Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN DISPEPSIA

DI RSU YARSI PONTIANAK

“Dibuat untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah”

Disusun Oleh:
VIVI OKTAVIANI
NIM. 201133068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
2021
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal maupun Regional.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN DISPEPSIA


DI RSU YARSI PONTIANAK

Telah disetujui pada tanggal, Juni 2021

Mahasiswa,

VIVI OKTAVIANI
NIM. 201133068

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructure

Ns. Azhari Baedlawi, M.kep Mala Setya Untari, S.Kep.,Ners

iii
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI............................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv

BAB I KONSEP DASAR


A. Definisi...............................................................................................1
B. Etiologi...............................................................................................1
C. Klasifikasi...........................................................................................2
D. Tanda dan Gejala................................................................................3
E. Komplikasi..........................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................5
G. Penatalaksaan Medis...........................................................................6

BAB II WEB OF COUTION (WOC)


A. WOC...................................................................................................8

BAB III PROSES KEPERAWATAN


A. Pengkajian...........................................................................................9
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................10
C. Intervensi Keperawatan....................................................................11
D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan Pasien........16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17

iv
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati pada
abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Dispepsia merupakan gejala
keganasan saluran cerna bagian atas. Pada pasien dewasa muda, penyebab
tersering dari dyspepsia adalah refluks gastroesofagus dan gastritis. Reaksi ini
menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali
menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun (Ida, 2016).
B. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik
(struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain karena terjadinya
gangguan di saluran pencernaan atau disekitar saluran cerna, seperti pankreas,
kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsional dapat
dipicu karena factor psikologis dan factor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis
makanan tertentu (Purnamasari, 2017). Etilogi dispepsia antara lain adalah:
1) Idiopatik/dispepsia fungsional
2) Ulkuspeptikum
3) Gastroesophageal refluxdisease (GERD)

4) Kanker lambung
5) Gastroparesis
6) Infeksi Helicobacter pylori
7) Pankreastitis kronis
8) Penyakit kandung empedu
9) Parasite usus
10) Iskemia usus
11) Kanker pancreas atau tumor abdomen

5
C. Klasifikasi
Klasifikasi dari mayordispepsia terbagi atas dua kelompok yaitu:
1. Dispepsia Organik, bila telah diketahui adanya kelainan organic sebagai
penyebabnya. Sindrom dyspepsia organic terdapat kelainan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum), gastritis, stomach
cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.
2. Dispepsia Non Organik (DNU), atau dyspepsia fungsional, atau Dispepsia
Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional
tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, danendoskopi (Ida, 2016).

D. Tanda dan Gejala


Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh,
cepat keyang, kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak
nafsu makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung kemulut.
Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput:
rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama dan sering
kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari, 2017).
Indikasi endoskopi bila ada gejala atau tanda alarm seperti gejala dispepsia
yang baru muncul pada usia lebih dari 55 tahun, penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya, anoreksia, muntah persisten, disfagia
progresif, odinofagia, perdarahan, anemia, ikterus, massa abdomen,
pembesaran kelenjar limfe, riwayat keluarga dengan kanker saluran cerna atas,
ulkus peptikum, pembedahan lambung, dan keganasan (Black et al., 2018).
Gejala dispepsia antara lain sebagai berikut (Suzuki, 2017; Rahmayanti,
2016):
1. Epigastric pain merupakan sensasi yang tidak menyenangkan; beberapa
pasieni merasa terjadi kerusakan jaringan

6
2. Postprandiali fullness merupakan perasaan yang tidak inyaman seperti
makanan berkepanjangan di perut
3. Early satiation merupakan perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh
segera isetelah mulai makan, tidak sesuai idengan ukuran makanan yang
dimakan, sehingga makan tidak dapat diselesaikan. Sebelumnya, kata
“cepat kenyang” digunakan, tapi kekenyangan adalah istilah yang ibenar
untuk hilangnya sensasi nafsu imakan selama proses menelan makanan
4. Epigastrici burning merupakan rasa terbakar adalah perasaan subjektif
yang tidak menyenangkan dari panas

7
.
E. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan.komplikasi yang dapat terjadi antara lain, pendarahan,
kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus (Purnamasari, 2017).

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya kelainan
organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang
lengkapdan pemeriksaan darah dalam tinja, danurin. Jika ditemukan
leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir
ataubanyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja kemungkinan
menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dyspepsia
ulkus sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung. Jika diduga suatu
keganasan, dapat diperiksa tumor marker (dugaan karsinoma kolon),dan
(dugaan karsinoma pankreas)
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang
mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau
mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan
3. Endoskopi bias digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari
lapisan lambung melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di
bawahmikroskop untuk mengetahui lambung terinfeksi Helicobacter
pylori. Endoskopimerupakan pemeriksaan bakuemas, selain sebagai
diagnostic sekaligus terapeutik.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen,serologi
H.pylori,urea breath test,dan lain-lain dilakukan atasdasarindikasi (Ida,
2016).

8
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan keperawatan dalam
perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi
pasien, hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku.
Farmakologis Pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat,yaitu: Antasida,
Pemberian antasida tidak dapatdilakukan terusmenerus,karenahanyabersifat
simtomatis untuk mengurangi nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah
simetidin, ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasagan
Naso Gastrik Tube(NGT) jika diperlukan (Amelia, 2018).

1
BAB II
WEB OF COUTION (WOC)
A. WOC

2
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Keluhan utama
Pada klien dispepsia dengan masalah perut nyeri
b) Riwayat kesehatan sekarang
Klien akan mengeluhkan nyeri di sekitar perut
c) Riwayat kesehatan sebelumnya
- Penyakit yang pernah dialami Alergi (obat, makanan, dll)
- Obat-obatan yang digunakan
d) Kebutuhan dasar manusia meliputi :

3
1) Keadaan Umum : kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
2) TTV dan Nyeri : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta tekanan darah.
3) Kepala : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada
atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah
4) Dada : Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolic
5) Abdomen : Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hypokalemia
6) Ekstremitas : Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi

1. Diagnosa Keperawatan

1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis.
Risiko ketidakseimbangan cairan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(inflamasi mukosa lambung)
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi perubahan
Kesehatan pasien
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi Kesehatan pasien.
(SDKI, 2017).

4
DAFTAR PUSTAKA
Debora, Oda. 2017. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Ed.2. Jakarta:
Salemba Medika
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2014). Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Isnayati, I., & Suhatridjas, S. (2020). Kompres NaCl 0, 9% dalam Upaya
Menurunkan Nyeri Post Insersi AV Fistula pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik. Journal of Telenursing (JOTING), 2(1), 71-80.
Isroin, Laily. (2016). Manajemen Cairan pada Pasien Hemodialisis untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup. Ponorogo : Unmuh Ponorogo Press.
Kandacong, Ayumi. 2017. Jumlah Trombosit Pre dan Post Hemodialisa (HD) pada
Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik (PGK) di Rumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Hasanuddin.Makassar: Universitas
Hasanuddin
Mailani & Andriani.2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. STIKes
YPAK Padang: Jurnal Endurance 2(3) October 2017(416-432)
Muttaqin, A & Sari, K. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: salemba Medika
Nuari & Widayati.2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish
Nurarif dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus. Jilid I,
Edisi Revisi. Yogyakarta: Mediaction.
Prabowo & Pranata. 2014. Buku ajar keperawatan sistem perkemihan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sudoyo. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI.

5
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Tindakan Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai