Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan : Selasa 28 Agustus 2018

1. terkait kasus Tn. EP yg kita otopsi kmrn, fraktur kemarin itu di sebelah kepala kanan nggih
dok. Nah bagian yg fraktur tersebut merupakan bagian yg menempel pada aspal atau bagian
yg kemungkinan kena lindasan kendaraan nggih dok?
2. Seorang pasien hamil dtang ke RS pembukaan 3 cm membawa hasil USG dengan keterangan
bayi menderita kelainan jantung bawaan dan memerlukan ventilator jika sudah lahir.
Namun ventilator di RS tersebut habis. Dokter anak menyarankan dirujuk saja bersama
dengan ibunya untuk dilakukan SC di RS lain yang tersedia venti. Namun dr obsyn menolak
dengan mengatakan bahwa kelainan jantung pada bayinya hanya dari USG. belum bisa
dibuktikan secara langsung karena bayi belum lahir. Akhirnya dokter obsgyn melakukan SC.
Dan bayinya hanya dirawat di RS tanpa ventilator. Pada akhirnya bayinya meninggal setelah
12 jam. Pada kasus ini, apakah dokter obsgyn bisa dituntut secara hukum? Atau hanya etika
saja?
3. Untuk kasus persetubuhan. Dilihat dari robekan himen. Apabila bekas robekan tsb ada di
bbrp arah tertentu, bagaimana membedakannya luka tsb merupakan paksaan atau tidak
paksaan apabila sudah terjadi penyembuhan atau kasus sudah lama? Terimakasih dokter..
4. Apakah anak dibawah umur dapat menolak sebuah tindakan medis? Karena ada sebuah
kasus dimana seorang anak dipaksa untuk berbohong mengenai penyakitnya supaya orang
tua menerima uang asuransi kesehatan.
5. Jika dari kepolisian mengajukan visum untuk jenazah, tetapi keluarga jenazah tersebut tidak
berkenan jenazah tersebut di visum bagaimana nggih dokter? Terimakasih
6. Ditemukan mayat dengan luka bakar 90%. Bagaimanakah cara membedakan korban
tersebut terbakar setelah meninggal atau sesudah meninggal? Terima kasih sebelumnya

Pertanyaan : Rabu 29 Agustus 2018

1. Perbedaan livor mortis yg telah menetap dgn hematoma?


2. Untuk identifikasi forensik ada primer dan sekunder, kalau dari identifikasi sekunder tidak
didapatkan hasil. Apakah kita harus mengidentifikasi primer seluruhnya meliputi sidik jari,
gigi, rambut dll. Pdhl notabene sidik jari itu lbh tinggi keakuratannya.
3. Jika pasien sudah meninggal & pasien masih memaksa agar respirator tdk dihentikan dgn
alasan menunggu mukjizat. Apa yg dilakukan sbg dokter?
4. Perbedaan keadaan jenazah pada tenggelam air tawar dan air asin
5. Bagaimana cara menentukan waktu kematian jika ditemukan mayat tanpa identitas dalam
cuaca sangat dingin yg dapat memengaruhi keadaan dari mayat tersebut?
6. Jika pada kasus visum sementara, bagaimanakah cara menuliskan kesimpulannya? Apakah
dokter bisa menuliskan derajat luka?

Pertanyaan : Kamis 30 Agustus 2018

1. Ada seorang pasien yg tidak kompeten (misal:gila) diantarkan temannya ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan. Jika pasien tidak memiliki keluarga. Siapa yang
bertanggungjawab atas pasien?
2. Kalau dari definisi filsafat yg tdk hanya melihat apa yg ada tapi harus mendalam, berarti
sebagai dokter juga harus memeriksa pasien secara holistik tdk hanya dr pmx fisik saja
namun anamnesis yg sampai kebiasaan, RPD dsb. Namun kalau tdk salah dengar skg bpjs
membatasi waktu pertemuan antara dr dan pasien seperti interna selama 5 menit, bedah 10
menit dll. Sbg dokter apa yg harus kita lakukan? Kalau mengikuti bpjs tdk akan mendapat
solusi akuntabel bagi pasien..
3. Jika dokter memberi tahu obat A yg efektif tp pasien tetap milih obat B karena perbedaan
ras. Selanjutnya dokter tetap memberi obat A namun bilang ke pasien bahwa ini obat B
untuk menghentikan perdebatan. Bgmn pendapat dr. Hari mengenai hal tsb?
4. Apakah seorang dokter boleh memberikan resep rumah sakit untuk ditebus di apotek luar
rumah sakit atas permintaan pasien?
5. Seorang pasien datang dengan HIV +, tetapi keluarga korban blm tahu. Pasien menderita
luka terbuka yang berpotensi menularkan ke keluarga. Pasien menolak untuk memberitahu
pada keluarga. Apakah yang dilakukan oleh dokter pada kasus ini?
6. Jika ada pasien dibawah umur dengan kondisi x dan membutuhkan tindakan x yg bila tdk
dilakukan akan menyebabkan kecacatan atau kematian, namun keluarga pasien menolak
dengan alasan tdk percaya pada dokter. Kemudian pasien meninggal, bagaimana tindakan
keluarga pasien tsb dilihat dr segi etika dan hukum?

Anda mungkin juga menyukai