Askep Kornelia Lea Minggu 2
Askep Kornelia Lea Minggu 2
DOSEN PENGAMPU
Ns.Hendra,M.kep
Disusun oleh :
KORNELIA LEA
NIM. 201133035
I. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : NY.P No. Reg :
Umur : 40 tahun Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa medis : DIARE
Suku/Bangsa : Melayu/indonesia
Agama : islam
Pekerjaan :-
Pendidikan :SMA
Alamat : Jln JALUR 2
Asuransi : (BPJS/UMUM)
II. GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki meninggal
= Perempuan
= Laki-laki
= Perempun
= Pasien
= Satu rumah
Lainnya (sebutkan) –
TB: ………156……. Cm. Sebelu masuk rumah sakit BB : ……62 kg.
Sesudah masuk rumah sakit BB: 60 kg
5555 5555
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )
3333 5555
SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
Benduk dada :
( ) simetris ( ) tidak simetris ( ) lainnya (sebutkan) ……………..
Suara jantung :
( ) normal ( S1/S2 tunggal )
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop ( ),
Edema :
( ) palpebra ( ) anasarka ( ) extremitas atas ( ) extremitas bawah ( ) ascites
( ) tda ada
( ) lainnya (sebutkan ) : normal
Persyrafan ( B3 : Brain )
( ) composmentis ( ) apatis ( ) somnolent ( ) sopor ( ) koma
( ) gelisah
Kepala wajah
( ) t.a.k ( ) t.a.k
( ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital
Mata :
Sklera : () putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda
Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis
Persepsi sensori :
Pendengaran :
- Kiri : ( ) baik, ( ) tidak baik
- Kanan : ( ) baik, ( ) tidak baik
Diet :
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi ( ) bebas ( ) terbatas
- Parese : ( ) ya ( ) tidak
- Paralise : ( ) ya ( ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( ) tidak
- Lainnya ( Sebutkan ) --
Extremitas :
- Atas : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
- Bawah : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya lutut sebelah kanan.
Kulit :
- Warna kulit : ( ) ikterik ( ) cyanotik ( ) pucat
( ) kemerahan ( ) pigmentasi
Sistem Endokrin
Terapi hormon : …
Karakteristik sex sekunder : ( ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas
( ) Tidak toleran terhadap dingin
( ) Polidipsi
( ) Poliphagi
( ) Poliuria
( ) Postural hipotensi
( ) Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :
System Reproduksi
Perempuan
- Kelamin : Bentuk ( ) normal
( ) tidak normal (jelaskan) ……………………………........
Kebersihan ( ) bersih
( ) kotor (jelaskan) ……………………………. ……
Makan :
Frekuensi : 1 Xhari, waktu makan ( ) tidak teratur ( ) teratur
Jenis menu : sayurn seperti bayam, kangkung
Yang disukai : ayam goreng
Yang tidak disukai : pare
Pantangan : tidak ada pantang
Alergi : tidak ada alergi
Minum :
Frekuensi : 1100cc/hari
Jenis menu : minum air putih, jus, teh,kopi
Yang disukai : kopi
Yang tidak disukai : tidak ada
Pantangan : tidak ada pantangan
Alergi : tidak ada alergi
Kebersihan diri :
Mandi : 2x/hari.
Keramas : 4x/minggu.
Sikat gigi : 2x/hari.
Memotong Kuku : 1x/minggu.
Ganti Pakaian : 2x/hari.
Masalah : ( ) ada, () tidak
V. PSIKOSOSIAL.
Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
( ) Tuhan ( ) Allah ( ) Dewa
( ) lainnya (sebutkan) ………………………….
Gejala/tanda kekambuhan :
( ) Ya ( ) sebagian ( ) Keliru lainnya(sebutkan)
……………….
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Jenis Hasil (satuan) Normal
pemeriksaan pemeriksaan
06 -10-2020 Hemoglobin 11 gr/ dl P= 12-14
Diare
Diare
Bab sering
Kehilangan cairan
berlebihan
Hipertermi
3 DS. - Pasien mengatakan malobsorsi Risiko
buang air besar lebih dari KH,lemak,protein ketidakseimbangan
5x/hari dengan konsistensi elektrolit
cair dan berwarna kuning. Defisiensi enzim laktase
- Pasien mengatakan lipase &diskaridase
kepalanya pusing
pemecahan laktosa menjadi
glukosa terganggu
Tekanan osmotic
meningkat
Diare
Bab sering
Kehilangan cairan
berlebihan
Risiko ketidakseimbangan
elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALAH PARAF
MUNCUL TERATASI
1 Diare b/d inflamasi gastrointertinal
2 Hipertermi b/d proses penyakit
3 Risiko ketidakseimbangan elektrolit b/d
diare
RENCANA KEPERAWATAN
N TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
o KEPERAW KRITERIA
ATAN HASIL
1 06-10-20 Diare b/ d Setelah Observasi Observasi
inflamasi dilakukan asuhan 1. observasi TTV 1. Mengetahui
gastrointerti keperawatan 2. monitor intake keadaan
nal selama 3x24jam dan output pasien
Buang air besar 3. Monitor dan tindakan
pasien membaik warna ,volume, selanjutnya
dengan kriteria frekuensi, 2. Melihat
hasil konsitensi tinja kebutuhan
1. TTV dalam Terapeutik cairan yang
batas normal 4. berikan terapi keluar masuk
2. Mukosa cairan 3. Feses warna
bibir lembab 5. berikan kuning, dan
3. wajah rileks kompres air cair
4. pasien tidak hangat di perut Terapeutik
pucat pasien 4. Pasien
5. konsistensi terpasang
padat Edukasi infus RL
6. perut tidak 6. Anjurkan pasien 5. Agar
kembung makanan porsi kembung
7. turgor kulit kecil dan sesering perut nya
membaik mungkin secara hilang.
bertahap Edukasi
kolaborasi 6. Agar pasien
7. kolaborasi tidak lemas
dengan dokter dan lemah
untuk pemberian 7. Mencegah
antidiare seperti kehilangan
obat oral zinc cairan tubuh
2 Hipertermi Setelah dilakukan Observasi 1. Observasi
b/d proses asuhan 1. Observasi ttv 1. mengetahui
penyakit keperawatan keadaan umum
selama 3x24 jam pasien dan
pasien sudah tindakan
tidak demam Terapeutik selanjutnya
Pasien 2. Berikan 2. agar panas
mengatakan kompres air pasien turun
demam sudah 2 hangat 3. mengoptimalka
hari 3. Sediakan n pasien untuk
lingkungan istirahat dan
1.TTV di batas yang dingin cepat
normal dan nyaman menurunkan
Pasien tidak Edukasi panas
lemah 4. Edukasi pasien
2.tampak mukosa dan keluarga 4. agar pasien
bibir pasien untuk enak
lembab membatasi beristirahat
Hemotokrit : di pengunjung 5. agar pasien
batas normal 5. Anjurkan cepat pulih
pasien pindah kolaborasi
berbaring 6. obat oral
ketempat lain paracetamol
untuk dapat
beristirahat menurunkan
dalam rangka panas
memulihkan
kesehatan
Kolaborasi
6. Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
obat penurun
panas
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 06-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 5x/hari dengan
selanjutnya konsistensi cair dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya pusing
R/ Melihat kebutuhan
cairan yang keluar
masuk
3. Berikan pasien air Objek:
oralit Pasien tampak lemah
R/ Dapat
menggantikan Analisa : masalah
elektrolit yang hilang belum teratasi
dari tubuh
Planning :
- Observasi ttv
4. Ajarkan pasien dan - Monitor intake
keluarga cara dan output
mencuci tangan yang - Ajarkan
baik dan benar keluarga
R/ keluarga pasien pasien untuk
mau mengikuti membuat
intruksi perawat dan cairan oralit
mencuci tangan - Kolaborasi
dengan baik dengan dokter
dalam
5.ajarkan keluarga pemberian
untuk membuat air terapi.
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.
6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 07-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 3x/hari dengan
selanjutnya konsistensi lembek dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya tidak pusing
R/ Melihat kebutuhan lagi
cairan yang keluar
masuk
3.berikan pasien air
oralit Objek:
R/ Dapat Pasien tampak rileks
menggantikan
elektrolit yang hilang Analisa : masalah
dari tubuh teratasi sebagian
Planning :
4. Ajarkan pasien dan - Observasi ttv
keluarga cara - Monitor intake
mencuci tangan yang dan output
baik dan benar - Kolaborasi
R/ keluarga pasien dengan dokter
mau mengikuti dalam
intruksi perawat dan pemberian
mencuci tangan terapi.
dengan baik
5.ajarkan keluarga
untuk membuat air
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.
6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 08-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 1x/hari dengan
selanjutnya konsistensi lembek dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya tidak pusing
R/ Melihat kebutuhan lagi
cairan yang keluar
masuk
3. .Berikan pasien air
oralit Objek:
R/ Dapat Pasien tampak rileks
menggantikan
elektrolit yang hilang Analisa : masalah
dari tubuh teratasi sebagian
Planning :
4. Ajarkan pasien dan - Observasi ttv
keluarga cara - Monitor intake
mencuci tangan yang dan output
baik dan benar - Kolaborasi
R/ keluarga pasien dengan dokter
mau mengikuti dalam
intruksi perawat dan pemberian
mencuci tangan terapi.
dengan baik
5.ajarkan keluarga
untuk membuat air
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.
6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISA KASUS
Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh seseorang menjadi
tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kondisi kadar elektrolit yang tidak
seimbang ini dapat menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan
pada kasus yang cukup berat, kondisi ini bisa menyebabkan kejang, koma, bahkan gagal jantung.
Kebutuhan cairan rumatan untuk mengganti kehilangan cairan sensible dan insensible
harus dihitung secara teliti dan tergantung pada pemakaian energi, meskipun jumlah itu bisa
dihitung berdasarkan berat badan. Kehilangan insensible melalui kulit dan saluran napas yang
biasanya bebas elektrolit lebih besar pada bayi baru lahir dari pada orang dewasa. Kehilangan
sensible terutama dari urin mengambil porsi 50% kebutuhan cairan. Jadi kehilangan cairan
melalui urin tidak perlu diganti sepanjang output urin tidak lebih dari 50-60% cairan rumatan.
Kebutuhan kalori untuk tumbuh bisa di perkirakan equivalent dengan kcal untuk setiap cc
kebutuhan air. Faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan air ialah panas (10% untuk
setiap 1 derajat C), aktifitas fisik, kehilangan gastrointestinal yang sedang berlangsung,
hiperventilasi, keadaan hipermetabolik. Kebalikan dari keadaan diatas seperti anuria, oligouria
atau gagal jantung kongestif, bisa mengurangi kebutuhan cairan.
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. Penyebab dehidrasi adalah kehilangan cairan
yang berlebihan atau kekurangan pemasukan cairan tubuh. Diare dan muntah adalah penyakit
yang sering menyebabkan dehidrasi pada bayi dan anak. Dehidrasi yang disebabkan oleh diare
merupakan dehidrasi yang terbanyak. Hal ini terjadi jika cairan yang disekresi lebih banyak dari
kapasitas absorpsi atau adanya kegagalan absorpsi. Cairan saluran cerna merupakan campuran
dari makanan dan sekresi cairan lambung, pankreas, empedu dan usus. Pada diare sekretori
terjadi kehilangan cairan, natrum dan klorida.
Pada diare karena rotavirus kehilangan HCO3 dan kalium di usus menyebabkan asidosis
metabolik dan penekanan kalium. Umumnya anak sakit dengan anoreksia dan kehilangan cairan
dan elektrolit menyebabkan dehidrasi isotonic. Dehidrasi berhubungan dengan fungsi berbagai
macam sistim organ jadi homeostasis cairan tubuh tak dapat dipertahankan. Pengobatan yang
effektif hanyalah pengembalikan fungsi ginjal sehingga ginjal dapat memandu memperbaiki
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Kehilangan volume cairan yang ringan bisa diganti
dengan cairan oral meskipun banyak senter melakukan penggantian secara parenteral.
1 asuhan keperawatan pada Rahayu Sari Utami, Tujuan penelitian ini untuk
Dewi Wulandari
anak dengan gastroenteritis mengetahui asuhan keperawatan
dehidrasi sedang (case pada anak dengan gastroenteritis
study: nursing care in dehidrasi sedang. Tujuan
children with keperawatan untuk masalah
gastroenteritis moderate hipertermi adalah setelah
a Observasi
-Monitor tanda-tanda vital
-Monitor mual muntah dan diare
-Memonitor kadar elektrolit
b.Teraupeutik
- Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam
- Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena
c.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian terapi oral seperti oralit
Dari pembahasan evidenced hasil riset untuk Cairan infus diare pada orang dewasa dibutuhkan
untuk mengatasi tubuh yang mengalami dehidrasi.
Diare merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang buang air besar dalam frekuensi yang
tidak normal akibat adanya infeksi pada organ pencernaan.Selain itu diare dapat menyebabkan
seseorang kehilangan cairan dalam jumlah besar dan menyebabkan dehidrasi.Oleh karena itu
diare dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar dan menyebabkan
dehidrasi.
Pasien Diaredengan kondisi diare berat, tubuh kehilangan cairan dengan sangat cepat.
Pemasangan dan terapi cairan yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan
elektrolit tubuh, serta menjaga jumlah cairan tubuh yang cukup agar tidak jatuh dalam kondisi
gawat. Pada anak dengan diare, biasanya dokter sedikit lebih berhati hati. Jika pada anak dengan
diare yang tidak berhenti dengan pemberian obat, apalagi ditambah dengan muntah, segera bawa
ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan terapi cairan dengan pemasangan infus.
Mual dan Muntah dapat Infus dipasang pada pasien dengan keluhan mual dan muntah sehingga
tidak dapat menelan obat. Selain tidak dapat menerima obat, pada pasien muntah biasanya akan
terjadi ketidak seimbangan elektrolit, ini bisa diatasi dengan pemberian infus yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Salah satu penyakit akibat gangguan sistem pencernaaan yang sering ditemukan pada anak
adalah Diare. Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan, penyerapan, dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang
abnormal dalam usus. (Wong, 2009).Menurut WHO, Diare merupakan buang air besar dalam
bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau
lebih. Menurut Sudoyo (2006), Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair (setengah padat), kandungan air lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram
atau 200 ml / 24 jam. Sedangkan menurut Hendarwanto (2002) dalam Sipahutar (2008) diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali
defekasi (Wijaya & Putri, 2013).
Salah satu prinsip pengobatan Diare adalah pasien dengan Diare membutuhkan penggantian
cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya (Sodikin, 2011). Memberi kompres hangat dapat
membuka pori-pori, sehingga panas pada tubuh keluar melalui pori-pori tersebut. Tindakan
keperawatan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi klien. Menganjurkan
menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa. Makanan yang pedas
atau terlalu asam,dapat menyebabkan hiperperistaltik usus (Sodikin, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Ed. 9.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Ronalyw. (2018). Pasien Diare Terbanyak di RSUD Daya. Berita Kota Makassar , 1. Rosdal, C.
B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. Sodikin. (2011).
Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta:
Salemba Medika.