Anda di halaman 1dari 4

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 

♠ ♠ ♠

Krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem keuangan Indonesia porak-poranda. Sejak itu
maka lahirlah kesepakatan untuk membentuk Otoritas Jasa Keuangan yang menurut undang-undang
tersebut harus terbentuk pada tahun 2002. Lalu apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?
Untuk lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini.

A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

       Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21
Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah lembaga yang independen dan
bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam
pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia
dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
       Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai suatu lembaga pengawasan sektor keuangan di
Indonesia yang perlu diperhatikan, karena ini harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung
keberadaan Otoritas Jasa Keuangan tersebut.

B. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

       Otoritas Jasa Keuangan memiliki fungsi sebagai berikut:


1. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan.
2. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
3. Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yang sama seperti sekarang.
4. Pengawasan bank keluar dari otoritas Bank Indonesia sebagai bank sentral dan dipegang oleh lembaga
baru.

C. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan

       Dalam pembentukannya Otoritas Jasa Keuangan memiliki tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mencapainya, Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, dan transparan dengan mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.
2. Mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis.
3. Menciptakan satu otoritas yang lebih kuat dengan memiliki sumber daya manusia dan ahli yang
mencukupi.

D. Tentang Otoritas Jasa Keuangan

       Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem keuangan
Indonesia porak-poranda. Sejak itu maka lahirlah kesepakatan untuk membentuk Otoritas Jasa Keuangan
yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk pada tahun 2002. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan
dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 pembentukan
Otoritas Jasa Keuangan belum ada, sampai akhirnya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI)
tersebut direvisi menjadi UU No. 24 Tahun 2004 yang menyatakan tugas Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kemudian pada tanggal 27 Oktober Tahun 2011, RUU Otoritas
Jasa Keuangan disahkan oleh DPR, dan selanjutnya pemerintah mensahkan dan mengundangkan UU No.
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia pada tanggal
22 November 2011.
    
Berikut merupakan ringkasan dari isi UU No. 21 Tahun 2011. Otoritas Jasa Keuangan, yang
selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

RANGKUMAN

Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah lembaga pengawasan jasa
keuangan yang independen dan mengawasi industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Tujuan dibentuknya OJK yaitu untuk mengatasi kompleksitas
keuangan global dari ancaman krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari efisiensi di
sektor perbankan dan keuangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai