Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT PADA NY.P DI RSUD X

DOSEN PENGAMPU
Ns.Hendra,M.kep

Disusun oleh :
KORNELIA LEA
NIM. 201133035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

Tanggal/Hari Pengkajian : 07-10-2020 Jam : 10.00

I. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : NY.P No. Reg :
Umur : 40 tahun Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa medis : DIARE
Suku/Bangsa : Melayu/indonesia
Agama : islam
Pekerjaan :-
Pendidikan :SMA
Alamat : Jln JALUR 2
Asuransi : (BPJS/UMUM)

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Riwayat Sebelum Sakit :
Penyakit berat yang pernah diderita : Hipertensi ( ), DM ( ), Lain-lain ……..
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : obat Tradisional seperti daun jambu biji,air
kunyit di rebus
Kebiasaan berobat : Tidak pernah kepuskesmas
Alergi :-
Kebiasaan merokok / alkohol :-

Riwayat Penyakit Sekarang :


Keluhan Utama : pasien mengatakan BAB lebih dari 5x sehari
Riwayat Keluhan Utama :pasien mengatakan BAB lebih dari 5x sehari
dengan konsisten cair dan berwarna kuning
dan demam sudah 2 hari, kemudian pada
tanggal 06 oktober 2020 klien di bawa
kerumah sakit.
Upaya yang telah dilakukan :pasien dibawa ke RSUD X
Riwayat Penyakit Dahulu:
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :- pasien tidak pernah operasi

Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram :

II. GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki meninggal

= Perempuan

= Laki-laki

= Perempun
= Pasien

= Satu rumah

Riwayat Kesehatan Lingkungan : -

Riwayat Kesehatan lainnya :-

Alat Bantu yang dipakai :


- Gigi palsu : (  ) ya ( ) tidak
- Kaca mata : ( ) ya (  ) tidak
- Pendengaran : ( ) ya (  ) tidak
- Lainnya (sebutkan) : ………………………………………………………

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Tingkat Ketergantungan : (  ) ringan ( ) sebagian ( ) total

Tanda-tanda vital, TB dan BB :

S : 38,0C. N :82 x/mnt. TD : 120/0 mmHg. RR :22 x/mnt.

( ) axial ( ) teratur ( ) lengan kiri (  ) normal ( )


Teratur
( ) rektal ( ) tidak teratur ( ) lengan kanan ( ) cyanosis ( ) tidak
Teratur
( ) oral ( ) kuat ( ) berbaring ( ) cheynestoke
(  ) lemah ( ) duduk ( ) kusmaul

Lainnya (sebutkan) –
TB: ………156……. Cm. Sebelu masuk rumah sakit BB : ……62 kg.
Sesudah masuk rumah sakit BB: 60 kg

5555 5555
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )
3333 5555

SISTEM TUBUH:

Pernapasan ( B1 : Breathing )

Hidung : Asimetris ( ), deviasi septum ( ), Epistaksis ( ), lain-lain simetris


Trakhea : Deviasi trachea ( ), disfagia ( )
( ) nyeri ( ) dyspnea ( ) orthopnea ( ) cyanosis ( ) batuk darah
( ) napas dangkal ( ) retraksi dada ( ) sputum ( ) tracheostomy ( )
respirator

Suara Tambah : TAK


( ) wheezing : lokasi ………………………
( ) ronchi : lokasi ………………………
( ) rales : lokasi ………………………
( ) crackles : lokasi ………………………
( ) stridor : lokasi ………………………

Benduk dada :
( ) simetris ( ) tidak simetris ( ) lainnya (sebutkan) ……………..

Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)


( ) nyeri dada () pusing ( ) sakit kepala ( ) palpitasi ( ) clubbing finger

Suara jantung :
( ) normal ( S1/S2 tunggal )
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop ( ),

Edema :
( ) palpebra ( ) anasarka ( ) extremitas atas ( ) extremitas bawah ( ) ascites
( ) tda ada
( ) lainnya (sebutkan ) : normal

Persyrafan ( B3 : Brain )
( ) composmentis ( ) apatis ( ) somnolent ( ) sopor ( ) koma
( ) gelisah

Glasgow Coma Scale ( GCS ) :


E :4 V :5 M:6 Nilai total : 15

Kepala wajah
(  ) t.a.k ( ) t.a.k
( ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital

Mata :
Sklera : () putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda
Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis

Leher ( sebutkan) : kesulitan menelan ( ), suara parau ( ), pembesaran tyroid ( ),


PVJ ( )

Refleks Tendon Normal:


Bisep ( +), Trisep ( + ), Brakhialis ( + ), Patella ( + ), Achiles ( + )

Refleks Tidak Normal:


Kaku kuduk ( ), Babinski’s ( ), Bruzinski’s I ( ), Bruzinski’s II ( ), Kernig Sign
( )

Persepsi sensori :
Pendengaran :
- Kiri : ( ) baik, ( ) tidak baik
- Kanan : (  ) baik, ( ) tidak baik

Penciuman : (  ) baik, ( ) tidak baik


Pengecapan : Manis : (  ) baik ( ) tidak,
Asin : (  ) baik ( ) tidak
Panit : (  ) baik ( ) tidak
Penglihatan : (  ) baik ( ) tidak
- Kiri : (  ) baik ( ) tidak
- kanan : (  ) baik ( ) tidak
Alat Bantu : ……………………………………………………………
Perabaan : Panas : ( ) baik ( ) tidak
Dingin : (  ) baik ( ) tidak
Tekan : (  ) baik ( ) tidak

Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )

Produksi urine : ± 1100ml. Frekuensi : 5 x/hari


Warna : kuning jernih Bau : khas

( ) oliguri ( ) poliuri ( ) dysuri ( ) hematuri ( ) nocturi ( ) nyeri ( )


dipasang kateter
( ) menetes ( ) panas ( ) sering ( ) inkotinen ( ) retensi ( ) cictotomi (  ) tidak
ada masalah
Lainnya ( sebutkan) --

Pencernaan- Eliminasi Alvi (B5 : Bowel )


Mulut dan tenggorok : mukosa kering () merah muda ( )kesulitan menelan ( )
)
Abdomen : distensi ( ), nyeri tekan ( ), H/L tidak teraba
Rectum :

BAB :6x/hari, konsistensi : cairan


(  ) diare ( ) konstipasi ( ) feses berdarah ( ) tidak terasa ( )
kesulitan
( ) melena ( ) colostomi ( ) wasir ( ) pencahar ( )
lavament
(  ) tidak ada masalah
Lainnya ( sebutkan ) …………………………………

Diet :
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi (  ) bebas ( ) terbatas
- Parese : ( ) ya (  ) tidak
- Paralise : ( ) ya (  ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( ) tidak
- Lainnya ( Sebutkan ) --
Extremitas :
- Atas : (  ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
- Bawah : ( ) tidak ada kelainan (  ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya lutut sebelah kanan.

Tulang belakang : kifosis ( ), lordosis ( ), skoliosis ( ), nyeri ( )

Kulit :
- Warna kulit : ( ) ikterik ( ) cyanotik ( ) pucat
( ) kemerahan ( ) pigmentasi

- Akral : (  ) hangat ( ) panas ( ) dingin kering ( ) dingin basah

- Turgor : kulit menurun >3 detik

Sistem Endokrin

Terapi hormon : …
Karakteristik sex sekunder : ( ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas
( ) Tidak toleran terhadap dingin
( ) Polidipsi
( ) Poliphagi
( ) Poliuria
( ) Postural hipotensi
(  ) Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :

System Reproduksi
Perempuan
- Kelamin : Bentuk (  ) normal
( ) tidak normal (jelaskan) ……………………………........
Kebersihan (  ) bersih
( ) kotor (jelaskan) ……………………………. ……

IV. POLA AKTIVITAS.

Makan :
Frekuensi : 1 Xhari, waktu makan ( ) tidak teratur ( ) teratur
Jenis menu : sayurn seperti bayam, kangkung
Yang disukai : ayam goreng
Yang tidak disukai : pare
Pantangan : tidak ada pantang
Alergi : tidak ada alergi

Minum :
Frekuensi : 1100cc/hari
Jenis menu : minum air putih, jus, teh,kopi
Yang disukai : kopi
Yang tidak disukai : tidak ada
Pantangan : tidak ada pantangan
Alergi : tidak ada alergi

Kebersihan diri :
Mandi : 2x/hari.
Keramas : 4x/minggu.
Sikat gigi : 2x/hari.
Memotong Kuku : 1x/minggu.
Ganti Pakaian : 2x/hari.
Masalah : ( ) ada, () tidak

Istirahat dan Aktivitas :


Tidur siang : lama 1 jam, jam 12 s/d jam 13
Tidur malam : lama 7 jam, jam 9 s/d jam 5
Aktivitas sehari-hari : IBU RUMAH TANGGA

V. PSIKOSOSIAL.
Sosial/Interaksi :

Dukungan keluarga :
(  ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
(  ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada

Reaksi saat interaksi :


( ) tidak kooperatif ( ) bermusuhan ( ) mudah tersinggung ( ) defensif
( ) curiga (  ) kontak mata ( ) lainnya (sebutkan)
……………………………….

Konflik yang terjadi terhadap :


( ) peran ( ) nilai ( ) lainnya (sebutkan)
………………………..

Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
( ) Tuhan (  ) Allah ( ) Dewa
( ) lainnya (sebutkan) ………………………….

Sumber kekuatan/harapan saat sakit :


( ) Tuhan (  ) Allah ( ) Dewa
( ) lainnya (sebutkan) ………………………….

Ritual Agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini


(  ) Sholat ( ) baca kita suci
( ) lainnya (sebutkan) …………………………………….

Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang


diharapkan saat ini :
(  ) lewat ibadah ( ) Rohaniawan
( ) Lainnya (sebutkan) ………………………………

Upaya Kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama :


( ) makanan ( ) Tindakan ( ) obat-obatan
( ) lainnya (sebutkan) ……………..

Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi


sakit saat ini :
(  ) Ya ( ) Tidak

Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan :


(  ) Ya ( ) Tidak

Persepsi terhadap penyebab penyakit :


( ) Hukuman (  ) Cobaan/peringatan
( ) lainnya (sebutkan) …………………
Kebutuhan Pembelajaran :

Pengetahuan tentang penyebab penyakit :


(  ) Ya ( ) Tidak ( ) keliru
Alasan :

Pengetahuan tentang proses perjalanan penyakit/proses penularan :


( ) Ya (  ) Tidak ( ) keliru
( ) lainnya (sebutkan)

Pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit :


(  ) pengobatan ( ) Pembedahan Perawatan ( ) nutrisi
( ) lainnya (sebutkan)

Pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik (jelaskan) :


Laboratorium :
Radiologi :
Lainnya :

Gejala/tanda kekambuhan :
( ) Ya (  ) sebagian ( ) Keliru lainnya(sebutkan)
……………….

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Jenis Hasil (satuan) Normal
pemeriksaan pemeriksaan
06 -10-2020 Hemoglobin 11 gr/ dl P= 12-14

Leukosit 9.000/ mm3 P= 4000-11000

Trombosit 250.000/ mm3 150.000-350.000

Hematokrit 30,5% P= 37-47%

VII. TERAPI MEDIS

Nama Obat Dosis Cara pemberian


Cefotaxim 3X 1 gr IV

L Bio 2x2 Oral

Infus RL 15tpm/ menit IV


Ranitidine 2x 1ampul IV

Paracetamol 3X1 500 mg Oral

zinc 2x1 20mg Oral


ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
. KEPERAWATAN
1 DS: malobsorsi Diare
Pasien menyatakan buang air KH,lemak,protein
besar lebih dari 5x/hari
dengan konsistensi cair dan Defisiensi enzim laktase
berwarna kuning lipase &diskaridase

DO: pemecahan laktosa menjadi


Pasien tampak pucat glukosa terganggu
Lemah,
Muskoa bibi kering gangguan penyerapan
Perut kembung makanan
Turgor kulit menurun > 3
detik Tekanan osmotic
TD : 120/90 mmHg meningkat
Nadi : 82x/menit
Suhu : 38,00 C pergeseran air & elektrolit di
RR: 22x/ menit ususmeningkat

Diare

2 DS: malobsorsi Hipertermi


Pasien mengatakan demam KH,lemak,protein
sudah 2 hari
Defisiensi enzim laktase
DO. lipase &diskaridase
Pasien tampak lemah
Pasien nampak mukosa bibir pemecahan laktosa menjadi
kering glukosa terganggu
Hemotokrit : 30,5%
TD : 120/90 mmHG gangguan penyerapan
Nadi:82 x/menit makanan
Suhu : 38,0 oc
Tekanan osmotic
meningkat

pergeseran air & elektrolit di


ususmeningkat

Diare
Bab sering

Kehilangan cairan
berlebihan

Hipertermi
3 DS. - Pasien mengatakan malobsorsi Risiko
buang air besar lebih dari KH,lemak,protein ketidakseimbangan
5x/hari dengan konsistensi elektrolit
cair dan berwarna kuning. Defisiensi enzim laktase
- Pasien mengatakan lipase &diskaridase
kepalanya pusing
pemecahan laktosa menjadi
glukosa terganggu

DO. Pasien tampak lemah gangguan penyerapan


makanan

Tekanan osmotic
meningkat

pergeseran air & elektrolit di


ususmeningkat

Diare

Bab sering

Kehilangan cairan
berlebihan

Risiko ketidakseimbangan
elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALAH PARAF
MUNCUL TERATASI
1 Diare b/d inflamasi gastrointertinal
2 Hipertermi b/d proses penyakit
3 Risiko ketidakseimbangan elektrolit b/d
diare

RENCANA KEPERAWATAN
N TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
o KEPERAW KRITERIA
ATAN HASIL
1 06-10-20 Diare b/ d Setelah Observasi Observasi
inflamasi dilakukan asuhan 1. observasi TTV 1. Mengetahui
gastrointerti keperawatan 2. monitor intake keadaan
nal selama 3x24jam dan output pasien
Buang air besar 3. Monitor dan tindakan
pasien membaik warna ,volume, selanjutnya
dengan kriteria frekuensi, 2. Melihat
hasil konsitensi tinja kebutuhan
1. TTV dalam Terapeutik cairan yang
batas normal 4. berikan terapi keluar masuk
2. Mukosa cairan 3. Feses warna
bibir lembab 5. berikan kuning, dan
3. wajah rileks kompres air cair
4. pasien tidak hangat di perut Terapeutik
pucat pasien 4. Pasien
5. konsistensi terpasang
padat Edukasi infus RL
6. perut tidak 6. Anjurkan pasien 5. Agar
kembung makanan porsi kembung
7. turgor kulit kecil dan sesering perut nya
membaik mungkin secara hilang.
bertahap Edukasi
kolaborasi 6. Agar pasien
7. kolaborasi tidak lemas
dengan dokter dan lemah
untuk pemberian 7. Mencegah
antidiare seperti kehilangan
obat oral zinc cairan tubuh
2 Hipertermi Setelah dilakukan Observasi 1. Observasi
b/d proses asuhan 1. Observasi ttv 1. mengetahui
penyakit keperawatan keadaan umum
selama 3x24 jam pasien dan
pasien sudah tindakan
tidak demam Terapeutik selanjutnya
Pasien 2. Berikan 2. agar panas
mengatakan kompres air pasien turun
demam sudah 2 hangat 3. mengoptimalka
hari 3. Sediakan n pasien untuk
lingkungan istirahat dan
1.TTV di batas yang dingin cepat
normal dan nyaman menurunkan
Pasien tidak Edukasi panas
lemah 4. Edukasi pasien
2.tampak mukosa dan keluarga 4. agar pasien
bibir pasien untuk enak
lembab membatasi beristirahat
Hemotokrit : di pengunjung 5. agar pasien
batas normal 5. Anjurkan cepat pulih
pasien pindah kolaborasi
berbaring 6. obat oral
ketempat lain paracetamol
untuk dapat
beristirahat menurunkan
dalam rangka panas
memulihkan
kesehatan

Kolaborasi
6. Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
obat penurun
panas

3 Risiko Setelah dilakukan Observasi Observasi


ketidakseimb asuhan 1. observasi TTV 1. Mengetahui
angan keperawatan 2. monitor intake keadaan pasien
elektrolit b/d selama 3x24 jam dan output dan tindakan
diare buang air besar selanjutnya
pasien menebaik 2.Melihat
normal 1X sehari kebutuhan cairan
dengan kriteria Terapeutik yang keluar
hasil: 3.Berikan pasien masuk
Pasien tidak air oralit Terapeutik
pusing lagi Edukasi 3. dapat
Pasien tidak lemah 4. Ajarkan pasien mengantikan
lagi dan keluarga cara elektrolit yang
mencuci tangan hilang dari tubuh
yang baik dan
benar Edukasi
5.ajarkan kelurga 4. keluarga pasien
untuk membuat air mau mengikuti
gula garam intruksi perawat
Kolaborasi dan mencuci
6.Kolaborasi tangan dengan
dalam pemberian baik
cairan infus 5. keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat
dan membuat air
gula garam /
Oralit.
Kolaborasi
6. pasien
terpasang infus
RL

CATATAN KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN


No. TANGGAL TINDAKAN DAN PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF
DAN JAM RESPON/ HASIL DAN JAM

1 06-10-20 1.observasi TTV Subjek:


R/ Mengetahui Pasien menyatakan
keadaan pasien dan buang air besar lebih
tindakan selanjutnya dari 5x/hari dengan
2.monitor intake dan konsistensi cair dan
output berwarna kuning
R/ Melihat kebutuhan
08.00 wib cairan yang keluar Objek:
masuk Pasien tampak pucat
Lemah,
3.Monitor warna Muskoa bibi kering
,volume, frekuensi, Perut kembung
konsitensi tinja Turgor kulit menurun > 3
R/ Feses warna detik
kuning, dan cair TD : 120/90 mmHg
08.15 4. berikan terapi Nadi : 82x/menit
cairan Suhu : 38,00 C
R/ Pasien terpasang RR: 22x/ menit
infus RL
08.20 Analisa:
5. berikan kompres Masalah belum teratasi
air hangat di perut Planning:
pasien - Observasi vital sign
R/ Agar kembung - monitor intake dan
perut nya hilang. output
6. Anjurkan pasien - Monitor
makanan porsi kecil warna,volume,
dan sesering mungkin frekuensi, konsitensi
secara bertahap tinja
08.35 R/Agar pasien tidak - Berikan cairan infus
lemas dan lemah - Berikan kompres air
7. kolaborasi dengan hangat di perut
dokter untuk pasien
pemberian antidiare - Kolaborasi
seperti obat oral zinc pemberian obat
R/ Mencegah antidiare
kehilangan cairan
tubuh

2 06-10-20 1. Observasi ttv Subjek :


R/ mengetahui Pasien mengatakan
keadaan umum pasien demam sudah 2 hari
dan tindakan
selanjutnya Objek:
Pasien tampak lemah
2. Berikan kompres Pasien nampak mukosa
air hangat bibir kering
R/ agar panas pasien Hemotokrit : 30,5%
turun TD : 120/90 mmHG
3. Sediakan Nadi:82 x/menit
lingkungan yang Suhu : 38,0 oc
dingin dan Analisa :
nyaman Masalah belum teratasi
R/ mengoptimalkan
pasien untuk istirahat
dan cepat menurunkan Planning :
4. Edukasi pasien - Observasi ttv
dan keluarga - Berikan
untuk membatasi kompres air
pengunjung hangat
R/ agar pasien enak - Sediakan
beristirahat lingkungan
5. Anjurkan pasien yang dingin
pindah berbaring - Kolaborasi
ketempat lain dengan dokter
untuk beristirahat dalam
dalam rangka pemberian obat
memulihkan
kesehatan
R/ agar pasien cepat
pulih

6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 06-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 5x/hari dengan
selanjutnya konsistensi cair dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya pusing
R/ Melihat kebutuhan
cairan yang keluar
masuk
3. Berikan pasien air Objek:
oralit Pasien tampak lemah
R/ Dapat
menggantikan Analisa : masalah
elektrolit yang hilang belum teratasi
dari tubuh
Planning :
- Observasi ttv
4. Ajarkan pasien dan - Monitor intake
keluarga cara dan output
mencuci tangan yang - Ajarkan
baik dan benar keluarga
R/ keluarga pasien pasien untuk
mau mengikuti membuat
intruksi perawat dan cairan oralit
mencuci tangan - Kolaborasi
dengan baik dengan dokter
dalam
5.ajarkan keluarga pemberian
untuk membuat air terapi.
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.

6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL

No. TANGGAL TINDAKAN DAN PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF


DAN JAM RESPON/ HASIL DAN JAM

1 07-10-20 1.observasi TTV Subjek:


R/ Mengetahui Pasien menyatakan
keadaan pasien dan buang air besar lebih
tindakan selanjutnya dari 3x/hari dengan
2.monitor intake dan konsistensi lembek dan
output berwarna kuning
R/ Melihat kebutuhan
08.00 wib cairan yang keluar Objek:
masuk Pasien tampak rileks
Muskoa bibi lembab
3.Monitor warna Perut tidak kembung lagi
,volume, frekuensi, Turgor kulit menigkat
konsitensi tinja TD : 120/80 mmHg
R/ Feses warna Nadi : 83x/menit
kuning, dan cair Suhu : 37,00 C
08.15 4. berikan terapi RR: 22x/ menit
cairan
R/ Pasien terpasang Analisa:
infus RL Masalah belum teratasi
08.20 Planning:
5. berikan kompres - Observasi vital sign
air hangat di perut - monitor intake dan
pasien output
R/ Agar kembung - Monitor
perut nya hilang. warna,volume,
6. Anjurkan pasien frekuensi, konsitensi
makanan porsi kecil tinja
dan sesering mungkin - Berikan cairan infus
secara bertahap - Kolaborasi
08.35 R/Agar pasien tidak pemberian obat
lemas dan lemah antidiare
7. kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antidiare
seperti obat oral zinc
R/ Mencegah
kehilangan cairan
tubuh

2 07-10-20 6. Observasi ttv Subjek :


R/ mengetahui Pasien mengatakan
keadaan umum pasien sudah tidak demam
dan tindakan
selanjutnya Objek:
Pasien tampak rileks
7. Berikan kompres mukosa bibir lembab
air hangat Hemotokrit : 32,5%
R/ agar panas pasien TD : 120/80 mmHG
turun Nadi:83 x/menit
8. Sediakan Suhu : 37,0 oc
lingkungan yang Analisa :
dingin dan Masalah teratasi
nyaman sebagian
R/ mengoptimalkan
pasien untuk istirahat
dan cepat menurunkan Planning :
9. Edukasi pasien - Observasi ttv
dan keluarga - Sediakan
untuk membatasi lingkungan
pengunjung yang dingin
R/ agar pasien enak - Kolaborasi
beristirahat dengan dokter
10. Anjurkan pasien dalam
pindah berbaring pemberian obat
ketempat lain
untuk beristirahat
dalam rangka
memulihkan
kesehatan
R/ agar pasien cepat
pulih

6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 07-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 3x/hari dengan
selanjutnya konsistensi lembek dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya tidak pusing
R/ Melihat kebutuhan lagi
cairan yang keluar
masuk
3.berikan pasien air
oralit Objek:
R/ Dapat Pasien tampak rileks
menggantikan
elektrolit yang hilang Analisa : masalah
dari tubuh teratasi sebagian

Planning :
4. Ajarkan pasien dan - Observasi ttv
keluarga cara - Monitor intake
mencuci tangan yang dan output
baik dan benar - Kolaborasi
R/ keluarga pasien dengan dokter
mau mengikuti dalam
intruksi perawat dan pemberian
mencuci tangan terapi.
dengan baik
5.ajarkan keluarga
untuk membuat air
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.

6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL

No. TANGGAL TINDAKAN DAN PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF


DAN JAM RESPON/ HASIL DAN JAM

1 08-10-20 1.observasi TTV Subjek:


R/ Mengetahui Pasien menyatakan
keadaan pasien dan buang air besar lebih
tindakan selanjutnya dari 1x/hari dengan
2.monitor intake dan konsistensi lembek dan
output berwarna kuning
R/ Melihat kebutuhan
08.00 wib cairan yang keluar Objek:
masuk Pasien tampak rileks
Muskoa bibi lembab
3.Monitor warna Perut tidak kembung lagi
,volume, frekuensi, Turgor kulit menigkat
konsitensi tinja TD : 120/90 mmHg
R/ Feses warna Nadi : 84x/menit
kuning, dan cair Suhu : 36,80 C
08.15 4. berikan terapi RR: 23x/ menit
cairan
R/ Pasien terpasang Analisa:
infus RL Masalah teratasi
08.20 sebagian
5. berikan kompres Planning:
air hangat di perut - Observasi vital sign
pasien - monitor intake dan
R/ Agar kembung output
perut nya hilang. - Berikan cairan infus
6. Anjurkan pasien
makanan porsi kecil
dan sesering mungkin
secara bertahap
08.35 R/Agar pasien tidak
lemas dan lemah
7. kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antidiare
seperti obat oral zinc
R/ Mencegah
kehilangan cairan
tubuh

2 08-10-20 11. Observasi ttv Subjek :


R/ mengetahui Pasien mengatakan
keadaan umum pasien sudah tidak demam
dan tindakan
selanjutnya Objek:
Pasien tampak rileks
12. Berikan kompres mukosa bibir lembab
air hangat Hemotokrit : 34,5%
R/ agar panas pasien TD : 120/90 mmHG
turun Nadi:83 x/menit
13. Sediakan Suhu : 36,8 oc
lingkungan yang Analisa :
dingin dan Masalah teratasi
nyaman
R/ mengoptimalkan
pasien untuk istirahat Planning :
dan cepat menurunkan - Observasi ttv
14. Edukasi pasien - Sediakan
dan keluarga lingkungan
untuk membatasi yang dingin
pengunjung - Kolaborasi
R/ agar pasien enak dengan dokter
beristirahat dalam
15. Anjurkan pasien pemberian obat
pindah berbaring
ketempat lain
untuk beristirahat
dalam rangka
memulihkan
kesehatan
R/ agar pasien cepat
pulih

6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
penurun panas
R/ obat oral
paracetamol
dapat menurunkan
panas
3 08-10-20 Subjek:
1. observasi TTV . - Pasien mengatakan
R/Mengetahui keadaan buang air besar lebih
pasien dan tindakan dari 1x/hari dengan
selanjutnya konsistensi lembek dan
berwarna kuning.
2. monitor intake dan - Pasien mengatakan
output kepalanya tidak pusing
R/ Melihat kebutuhan lagi
cairan yang keluar
masuk
3. .Berikan pasien air
oralit Objek:
R/ Dapat Pasien tampak rileks
menggantikan
elektrolit yang hilang Analisa : masalah
dari tubuh teratasi sebagian

Planning :
4. Ajarkan pasien dan - Observasi ttv
keluarga cara - Monitor intake
mencuci tangan yang dan output
baik dan benar - Kolaborasi
R/ keluarga pasien dengan dokter
mau mengikuti dalam
intruksi perawat dan pemberian
mencuci tangan terapi.
dengan baik

5.ajarkan keluarga
untuk membuat air
gula garam
R/ keluarga pasien
mau mengikuti
intruksi perawat dan
membuat air gula
garam / Oralit.

6.Kolaborasi dalam
pemberian cairan infus
R/ pasien terpasang
infus RL
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS

Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh seseorang menjadi
tidak seimbang, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kondisi kadar elektrolit yang tidak
seimbang ini dapat menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan
pada kasus yang cukup berat, kondisi ini bisa menyebabkan kejang, koma, bahkan gagal jantung.
Kebutuhan cairan rumatan untuk mengganti kehilangan cairan sensible dan insensible
harus dihitung secara teliti dan tergantung pada pemakaian energi, meskipun jumlah itu bisa
dihitung berdasarkan berat badan. Kehilangan insensible melalui kulit dan saluran napas yang
biasanya bebas elektrolit lebih besar pada bayi baru lahir dari pada orang dewasa. Kehilangan
sensible terutama dari urin mengambil porsi 50% kebutuhan cairan. Jadi kehilangan cairan
melalui urin tidak perlu diganti sepanjang output urin tidak lebih dari 50-60% cairan rumatan.
Kebutuhan kalori untuk tumbuh bisa di perkirakan equivalent dengan kcal untuk setiap cc
kebutuhan air. Faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan kalori dan air ialah panas (10% untuk
setiap 1 derajat C), aktifitas fisik, kehilangan gastrointestinal yang sedang berlangsung,
hiperventilasi, keadaan hipermetabolik. Kebalikan dari keadaan diatas seperti anuria, oligouria
atau gagal jantung kongestif, bisa mengurangi kebutuhan cairan.
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. Penyebab dehidrasi adalah kehilangan cairan
yang berlebihan atau kekurangan pemasukan cairan tubuh. Diare dan muntah adalah penyakit
yang sering menyebabkan dehidrasi pada bayi dan anak. Dehidrasi yang disebabkan oleh diare
merupakan dehidrasi yang terbanyak. Hal ini terjadi jika cairan yang disekresi lebih banyak dari
kapasitas absorpsi atau adanya kegagalan absorpsi. Cairan saluran cerna merupakan campuran
dari makanan dan sekresi cairan lambung, pankreas, empedu dan usus. Pada diare sekretori
terjadi kehilangan cairan, natrum dan klorida.
Pada diare karena rotavirus kehilangan HCO3 dan kalium di usus menyebabkan asidosis
metabolik dan penekanan kalium. Umumnya anak sakit dengan anoreksia dan kehilangan cairan
dan elektrolit menyebabkan dehidrasi isotonic. Dehidrasi berhubungan dengan fungsi berbagai
macam sistim organ jadi homeostasis cairan tubuh tak dapat dipertahankan. Pengobatan yang
effektif hanyalah pengembalikan fungsi ginjal sehingga ginjal dapat memandu memperbaiki
keseimbangan asam basa dan elektrolit. Kehilangan volume cairan yang ringan bisa diganti
dengan cairan oral meskipun banyak senter melakukan penggantian secara parenteral.

No Judul Peneliti Hasil

1 asuhan keperawatan pada Rahayu Sari Utami, Tujuan penelitian ini untuk
Dewi Wulandari
anak dengan gastroenteritis mengetahui asuhan keperawatan
dehidrasi sedang (case pada anak dengan gastroenteritis
study: nursing care in dehidrasi sedang. Tujuan
children with keperawatan untuk masalah
gastroenteritis moderate hipertermi adalah setelah

dehydration dilakukan tindakan keperawatan


selama 3x24 jam, masalah
teratasi dengan kriteria hasil:
keluarga mengatakan panas An.
A turun; S= 36-37,5oC; kulit
teraba hangat; kulit teraba
lembab. Rencana tindakan
keperawatannya adalah kaji
peningkatan.
suhu, beri kompres hangat,
lakukan water tepid sponge,
berikan pakaian tipis, berikan
minum 1000-2000cc/hari, beri
penjelasan keluarga tentang
fungsi banyak minum, kolaborasi
pemberian paracetamol.
2 Gambaran Asuhan Ni Luh Putu Sariani Penelitian ini bertujuan untuk
Keperawatan Pada Anak
mengetahui gambaran asuhan
Diare Dengan Risiko
Ketidakseimbangan keperawatan pada anak diare
Elektrolit Di Ruang
dengan risiko ketidakseimbangan
Kaswari RSUD Wangaya
Tahun 2019 elektrolit di Ruang Kaswari
RSUD Wangaya. Implementasi
yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah direncanakan.
Hasil evaluasi mengacu dengan
kriteria hasil yang ditetapkan
dengan menggunakan format
SOAP. Hasil penelitian ini
diharapkan agar dapat
meningkatkan asuhan
keperawatan dan dokumentasi
keperawatan secara
komprehensif.

B. ANALISA INTERVENSI KEPERAWATAN

SDKI Dignosa Keperawatan : hipertermi


SLKI Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam di harapkan masalah teratasi : peningkatan
suhu tubuhdiatas kisaran normal keperawatan kriteria hasil :
1. Manajemen hipertermi SIKI :
1. Dukungan program pengobatan dari perawat dan dokter
2. Dukungan keluarga
3. Edukasi dehidrasi
4. Edukasi terapi cairan
5. Teraupeutik : sediakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
6. Anjurkan pasien banyak minum air putih
a. Observasi
-Monitor tanda-tanda vital
-Monitor suhu tubuh
b. Teraupeutik
- Sediakan linkungan yang dingin
- Berikan  asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena
c. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat penurun demam

2. SDKI Dignosa Keperawatan : resiko ketidakseimbangan elektrolit


SLKI Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam di harapkan masalah teratasi : pasein tidak
dehirasi keperawatan kriteria hasil :
Manajemen resiko ketidakseimbangan elektrolit SIKI :
1 Dukungan program pengobatan dari perawat dan dokter
2 Dokumentasi hasil pemantuan
3 Edukasi untuk tujuan prosedur
4 Teraupeutik : sediakan lingkungan yang nyaman bagi pasien

a Observasi
-Monitor tanda-tanda vital
-Monitor mual muntah dan diare
-Memonitor kadar elektrolit
b.Teraupeutik
- Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam
- Berikan  asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena
c.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian terapi oral seperti oralit

C. RANCANGAN IDE-IDE BARU

Dari pembahasan evidenced hasil riset untuk Cairan infus diare pada orang dewasa dibutuhkan
untuk mengatasi  tubuh yang mengalami dehidrasi.
Diare merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang buang air besar dalam frekuensi yang
tidak normal akibat adanya infeksi pada organ pencernaan.Selain itu diare dapat menyebabkan
seseorang kehilangan cairan dalam jumlah besar dan menyebabkan dehidrasi.Oleh karena itu
diare dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar dan menyebabkan
dehidrasi.
Pasien Diaredengan kondisi diare berat, tubuh kehilangan cairan dengan sangat cepat.
Pemasangan dan terapi cairan yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan
elektrolit tubuh, serta menjaga jumlah cairan tubuh yang cukup agar tidak jatuh dalam kondisi
gawat. Pada anak dengan diare, biasanya dokter sedikit lebih berhati hati. Jika pada anak dengan
diare yang tidak berhenti dengan pemberian obat, apalagi ditambah dengan muntah, segera bawa
ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan terapi cairan dengan pemasangan infus.
Mual dan Muntah dapat Infus dipasang pada pasien dengan keluhan mual dan muntah sehingga
tidak dapat menelan obat. Selain tidak dapat menerima obat, pada pasien muntah biasanya akan
terjadi ketidak seimbangan elektrolit, ini bisa diatasi dengan pemberian infus yang sesuai.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Salah satu penyakit akibat gangguan sistem pencernaaan yang sering ditemukan pada anak
adalah Diare. Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan, penyerapan, dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang
abnormal dalam usus. (Wong, 2009).Menurut WHO, Diare merupakan buang air besar dalam
bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau
lebih. Menurut Sudoyo (2006), Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair (setengah padat), kandungan air lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram
atau 200 ml / 24 jam. Sedangkan menurut Hendarwanto (2002) dalam Sipahutar (2008) diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali
defekasi (Wijaya & Putri, 2013).
Salah satu prinsip pengobatan Diare adalah pasien dengan Diare membutuhkan penggantian
cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya (Sodikin, 2011). Memberi kompres hangat dapat
membuka pori-pori, sehingga panas pada tubuh keluar melalui pori-pori tersebut. Tindakan
keperawatan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi klien. Menganjurkan
menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa. Makanan yang pedas
atau terlalu asam,dapat menyebabkan hiperperistaltik usus (Sodikin, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Ed. 9.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Ronalyw. (2018). Pasien Diare Terbanyak di RSUD Daya. Berita Kota Makassar , 1. Rosdal, C.
B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. Sodikin. (2011).
Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai