ABSTRAK
Pelayanan farmasi adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang tidak terpisahkan dan berorientasi
pada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Proses perencanaan strategi pemasaran instalasi farmasi
merupakan suatu hal yang sangat penting yang terdiri dari konsep bauran 7p. Dalam hal ini terdapat permasalahan yaitu
terdapat rata-rata 8-12% resep Instalasi Rawat Jalan BMC Mayapada Hospital yang tidak kembali ke Instalasi Farmasi
RS BMC setiap bulannya. Hal ini menjadikan permasalahan tersebut layak untuk diteliti agar dapat mengetahui faktor-
faktor apa saja yang berperan dalam ketidakinginan pembelian obat pasien rawat jalan di Instalasi farmasi BMC
Mayapada Hospital. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan korelasi antara faktor 7p (product, price, place, promotion, process, people, physical
evidence) dengan ketidakinginan pasien rawat jalan dalam melakukan pembelian obat di Instalasi Farmasi BMC
Mayapada Hospital. Hasil penelitian pada penelitian ini adalah didapatkan bahwa keseluruhan dari 7 variabel faktor
yang termasuk dalam 7p tersebut memiliki pengaruh korelasi signifikan p=0,000 (p<0,05) terhadap kepuasan
keseluruhan pelayanan Instalasi Farmasi BMC Mayapada Hospital. Sedangkan faktor yang paling berperan dengan
kepuasan secara keseluruhan adalah pada faktor promosi (r=0,858) dan faktor yang paling sedikit berperan dengan
kepuasan secara keseluruhan adalah pada faktor produk (r=0,674).
ABSTRACT
Pharmaceutical services are an inseparable part of the hospital health service system that is oriented towards patient
services, the supply of quality drugs, the planning process of pharmaceutical installation marketing strategies is a very
important thing which consists of the concept of a marketing mix 7p . In this case there is a problem that there is an
average of 8-12% prescription for Outpatient Installation at BMC Mayapada Hospital that does not return to the BMC
Hospital Pharmacy Installation every month. This makes the problem feasible to be investigated in order to find out
what factors play a role in the unwillingness to purchase outpatient medicine at BMC Mayapada Hospital Pharmacy.
This study is included in a quantitative study with a descriptive approach to find out whether there is a correlation
between the 7p factor (product, price, place, promotion, process, people, physical evidence) with the unwillingness of
outpatients to purchase drugs at the BMC Mayapada Hospital Pharmacy Installation. The results of this study were
found that all of the 7 variable factors included in the 7p had a significant correlation of p = 0,000 (p <0.05) to the
overall satisfaction of the BMC Mayapada Hospital Pharmacy Installation service. While the factor that plays the most
role with overall satisfaction is the promotion factor (r = 0.858) and the factor that has the least role with overall
satisfaction is the product factor (r = 0.674).
PENDAHULUAN
Industri kesehatan merupakan suatu industri memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dari
yang pertumbuhannya semakin pesat dari tahun ke tahun. pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini khususnya
Semakin pesatnya pertumbuhan industri kesehatan di rumah sakit kepada para pasien atau konsumen dalam
masa kini menjadikan persaingan yang lebih ketat dalam bidang kesehatan. Rumah sakit saling bersaing dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dengan pada berbagai unit seperti unit rawat jalan, unit rawat
tujuan mendapatkan kepuasan pasien. Hal ini juga inap, IGD hingga ICU. Namun, terdapat permasalahan
menjadi sebuah prioritas yang dirancang oleh pemerintah yang didapatkan pada proses penjualan obat pasien rawat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang jalan yaitu terdapat rata-rata sekitar 8-12% resep Instalasi
berorientasi pada kepuasan pasien, yaitu dengan Rawat Jalan tidak kembali ke Instalasi Farmasi BMC
terbentuknya UU No. 36 Tahun 2009 bab II pasal 3. Mayapada Hospital setiap bulannya. Hal ini menjadikan
Dengan adanya regulasi atau payung hukum permasalahan tersebut layak untuk diteliti agar dapat
yang dibuat oleh pemerintah secara langsung menjadikan mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berperan
para pihak petugas dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam ketidakinginan pembelian obat pasien rawat jalan
dapat memberikan pelayanan terbaiknya dalam bidang di Instalasi farmasi BMC Mayapada Hospital.
medis maupun non medis. Peningkatan mutu dan kualitas
rumah sakit dilakukan pada seluruh bidang pelayanan RANCANGAN PENELITIAN
termasuk pelayanan instalasi farmasi. Proses perencanaan Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif
strategi pemasaran instalasi farmasi merupakan suatu hal dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan
yang sangat penting dalam meningkatkan penjualan obat rancangan penelitian cross sectional (potong lintang).
maupun alat kesehatan terhadap pasien rawat jalan BMC Pada penelitian ini dilakukan penilaian dan analisis
Mayapada Hospital. Sehingga dalam hal ini berbagai mengenai keadaan objek yang diteliti berdasarkan
langkah-langkah strategi pemasaran perlu dilakukan. pengumpulan data dan pengambilan sampel yang
Fajar Laksana (2008:4-5) menerangkan bahwa pemasaran berperan dalam ketidakinginan pasien rawat jalan dalam
merupakan suatu kegiatan yang memberikan penawarkan melakukan pembelian obat. Pengumpulan data dan
suatu produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen. pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan
Sementara itu, manajemen pemasaran merupakan suatu kuantitatif, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
kegiatan pertukaran produk melalui aktivitas mix hubungan korelasi antara ketujuh faktor pemasaran
marketing yaitu Product, Price, Promotion, Place, bauran yaitu produk, harga, lokasi, promosi, proses,
Process, People, Physical Evidence. petugas, dan bukti fisik dengan ketidakinginan pasien
Instalasi farmasi merupakan bagian terpenting rawat jalan dalam melakukan pembelian obat di instalasi
dan memiliki pengaruh besar terhadap berbagai farmasi BMC Mayapada Hospital.
operasional di dalam rumah sakit. Instalasi farmasi Penelitian ini dilakukan di BMC Mayapada Hospital yang
merupakan salah satu instalasi dalam sebuah rumah sakit berlokasi di Jl. Padjajaran Indah V no. 97, Bogor pada
yang dapat diandalkan menjadi pusat pendapatan bulan Juni-Agustus 2019. Populasi dalam penelitian ini
terbesar. (Rakhmisari D, 2006). Perkiraan pendapatan adalah pasien rawat jalan yang tidak membeli obat di
yang dapat dicapai yaitu sekitar 50-60 % dari seluruh total Instalasi Farmasi BMC Mayapada Hospital selama 1
anggaran rumah sakit (Trisnantoro L,2004). Dalam hal ini bulan. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini
Instalasi Farmasi RS BMC Mayapada juga merupakan berjumlah 100 sampel. Peneliti memberikan kuesioner
bagian penting yang tidak terpisahkan dalam proses yang berisi pertanyaan tertutup kepada pelanggan (pasien
operasional rumah sakit. Saat ini Instalasi Farmasi atau keluarga pasien) yang tidak menebus obat di Instalasi
menjadi tulang punggung dalam melakukan pelayanan Farmasi BMC Mayapada Hospital.
persediaan dan pendistribusian obat hingga alat kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN No Penghasilan f %
Karakteristik responden 1 <Rp3.000.000 10 10
2 Rp3.000.000 33 33
Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 –
responden. Karakteristik ini bertujuan dalam menilai Rp5.000.000
3 Rp5.000.000 30 30
beberapa kartakteristik yang terdapat dalam penelitian di
–
antaranya yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, Rp10.000.00
0
pekerjaan, dan riwayat pembelian.
4 >Rp10.000.000 27 27
Jumlah 100 100
(30%) berusia 21 hingga 30 tahun, 29 orang
No Jenis Kelamin f % No Riwayat Pembelian sebelumnya f %
1 Laki-laki 61 61 1 Ya 87 87
2 Perempuan 39 39 2 Tidak 13 13
Jumlah 100 100 Total 100 100
(29%) berusia 31 hingga 40 tahun, 21 orang
(21%) berusia 41 hingga 50 tahun, dan 11 orang
(11%) berusia lebih dari 50 tahun. Pada faktor
pendidikan terakhir didapatkan 22 orang (22%)
lulusan SMA, 64 orang (64%) lulusan S1, dan 4
No Usia f % orang (4%) lulusan S2. Pada faktor penghasilan
1 <21 tahun 9 9
2 21-30 tahun 30 30 didapatkan 10 orang (10%) berpenghasilan
3 31-40 tahun 29 29 kurang dari Rp3.000.000, 33 orang (33%)
4 41-50 tahun 21 21
berpenghasilan Rp3.000.000 – Rp5.000.000, 30
5 >50 tahun 11 11
Total 100 100 orang (30%) berpenghasilan Rp5.000.000–
Rp10.000.000, dan 27 orang (27%)
berpenghasilan lebih dari Rp10.000.000. Pada
No Pendidikan f %
1 SD 0 0 faktor riwayat pembelian responden sebelumnya
2 SMP 0 0 didapatkan 87 responden (87%) pernah membeli
3 SMA 22 22
4 D3 13 13 obat di Instalasi Farmasi BMC Mayapada
5 S1 64 64 Hospital sebelumnya dan 13 responden lainnya
6 S2 4 4
(13%) belum pernah membeli obat sebelumnya
7 S3 0 0
Jumlah 100 100 di Instalasi Farmasi BMC Mayapada Hospital.
Distribusi Analisis Univariat variabel
Pada faktor jenis kelamin dapat
diketahui bahwa jumlah responden laki-laki
Kepuasan Produk f %
Tidak Puas 52 52
Puas 48 48
Kepuasan Harga f %
yaitu 61 orang (61%) sedangkan sisanya adalah Tidak Puas 42 42
perempuan sebanyak 39 orang (39%). Pada Puas 58 58
faktor usia dapat diketahui bahwa terdapat 9
orang (9%) kurang dari 21 tahun, 30 orang
Hospital. Seddangkan pada distribusi responden