2016 dengan metode observasi, dan wawancara dengan 3 dari 5
orang perawat didapatkan bahwa kurang optimalnya tindakan dalam pencapaian
sasaran keselamatan pasien, terutama pada ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, dan pengurangan risiko infeksi terkait
proses pelayanan kesehatan.
Permasalahan diatas sudah diatasi oleh kelompok mulai tanggal 20-29
Oktober 2016 dengan cara role play cuci tangan enam langkah, pemilahan
sampah infeksius dan non infeksius, dan role play fungsi manajemen (overran,
pre dan post convrent). Kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan yang telah
disepakati dan berjalan dengan lancar.
4.2 Saran
A. Bagi Ruangan atau Rumah Sakit
Sebagai satu masukan kepada pihak Rumah Sakit tentang
pengembangan staff perawat melalui pendekatan manajerial yang efektif
dalam mencapai keefektifan tenaga perawat dan pelayanan Rumah Sakit
yang berkualitas.
B. Bagi Perawat
Menambah wawasan perawat tentang kebutuhan pelayanan
berkualitas dan meningkatkan motivasi dalam mengembangkan diri.
C. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat terus meningkatkan kemampuan mahasiswa
khususnya dalam manajemen keperawatan dengan pendekatan praktik
profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Committee on Identifying Priority Areas for Quality Improvement, Karen Adams,

Janet M. Corrigan (2003). Priority Areas for National Action: Transforming Health
Care Quality. National Academies Press.

Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen (2007). Introduction to the US


health care system. Springer Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai